Contoh Dr Syamsu

4
RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATA LAKSANA KASUS SMF BEDAH RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA HERNIA INGUINALIS 1. Pengertian (Definisi) Penonjolan dari suatu struktur / bentuk, viscus atau organ dari tempat yang seharusnya ; protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan. 2. Anamnesis 1. Adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring. 2. Adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin, atau mengedan, yang tidak menghilang setelah berbaring. 3. Nyeri tumpul lokal namun terkadang tajam, rasa tidak enak yang selalu memburuk di senja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang 5 . 4. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren. 3. Pemeriksaan Fisik 1 Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Pada hernia yang telah terjadi incarserata atau strangulasi maka disekitar hernia akan terlihat eritema dan udema. 2 Palpasi : menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum (seperti karet). Dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus 1

description

hernia

Transcript of Contoh Dr Syamsu

Page 1: Contoh Dr Syamsu

RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)TATA LAKSANA KASUS

SMF BEDAHRUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA

HERNIA INGUINALIS1. Pengertian (Definisi) Penonjolan dari suatu struktur / bentuk, viscus atau organ dari

tempat yang seharusnya ; protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

2. Anamnesis 1. Adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang setelah berbaring.

2. Adanya benjolan di lipat paha yang muncul pada waktu bediri, batuk, bersin, atau mengedan, yang tidak menghilang setelah berbaring.

3. Nyeri tumpul lokal namun terkadang tajam,  rasa tidak enak yang selalu memburuk di senja hari dan membaik pada malam hari, saat pasien berbaring bersandar dan hernia berkurang5.

4. Nyeri yang disertai mual atau muntah baru timbul kalau terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

3. Pemeriksaan Fisik 1 Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Pada hernia yang telah terjadi incarserata atau strangulasi maka disekitar hernia akan terlihat eritema dan udema.

2 Palpasi : menggunakan jari telunjuk atau jari kelingking pada anak dapat teraba isi dari kantong hernia, misalnya usus atau omentum (seperti karet). Dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan kulit skrotum melalui anulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat direposisi atau tidak. Dalam hal hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam anulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia inguinalis lateralis, dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.

3 Auskultasi pada hernia ditentukan oleh isi dari hernia, jika isi dari hernia adalah usus maka akan terdengar peristaltik usus. Sedangkan jika isi hernia omentum tidak akan terdengar apa-apa. Pada pemeriksaan transluminasi didapatkan hasil negatif karena hernia berisi usus, omentum atau organ lainnya, bukan cairan.

Gejala dari adanya komplikasi adalah :– Obstruksi usus : colic, muntah, distensi, konstipasi– Strangulasi : tambahan dari gejala obstruksi, rasa nyeri yang

1

Page 2: Contoh Dr Syamsu

menetap pada hernia, demam, takikardi.4. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan atas dasar benjolan yang dapat

direposisi, atas dasar tidak adanya pembatasan jelas di sebelah kranial dan adanya hubungan ke kranial melalui anulus eksternus.

Bila benjolan tidak tampak, pasien dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila hernia maka akan tampak benjolan, atau pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk mengurangi tekanan abdominal.

5. Diagnosis Banding Hidrokel Limpadenopali anguinal Testis ektopik Lipoma/herniasi Orkitis

6. Pemeriksaan Penunjang USG7. Terapi 1. Konservatif

Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata kecuali pada anak-anak. Reposisi dilakukan secara bimanual.

2. Operatif– Herniotomi– Hernioplasti dengan metode Bassisni atau dengan Mesh

8. Edukasi(Hospital Health Promotion)

– Penyembuhan dipercepat kalau pasien menghindari gerakan mengangkat barang-barang berat ataupun ketegangan otot lainnya.

– Pos operasi penderita istirahat selama 1 minggu kemudian dapat melakukan aktivitas secara bertahap.

9. Lama rawat 2 hari10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam/ malam

Ad sanationam : dubia ad bonam / malam Ad fungsionam : dubia ad bonam/ malam

11. Tingkat Evidens I / II / III / IV12. Tingkat rekomendasi A / B / C13. Kepustakaan 1. Dudley, Hugh AF; Hamilton Bailey, Ilmu Bedah Gawat

Darurat, Penerjemah Prof. Dr. A. Samik Wahab, dr. Soedjono Aswin, Ph. D, edisi ke XI, FK. UGM, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal 493 - 495.

2. Henry MM, Thompson JN , 2005, Principles of Surgery, 2nd edition, Elsevier Saunders, page 431-445.

3. R, Syamsuhidajat, Wim de Jong; Buku Ajar Ilmu Bedah : Jakarta EGC, 1997 hal 700 - 711.

4. She Warts, Seymour I, Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah, Alih Bahasa Laniyati Celal, editor Linda Chandranata - Jakarta, EGC, 2000, hal 509 - 515.

5. Sabiston, Devid C; Buku Ajar Bedah : Sabiston’s Essential Surgey, Alih Bahasa Petrus Andrianto, Timah I. S; editor, Jonatan Oswan - Jakarta : EGC, 1995, hal 228 - 231.

2

Page 3: Contoh Dr Syamsu

6. Schrock, Theodore R, Ilmu Bedah; Handbook of Surgey, Penerjemah Med. Ajidharma dkk, Ed. 7 Jakarta, EGC, 1991, hal 300 - 302.

3