conj alergi

6

Click here to load reader

Transcript of conj alergi

Page 1: conj alergi

KONJUNGTIVITIS ALERGI

Konjungtivitis alergi merupakan bentuk radang knjungtiva akibat reaksi alergi baik

berupa reaksi tipe cepat maupun reaksi terlambat sesudah beberapa hari kontak

dengan alergen. Terdapat beberapa jenis konjuctivitis alergi berdasarkan pada

gambaran khas yang ada dan jenis reksi hipersensitivitas yang mendasarinya.

KONJUNGTIVITIS VERNALIS

Konjungtivitis vernalis merupakan inflamasi pada konjungtiva akibat reaksi

hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. Reaksi

hipersensitivitas tipe I merupakan reaksi hipersensitivitas yang diperantarai oleh IgE

dan sel mast. Pada pemeriksaan dapat ditemukan papil besar dengan permukaan rata

pada konjungtiva tarsal, rasa gatal berat, sekret gelatin yang berisi eosinophil, pada

kornea terdapat keratitis, neurovaskularisasi dan tukak indolen. Gambaran khas pada

penyakit ini adalah adanya gambaran Coble Stone pada konjunctiva tarsal siperior

dan atau gambaran trantas dot pada limbus kornea.

(sumber : Schlote dkk., 2006)

Prevalensi konjungtivitis vernalis terbanyak adalah pada anak laki-laki usia 8-15

tahun atau anak perempuan usia 11-20 tahun. Paling sering terjadi pada musim

kemarau.

Page 2: conj alergi

Terapi dapat dilakukan dengan agen NSAID seperti Lodoxamide yang bekerja

dengan mengurangi aktivitas eosinofil dan menggunakan cell mast stabilizer agent

seperti olopatadine atau sodium cromolyn. Kedua agen itu dapat mengurangi reaksi

hipersensitivitas yang terjadi.

KONJUNGTIVITIS FLIKTEN

Merupakan konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atau

antigen tertentu. Konjungtivitis flikten disebabkan karena alergi hipersensitivitas tipe

IV terhadap tuberkuloprotein, stafilokokus, limfogranuloma venerea, leismaniasis,

infeksi parasite dan infeksi tempat lain dalam tubuh. Reakasi tersebut merupakan tipe

hipersensitivitas yang diperantarai oleh sel limfosit T.

(Sumber : Ilyas, 2000)

Gejalanya adalah mata berair, iritasi dengan rasa sakit, fotofobia dapat ringan hingga

berat. Bila kornea ikut terkena selain rasa sakit, pasien juga merasa silau disertai

blefarospasme.

Pengobatannya dengan memberikan steroid topikal, midriatika, dan penggunaan

kacamata hitam bila terasa sakit.

SINDROM STEVEN JOHNSON

Page 3: conj alergi

(sumber : Lang , 2000)

Steven Johnson Syndrome merupakan suatu sindroma yang terjadi akibat adanya

proses hipersensitivitas yang bermanifestasi pada kulit, mukosa, dan mata. Reaksi

hipersensitivitas yang terjadi adalah reaksi tipe III yang terjadi akibat endapan

kompleks antigen-antibodi di dalam serum.

Penyakit ini merupakan penyakit eritema multiform yang berat. Biasanya terjadi pada

usia 35 tahun. Presipitasi penyakit ini biasanya adalah alergi terhadap obat-obat

sulfonamid, barbiturat dan salisilat.

Gambaran klinis pada mata terdapat vaskularisasi kornea, parut konjungtiva,

konjungtiva kering, simblefaron, tukak dan perforasi kornea.

Terapi yang dilakukan berupa administrasi menggunakan kortikosteroid sistemik dan

infus cairan antibiotik.

KONJUNGTIVITIS ATOPIK

Konjungtivitis atopik merupkan jenis konjungtivitis alergi yang ditandai dengan

adanya inflamasi pada konjungtiva seperti kemosis, bengkak dan belek mukoid berisi

eosinofil.

Page 4: conj alergi

(Sumber : Ilyas, 2000)

Konjuctivitis jenis ini biasa terjadi pada orang yang memiliki riwayat atopi seperti

urtica atau asthma. Terapi konjuctivitis jenis ini dapat dilakukan dengan penggunaan

mast cell stabilizer agent seperti olopatadine atau natrium cromolyn.

Page 5: conj alergi

Sumber

Lang G. K.. 2000. Ophthalmolog :a Short Textbooky. Stuttgart :Thieme.

Schlote T., Grueb M., Mielke J., Rohrbach. 2006. Pocket Atlas of Opthalmology.

Stuttgart : Thieme