COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

95
Final Draft February, 2009 WORLD HEALTH ORGANIZATION Geneva, Switzerland Manual Perencanaan Program Komunikasi Dampak Perilaku Kesehatan TRIAL COPY (Limited Distribution—Being Edited)

description

komunikasi perubahan perilaku

Transcript of COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Page 1: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Final Draft February, 2009

WORLD HEALTH ORGANIZATIONGeneva, Switzerland

Manual Perencanaan Program Komunikasi

Dampak Perilaku Kesehatan

TRIAL COPY

(Limited Distribution—Being Edited)

Page 2: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

DAFTAR ISI

Halaman PENDAHULUANUCAPAN TERIMAKASIHMAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUALBAGIAN I: PENGENALAN COMBI – PERTANYAAN – PERTANYAAN DASAR

Apa itu “COMBI” – Communication for Behavioural Impact? Kenapa kita memerlukan “COMBI”? Apa langkah – langkah kunci dalam merancang Rencana COMBI? Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan dan Promosi Kesehatan? Dimana saja COMBI telah diterapkan Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan

baik? Apakah COMBI merupakan investasi yang baik? Bagaimana seseorang mencari bahan tambahan mengenai COMBI?

BAGIAN II: 10 LANGKAH – LANGKAH UNTUK MERANCANG RENCANA COMBI

Pendahuluan Garis besar 10 langkah – langkah dalam merancang rencana COMBI LANGKAH NO.1: PENETAPAN GOL KESELURUHAN LANGKAH NO.2: PENETAPAN OBYEKTIVE PERILAKU YANG DIHARAPKAN

CATATAN 2.1 MANTRA COMBI NO.1: “TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO …. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MEMBUAT OBYEKTIVE PERILAKU SPESIFIK DAN TEPAT” CATATAN 2.2 HINDARI DARI GODAAN “PERASAAN MENDIDIK” CATATAN 2.3 KEKHAWATIRAN TERHADAP “PERASAAN PEMBANGUNAN SOSIAL”; BERTUJUAN UNTUK HASIL – HASIL PERILAKU YANG TERBATAS, PALING BANYAK 1 – 3. CATATAN 2.4 PERNYATAAN PERTAMA DARI OBYEKTIVE PERILAKU BUKAN MERUPAKAN YANG TERAKHIR. KITA AKAN KEMBALI PADA YANG PERTAMA UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN DAN MODIFIKASI BILA PERLU CATATAN 2.5 MENINJAU OBYEKTIVE PERILAKU TERHADAP KRITERIA 5 W DAN “SMART”

LANGKAH NO.3: MELAKUKAN ANALISA “PASAR” UNTUK MENDAPATKAN KUNCI KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT.

CATATAN 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2 “TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO …. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR UNTUK MENDAPAT KUNCI KOMUNIKASI SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU PENDAHULUAN

CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR CATATAN 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR CATATAN 3.4 TETAPLAH PADA ISU – ISU SOLUSI YANG DAPAT DAN TIDAK DAPAT DITERIMA DALAM MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR (SMA) UNTUK MENDAPAKAN KUNCI KOMUNIKASI (CK) CATATAN 3.5 MELAKUKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI MENGENAI TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN KECENDERUNGAN PERILAKU CATATAN 3.6 MELAKSANAKAN LATIHAN SEGMENTASI PASAR CATATAN 3.7 MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN (FORCED FIELD ANALYSIS) CATATAN 3.8 MELAKUKAN ANALISA ”SWOT” (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITIES,

2

Page 3: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

THREATS) CATATAN 3.9 MEMPERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU SEHUBUNGAN DENGAN “4 C” DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC - INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION) CATATAN 3.10 MELAKUKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE ON) DAN MILO (MOMENT IN THE LIFE ON)

CATATAN 3.11 MELAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF THE MIND ANALYSIS / ANALISA HAL – HAL YANG ADA DALAM PIKIRAN) CATATAN 3.12 MELAKUKAN ANALISA KOMPETITOR CATATAN 3.13 MELAKUKANKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI / ISU) CATATAN 3.14 MENETAPKAN RISET LEBIH LANJUT CATATAN 3.15 MENENTUKAN PERSYARATAN – PERSYARATAN RENCANA COMBI

LANGKAH NO.4: MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN CATATAN 4.1 PENETAPAN ULANG OBYEKTIVE PERILAKU CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN DICAPAI, DALAM RANGKA MEMBERI SUMBANGAN PADA PENCAPAIAN OBYEKTIVE PERILAKU CATATAN 4.3 MENGANTISIPASI 3 UPAYA KOMUNIKASI BILA SESEORANG MEMBUAT STRATEGI: PERHATIAN PILIHAN, PERSEPSI PILIHAN, INGATAN PILIHAN CATATAN 4.4 MEMPERTIMBANGKAN RANCANGAN STARATEGI YANG M – RIP (MASSIVE – REPETITIVE, INTENSE, PERSISTENT) CATATAN 4.5 GARIS BESAR PENGGABUNGAN AKSI – AKSI KOMUNIKASI TERPADU YANG AKAN DIAMBIL SEHUBUNGAN DENGAN “C” KE EMPAT DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC) CATATAN 4.6 MENGGUNAKAN APA YANG SEDANG BERFUNGSI DALAM HAL SISTEM DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI TETAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL SEBAGAI INTERVENSI ALTERNATIVE DAN KREATIVE CATATAN 4.7 BERCERMIN KEMBALI PADA “MS.CREFS” CATATAN 4.8 BERUPAYA UNTUK MENYANDINGKAN KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DAN INTERAKSI YANG ARIF” CATATAN 4.9 MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN INSENTIVE DAN LOGO LABEL

LANGKAH NO.5: MENYAJIKAN RENCANA AKSI COMBI CATATAN 5.1 MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN SPESIFIK MENURUT 5 AREA UMUM DARI

INTERVENSI KOMUNIKASI (BILA DIPERLUKAN AREA DAPAT DITAMBAH)CATATAN 5.2 SEKALI LAGI MENGINGATKAN MS.CREFSCATATAN 5.3 MENGINGAT 3 UPAYA DARI KOMUNIKASICATATAN 5.4 MENGINGAT ATURAN NO.2 DARI 7 ATURAN DALAM MEMASANG IKLAN

ELEKTRONIK DAN YANG TERBAIK MENGHINDARI TIPUAN “GERAK DAN LAGU”CATATAN 5.5 ATURAN DARI TRIAD AJAIBCATATAN 5.6 MEMPERTIMBANGKAN MEMASANG IKLAN BERTAHAP CATATAN 5.7 MEMAKAI AGEN PERIKLANAN DAN MENGATUR AGEN DENGAN RAJIN.

LANGKAH NO.6: MANAJEMEN / PENATALAKSANAAN CATATAN 6.1 TUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER PROGRAM COMBI CATATAN 6.2 TUGASKAN KELOMPOK PELAKSANAN UNTUK MEMUDAHKAN PENATALAKSANAAN DAN MENGATASI KRISI

CATATAN 6.3 MEMPERTIMBANGKAN PEMBENTUKAN KELOMPOK PENASEHAT

LANGKAH NO.7MONITORING / PEMANTAUAN CATATAN 7.1 GUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT PEMANTAU

CATATAN 7.2 RENCAN UNTUK MEMANTAU SURVEI

3

Page 4: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

LANGKAH NO.8: PENILAIAN DAMPAKCATATAN 8.1 MENGIKUTI ARAH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN DALAM MEMBENTUK PROSES YANG BENAR DALAM PENILAIAN DAMPAK, MENGGUNAKAN CATATAN KEHADIRAN DI PUSKESMAS ATAU STUDI OBSERVASIONAL CATATAN 8.2 MENYUMBANG PADA DAMPAK INTERVENSI COMBICATATAN 8.3 MEMAKAI SPESIALIS EVALUASI

LANGKAH NO.9: PENJADWALAN: RENCANA KERJACATATAN 9.1 MENGIKUTI DRAFT PERTAMA DARI JADWAL RENCANA KERJA MELALUI LATIHAN

KELOMPOK YANG MELIBATKAN INDIVIDU DAN MITRA PELAKSANA

LANGKAH NO.10 ANGGARAN CATATAN 10.1 RENCANA COMBI TIDAK DAPAT DILAKSNAKAN DENGAN BIAYA MURAH, JADI LAKUKAN ANTISIPASI KESULITAN DENGAN BESARNYA KEBUTUHAN ANGGARAN

CATATAN 10.2 KEMUNGKINAN MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN SEKTOR SWASTA

LAMPIRAN I: FORMAT MENYAJIKAN DOKUMEN RENCANA COMBILAMPIRAN II: CONTOH RENCANA COMBI

4

Page 5: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

PENDAHULUAN

Manual ini berkembang dari kerja kami dalam bidang penyakit – penyakit menular dan didorong oleh 5 pertimbangan:

1. Penyakit menular masih sebagai ancaman global. Merupakan pembunuh anak – anak dan remaja terbesar. Bertanggung jawab atas lebih dari 13 juta kematian pertahun, setengah dari kematian tersebut terjadi dinegara – negara berkembang. Pembunuh terbanyak dari penyakit infeksi adalah apenyakit saluran pernapasan akut dan diare, HIV/AIDS, TBC dan Malaria. Pada tahun 2001, kematian karena HIV/AIDS, TBC dan Malaria diperkirakan sekitar 6 juta. Diluar penyakit – penyakit ”pembunuh”, masih terdapat 250 juta orang setiap tahun yang menderita cacat karena penyakit – penyakit infeksi seperti Limfatik Filariasis, Lepra, dan luka buruli. Penyakit – penyakit ini telah menyebabkan anak putus sekolah dan bagi orang dewasa akan menghambat mereka untuk mengurus anak anaknya dan untuk bekerja, secara perlahan – lahan menggangu kesehatan dan kesejahteraan bangsa, keluarga dan individu. Penyakit – penyakit yang terabaikan ini memperparah siklus kemiskinan.

2. Kami mempunyai solusi teknis dan medis untuk mengurangi beban kesehatan dari penyakit – penyakit menular dan dalam banyak kasus solusi tersebut siap tersedia. Tetapi dengan berbagai alasan orang tidak mau menggunakan solusi yang ada padanya untuk memperbaiki kesehatannya. Pandangan lama bahwa semua yang harus kita lakukan adalah menyediakan pengobatan dan otomatis orang akan datang ke klinik kita, tidak akan dipakai lagi. Bagian penting dari mengatasi kesenjangan antara adanya solusi dan penerimaan orang adalah perlunya mobilisasi sosial yang lebih fokus dan strategis, program – program komunikasi dan pendidikan guna mengajak orang dalam melakukan perilaku yang mengubah status kesehatan mereka.

3. Untuk sementara kami telah mengetahui bahwa pendekatan informasi – pendidikan yang sejauh ini telah memberitahu rancangan program komunikasi kesehatan tidak memberikan dampak perilaku yang kita inginkan sebagai gol akhir. Sementara itu diperlukan peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai perilaku sehat, yang dasarnya masih kurang untuk aksi perorangan. Kesenjangan antara mengetahui apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya, jauh dari menggembirakan.

4. Program mobilisasi sosial WHO pada tahun 2000 mulai menerapkan suatu pendekatan yang disebut Komunikasi berDampak Perilaku (COMBI) didalam rancangan dan pelaksanaan mobilisasi sosial berfokus perilaku untuk eliminasi Lepra di India dan Mozambik, pencegahan Limfatik Filariasis di Malaisia dan Laos, dan pencegahan dan pengobatan TBC di Kenya, Bangladesh dan India. Kami telah memperoleh beberapa keberhasilan yang mengesankan. Dan kami juga memiliki pemikiran yang jelas bahwa dengan pendekatan ini kita dapat membuat perbedaan yang mencolok dalam mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari penyakit – penyakit menular, bahwa janji kesehatan yang kami buat kepada orang dapat diberikan. Kami telah melihat COMBI di…… pada tantangan perilaku bagi seseorang yang terlibat dalam menghadapi berbagai penyakit, secara efektive mendorong orang dalam mempertimbangkan aksi – aksi individu dan masyarakat yang dapat mereka kerjakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit – penyakit tersebut.

5. Meningkatnya jumlah tenaga – tenaga kesehatan yang meminta untuk dibimbing bagaimana menerapkan pendekatan COMBI terhadap tantangan perilaku yang ditemukan dari berbagai penyakit.

Bagi mereka yang memiliki latar belakang komunikasi dan beberapa pelatihan, kami berharap bahwa manual ini dapat menjadi alat praktis didalam membuat program – program COMBI guna pelaksanaan sewaktu – waktu. Bagi mereka yang punya ketertarikan pada pendekatan ini kami percaya bahwa manual ini akan memberikan beberapa pandangan mengenai apa yang terlibat dalam membuat rencana COMBI untuk mendapat hasil – hasil perilaku tertentu bagi kesehatan. Catatan khusus:saat kita menyajikan COMBI dalam hubungannya dengan penyakit – penyakit menular kami ingin menekankan bahwa metodologi COMBI dapat juga relevansi khususterhadap tugas

5

Page 6: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

pencapaian dampak perilaku yang berhubungan dengan penyakit – penyakit tidak menular dan juga pengembangan sosial lain.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami.

ASIYA ODUGLEH-KOLEV Technical Officer, Sosial Mobilization Health Security and Environment (HSE) 20, Avenue Appia

CH-1211 Geneva 27 Switzerland

| Tel. direct:  +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721 | Email: [email protected] Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail: [email protected]; [email protected].)

6

Page 7: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

UCAPAN TERIMA KASIH

Manual ini akarnya ada didalam kursus tahunan selama 3 minggu tentang “ Komunikasi Pemasaran Terpadu untuk Dampak Perilaku dalam Kesehatan dan pembangunan Sosial” yang telah dilaksanakan di New York University (NYU) sejak 1994 dan dikoordinir oleh Dr. Everold N. Hosein. Program pelatihan telah mendapat keuntungan selama bertahun – tahun, dari input pengajaran diantara: Jeff Carr, dosen bidang Pemasaran di NYU Stern School of Business Administration; Burson –Marsteller, perusahaan dunia terbesar dalam pembimbingan komunikasi dan humas; Sudler and Henessy, agen periklanan pelayanan kesehatan internasional berkedudukan di New York; Cooney-Waters, perusahaan public relation berkedudukan di New York; badan periklanan; Dr. Erma Manoncourt, Dr. Sylvia Luciani, dari UNICEF; Dr. O.J. Sikes, Dr. Sylvie Cohen, dan Dr. Delia Barcelona, dari UNFPA; Dr. Gloria Coe, Dr. Marilyn Rice, Ms. Bryna Brennan dari PAHO/WHO; Denise Gray-Felder dan Brian Byrd, dari Rockefeller Foundation; dan Diana Leidel, editor majalah dan desainer grafis. Sejak tahun 2000, WHO telah bekerja sama dengan NYU dalam menyelenggarakan dan melaksanakan program pelatihan dengan peran serta yang besar dari Ms. Helen Kelly dan Dr. Ron Janoff, Erich Dietrich, dari kantor Academic initiatives and global programs, dan Dr. Allyson Taub, Prof. Vivian Clarke, Dr. Judith Gilbride dari departemen gizi, makanan, dan kesehatan masyarakat di NYU Steinhardt School of Education. The NYU/WHO Summer Institute Class of 2003 was involved in a detailed review of this manual.

Juga pada tahun 2000, WHO mulai menerapkan metodologi dari Communication for Behavioural Impact (COMBI) berdasarkan pada konsep komunikasi pemasaran terpadu terhadap penyakit – penyakit menular tertentu. Dr. Elil Renganathan, koordinator dari program pelatihana dan mobilisasi sosial, dan Dr. Maria Neira, Direktur bagian pengendalian, pencegahan dan pemberantasan di WHO divisi penyakit – penyakit menular (dikepalai oleh Dr. David Heymann) yang sangat mendukung pembentukan inisitive ini. pertama kali COMBI diterapkan pada program – program Lepra di India yang di dorong oleh Dr. Denis Daumerie dari program pemberantasan Lepra WHO. Sejak itu digunakan juga dengan berhasil pada Dengue dan Limfatik Filariasis. Baru baru ini diterapkan pada program TBC, Malaria, HIV/AIDS, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi bayi, penyakit – penyakit kronis dan kegemukan. Kantor – kantor UNICEF juga telah menerapkan metodologi ini untuk berbagai program UNICEF mulai dari kekerasan terhadap anak, HIV/AIDS, ANC, sampai imunisasi. Program – program lapangan ini dilakukan bekerja sama dengan kantor WHO regional dan perwakilan negara anggota, kantor UNICEF regional dan negara perwakilan dilebih dari 50 negara.

Manual COMBI dipersiapkan oleh Dr. Everold N Hosein, Senior Communication Advisor – Consultant WHO dengan dibantu oleh Nn. Asiya Odugleh, technical officer WHO, Dr. Will Parks, WHO Communication officer, Nn. Lotta Adestal, konsultan WHO yang dibiayai pemerintah Swedia, dan Nn. Diane Pollet, WHO communication assistant, dan dibawah supervisi penuh dan bimbingan dari Dr. Elil Renganathan dari WHO.

7

Page 8: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

MAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUAL

Maksud Manual ini dimaksudkan terutama untuk mempermudah petugas kesehatan yang telah dilatih didalam menerapkan petunjuk 10 langkah COMBI dalam merancang rencana COMBI guna mencapai obyektive perilaku yang jelas

Bagi mereka yang akan dilatih COMBI, manual ini merupakan referensi cepat tentang konsep – konsep dan langkah – langkah membuat perencanaan yang digunakan dalam membuat rencana COMBI

Pada saat yang sama, bagi petugas yang tidak memiliki latar belakang komunikasi, manual ini memberikan kilasan proses yang terlibat dalam merancang suatu perencanaan)

Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup secara mendalam seluruh perangkat yang digunakan dalam merancang COMBI. Isi dari manual ini meliputi beberapa pengertian dasar dari prinsip – prinsip dan teknik komunikasi dasar. Diharapkan juga bahwa spesialis lain akan dilibatkan dalam latihan merancang COMBI, seperti spesialis di bidang periklanan, riset pasar, dan evaluasi dampak Penggunaan

Manual ini dibagi dalam 2 (dua) bagian:

Bagian I, pada bagian ini pembaca diberi pengenalan dasar dan metodologi dari COMBI. Menyediakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan mendasar tentang COMBI:

Apa itu COMBI? Mengapa kita memerlukan COMBI? Apa perbedaan antara COMBI dengan Penyuluhan dan Promosi kesehatan? Apa langkah – langkah kunci dalam merancang rencana COMBI? Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI bekerja? Apakah COMBI merupakan investasi yang baik? Dimana saja COMBI telah diterapkan? Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Bagian II, bagian ini membawa pembaca kedalam tiap langkah dari 10 langkah pedoman COMBI dalam merancang COMBI dan menjelaskan apa yang akan dilakukan pada setiap langkah. Disamping itu juga terdapat beberapa konsep dan perangkat yang berhubungan dengan tiap langkah di catatan khusus yang dilampirkan pada setiap langkah. Kami merekomendasikan agar bagian II ini dibaca dulu seluruhnya sebelum dilanjutkan ke penerapan tiap langkah pada latihan merancang COMBI.

Pada bagian akhir tersedia lampiran – lampiran format untuk menyajikan rencana COMBI dan contoh dari rencana COMBI

8

Page 9: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

BAGIAN I:

Pengenalan COMBI

Pertanyaan – pertanyaan Dasar

9

Page 10: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

BAGIAN I:

PENGENALAN COMBI

BAGIAN I: PENGENALAN COMBI

Pertanyaan – Pertanyaan dasar

APA ITU “COMBI – KOMUNIKASI BAGI DAMPAK PERILAKU”?

COMBI adalah kegiatan mobilisasi sosial yang ditujukan pada tugas menggerakkan seluruh individu dan masyarakat yang berpengaruh pada individu dan keluarga dalam mendorong aksi individu dan keluarga. Kegiatan ini merupakan starategi dalam proses penggabungan beraneka intervensi komunikasi dengan maksud mengajak individu dan keluarga dalam untuk mempertimbangkan perilaku sehat yang direkomendasikan dan menganjurkan agar perilaku tersebut diadopsi dan dipertahankan. COMBI banyak menggunakan masukan dari pelajaran tentang pendidikan kesehatan dan komunikasi yang diperoleh dalam 50 tahun terakhir dan fokus pada perilaku dengan strategi yang berpusat pada masyarakat. Dalam hal komunikasi dengan konsumen, secara substansial COMBI juga mengambil pengalaman – pengalaman dari sektor swasta.

Metodologi COMBI secara efektive memadukan pendidikan kesehatan, KIE, mobilisasi masyarakat, tehnik komunikasi dengan konsumen dan riset pasar, dimana semuanya itu secara tajam dan cerdik ditujukan pada hasil – hasil perilaku yang tepat dibidang kesehatan.

Disadari bahwa gol akhir dibidang kesehatan adalah dampak perilaku: seseorang melakukan sesuatu. COMBI menekankan pada: kebutuhan informasi, kita butuh pendidikan, kita perlu persuasi, kita butuh peran serta masyarakat, kita perlu membangunkan masyarakat, kita butuh komitmen pemerintah, kita juga butuh kepekaan terhadap konsumen dengan fokus pada perilaku dan keputusan yang dibuat oleh konsumen, untuk diterapkan pada perilaku sehat.

COMBI dimulai dengan “orang” (klien, yaitu mereka yang memperoleh keuntungan, pengguna jasa – anggota keluarga) dan kebutuhan (keinginan, atau minat) kesehatan serta ketepatan fokus pada hasil – hasil perilaku yang diharapkan sehubungan dengan kebutuhan, keinginan, minatnya. Mantra dari COMBI adalah: tidak melakukan apa - apa – tidak membuat kaos, poster, leaflet, video …….. tidak melakukan apa – apa, sampai dibuat obyektive perilaku yang tepat dan spesifik. Akar dari COMBI adalah pengetahuan, pemahaman dan pengertian seseorang atas perilaku sehat yang direkomendasikan. ”Pasar / masyarakat” secara penuh dilibatkan mulai dari awal sampai dengan mempraktekannya, riset masyarakat dan analisis situasi yang bersifat partisipative sehubungan dengan perilaku yang diharapkan guna mengekspresikan atau menunjukkan kebutuhan/keinginan/harapannya. Termasuk dalam analisa situasi adalah mendengarkan orang dan mempelajari persepsi dan penerimaan mereka atas perilaku yang ditawarkan, faktor – faktor yang dapat menghalangi atau mempermudah penerimaan perilaku, pengertian mereka tentang biaya (waktu, uang, usaha) dalam hubungannya dengan persepsi mereka terhadap nilai perilaku dengan kehidupan mereka.

10

Page 11: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Masyarakat kemudian disertakan dalam peninjauan kembali dan analisis dari perilaku sehat yang dianjurkan melalui penggabungan 5 area aksi komunikasi terpadu kedalam beraneka susunan yang sesuai dengan situasi “pasar”. Kita menyadari bahwa tidak ada intervensi komunikasi tunggal yang ajaib.

5 area paduan aksi komunikasi adalah: Mobilisasi administrasi, Advokasi kepada masyarakat, dan Hubungan

masyarakat, untuk menempatkan suatu perilaku sehat pada agenda manajemen publik dan administrasi (program) lewat media massa: berita utama, talk show, opera sabun, penggunaan selebriti sebagai jurubicara, acara diskusi, pertemuan/diskusi dengan berbagai kategori pimpinan pemerintahan dan masyarakat, penyedia layanan, tenaga administrasi, memo pejabat, pertemuaan mitrakerja.

Mobilisasi masyarakat, termasuk menggunakan riset partisipasi, pertemuan – pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitra kerja, media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama, leaflet, poster, pamflet, video, kunjungan rumah.

Iklan, Promosi dan Insentive, melalui radio, TV, surat kabar, dan media lain yang tersedia, mengajak orang dalam meninjau manfaat perilaku yang direkomendasikan dari sisi biaya pelaksanaan. Pemberian insentip seperti sampel gratis dan hadiah telah digunakan untuk memotivasi orang agar mempertimbangkan perilaku yang disarankan dan mencap perilaku atau layanan atau produk yang berhubungan dengan perilaku tersebut, dan mempromosikan cap tersebut.

Penjualan perorangan / komunikasi interpersonal / penyuluhan, di tingkat masyarakat, disekolah dengan menyertakan anak sekolah sebagai ”penjual perorangan” , di rumah dan terutama di titik – titik pelayanan, dengan kepustakaan yang bersifat informasional dan sesuai serta insentive tambahan, dan mendengar dengan seksama dan mengarahkan pada apa yang menjadi perhatian orang.

Promosi tempat pelayanan, menekankan pada kemudahan akses dan tersedianya solusi - solusi terhadap masalah - masalah kesehatan.

Kunci dalam perencanaan program COMBI adalah memberi perhatian atas kesungguhan upaya pendekatan keterpaduan dalam pemilihan dan penggabungan aksi komunikasi yang baik sesuai dengan hasil perilaku yang sangat diharapkan, dan untuk tidak mempercayai bahwa satu jenis intervensi komunikasi mempunyai kekuatan yang hebat.

MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN COMBI?Tantangan yang paling mendasar dalam menghadapi penyakit – penyakit infeksius utama adalah membuat individu (dalam konteks keluarga dan masyarakat) mau mengadopsi dan memelihara perilaku sehat yang merupakan tujuan akhir dari upaya – upaya kita terhadap penyakit – penyakit infeksius. Perilaku yang sangat penting ini hanya diam menunggu seluruh rencana peningkatan serangan terhadap penyakit – penyakit menular dan penyakit lainnya yang terdapat di masyarakat miskin. Karena seringkali tantangan ini dikira akan dapat dipenuhi bila “ segala sesuatunya tersedia”, saat pelayanan kesehatan, dan intervensi kesehatan sudah tersedia. Ketika obat MDT gratis telah tersedia, apakah seorang penderita lepra dengan kelainan di kulit dengan mudah untuk datang ke klinik yang menyediakan MDT? Sangat sulit bagi seorang penderita TB untuk datang ke klinik meski telah siap tersedia obat gratis. Penapsiran terhadap kesederhanaan dari perilaku yang diharapkan sering membingungkan kita. Kita memerlukan sistem kesehatan yang berkualitas, petugas yang terlatih, dan tersedianya pelayanan dan produk kesehatan. Banyak perilaku kesehatan sangat tergantung pada

11

Page 12: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

ketersediaan pelayanan dan produk kesehatan. Namun solusi tehnis medis canggih terhadap masalah kesehatan tidak dengan sendirinya dapat dijual meskipun telah siap tersedia. Pengalaman selama 50 tahun dibidang kesehatan masyarakat memberikan satu contoh dari kebingungan ini. Sangat banyak contoh – contoh pengalaman kesehatan masyarakat mengenai kesenjangan antara pengetahuan dan akses pada pelayanan, produk dan praktek sehingga perilaku kesehatan apapun, sulit untuk dipahami.

Dasar dari seseorang untuk mengadopsi perilaku sehat adalah pengetahuan, ketika perilaku sehat serta layanan dan produk kesehatan yang berhubungan berada dalam jangkauan yang masuk akal konsumen. Perasaan tahu / dididik sebegitu jauh telah menunjukkan arah strategi dalam mencapai hasil – hasil perilaku dibidang kesehatan.

Meningkatnya kesadaran dan pendidikan tentang perilaku sehat belum cukup untuk digunakan sebagai dasar kegiatan individu dan keluarga untuk mengetahui sesuatu yang jelek meskipun hal ini merupakan langkah yang penting dalam proses menuju praktek perilaku sehat. Sangat disayangkan, individu yang telah memperoleh informasi dan terdidik tidak berperangai sebagai individu yang responsive. Banyak contoh – contoh dibidang kesehatan mengenai bagaimana “pengetahuan” gagal memberikan hasil perilaku yang sangat diinginkan. Seringkali masih diperlukan untuk mengulangi tema yang nampaknya kurang penting seperti berikut ini: Mengetahui perbedaan antara apa yang akan dilakukan dengan melakukan nya. Untuk melangkah kedalam perilaku yang responsive, diperlukan penerapan pengetahuan. Untuk itu perlu upaya dalam menarik perhatian orang, baik melalui proses kehati – hatian dalam mempertimbangkan perilaku yang berfokus pada komunikasi dan mobilisasi sosial, serta dalam menunjukkan pengetahuan yang didapat dalam hubungannya dengan keuntungan pribadi, norma – norma sosial serta pengaruh – pengaruh dan pertimbangan atas aksi dalam menarik orang tersebut. Inilah misi kunci kita yang bertujuan mempraktekan perilaku - perilaku sehat dalam mengendalikan dan mencegah penyakit – penyakit infeksi utama.

Perencanaan dan pelaksanaan yang strategis dari program komunikasi dan mobilisasi sosial agar berperilaku sehat dimulai dengan dasar: seseorang tidak dapat beraksi atas perilaku sehat yang dianjurkan jika seseorang tidak menyadari dan tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut, dan jika seseorang tidak terlibat penuh dalam penilaian yang adil dari manfaat biaya yang digunakan dalam mempraktekkan upaya – upaya tersebut. Inilah esensi dari “penerapan pengetahuan”: sesuaikan komunikasi berdasarkan pengetahuan dalam menilai aksi - aksi yang direkomendasikan. Strategi dalam mencapai dampak perilaku yaitu perlu untuk sering menawarkan kesempatan kepada orang untuk terlibat dalam melakukan tinjauan yang seksama atas perilaku yang dianjurkan, menimbang nilainya sehubungan dengan beban dalam menjalankannya.

Jenis komunikasi ini jelas lebih menarik daripada hal – hal memproduksi materi – materi audio visual. Lebih dari sekedar mempunyai poster, pamflet, dan kaos T-shirt. Komunikasi ini lebih pada pemberdayaan orang, keluarga, dan masyarakat untuk memiliki kendali yang lebih besar terhadap kesehatan dan kehidupannya. Untuk itu dituntut rancangan yang strategis, pendidikan / penyuluhan yang massive, program komunikasi dan mobilisasi sosial yang peka terhadap komsumen, mengajak orang dari setiap tingkatan sosial lewat media yang mengesankan dan dalam aneka situasi (dalam rumah, di klinik, ditempat kerja, di rumah ibadah, kelompok masyarakat, di sekolah, pada kegiatan – kegiatan masyarakat).

Diluar penilaian yang adil dari perilaku – perilaku sehat, program komunikasi ini perlu selangkah didepan. Meskipun seseorang mempunyai pendirian mengenai perjalanan dari suatu aksi, seringkali mereka membutuhkan dorongan dan pemicu yang menggerakkan mereka untuk melangkah maju dalam mengadopsi dan memelihara perilaku - perilaku sehat. Kita semua

12

Page 13: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

seringkali butuh insentip, yang sebenarnya untuk melakukan sesuatu yang benar hal tersebut tidak diperlukan. Peluang untuk memenangkan hadiah telah mendorong banyak orang untuk mengimunisasi anaknya pada kampanye polio. Program komunikasi bagi dampak perilaku membutuhkan keduanya, mengajak individu dalam mencermati perilaku yang direkomendasikan dan juga memberikan insentip dan penarik untuk melakukan aksi. Dibanyak Negara, ditempat – tempat pelayanan kesehatan tidak biasa terdapat tanda – tanda promosi yang memberi tahu pelayanan apa yang tersedia. Diantara negara – negara tersebut, lebih menonjol tanda – tanda tempat penjualan minuman karbonasi yang sangat banyak. Jika kita menginginkan dampak yang lebih mendalam dalam pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit – penyakit utama, kita perlu perencanaan yang strategis, dengan fokus pada upaya komunikasi dan mobilisasi sosial.

Inilah yang ditawarkan oleh COMBI

13

Page 14: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

APA LANGKAH – LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA COMBI?

Konsultan dan petugas teknis terlatih dalam perencanaan COMBI menerapkan proses 10 langkah dalam pembuatan rencana COMBI. Dibawah ini akan dijelaskan garis besar kerangka rencana COMBI. Secara rinci, langkah – langkah tersebut akan diterangkan pada bagian II dari manual ini. Mereka yang diperkirakan telah sedikit memahami lebih dulu dasar komunikasi dan prinsip – prinsip pemasaran.

Dua mantra prinsip menuntun proses rancangan COMBI: Mantra nomor 1: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio, dsb ….. tidak melakukan apa - apa sampai seseorang membuat obyektive perilaku yang jelas, tepat, dan spesifik.

Mantra nomor 2: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio, dsb ….. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah melakukan analisis situasi pasar yang berhubungan dengan obyektive perilaku awal.

LANGKAH-LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA COMBI

Identifikasi obyektive perilaku1. Obyektive umum: Suatu pernyataan dari obyektive program secara menyeluruh bahwa

COMBI akan membantu mencapainnya. Sebagai contoh: Membantu eliminasi Lymphatic Filariasis (di lokasi) pada tahun 2020.

2. Obyektive Perilaku: Suatu pernyataan obyektive perilaku yang dapt diterapkan, spesifik, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh: Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi tertentu), untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan / relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

3. Analisis situasi pasar sebagai kunci komunikasi (SMACK-ing ) dalam hubungannya dengan ketepatan tujuan akhir perilaku: dengan “berorientasi pada konsumen”, menggali faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai obyektive perilaku dalam memberi tahu strategi penggabungan aksi komunikasi.

Analisis situasi pasar untuk menemukan kunci komunikasi (SMACK ing) dalam merencanakan COMBI menggunakan seni teknik riset partisipatori yang diadapatasi dari pemasaran, komunikasi, antropologi dan sosiologi, untuk mengidentifikasi isu perilaku yang dapat diterima sebagai solusi komunikasi. Analisa situasi pasar meliputi mendengarkan orang dan mempelajari tentang persepsi dan penerimaannya atas perilaku yang ditawarkan melalui perangkat seperti analisis TOMA (Top of the Mind Analysis/analisis apa yang ada dalam pikiran orang) dan DILO (Day in Life Of/ kehidupan keseharian). Perasaan mereka tentang biaya (waktu, usaha, uang) sehubungan dengan persepsi atas nilai perilaku terhadap kehidupan mereka, yang digali lewat perhitungan biaya dan nilai. Perangkat lain seperti analisa kekuatan lapangan (Forced Field Analysis), membantu anggota masyarakat, petugas kesehatan, akhli setempat, dan akhli COMBI untuk menganalisis faktor – faktor sosial, politik, ekologi, moral, hukum, dan budaya yang dapat menghambat atau membantu penerimaan perilaku. Analsia situasi pasar juga memperhatikan dimana dan dari siapa orang mencari informasi dan nasehat tentang suatu masalah kesehatan, dan mengapa mereka menggunakan sumber informasi ini. Konsep dari penempatan (digunakan luas dalam dunia periklanan), juga membantu pengembangan pesan – pesan dan pendekatan komunikasi yang benar. Juga memperhatikan daerah yang memerlukan penyelidikan. Akhirnya isu – isu yang tidak substansional dapat diterima sebagai solusi komunikasi seperti pelayanan yang siap tersedia, didokumentasikan sehingga dapat dilakukan perubahan organisasi dan aksi politis.

Strategi komunikasi dan Penggabungan

14

Page 15: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

4. Strategi umum dalam mencapai hasil perilaku yang ditetapkan: penjelasan dari pendekatan aksi komunikasi umum yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil – hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi yang diketahui adalah sebagai berikut:

a. Nyatakan kembali obyektive perilakub. Batlah “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam rangka mencapai

hasil perilaku. c. Tekankan strategi komunikasi: suatu pernyataan yang luas dari aksi komunikasi

yang dianjurkan dalam mencapai hasil - hasil komunikasi dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi yang ada pada nomor 5 berikut ini

5. Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu yang akan dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam hubungannya dengan (tapi tidak ekslusive):

Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat Mobilisasi masyarakat Penjualan perorangan (komunikasi interpersonal) Memasang iklan (dan promosi dan insentive) Promosi Tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran6. Manajemen dan pelaksanaan dari COMBI: penjelasan dari bagaimana COMBI akan

menata spesifikasi tim perencanaan yang bersifat multidisplin, termasuk petugas khusus atau institusi mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi riset setempat), penunjukkan untuk mengkoordinir kegiatan - kegiatan komunikasi dan kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk setiap kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan darimana tim manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.

7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan dari indikator proses yang digunakan dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi komunikasi termasuk penjelasan bagaimana data monitoring di kumpulkan, disebar dan digunakan.

8. Penilaian dampak perilaku: rincian dari indikator perilaku yang digunakan, metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.

9. Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan rincian rencana kerja berikut jadwal waktu untuk persiapan dan pelaksanaan kegiatan dalam melaksanakan setiap aksi komunikasi seperti pada nomor 5.

10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.

(contoh dari rencana COMBI disajikan pada annex II dari manual ini)

Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan/penyuluhan dan promosi kesehatan? Ya dan tidak. COMBI memadukan prinsip – prinsip dan teknik – teknik pendidikan dan promosi kesehatan. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan mungkin ditujukan pada hasil perilaku yang dinyatakan secara umum, maka COMBI lebih fokus pada dan memberi informasi hasil perilaku yang dibuat secara tegas. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan berkembang dari sensibilitas pendidikan, maka COMBI muncul dari sensibilitas komunikasi dengan konsumen, mengenali bahwa hasil - hasil perilaku dipakai untuk untuk pendidikan dan dasar informasi yang disandingkan dengan orientasi pada pemasaran. COMBI juga dimulai dari “perencanaan berbasis nol” dengan prinsip dasar bahwa tidak ada yang perlu dikira - kira. Malah melalui riset pasar yang bersifat partisipatori, akan ditemukan penghalang dan hambatan yang sesungguhnya yang mencegah orang dalam memilih untuk mengadopsi perilaku sehat.

Dimana COMBI telah diterapkan?

COMBI sedang diterapkan terhadap berbagai penyakit di sekitar 50 negara:

15

Page 16: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Program Kesehatan

Negara – Negara dimana penerapan perencanaan dan pelaksanaan COMBI berlangsung(A Selected Sample)

Dengue

Leprosy

Lymphatic Filariasis

Malaria

TB

HIV/AIDS

Others

Belize (planning), Brazil (planning), Cambodia (pre-implementation), Costa Rica (pre-implementation), Cuba (planning), Dominican Republic (pre-implementation), El Salvador (planning), Guatemala (implementing), Honduras (planning), Indonesia (pre-implementation) Lao People’s Democratic Republic (implementing), Malaysia (implemented 2001), Myanmar (pre-implementation), Nicaragua (implementing), Philippines (planning), Thailand (planning)

India (implemented 2002), Mozambique (implementing)

India (implemented 2002,2003), Kenya (implemented 2002, 2003) Myanmar (planning), Nepal (implemented 2003), Philippines (implemented 2003), Sri Lanka (2002, 2003), Tanzania (planning), Uganda (planning), Zanzibar (implemented 2001, 2002, 2003)

Afghanistan (pre-implementation), Ghana (pre-planning), Sudan (pre-implementation); Mozambique (pre-implementation)

Bangladesh (planning), India (implementation), Kenya (implementation)

Myanmar (implementation), Moldova w/UNICEF (pre-implementation), Kazakhstan w/UNICEF (pre-implementation), Sudan (pre-implementation), Namibia w/UNFPA (implementation), Swaziland w/US Government (pre-implementation).

Georgia w/UNICEF on immunisation and antenatal care – pre-implementation; South Asia w/UNICEF on maternal mortality reduction – pre-implementation;Moldova and Albania with UNICEF, implementation on juvenile justice; Moldova w/UNICEF on Early Childhood Development and Antenatal Care - implementation; Albania w/UNICEF (pre-implementation on Violence against Children, and Juvenile Justice.), Cambodia w/UNICEF on infant and young child feeding and tetanus infection elimination and antenatal care.

Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan baik?

Dampak dari COMBI ditetapkan sebagai hasil – hasil perilaku spesifik yang terjadi sejak dari awal. Bila obyektive telah ditetapkan, maka metode – metode riset sosial ilmiah mulai dari melakukan survei, jumlah sampel survei, pengamatan lapangan, dan wawancara mendalam akan memungkinkan untuk mengukur pencapaian hasil – hasil perilaku yang spesifik. Namun demikian persyaratan awal yang penting untuk mengukur dampak adalah memperoleh obyektive perilaku yang jelas sebagai tujuan akhir dari program.

Di Johor Bahru, Malaisia, program COMBI 3 bulan ditunjukkan dalam hal 85% rumah tangga yang dari area sampel melaksanakan tugas perilaku yang diinginkan selama periode 12 minggu. Dan 3 bulan kemudian 70% masih tetap mengerjakannya.

16

Page 17: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Di Negara bagian Bihar, India, sumbangan COMBI dalam deteksi dini kasus lepra adalah melalui perbaikan jumlah orang yang datang sendiri ke klinik - klinik. Proporsi dari penderita dengan kelainan kulit yang hadir di klinik meningkat sebesar 69% dengan jumlah kasus wanita meningkat sekitar 73%.

COMBI juga mendukung partisipasi lebih dari 40 juta orang dalam pemberian obat masal, memotivasi lebih 75% dari seluruh populasi untuk mencegah limfatik filariasis di 6 negara. Srilanka dan Kenya adalah dua Negara yang mencapai cakupan lebih dari 80% populasi, yang berarti kepatuhannya lebih 90% dari mereka yang mendapat pengobatan.

Apakah COMBI merupakan investasi yang bagus?

Tidak ada cara yang tepat untuk menunjukkan biaya investasi untuk program COMBI. Kebanyakan tergantung pada lingkup dari program, apakah merupakan suatu upaya nasional atau hanya mencakup satu kabupaten. Ada kecenderungan untuk melihat kerja komunikasi sebagai relative tidak mahal. Namun tidaklah demikian. Bila kita merasakan bahwa investasi komunikasi pemasaran yang besar di negara – negara berkembang dalam mempromosikan penjualan produk konsumen, seperti pasta gigi atau deterjen, masih ada sesuatu yang tersembunyi disini, yaitu komunikasi kesehatan memerlukan pembiayaan yang minimal. Jika COMBI akan dilaksanakan dengan baik dalam mencapai tujuan akhir perilaku yang penting guna menghadapi penyakit – penyakit menular, maka hal itu akan memerlukan pembiayaan yang masuk akal.

Untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang efektive dibuatlah investasi yang besar seperti pengembangan vaksin dan penentuan efikasi regimen obat. Namun kita menjalani risiko dengan masih belum efektivenya solusi canggih tersebut dalam mengatasi masalah - masalah kesehatan masyarakat utama, karena investasi yang diperlukan untuk mengajak orang dalam memikirkan perilaku yang baru belum dikerjakan. Diluar memberikan hasil perilaku, nilai investasi yang dimiliki COMBI terletak pada hal berikut: mobilisasi sosial akan lebih strategis bila diarahkan sejak dari permulaan, lebih baik menggunakan sumberdaya – sumberdaya yang sedang berfungsi, mengetahui dengan tepat masalah – masalah dan hambatan sesungguhnya yang berpengaruh pada hasil – hasil perilaku, penggunaan tenaga – tenaga akhli yang relevan dengan tepat, monitoring dan evaluasi lebih terfokus dan terdapat pengertian yang lebih besar dan kerjasama pada hasil – hasil mobilisasi sosial diantara mitrakerja.

COMBI telah menarik perhatian berbagai kalangan individu dan kelompok - kelompok mulai dari spesialis komunikasi, peneliti, relawan, dan pelaku bisnis, telah mendorong kemitraan antara pihak pemerintah dan swasta, dan membuat program – program kesehatan menjadi hidup. Sebagai contoh, cabang – cabang perusahaan farmasi setempat seperti GSK dan agen periklanan global seperti Ogilvy & Mather (India), Saatchi & Saatchi (Kenya), Ayton Young & Rubicam (Kenya), Grant McCann Erickson (Sri Lanka) telah memiliki mitra yang kuat didalam banyak program nasional. Bahkan COMBI sesungguhnya memberikan nilai uang yang lebih dari itu. Di tingkat global, filantropis perorangan mendukung COMBI sebab diatas semua itu COMBI memberikan OUTCOME PERILAKU YANG DIHARAPKAN.

Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana COMBI dapat diterapkan terhadap gol perilaku dibidang kesehatan, silahkan menghubungi:

17

Page 18: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

ASIYA ODUGLEH-KOLEV Technical Officer, Sosial Mobilization Health Security and Environment (HSE) 20, Avenue Appia

CH-1211 Geneva 27 Switzerland

| Tel. direct:  +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721 | Email: [email protected]

Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail: [email protected]; [email protected].)

BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang

18

Page 19: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Rencana COMBI

19

Page 20: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang Rencana COMBI

Pendahuluan Pada bagian II dari manual ini, kami menyajikan 10 langkah dalam proses merancang rencana COMBI. Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua kerumitan dalam membuat rencana COMBI. Bagian dari proses ini bersifat intuitive dan kreative. Tetapi bagian ini akan membawa kita lebih dalam saat melakukan latihan yang sering membuat bingung waktu membuat rencana komunikasi yang strategis atas hasil - hasil perilaku spesifik dibidang kesehatan. Sebelumnya pada halaman 13 – 14 telah kami tampilkan ringkasan dari 10 langkah. Dibawah ini akan diulangi lagi dengan sedikit berbeda yaitu lebih berorientasi pada format langkah sebagai pendahuluan untuk menggali setiap langkah dan penjelasan lebih rinci diberikan pada bagian II dari manual ini. Ketika kami membuat 10 langkah, hal itu tidak dimaksudkan untuk diikuti secara linear. Seseorang akan menemui bahwa dalam proses perancangan yang sesungguhnya, dia dapat mundur atau maju diantara berbagai langkah – langkah sesuai dengan wawasan baru yang berkembang dari suatu langkah atau yang lainnya.

10 proses langkah ini difokuskan pada merancang rencana COMBI dan diarahkan pada berbagai isu – isu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari rencana tersebut. Tetapi tugas – tugas yang terlibat dalam pelaksanaan rencana ini tidak diarahkan secara rinci. Sebagai contoh, rencana COMBI mungkin dirancang bersama dengan komponen iklan termasuk rincian jadwal pemasangan iklan yang dianjurkan. Tapi manual ini tidak membicarakan isu – isu yang berhubungan dengan proses pemilihan agen periklanan dan bekerja dengannya. Didalam annex di bagian ini diberikan contoh dari rencana COMBI, untuk memberi gambaran apa yang menjadi isi dari rencana COMBI. Catatan khusus: pedoman yang juga berguna untuk perencanaan COMBI yang dikeluarkan WHO adalah Merencanakan Komunikasi dan Mobilisasi Sosial untuk pencegahan dan pengendalian Dengue Fever: petunjuk langkah demi langkah.

20

Page 21: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

GARIS BESAR DARI 10 LANGKAH DALAM MERANCANG RENCANA COMBI.

Mengidentifikasi Obyektive Perilaku: 1. Nyatakan obyektive umum / keseluruhan: suatu pernyataan yang bersifat jangka panjang

dari program dimana COMBI akan membantu pencapaiannya. Sebagai contoh …… berkontribusi dalam eliminasi Limfatik Filariasis di (lokasi) pada tahun 2020.

2. Menentukan Obyektive perilaku: suatu pernyataan obyektive perilaku yang spesifik, sesuai, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh: Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan / relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

3. Lakukan / tinjaun analsis situasi pasar terhadap obyektive perilaku yang tepat: suatu penggalian faktor – faktor yang “berorientasi pada konsumen”, yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai obyektive perilaku, sebagai masukan dalam membuat strategi dan penggabungan komunikasi.

Strategi Komunikasi dan Penggabungan 4. Menjelaskan strategi keseluruhan untuk mencapai hasil perilaku yang telah ditetapkan:

adalah uraian dari pendekatan komunikasi secara umum mengenai aksi – aksi yang perlu untuk dilakukan dalam mencapai hasil – hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi, yang disajikan berikut ini:

a. Nyatakan kembali obyektive dari perilakub. Membuat “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam rangka

mencapai hasil perilaku. c. Skema strategi komunikasi: pernyataan yang luas dari aksi komunikasi yang

diajukan guna mencapai hasil – hasil komunikasi dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi seperti dalam daftar nomor 5 dibawah,

5. Membuat Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu yang akan dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam hubungannya dengan (tapi tidak ekslusive):

Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat Mobilisasi masyarakat Penjualan perorangan ( komunikasi interpersonal) Memasang iklan (serta promosi dan insentive) Promosi tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran6. Menjelaskan struktur dari manajemen dan pelaksanaan COMBI: penjelasan bagaimana

COMBI akan dikelola dengan menetapkan tim perencanaan multidisplin, termasuk petugas khusus atau institusi mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi riset setempat), penunjukkan orang untuk mengkoordinir kegiatan komunikasi dan kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk setiap kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan dari mana tim manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.

7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan mengenai indikator proses yang digunakan dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi – aksi komunikasi, termasuk penjelasan mengenai bagaimana data monitoring di kumpulkan, disebarluaskan dan digunakan.

21

Page 22: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

8. Penilaian dampak perilaku: rincian mengenai indikator perilaku yang digunakan, metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.

9. Menyajikan Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan rincian rencana kerja berikut jadwal waktu persiapan dan pelaksanaan kegiatan untuk mengerjakan setiap aksi komunikasi seperti diterangkan pada nomor 5.

10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.

LANGKAH NO.1 Menetapkan Tujuan UmumKeseluruhan

22

Page 23: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

1. PENETAPAN TUJUAN AKHIR SECARA UMUM

Memberikan konteks dalam membuat tingkatan obyektive

Menyatakan gol jangka panjang yang umum memberikan suatu konteks didalam mana rencana aksi COMBI yang spesifik akan dibuat. Hal ini akan memungkinkan seseorang untuk melihat pertalian antara rencana aksi COMBI atas obyektive perilaku spesifik dan misi dari tujuan secara keseluruhan. Biasanya tujuan umum jangka panjang berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan kunci. Suatu pernyataan yang menerangkan masalah ini berdasarkan pada tujuan secara keseluruhan. Pada dasarnya seseorang memberikan tantangan yang tumpang tindih dan beberapa latar belakang informasi, yang dapat membantu menguraikan pentingnya obyektive perilaku yang akan datang pada langkah ke 2.

Contoh (secara singkat) Pernyataan masalah: Negara bagian Johor Bahru mempunyai insiden dan kematian Dengue Fever dan DHF yang paling tinggi di Malaisia (16 kematian pada tahun 2000). Johor Bahru adalah negara bagian yang menjadi prioritas Kementerian Kesehatan Malaisia dalam pengendalian dan Pencegahan Dengue. Strategi kementerian dalam pengendalian Dengue terutama adalah eliminasi tempat – tempat perindukan nyamuk penyebar Dengue. Strateginya juga dalam mencari mereka yang mungkin menderita Dengue Fever untuk segera mencari pengobatan. Masyarakat kelihatannya tidak menyadari bahwa tempat – tempat perindukan nyamuk berada di rumah mereka dan area sekelilingnya serta keluarga tidak terlibat aktive dalam menghilangkan tempat – tempat perindukan tersebut.

Gol keseluruhan: Berkontribusi dalam mengurangi insiden Dengue Fever dan kematian akibat DHF di Negara bagian Johor Bahru, Malaisia tahun 2001 dengan melaksanakan program komunikasi dan mobilisasi sosial yang akan mendorong orang untuk segera membersihkan tempat perindukan nyamuk disekeliling rumahnya.

LANGKAH NO.2: Menetapkan hasil

perilaku

2. MENETAPKAN OBYEKTIVE PERILAKU SPESIFIK YANG DIHARAPKAN

23

Page 24: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Buatlah obyektive perilaku yang spesifik dan tepat, yang akan mengarahkan rancangan rencana COMBI. Seseorang diminta untuk tidak melanjut ke langkah berikutnya sebelum hal ini dilakukan Contoh obyektive perilaku nomor 1: Mengajak 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan / relawan pada tanggal 27 oktober 2001. Contoh obyektive perilaku nomor 2: Mengajak 400.000 individu (pria, wanita dan anak – anak semua umur) yang batuk lebih dari 3 minggu dan tidak datang ke salah satu dari 320 sarana kesehatan yang ditunjuk pemerintah untuk pemeriksaan gratis sputum TB diseluruh (lokasi) selama periode 1 tahun. Seluruh rencana COMBI kembali pada gambaran dampak perilaku yang diharapkan dan juga difokuskan pada tugas akhir mengevaluasi dampak. Obyektive perilaku yang lebih tepat dan spesifik pada saat nya kemudian akan memberi latihan penilaian dampak yang lebih baik. Catatan berikut akan sangat membantu dalam menuntun kita lewat langkah ini.

CATATAN 2. 1 (MANTRA COMBI 1:)

“ TIDAK MELAKUKAN APA - APA … TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO…… TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MEMBUAT OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT DAN SPESIFIK”.

Langkah nomor 2 adalah pernyataan pada prinsip dasar: pengendalian, pencegahan, dan pemberantasan penyakit – penyakit menular yang pada akhirnya sampai pada pencapaian hasil – hasil perilaku yang spesifik. Seseorang harus Melakukan sesuatu, tidak cukup hanya dengan menyadari atau telah termotivasi atau terdorong. Seseorang harus beraksi. Untuk mencapai tujuan akhir keseluruhan yang dinyatakan sebelumnya, diperlukan respons perilaku yang spesifik. Suatu perilaku sehat yang diadopsi atau gagal diadopsi akan berdampak pada status kesehatannya. Rencana COMBI harus secara absolut mengetahui informasi tentang perilaku yang penting ini.

Selanjutnya mantra COMBI nomor 1: tidak melakukan apa - apa …. Tidak membuat poster, leflet, video, T-shirt.. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah membuat obyektive perilaku yang spesifik dan tepat.

Berpegang pada mantra ini akan mencegah untuk tidak terburu buru memproduksi bahan-bahan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) seperti T-shirt, poster dan pamflet, tanpa pertama – tama memikirkan mengenai relevansi dari bahan – bahan terhadap hasil – hasil perilaku yang diinginkan. Bahan – bahan ini mungkin ataupun tidak dibutuhkan tetapi keputusan ini kembali pada bagaimana bahan tersebut dapat memenuhi obyektive dari perilaku. Dan dari permulaan harus disebutkan dengan jelas permintaan akan hasil – hasil perilaku yang diharapkan. CATATAN 2.2 HINDARI GODAAN DARI “PERASAAN MENDIDIK”

Perasaan mendidik menunjukkan bahwa semua yang perlu kita lakukan adalah membuat orang mendapatkan informasi dan mengetahui sehingga menjadi sadar

24

Page 25: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

akan perilaku sehat yang direkomendasikan dalam rangka mendorong penerimaan perilaku yang dianjurkan. Sebagai konsekuensinya perasaan ini menggoda seseorang dalam merumuskan tujuan akhir yang mengatakan untuk “meningkatkan kesadaran dan memperbaiki pengetahuan” tetapi hanya sedikit atau tidak ada penekanan yang difokuskan pada hasil perilaku yang diharapkan. Sementara itu kesadaran dan pengetahuan adalah langkah – langkah penting dalam proses menuju praktek perilaku sehat, keduanya masih belum cukup dalam memberikan dasar untuk mendorong respon perilaku. Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dan sungguh – sungguh melakukan nya adalah sesuatu yang sangat berbeda. Langkah nomor 2 mendorong bahwa sejak awal, tujuan akhir harus dinyatakan dalam bentuk perilaku dan jangan melihatnya dari sudut peningkatan kesadaran dan pengetahuan. Pada beberapa perilaku mungkin tidak dibutuhkan kegiatan peningkatan kesadaran dan pengetahuan yang bahkan mungkin akan menimbulkan masalah. Orang mungkin sudah mengetahui dan bahkan terdorong oleh perilaku yang direkomendasikan. Upaya komunikasi mungkin lebih dirperlukan daripada mengarahkan pada faktor – faktor lain yang menghambat respons perilaku yang diinginkan. Tetapi untuk membuat ketetapan ini, seseorang perlu memulainya dengan pernyataan yang jelas tentang hasil perilaku yang diinginkan.

Perasaan mendidik juga memberi sumbangan pada tindakan yang buru – buru memproduksi bahan – bahan KIE yang berperan dalam “memberi informasi dan mendidik” tetapi tidak mempunyai kaitan dengan tujuan akhir kita yaitu dampak perilaku. Langkah nomor 2 memberi kendali pada satu arah tujuan.

CATATAN 2.3 MEWASPAI SUATU ”PERASAAN PERBAIKAN SOSIAL”. YANG DITUJUKAN PADA HASIL PERILAKU YANG TERBATAS, TIDAK LEBIH DARI 1 – 3 HASIL. Tujuan akhir keseluruhan yang telah kami sampaikan pada langkah nomor 1 kemungkinan besar ingin dicapai dalam beraneka hasil - hasil perilaku. Saat “perasaan perbaikan sosial” menggoda seseorang untuk menangani semuanya atau sebagian besar, maka hal ini merupakan kesalahan operasional. Ketika kita merasa terpaksa melakukan setiap obyektive perilaku untuk memperoleh tujuan akhir keseluruhan, kita perlu mengurangi tekanan ini dan membatasi diri kita pada keterbatasan waktu yang sedikit. Dalam mengatasi banyaknya hasil - hasil perilaku yang diinginkan, biasanya kita melakukannya dengan menyelesaikan masing – masing hasil dengan segera, seperti kupu – kupu yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, tetapi pada akhir tahun tidak banyak yang dapat diselesaikan meskipun kita harus bekerja keras melakukannya dan dengan maksud yang baik namun hanya sedikit yang dapat dicapai. Akan lebih baik bila kita membatasi diri dan perhatian pada satu gol perilaku yang mendasar yang pada waktunya akan memberikan perbedaan hasil yang bermakna. Paling tidak kita meminta untuk pada saat yang sama tidak lebih dari 3 gol perilaku yang saling berhubungan. Riset komunikasi konsumen selama bertahun – tahun telah menunjukkan bahwa orang memiliki kesulitan besar dalam mengingat lebih dari 3 tema / pesan dari presentasi komunikasi. Dalam

25

Page 26: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

memilih gol perilaku kami benar – benar menekankan untuk membatasi perhatian.

Contoh ADalam membuat rencana COMBI untuk eliminasi LEPRA di negara bagian Bihar, India, kami mengajukan beberapa gol: Mengajak masyarakat untuk lebih menerima mereka yang menderita lepra dengan mengurangi stigma yang berhubungan dengan lepra; Meminta orang dengan kelainan pada kulit untukmengunjungi klinik guna mendiagnosa lepra; meminta pasien – pasien lepra untuk terus mengikuti pengobatan lepra selama 12 bulan; memperoleh dukungan tambahan dari pejabat pemerintah dalam program eliminasi lepra; petugas kesehatan memadukan diagnosa dan pengobatan lepra sebagai bagian dari pelayanan perawatan kesehatan dan tidak membuat upaya perlakuan tersendiri. Kesemua gol tersebut penting, namun masing – masing memerlukan rencana COMBI sendiri. Tetapi untuk berusaha menangani semuanya dalam satu upaya komunikasi merupakan suatu risiko yang sebenarnya tidak perlu. Pada akhirnya kita hanya tertuju pada satu gol: Meminta orang dengan kelainan pada kulit untuk datang ke klinik guna mendapatkan diagnosa lepra. Meski hal ini masih harus di sempurnakan lagi kearah gol perilaku yang lebih fundamental, meminta orang untuk lebih sering memeriksakan kulitnya bila mereka belum terbiasa untuk melakukannya.

Contoh B Dalam membuat rencana COMBI untuk pengendalian Dengue di Johor Bahru, Malaisia, berikut ini adalah daftar dari obyektive awal: Semua dokter melakukan pemeriksaan Uji Hess terhadap semua pasien dengan

demam Semua dokter memeriksa jumlah platelet darah dari semua pasien yang diduga

menderita dengue Dalam 24 jam semua kasus - kasus dengue harus diberitahukan kepada otoritas

kesehatan Manajemen kasus pasien dengue yang benar Setiap orang harus membersihkan rumahnya Memperoleh pengobatan segera untuk setiap demam Setiap orang bertanggung jawab atas daerah tempat tinggalnya Kontraktorbangunan harus mempunyai tim anti nyamuk sendiri Setiap minggu tiap rumah tangga / keluarga melakukan pemeriksaan rumah

masing – masing Melakukan kegiatan anti nyamuk yang diorganisir oleh masyarakat sendiri Pablik / industri melakukan survilens nyamuk dan dengue di derahnya masing –

masing Guru sekolah membicarakan dengue setiap minggu

Sudah jelas bahwa tidak mungkin komunikasi tunggal dilakukan untuk semua tujuan tersebut dengan dampak yang berarti. Setiap obyektive dari perilaku diatas telah dibicarakan panjang lebar diantara kelompok penasehat teknis yang bertanggung jawab pada proyek ini. Dan akhirnya dipilih 3 obyektive perilaku:

Setiap keluarga melaksanakan pemeriksaan rumah sekali seminggu selama periode 12 minggu, memeriksa larva – larva potensial dan melakukan kegiatan yang sesuai bila ditemukan adanya larva.

Setiap orang dengan demam apapun untuk segera mencari pengobatan ke klinik kesehatan

26

Page 27: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Individu- individu yang datang dari masyarakat membentuk kelompok relawan untuk memeriksa daerah dimana masyarakat tersebut tingga dan melakukan kegiatan yang sesuai bila ditemukan adanya larva.

Pemilihan dari ketiga obyektive tersebut didasarkan pada alasan berikut ini: Layak dan dapat dicapai dalam periode waktu singkat Dapat dimengerti oleh setiap orang (pesan – pesan dari kelompok teknis

yang berhubungan dengan setiap obyektive disampaikan pada sample kecil yang terdiri dari 50 orang dan terpilih secara acak untuk diuji)

Dapat sewaktu – waktu mengarah ke pengurangan tempat perindukan Aedes dan selanjutnya pengurangan nyamuk dan dengue)

Tidak sulit memonitor perkembangannya

CATATAN 2.4 PERNYATAAN AWAL OBYEKTIVE PERILAKU BUKANLAH OBYEKTIVE AKHIR. KITA AKAN KEMBALI LAGI DENGAN MODIFIKASI

Dasar dari upaya pertama kita dalam menetapkan hasil - hasil perilaku yang spesifik dan tepat adalah pemahaman awal kita mengenai penyakit, penyebabnya, perilaku dan persepsi orang mengenai penyakit itu, dan apa yang menjadi perkiraan para akhli mengenai perilaku yang diinginkan dalam mengendalikan penyakit. Tetapi bila kita berlanjut ke langkah nomor 3 setelah ini (melakukan analisis situasi pasar), maka kita akan diajak untuk meninjau kembali gambaran awal kita mengenai hasil perilaku yang diharapkan untuk dilakukan modifikasi. Seperti kasus di Bihar untuk Lepra, kami memulai dengan tujuan mengajak orang dengan kelainan kulit untuk datang ke klinik untuk mendapat diagnosa. Tetapi dari hasil analisis situasi pasar mengingatkan kami pada kenyataan bahwa orang miskin di pedesaan tidak mempunyai kebiasaan untuk memeriksa kulitnya sehingga mereka tidak perduli terhadap adanya bercak pada kulit atau kelainan pada tubuhnya. Hal ini mengarahkan pada modifikasi obyektive perilaku menjadi mendorong orang agar memeriksakan kulit nya untuk mengetahui ada tidaknya bercak atau kelainan pada kulit yang merupakan tanda permulaan dari kemungkinan menderita lepra.

CATATAN 2.5 MENINJAU KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN 5 W DAN KRITERIA

“SMART”

Dalam membuat obyektive perilaku, suatu peninjuan kembali berguna untuk melengkapi jawaban atas pertanyaan – pertanyaan 5 W, Who (siapa), What (Apa), When (Kapan), Where (Dimana), dan Why (Kenapa). Suatu pernyataan yang jelas dari hasil perilaku yang diharapkan akan menentukan Siapa yang diharapkan melakukan Apa, Kapan, dan Dimana. Contoh, 21 juta individu berumur 5 lebih (Siapa?) akan meminum 3 – 5 tablet untuk mencegah Limfatik Filariasis (akan melakukan Apa) pada tanggal 24 Februari 2002 (Kapan?) di 12 Kabupaten (nama kabupaten) dari negara bagian Tamil Nadu, India (Dimana?). Seseorang sebaiknya memeriksa apakah ke 4 pertanyaan penting tersebut telah menjawab obyektive perilaku. W (Why – Kenapa?) mengingatkan kita untuk memverifikasi kaitan antara hasil perilaku yang diinginkan dan pencapaian dari gol keseluruhan. Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa kemungkinan besar kita perlu memilih hasil perilaku yang diinginkan dalam jumlah yang terbatas dari

27

Page 28: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

sejumlah daftar perilaku. Dalam membuat pilihan ini seseorang perlu memastikan bahwa apa yang dipilih akan membuat perbedaan yang bermakna dalam mencapai gol keseluruhan seperti yang dinyatakan sejak awal.

Pendekatan lain untuk meninjau kelengkapan dari obyektive perilaku yang telah ditetapkan adalah memeriksa hubungannya dengan pertanyaan yang dapat dijawab sendiri melalui akronim berikut “SMART”, apakah obyektive perilaku tersebut Spesifik?, Measurable? (dapat diukur?), Appropriate? (Sesuai?), Realistc? (Realistis?), Time – bound ?(terikat waktu?).

LANGKAH NO.3: Melakukan Analisa

“Pasar”

3.MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” UNTUK

KUNCI KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT.

Analisa Situasi “Pasar” guna memperoleh Kunci Komunikasi merujuk pada latihan yang disebut SMACK, sebagai langkah kritis dalam memperoleh pemahaman mengenai hasil perilaku yang diinginkan dari sudut pandang konsumen. Hanya melalui pemahaman ini seseorang dapat melangkah untuk menarik konsumen lewat berbagai cara komunikasi agar mau mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Disini kata “Pasar” digunakan secara penuh. Kata itu diambil dari pengalaman selama lebih dari 100 tahun dibidang riset pasar dan komunikasi konsumen. Dengan kata itu individu ditempatkan didalam lingkungan pasarnya (meskipun pada masyarakat termiskin), dimana mereka membuat keputusan konsumen mulai dari apakah hari ini membeli beras atau mengunjungi klinik kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan atas batuk yang terus menerus. Melaksanakan analisa situasi pasar (SMA) dapat menjadi pengalaman yang kurang mengenakan karena seseorang akan menghabiskan banyak waktu dalam membuat rencana COMBI. Tetapi bila hal itu dilakukan dengan baik maka langkah berikut yaitu langkah nomor 4 dan nomor 5 menjadi relative lebih mudah karena strategi komunikasi dan rencana kegiatan akan keluar dari SMA. Namun demikian seseorang sebaiknya menyadari bahwa analisa situasi pasar dapat membawa pada kesimpulan bahwa situasi pasar sangat terbuka, dan mungkin tanpa ujung pangkal dari mana upaya penawaran dimulai dalam memberikan rekomendasi suatu perilaku sehat. Keadaan ini membawa pada pertimbangan pilihan perilaku lain atau pada pendekatan lain dalam pengendalian atau pencegahan penyakit tertentu.

CATATAN BERIKUT AKAN MEMBANTU PELAKSANAAN LANGKAH NOMOR 3

CAT 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2

“TIDAK MELAKUKAN APA-APA ….. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO … TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” DALAM HUBUNGANNYA DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU AWAL”.

28

Page 29: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Seperti pada mantra COMBI nomor 1, Mantra nomor 2 dikembangkan dari kesadaran bahwa analisa situasi pasar (SMA) merupakan langkah awal yang penting didalam merancang COMBI sebelum masuk kedalam pemilihan pesan – pesan dan produksi bahan – bahan KIE. Bila tekanan terus berlangsung untuk memproduksi bahan – bahan, maka mantra nomor 2 ini menuntun seseorang untuk bertahan terhadap tekanan sampai analisa situasi pasar telah dilakukan.

MEMEGANG DAN BERMAIN DENGAN MANTRA COMBI nomor 2. Mengapa analisa situasi pasar? Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk menemukan Kunci Komunikasi (Commmunication Keys-CK) yang memungkinkan kita melakukan komunikasi dengan konsumen dalam memfasilitasi pertimbangan perilaku yang disarankan. Selanjutnya kombinasi dari Analisa Situasi Pasar (SMA) dengan kunci komunikasi (CK) menjadi SMACK. Mantra nomor 2 menjadi: tidak melakukan apa – apa… tidak membuat poster, leaflet, T-shirt dsb…. Sampai kita men SMACK PERILAKU disekitar …

Melakukan SMACK usulan obyektive perilaku adalah membawa perilaku yang dianjurkan kepada konsumen, melontarkannya seperti bermainan tenis meja antara anda dan konsumen, dan galilah faktor – faktor apa yang menjadi penghambat atau pendukung dengan melihat kemungkinannya mempraktekkan perilaku tersebut. Prinsip dasar pemasaran disini: mendengarkan konsumen. Ada pepatah pemasaran tua yang mengatakan: seseorang tidak dapat melakukan apa – apa bagi konsumen sampai anda mendengarkan konsumen. Kunci komunikasi yang dapat memberikan perbedaan dalam pempertimbangkan dan melaksanakan perilaku, akan berkembang dalam proses SMACK.

Kami akan menguraikan dibawah ini beberapa perangkat yang digunakan dalam melaksanakan latihan analisa situasi pasar atau analisa situasi pasar untuk kunci komunikasi (SMACK). Sebagai contoh, bagian dari analisa situasi pasar akan mendorong seseorang untuk memeriksa alasan – alasan mengapa orang tidak menerima perilaku sehat yang direkomendasikan atau mengapa mereka melakukannya. Dalam banyak kasus, alasan – alasan yang diberikan adalah diluar isu - isu “kesadaran dan pengetahuan”. Hal itu akan meyakinkan kita untuk memulai memproduksi informasi melalui leaflet tanpa terlebih dulu menemukan fakta dari analisa situasi pasar, apa faktor – faktor yang mendukung atau menghambat penerimaan perilaku sehat. Selanjutnya kita mendorong untuk berulang ulang menyuarakan mantra COMBI nomor 2.

CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR

Analisa situasi pasar biasanya berdasarkan pada data riset yang ada saat ini baik dari berbagai survei maupun studi yang telah dilakukan pada penyakit – penyakit tertentu di suatu negara. Seringkali hasil penelitian tersimpan dan sangat jarang digunakan dalam merencanakan program komunikasi. Perguruan tinggi setempat atau institusi penelitian mungkin memiliki hasil yang lengkap tetapi belum pernah dipublikasikan. Bila belum ada penelitian yang dilakukan, seseorang dapat meminta orang atau institusi pendidikan untuk melakukan riset yang spesifik. Tetapi jika waktu dan biaya menjadi hambatan, seseorang harus melakukan sendiri risetnya dengan cara mengunjungi dan bercakap – cakap dengan anggota masyarakat dan orang yang mengetahui sistem kesehatan terutama dilapangan.

CAT 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSAKAN ANALISA SITUASI PASAR Dibawah ini adalah daftar area utama yang akan digali dalam melaksanakan analisa situasi pasar meski seseorang tidak perlu terikat pada daftar ini. Setiap area akan digali lebih rinci pada catatan – catatan berikutnya dan didalam proses akan diberikan perangkat tertentu. Kadang –

29

Page 30: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

kadang perangkat ini kelihatan seperti diulang – ulang. Kami menemukan bahwa meski serupa tapi perangkat yang berbeda akan menghasilkan faktor – faktor yang berbeda untuk dipikirkan.

Situasi saat ini dari penyakit berkenan dengan besarnya beban kesehatan, tingkat pengetahuan, sikap, persepsi mengenai risiko, perilaku saat ini, kecenderungan perilaku (lihat catatan nomor 3.5)

Segmentasi pasar : kelompok – kelompok sasaran mana yang akan dilibatkan, apa yang menjadi prioritas dari segmen pasar. (lihat catatan nomor 3.6)

Konteks dan Perilaku yang mempengaruhi: kekuatan – kekuatan apa yang sekarang ada sebagai faktor – faktor penghambat dan atau pendukung untuk menerima perilaku sehat yang direkomendasikan terhadap penyakit. Dalam situasi apa berperan sebagai “kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman”, yang dapat mempengaruhi respon perilaku yang direkomendasikan. (lihat catatan nomor 3.7 dan 3.8)

Persepsi perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan konsep – konsep pemasaran yang di butuhkan / inginkan / minati konsumen, Biaya yang ditanggung komsumen, dan Menyenangkan konsumen: apa yang menjadi ke butuhan/inginan/minat konsumen dan bagaimana hal itu dapat diterima, apa persepsi nya tentang biaya (uang, waktu, dan usaha) yang terlibat dalam pelaksanaan perilaku yang direkomendasikan sehubungan dengan nilai yang dijanjikan bila perilaku tersebut dijalankan, apa persepsi nya tentang tingkat kepuasan dan aksesibilitas terhadap perilaku yang direkomendasikan bagi konsumen. (lihat catatan nomor 3.9, 3.10)

Posisi – Persepsi perilaku saat ini dan yang diinginkan: bagaimana perilaku yang direkomendasikan dirasakan saat ini (posisi saat ini didalam benak konsumen) dan apa persepsi yang diinginkan, oleh karena itu bagaimana sebaiknya perilaku itu di reposisi dalam pikiran konsumen. (lihat catatan nomor 3.11).

Pesaing / kompetitor : alternative perilaku apa yang dapat berperan sebagai kompetitor terhadap perilaku yang direkomendasikan, sejauh mana dan kenapa tidak ada tindakan (“tidak berbuat apa – apa”) atau menggunakan peluang berkompetisi dengan perilaku yang direkomendasikan. (lihat catatan nomor 3.12)

Situasi komunikasi: apa saluran / media komunikasi yang paling populer dan berpengaruh, media tradisional apa yang digunakan, siapa sumber informasi terpercaya, media apa yang dapat menjadi pemicu yang berguna dan mendorong aksi, apa pola komunikasi sosial saat ini, apa metode komunikasi konsumen saat ini, dsb. (lihat catatan nomor 3.13)

Riset lebih lanjut: aspek – aspek apa dari perilaku yang direkomendasikan dan komunikasi sosial, yang memerlukan riset lanjutan untuk memudahkan rancangan COMBI yang lebih baik. (lihat catatan nomor 3.14)

Persyaratan COMBI: apa persyaratan yang sebaiknya ditentukan (seperti terdapatnya pelayanan dan obat) sebelum memulai program COMBI. (lihat catatan nomor 3.15)

CATATAN 3.4 KETIKA SMA / SMACK DIKERJAKAN TETAPLAH PADA ISU – ISU SOLUSI KOMUNIKASI YANG DAPAT ATAU TIDAK DAPAT DITERIMA.

Melakukan analisa situasi pasar berguna bila kita tetap berjalan pada isu – isu solusi komunikasi yang dapat atau tidak dapat diterima. Sesungguhnya tidak setiap hambatan penerimaan perilaku adalah sesuatu yang mempengaruhi aksi komunikasi. Sebagai contoh, jika pintu klinik tutup pada jam 4 sore tepat dan kebanyakan orang – orang didaerah itu baru bisa datang setelah jam 4, keadaaan ini adalah suatu faktor dimana tidak ada solusi dari komunikasi konsumen. Namun demikian manajemen kesehatan senior sebaiknya mewaspadai hambatan ini dengan tambahan saran bahwa upaya COMBI mungkin tanpa berujung sampai isu ini terpecahkan. Analisa situasi

30

Page 31: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

pasar dapat membantu keduanya, rancangan COMBI dan manajemen program penyakit keseluruhan. Untuk faktor – faktor yang tampaknya dapat diterima sebagai intervensi komunikasi, catat implikasi komunikasi nya pada strategi dan aksi lebih lanjut pada langkah nomor 4 (Strategi dalam mencapai hasil perilaku), nomor 5 (Rencana aksi COMBI), nomor 6 (Manajemen), nomor 7 (Monitoring), dan nomor 8 (Evaluasi).

Pada halaman berikutnya disediakan lembaran kerja yang mungkin dapat membantu menata informasi yang dikumpulkan. Daftar jenis kegiatan dibawah kolom analisa situasi pasar akan menjadi lebih berarti setelah sebelumnya membaca semua langkah nomor 3.

31

Page 32: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Lembar kerja implikasi komunikasi dari analisa situasi pasar – kunci komunikasi:

Mendengarkan konsumen

ANALISA SITUASI PASAR

Isu – isu yang berkembang yang

tidak dapat diterima sebagai solusi komunikasi

Isu – isu yang berkembang yang

dapat diterima sebagai solusi komunikasi

Implikasi komuikasi

(1) Situasi saat ini: pengetahuan , perilaku dan kecenderungan perilaku sekarang (2) Segmentasi pasar: prioritas segmen pasar

(3) Analisa Kekuatan lapangan/ SWAT: kekuatan - kekuatan / faktor - faktor di lapangan yang menghambat / mendukung penerimaan perilaku (4) Kebutuhan/Keinginan/ minat yang sedang direspon dengan solusi–perilaku yang direkomendasi

(5) Biaya dalam bentuk harga, usaha, waktu, faktor biaya lain dan perhitungan biaya / nilai

(6) Kepuasan dalam hal ketersediaan dan aksesibilitas (7) Posisi dan persepsi: bagaimana posisi persepsi dari perilaku yang ditawarkan menurut pemikiran konsumen, bagaimana persepsi itu dapat di reposisi dalam hubungan dengan persepsi terbaik yang diinginkan (8) Kompetitor: perilaku alternative, tidak melakukan apa – apa dan mengambil kesempatan

(9) Situasi komunikasi

CATATAN 3.5: MELAKSANAKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI –

32

Page 33: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN KECENDERUNGAN PERILAKU SAAT INI Seseorang tidak dapat beraksi terhadap perilaku sehat bila seseorang tidak menyadari dan mengetahui tentang perilaku tersebut serta jika seseorang tidak terlibat penuh dalam penilaian manfaat dalam hubungannya dengan biaya dan upaya yang terlibat dalam mempraktekkannya. Oleh karena itu untuk merencanakan COMBI yang efektive, seseorang perlu memulainya dengan pemikiran yang positive atas situasi saat ini dengan memperhatikan pengetahuan dan pemahaman orang mengenai perilaku yang direkomendasikan dalam konteks kesadaran mereka atas beban penyakit terhadap kesehatan, sikap mereka terhadap perilaku yang direkomendasikan, respons perilaku mereka saat ini, proyeksi respons mereka dikemudian hari. Kami menyebutnya dengan analisa HIC-DARM.

“HIC – DARM adalah suatu model sederhana untuk menerangkan proses penerimaan perilaku yang baru atau yang direkomendasikan. Model ini berdasarkan pada teori penerimaan perilaku tradisional dan analisa situasi pasar.

Pertama, kita H ear (mendengar ) tentang perilaku yang baru

Lalu, kita menjadi I nformed (mengetahui ) mengenai hal itu

Dan kemudian C onvinced (meyakini) bahwa hal itu berguna.

--------------------------------------------------------------------------------

Pada waktunya,

Kita membuat D ecision (keputusan) untuk melakukan apa yang telah

diyakini

Dan kemudian kita mengambil A ction (aksi) pada perilaku yang baru.

Kita menunggu R e-confirmation (rekonfirmasi) bahwa aksi kita adalah

yang terbaik. Jika semuanya bagus,

Kita M aintain (memelihara) perilaku yang baru

Pada model ini, terdapat garis pemisah antara HIC dan DARM untuk menggambarkan adanya kesenjangan antara memberitahu dan meyakinkan seseorang (HIC) dengan langkah pelaksanaan selanjutnya terhadap dampak perilaku (DARM). Banyak program kesehatan yang berusaha untuk terus memberi tahu dan meyakinkan (HIC), tetapi sering berhenti disitu saja dan gagal untuk mendorong orang agar selanjutnya melangkah untuk menerima dan menjaga perilaku sehat yang baru. Secara relative adalah mudah untuk memberitahu, mendidik, dan meyakinkan individu mengenai apa yang perlu dilakukan dan merupakan tantangan besar untuk mendorong hasrat atau minat dalam melaksanakan dan mempertahankan aksi tersebut. Seseorang kembali harus berhati – hati terhadap dorongan perasaan mendidik yang memberi konsekuensi bahwa seseorang akan berhenti sampai HIC saja dari rangkaian proses HICDARM. COMBI digunakan dengan prinsip – prinsip ketelitian dari Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication – IMC) guna memfasilitasi suatu proses melalui pengambilan Keputusan, untuk ber Aksi, dan melakukan Rekonfirmasi, serta Memeliharanya (DARM). Melakukan analisa DARM adalah untuk mendapatkan dan menganalisa data dan informasi (dari riset pasar yang ada atau akan dilakukan) yang akan memungkinkan seseorang untuk melihat pasar, masyarakat dalam hubungannya dengan masing – masing dimensi HICDARM. Sebagai contoh, dari data yang tersedia seseorang menentukan berapa banyak orang telah mendengar tentang perilaku yang direkomendasikan dan apa yang mereka dengar, berapa banyak orang yang kelihatannya telah

33

Page 34: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

mengetahui dan apa yang mereka ketahui dan atau yang tidak diketahui., berapa banyak orang yang kelihatannya meyakini atau tidak meyakini perilaku yang direkomendasikan dan apa dasar dari keyakinan / kekurang yakinannya, berapa proporsi dari mereka yang kelihatannya telah sampai pada tahap membuat keputusan – apa keputusannya dan bagaimana sampai dia memutuskannya, berapa banyak yang telah melangkah ke tahap aksi atau yang tidak beraksi pada perilaku yang direkomendasikan, jika mereka telah beraksi, apa yang memicu mereka untuk beraksi dan seperti apa pengalamannya, bila ternyata belum beraksi apa yang menyebabkan mereka tidak beraksi, seberapa jauh orang merasa puas atas pengalaman melakukan aksi, keuntungan dan nilai yang didapat dari rekonfirmasi perilaku yang direkomendasikan. Berapa proporsi orang – orang yang saat ini mempertahankan praktek perilaku dan apa yang memfasilitasi nya. Setiap dimensi dari HIC-DARM meminta intervensi komunikasi yang benar. Analisa HIC-DARM menggali situasi saat ini dan mendorong pemikiran mengenai pendekatan – pendekatan komunikasi untuk memfasilitasi kesempatan seseorang melalui HIC-DARM. Secara umum apa yang dikatakan seseorang tentang tahap HIC biasanya adalah sangat berbeda dengan apa yang perlu dikatakan seseorang untuk tahap DARM. Seringkali kita melihat usaha dalam menangani tahap DARM dengan pesan – pesan yang sama dengan yang digunakan untuk komponen HIC. Jika banyak orang melewati tahap HIC dan telah menunjukkan peningkatan aksi namun belum melaksanakannya maka analisa HIC-DARM memungkinkan kita untuk menggali kenapa orang enggan untuk beraksi. Pada gilirannya hasil analisa ini memberikan dasar untuk mendorong mereka untuk meninjau keenganannya bersamaan dengan penawaran berbagai pemicu yang dapat membantu mengatasi keengganan nya. Analisa HIC-DARM memberi kewaspadaan pada kita terdapat sesuatu yang nyata: Pesan kepada individu yang menciptakan kesadaran terhadap perilaku yang disarankan (tanpa memandang media yang digunakan) harus berbeda dari apa yang mendorong untuk mengambil keputusan beraksi dan tetap berbeda dari apa yang sesungguhnya membantu memicu aksi. Data untuk analisa HIC-DARM kadang kala sudah ada didalam survei KAP atau dalam studi yang serupa. Namun seringkali hasil riset yang ada tergeletak begitu saja disekeliling kita dan tidak digunakan. Kadangkala beberapa studi yang relevan telah dilakukan oleh staf fakultas dari Universitas setempat namun belum dipublikasi. Bila belum ada studi yang lengkap dan masih tersedia waktu yang cukup maka seseorang dapat meminta orang melakukan studi yang spesifik (survei atau fokus group) dalam hubungannya dengan analisa HIC-DARM. Sumber informasi lain yang bagus adalah petugas kesehatan lapangan yang mempunyai pengalaman langsung dengan masyarakat dan dapat memberi pandangan yang berguna mengenai HICDARM. Dalam setiap kasus seseorang akan terdorong untuk melakukan penggalian HICDARM melalui “jelajah sekitar”: berbaur dalam kehidupan masyarakat dan bercakap – cakap langsung dengan anggota masyarakat mengenai isu kesehatan tertentu dan perilaku yang direkomendasikan dengan menggunakan elemen HIC-DARM dalam percakapan. Bila kesimpulan dari sesi informal ini belum dapat di tarik ke populasi yang lebih besar, maka kegiatan ini dapat memberikan potret atau gambaran dari analisa HICDARM.

CATATAN 3.6 : MELAKSANAKAN LATIHAN DALAM SEGMENTASI PASAR.

Penetapan awal dari obyektive perilaku pada rencana COMBI (langkah nomor 2), memisahkan populasi yang akan di sertakan dalam mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Sebagai contoh jika gol dari perilaku adalah membuat “setiap orang” yang batuk lebih dari 3 minggu harus mendapatkan pemeriksaan sputum TB (untuk diagnosa TB), rujukan kepada semua orang yang batuk lebih dari 3 minggu adalah definisi tingkat pertama dari “pasar” untuk perilaku yang direkomendasi. Untuk jelasnya, tidak semua orang di ”pasar” akan disertakan dengan cara (definisi) yang sama. Petani di desa akan didekati secara berbeda dari pekerja di kota. Sangat mungkin masing

34

Page 35: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

– masing berpikir dan berlaku berbeda mengenai batuk yang terus menerus. Dan meski diantara petani, petani muda berpikir dan berlaku berbeda dengan petani tua. Petani wanita berbeda dengan petani pria. Jadi dengan cara ini kita mulai menyusun / memahami “segmen pasar” untuk memudahkan strategi pendekatan kita tentang bagaimana memasukkan kategori orang yang berbeda. Segmentasi pasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Terdapat segmentasi pasar secara demografis: segmentasi menurut umur, pendapatan, gender, pekerjaan, tempat tinggal (kota, desa, pinggir kota), dsb. Terdapat segmentasi psikografis: orang miskin yang hanya mencari kebutuhan yang paling dasar. Orang miskin yang menginginkan lepas dari kemiskinan, bercita – cita kaya, kompetisi sosial kelas menengah, wanita – wanita yang tertekan dan terpinggirkan, dsb. Terdapat segmentasi etnografis, pembagian sub kelompok menurut keturunan budaya. Pada akhir analisa, setiap individu menjadi suatu segmen pasar. Tetapi tanpa melihat hal-hal yang ekstrim, hal tersebut berguna untuk berpikir dalam hal kategori – kategori yang berlainan atau sub kelompok dari pasar dalam merencanakan komunikasi. Bila kita memperlakukan orang “semuanya sama”, jarang sekali akan berhasil. Oleh karena itu kita sebaiknya melakukan latihan segmentasi pasar dimana kita memisah kelompok pasar tertentu kedalam sub kelompok. Kita dapat menggunakan pendekatan demografis, dan atau psikografis dan atau etnografis pada proses ini. Dengan membagi sub kelompok dan tersedianya data sosiologis, antropologis dan HICDARM, kita perlu memenggambarkan implikasi – implikasi komunikasi untuk memasukkan sub kelompok tersebut. Sebagai contoh, jika menurut budaya wanita tidak diperkenankan meninggalkan rumah untuk mencari perawatan kesehatan tanpa pengawalan seorang pria, hal ini mempunyai implikasi, bagaimana seseorang akan menyertakan wanita dalam mempertimbangkan perilaku sehat yang melibatkan kunjungan ke pusat kesehatan. Cat no. 3.4 dari analisa HIC-DARM diatas, memberikan kerangka kerja untuk segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat dibuat sehubungan dengan dimana posisi orang didalam proses HICDARM. Mungkin satu sub kelompok adalah kelompok HIC yang sekarang perlu untuk dimasukkan, berbeda jika mereka telah memasuki tahap DARM. Dan juga dalam sub kelompok DARM mungkin terdapat sub kelompok besar yang mulai beraksi tetapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk memicu aksi. Meski diantara sub kelompok yang mulai melakukan kegiatan, terdapat diantaranya yang sudah mendekati akhir kegiatan. COMBI tetap menggunakan konsep yang merujuk pada NOSA (Number of Steps Away):Jumlah langkah yang telah dilaksanakan sejak dari awal kegiatan. Contoh, seorang individu mungkin akan berangkat ke Puskesmas tetapi terhalang oleh karena tidak mengetahui berapa lama kemungkinannya dia menunggu untuk mendapatkan pelayanan. Seseorang akan mengatakan bahwa orang tersebut sudah maju selangkah dari kegiatan. Individu lain mungkin ingin mengunjungi Puskesmas tetapi suami melarang nya meninggalkan rumah, disamping dia juga mendengar bahwa seseorang harus menghabiskan waktu 2 hari untuk mendapatkan pelaksanaan pemeriksaan sputum TB serta dia juga tidak punya uang untuk transportasi ke Klinik. Dari sudut pandang NOSA kita akan mengatakan bahwa orang tersebut kira – kira telah maju 6 langkah dari kegiatan (setiap hambatan memberikan hitungan 2 langkah) dan akan lebih sulit untuk mendorongnya dibanding bila individu hanya berapa selangkah dari kegiatan. Implikasi NOSA pada strategi COMBI, berakhir pada pengalaman komunikasi konsumen bahwa prioritas pertama seseorang adalah mencapai kesepakatan dengan konsumen potensial yang baru berada beberapa langkah dari kegiatannya dan berkeinginan untuk melangkah melalui pintu tersebut. Ketika individu tersebut diperlakukan dengan baik, dia akan menjadi tenaga penjualan (sales person) terbaik bagi anda. Menjawab kebutuhan mereka yang hampir berada di titik kegiatan adalah juga menjawab kebutuhan mereka dalam fase – fase HIC-DARM yang lain.

35

Page 36: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Segmentasi pasar memungkinkan seseorang untuk membuat segmen pasar prioritas. Dan ketika seseorang berusaha untuk menangani seluruh pasar dari nurani pembangunan sosial, mungkin lebih bijaksana untuk menangani segmen – segmen prioritas, membangun jejaring dari klien yang merasa puas dan pada gilirannya akan “menjual” perilaku yang direkomendasikan pada yang lain. Ketika latihan segmentasi berlanjut, tetap berada pada jalur akan membantu implikasi komunikasi yang didorong oleh suasana khusus dari setiap segmen pasar.

CATATAN 3.7: MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN

Pertanyaan yang diajukan pada analisa kekuatan lapangan: apa yang menjadi kekuatan - kekuatan atau faktor – faktor di lapangan (masyarakat tertentu, masyarakat umum, lingkungan) yang dapat membantu mencapai obyektive perilaku yang diinginkan atau mencegah pencapaiannya. Memahami hambatan – hambatan dan atau faktor – faktor pendukung ini akan memberi informasi yang berguna tentang tema – tema yang akan membentuk dasar dari komunikasi dengan publik. Dilain pihak hasil analisa dapat menunjukkan sedemikian hebatnya kekuatan – kekuatan yang akan menghalangi penerimaan perilaku yang direkomendasikan sehingga tidak ada pijakan untuk memulai upaya komunikasi publik.

Mengelompokkan faktor – faktor atau kekuatan – kekuatan lapangan harus dilakukan dengan bagaimana perilaku yang direkomendasikan dirasakan. Analisa kekuatan lapangan dari apa yang dirasakan akan membantu dalam menentukan faktor – faktor yang mendukung persepsi terbaik yang diinginkan dan yang mencegah persepsi terburuk terhadap perilaku yang direkomendasikan. Kolom berikut ini memudahkan seseorang untuk mengelompokkan kedalam kolom yang sesuai: persepsi saat ini, kemungkinan persepsi terburuk, dan persepsi terbaik yang diinginkan. Kemudian didalam kolom yang masih ada seseorang memasukkan apa hal terbaik yang akan membantu mencegah persepsi terburuk (dan karena itu perlu diperkuat dalam komunikasi publik) dan apa hal buruk yang akan mencegah pencapaian persepsi terbaik dan yang mana selanjutnya harus ditangani.

Persepsi terburuk

Pengendali(”Hal Baik”)

Persepsi Saat ini

Penghalang(”Hal Buruk”)

Persepsi Terbaik

Apa yang akan

membantu mencegah persepsi terburuk

Pilihan strategiPerkuat Kendali

Apa yang mencegah pencapaian

Persepsi terbaik?

Pilihan strategi:Penghalang dihilangkan

CATATAN 3.8: MELAKUKAN ANALISA “SWOT”(STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITIES, THREATS)

Rencana COMBI perlu dilihat sebagai bagian integral dari keseluruhan program pengendalian / pencegahan penyakit. Mencapai obyektive perilaku yang spesifik dari rencana COMBI sangat terkait dengan dinamika program penyakit. Melakukan analisa SWOT pada lingkungan program penyakit akan membantu kita untuk fokus pada Kekuatan, meminimalisir Kelemahan, dan

36

Page 37: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

mengambil kemungkinan keuntungan yang besar dari Kesempatan yang ada, sambil memperhatikan Ancaman untuk mencapai obyektive perilaku.

Hal ini kelihatannya serupa dengan analisa kekuatan lapangan, tetapi dengan menggunakan pola yang berbeda, isu – isu baru dapat muncul yang sebelumnya tidak ditemukan saat analisis awal. Analisa SWOT dapat dilakukan sebagai latihan kelompok dengan tim program penyakit yang bersifat multi disipliner. Idealnya pada akhir dari analisa SWOT kita harus mempunyai dua daftar:

Daftar dari SW (Kekuatan dan Kelemahan) yang menerangkan kekuatan dan kelemahan pokok dari program (faktor internal)

Daftar dari OT (Kesempatan dan Ancaman) yang menerangkan kesempatan dan ancaman terhadap program (faktor eksternal).

Seperti kita menyiapkan daftar tersebut kita perlu mencatat implikasi dari berbagai faktor atau kekuatan untuk merencanakan intervensi komunikasi dalam mengajak publik mempertimbang-kan perilaku yang direkomendasikan.

CATATAN 3.9 : PERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN “4 C” DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC)

Komunikasi pemasaran terpadu mememberikan konseptualisasi baru dari Pemasaran dalam 4 C, yang salah satunya lebih sesuai dengan hasil perilaku yang berhubungan dengan kesehatan daripada konsep pemasaran konvensional yaitu 4 P. “C” yang pertama adalah consumer need/want/desire (kebutuhan / keinginan / minat konsumen) dibanding P (produk). Fokus dari C yang pertama ini pada konsumen dan persepsi konsumen atas suatu kebutuhan / keinginan / minat. Seseorang tidak semata-mata menjual produk saja, seseorang menawarkan solusi atas kebutuhan / keinginan / minat konsumen yang mungkin ada atau tersembunyi di pikirannya. Coca cola tidak menjual air yang telah di beri pemanis, carbon dan pewarna, dia menjual pengalaman dalam menjawab minat konsumen. Seseorang tidak menciptakan kebutuhan / keinginan / minat ini tetapi menanggapi kebutuhan yang ada atau yang terbaik dalam membangkitkan sesuatu yang sudah laten. Program kesehatan menanggapi kebutuhan dan minat untuk kesehatan yang baik. Kebutuhan ini tidak harus diciptakan, tetapi sudah ada. Pada analisa situasi pasar (SMA) kita perlu mencari tahu apa ”kebutuhan / keinginan / minat konsumen” yang menjadi sasaran dari perilaku yang direkomendasikan dan menggali bagaimana hal ini dirasakan oleh individu. Sebagai contoh, pada kasus pemberian paket obat massal limfatik filariasis, kita percaya bahwa kita menanggapi kebutuhan dasar yaitu kesehatan yang baik tetapi individu mungkin tidak merasa berisiko terhadap penularan penyakit dan selanjutnya merasa perilaku yang dianjurkan, tidak ada hubungan dengan kebutuhan / keinginan / minatnya. “C” kedua adalah Cost – Biaya (berlawanan dengan “P” – harga) difokuskan pada kombinasi dari biaya uang, biaya kesempatan, dan biaya upaya. Seseorang perlu memperhatikan biaya yang terlibat dalam melakukan perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan jika perilaku tersebut dijalankan. Disini kita fokus pada nilai yang dirasakan oleh individu dan bukan pada keuntungannya. Perilaku mungkin mempunyai keuntungan, tetapi keuntungan tersebut tidak masuk dalam peringkat yang berharga dari seseorang. Disini kita mendapati titik pusat pembuatan keputusan bagi konsumen: jika rasio nilai – biaya tidak seimbang, dalam hal ini tampaknya biayanya terlalu besar untuk nilai yang dijanjikan, maka

37

Page 38: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

konsumen akan menolak tawaran tersebut. Dalam merekomendasikan perilaku sehat biasanya yang menjadi jantung dalam mengajak orang adalah memfasilitasi perhitungan biaya dan nilai dan mendengarkan keperdulian, ketakutan dan pesanan. Pada analisa situasi pasar (SMA), seseorang perlu menggali rasio Nilai dan Biaya dari perilaku seperti yang dirasakan oleh individu. Sebagai contoh, dalam kasus mencari diagnosis TBC, seseorang mengamati bahwa hal itu akan mengambil 2 – 3 hari dari waktu kehidupan pasien agar dapat pergi ke Puskesmas dan mengambil 3 sampel sputum serta menunggu hasilnya. Biaya transport tambahan dan mengatur siapa yang menjaga anak – anak dapat membuat beban yang berlebihan pada individu sehubungan dengan apa yang diketahuinya tentang batuk. Persepsi ini perlu dipertimbangkan dalam membuat rencana bagaimana kita akan mendorong masyarakat dalam upaya mencari diagnosa TBC. “C” ketiga adalah ‘Convenience / Kepercayaan’ (berbeda dengan P – Placement / Penempatan) yang bejalan diluar penempatan lokasi dan fisik dari produk, dan yang membangkitkan pertanyaan – pertanyaan mengenai seberapa nyaman dan mudahnya akses konsumen untuk mendapatkan pelayanan atau melakukan perilaku yang diminati. Faktor – faktor seperti lokasi Puskesmas, jam pelayanan, keberadaan pemberi layanan, ketidak praktisan perilaku yang direkomendasikan, dll, adalah dimensi dari “C” yang ketiga. Didalam SMA seseorang perlu menggali persepsi individu mengenai kemudahan melakukan perilaku yang direkomendsikan. “C” yang pertama dan ketiga keduanya diakhiri dengan bagian perhitungan nilai – biaya. Jika kelihatannya biaya (termasuk faktor kepercayaan) nya terlalu tinggi dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan (terkait dengan kebutuhan / keinginan / minat), maka kita perlu memikirkan cara merendahkan biaya atau mengajak individu melihat nilai yang berguna setimpal dengan tingginya biaya.

Mungkin dilihat dari segi kepuasan, biaya yang dipakai terlalu tinggi. Solusinya mungkin terletak dalam hal kemudahan individu untuk melaksanakan perilaku pada program penyakit yang dimiliki. Sebagai contoh, daripada individu harus mendatangi klinik untuk mendapatkan tablet pencegahan limfatik filariasis, mungkin kita harus memberikan tablet ke rumah. Meskipun hal ini bukanlah isu komunikasi, paling tidak analisa situasi pasar (SMA) menjadikan hal ini sebagai perhatian dari manajemen sistem kesehatan. Lihat catatan no.4.9 dibawah ini yang menerangkan bagaimana perhitungan biaya–nilai dapat dipengaruhi oleh label perilaku (sehingga meningkatkan persepsi dari nilai) dan pemberian insentip (sehingga mengurangi persepsi dari biaya). Akhirnya, “C” keempat adalah ‘Communication / Komunikasi’ (berlawanan dengan “P” – Production / Produksi) menjadi terpadu dan menyenangkan, melihat gabungan intervensi komunikasi (PR-Humas, Advokasi, mobilisasi administrasive, periklanan, media massa, media tradisional, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan / konseling, promosi ti tempat layanan, dll) yang menyenangkan. Lebih banyak daripada hanya berfokus pada promosi pelayanan atau produk, dan memproduksi poster, T-shirt dan pamflet. Hal ini juga disadari bahwa tidak ada satupun peluru komunikasi yang ampuh. Komunikasi menjadi kegiatan tukar menukar informasi dengan konsumen yang berhubungan dengan 3 ”C” yang lain: ini adalah solusi yang mengagumkan terhadap kebutuhan anda terhadap rasio nilai – biaya yang baik dan menyenangkan. Dan hal ini juga melibatkan kepuasan konsumen dalam melihat rasio nilai – biaya. Hal ini sangat berbeda dari sekedar mempromosikan merk. Dan hal tersebut perlu dilakukan secara massive, repetitive (berulang – ulang), intensive, persisten (M-RIP). Kita akan kembali lagi ke C keempat ini pada langkah no. 4 dan 5. Namun demikian, untuk saat ini, seperti kita perhatikan obyektive perilaku dalam hubungannya dengan C yang ke empat, maka kita perlu untuk mengklarifikasi aspek – aspek tersebut pada ketiga C yang lainnya yang menjadi dasar untuk publik dapat menerimanya.

38

Page 39: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

CATATAN 3.10 MELAKSANAKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE OF / ) DAN MILO (MOMENT IN THE LIFE OF / )

Analisa DILO digunakan untuk menggali konteks situasi dan keseharian dimana yang perilaku direkomendasikan sedang di dorong. Analisa DILO, menghendaki untuk memeriksa kegiatan sehari – hari dari mereka yang ingin kita dorong untuk mempertimbangkan perilaku sehat. Apakah melalui pengamatan atau narasi individu, seseorang membuat daftar kegiatan keseharian mereka sejak dari bangun pagi sampai mau tidur malam. Analisa ini membantu kita memberi empati pada konsumen, untuk mengetahui saat untuk melakukan kontak komunikasi, menempatkan perilaku yang dianjurkan kedalam kehidupan sehari-harinya sehingga kita lebih memahami faktor – faktor yang mendukung atau menghambat aksi dari perilaku sehat. Dengan cara ini seseorang mendapatkan perasaan yang lain dari bagaimana mereka merasakan keterlibatan biaya dalam melaksanakan perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh analisa DILO di satu komunitas mungkin menunjukkan bahwa hampir seharian penuh, sebagian besar orang dewasa berada diluar rumah, bekerja di sawah, meski pada akhir pekan. Pada program pemberian pengobatan masal, hal ini membangkitkan beraneka pertanyaan strategis seperti: bagaimana kita menjangkau individu – individu tersebut dengan komunikasi?, kapan waktu terbaik untuk melakukan kunjungan rumah? Apa pendekatan yang harus dilakukan untuk mendistribusikan obat pada situasi ini?, bagaimana kita mengurangi biaya dari perilaku yang direkomendasikan dengan tidak terlalu membebani mereka untuk meninggalkan sawahnya untuk mendapatkan obat.

Analisa Moment In the Life Of (MILO) adalah modifikasi dari DILO yang menangkap bagian – bagian penting dari saat - saat ketika seseorang mengharapkan perilaku tertentu akan dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan atau main peran, seseorang memperhatikan langkah – langkah apa yang terlibat dalam menjalankan perilaku yang direkomendasikan. Hal ini lebih memungkinkan untuk memberi empati langsung pada, contoh: individu yang hadir di Pusat kesehatan untuk memeriksa sputum TB. Dalam menggali momen tersebut seseorang berusaha melihat proses dari titik pandang individu dan mencatat bagaimana proses khusus telah membebani kelengkapan proses pemeriksaan sputum TB. Sekali lagi, sifat dari biaya terhadap perkembangan individu. Jika melalui proses ini seseorang dapat mengantisipasi bagaimana orang akan bereaksi, maka seseorang dapat lebih mempersiapkan mereka untuk momen dari aksi dan memfasilitasi penerimaan dari perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh, pada kasus pemberian pengobatan masal limfatik filariasis, analisa MILO menempatkan seseorang kedalam situasi seorang relawan kesehatan yang muncul di pintu rumah dan menawarkan 4 sampai 7 tablet yang harus diminum ditempat. Latihan MILO mempermudah pemahaman dari apa yang mungkin sedang melintasi didalam pikiran anggota keluarga saat itu dan mendorong untuk mempertimbangkan apa yang dapat dikerjakan sebelum dan ketika itu guna mendukung penerimaan dari tablet yang ditawarkan.

CATATAN 3.11 LAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF THE MIND ANALYSIS – ANALISA APA YANG SEDANG DIPIKIRAN)

Analisa puncak pikiran (TOMA) memungkinkan seseorang untuk menggali persepsi yang berhubungan dengan isu tertentu. Kegiatan ini melibatkan latihan sederhana dalam mengajukan pertanyaan pada berbagai orang mengenai hal apa yang pertama datang kedalam pikiran mereka ketika mendengar kata atau kalimat tertentu (berkaitan dengan perilaku yang direkomendasikan), apa hal yang kedua dan yang ketiga. Dengan cara ini, setelah mengajukan pertanyaan –

39

Page 40: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

pertanyaan tersebut kepada masyarakat maka seseorang dapat merasakan apa yang ada pada puncak pikiran orang sehubungan dengan penyakit atau perilaku tertentu. Pengetahuan mengenai rumor dan mitos seringkali berkembang dari TOMA. Sebagai contoh, analisa pemikiran dari kata ‘Filariasis’ dapat menunjukan bahwa orang berpikir sebagai ‘hukuman Tuhan’, Cacat menetap’, atau ‘Penyakit bulan baru’. Jika hal tersebut yang segera timbul dalam pikiran sebagian masyarakat, maka ini merupakan indikasi bahwa dibutuhkan dorongan yang lebih substansial kepada masyarakat untuk melihat penyebab penyakit yang sesungguhnya dan bagaimana penyakit tersebut dapat dicegah. Jika kita kembali ke catatan no.3.7 diatas tentang analisa kekuatan lapangan dan bagaimana hal itu digunakan dengan memperhatikan persepsi orang, maka seseorang akan melihat bagaimana TOMA dapat membantu seseorang untuk lebih mengerti persepsi orang pada saat itu, mencatat bagaimana secara mentalitas kedudukan perilaku tertentu dalam pikiran orang. Analisa ini dapat menunjukkan bahwa kita perlu mengajak individu secara mentalitas dalam proses reposisi perilaku sehingga dapat diterima dengan harmonis terkait dengan status kesehatan mereka. TOMA memungkinkan seseorang mengelompokkan faktor – faktor yang akan menuntun keikutsertaan individu dalam mereposisi perilaku terhadap penyakit. Jalan lain melihat TOMA adalah melihatnya sebagai cara memeriksa persepsi orang atas “label perilaku”. Hal ini dapat menuntun kepada labeling perilaku yang lebih baik.

Jika didalam program kita menggunakan petugas kesehatan atau relawan dan persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan petugasnya adalah: pelayanannya buruk dengan petugas yang tidak perduli, maka pertimbangan strategis utama adalah bagaimana meminimalisir persepsi tersebut (yang mungkin sangat baik bila berdasarkan pada pengalaman kontak nyata). Implikasinya mungkin kita perlu melatih petugas / relawan dengan benar, membangun keterampilan komunikasi interpersonal, membuat mereka tampil beda dengan seragam dan badge yang lain untuk meningkatkan keberadaan dan kredibilitas nya, dan kemudian memberitahu masyarakat mengenai perubahan tersebut.

Melalui cara inilah TOMA membantu membuat rencana COMBI.

CATATAN 3,12 : LAKUKAN ANALISA KOMPETITOR

Melakukan analisa kompetitor adalah menanyakan apa perilaku alternative yang dikerjakan diluar perilaku yang direkomendasikan. Dalam bidang kesehatan seringkali kita tidak melihat adanya kompetitor. Dengan mudah kita katakan bahwa orang menolak perilaku yang dianjurkan dan memilih tidak melakukan apa – apa. Dari sudut pandang komunikasi konsumen, “tidak melakukan apa –apa” sebenarnya adalah suatu kompetitor. Itu adalah pilihan Individu yang mengharuskan kita untuk menggali ada apa dengan pilihan tersebut. Jawabannya akan memberikan dasar yang lain untuk mengajak orang dalam mempertimbangkan perilaku sehat. Kompetitor umum yang lain dan dimensi lain dari “tidak berbuat apa – apa” adalah Take a Chance (TAC) – mengambil kesempatan”. Sebagai contoh, orang berikir bahwa mereka tidak terlalu berisiko dan karenanya memilih mengambil kesempatan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengidap filariasis daripada memilih perilaku yang direkomendasikan yaitu memilih meminum tablet pencegahan. Sangat membantu apabila kita memeriksa kenapa TAC memiliki appeal. Kadangkala terdapat kompetitor dalam bentuk layanan alternative atau perilaku alternative. Daripada pergi ke klinik untuk mendapat pemeriksaan kemungkinan TB, seseorang akan memilih gantinya dengan pergi membeli obat batuk ke toko obat / apotik terdekat. Analisa

40

Page 41: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

kompetitor membantu mengenali perilaku atau layanan alternative mereka sebagai pilihan yang diinginkan dibanding perilaku yang direkomendasikan. Semakin kita memahami seruan dari kompetitor – kompetitor tersebut semakin baik kita mengajak orang dalam menggali manfaat dari perilaku yang direkomendasikan.

CAT 3.13 MELAKSANAKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI / ISU)

MS.CREFS adalah singkatan yang menyoroti komponen – komponen kunci dari proses komunikasi. Setiap huruf mewakili komponen komunikasi yang berbeda dan dijelaskan dibawahnya). Mengerjakan analisa MS .CREFS adalah mencermati pasar dari sudut pandang komponen – komponen ini, dengan bercermin pada implikasinya pada rencana COMBI. Proses komunikasi melibatkan Message (Pesan), dari Source (Sumber) yang dikirimkan melalui Channel (Saluran) kepada Receiver (Penerima) dengan Efek tertentu yang dimaksudkan dengan peluang memberikan Feedback (Umpan balik), kesemuanya berlangsung dalam Setting (Keadaan) tertentu. Sebagai suatu proses, komponen – komponen tersebut saling terkait. Analisa MS.CREFS menjadi tugas dalam hal membangkitkan beraneka pertanyaan yang berhubungan dengan tiap komponen. Berikut ini adalah daftar beberapa pertanyaan (yang lebih bersifat menyarankan.

Message (Pesan): Pesan apa yang beredar saat ini mengenai suatu penyakit tertentu dan apa hubungannya dengan perilaku? Pesan apa yang diinginkan masyarakat? Bahasa apa yang sebaiknya digunakan untuk pesan – pesan tersebut? Apa pesan – pesan yang dapat membuat perilaku yang direkomendasikan menduduki tempat terbaik dalam pikiran mereka? Pesan – pesan apa yang akan berperan sebagai pemicu aksi? Akankah diperlukan pesan – pesan yang berbeda untuk pendengar yang berbeda? Apakah terdapat pesan – pesan tertentu (dari sektor swasta atau pemerintah) yang kelihatan mempunyai daya ingat yang tinggi, bagaimana pesan – pesan tersebut mengarahkan pada apa yang telah tertanam dalam alam sadar masyarakat? Apakah terdapat rumor yang menetap?, dapatkah seseorang mengantisipasi pesan – pesan yang mungkin beredar dan menciptakan krisis pelaksanaan? Sumber: siapa sumber di masyarakat yang saat ini kredibel dan dapat dipercaya?, apa yang membuat mereka demikian?, apakah ada individu terkenal (olahragawan, aktor, politisi) yang nampak sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya?, apakah ada karakteristik tertentu yang dapat dipegang dari sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya oleh masyarakat? Untuk perilaku tertentu yang sedang diajukan, siapa yang mungkin berperan sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya didalam masyarakat? Sejauh mana petugas kesehatan dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang kredibel dan dapat dipercaya?, sejauh mana pelatihan dan penampilan mereka (seperti, seragam) dapat meningkatkan kredibilitas dan keakhliannya?, sejauh mana guru dan murid sekolah berperan sebagai sumber informasi?. Channel (Saluran): saluran komunikasi apa yang saat ini berfungsi di dalam masyarakat?, saluran komunikasi apa yang pernah digunakan dalam komunikasi kampanye kesehatan sebelumnya?, saluran komunikasi apa yang digunakan dalam kampanye politik?, apakah terdapat pertemuan - pertemuan masyarakat sebagai bagian dari struktur pemerintahan setempat?, apakah ada media masa yang siap?, berapa banyak diantara masyarakat yang telah dan mendengarkan radio / TV?, berapa banyak

41

Page 42: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

yang membaca surat kabar?Apa saluran atau program radio atau TV yang paling terkenal?, surat kabar apa yang mempunyai jangkauan luas?, Media tradisional apa yang digunakan dalam komunikasi?, Apakah rumah ibadah merupakan saluran potensial untuk komunikasi pesan – pesan kesehatan?, apakah terdapat tempat – tempat yang masih berfungsi untuk orang berkumpul (resmi atau tidak resmi) dan bertukar informasi?, Apa saluran komunikasi baru dan murah yang perlu di kenalkan pada masyarakat?, apakah ada agen iklan yang berpengalaman di masyarakat dalam menggunakan saluran komunikasi yang tersedia?.

Receiver (Penerima): siapa pendengar / segmen pasar yang akan di sertakan dalam komunikasi tentang perilaku spesifik?, Apa yang kita ketahui tentang mereka dari sudut pandang demografis, psikografis, atau etnografis? Apa status HIC-DARM mereka bila berhadapan dengan perilaku yang direkomendasikan?

Efekct (Efek): Apa efek / dampak yang ada dari upaya – upaya komunikasi kesehatan yang lain?, Apa tanggung jawab dari efek / dampak?, Efek apa yang dimaksudkan dari upaya – upaya komunikasi yang direncanakan sehubungan dengan pernyataan obyektive perilaku?.

Feedback (Umpan balik): Apa mekanisme umpan balik yang ada didalam masyarakat yang dapat mempermudah seseorang untuk memeriksa apakah pesan – pesan sedang didengar dan dimengerti seperti yang dimaksudkan? Sistem umpan balik apa yang mungkin layak untuk dipakai untuk suatu pemeriksaan bila saat ini belum ada sistem yang berjalan?.

Setting (Situasi): Untuk berbagai kemungkinan intervensi komunikasi yang dipertimbangkan, dalam keadaan apa akan dilakukan?, apakah di muka pintu rumah?, didalam ruang keluarga?, di Puskesmas?, dibawah pohon?, disuatu fasilitas dengan atau tanpa penerangan?, dihalaman rumah kepala desa?, diruang serbaguna sekolah?, di jalan raya?. Bagaimana situasi ini akan mempengaruhi rancangan intervensi komunikasi?, apakah suatu keadaan menganjurkan periode waktu dengan kenyamanan tertentu untuk aksi komunikasi?

Eksplorasi MS.CREFS ini memberi dasar pada aksi komunikasi yang lebih terperinci yang akan diberikan pada langkah selanjutnya.

CATATAN 3.14 KEBUTUHAN RISET LANJUTAN

Sewaktu melakukan analisa situasi pasar (SMA), akan ada pertanyaan yang muncul dan belum tersedia jawabannya. Hal ini akan menjadi saran mengenai area riset selanjutnya. Area ini sebaiknya diidentifikasi dan jika kerangka waktunya layak untuk membuat rencana COMBI, sebaiknya dibuat pengaturan yang membuat terlaksananya riset.

CATATAN 3.15: MEMBUAT PERSYARATAN RENCANA COMBI

Sewaktu analisa situasi pasar telah dilakukan, mungkin berkembang isu – isu dan tema yang mungkin tidak sesuai dengan intervensi komunikasi. Sebagai contoh, mungkin terdapat beraneka layanan yang berhubungan dengan isu – isu seperti jam buka klinik, atau tidak tersedianya obat di klinik, dsb. Hal itu membuang – buang waktu untuk memulai upaya COMBI kecuali sudah tersedia

42

Page 43: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

pelayanan yang berhubungan dengan perilaku yang direkomendasikan, hal itu penting untuk mengetahui kemungkinan persyaratan program penyakit untuk rencana COMBI, seperti kesiapan petugas kesehatan terlatih yang tersedia dan ketersediaan obat di tempat pelayanan. Persyaratan ini harus ditunjukkan kepada manajer program penyakit dengan catatan bahwa upaya COMBI harus dilaksanakan hanya setelah isu – isu tersebut telah diatasi.

43

Page 44: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

LANGKAH 4

STRATEGI COMBII

4. MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI PERNYATAAN OBYEKTIVE PERILAKU

Strategi COMBI keseluruhan menunjukan pada pendekatan yang luas bahwa program COMBI dilakukan untuk mencapai obyektive perilaku. Strategi dibuat secara bijak dengan memadukan kegiatan – kegiatan komunikasi dan mobilisasi sosial yang langsung ditujukan pada hasil perilaku yang diharapkan. Strategi COMBI harus memasukkan pesan – pesan kunci, urut – urutannya menyuarakan keseluruhan strategi, campuran dari aksi – aksi komunikasi (mobilisasi administrasi / advokasi publik / Humas /, mobilisasi masyarakat, pengiklanan, penjualan perorangan / komunikasi interpersonal, promosi ditempat pelayanan), adanya hubungan baik diantara perbedaan aksi – aksi komunikasi, dan tinjauan yang luas dari bagaimana rencana itu di kelola dan dievaluasi. Catatan – catatan berikut dimaksudkan untuk membantu menuntun seseorang melewati langkah ini. Catatan – catatan ini juga dimasukan kedalam spesifikasi aksi – aksi komunikasi yang lebih rinci pada langkah no.5

CATATAN NO. 4.1 PENETAPAN KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU Memperhatikan langkah no.3 (analisa situasi pasar), maka pada langkah (saat) ini baik bila dilakukan tinjauan terhadap obyektive perilaku yang telah ditetapkan pada langkah no.2 dan memperbaikinya jika diperlukan. Sekarang seseorang mungkin telah mempunyai informasi pasar dan pandangan yang lebih baik yang dapat membantu menetapkan kembali obyektive perilaku dengan ketepatan dan spesifikasi yang lebih baik.

CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN DICAPAI DALAM RANGKA MEMBERI KONTRIBUSI DALAM MENCAPAI OBYEKTIVE PERILAKU. Dalam hal operasional, COMBI dalam artian luas adalah tentang (tapi tidak terbatas) mengerjakan beraneka aksi – aksi komunikasi yang akan memberi kontribusi dalam mencapai hasil – hasil perilaku yang spesifik. Cara berkontribusi ini dibuat dengan “menyandingkan komunikasi” dengan “konsumen” mengenai faktor – faktor pendukung dan penghambat yang berkembang dari analisa situasi pasar (langkah no.3) dan dapat diarahkan pada intervensi komunikasi. Analisa situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa faktor penghambat harus diatasi dengan kesulitan akibat dari jam buka dan tutup Pusat keehatan. Hal ini bukan merupakan sesuatu yang dapat diterima pada intervensi komunikasi. Namun demikian jika analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa faktor penghambatnya adalah karena orang tidak mengetahui dimana letak Pusat kesehatan, maka intervensi komunikasi yang berguna adalah dengan memusatkan pada promosi tempat pelayanan dengan obyektive komunikasi nya adalah membuat orang menjadi sangat perduli dimana tepatnya letak Pusat kesehatan. Sebagai contoh, analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa perhatian orang akan obat pencegahan Limfatik Filariasis adalah karena air kencing menjadi berwarna merah, maka obyektive komunikasi nya harus memberi jaminan kepada mereka mengenai hal tersebut dengan menjelaskan bahwa hal ini

44

Page 45: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

dapat terjadi hanya pada sebagian kecil orang dan kondisi tersebut hanya fenomena sementara yang berakhir dalam satu atau dua hari dan hal itu disebabkan warna bahan pembuat tablet. Analisa situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa banyak rumor dan mitos yang tetap bertahan dan hal tersebut dapat menghambat respon perilaku orang. Seseorang harus membuat batasan obyektive komunikasi yang ditujukan pada rumor dan mitos tersebut. Mungkin kita mempunyai beberapa obyektive komunikasi yang ditujukan pada mengamankan hasil–hasil perilaku yang dimaksudkan. Setiap obyektive komunikasi menunjuk pada tema - tema, isu - isu, dan “pesan – pesan” yang perlu dalam membentuk dasar bagi “menyandingkan komunikasi” dengan konsumen / klien / individu / masyarakat / bangsa. CATATAN 4.3: MENGANTISIPASI TIGA USAHA DARI KOMUNIKASI BILA SESEORANG MEMBUAT STRATEGI: PILIHAN PERHATIAN , PILIHAN PERSEPSI, PILIHAN MENGINGAT. Ketika kita membuat strategi dan juga rencana aksi COMBI, kita perlu mengantisipasi rintangan terhadap komunikasi yang efektive. Terdapat 3 fenomena kunci yang didapat dari pengalaman komunikasi yang bergesekan dengan efektivitas komunikasi. Fenomena ini sangat umum dalam penggunaan media massa tetapi juga sangat lazim pada komunikasi interpersonal. Ketiga fenomena itu adalah:

Pilihan Perhatian

Pilihan Persepsi

Pilihan Ingatan Pilihan Perhatian: pada setiap interaksi komunikasi, tidak mungkin secara total interaksi dapat senantiasa menarik perhatian sepanjang waktu. Secara alami pikiran kita akan menyimpang dan menerawang. Biasanya kita penuh perhatian hanya untuk waktu sekitar 40 detik dan kemudian menurun, dan mulai memikirkan sesuatu yang lain. Setelah beberapa detik beralih kemudian kita kembali ke pesan / berita ditangan, lalu memberi perhatian lagi untuk sejenak dan kemudian kembali lagi beralih. Keadaan ini berlangsung selama aksi komunikasi. Fenomena ini terjadi pada interaksi tatap muka dan ketika terpajan pada media masa. Ketika kecenderungan untuk beralih pikiran ini tidak mungkin untuk secara total dihilangkan, maka kita perlu bekerja untuk mengurangi frekuensi pola itu dengan berbagai perangkat yang dapat mempertahankan perhatian. Karena perhatian yang naik turun maka penting untuk membuat variasi pengulangan yang konstan dari tema – tema kunci sehingga mereka yang tidak menangkap diawal akan dapat memperolehnya kemudian.

Dengan media masa, seseorang menjadi sasaran serangan brutal dari perhatian pilihan. Membaca surat kabar dengan baik menggambarkan bagaimana beberapa cerita akan menarik perhatian dan lainnya tidak karena karakteristik dari berita utama dan paragraph pembuka. Oleh karena itu

45

Paying attention

Attention Wanders

Paying Attention

Attention Wanders

Paying attention

Page 46: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

persiapan bahan – bahan untuk wartawan sebaiknya dipandu menurut kebutuhan berita utama yang menarik dan sesuai dengan paragraph pembuka. Produksi program radio dan TV juga sebaiknya diberi tahu mengenai tendensi pikiran orang untuk beralih. Ada tradisi lama dalam memasang iklan di radio dan TV, bahwa seseorang perlu mengambil perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari iklan. Jika tidak, seseorang akan kehilangan perhatian pemirsa untuk sisa iklan selanjutnya.

Pilihan perhatian pada media masa elektronik juga dapat menjadi dasar pemilihan untuk mendengarkan program lain. Program kesehatan 15 menit yang rutin dari kementerian kesehatan mungkin tidak didengarkan karena orang lebih memilih program musik populer disaluran radio yang lain, kecuali kalau program 15 menit tersebut disiarkan dengan suatu cara yang membuat pendengar terdorong untuk mendengarkannya. Tentu saja jika tidak ada program saingan yang lain maka siaran kesehatan tersebut tetap disaluran pendengar tapi mungkin diperlakukan sebagai suara latar belakang saja tanpa didengarkan secara aktive kecuali bila siaran itu diproduksi dengan penuh penyesuaian terhadap selera pendengar. Juga ada dimensi psiklogis untuk pilihan perhatian. Pesan yang pasti tentang apa yang dipercayai seseorang biasanya hadir lebih sungguh - sungguh daripada pesan yang menggangu nilai dan kepercayaan seseorang yang sudah ada. Perokok kemungkinan besar tidak mau mendengarkan pesan yang mengatakan bahwa merokok akan membunuh anda. Strategi komunikasi dari seseorang terhadap hal itu ialah perlu menemukan cara untuk mengatasi tendensi tersebut jika secara nyata apa yang ditampilkan akan menyusahkan individu. Secara alamiah orang akan mendengar apa yang ingin dia dengarkan. Jika mereka telah tertarik pada luka Buruli melalui pengalamannya tentang penyakit itu atau mengetahui ada seseorang dengan penyakit itu, maka mereka akan lebih menerima untuk terus mendengarkan isu itu di program radio. Orang yang melihatnya bukan sebagai masalah, cenderung akan mengabaikan narasi yang panjang di radio atau TV kecuali kalau perhatian mereka segera ditangkap dan mereka cepat memahami kenapa mereka berisiko.

Pilihan Persepsi: Hal ini merujuk pada kecenderungan alamiah orang untuk menerima atau menapsirkan simbol – simbol dan pesan – pesan dari sudut pandangnya, pengaruh budaya, tradisi, bahasa, sosial, tingkat pendidikan, dll. Suatu keajaiban bila komunikasi yang efektive dapat mencakup seluruhnya, adanya fenomena pilihan persepsi ini sangat mungkin seseorang untuk menapsirkan kata – kata dan signal –signal dengan cara yang berbeda daripada yang sebenarnya dimaksudkan oleh sumber informasi. Oleh karena itu strategi komunikasi perlu menyadari akan bahaya yang tercipta akibat dari fenomena ini. Setiap upaya harus dibuat untuk menjamin bahwa apa yang dimaksudkan dalam komunikasi adalah apa yang dirasakan. Pesan – pesan sederhana, bebas dari jargon adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah pilihan persepsi. Kita semua mengetahui rancangan poster dan pesan – pesan telah ditafsirkan dengan cara yang benar – benar berbeda oleh orang yang berbeda. Selanjutnya perlu dilakukan pre – test yang seksama dari rancangan – rancangan dan pesan – pesan, untuk menjamin, sejauh mana kemungkinan bahwa hal itu akan dimengerti oleh seluruh masyarakat seperti apa yang dimaksudkan.

Seringkali informasi baru ditafsirkan orang dalam hubungannya dengan sikap dan kepercayaan yang hidup saat itu, dan dengan cara bahwa kepercayaan yang hidup saat ini tetap utuh.Makin banyak yang kita ketahui tentang sikap dan kepercayaan tersebut, maka kita dapat merencanakan aksi komunikasi yang lebih baik, yang akan membawanya kedalam pertimbangan karena kita berusaha mengatasi rintangan yang tercipta oleh pilihan persepsi. Jika individu percaya bahwa Limfatik Filariasis adalah hukuman dari Tuhan maka pesan – pesan terhadap keadaan yang sebaliknya (kecuali dibangun dengan seksama) dapat ditolak dan ditafsirkan ulang yang berarti “Oh jadi karena inilah Tuhan menghukum kita”.

46

Page 47: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Pilihan mengingat: merujuk pada fenomena alamiah komunikasi yang lain: kecenderungan kita untuk mudah lupa. Sebagai konsekuensinya strategi komunikasi yang efektive akan berusaha menjamin pengulangan pesan – pesan secara konstan sebagai jalan untuk mengatasi kecenderungan ini. Pengumuman layanan masyarakat di radio dipancarkan sekali sehari jelas sekali lebih mungkin untuk dilupakan dibanding bila di pancarkan 8 kali sehari. Pilihan mengingat juga terjadi di tingkat alam bawah sadar. Setiap orang mengingat kejadian – kejadian yang mempunyai arti bagi mereka. Seringkali pilihan mengingat ini terjadi dalam melupakan sesuatu yang memang ingin dilupakan seseorang, seperti memori yang tidak menyenangkan atau pandangan yang tidak sesuai dengan orang lain. Terlalu banyak informasi juga menyebabkan banyak lupa, seperti presentasi yang berisi terlalu banyak informasi. Nasehat umum dalam membuat presentasi adalah seseorang harus tetap berpegang pada 3 poin utama karena kita tidak mau mengingat lebih dari 3 poin utama selama presentasi. Dan disini juga, dengan pengulangan ke tiga poin utama maka kecenderungan untuk lupa akan dapat diatasi.

CATATAN 4.4: BERPIKIR M – RIP (MASSIVE, REPETITIVE, PERSISTENT, INTENS) SEBAGAI RANCANGAN STRATEGI Program – program komunikasi dengan intensitas yang minimal tidak ubahnya seperti meludah ke udara atau melempar nyamuk ke gajah. Untuk memproduksi suatu pengumuman melalui spot radio berdurasi 60 detik hampir tidak memberi dampak sama sekali bila disiarkan hanya beberapa kali sesaat sebelum program berita nasional. Aksi – aksi dan intervensi – intervensi komunikasi perlu dikerjakan dengan secara besar - besaran, berulang - ulang, bersemangat, dan terus menerus. Banyak diantara spesialis komunikasi pemasaran berpandangan bahwa ketika seseorang menggunakan media tertentu maka seseorang harus mendominasi media tersebut. Jika akan menggunakan spot radio, jangan menggunakannya hanya sekali sehari tetapi rencanakan untuk menggunakannya 6 – 10 spot perhari. Komuikasi M-RIP merupakan pendekatan yang efektive dalam menghadapi masalah akibat dari pilihan – pilihan perhatian / persepsi / mengingat. Tetapi seseorang harus sudah mewaspadai sebelumnya: bahwa program M-RIP tidak dapat dikerjakan dengan biaya murah. Sektor swasta sudah mengetahui hal ini secara baik dan siap membuat rencana dan anggaran yang sesuai, sedang kita di sektor publik yang bekerja menuju ke dampak perilaku yang luas dibidang kesehatan masih belum menggunakannya secara penuh. Program – program komunikasi M-RIP biasanya membangkitkan reaksi “tidak dapatkah kita, hanya membatasi pada sebagian kecil intervensi kunci?”. Berikut ini adalah jawaban instruksional: seorang CEO dari suatu perusahaan produk konsumen utama di Amerika, dalam menjawab pertanyaan serupa dari beberapa mahasiswa jurusan bisnis, menerangkan bahwa 50% dari apa yang dilakukan perusahaan dalam komunikasi konsumen mungkin membuang – buang waktu tetapi sulit untuk mengatakan yang 50% lagi adalah sia – sia. Daripada menghabiskan uang dalam jumlah banyak hanya untuk mengetahui bahwa yang 50% itu adalah sia – sia, lebih baik uang itu digunakan untuk intervensi pada hal – hal yang lebih kurang sama, sepanjang hasil perilaku konsumen tetap terjadi. Rencana komunikasi M – RIP mungkin pada mulanya kelihatan berlebihan tetapi intervensi ini diperlukan untuk dampak perilaku.

Terdapat satu aspek lain dari komunikasi M-RIP yang berguna: Pengalaman komunikasi konsumen menunjukkan bahwa dalam rangka menanamkan tema perilaku yang memadai guna mendorong ke pelaksanaan perilaku, konsumen perlu “di benturkan” baik melalui penglihatan

47

Page 48: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

dan pendengaran selama 6 kali sehari, beberapa hari per minggu, untuk periode 3 minggu atau lebih, dalam beraneka kesempatan komunikasi.

CATATAN 4.5: PENJELASAN PENGGABUNGAN INTERVENSI KOMUNIKASI TERPADU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ”C” YANG TERAKHIR DARI 4 ”C” DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC) “C” terakhir dari komunikasi pemasaran terpadu (lihat cat no.3.9) merujuk pada penggabungan yang arif dari intervensi komunikasi terpadu yang difokuskan pada obyektive perilaku dan penerimaan tema: ”kami memiliki solusi hebat dalam menanggapi kebutuhan / keinginan / minat anda dengan hubungan nilai dan biaya yang sangat bagus serta kami menyediakan dengan baik”. Dalam membuat Strategi COMBI pada langkah no.4 ini, kami perlu memberikan penjelasan mengenai aksi – aksi komunikasi terpadu yang akan mendorong orang untuk secara aktive mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Aksi – aksi komunikasi ini dikelompokkan kedalam 5 kategori utama:

(a) Mobilisasi administrasi / advokasi masyarakat / Humas: disini kami menempatkan perilaku sehat yang direkomendasikan pada agenda manajemen publik dan program / administrasi lewat media massa: sampul berita, talk show, opera sabun, jurubicara selebriti, program diskusi. Pertemuan / diskusi dengan berbagai kategori pimpinan pemerintahan dan masyarakat, penyedia layananan, petugas administrasi, memo pejabat, pertemuan mitrakerja, konferensi dan keterangan pers. Pengalaman yang lampau memastikan bahwa publik perlu memiliki perasaan pentingnya isu kesehatan dan merasa berisiko karena harus memikirkan perilaku sehat yang direkomendasikan. Kita mengetahui bahwa jika kita tidak memperoleh dukungan penuh dan penuh antusias dari petugas administrasi dan manajemen kesehatan pada suatu kampanye kesehatan, tidak mungkin kita memiliki petugas kesehatan yang dapat memberi tanggapan yang benar terhadap mereka yang mencari tahu apa arti dari mengerjakan perilaku sehat tertentu. (b) Mobilisasi masyarakat: disini kita mendorong institusi masyarakat, masyarakat dari struktur pemerintahan, pimpinan masyarakat dalam mencermati perilaku yang direkomendasikan dan menggerakkan keterlibatan masyarakat dalam menunjukkan perilaku kepada keluarga dan individu. Termasuk dalam aksi - aksi komunikasi adalah riset partisipatori, pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitrakerja, media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama masyarakat, mobil keliling, leaflet, poster, lukisan dinding, panflet, video, kunjungan rumah, kendaraan promosi, dll. Dari pengalaman yang lalu kita mengetahui bahwa ketertarikan masyarakat untuk terlibat merupakan awal penerimaan perilaku sehat. (c) Memasang iklan, (promosi dan insentive): Disini kita menggunakan teknik pemasangan iklan melalui radio, TV, surat kabar, dan media lain yang tersedia (seperti poster, spanduk, bendera), mengajak orang untuk melihat kembali manfaat perilaku yang direkomendasikan terhadap biaya dalam melaksanakan perilaku tersebut. Sektor swasta telah menunjukkan pada kita adanya kontribusi yang kuat dan khusus dari pemasangan iklan (dikerjakan pada bentuk M-RIP) dalam memberikan tanggapan yang cepat. (perhatian khusus dalam menggunakan iklan dijelaskan pada langkah no.5). Sebagai tanbahan, seseorang dapat menganjurkan berbagai insentive sederhana dan jalan dalam memberi label perilaku dan mempromosikannya agar perilaku tersebut dipertimbangkan. (d) Penjualan perorangan / Komunikasi interpersonal / Penyuluhan: disini kita melibatkan relawan masyarakat, petugas kesehatan, anak sekolah (lihat langkah no. 5

48

Page 49: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

untuk ide – ide dalam mengikutkan anak sekolah), pengembangan sosial tenaga kesehatan lapangan, di tingkat masyarakat, di rumah dan terutama di tempat – tempat pelayanan perawatan kesehatan dengan menggunakan kepustakaan internasional dan dalam mengajak yang lain dengan insentive tambahan, dan menyediakan waktu untuk mendengarkan apa yang jadi perhatian orang dan memperhatikannya. Selama beberapa dekade “Penjualan perorangan” merupakan pendekatan komunikasi konsumen yang paling kuat bagi beberapa perusahaan konsumen tersukses di dunia, seperti Amway, Fuller Brush, Avon, Herba Life. Dalam komunikasi kesehatan sebenarnya telah lama tercatat bahwa komunikasi interpersonal memegang peran yang sama kuatnya dalam mengajak orang untuk datang klinik atau pusat kesehatan. Kami telah menemukan bahwa jika dilakukan dengan benar, penyampaian perilaku sehat secara perorangan dengan melakukan kunjungan rumah secara substansial dapat meningkatkan pencapaian respon perilaku. Yang penting bahwa tenaga penjual perorangan yang akan melakukan kunjungan rumah dilatih dengan benar (terutama dimensi komunikasi) dan berpakaian yang sesuai untuk meningkatkan persepsi atas kemampuannya dan kredibilitasnya. (e)Promosi tempat pelayanan: disini kita melakukan promosi melalui tanda – tanda dan simbol – simbol promosi yang mudah dilihat keberadaannya dan mudah diakses, dalam arti untuk melakukan perilaku yang direkomendasikan. Seseorang menyadari bahwa di sektor publik jarang sekali Pusat kesehatan dipromosikan sebagai tempat layanan untuk jenis perawatan kesehatan tertentu. Dibanyak negara sangat mudah menemukan promosi keberadaan Coca Cola dibandingkan untuk menemukan tanda yang menunjuk ke Pusat kesehatan. Dengan cara yang sama bahwa orang perlu diingatkan untuk benar - benar jujur (dimana membeli coca cola), orang perlu diingatkan dimana letak Pusat kesehatan dan jenis layanan apa yang disediakan.

Berikut ini perlu ditegaskan: Seseorang berupaya keras untuk menggabung aksi – aksi komunikasi secara strategis dibanding menegaskan jenis aksi komunikasi tertentu. Tidak ada satupun aksi atau bahan komunikasi (poster or lukisan dinding atau opera sabun) akan memberikan dampak perilaku yang diinginkan. Strategi COMBI memerlukan penggabungan yang arif dari aksi – aksi yang berbeda tapi terpadu sesuai dengan obyektive perilaku yang sedang dicari. CATATAN 4 .6: GUNAKAN SISTEM DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI YANG ADA TAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL SEBAGAI INTERVENSI YANG KREATIVE. Dalam catatan no. 3.13 dari analisa situasi pasar, kita menggali apa sistem dan cara komunikasi yang saat ini berfungsi ditengah masyarakat. Didalam membuat strategi komunikasi kita sebaiknya kembali ke temuan – temuan analisa situasi pasar dan menempatkannya secara strategis untuk digunakan pada sistem komunikasi apapun yang sedang beroperasi. Jika terdapat drama radio yang populer maka sebaiknya seseorang menggali bagaimana menempatkan tema – tema perilaku kedalam satu atau dua skrip. Seseorang tidak dianjurkan untuk menanggung seluruh biaya dalam memproduksi opera sabun baru. Jika tidak ada tradisi mendengar sandiwara radio mungkin lebih baik untuk tidak memberi tantangan untuk mencoba mengenalkan format yang kita tahu cukup mahal. Jika di desa seorang pemain drum biasa digunakan sebagai agen komunikasi, carilah jalan untuk menggunakannya sebagai media. Jika sepeda keliling masih menggunakan pengeras suara maka seseorang perlu meminta untuk terus menggunakannya.

49

Page 50: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Sementara kita menganjurkan pemakaian apa yang sudah ada, janganlah hal ini menghambat kita dari pemikiran cara komunikasi yang baru dan kreative serta tersedia dan layak secara operasional. Sebagai contoh, di Malaisia berkembang ide penggunaan kelompok relawan pengendara sepeda yang memakai T shirt warna warni dengan tema perilaku mengenai dengue, mereka diminta bersepeda setiap hari minggu dari satu komunitas ke komunitas lainnya untuk mengingatkan orang untuk melakukan perilaku yang direkomendasikan yaitu melakukan pemeriksaan tempat – tempat perindukan nyamuk di lingkungan rumah tangga selama 30 menit. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi secara operasional layak dilakukan dan ternyata bekerja dengan baik.

CATATAN 4.7: MEREFLEKSIKAN KEMBALI “MS.CREFS”

Pada langkah no.3 (lihat catatatan no.3.13) kita mengerjakan analisa MS.CREFS pada lingkungan pasar, yang menampilkan berbagai komponen - komponen aksi komunikasi. Sebaiknya kita kembali ke analisa ini dan mengambil inti dari ide yang mungkin berguna untuk diterapkan dalam mengartikulasikan strategi komunikasi. Dengan cara ini seseorang diperkenankan untuk berpikir melalui komponen – komponen komunikasi yang berbeda sesuai strategi yang telah dirancang. Setiap elemen mendorong pemikiran baru. Sebagai contoh, S = source (sumber), mendorong seseorang untuk melakukan pemikiran siapa yang potensial sebagai “sumber” yang kredibel dan akhli dalam melakukan komunikasi lewat radio guna membicarakan komunikasi dengan pendengar: seorang dokter spesialis?, Pria?, Wanita?, Perawat?, Bekas pasien?, Pimpinan politik?, Aktor atau penyanyi terkenal?. Untuk “C” = Channel (Saluran) memicu pertimbangan mengenai media komunikasi apa yang tersedia dan dapat bermanfaat bagi strategi. Sebagai contoh, apakah TV dilihat oleh banyak orang atau oleh kelompok pimpinan yang sesuai guna menjamin pengggunaan yang luas? Apakah mobil keliling masih digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan kepada masyarakat?. Untuk “M” = Message (Pesan), mengarahkan seseorang untuk bertanya tentang isi dari pesan – pesan, struktur dan bahasa dari pesan yang dimaksudkan pada “E” = efek. Dengan jalan ini, seseorang dapat memeriksa setiap aspek dari MS.CREFS dalam membuat strategi komunikasi.

CATATAN 4.8 : UPAYA – UPAYA MEMADUKAN KOMUNIKASI YANG DIPAKAI DAN ”INTERKASI DAN PARTISIPASI TIDAK LANGSUNG YANG DIRASAKAN / DIALAMI”

Dasar dari membuat orang menerima perilaku sehat adalah pengetahuan, tetapi apa yang menjadi pusat untuk mencapai dampak perilaku adalah penerapan dari pengetahuan. Penerapan pengetahuan menuntut komunikasi apa yang dipakai.

Jantung dari latihan / kegiatan mengajak orang dalam menggali perilaku yang dianjurkan dan memungkinkan untuk diterima adalah mendengarkan mereka. Inti dari komunikasi yang digunakan adalah mendengarkan orang tentang apa yang menjadi perhatiannya, apa yang mereka dengar, kecemasan mereka, nilai, persepsi dan pilihan – pilihan mereka, dan memperkenankan perkembangan pemahaman kita mengenai perhatian mereka dengan mengetahui komunikasi dan interaksi dengan mereka.

COMBI berusaha keras untuk menyandingkan komunikasi dalam mengajak keterlibatan konsumen untuk mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Dalam menGURAIKAN strategi komunikasi, penting bagi kita untuk menjamin metode – metode komunikasi yang digunakan memperkenankan penyesuaian komunikasi ini. Hal ini berarti, pelatihan komunikasi khusus bagi ”tenaga penjualan perorangan” atau mereka yang terlibat dalam komunikasi interpersonal dalam memfokuskan diri pada komponen mendengarkan orang dan menanggapi

50

Page 51: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

perhatian mereka. Meskipun dengan menggunakan iklan, pendekatan yang digunakan dalam mengajak individu merupakan suatu strategi berpikir. Spot radio berdurasi 60 detik dapat dibangun sehingga dirasakan ada percakapan dengan pendengar dibandingkan berulang – ulang menyuarakannya kepada pendengar, atau memakai trik – trik produk kreative yang tidak biasa untuk mencapai tujuan. Sebagai contoh, salah satu format yang populer dan tidak mahal untuk komunikasi yang dipakai di radio dan TV adalah talk show atau call in show. Acara ini mendorong perasaan “interaksi dan partisipasi yang tidak langsung”. Pendengar / pemirsa merasa terlibat dalam percakapan atau panggilan telephon meskipun mereka tidak melakukannya. Membayangkan keikutsertaan memudahkan “penyesuaian” dan refleksi pada perilaku yang direkomendasikan. Kolom pertanyaan dan jawaban dalam surat kabar lokal adalah cara lain dalam membantu membangun perasaan ikut terlibat. Hal ini berguna untuk menggali format media tersebut dalam merumuskan strategi komunikasi.

CAT ATAN 4.9: MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN LABEL DAN INSENTIVE DENGAN LOGO

Dalam langkah no.3 diatas (lihat catatan no.3.9) kita melihat pada konsep dari Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dikenal sebagai perhitungan “Biaya – Nilai” dari konsumen terhadap perilaku yang direkomendasikan. Ada dua cara mempengaruhi perhitungan ini didalam strategi komunikasi yaitu dengan memakai insentive dan membuat label perilaku atau produk yang berhubungan dengan perilaku. Sebagai contoh, dalam mendorong orang untuk datang ke klinik desa mengambil tablet pencegahan LF, sekali – sekali diberikan kesempatan untuk memenangkan undian penawaran murah kepada semua yang yang datang ke klinik desa. Insentive ini menurunkan perkiraan “biaya” yang digunakan untuk datang ke klinik desa. Dengan cara yang sama, jika obat atau pelayanan yang akan didapatkan dapat di label, memberi nama yang berhubungan dengan “aman dan efektive”, dan juga logo yang dengan cepat dapat membangkitkan keterkaitan tersebut, dan yang kemudian promosi nya menjadi kuat, hal ini meningkatkan tafsiran nilai dari apa yang ditawarkan didalam perilaku yang direkomendasikan.

LANGKAH NO.5Menampilkan Rencana

Aksi

5. MENAMPILKAN RENCANA AKSI COMBI

51

Page 52: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Rencana Aksi COMBI adalah instrumen utama untuk mengatur pelaksanaan program COMBI. Hal itu harus dibuat secara komprehensive dan jelas dengan rincian kegiatan – kegiatan yang perlu dilaksanakan agar strategi komunikasi yang ditetapkan pada langkah no. 4 dapat dioperasionalkan. Rencana aksi harus memasukkan semua kegiatan – kegiatan persiapan demikian juga apa yang sesungguhnya akan terjadi bila strategi dilaksanakan menurut berbagai kategori aksi yang dibuat pada strategi komunikasi.

Sebagai referensi, disediakan contoh dari rencana COMBI pada annex II dari manual ini. CATATAN 5.1: MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN KHUSUS MENURUT 5 AREA INTERVENSI KOMUNIKASI (DAN AREA TAMBAHAN LAIN BILA PERLU) Disini kita perlu membuat rincian spesifikasi dari aksi komunikasi yang ditetapkan pada langkah “strategi” diatas, termasuk penjelasan dan rencana untuk membuat, pembelian, harga dan distribusi dari setiap bahan – bahan komunikasi, produk, layanan, insentive (seperti T-shirt, harga), demikian juga identifikasi pelatihan apa bagi petugas dan mitra kerja dan kegiatan – kegiatan supervisi yang diperlukan (pada siapa, apa, dimana, kenapa, siapa yang memfasilitasi). Contoh, suatu rencana harus menjelaskan kepastian, berapa banyak bahan – bahan komunikasi tertentu (radio spot, poster) yang diperlukan seseorang, siapa yang akan memproduksi, dan bagaimana distribusinya. Jika diperlukan pelatihan bagi tenaga lapangan, relawan, kelompok drama, dan guru sekolah, lalu rencana aksi harus menjelaskan kapan dan dimana mereka akan dilatih, oleh siapa dan bagaimana. Jika didalam strategi diperlukan kerjasama erat dengan media dan wartawan lalu rencana aksi harus merinci bagaimana kelompok ini dikontrak atau diberikan informasi (seberapa sering dan dimana konferensi pers diadakan).

Rincian ini harus diberikan dalam hubungannya dengan 5 elemen kategori komunikasi COMBI, merujuk pada langkah no.4, tetapi seseorang jangan membatasinya:

Mobilisasi administrasi, advokasi publik, Humas Mobilisasi masyarakat, termasuk keikutsertaan organisasi masyarakat, NGO dan sektor

swasta Pemasangan iklan, Insentive dan Promosi Penjualan perorangan, Komunikasi interpersonal dan konseling Promosi tempat pelayanan

CATATAN 5.2: SEKALI LAGI, KEMBALI KE MS.CREFS UNTUK SELANJUTNYA

MELIHAT APA YANG AKAN MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DARI KOMUNIKASI

Karena kita telah merinci aksi komunikasi, sebaiknya kita mengingat MS.CREFS yang akan meningkatkan efektivitas dari aksi komunikasi (lihat catatan no. 4.7 diatas). Berikut adalah sebagian dari tema – tema MS.CREFS terpilih yang harus menuntun bentuk dari beberapa aksi komunikasi:

S – Source (Sumber) Petugas dan relawan berbasis masyarakat sebagai tenaga penjualan

perorangan: relawan kesehatan masyarakat, petugas kesehatan desa, inpektur kesehatan masyarakat, dan banyak lagi yang dapat kita

52

Page 53: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

pakai sebagai tenaga penjual perorangan untuk melakukan kunjungan dari rumah ke rumah perlu menunjukkan kredibilitas, tingkat dipercaya dan keakhliannya. Pelatihan bagi individu – individu tersebut harus menjadi perhatian didalam rencana. Sebaiknya menghindari jadwal sesi pelatihan yang berhari – hari yang biasanya telah dibuat dengan berusaha memasukkan setiap rincian yang mungkin mengenai penyakit tertentu dan cara pencegahannya. Satu alternative menyarankan pelatihan dibatasi satu hari, setengah hari fokus pada materi yang bersifat teknis dan setengah hari yang lain pada keterampilan komunikasi termasuk bermain peran. Pelatihan ini akan meningkatkan persepsi keakhliannya. Juga penting bagi petugas untuk berpakaian yang dapat menunjukkan keberadaan dan gambaran kredibilitas mereka. Sebagai contoh badge nama, topi, T-shirt bertuliskan label perilaku sehat atau pakaian khusus lain, dan tas yang khusus yang kesemuanya menambah persepsi kredibilitas dan keakhliannya. Akhirnya seseorang harus merencanakan suatu bentuk ucapan terima kasih kepada petugas dan tunjukkan perhargaan atas masukan yang diberikan, mungkin lewat upacara disuatu tempat dimana mereka mendengar kata – kata terima kasih yang ditujukan pada mereka, menerima sertifikat penghargaan yang ditanda tangani pejabat. Kepuasan dari petugas – petugas dapat dipercaya jika mereka menunjukkan kesenangan dan kepuasan atas kerja mereka.

Anak sekolah sebagai tenaga penjual perorangan: anak sekolah dapat berperan sebagai sumber (dan saluran) informasi yang punya kekuatan didalam keluarga. Tugas Kementerian pendidikan dengan demikian bertambah banyak dengan permintaan dari sektor kesehatan untuk memasukkan banyak tema – tema kesehatan pada sistem pendidikan dan untuk merubah kurikulum dalam mengakomodasi permintaan tersebut. Kami melihat bahwa meminta Kementerian pendidikan untuk memperkenankan latihan singkat selama setengah jam per semester atau pertahun masih masuk akal. Dibeberapa negara, kami telah memberikan satu lembar balik kepada kementerian pendidikan mengenai bahan perilaku tertentu yang direkomendasikan untuk didistribusikan kepada setiap anak berusia 9 – 14 tahun di semua sekolah. Di dalam setiap kelas guru akan membacakan isi dari bahan tersebut dan membantu siswa dalam melengkapi quiz pada halaman belakang. Anak – anak diminta untuk membawa kertas tersebut kerumah dan membacakannya kepada keluarga atau meminta seseorang untuk membaca dengan keras, anggota keluarga diminta mencoba mengisi kuis dan meminta orang tua membubuhkan tanda tangan pada bagian bawah lembaran untuk dikembalikan ke guru. Pada hari siswa berangkat ke sekolah dengan membawa lembar kerja, mereka juga diberi sesuatu untuk dibawa pulang (pinwheel atau kertas pelindung matahari) yang berisi tulisan / logo / tema perilaku sehat. Saat pulang sekolah, anak – anak diminta membentuk barisan dengan membawa barang – barang berlogo perilaku yang direkomendasikan. Dengan cara ini mereka menjadi lebih mengetahui perilaku yang direkomendasikan dan mereka menciptakan kendali masyarakat dengan pinwheel dan pelidung matahari.

C – Channel (Saluran) Menggunakan saluran media massa dengan jangkauan terbatas

seperti suratkabar dan TV: rendahnya tingkat melek huruf dibeberapa negara akan mendorong seseorang untuk tidak menggunakan media cetak. Seseorang harus mencatat bahwa dari sedikit diantara mereka yang dapat membaca surat kabar adalah pimpinan kunci yang selalu

53

Page 54: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

dimintai pendapat di masyarakat dan memiliki dampak perorangan yang hebat terhadap yang lainnya melalui jenjang langkah aliran komunikasi yang diberikan oleh media massa. Pembaca surat kabar satu – satunya dikedai kopi akan meneruskan semua cerita – cerita ke pada orang lain dan pada gilirannya mereka akan meneruskannya lagi kepada orang lainnya. Oleh karena itu masih bermanfaat untuk menggunakan media cetak atau TV meskipun jangkauannya terbatas.

Bekerja dengan media massa dan jurnalis: keterangan pers, konferensi pers dan

pertemuan khusus dengan editor merupakan cara yang lazim dalam menarik perhatian pers terhadap suatu berita baru. Seseorang kurang tertarik menggunakan waktu dan uang yang banyak untuk beberapa hari workshop bagi jurnalis. Seringkali mereka beralih dari satu berita ke berita lain dan cakupan pasca workshop cenderung bersifat sementara dan sekilas. Seseorang harus memperhatikan kualitas dari press release dan bagian berita yang diberikan kepada media. Banyak press release pemerintah bila dibaca seperti pengumuman resmi dianding cerita – cerita tertulis seperti yang dilakukan oleh jurnalis profesional dengan berita utama yang disarankan dan mengarah. Dalam merinci penggunaan media didalam rencana COMBI, seseorang harus memberikan beberapa petunjuk untuk persiapan bahan – bahan pres.

Pamflet vs Fact sheet / worksheet …… berwarna ……. Dan untuk yang buta huruf?: Pamflet adalah saluran tradisional dalam menyebarluaskan informasi kesehatan. Dana yang tersedia seringkali hanya cukup untuk jumlah yang terbatas bila dibuat berwarna, terlipat rapi. Tetapi seseorang mencatat bahwa pada tingkatan tertentu pamflet tidak menarik lagi karena mereka telah memiliki suatu pengharapan untuk diperoleh. Selembar fact sheet atau worksheet yang diproduksi dalam jumlah banyak dan dibuat dengan rancangan 2 warna yang bagus dan tidak terlipat memiliki potensi pembaca yang besar. Seringkali seseorang diminta secara retorika, apakah berguna memproduksi dan mendistribusikan factsheet dalam konteks tingginya tingkat buta huruf. Nasehat kami adalah bahwa meski digunakan untuk buta huruf, latihan ini tetap berguna. Terdapat suatu nilai simbolik penting saat seseorang menyerahkan fact sheet kepada orang yang buta huruf setelah sebelumnya secara lisan seseorang telah menjelaskannya. Individu biasanya mencari seseorang untuk membacakan sheet jika dirasa perlu.

CATATAN 5.3 : INGAT 3 MASALAH DARI KOMUNIKASI

Kita juga sebaiknya mengingat 3 masalah komunikasi (perhatian pilhan, persepsi pilihan, dan ingatan pilihan) dan startegi mengatasi nya (lihat catatan no.4.3 diatas).

CATATAN 5.4: MENGINGAT ATURAN KEDUA DARI 7 ATURAN MEMASANG IKLAN DI MEDIA ELEKTRONIK TAPI YANG TERBAIK MENGHINDARI TIPU MUSLIHAT”GERAK DAN LAGU”

Seperti rincian yang kita buat mengenai komponen pemasangan iklan, mengingat kembali tip pemasangan iklan akan bermanfaat karena sangat penting untuk menarik perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari spot radio / TV. Jika disini kita gagal, biasanya pemirsa tidak mau mendengarkan

54

Page 55: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

lagi. Ini merupakan satu lagi dimensi dari fenomena perhatian pilihan. Versi ini juga berlaku pada iklan cetak. Sebagai cara menarik perhatian orang, produser iklan radio / TV biasanya meningkatkannya kearah lebih menyenangkan dan gerak dan lagu. Tetapi untuk kebanyakan perilaku sehat, pendekatan ini seringkali tidak sesuai. Seseorang akan menyarankan untuk mengganti pendekatan dengan yang mendukung komunikasi yang dipakai, gayanya yang sederhana, komunikasi langsung dengan pendengar / pemirsa terlaksana tanpa hasil apa – apa.

CATATAN 5.5: ATURAN DARI TRIAS AJAIB

Setelah presentasi biasanya kita hanya dapat mengingat 3 kunci utama, masih sebagai dimensi lain dari fenomena pilihan ingatan. Hal in sebaiknya menginformasikan rincian yang kita tawarkan dalam membuat spesifikasi berbagai kegiatan – kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, dalam iklan dan presentasi kita yang lain kita harus tetap berpegang pada 3 kunci utama, tetapi tidak hanya pada satu kunci. Sebaiknya juga kita mengulangi tema perilaku paling tidak 3 kali pada aksi komunikasi tertentu, seperti radio spot 60 detik.

CATATAN 5.6: BERPIKIR MEMASANG IKLAN BERTINGKAT.

Seseorang tidak akan menyiarkan spot radio – TV berdurasi 60 detik setiap hari selama setahun atau 3 kali seminggu sesaat sebelum berita. Sebaiknya kita berpikir memasang iklan dalam bentuk bertingkat. Sebagai contoh suatu serial tayangan bertahap 3 minggu, spot radio 6 - 8 kali perhari, 5 hari seminggu. Spot TV 2 – 3 kali per malam, 5 hari perminggu pada periode yang sama. Dan iklan satu halaman penuh sekitar 3 kali seminggu selama 3 minggu. Kemudian istirahat katakanlah kira – kira 3 – 6 minggu. Selanjutnya kita kembali dengan tayangan yang lain selama 3 minggu. Pendekatan pemasangan iklan ini harus menuntun rencana pemasangan iklan yang rinci pada langkah nomor 5. CATATAN 5.7: JIKA MENGGUNAKAN AGEN IKLAN YANG DIKELOLA DENGAN TEKUN

Dinegara – negara dimana agen periklanan berfungsi baik sebaiknya kita menggunakan agen ini. Rencana aksi kita yang rinci sebaiknya meliputi proses brifing terhadap beberapa agen iklan jika mereka akan digunakan, pertemuan dengan mereka, dan meminta mereka mempresentasikan strategi atau respon atas rencana COMBI. Kemudian kita harus mengambil salah satu agen berdasarkan kriteria campuran (kreativitas, biaya, keinginan menjamin sponsor dari sektor swasta, kemauan untuk mendebat strategi). Seseorang harus siap sedia memberi masukan pada agen iklan dengan peka dan berhati – hati. Seseorang dengan bahasanya harus bisa berdebat dengan mereka dari sudut pandang komunikasi pemasaran. Penyajian aksi – aksi komunikasi yang rinci harus mencerminkan pertimbangan – pertimbangan tersebut dengan cara memberi pedoman jalan keluar kepada agen iklan. Agen mungkin mendebat pendekatan kreative yang disarankan, sebagai contoh, kita perlu untuk dapat menarik perhatian agen iklan dalam diskusi yang seksama tentang upaya pendekatan yang disarankan.

55

Page 56: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Agen iklan mungkin berkeinginan untuk menampilkan pesona dan kesenangan ciptaannya tetapi kita dapat meminta dengan sungguh - sungguh, langsung, komunikasi akrab. Agen iklan dapat menekankan akan perlunya fokus pada suatu USP (unique selling proposition / saran penjualan yang unik) atau suatu SOCO (Single Overriding Communication Objective / penolakan tunggal obyektive komunikasi), tetapi kita mungkin perlu untuk tetap dalam pandangan bahwa perilaku yang direkomendasikan perlu di promosikan untuk mendapat beberapa “saran penjualan” dan untuk mencapai obyektive perilaku kita perlu mengajukan beberapa obyektive komunikasi.

LANGKAH NO.6

Tata laksana

6. TATALAKSANA

Perlu tersedia penjelasan mengenai bagaimana rencana COMBI akan dikelola. Sesungguhnya dalam mencapai dampak perilaku, rancangan rencana yang baik namun tidak terlaksana secara efektive lebih baik dari yang tidak ada ujung pangkalnya. Dalam langkah ini struktur manajemen ditampilkan untuk menjamin pelaksanaan yang efektive, membuat spesifikasi tim pelaksana multidispliner, termasuk staf khusus atau kerjasama dengan agen / organisasi (perusahaan iklan lokal, institusi riset) dalam mengkoordinir aksi – aksi komunikasi. Sebaiknya kita juga menyertakan tiap kelompok penasehat teknis atau badan – badan pemerintah dari mana tim manajemen menerima dukungan teknis atau kepada siapa tim harus melapor.

CATatan 6.1: MENUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER PROGRAM

COMBI

Dibutuhkan satu orang yang ditugaskan sebagai manajer program COMBI yang secara penuh bertanggung jawab dalam pelaksanaan COMBI, namun dengan masukan nasehat dan monitoring dari kelompok pelaksana (diterangkan dibawah ini). Tanpa adanya satu orang yang bertanggung jawab, pelaksanaan cenderung menjadi kacau balau.

CATATAN 6.2: MENUGASKAN KELOMPOK PELAKSANA UNTUK MEMPERMUDAH MANAJEMEN DAN BERHADAPAN DENGAN KRISIS.

Kelompok pelaksana terdiri dari 3 – 7 orang yang setiap minggu akan bertemu dengan manajer yang ditugaskan dan melakukan peninjauan pelaksanaan secara rinci dan harus dispesifikasi. Kelompok pelaksana memberikan dukungan pada manajer dan juga mempermudah resolusi setiap kesulitan pelaksanaan yang mungkin timbul. Sekelompok kesulitan pelaksanaan yang mungkin timbul harus ditangani seperti perkembangan

56

Page 57: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

krisis sehubungan dengan pelaksanaan program. Sebagai contoh, jika pada program pemberian obat massal terjadi kematian yang disebabkan (meski tidak benar) karena obat yang sedang didistribusikan, kelompok pelaksanan harus siap untuk mengorganisir respon komunikasi yang strategis didalam situasi krisis.

CATATAN 6.3: PERTIMBANGKAN MEMBENTUK KELOMPOK PENASEHAT.

Selanjutnya, kelompok pelaksana mungkin bermanfaat untuk memiliki kelompok penasehat yang lebih luas yang akan bertemu setiap bulan atau meninjau kemajuan pelaksanaan. Kelompok pelaksana ini dapat melibatkan berbagai mitra mulai dari LSM dan sektor bisnis swasta dan sektor – sektor lain yang bekerja sama. Kelompok ini juga memperkenankan masukan – masukan dalam proses pelaksanaan, dan nasehat dan bantuan dalam mengatasi rintangan pelaksnaan.

LANGKAH NOMOR 7 Monitoring

7. MONITORING

Rencana COMBI akan terdiri dari gabungan kegiatan – kegiatan komunikasi yang sangat luas. Satu aspek dari pelaksanaan rencana yang efektive adalah monitoring kemajuan pelaksanaan. Kegiatan ini melalui proses monitoring kemajuan bahwa seseorang dapat mengetahui kesulitan – kesulitan dan memecahkannya. Tetapi disamping itu monitoring yang efektive dan memungkinkan untuk melakukan pelacakan dampak perilaku yang berkembang dan memberikan kesempatan untuk modifikasi strategi selama proses pelaksanaan agar mencapai hasil perilaku yang lebih baik. Pada langka no.7 kita perlu berpikir melalui bagaimana kita memonitor kemajuan pelaksanaan dan perkembangan dampak perilaku dan menawarkan proses untuk melakukan seperti ini.

CATATAN 7.1: MENGGUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT MONITORING

Jadwal rencana kerja yang telah dibuat pada langkah no.9 dibawah ini berfungsi sebagai alat untuk memantau kemajuan dari pelaksanaan COMBI. Jadwal tersebut dibuat ketika setiap kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dan oleh siapa. Tugas dari kelompok pelaksana (lihat catatan no.6.2) adalah memakai jadwal ini untuk mengikuti kemajuan pelaksanaan. Alat ini memberi cara monitoring kemajuan pelaksanaan yang relative sederhana. Juga memungkinkan untuk menghadapi setiap rintangan pelaksanaan yang dapat muncul dari waktu ke waktu.

CATATAN 7.2: RENCANA UNTUK MEMANTAU SUATU SURVEI.

57

Page 58: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Memantau suatu survei yang dilakukan di daerah – daerah terpilih dengan menggunakan sampel acak. Sebagai contoh, seseorang dapat mengerjakan survei dengan 100 sampel rumah tangga dari setiap 3 – 5 lokasi, yang menggambarkan daerah desa – kota, mungkin berada ditengah waktu. Survei dapat mengikuti apakah dapat dipahami pesan – pesan yang diberikan kepada kelompok sasaran terpilih dengan menggunakan saluran komunikasi yang sesuai. Mereka juga dapat menggali apakah orang merepon pesan – pesan dengan cara yang kita perkirakan. Seseorang kemudian dapat menggunakan hasil temuan untuk memodifikasi strategi komunikasi jika seseorang menemukan bahwa obyektive komunikasi yang dimaksud belum tercapai.

LANGKAH NO.8 Penilaian Dampak

8. PENILAIAN DAMPAK

Program COMBI menjanjikan hasil – hasil perilaku. Pada langkah no.8 kita perlu menjelaskan bagaimana kita akan menunjukkan obyektive perilaku yang dicapai. Seseorang mengetahui bahwa upaya COMBI bukan satu – satunya intervensi yang memberi kontribusi terhadap dampak perilaku. Paling tidak dengan dukungan dari COMBI, hasil – hasil perilaku memberi harapan dan disini kita harus menunjukkan proses penilaian dari dampak. Sedapat mungkin seseorang juga harus menerangkan bagaimana dampak itu memberi sumbangan terhadap intervensi COMBI.

CAT 8.1: DIARAHKAN OLEH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITENTUKAN DALAM MEMBENTUK PROSES YANG BENAR UNTUK PENILAIAN DAMPAK, DENGAN MENGGUNAKAN CATATAN BANTUAN PELAYANAN KESEHATAN ATAU SURVEI ATAU STUDI PENGAMATAN

Pada langkah no.2 kita diarahkan untuk menetapkan obyektive perilaku secara spesifik dan tepat sebagai langkah awal dalam membuat rencana COMBI. Kita perlu kembali pada obyektive tersebut. Jika obyektive telah dibuat dengan spesifik dan tepat, maka sekarang obyektive berperan sebagai dasar pengukuran penilaian dampak. Terus terang, membuat perkiraan hasil – hasil perilaku yang sangat tepat lebih menarik daripada menetapkan dampak perilaku.

58

Page 59: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

Contoh, jika obyektive perilaku adalah mendorong sasaran yaitu sejumlah orang dengan batuk yang menetap untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan guna pemeriksaan TB, maka pengukuran dampak perilaku nya adalah dengan kegiatan menghitung jumlah kehadiran mereka di pelayanan kesehatan untuk memeriksa TB. Pada langkah no.8 ini, seseorang akan menjelaskan bagaimana latihan ini akan dilakukan. Seseorang perlu memastikan bahwa sistem pencatatan kehadiran di klinik berfungsi dengan baik. Jika hal ini tidak dapat dipenuhi, lalu langkah no.8 perlu menjelaskan bagaimana kita membuat sistem pencatatan kehadiran. Hasil – hasil perilaku yang tidak melibatkan kunjungan ke Puskesmas akan memerlukan penggunaan metode lain untuk menilai dampak. Survei dengan sampel acak, dapat digunakan untuk membuat sendiri pelaporan dari kegiatan yang khusus, dengan mengenali bahwa mungkin terdapat kesalahan pelaporan yang dilakukan responden. Studi observasional dapat melengkapi hasil survei. Studi tertentu memungkinkan seseorang untuk melihat langsung ketaatan orang terhadap perilaku yang direkomendasikan. Pada seksi ini kami tidak dapat menjelaskan berbagai cara untuk mendapatkan data tentang hasil – hasil perilaku yang khusus karena hal itu sangat tergantung pada perilaku spesifik dan konteks pelaksanaannya.

CATATAN 8.2: DAMPAK TAMBAHAN PADA INTERVENSI COMBI

Janji COMBI adalah bahwa intervensi COMBI akan memberi sumbangan pada dampak perilaku. Satu dimensi dari penilaian dampak ditunjukkan dengan apakah ada atau tidak dampak yang dijanjikan. Tetapi mungkin sedikit sulit untuk melihat pengaruh dampak pada program COMBI. Dalam merencanakan penilaian dampak, seseorang sebaiknya membuat struktur dari suatu proses sehingga dapat diikuti dampak dari COMBI. Salah satu cara dalam melakukan hal ini adalah mempunyai sistem untuk membandingkan catatan kehadiran di pelayanan kesehatan (diduga hasil perilaku yang diharapkan tercermin melalui jalan ini) sebelum dan sesudah intervensi COMBI. Demikian juga dengan pengukuran yang menggunakan survei data dasar dari praktek perilaku sebelum COMBI dapat dibandingkan dengan hasil – hasil pasca COMBI. Sudah barang tentu untuk melakukan penilaian sederhana ini seseorang perlu mempertimbangkan kemungkinan faktor – faktor penghambat yang dapat berkontribusi pada hasil perilaku.

CATATAN 8.3: MENGGUNAKAN SPESIALIS EVALUAI

Penilaian dampak dapat dilakukan dengan sederhana tapi juga dapat menjadi sangat rumit. Akan bijaksana bila kita menggunakan jasa spesialis evaluasi dalam merancang komponen penilaian dampak.

59

Page 60: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

LANGKAH NO.9 Penjadwalan –

Rencana Kerja

9. PENJADWALAN: RENCANA KERJA

Langkah – langkah no.5 sampai 8 telah membuat daftar yangpanjang dari kegiatan – kegiatan COMBI yang harus dikerjakan. Pada langkah nomor 9 kita meneruskan dengan membuat jadwal rencana kerja yang rinci dari kegiatan – kegiatan tersebut, yang menjadi kunci pelaksanaan dan alat manajemen dalam mengerjakan program COMBI. Rencana kerja yang terperinci memberikan jadwal waktu untuk persiapan dan pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam mengerjakan setiap aksi komunikasi seperti yang dijelaskan pada langkah no.5 sampai 8, temasuk penugasan individu khusus yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan khusus. Format rencana kerja dapat terdiri dari kolom – kolom dengan judul masing – masing: Kegiatan, Tanggal selesai, Yang bertanggung jawab (anggota tim, mitra kerja, dll), Kemajuan. (lihat contoh rencana kerja sebagai bagian dari rencana COMBI pada annex II). Kolom “kemajuan” diisi dengan pernyataan singkat tentang status pelaksanaan dan dapat digunakan untuk melaporkan kemajuan kepada kelompok pelaksana. Kolom “kegiatan” dapat diisi dengan mengulang kemua

60

Page 61: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

kegiatan – kegiatan yang telah dispesifikasi pada langkah nomor 5 dan dimana saja kegiatan tersebut. Kolom “tanggal selesai” dapat diisi dengan bentuk tabel mingguan, bulan, kuartal, atau tahunan, sebagai sub – kolom. Suatu diagram dimungkinkan bagi pengalaman sesaat kapan kegiatan yang berbeda dimulai dan berakhir, apakah kegiatan – kegiatan persiapan telah diberi waktu yang cukup, apakah aksi komunikasi yang perlu dipadukan sesungguhnya sudah terpadu dan menyoroti periode puncak kegiatan.

CATATAN 9.1: TINDAK LANJUT DRAFT JADWAL RENCANA KERJA DENGAN LATIHAN DI KELOMPOK YANG MENYERTAKAN INDIVIDU DAN MITRA PELAKSANA.

Draft pertama dari rencana kerja, bersama dengan dokumen rencana COMBI dapat memberi peran pelaksanaan yang kritis saat dipakai dalam proses review oleh kelompok yang melibatkan mitra – mitra (individu dan institusi) pelaksana kunci seperti seseorang yang bergerak maju ke rencana kerja akhir. Dalam review kelompok terdapat peluang untuk melihat kembali setiap kegiatan, mengajukan pertanyaan baru mengenai relevansinya terhadap dampak perilaku dan kelayakannya, dan pada proses didalam kelompok dibuat tenggat waktu dan menunjuk penanggung jawab. Proses ini juga memberi keuntungan berupa rasa memiliki atas rencana tersebut meski hal itu mungkin telah dimulai dengan dukungan teknis dari luar.

LANGKAH NO.10 Anggaran

10. ANGGARAN

Pada langkah no.10 kami menyajikan rincian anggaran untuk berbagai kegiatan yang diajukan pada rencana COMBI. Kami menunjukkan penyajian format yang mencakup area – area kunci komunikasi seperti mobilisasi administrasi / advokasi publik / Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan, Iklan dan promosi, dan promosi tempat pelayanan. Didalam setiap area kita menspesifikasi kegiatan – kegiatan, banyaknya bahan yang akan diproduksi, per unit cost, dsb. (lihat contoh anggaran sebagai bagian rencana COMBI pada annex II).

61

Page 62: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

CATATAN 10.1: RENCANA COMBI TIDAKA DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN MURAH SEHINGGA PERLU ANTISIPASI KESULITAN BAHWA ANGGARANNYA TERLALU BESAR Di sektor publik umumnya dirasakan bahwa program KIE dapat dilaksanakan dengan biaya murah, dengan investasi yang sedikit. Hal ini mungkin benar bila kita terus melihat KIE atau komunikasi kesehatan sebagai membuat sejumlah kecil poster, T-shirt dan penggunaan media secara sporadis. Pendekatan minimalis terhadap komunikasi kesehatan tidak akan memberikan dampak perilaku (gol akhir kita), tetapi hanya memenuhi kebutuhan mereka yang hanya ingin melihat suatu bentuk KIE tanpa melihat dampak. Jika sektor swasta mengajarkan kita tentang komunikasi konsumen, hal itu adalah: untuk mengajak konsumen diperlukan engeluaran dana yang besar. Beberapa perusahaan disektor swasta, untuk menarik konsumen, mereka membelanjakan dananya 2 kali lebih banyak dari biaya produksi sesungguhnya dari suatu produk atau layanan yang ditawarkan. Produksi air dalam botol dan promosi produk ini adalah contoh nyata. Kita telah mencatat bahwa solusi medis yang hebat tidak dengan sendirinya dapat dijual. Dan ketika dana yang besar benar – benar digunakan untuk secara fisik dapat menyediakan solusi kesehatan (pelatihan petugas, membangun laboratorium pemeriksaan, pembelian obat-obatan, dsb), kita harus memperkirakan bahwa hanya dengan investasi besar yang diperlukan untuk mengajak orang dalam mempertimbangkan solusi yang ditawarkan. Kita harus mengantisipasi kesulitan bahwa anggaran yang diajukan terlalu besar. Kami menyarankan bahwa anggaran akan dibuat dengan memperhatikan program apa yang akan efektive untuk dampak perilaku. Pada tahap selanjutnya ketika hal itu menjadi lebih jelas mengenai dana apa yang benar – benar tersedia, seseorang kemudian akan kembali ke anggaran dan membuat penyesuaian yang perlu. Dalam melakukan itu seseorang perlu menjamin gabungan kegiatan – kegiatan yang dipadukan secara arif pada biaya yang rendah. Jika alokasi anggaran terlalu kecil dan terjadi pemotongan radikal dana proyek maka rencana COMBI menjadi buruk, jadi lebih baik untuk menunda pelaksanaan sampai suatu waktu tersedia dana yang cukup untuk rencana COMBI yang memberi jaminan yang lebih baik atas dampak perilaku.

CATATAN 10.2: MEMBANGUN KEMUNGKINAN KEMITRAAN DENGAN SEKTOR SWASTA

Karena anggaran telah dibuat maka mengidentifikasi intervensi – intervensi yang mungkin bisa memperoleh dukungan dari sektor swasta akan berguna dalam tukar menukar suatu kerjasama dalam melakukan promosi sederhana dari logo produk yang diberikan, bahwa afiliasi produk memenuhi petunjuk kementerian kesehatan. Contoh, factsheet yang akan didistribusikan ke setiap sekolah yang tiba – tiba harus didistribusikan kerumah akan memberi

62

Page 63: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

peluang promosi yang berguna, katakanlah untuk pasta gigi. Perusahaan pasta gigi mungkin setuju untuk menempatkan logo merk yang tidak terlalu besar di pojok factsheet dan membayar bagian pembiayaan dari cetakan. Juga memungkinkan melakukan sponsor bersama untuk bahan – bahan lainnya atau pertunjukkan radio dan TV, dan pemasangan iklan. Agen pemasangan iklan lokal / komunikasi pemasaran mungkin dapat membantu identifikasi kemungkinan mitrakerja dalam promosi.

###

Kesimpulan

Tidak ada yang sakral mengenai 10 langkah dalam merencanakan COMBI. Dan sejak kami memulai rancangan COMBI, kami perlu secara konstan mengingatkan dirikami tentang misteri perilaku manusia. Kami melakukan hal – hal yang asing untuk alasan yang ganjil . Tetapi kami telah menemukan 10 langkah pendekatan yang paling berguna didalam rancangan kerja COMBI kami di puluhan negara dan dengan obyektive perilaku yang bervariasi Anda akan mencatat bahwa penegasan yang dapat dipertimbangkan telah dimasukkan pada langkah no.2 (pernyataan obyektive perilaku) dan langkah no. 3 (analisa situasi pasar). Pengalaman kami bahwa 80% upaya perencanaan kami telah menggunakan kedua langkah tersebut dan seringkali dalam suasana menyulitkan. Tetapi sekali telah dikerjakan dengan baik maka semuanya akan masuk dalam kesenangan. Silahkan menghubungi kami jika memerlukan bantuan apapun dalam mengerjakan COMBI.

***

63

Page 64: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

ANNEX I: FORMAT PENYAJIAN DOKUMEN RENCANA COMBI

Format penyajian dokumen rencana COMBI

Kami memberikan format berikut untuk menyajikan rencana COMBI sebagai dokumen

1. PendahuluanDidalam pendahuluan, seseorang menyajikan topik didalam mana rencana COMBI dipersiapkan. Topik berisi gambaran penyakit, tantangan yang dihadapi, upaya – upaya terakhir dan proses yang digunakan dalam membuat rencana COMBI.

2. Rencana COMBI

2.1. Gol keseluruhan: (lihat langkah no.1)2.2. Obyektive Perilaku: (lihat langkah no.2)2.3. Strategi: Seksi ini mengambil secara singkat dan padat hasil pengamatan dan penemuan

dari langkah no.3 dan mengaitkannya dengan strategi pada langkah no.4 (membuat strategi COMBI)

2.4. Aksi - aksi komunikasi: seksi ini menyajikan rencana aksi COMBI secara rinci seperti yang dibuat pada langkah no. 5 (rencana aksi COMBI). Merinci setiap aksi komunikasi yang tepat dibawah judul mobilisasi administrasi/advokasi publik/Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan, pemasangan iklan (dan promosi dan insentive) dan (jika dapat diterapkan) tempat pelayanan. Seksi ini diakhiri dengan rangkuman singkat dari berbagai intervensi komunikasi.

2.5. Manajemen: (lihat langkah no. 6 dan no.7)

2.6. Evaluasi dampak: (lihat langkah no.8)

2.7. Rencana kerja & Jadwal: (lihat langkah no.9

2.8. Anggaran: (lihat langkah no. 10)

***

64

Page 65: COMBI Manual ENH Feb 2009 Trk Chgs Accepted - BHS (1) Untuk Tugas (1)

ANNEX II : CONTOH RENCANA COMBI – RENCANA COMBI UNTUK PENCEGAHAN LIMFATIK FILARIASIS DI SRILANKA

Sebagai rencana COMBI, kami telah melampirkan copy rencana COMBI yang dibuat untuk program pencegahan dengan pemberian obat masal di Srilanka dengan sedikit modifikasi dan berhasil dilaksnakan. Selalu berbahaya untuk memberikan contoh rencana. Setiap perilaku dan situasi pasar akan meminta rencana mereka sendiri. Mendorong orang di Srilanka untuk meminum obat pencegahan LF yang diberikan di rumah mereka sangat berbeda dengan meminta seseorang yang mengidap batuk terus menerus untuk mendpatkan pemeriksaan sputum TB di Kenya. Dokumen rencana COMBI dari masing – masing negara kelihatannya serupa dan juga beberapa kegiatannya tetapi strategi pemikiran harus spesifik dengan masing – masing situasi. Contoh rencana hanya diberikan untuk menggambarkan bahwa draft dokumen pertama dari rencana COMBI mungkin kelihatan serupa dan apa jenis rincian kegiatan – kegiatan komunikasi yang dicakup didalam strategi COMBI tertentu. Sesungguhnya apa yang berhasil di Srilanka belum tentu berhasil ditempat lain.

65