Contoh Cara Membuat Resume Dan Kritisi Jurnal

download Contoh Cara Membuat Resume Dan Kritisi Jurnal

of 13

description

Contoh cara membuat resume dan kritisi jurnal.docx

Transcript of Contoh Cara Membuat Resume Dan Kritisi Jurnal

Contoh cara membuat resume dan kritisi jurnal

Alamat Jurnal ;http://www.ichn.ie/uploads/The%20Role%20of%20PHN%20in%20a%20changing%20society.pdf(Buka Jurnal Resume di situs ini)RESUME JURNALJudul Penelitian:The Role of Public Health Nurse in Changing SocietyPeneliti:Caitriona Aine Nic Philibin, Colin Grifths, Gobnait Byrne, PaulHoran, AnneMarie Brady& Cecily BegleySumber:Journal of Advanced Nursing, volume 66, halaman 743-752Tujuan Penelitian :Penelitian ini bertujuanuntuk menjelaskan perawat kesehatan masyarakat (Perkesmas) di sebuah wilayah di Irlandia yang menemui kesulitan dalam mendefinisikan/menentukan batas-batas peran mereka (This study is a report of a study to clarify the role of the public health nurse inone Irish community care area in the light of acknowledged problems in deningboundaries of the role).Latar Belakang :Perkembangan demografi dan perencanaan reorientasi terhadap pelayanan kesehatan primer di Irlandia telah mengubah beban kerjaperawat kesehatan masyarakat yang lebih unik dibanding negara lain. Namun, kurangnya kejelasan menyebabkan timbulnya masalah dalam menempatkan peran perawat kesehatan masyarakat di Irlandia(Demographic developments and planned reorientation towards primary care of the health service in Ireland have changed the workload of public health nurses, which is unique compared with other countries. However, there is a lack of clarity and consequent problems in dening the role of the Irish public health nurse

Metodologi :Dilakukan melalui studi deskriptif kualitatif terhadap 25 perawat kesehatan masyarakat.21 diantaranya merupakan perawat kesehatan masyarakat, satu asisten direktur dan satu mahasiswa keperawatan. Penelitian dilakukan melalui tape recorder, wawancara semi terstruktur selama 15 bulan dari tahun 2002-2004.(A descriptive qualitative study was conducted with 25 representatives of community nursing from one county in Ireland with a population of 209,077 and a complement of 65 full-time equivalent public health nurses. Purposive sampling was used and 21 public health nurses, two registered general nurses, one assistant director and one school nurse participated. Tape-recorded, individual semi-structured interviews were conducted over a 15-month period from 2002 to 2004)Hasil :Didapatkan empat tema : peran perawat didefinisikan digambarkan sebagai jack of all trades(orang yang melakukan pekerjaan yang bermacam-macam),the essence of the role( pokok/inti dari peran) ,challenges to the role of PHN(merupakan tantangan terhadap perkesmas) , dancommunication(komunikasi)Kesimpulan ;Perawat kesehatan masyarakat perlu mendefenisikan dengan jelas dan menyusun kembali peran mereka sehingga mereka tidak berfikir untuk melaksanakan semuapelayanan di masyarakat. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyelesaikan perubahan demografi, sosial dan kultural yang cepat dalam sebuah populasi.Kata Kunci; Perawat komunitas, perawat umum/generalis, perawat kesehatan masyarakat, penelitian kualitatif

KRITISI JURNALLatar Belakang ;-Walaupun dijelaskan pada bagian pembahasan, tetapi pada bagian abstrak, peneliti tidak memberikan gambaran secara ringkas tentang konflik peran yang dialami perawat pada masyarakat yang mengalami perubahan, penulis hanya mengatakan Demographic developments and planned reorientation towards primary care of the health service in Ireland have changed the workload of public health nurses,which is unique compared with other countries, harusnya peneliti memberikan gambaran ringkas tentang keunikan yang dimaksud, sehingga pembaca jauhlebih tertarik.-Terlepas dari abstrak, penjelasan ringkas dari latar belakang penelitian telah digambarkan secara jelas dan terstruktur, mulai dari fenomena masyarakat dan perawat di Irlandia, , hal ini tertuang dalam statement berikut ;First, the socio-demographical prole of the Irish population is changing, manifested mostly in an unprecedented increase in asylum seekers coming to Ireland. This number has increased from 39 in 1992 to 4766 in 2004 (Migration Policy Institute 2009). There has also been an the increase in the age prole of the population, those over 45 having increased by 30% between 1986 and the latest census in 2006 (Government of Ireland 2007). The increase in immigrants, the majority of whom are of childbearing age, has had an effect on the number of births in Ireland, which increased from 48,255 in 1994 to 70,620 in 2007 [Central Statistics Ofce (CSO) 2009], an increase that is forecast to continue. Second, shorter hospital stays and earlier discharge from hospitals have= resulted in increasingly dependent clients being discharged to the community. This overall increase in caseloads, together with the increased complexity of care for some and the greater communication difculties experienced when caring for recently arrived people from different cultures (Romeo 2007), has resulted in an increase in workload for PHN.-Penelti juga membandingkan dengan fenomena perawat kesehatanmasyarakat dinegara lain, serta menjelaskan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitan sebelumnya, lalu mengangkat mengapa penelitian kualitatif lebih lanjutterkait penelitiannya harus dilakukan, hal ini tertuang dalam statementA qualitative study of Irish public health nursing showed that PHNs have a dual role, which is both preventive and therapeutic (OSullivan 1995); however, questions remained as to whether or not such a comprehensive role is feasible in the future. The key theme to emerge from the literature is the capacity of the PHN to see the big picture regarding the needs of clients in the community (Reutter & Ford 1996)Tujuan :Peneliti telah menuliskan secara jelas tujuannya yakni untuk menjernihkan peran perawat kesehatan masyarakat, yang mengalami masalah dalam menjelaskan batas-batas atau lingkup peran mereka, hal ini tertuang dalam kalimat :The aim of the study was to clarify the role of the PHN in one Irish community care area in the light of acknowledged problems in dening boundaries of the role.Metode:Peneliti menjelaskan bahwa desain penelitian yang digunakan adalah desain kualitatif deskriptif untuk menggambarkan lebih jauh peran perawat di komunitas Irlandia, dengan melalui wawancara terstruktur terhadap 25 perawat. Pendekatan yang digunakan tidak dicantumkan di bagian abstrak, tetapi kemudian dibagian analisis data peneliti baru menjelaskan bahwa analisis yang digunakan berdasarkan pendekatan grounded theory.SampelPeneliti menggunakan metodepurposive samplinguntuk mengidentifikasi perawat dari daerah urban, rural maupun dari daerah pulau .Metode ini tepat digunakan dengan pertimbanganagar semua perawat yang diambil mewakili perawat di daerah geografis yang berbeda (Purposive sampling was used to identify 25 volunteers from urban, rural and island areas in one county. The sample consisted of 21 PHN, two RGN, one assistant director and one school nurse. These were deemed by the steering group to be representative of the differing roles of community nurses across the various geographicalareas of the country).Hanya saja perawat tidak mencantumkan berapa perawat masing-masing di daerah rural, urban maupun daerah pulau-pulau kecil.Hanya saja dibandingkan dengan pendekatan grounded theory yang digunakan, sampel masih terbatas yakni hanya 25 responden, sedangkan untuk membangun sebuah grounded theory membutuhkan sampel yang jauh lebih besar.Pengumpulan Data ;Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terhadap perawat di klinik,yang terdiri dari 20 pertanyaan, kemudian direkamdengan menggunakan tape recorder, hal ini sangat membantu, mengingat manusia, dalamhal ini peneliti memiliki ingatan yang terbatas, sehingga perlu adanya alat perekam untuk membantu peneliti menganalisa secara jelas hasil wawancara. Pertanyaan wawancaradiambil sebagai hasil dari pertemuan konsultatifdengan sebuah grup/asosiasi pembimbing PHNyang dikombinasikan dengan berbagai literature yang ada, sehingga validitas dan reliabilitasnya terjamin.Analisis DataPengumpulan data menggunakan metode komparatif, metode ini sesuai dengan pendekatan grounded theory yang digunakan. Langkah analisis data cukup jelas digambarkan, dimanalangkah awal analisis data melibatkanpengujian data baris ke baris, mengidentifikasi setiap segmen/bagian kemudian melabelinya dalam proses yang disebut dengan open coding. Baris/kalimat yang sama kemudian diberi tanda dan dikelompokkan sebagai sebuah konsep. Konsep ini kemudian dikelompokkan menjadi kategori-kategori, dimana dalam penelitian ini didapatkan empat tema : peran perawat didefinisikan digambarkan sebagai jack of all trades(orang yang melakukan pekerjaan yang bermacam-macam),the essence of the role( pokok/inti dari peran) ,challenges to the role of PHN(merupakan tantangan terhadap perkesmas) , dancommunication(komunikasi).Hasil PenelitianHasil penelitian cukup digambarkan dengan jelas, di mana berdasarkan hasil wawancara didapatkan empat tema : peran perawat didefinisikan digambarkan sebagai jack of all trades(orang yang melakukan pekerjaan yang bermacam-macam),the essence of the role( pokok/inti dari peran) ,challenges to the role of PHN(merupakan tantangan terhadap perkesmas) , dancommunication(komunikasi). Peneliti juga mencantumkan kalimat-kalimat dalam wawancara yang dikoding yang menjadi dasar peneliti menetapkan tema. Seperti tampak dalam beberapa kutipan kalimat berikut untuk tema jack of all trades :-my main job is the nursing care of everyone in the area,-The PHN is very general family nurse, as it were, covering the frail to the baby-Regarding the elderly at risk..particularly in bad weather, you know there is a lot of flooding so theyd actually be cut off from maybe other households and I would go to visit them on a regular basis to make sure they are OK.-We have to visit the babies five days post delivery, so that inclues examining the mums and the babies and giving health promotion education and talking them through any problrms such as feedingKeterbatasan PenelitianDalam jurnalnya, peneliti menjelaskan bahwa keterbatasan dari penelitiannya yakni kurangnya jumlah sampel, dan studi hanya dilaksanakan di sebuah Negara yakni di Irlandia, tidak dapat digeneralisasikan, karena wilayahgeografi yang lebih luas ataupun negara lain mungkin saja dapat memberikan hasil yang berbeda.Kesimpulan dan rekomendasiKesimpulan dari penelitian cukup menjelaskan tujuan dari penelitian, yakni untuk menjelaskan peran perawat kesehatan masyarakat (Perkesmas) di sebuah wilayah di Irlandia yang menemui kesulitan dalam mendefinisikan/menentukan batas-batas peran mereka, hanya saja perlu ditambahkan peran apa saja yang dijalankan perawat kesehatan masyarakat di Irlandia tersebut.Penulis telah menjelaskan secara rinci implikasi dari terhadappraktik dan kebijakan kesehatan, seperti tampak dalam kutipan berikut ini : Untuk menangani berbagai masalah dalam pelayanan keperawtan kesehatan masyarakat, dalam praktiknya harus didasarkan pada manajemen kasus. Tujuan dari manajemen kasus iniyakni untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, biaya yang efektif yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Rekomendasi lainnya yakni, perlu penjelasan/pendefinisian kembali terhadap peran perawat dalam lingkup peran sebagai generalis vs spesialis dan perlunya pengakuan dan pengenalan terhadap peran tersebut dalampelayanan kesehatan masyarakat, perlunya peran dan posisi yang jelas dari perawat spesialis di komunitas.Daftar PustakaTehnik penulisan daftar pustaka telah disusun dan ditulis sesuai dengan kaidah, yakni menggunakan metode APA, peneliti menggunakan 56 referensi.

http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=2683f633-051f-460e-8b9b-482663b4b4c6%40sessionmgr4&vid=1&hid=28

etical, legal and http://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=2bff3ddd-ccc0-49dc-b6fb-84955073d95a%40sessionmgr14&vid=1&hid=28phsycologyhttp://web.ebscohost.com/ehost/pdfviewer/pdfviewer?sid=4c8c826c-9c76-4e67-9d18-71622c12ace2%40sessionmgr13&vid=1&hid=28

APA ITU ADVOKASI?Advokasi, mungkin merupakan kata yang cukup tidak asing dikalangan mahasiswa. Namun, tidak sedikit diantara mereka yang kurang memahami arti sebenarnya dari kata advokasi tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, advokasi dapat diartikan sebagai sebuah pembelaan. Misalnya digunakan pada kalimat penggagas berdirinya lembaga bantuan hukum ini kembali menekuni dunia advokasi. Sedangkan advokat adalah ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan atau bisa disebut juga sebagai seorang pengacara. Berikut ini akan dijelaskan beberapa pengertian dari advokasi : Advokasi (LBH Malang, 2008:7) adalah usaha sistimatis secara bertahap (inkremental) dan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok atau organisasi profesi untuk menyuarakan aspirasi anggota, serta usaha mempengaruhi pembuat kebijakan publik untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kelompok tersebut, sekaligus mengawal penerapan kebijakan agar berjalan efektif advokasi menurut Mansour Faqih (Satrio Aris Munandar 2007: 2) adalah: media atau cara yang digunakan dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju Advokasi adalah aksi yang strategis dan terpadu, oleh perorangan atau kelompok masyarakat untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan mengontrol para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan publik yang di buat untuk mengatasi masalah tersebut. (Manual Advokasi Kebijakan Strategis, IDEA, Juli 2003) Advokasi melibatkan berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan publik baik di tingkat lokal, nasional dan internasional; dalam advokasi itu secara khusus harus memutuskan: siapa yang memiliki kekuasaan dalam membuat keputusan; bagaimana cara mengambil keputusan itu; dan bagaimana cara menerapkan dan menegakkan keputusan. (Lisa VeneKlassen and Valerie Miller, The Action Guide for Advocacy and Citizen Participation, Washington D.C.: The Asia Foundation, 2002)Julie Stirlingmendefinisikan advokasi sebagai serangkaian tindakan yang berproses atau kampanye yang terencana/terarah untuk mempengaruhi orang lain yang hasil akhirnya adalah untuk merubah kebijakan public. SelanjutnyaSheila Espine-Villaluz, advokasi diartikan sebagai aksi strategis dan terpadu yang dilakukan perorangan dan kelompok untuk memasukkan suatu masalah(isu)kedalam agenda kebijakan, mendorong para pembuat kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan membangun basis dukungan atas kebijakan publik yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut. (Valeri Miller dan Jane Covey , 2005 : 8).Advokasi juga merupakan langkah untuk merekomendasikan gagasan kepada orang lain atau menyampaikan suatu issu penting untuk dapat diperhatikan masyarakat serta mengarahkan perhatian para pembuat kebijakan untuk mencari penyelesaiannya serta membangun dukungan terhadap permasalahan yang diperkenalkan dan mengusulkan bagaimana cara penyelesaian masalah tersebut.Berdasarkan pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa advokasi lebih merupakan suatu usaha sistematik dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan perubahan, dengan memberikan sokongan dan pembelaan terhadap kaum lemah (miskin, terbelakang, dan tertindas) atau terhadap mereka yang menjadi korban sebuah kebijakan dan ketidak-adilan.Advokasi ketika dikaitkan dengan skala masalah yang dihadapi dikategorikan kepada tiga jenis (Satrio Aris Munandar 2007: 2) adalah:1) Avokasi diri yaitu advokasi yang dilakukan pada skala lokal dan bagkan sangat pribadi misalnya saja ketika seoarang mahasiswa tiba-tiba diskorsing oleh pihak universitas tanpa ada kejelasan maka advokasi yang dilakukan adalah dengan cara mencari kejelasan atau klarifikasi pada pihak universitas.2) Advokasi kasus yaitu advokasi yang dilakukan sebagai proses pendampingan terhadap orang atau kelompok tertentu yang belum memiliki kemempuan membela diri dan kelompoknya.3) Advokasi hukum adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh ahli hukum dan atau lembaga bantuan hukum dalam bentuk konsultasi, negosiasi, mediasi, serta pendampingan baik di dalam dan di luar pengadilan yang bertujuan untuk menyelesaikan sengketa yang berdimensi hukum.Secara sempit advokasi merupakan kegiatan pembelaan hukum (litigasi) yang dilakukan oleh pengacara dan hanya merupakan pekerjaan yang berkaitan dengan praktek beracara di pengadilan. Pengertian advokasi menjadi sempit karena pengaruh yang cukup kuat dari padanan kata advokasi dalam bahasa Belanda, yakni advocaat yang tak lain berarti pengacara hukum atau pembela. Pengaruh bahasa belanda ini kemudian disadur oleh bahasa Indonesia yang memasukan kata avokat dalam tatanan kata dalam bahasa Indonesia.Berdasarkan pengertian di atas akhiran si pada kata advokasi dapat diartikan proses atau hasil. Sehinga dapat disimpulkan bahwa kata advokasi secara sempit adalah cara ataupun tindakan yang dilakukan penasehat ataupun pembela perkara di dalam pengadilan.Setelah mengetahui pengertian yang sebenarnya dari kata advokasi diharapkan agar seluruh masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa dan orang-orang yang telah menempuh jenjang pendidikan yang tinggi mampu melaksanakan advokasi secara baik dan benar serta tepat sasaran. Lebih-lebih mahasiswa dan orang-orang yang sedang atau bahkan telah menyelesaikan pendidikan dibidang hukum, mereka harus melakukan advokasi secara lebih terperinci agar kebenaran bisa ditegakkan dan yang bersalah dapat dihukum sesuai dengan kesalahannya. Dengan demikian, bangsa Indonesia ini dapat menjadi negara yang benar-benar berlandaskan hukum yang bersumber dari panca sila dan Undang-Undang Dasar 1945

prioritas keperawatan, tindakan dan penyesalan untuk situantions etis i praktek klinisDalam era kesehatan saat ini kemampuan teknologi , keterbatasan sumber daya , dan sistem yang kompleks , etikapertanyaan yang sering muncul. Perawat menghadapi masalah etika dalam berbagai keadaan , terutama pada awal kehidupan dan akhir , ketika pasien sering tidak dapat menegaskan otonomi mereka sendiri ( Zomorodi & Foley , 2009)Masalah etika juga berkembang selama pengobatanuntuk kondisi yang kompleks dan kronis . Melakukan survei nasional pada konsultasi bioetika , Fox , Meyers , danPearlman ( 2007) melaporkan bahwa komunikasi , konflik keluarga , dan kesia-siaan isu diwakili themost lazimalasan untuk memulai konsultasi bioetika . Peranperawat dalam situasi etis menantang seperti seringdilihat sebagai advokat ( Hewitt , 2002; Schlairet , 2009) . Namun , tindakan advokasi yang spesifik dalam praktek keperawatan klinistetap sulit dipahami , dengan landasan empiris kurang ( Hewitt ,2002) . Artikel ini melaporkan hasil penelitian dari studi insiden kritis bertujuan untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang tindakan yang perawat memulai dalam situasi klinis etis sulit. Sebelumnya, kami melaporkan perawat 'persepsi indikator awal dan faktor risiko untuk masalah etika ( Pavlish , Brown - Saltzman , Hersh , Syirik , &Nudelman , 2011) . Menggunakan kumpulan data yang sama , penelitianTim meneliti insiden kritis untuk bukti perawat 'prioritas etis dan respon tindakan. informasimemberikan wawasan berharga tentang bagaimana perawat campur tangan untuk ad-berpakaian masalah etika dalam praktek klinis

latar belakangKonsep advokasi telah semakin diadopsidi seluruh dunia untuk menentukan komitmen etika utama perawat 'kepada pasien sebagai individu , kelompok, keluarga , dan komunitas-nities ( Hanks , 2007; Malik , 1997; Thacker , 2008) . bagaimana -pernah, advokasi sering dibahas secara filosofis , danOleh karena itu , menantang untuk menerjemahkan ke dalam praktek ( Hanks ,2008; Hewitt , 2002) . The American Nurses Association( ANA ) Kode Etik ( ANA , 2001) menjelaskan perawat 'peran advokasi pasien menyediakan penuh kasih danperawatan hormat ( Penyediaan 1 ) , yang terutama dilakukankepada pasien ( Penyediaan 2 ) , dan meningkatkan kesehatan pasien ,keamanan, dan hak ( Penyediaan 3 ) . The International Coun -cil dari Nurses ' ( ICN itu ) Kode Etik ( ICN , 2006) menegaskanbahwa " Perawat mempromosikan sebuah lingkungan di manahak asasi manusia , nilai-nilai , adat istiadat dan kepercayaan spiritualindividu , keluarga dan masyarakat dihormati "danSelanjutnya , " memastikan bahwa individu menerima suf -Informasi mencukupi yang menjadi dasar persetujuan untuk perawatandan perawatan terkait " ( hal. 2 ) . Ketentuan ini gariskewajiban penting dari mana nasional dan internasional -organisasi keperawatan internasional dapat membuat standar dan im -kegiatan perawat plementable . Namun, hingga advokasikewajiban yang lebih jelas dijelaskan dalam bentukindikator kinerja , akuntabilitas penuh tidak akandirealisasikan.Perawat peneliti telah mengeksplorasi perspektif perawat 'pada advokasi . Sebuah studi kualitatif pada kepedulian moralantara Swedia perawat perawatan intensif menemukan bahwa perawatdiidentifikasi " peduli " dan " merawat " sebagai milik mereka pri -mary kewajiban moral ( Cronquist , Theorell , Burns, &L UTZ ' en , 2004, hal . 68 ) . Lima subtema juga muncul , di -tis percaya pada kematian yang baik , mengetahui kursusperistiwa , mendengarkan perasaan tertekan , mempertanyakankeputusan pengobatan dokter ' , dan mengekspresikan moral yangkesadaran tentang perspektif yang berbeda kepada orang lain . Baldwin( 2003) menemukan bahwa perawat ditandai advokasi sebagai valu -pasien otonomi ing , " mempromosikan hak-hak pasien untuk menjaditerlibat dalam pengambilan keputusan , " dan menjadi perantara untuk memastikankeinginan pasien dihormati ( hal. 35 ) . Demikian juga , advokasijuga telah digambarkan sebagai melindungi pasien , yangsuara pasien ( Foley , Minick , & Kee , 2000) , berbicara -ing atas nama pasien , dan menangani terpenuhi pa -kebutuhan tient ( Hanks , 2008) . Sementara deskripsi seperti meminjamkanmembantu kejelasan kerangka advokasi konseptual , merekaberhenti pendek menghasilkan tindakan preskriptif untuk advokasidalam praktek keperawatan .Dalam kajian literatur yang komprehensif , dan VaartioLeino - Kilpi (2005 ) menemukan tiga mendefinisikan untuk iklan - temaadvokasi : membantu pasien untuk memperjelas preferensi pengobatan,menjaga pasien dari pelanggaran hak asasi , dan advokasicacy sebagai sikap filosofis untuk memandu pengambilan keputusandalam situasi etis sulit. Peneliti menyarankan bahwakegiatan seperti mendidik dan membantu pasien untuk membuatpilihan yang sehat adalah tindakan mudah diterapkan daripada ac -tivities terkait dengan konsep yang lebih abstrak sepertimenjunjung tinggi martabat pasien dan menjaga hak-hak pasien .Selain itu , peran keperawatan beton seperti mendidik dankonseling pasien sepenuhnya didukung oleh nasional dan in-internasional keperawatan kode etik . Banyak organisasi keperawatantions telah menciptakan standar perawatan berbasis bukti untuk membimbingperawat yang mendidik pasien pada manajemen penyakit danpasien nasihat pada kesehatan dan kesejahteraan . Lainnya kurang tan -kegiatan advokasi gible seperti menjaga pasien di -tegrity tetap deskriptif sulit dipahami dan oleh karena itu tidakterwakili dalam praktek berbasis bukti . Bila iklan -tindakan advokasi yang filosofis atau konseptual dalam na -mendatang , mereka lebih sulit untuk mengajar , mengoperasionalkan , dan mengevaluasi .Willard (1996 ) mengemukakan bahwa perawat kadang-kadang gagalmembedakan advokasi dari prinsip etika proyek-cence , yang dapat menyebabkan bentuk paternalistik advokasi( Zomorodi & Foley , 2009) . Hal ini sangat relevanketika pasien tidak cukup mendapat informasi atau tidakjelas mengkomunikasikan preferensi pengobatan mereka . dengan -pengetahuan yang jelas dan intim pasien mereka , perawatmungkin bertindak dalam apa yang mereka anggap menjadi kepentingan terbaikpasien . Namun , tindakan tersebut benar-benar bisa menjadi pater -nalistic ( Hyland , 2002; Zomorodi & Foley , 2009) . Gadow( 1980) juga menekankan hal ini dan terhormat mantanadvokasi istential dari konsumen dan paternalistik ap -proaches . Para peneliti mengklaim bahwa tanpa penuhdan definisi yang jelas tentang tindakan advokasi , risiko tergelincir perawat -ping ke paternalisme ketika mereka mencoba untuk mewakilidan mempromosikan kepentingan terbaik pasien . Tujuan kami re -pencarian adalah untuk menggambarkan tindakan yang perawat percaya alamat situasi etis sulit. Klarifikasi tindakan advokasiberpotensi mengarahkan perawat dari paternalisme yangberkontribusi ke konten yang lebih spesifik untuk etika educatiodan akuntabilitas atas tindakan etis dalam klinikMetode: Mempekerjakan teknik insiden kritis, peneliti mengembangkankuesioner yang mengumpulkan informasi mengenai etis situasi sulit, perawattindakan, dan hasil situasional. Data prioritas keperawatan dan tindakan yangdianalisis dan dikelompokkan menggunakan teknik perbandingan konstan.

Ethical legal and social issuestujuanThe pakan terus menerus cepat informasi baru dari penemuan-penemuan ilmiah yang berkaitan dengan genom manusia membuat terjemahan dan penggabunganinformasi ke dalam pengaturan klinis sulit dan menciptakan etika, hukum, dan sosial tantangan bagi penyedia. Artikel ini ikhtisar beberapa landasan hukum dan etika yang mengarahkan tanggapan kita terhadap masalah yang kompleks saat ini dalam perawatan kesehatan yang berhubungan dengan dampak dari penemuan ilmiah yang berkaitan dengan manusiagenom.Latar brlakangYayasan etika dan hukum menyediakan kerangka kerja untukmemahami penggabungan tepat genominformasi dan terjemahannya ke dalam praktek kesehatan .Penjelasan mengenai etika , masalah hukum , dan sosialmereka berhubungan dengan kewajiban penyedia layanan kesehatan , hukum dankonsep-konsep etika , termasuk kerahasiaan , informed consent , tugas untuk memperingatkan , akses , dan pengujian genetik , yangtopik yang disajikan . Penyedia layanan kesehatan , termasuk perawat ,memiliki tanggung jawab sosial dan profesional untuk menjamin keadilan dan kesetaraan kepada pasien , keluarga, dan masyarakat tengah berkembang pesat teknologi .Kebutuhan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan kompetensi telah ditetapkan . Kompetensi yang berkaitan dengan etika, hukum , dan sosial telah dikembangkan diAmerika Serikat, Inggris , dan negara-negara lain di seluruh dunia ( Jenkins & Calzone , 2007; Kirk , Calzone , Arimori , & Tonkin , 2011) . Meskipun diterima dan disetujui kompetensi , pendidikan dan sumber daya yang masih dalam pengembangan dan ditantang oleh kontinyualiran informasi genomik baru , beberapa di antaranya tidakbelum sepenuhnya berlaku untuk praktek klinis ( Tonkin , Calzone ,Jenkins, Lea , & haluan , 2011) .MetodeFondasi etika dan hukum seperti kode profesional, manusiamartabat, dan hak asasi manusia memberikan kerangka untuk memahami isu genom yang sangat kompleks. Etika, masalah hukum, dan sosial penyedia kesehatan dalam penjabaran ilmu genom dalam praktek termasuk meminimalkan bahaya, memaksimalkan manfaat, transparansi, kerahasiaan, dan persetujuan berdasarkan informasi dijelaskan. Selain itu, kompetensi keperawatan profesional yang terkait dengan etika, hukum, dan sosial dalam terjemahan genomik dalam perawatan kesehatan yang dibahas.

Memahami etika, hukum , dan sosial dalamterjemahan informasi genomik dalam praktek adalah penting untuk menyediakan pasien ,keluarga, dan masyarakat dengan kompeten , aman , perawatan kesehatan yang efektif .Tenaga kesehatan perlu diberitahu tentang etika, hukum , dan sosial dalam terjemahan enomics ke perawatan kesehatan . Perawat dan roviders kesehatan lainnya memiliki tanggung jawab untuk menjadi knowledgeble tentang genomik sehingga mereka dapat membantu pasien , faies , dan masyarakat untuk menjadi konsumen informasi f perawatan kesehatan berbasis genom . Pemahaman tentang rinciples etika dan hukum , termasuk martabat manusiaHAM nd , akan membantu perawat karena mereka mengalami masalah omplex . Pengetahuan muncul genom ilmu topi dampak praktek serta informasi tentang emergng etika, hukum , dan sosial - isu termasuk tetapi tidak mited dengan kerahasiaan , kapasitas pengambilan keputusan , persetujuan inormed , pengujian genetik , dan penelitian - yang maka perlu untuk memastikan penyediaan dan perawatan yang tepat ealth adil . Perawat harus mendapatkan dan memelihara compeency di genomik pada tingkat keterampilan mereka didefinisikan , menjadi mindul bahwa lanskap etika dan hukum sekitarnya geomics adalah apidly berkembang .Beberapa bentuk penyakit kulit genetik sangat lazim dan lain-lain yang sangat langka, tapi secara kolektif, gangguan kulit genetik (atau enodermatoses) sering kurang dipahami. Tujuan artikel ini, oleh karena itu, adalah untuk meningkatkan kesadaran perawat dan pemahaman dari beberapa, masalah psikologis, sosial, dan etika fisik yang dihadapi pasien dengan kelainan kulit bawaan.Pengorganisasian Membangun: Artikel ini menawarkan gambaran penyakit kulit genetik, menyoroti kompleksitas dan prevalensi genodermatoses, menggambarkan pola warisan, genetika, dan pengobatan selama enam genodermatoses, dan ulasan beberapa etika, privasi, teknologi, dan masalah sumber daya perawat harus dipertimbangkan ketika merawat pasien dengan kelainan kulit genetik.Kesimpulan: Karena genodermatoses ditemukan pada semua kelompok umur, di semuapopulasi, dan di semua pengaturan kesehatan, perawat diposisikan secara unikuntuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan pasien dan keluarga denganmewarisi gangguan kulit.