Contoh Artikel

24
PENGEMBANGAN PERANGKAT PENUNJANG PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (Information, Communication, Technology) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SAINS DI MADRASAH Abstrak Oleh : Yusuf Pembelajaran dengan menonton tayangan CD pembelajaran semula sangat menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini siswa tampak bosan dan cepat mengantuk pada saat mereka menonton. Aktivitas siswa selama menonton terbatas pada mendengar narasi dari tayangan dan mendengar penjelasan tambahan dari guru. Hal ini terjadi karena tidak adanya prangkat penunjang yang dibuat oleh guru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis ICT tersebut. Tujuan penelitian pengembangan ini untuk mengembangkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dan mengetahui kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran Sains di madrasah dengan ICT setelah pengembangan perangkat penunjang. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu Tahap Pengembangan Perangkat, dan Tahap ujicoba perangkat. Pengembangan perangkat mengadopsi model pengembangan Kemp (1994) yang terdiri dari 9 tahap pengembangan. Ujicoba perangkat dilakukan pada kelas VII MTs Putri NW Narmada untuk mengetahui (1) kemampuan guru Sains dalam menerapkan perangkat penunjang yang dikembangkan, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran, dan (3) hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT. Data hasil ujicoba perangkat dikumpulkan dengan metode observasi dan tes hasil belajar untuk kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT yang dikembangkan yaitu; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga Seri Film Harun Yahya, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Lembar Observasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, dan Lembar Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis ICT, (2) Guru mata pelajaran Sains kelas VII MTs Putri NW Narmada mampu melakukan keseluruhan aspek pembelajaran dengan kategori

Transcript of Contoh Artikel

Page 1: Contoh Artikel

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENUNJANG PEMBELAJARAN BERBASIS ICT (Information, Communication, Technology) UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN SAINSDI MADRASAH

Abstrak Oleh : Yusuf

Pembelajaran dengan menonton tayangan CD pembelajaran semula sangat menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini siswa tampak bosan dan cepat mengantuk pada saat mereka menonton. Aktivitas siswa selama menonton terbatas pada mendengar narasi dari tayangan dan mendengar penjelasan tambahan dari guru. Hal ini terjadi karena tidak adanya prangkat penunjang yang dibuat oleh guru untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis ICT tersebut. Tujuan penelitian pengembangan ini untuk mengembangkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dan mengetahui kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran Sains di madrasah dengan ICT setelah pengembangan perangkat penunjang. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu Tahap Pengembangan Perangkat, dan Tahap ujicoba perangkat. Pengembangan perangkat mengadopsi model pengembangan Kemp (1994) yang terdiri dari 9 tahap pengembangan. Ujicoba perangkat dilakukan pada kelas VII MTs Putri NW Narmada untuk mengetahui (1) kemampuan guru Sains dalam menerapkan perangkat penunjang yang dikembangkan, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran, dan (3) hasil belajar kognitif siswa setelah pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT. Data hasil ujicoba perangkat dikumpulkan dengan metode observasi dan tes hasil belajar untuk kemudian dianalisis dengan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan; (1) Perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT yang dikembangkan yaitu; Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga Seri Film Harun Yahya, Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Lembar Observasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, dan Lembar Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis ICT, (2) Guru mata pelajaran Sains kelas VII MTs Putri NW Narmada mampu melakukan keseluruhan aspek pembelajaran dengan kategori baik, (3) Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah mencermati tayangan, dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. dan (4) Penerapan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT menyebabkan 88.64% siswa telah mencapai ketuntasan di atas KKM mata pelajaran Sains di MTs Putri NW Narmada

Kata Kunci: pengembangan, ICT, aktivitas siswa, hasil belajar kognitif

Page 2: Contoh Artikel

PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, khususnya teknologi

informasi dan komunikasi (Information, Communication, and Technology-ICT)

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang

pembelajaran. Menurut Suyudi, I., dkk (2007) perangkat teknologi informasi yang

banyak digunakan dalam pembelajaran saat ini seperti komputer, Video Compact

Disk (VCD), Compact Disk-Read Only Memory (CD ROM), VCD, DVD, dan

sebagainya.

Di Nusa Tenggara Barat banyak madrasah yang telah menggunakan

perangkat ICT dalam pembelajaran, seperti pada MTsN 1 Mataram, MTsN 2

Mataram, MTs NW Narmada, MTsN Model Kuripan, dan lain-lain (Yusuf, 2003).

Perangkat ICT digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pada madrasah-madrasah

tersebut terdapat laboratorium bahasa, laboratorium komputer, laboratorium

multimedia, ruang kelas dengan fasilitas VCD dan televisi, dan tersedia LCD.

Tersedia juga CD pembelajaran dengan jumlah 500 – 1340 keping, baik dalam

bentuk VCD, CD-Interaktif maupun nono-interaktif. Untuk pembelajaran mata

pelajaran Sains, tersedia CD/VCD pembelajaran seperti; seri VCD Harun Yahya,

seri VCD siaran TPI, CD interaktif seri Clift.

Pada kenyataannya perangkat elektronik seperti itu belum digunakan secara

optimal oleh guru, termasuk guru yang mengajarkan mata pelajaran Sains.

Menurut kepala MTs NW Narmada, guru kurang menggunakan CD-CD

pembelajaran karena guru kurang bisa mengatur waktu. Di pihak siswa sendiri,

belajar dengan menonton tayangan CD pembelajaran semula sangat

menyenangkan, tetapi akhir-akhir ini siswa tampak bosan dan cepat mengantuk

pada saat mereka menonton tayangan. Aktivitas siswa selama menonton terbatas

pada mendengar narasi dari tayangan dan mendengar penjelasan tambahan dari

guru setelah selesai tanyangan.

Hasil observasi oleh peneliti ketika guru MTs NW Narmada sedang

menayangkan CD Harun Yahya “Keajaiban Penciptaan Manusia” untuk

Page 3: Contoh Artikel

menjelaskan materi “Sistem Reproduksi” pada kelas VII MTs semester 2

menunjukkan, bahwa guru hanya menayangkan kepada siswa film tersebut sambil

bersama dengan siswa menonton. Pada saat-saat tertentu guru menunjuk dengan

mouse gambar dari tayangan seperti organ-organ reproduksi, sel sperma dan

ovum, dan tahap-tahap perkembangan embrio sambil menyebutkan nama organ

tersebut. Di akhir tanyangan, guru meberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengajukan pertanyaan dan memberikan penjelasan tambahan terhadap tayangan

yang baru saja disaksikan oleh siswa.

Setelah selesai menonton, peneliti menyakan kepada siswa tentang apa saja

yang mereka dapatkan dari tayangan tadi. Siswa menyatakan bagus, tetapi mereka

tidak tahu apa yang harus mereka catat dari tayangan tersebut. Mereka nonton

begitu saja, tidak banyak yang dapat diingat kembali setelah menonton, karena

siswa hanya mendengarkan dan melihat saja. Berdasarkan kenyataan di atas,

upaya peningkatan kualitas pembelajaran Sains dengan ICT mutlak diperlukan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengembangkan perangkat

penunjang pembelajaran berbasis ICT.

Secara umum penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan

perangkat penunjang pembelajaran sains berbasis ICT dan mengetahui kualitas

proses dan kualitas hasil pembelajaran sains di madrasah dengan ICT setelah

pengembangan perangkat penunjang. Tujuan tersebut dirinci pada tujuan khusus,

yaitu untuk mengetahui; (1) kemampuan guru menerapkan perangkat penunjang

pembelajaran berbasis ICT, (2) aktivitas siswa selama pembelajaran, dan (3) hasil

belajar kognitif siswa setelah pembelajaran.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan, karena

mengembangkan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen penilaian hasil

belajar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Putri NW Narmada

sebagai tempat Ujicoba Perangkat.

Page 4: Contoh Artikel

Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu: (1) Pengembangan

Perangkat Pembelajaran dan (2) Ujicoba Perangkat. Pengembangan perangkat

mengadopsi model pengembangan Kemp et al. (1994) yang terdiri dari 9 tahap

pengembangan yaitu: (1) Instructional Problems, (2) Learner Characteristics, (3)

Task Analysis, (4) Objectives, (5) Content Sequencing, (6) Instructional

Strategies, (7) Instructional Delivery, (8) Evaluation Instrumens, dan (9)

Instructional Resources. Tahap Ujicoba Perangkat merupakan vallidasi lapangan

terhadap perangkat yang dikembangkan. Ujicoba dilakukan pada MTs Putri NW

Narmada.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian, data dikumpulkan dengan metode

observasi dan tes hasil belajar kognitif. Ada dua katagori instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini, yaitu instrumen untuk menilai kualitas proses

pembelajaran dan instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar

siswa sebagaimana tercantum pada tabel berikut. Lembar observasi Kemampuan

guru mengelola pembelajaran dan Lembar observasi Aktivitas siswa dalam

pembelajaran digunakan untuk menilai kualitas proses. Soal tes kognitif

digunakan untuk menilai kualitas hasil belajar.

Validitas dan reliabilitas instrumen pengamatan akan dihitung dengan

teknik interobserver agreement Borich (1994). Validitas dan reliabilitas instrumen

soal tes dihitung dengan mengacu pada Gronlund (1982). Analisis data untuk

menjawab pertanyaan penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik

deskriptif dengan menghitung parameter-parameter statistik deskriptif, seperti;

nilai tertinggi, nilai terendah, rata-rata, simpangan baku, dan persentase.Rumus-

rumus yang digunakan mengacu pada (Tuckman, B.W., 1978).

HASIL

1. Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Pengembangan perangkat pembelajaran yang dilakukan mengadopsi model

pengembangan Kemp et al. (1994) telah berhasil mengembangkan perangkat

pembelajaran yang diperlukan dalam proses pembelajaran Sains yang

Page 5: Contoh Artikel

menggunakan CD Harun Yahya. Perangkat pembelajaran yang berhasil

dikembangkan adalah;, (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran-RPP, (2) Lembar

Kerja Siswa (LKS), dan (3) Instrumen penilaian proses dan hasil belajar siswa.

Perangkat pembelajaran tersebut telah diujicobakan pada siswa kelas VII MTs

Putri NW Narmada.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan pedoman yang dirancang

secara sistematis untuk menggambarkan skenario penyajian materi yang

menggunakan CD pembelajaran seperti CD-CD Harun Yahya. Penelitian ini telah

mengembangkan tiga paket perangkat pembelajaran berbasis ICT untuk tiga seri

judul Film Harun Yahya. Ketiga CD yang berhasil dikembangkan perangkat

pembelajarannya adalah; (1) Keajaiban di Balik Napas, (2) Keajaiban Benih, dan

(2) Keajaiban Penciptaan Manusia

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan disesuaikan

dengan konten materi yang terdapat pada seri CD Harun Yahya, Standar

Kompetensi (SK), dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Sains Kelas VII

SMP/MTs. Ketiga RPP yang dihasilkan yaitu: RPP-1 Keajaiban di Balik Napas,

RPP-2 Keajaiban Benih, dan RPP-3 Keajaiban Penciptaan Manusia.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan memuat: (1)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, (2) Indikator, (3) Tujuan

Pembelajaran, yang terdiri dari tujuan produk, tujuan afektif, dan tujuan sosial,

(4) Sumber pembelajaran, (5) Pengelolaan pembelajaran yang berbasis ICT, (6)

Langkah KBM yang disesuaikan dengan alur pemutaran CD Harun Yahya, dan

(7) evaluasi proses dan hasil belajar.

Sebelum dipublikasikan sebagai produk pengembangan dalam penelitian

ini, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran telah direvisi melalui serangkaian

kegiatan, yaitu Simulasi, dan Kegiatan Ujicoba. Hasil revisi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran selama pengembangannya, secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1

berikut.

Page 6: Contoh Artikel

Tabel 1Ringkasan Jenis Revisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Selama

PengembanganNo. Sumber Revisi Jenis Revisi/Saran

1. Simulasi RPP-1 Rencana pembelajaran tidak digabung dengan

penyampaian materi secara reguler, tetapi RPP yang dibuat khusus untuk pembelajaran ketika menonton CD Harun Yahya saja.

Dibuatkan tujuan/indikator tersendiri dalam pembelajaran sesuai konten materi yang terkandung dalam tayangan, tetapi tetap berkaitan dengan SK/KD dalam Standar Isi.

Sebaiknya dicantumkan waktu pada menit ke berapa guru harus menyetop tayangan untuk memberi kesempatan siswa mengerjakan LKS dan kesempatan bagi guru untuk memperjelas narasi tayangan.

Ada alokasi waktu bagi siswa/kelompok untuk menyajikan/ mempresentasikan hasil pekerjaannya.

2. Ujicoba Perangkat

Jeda waktu yang diberikan kepada siswa untuk mengerjakan LKS harus ditambah.

Dalam langkah pembelajaran, sebaiknya ditanyakan pada siswa apakah ada bagian yang harus diputar kembali (rewind) jika ada informasi yang tidak jelas terdengar.

Lembar Kerja Siswa (LKS)Lembar kerja siswa merupakan panduan bagi siswa dalam mengerjakan

tugas secara kelompok pada saat pembelajaran yang menggunakan perangkat ICT.

Lembar Kegiatan Siswa ini memuat uraian; (1) materi secara singkat, (2) tujuan

pembelajaran, (3) petunjuk mengerjakan yang menuntut siswa bekerja secara

mandiri atau kelompok, dan (4) sejumlah pertanyaan yang harus dikerjakan atau

didiskusikan siswa pada saat jeda tayangan atau pada akhir tayangan.

Lembar Kegiatan Siswa yang berhasil dikembangkan dalam penelitian ini

sebanyak empat, yaitu pertama, LKS-1 Keajaiban di Balik Napas, LKS-2

Keajaiban Benih, dan LKS-3 Keajaiban Penciptaan Manusia.

Sebelum dipublikasikan sebagai produk pengembangan dalam penelitian

ini, LKS telah direvisi melalui serangkaian kegiatan, yaitu Simulasi dan Ujicoba.

Page 7: Contoh Artikel

Hasil revisi LKS selama pengembangannya, secara ringkas dapat dilihat pada

Tabel 2 berikut.

Tabel 2Ringkasan Jenis Revisi LKS Selama Pengembangannya

No. Sumber Revisi Jenis Revisi/Saran2. Simulasi LKS-1 Petunjuk pengerjaan harus lebih jelas dan detail.

Harus disediakan kolom yang cukup untuk siswa mengisi jawaban pertanyaan.

Lay out diperindah lagi Ada informasi penting yang mestinya harus

diperhatikan dan menjadi objek pertanyaan LKS, tetapi tidak ditanyakan pada LKS.

3. Ujicoba Perangkat Harus diatur distribusi pertanyaan pada LKS,

jangan menumpuk pada menit-menit tertentu, sedangkan pada menit-menit yang lain tidak terdapat informasi yang dapat digunakan untuk mengisi LKS.

2. Kemampuan guru Sains dalam menerapkan perangkat pembelajaran Berbasis ICT

Pelaksanaan Ujicoba perangkat pembelajaran penunjang pembelajaran

Sains berbasis ICT dilakukan pada siswa kelas VII MTs Putri NW Narmada.

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran difokuskan pada

kemampuannya dalam kegiatan: Persiapan Pembelajaran, Pendahuluan, Kegiatan

Inti, Penutup, Pengelolaan Waktu, dan Kemampuan guru dalam mengendalikan

suasana kelas. Hasil penilaian pengelolaan kegiatan belajar mengajar untuk

masing-masing RPP secara ringkas dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 8: Contoh Artikel

Tabel 3Kemampuan Guru dalam mengelola pembelajaran

No Aspek Yang Diamati Skor Pengamatan Tiap RP Skor rata-rata

Nilai KategoriRP-1 RP–2 RP-3

1. Persiapan 3.50 3.50 3.50 3.50 Baik 2. Pendahuluan 3.25 3.25 3.75 3.42 Cukup 3. Kegiatan Inti 3.05 3.32 3.64 3.34 Baik 4. Penutup 3.33 3.83 4.00 3.72 Baik 5. Pengelolaan Waktu 3.00 3.50 3.50 3.33 Cukup 6. Suasana Kelas 3.33 3.83 4.00 3.72 Baik

Rata-rata 3.24 3.54 3.73 3.50 Baik Nilai Kategori Cukup Baik Baik Baik

Tabel di atas, menunjukkan skor rata-rata untuk masing-masing kategori

pengamatan yang meliputi; Persiapan, Pendahuluan, Kegiatan inti, Penutup,

Pengelolaan waktu, dan Suasana kelas. Skor tertinggi yang diperoleh guru adalah

3,72 untuk kategori kemampuan menutup pelajaran dan pengaturan suasana kelas.

Selama proses belajar mengajar dengan RPP1, RPP2, dan RPP3, guru mampu

meningkatkan suasana kelas yang menjamin terlaksananya KBM berbasis ICT

dengan baik.

3. Aktivitas Siswa dalam KBM Sains Berbasis ICT

Aktivitas siswa selama KBM dinyatakan dalam persentase. Hasil analisis

secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4Persentase Aktivitas Siswa dalam KBM Sains Berbasis ICT

Aktivitas yang DiamatiPersentase Aktivitas (%) RerataRP-1 RP-2 RP-3 (%)

1. Mendengarkan penjelasan guru atau siswa yang lain. 17.56 19.56 16.63 17.92

2. Mencermati tayangan, dan membaca LKS.33.11 35.33 27.49 31.98

3. Mengerjakan LKS dan menulis hal penting. 22.44 18.00 18.85 19.764. Bertanya kepada guru atau teman dan

menyampaikan pendapat.20.67 21.78 31.71

24.725. Aktivitas yang tidak bermakna. 6.22 5.33 5.32 5.62

Jumlah 100% 100% 100% 100%

Page 9: Contoh Artikel

Tabel 4 menunjukkan, bahwa aktivitas siswa berkisar antara 5.62% sampai

31.98%. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah Mencermati tayangan,

dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan

persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. Aktivitas

yang tidak bermakna di sini seperti; memperhatikan hal-hal lain dalam

pembelajaran, meminta ijin ke kamar kecil, atau tidak memperhatikan sama

sekali. Dari gambaran data persentase aktivitas siswa tersebut, tampak bahwa

adanya perangkat penunjang dalam pembelajaran berbasis ICT menyebabkan

pembelajaran berpusat pada siswa.

4. Data Hasil Belajar Siswa

Dalam penelitian ini, di samping mengukur kemampuan guru Sains dalam

menerapkan perangkat penunjang yang dikembangkan dan mengukur aktivitas

siswa selama pembelajaran, juga dilakukan pengukuran terhadap hasil belajar

kognitif siswa setelah pembelajaran. Kemampuan siswa menyerap materi

pembelajaran Sains yang diajarkan diukur dengan metode tes tulis pada akhir

seluruh rangkaian pembelajaran (formatif tes). Data hasil belajar kognitif siswa

setelah pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains

berbasis ICT disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 5 Data hasil belajar kognitif siswa setelah menerapkan perangkat penunjang

pembelajaran Sains berbasis ICTNo. urut

Siswa

Nilai Proporsi Peningkatan Proporsi Ketuntasan

p 0.65Uji

Awal Uji

akhirUji awal Uji akhir Proporsi Siswa

1. 38 83 0.38 0.83 0.45 0.83 T2. 34 66 0.34 0.66 0.31 0.66 T3. 45 86 0.45 0.86 0.41 0.86 T4. 21 66 0.21 0.66 0.45 0.66 T5. 38 83 0.38 0.83 0.45 0.83 T6. 31 79 0.31 0.79 0.48 0.79 T

Page 10: Contoh Artikel

7. 24 62 0.24 0.62 0.38 0.66 T8. 24 52 0.24 0.52 0.28 0.52 TT9. 34 86 0.34 0.86 0.52 0.86 T10. 24 52 0.24 0.52 0.28 0.52 TT11. 17 69 0.17 0.69 0.52 0.69 T12. 10 69 0.10 0.69 0.59 0.69 T13. 24 83 0.24 0.83 0.59 0.83 T14. 24 72 0.24 0.72 0.48 0.72 T15. 28 79 0.28 0.79 0.52 0.79 T16. 31 72 0.31 0.72 0.41 0.72 T17. 7 79 0.07 0.79 0.72 0.79 T18. 17 76 0.17 0.76 0.59 0.76 T19. 17 69 0.17 0.69 0.52 0.69 T20. 10 62 0.10 0.62 0.52 0.66 T21. 31 79 0.31 0.79 0.48 0.79 T22. 31 59 0.31 0.59 0.28 0.59 TT23. 24 72 0.24 0.72 0.48 0.72 T24. 38 69 0.38 0.69 0.31 0.69 T25. 24 79 0.24 0.79 0.55 0.79 T26. 28 69 0.28 0.69 0.41 0.69 T

Rata-rata

26 72 0.26 0.72 0.46 0.72

Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa rata-rata proporsi jawaban benar siswa

terhadap soal tes Uji awal adalah 0.26, dan rata-rata proporsi jawaban benar siswa

setelah pembelajaran dengan tiga RPP adalah 0.72. Dengan demikian, terjadi

peningkatan rata-rata proporsi jawaban benar siswa sebesar 0.46. Hasil analisis

ketuntasan belajar siswa membuktikan, 23 orang siswa atau 88.64% siswa telah

mencapai ketuntasan di atas KKM mata pelajaran Sains di MTs Putri NW

Narmada, yaitu 65, dari 26 orang siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran

Sains berbasis ICT.

Page 11: Contoh Artikel

PEMBAHASAN

Pada kegiatan Ujicoba, implementasi perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan oleh peneliti, dilakukan oleh guru mata pelajaran Sains kelas VII

MTs Putri NW Narmada Munawir Sazali, S.Pd. Guru tersebut sebelumnya telah

diberi pemodelan dan dilatihkan pada pada kegiatan simulasi untuk menerapkan

perangkat penunjang pembelajaran berbais ICT yang dikembangkan. Dalam

kegiatan pengelolaan pembelajaran oleh guru Sains, termasuk dalam kategori

baik. Ini artinya, guru mampu mengikuti pengelolaan pembelajaran berbasis ICT

sesuai perangkat penunjang yang dikembangkan oleh peneliti.

Hasil observasi menunjukkan, keseluruhan aspek dalam pengelolaan

pembelajaran Sains berbasis ICT, yang meliputi, Persiapan, Pelaksanaan, dan

Pengelolaan waktu, adalah terlaksana dengan baik. Keterlaksanaan ini didukung

oleh ketersediaan perangkat pembelajaran yang dikembangkan, seperti rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS). Kejelasan

langkah kegiatan guru dan siswa pada RPP dan LKS sangat menentukan

keterlaksanaan PBM sesuai yang direncanakan.

Hasil analisis pada Tabel 4.5, menunjukkan bahwa, pada umumnya

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran semakin meningkat (semakin

membaik) pada RPP1, RPP2, dan RPP3. Kemampuan guru tersebut semakin baik

karena, pada setiap kali selesai penyampaian masing-masing RPP, peneliti

melakukan diskusi dengan guru untuk memberikan masukan demi perbaikan

pembelajaran pada tahap berikutnya.

Tabel 2 menunjukkan, bahwa aktivitas siswa berkisar antara 5.62% sampai

31.98%. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah Mencermati tayangan,

dan membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan

persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. Aktivitas

yang tidak bermakna di sini seperti; memperhatikan hal-hal lain dalam

pembelajaran, meminta ijin ke kamar kecil, atau tidak memperhatikan sama

sekali.

Page 12: Contoh Artikel

Berdasarkan hasil analisis data pengamatan aktivitas siswa selama

pembelajaran yang menampilkan tayangan Film Harun Yahya, menunjukkan

bahwa, penerapan perangkat penunjang pembelajaran berbasis ICT dapat

meningkatkan aktivitas positif dan siswa selama KBM. Aktivitas positif siswa

seperti, mencermati tayangan dan membaca LKS, mengerjakan LKS dan menulis

hal penting, dan aktivitas bertanya dan menyampaikan pendapat. Dari gambaran

data persentase aktivitas siswa tersebut, tampak bahwa adanya perangkat

penunjang dalam pembelajaran berbasis ICT menyebabkan pembelajaran berpusat

pada siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Abruscato (1999) dan Vol

Glaserferl dalam Soeparno (1997) tentang teori konstruktivisme dalam

pembelajaran IPA, bahwa, pembelajaran merupakan kerja mental aktif, bukan

menerima pengajaran dari guru secara pasif. Dalam kerja mental siswa, guru

memegang peranan penting dengan cara memberikan dukungan, tantangan

berfikir, melayani sebagai pelatih atau model, namun siswa tetap merupakan

kunci pembelajaran

Kualitas hasil belajar siswa dalam penelitian ini digambarkan sebagai hasil

belajar konitif melalui pemberian seperangkat soal tes multiple coice. Tes hasil

belajar kognitif digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran yang disajikan melalui tayangan Film Harun Yahya. Parameter

yang diukur adalah nilai rata-rata kelas, tingkat pencapaian KKM untuk setiap

siswa, dan tingkat pencapaian KKM siswa secara klasikal.

Pembelajaran yang menerapkan perangkat penunjang pembelajaran Sains

berbasis ICT oleh Guru MTs Putri NW Narmada, menyebabkan 88.64% siswa

telah mencapai KKM secara klasikal, karena persentase siswa yang telah tuntas

belajarnya di atas standar ketuntasan mata pelajaran Sains yang ditetapkan dalam

KTSP MTs Putri NW Narmada, yaitu 85%. Oleh karena itu, pembelajaran dengan

menggunakan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dapat

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.

Terdapat tiga orang (11.36%) siswa yang tidak tidak mencapai KKM.

Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa yang tidak tuntas belajarnya tersebut,

Page 13: Contoh Artikel

siswa menyatakan bahwa mereka terkecoh dengan butir pilihan, karena butir

pilihan dianggap mirip atau hampir sama. Sebagian siswa menyatakan tidak ingat

dengan pengertian istilah saluran pernapasan.

PENUTUP

Simpulan

1. Perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT yang dikembangkan

dan berhasil diujicobakan pada kelas VII MTs Putri NW Narmada yaitu;

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk tiga Seri Film Harun Yahya,

Lembar Kegiatan Siswa (LKS), Instrumen Evaluasi Hasil Belajar, Lembar

Observasi kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran, dan Lembar

Observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berbasis ICT.

2. Guru mata pelajaran Sains kelas VII MTs Putri NW Narmada mampu

melakukan keseluruhan aspek dalam pembelajaran yang menerapkan

perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dengan kategori baik.

3. Aktivitas siswa yang dominan selama KBM adalah mencermati tayangan, dan

membaca LKS, yaitu 31.98%, sedangkan kategori aktivitas siswa dengan

persentase rendah adalah aktivitas yang tidak bermakna yaitu 5.62%. dengan

semikian penerapan perangkat penunjang dalam pembelajaran Sains berbasis

ICT menyebabkan pembelajaran berpusat pada siswa.

4. Penerapan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT

menyebabkan 88.64% siswa telah mencapai ketuntasan di atas KKM mata

pelajaran Sains di MTs Putri NW Narmada.

Saran

Beberapa saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini adalah.

1. Pengembangan perangkat penunjang pembelajaran Sains berbasis ICT dan

penerapannya dalam pembelajaran harus dilakukan secara terus-menerus

untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran berbasis ICT di madrasah.

Page 14: Contoh Artikel

2. Bagi pihak lain yang ingin menerapkan perangkat penunjang yang telah

dikembangkan oleh peneliti ini, sedapat mungkin terlebih dahulu dianalisis

kembali untuk disesuaikan penerapannya, terutama dalam hal alokasi waktu,

fasilitas pendukung termasuk media pembelajaran, dan karakteristik siswa

yang ada pada madrasah tempat perangkat ini akan diterapkan.

3. Sebelum dikembangkan perangkat penunjangnya suatu CD pembelajaran

seperti Seri Harun Yahya, sebaiknya terlebih dahulu ditonton berulang-ulang

dan dianalisis untuk mengurangi kekeliruan dalam pengembangannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 2007, Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Borich, G.D., 1994, Observation Skill for Effective Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.

Gronlund, N.E., 1982, Constructing Achievement Test. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall Inc.

Kemp, J.E., G.R. Morisson, & Steven M. R., 1994, Designing Effective Instruction. New York: Macmillan College Publishing Company.

Kristadi, E., 2004, Pemanfaatan program CAI sebagai sarana untuk membantu siswa dalam menyerap konsep matematika dengan pendekatan abstrak-konkrit-abstrak. Dalam Dewi Padmo. Teknologi Pembelajaran. Cet. 1. Jakarta: Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan.

Nur, M., 2001, Pengantar Pada Pengelolaan Kelas. Surabaya: Unesa Press.

Sofyan, H., 2000, Pembelajaran program paket komputer dengan metode kooperatif. Cakrawala Teknologi Pendidikan. Jakarta

Suyudi, I.,Margaretha, Primawati, L., Geovani, E., 2007. “Pengembangan computer assissted language learning (CALL) dalam pembelajaran kosa kata di kelas 1 SD Putra Bangsa Depok.” Proceeding PESAT, Vol. 2. ISSN 1858 – 2559, Jakarta: Universitas Gunadarma.

Tuckman, B.W., 1978, Conducting Educational Research. Second Edition. New York: Harcourt Brace Jovanovich.

Usman, 2006, Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 15: Contoh Artikel

Yusuf, 2003, ”Peningkatan kualitas porses dan hasil belajar biologi melalui pengembangan perangkat pembelajaran berbasis model pembelajaran kooperati di Madrasah Tsanawiyah NW Putri Narmada”. Tesis. Surabaya: PPS Unesa.