COnnecting REpositories · Maltodekstrin digunakan sebagai bahan enkapsulasi karena kelarutannya...

17

Transcript of COnnecting REpositories · Maltodekstrin digunakan sebagai bahan enkapsulasi karena kelarutannya...

  • LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS

    STABILITAS SERBUK PEWARNA ALAMI JINGGA DAUN JATI

    MUDA YANG DIOLAH DENGAN PROSES FREEZE DRYING DAN

    MIKROENKAPSULASI

    Peneliti :

    1. Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST. MSc.

    2. Dr. Alberta Rika Pratiwi, MSi.

    3. Ir. Sumardi, MSc.

    4. Frisca Melia Mardiana

    PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

    FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG

    2015

  • 2

    2

  • 3

    3

    1. PENDAHULUAN

    Pewarna makanan digunakan untuk memperbaiki dan memberi warna pada makanan

    Pemilihan pewarna sintetis perlu mendapat perhatian masykarat karena banyak pewarna

    sintetis yang berbahaya beredar di pasaran yang peruntukannya seharusnya untuk

    pewarna tekstil, contohnya adalah pemberian pewarna Ponceau SX dan Rhodamin B.

    Pewarna sintetis yang berbahaya ini dapat berpengaruh terhadap keracunan pada tubuh

    dan penyakit ginjal.

    Daun jati muda mempunyai warna jingga karena antosianin yang terkandung di

    dalamnya. Turunan antosianin yang terdapat dalam daun jati yang berfungsi sebagai

    pigmen alami yaitu pelargonidin 3-glukosida dan pelargonidin 3,7-diglukosida (Ati et

    al., 2006). Ekstrak antosianin daun jati muda dapat digunakan sebaga pewarna jingga

    pada makanan dan minuman. Dalam suasana asam, pigmen antosianin akan lebih stabil

    dibandingkan larutan yang netral atau basa, karena berada dalam bentuk kation

    flavilium hingga basa kuinoidal. Dalam basa, akan diperoleh ekstrak yang bewarna biru

    (Fennema, 2011). Maserasi dapat dilakukan untuk ekstraksi antosianin dengan pelarut

    air karena pigmen antosianin mempunyai sifat larut dalam air dan stabil pada kondisi

    asam. Akuades bersifat polar sehingga dapat digunakan untuk ekstraksi antosianin yang

    juga bersifat polar (Saptarini et al., 2015).

    Daun jati muda setelah dipetik mempunyai umur simpan yang terbatas. Pengolahan

    daun jati muda menjadi produk serbuk kering akan memperpanjang umur simpan dan

    mempermudah dalam penyajiannya. Proses freeze drying akan dilakukan untuk

    memproduksi serbuk daun jati muda. Bahan mikroenkapsulasi yang ditambahkan yaitu

    maltodekstrin untuk melindungi komponen aktif daun jati muda, sehingga diharapkan

    komponen bioaktif yang terkandung di dalamnya akan lebih stabil selama proses

    pengolahan dan penyajian. Mikroenkapsulasi menggunakan maltodekstrin dilakukan

    untuk melindungi pigmen antosianin dari ekstrak daun jati muda selama proses freeze

    drying.

  • 4

    4

    2. TINJAUAN PUSTAKA

    Freeze drying

    Pengeringan dengan freeze drying melalui proses pembekuan pada bahan pangan

    kemudian dilanjutkan dengan pengeringan dengan mengeluarkan sebagian besar air

    yang terkandung dalam bahan. Proses pengeluaran kandungan air ini terjadi melalui

    mekanisme sublimasi yang terjadi saat suhu produk dinaikkan sehingga akan terjadi

    perubahan fase dari padat (es) ke fase uap. Jika kondisi ini berlangsung secara terus

    menerus, maka air dalam bahan pangan akan berkurang secara kontinyu dengan adanya

    proses sublimasi. Mekanisme ini berbeda dengan proses pengeringan dengan

    mekanisme penguapan pada suhu tinggi sehingga akan terjadi perubahan kimia pada

    bahan yang dapat menyebabkan terbentuknya kerak di permukaan dan akan

    menyebabkan adanya hambatan bagi difusi uap dari bagian basah ke udara atau

    lingkungan.

    Untuk proses pengeringan beku (freeze dryer), bahan yang dikeringkan terlebih dahulu

    dibekukan kemudian dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan tekanan rendah

    sehingga kandungan air yang sudah menjadi es akan langsung menjadi uap, dikenal

    dengan istilah sublimasi.Dengan menggunakan freeze drying yang memanfaatkan

    mekanisme sublimasi yang terjadi pada suhu dingin, proses perubahan kimia tidak akan

    terjadi, tidak seperti pengeringan dengan menggunakan panas. Pengeringan bahan yang

    sensitif terhadap panas dapat dilakukan menggunakan metode freeze drying yang

    dilengkapi dengan teknik mikroenkapsulasi (Ezhilarasi et al., 2013).

    Mikroenkapsulasi

    Mikroenkapsulasi adalah teknik untuk melapisi butiran droplet bahan yang dikeringkan.

    Teknik ini akan melindungi produk dari kerusakan selama proses pengeringan karena

    suhu pemanasan yang tinggi, sehingga intensitas warna, flavor dan nutrisi produk dapat

    dijaga (Versich, 2000). Selain itu, khususnya pada bahan dengan kandungan

    monosakarida yang tinggi, metode ini digunakan untuk menghindari terbentuknya

    produk yang lengket pada alat pengering. Mikroenkapsulasi dengan pengeringan

    semprot telah banyak digunakan dalam industri pangan. Bahan enkapsulasi yang dapat

  • 5

    5

    digunakan adalah karbohidrat, gum dan protein (Gharsallaoui et al., 2012).

    Maltodekstrin digunakan sebagai bahan enkapsulasi karena kelarutannya yang tinggi

    dalam air, viskositas yang rendah dan kadar gula yang rendah (Sansone et al., 2011).

    Gum arab juga efektif sebagai bahan enkapsulasi karena fungsi proteksi koloid yang

    dimilikinya. Namun bahan ini mempunyai kekurangan karena harganya, ketersediaan

    dan variasi kualitas dari gum arab.

    3.TUJUAN PENELITIAN

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stabilitas serbuk instan pewarna alami daun

    jati muda yang diolah dengan proses freeze drying dan mikroenkapsulasi. Bahan

    mikroenkapsulasi yang digunakan adalah maltodekstrin.

    3. METODE PENELITIAN

    Dalam penelitian ini digunakan daun jati muda dan maltodekstrin sebagai bahan

    mikroenkapsulat. Penelitian dilakukan di Laboratorium Ilmu Pangan dan Rekayasa

    Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata.

    Ekstrak daun jati muda dibuat dari 30 gram daun jati muda dengan penambahan 150 ml

    air. Selanjutnya dilakukan penambahan 20%, 40% dan 60% maltodekstrin DE 10 untuk

    setiap 100 ml ekstrak. Penambahan asam sitrat dilakukan sampai diperoleh pH=3.

    Sampel dimasukkan di dalam freezer selama 12 jam dan dilakukan freeze drying selama

    48 jam. Serbuk daun jati muda yang diperoleh diseragamkan dengan pengayakan 80

    mesh dan dilakukan analisa antosianin dan aktivitas antioksidan serta intensitas warna.

    Pelarutan serbuk daun jati muda dilakukan menggunakan air dan didiamkan selama 9

    jam. Selama waktu tersebut tiap interval 1,5 jam dilakukan pengukuran intensitas

    warna, aktivitas antioksidan dan intensitas warna.

    Analisa antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH. Intensitas warna dengan

    menggunakan Chromameter. Analisa antosianin dengan metode AOAC (2005).

  • 6

    6

    Ekstrak daun jati muda

    Mikroenkapsulasi : maltodekstrin 20%, 40% dan 60%

    Pengaturan pH = 3 dengan asam sitrat

    Freeze drying

    Serbuk instan daun jati muda

    Pelarutan dalam air suhu ruang dan didiamkan selama 9 jam

    uang

    Analisa antosianin dan antioksdian

    Analisa intensitas warna

    Analisa antosianin dan antioksidan

    Analisa intensitas warna

  • 7

    7

    5.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Serbuk daun jati muda yang dihasilkan dari proses pengeringan beku mempunyai kadar

    air

  • 8

    8

    Dari hasil penelitian ini dapat diketahui peran maltodekstrin sebagai bahan enkapsulasi

    berperan untuk melindungi pigmen antosianin serbuk daun jati muda selama proses

    pengeringan. Oleh karena itu, penambahan maltodekstrin yang paling tinggi

    menghasilkan % inhibition yang paling tinggi pula.

    Tabel 5.3. menunjukkan intensitas warna serbuk daun jati muda. Tingkat kecerahan

    serbuk instan daun jati muda ditunjukkan oleh nilai L* (Lightness) dan intensitas warna

    merah ditunjukkan oleh nilai a* (Redness) yang positif (MacDougall, 2002).

    Tabel 5.3. Intensitas warna serbuk instan daun jati muda

    Konsentrasi Warna

    Maltodekstrin 20% L*=64,186±2,339

    a

    a*=14,338±1,208b

    Maltodekstrin 40% L*=72,533±2,417

    b

    a*=11,538±0,731a

    Maltodekstrin 60% L*=74,300±0,259

    b

    a*=11,433±0,511a

    Keterangan :

    Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi

    Uji beda pada kolom warna dilihat berdasarkan komponen warna yang diuji (L* konsentrasi maltodekstrin 20% dibandingkan dengan L* konsentrasi maltodeksrin 40%

    dan 60%; a* konsentrasi maltodekstrin 20% dibandingkan dengan a* konsentrasi

    maltodeksrin 40% dan 60%)

    Maltodekstrin mampu melindungi pigmen dari kerusakan selama pengeringan. Namun

    penambahan maltodekstrin yang semakin banyak akan memudarkan warna jingga dari

    serbuk pewarna alami tersebut. Penambahan 40% dan 60% maltodekstrin memberikan

    warna jingga yang tidak berbeda nyata, namun lebih muda dibandingkan dengan

    penambahan 20% maltodekstrin.

    Stabilitas Pelarutan Serbuk Daun Jati Muda

    Antosianin bersifat polar sehingga larut dalam air yang juga bersifat polar (Delgado,

    2003). Kandungan antosianin serbuk daun jati muda saat pelarutan dan setelah

    didiamkan selama 9 jam pada berbagai konsentrasi maltodekstrin dapat dilihat pada

    Tabel 5.4.

  • 9

    9

    Tabel 5.4. Antosianin Serbuk Daun Jati Muda Saat Pelarutan dan Setelah Didiamkan

    Selama 9 Jam Berbagai Konsentrasi Maltodekstrin

    Konsentrasi Antosianin (mg/l)

    t0 (Awal)

    Antosianin (mg/l)

    t6 (Akhir)

    Penurunan

    Antosianin (%)

    Maltodekstrin 20% 2.763±0,519a 2.262±0,442

    a 18.221%

    Maltodekstrin 40% 2,781±0,343a 0,597±0,085

    a 78,532%

    Maltodekstrin 60% 3.082±0,129a 0,547±0,080

    b 82,251%

    Keterangan :

    t0 (awal) adalah waktu awal saat serbuk daun jati muda dilarutkan dalam air (pelarutan)

    t6 (akhir) adalah waktu akhir saat serbuk daun jati muda didiamkan 9 jam dalam air

    Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi

    Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (

  • 10

    10

    Tabel 5.6. Kelarutan Serbuk Daun Jati Muda Berbagai Konsentrasi Maltodekstrin

    Konsentrasi Kelarutan(%)

    Maltodekstrin 20% 1,597±0,291a

    Maltodekstrin 40% 3,413±0,368b

    Maltodekstrin 60% 2,953±0,561b

    Keterangan :

    Semua nilai merupakan nilai mean ± standar deviasi

    Nilai dengan superscript yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan nyata dalam perlakuan dalam tingkat kepercayaan 95% (

  • 11

    11

    Dari Gambar 5.2 dan Gambar 5.3 diperoleh persamaan linear yang menghubungkan

    waktu dan nilai L* serta nilai a* selama pelarutan dan pendiaman selama 9 jam serbuk

    instan daun jati muda. Persamaan linear dapat digunakan sebagai model perhitungan

    karena diperolehnya nilai koefisien determinasi (R2) yang tinggi yaitu lebih besar dari

    0,9.

    Gambar 5.3. Persamaan Penurunan Nilai a* (Redness) Serbuk Daun Jati Muda Berbagai

    Konsentrasi Maltodekstrin Setiap 1,5 Jam Sekali Saat Pelarutan dan

    Setelah Didiamkan Selama 9 Jam

    y = -0.0579x + 1.1049

    y = -0.0283x + 0.7487

    y = -0.03x + 0.4342

    0

    0,2

    0,4

    0,6

    0,8

    1

    1,2

    Nila

    i a*

    Waktu

    maltodekstrin 20% maltodekstrin 40%

    maltodekstrin 60% Linear (maltodekstrin 20%)

    Linear (maltodekstrin 40%) Linear (maltodekstrin 60%)

  • 12

    12

    t0

    t1

    t2

    t3

    t4

    t5

    t6

    t0

    t1

    t2

    t3

    t4

    t5

    t6

    t0

    t1

    t2

    t3

    t4

    t5

    t6

    Gambar 5.4. Perubahan Warna Serbuk Daun Jati Muda Berbagai Konsentrasi

    Maltodekstrin Setiap 1,5 Jam Sekali Saat Pelarutan dan Setelah

    Didiamkan Selama 9 Jam (t0-t6; t menunjukkan waktu; (a)=matodekstrin

    20%, (b)=maltodekstrin 40%, (c)=maltodekstrin 60%)

    (a)

    (b)

    (c)

  • 13

    13

    Setelah pelarutan dan didiamkan selama 3 jam, tampak adanya endapan yang tidak larut

    yang merupakan komponen pati dari serbuk daun jati muda. Perubahan warna jingga

    dari larutan jernih menunjukkan perubahan pewarna alami antosianin daun jati muda.

    Perubahan yang signifikan pada ketiga konsentrasi maltodekstrin terjadi pada t3 yaitu

    setelah larutan didiamkan selama 4,5 jam. Pigmen mengalami kerusakan karena panas

    di ruangan dan adanya cahaya yang kontak dengan antosianin daun jati muda. Pigmen

    antosianin mudah mengalami kerusakan dan sangat sensitif terhadap cahaya dan panas.

    KESIMPULAN

    1. Penambahan maltodekstrin sebanyak 20% menghasilkan serbuk pewarna alami

    dengan nilai L* terendah dan nilai a* tertinggi setelah proses freeze drying dan

    setelah pelarutan dengan air.

    2. Penambahan maltodekstrin sebanyak 60% menghasilkan serbuk pewarna alami

    dengan rendemen yang paling tinggi, serta % inhibition dan kandungan

    antosianin yang paling tinggi.

  • 14

    14

    DAFTAR PUSTAKA

    AOAC. (2005). AOAC Offiial Method : Total Monomeric Anthocyanin Pigmen

    Content of Fruit Juice, Beverages, Natural Colorant, and Wines pH Differential Method.

    Benyamin Franklin Station. Washington D.C.

    Ati, Neltji Herlina et al. (2006). Komposisi dan Kandungan Pigmen Tumbuhan Pewarna

    Alami Tenun Ikat di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa Tenggara Timur.

    Indo. J. Chem, 6 (3) : 325 – 331. Salatiga.

    Delgado-Vargas, F & O. Paredes-Lopez. (2003). NaturalColorants for Food and

    Nutraceutical Uses. CRC Press. USA.

    Ezhilarasi, P.N.; D. Indrani; B.S. Jena & C. Anandharamakrishnan. (2013). Freeze

    Drying Technique For Microencapsulation of Garcinia Fruit Extract and Its Effect on

    Bread Quality. Journal of Food Engineering. DOI 10.1016/j.jfoodeng.2013.01.009.

    Fennema, O. R. (2011). Food Chemistry, Marcel Dekker, Inc. New York.

    Gharsallaoui, A., Roudaut G., Chambin, O., Voilley, A. and Saurel, R. (2012).

    Applications of spray-drying in microencapsulation of food ingredients: An overview.

    Food Research International, 40 : 1107–1121.

    MacDougall, Douglas B. (2002). Colour in Food (Improving Quality). Woodhead

    Publishing Limited. Cambridge England. USA.

    Sansone, F., Mencherini, T.,Picerno, P., d’Amore, M., Aquino, R.P. and Lauro, M.P.

    (2011). Maltodextrin/pectin microparticles by spray drying as carrier for nutraceutical

    extracts. Journal of Food Engineering, 105 : 468–476.

    Saptarini, N. M, Suryasaputra, D and Nurmalia, H. (2015). Application of Butterfly Pea

    extract as an indicator of acid-base titration. Journal of Chemical and Pharmaceutical

    Research, 7(2) : 275-280.