Jazmedia COMBI - WHO

103
Final Draft February, 2009 WORLD HEALTH ORGANIZATION Geneva, Switzerland Manual Perencanaan Program Komunikasi Dampak Perilaku Kesehatan

description

Disadari bahwa gol akhir dibidang kesehatan adalah dampak perilaku: seseorang melakukan sesuatu. COMBI menekankan pada: kebutuhan informasi, kita butuh pendidikan, kita perlu persuasi, kita butuh peran serta masyarakat, kita perlu membangunkan masyarakat, kita butuh komitmen pemerintah, kita juga butuh kepekaan terhadap konsumen dengan fokus pada perilaku dan keputusan yang dibuat oleh konsumen, untuk diterapkan pada perilaku sehat. semoga bermanfaat.

Transcript of Jazmedia COMBI - WHO

Page 1: Jazmedia COMBI - WHO

Final Draft February, 2009

WORLD HEALTH ORGANIZATION

Geneva, Switzerland

Manual Perencanaan

Program Komunikasi

Dampak Perilaku Kesehatan

Page 2: Jazmedia COMBI - WHO

2

TRIAL COPY

(Limited Distribution—Being Edited)

Page 3: Jazmedia COMBI - WHO

3

DAFTAR ISI

Halaman

PENDAHULUAN

UCAPAN TERIMAKASIH

MAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUAL

BAGIAN I: PENGENALAN COMBI – PERTANYAAN – PERTANYAAN DASAR

Apa itu “COMBI” – Communication for Behavioural Impact?

Kenapa kita memerlukan “COMBI”?

Apa langkah – langkah kunci dalam merancang Rencana COMBI?

Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan dan Promosi Kesehatan?

Dimana saja COMBI telah diterapkan

Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan baik?

Apakah COMBI merupakan investasi yang baik?

Bagaimana seseorang mencari bahan tambahan mengenai COMBI?

BAGIAN II: 10 LANGKAH – LANGKAH UNTUK MERANCANG RENCANA

COMBI

Pendahuluan

Garis besar 10 langkah – langkah dalam merancang rencana COMBI

LANGKAH NO.1: PENETAPAN GOL KESELURUHAN

LANGKAH NO.2: PENETAPAN OBYEKTIVE PERILAKU YANG DIHARAPKAN

CATATAN 2.1 MANTRA COMBI NO.1:

“TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,

PAMFLET, VIDEO …. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH

MEMBUAT OBYEKTIVE

PERILAKU SPESIFIK DAN TEPAT”

CATATAN 2.2 HINDARI DARI GODAAN “PERASAAN MENDIDIK”

CATATAN 2.3 KEKHAWATIRAN TERHADAP “PERASAAN PEMBANGUNAN SOSIAL”; BERTUJUAN UNTUK

HASIL – HASIL PERILAKU YANG TERBATAS, PALING BANYAK 1 – 3.

CATATAN 2.4 PERNYATAAN PERTAMA DARI OBYEKTIVE PERILAKU BUKAN MERUPAKAN YANG TERAKHIR.

KITA AKAN KEMBALI PADA YANG PERTAMA UNTUK MELAKUKAN PENINJAUAN DAN

MODIFIKASI BILA PERLU

CATATAN 2.5 MENINJAU OBYEKTIVE PERILAKU TERHADAP KRITERIA 5 W DAN “SMART”

Page 4: Jazmedia COMBI - WHO

4

LANGKAH NO.3: MELAKUKAN ANALISA “PASAR” UNTUK MENDAPATKAN KUNCI

KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE

PERILAKU YANG TEPAT.

CATATAN 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2

“TIDAK MELAKUKAN APA – APA……. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT, PAMFLET, VIDEO

…. TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG TELAH MELAKUKAN ANALISA

SITUASI PASAR UNTUK MENDAPAT KUNCI KOMUNIKASI SEHUBUNGAN DENGAN OBYEKTIVE

PERILAKU PENDAHULUAN

CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR

CATATAN 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR

CATATAN 3.4 TETAPLAH PADA ISU – ISU SOLUSI YANG DAPAT DAN TIDAK DAPAT DITERIMA DALAM

MELAKSANAKAN ANALISA SITUASI PASAR (SMA) UNTUK MENDAPAKAN KUNCI

KOMUNIKASI (CK)

CATATAN 3.5 MELAKUKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI MENGENAI TINGKAT

PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN KECENDERUNGAN PERILAKU

CATATAN 3.6 MELAKSANAKAN LATIHAN SEGMENTASI PASAR

CATATAN 3.7 MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN (FORCED FIELD ANALYSIS)

CATATAN 3.8 MELAKUKAN ANALISA ”SWOT” (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITIES,

THREATS)

CATATAN 3.9 MEMPERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU SEHUBUNGAN DENGAN “4 C” DARI

KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC - INTEGRATED MARKETING

COMMUNICATION)

CATATAN 3.10 MELAKUKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE ON) DAN MILO (MOMENT IN THE

LIFE ON)

CATATAN 3.11 MELAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF THE MIND ANALYSIS /

ANALISA HAL – HAL YANG ADA DALAM PIKIRAN)

CATATAN 3.12 MELAKUKAN ANALISA KOMPETITOR

CATATAN 3.13 MELAKUKANKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI / ISU)

CATATAN 3.14 MENETAPKAN RISET LEBIH LANJUT

CATATAN 3.15 MENENTUKAN PERSYARATAN – PERSYARATAN RENCANA COMBI

LANGKAH NO.4: MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI

OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN

CATATAN 4.1 PENETAPAN ULANG OBYEKTIVE PERILAKU

CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN DICAPAI, DALAM RANGKA

MEMBERI SUMBANGAN PADA PENCAPAIAN OBYEKTIVE PERILAKU

CATATAN 4.3 MENGANTISIPASI 3 UPAYA KOMUNIKASI BILA SESEORANG MEMBUAT STRATEGI:

PERHATIAN PILIHAN, PERSEPSI PILIHAN, INGATAN PILIHAN

CATATAN 4.4 MEMPERTIMBANGKAN RANCANGAN STARATEGI YANG M – RIP (MASSIVE –

REPETITIVE, INTENSE, PERSISTENT)

Page 5: Jazmedia COMBI - WHO

5

CATATAN 4.5 GARIS BESAR PENGGABUNGAN AKSI – AKSI KOMUNIKASI TERPADU YANG AKAN

DIAMBIL SEHUBUNGAN DENGAN “C” KE EMPAT DARI KOMUNIKASI

PEMASARAN

TERPADU (IMC)

CATATAN 4.6 MENGGUNAKAN APA YANG SEDANG BERFUNGSI DALAM HAL SISTEM DAN

PENDEKATAN KOMUNIKASI TETAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL

SEBAGAI

INTERVENSI ALTERNATIVE DAN KREATIVE

CATATAN 4.7 BERCERMIN KEMBALI PADA “MS.CREFS”

CATATAN 4.8 BERUPAYA UNTUK MENYANDINGKAN KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DAN

INTERAKSI YANG ARIF”

CATATAN 4.9 MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN INSENTIVE DAN LOGO LABEL

LANGKAH NO.5: MENYAJIKAN RENCANA AKSI COMBI

CATATAN 5.1 MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN SPESIFIK MENURUT 5 AREA UMUM DARI

INTERVENSI KOMUNIKASI (BILA DIPERLUKAN AREA DAPAT DITAMBAH)

CATATAN 5.2 SEKALI LAGI MENGINGATKAN MS.CREFS

CATATAN 5.3 MENGINGAT 3 UPAYA DARI KOMUNIKASI

CATATAN 5.4 MENGINGAT ATURAN NO.2 DARI 7 ATURAN DALAM MEMASANG IKLAN

ELEKTRONIK DAN YANG TERBAIK MENGHINDARI TIPUAN “GERAK DAN LAGU”

CATATAN 5.5 ATURAN DARI TRIAD AJAIB

CATATAN 5.6 MEMPERTIMBANGKAN MEMASANG IKLAN BERTAHAP

CATATAN 5.7 MEMAKAI AGEN PERIKLANAN DAN MENGATUR AGEN DENGAN RAJIN.

LANGKAH NO.6: MANAJEMEN / PENATALAKSANAAN

CATATAN 6.1 TUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER PROGRAM COMBI

CATATAN 6.2 TUGASKAN KELOMPOK PELAKSANAN UNTUK MEMUDAHKAN

PENATALAKSANAAN

DAN MENGATASI KRISI

CATATAN 6.3 MEMPERTIMBANGKAN PEMBENTUKAN KELOMPOK PENASEHAT

LANGKAH NO.7 MONITORING / PEMANTAUAN

CATATAN 7.1 GUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT PEMANTAU

CATATAN 7.2 RENCAN UNTUK MEMANTAU SURVEI

LANGKAH NO.8: PENILAIAN DAMPAK

CATATAN 8.1 MENGIKUTI ARAH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH DITETAPKAN DALAM

MEMBENTUK PROSES YANG BENAR DALAM PENILAIAN DAMPAK,

MENGGUNAKAN CATATAN KEHADIRAN DI PUSKESMAS ATAU STUDI OBSERVASIONAL

CATATAN 8.2 MENYUMBANG PADA DAMPAK INTERVENSI COMBI

CATATAN 8.3 MEMAKAI SPESIALIS EVALUASI

LANGKAH NO.9: PENJADWALAN: RENCANA KERJA

CATATAN 9.1 MENGIKUTI DRAFT PERTAMA DARI JADWAL RENCANA KERJA MELALUI LATIHAN

KELOMPOK YANG MELIBATKAN INDIVIDU DAN MITRA PELAKSANA

LANGKAH NO.10 ANGGARAN

CATATAN 10.1 RENCANA COMBI TIDAK DAPAT DILAKSNAKAN DENGAN BIAYA MURAH, JADI

Page 6: Jazmedia COMBI - WHO

6

LAKUKAN ANTISIPASI KESULITAN DENGAN BESARNYA KEBUTUHAN

ANGGARAN

CATATAN 10.2 KEMUNGKINAN MEMBANGUN KERJASAMA DENGAN SEKTOR SWASTA

LAMPIRAN I: FORMAT MENYAJIKAN DOKUMEN RENCANA COMBI

LAMPIRAN II: CONTOH RENCANA COMBI

Page 7: Jazmedia COMBI - WHO

7

PENDAHULUAN

Manual ini berkembang dari kerja kami dalam bidang penyakit – penyakit menular dan

didorong oleh 5 pertimbangan:

1. Penyakit menular masih sebagai ancaman global. Merupakan pembunuh anak –

anak dan remaja terbesar. Bertanggung jawab atas lebih dari 13 juta kematian

pertahun, setengah dari kematian tersebut terjadi dinegara – negara berkembang.

Pembunuh terbanyak dari penyakit infeksi adalah apenyakit saluran pernapasan

akut dan diare, HIV/AIDS, TBC dan Malaria. Pada tahun 2001, kematian karena

HIV/AIDS, TBC dan Malaria diperkirakan sekitar 6 juta. Diluar penyakit –

penyakit ”pembunuh”, masih terdapat 250 juta orang setiap tahun yang menderita

cacat karena penyakit – penyakit infeksi seperti Limfatik Filariasis, Lepra, dan

luka buruli. Penyakit – penyakit ini telah menyebabkan anak putus sekolah dan

bagi orang dewasa akan menghambat mereka untuk mengurus anak anaknya dan

untuk bekerja, secara perlahan – lahan menggangu kesehatan dan kesejahteraan

bangsa, keluarga dan individu. Penyakit – penyakit yang terabaikan ini

memperparah siklus kemiskinan.

2. Kami mempunyai solusi teknis dan medis untuk mengurangi beban kesehatan dari

penyakit – penyakit menular dan dalam banyak kasus solusi tersebut siap tersedia.

Tetapi dengan berbagai alasan orang tidak mau menggunakan solusi yang ada

padanya untuk memperbaiki kesehatannya. Pandangan lama bahwa semua yang

harus kita lakukan adalah menyediakan pengobatan dan otomatis orang akan

datang ke klinik kita, tidak akan dipakai lagi. Bagian penting dari mengatasi

kesenjangan antara adanya solusi dan penerimaan orang adalah perlunya

mobilisasi sosial yang lebih fokus dan strategis, program – program komunikasi

dan pendidikan guna mengajak orang dalam melakukan perilaku yang mengubah

status kesehatan mereka.

3. Untuk sementara kami telah mengetahui bahwa pendekatan informasi –

pendidikan yang sejauh ini telah memberitahu rancangan program komunikasi

kesehatan tidak memberikan dampak perilaku yang kita inginkan sebagai gol

akhir. Sementara itu diperlukan peningkatan kesadaran dan pendidikan mengenai

perilaku sehat, yang dasarnya masih kurang untuk aksi perorangan. Kesenjangan

Page 8: Jazmedia COMBI - WHO

8

antara mengetahui apa yang harus dilakukan dan melaksanakannya, jauh dari

menggembirakan.

4. Program mobilisasi sosial WHO pada tahun 2000 mulai menerapkan suatu

pendekatan yang disebut Komunikasi berDampak Perilaku (COMBI) didalam

rancangan dan pelaksanaan mobilisasi sosial berfokus perilaku untuk eliminasi

Lepra di India dan Mozambik, pencegahan Limfatik Filariasis di Malaisia dan

Laos, dan pencegahan dan pengobatan TBC di Kenya, Bangladesh dan India. Kami

telah memperoleh beberapa keberhasilan yang mengesankan. Dan kami juga

memiliki pemikiran yang jelas bahwa dengan pendekatan ini kita dapat membuat

perbedaan yang mencolok dalam mengurangi dampak kesakitan dan kematian dari

penyakit – penyakit menular, bahwa janji kesehatan yang kami buat kepada orang

dapat diberikan. Kami telah melihat COMBI di…… pada tantangan perilaku bagi

seseorang yang terlibat dalam menghadapi berbagai penyakit, secara efektive

mendorong orang dalam mempertimbangkan aksi – aksi individu dan masyarakat

yang dapat mereka kerjakan untuk mengendalikan dan mencegah penyakit –

penyakit tersebut.

5. Meningkatnya jumlah tenaga – tenaga kesehatan yang meminta untuk dibimbing

bagaimana menerapkan pendekatan COMBI terhadap tantangan perilaku yang

ditemukan dari berbagai penyakit.

Bagi mereka yang memiliki latar belakang komunikasi dan beberapa pelatihan, kami

berharap bahwa manual ini dapat menjadi alat praktis didalam membuat program –

program COMBI guna pelaksanaan sewaktu – waktu. Bagi mereka yang punya

ketertarikan pada pendekatan ini kami percaya bahwa manual ini akan memberikan

beberapa pandangan mengenai apa yang terlibat dalam membuat rencana COMBI untuk

mendapat hasil – hasil perilaku tertentu bagi kesehatan.

Catatan khusus:saat kita menyajikan COMBI dalam hubungannya dengan penyakit –

penyakit menular kami ingin menekankan bahwa metodologi COMBI dapat juga relevansi

khususterhadap tugas pencapaian dampak perilaku yang berhubungan dengan penyakit –

penyakit tidak menular dan juga pengembangan sosial lain.

Untuk informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami.

ASIYA ODUGLEH-KOLEV

Technical Officer, Sosial Mobilization

Health Security and Environment (HSE)

Page 9: Jazmedia COMBI - WHO

9

20, Avenue Appia

CH-1211 Geneva 27

Switzerland

| Tel. direct: +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721

| Email: [email protected]

Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail:

[email protected]; [email protected].)

Page 10: Jazmedia COMBI - WHO

10

UCAPAN TERIMA KASIH

Manual ini akarnya ada didalam kursus tahunan selama 3 minggu tentang “ Komunikasi

Pemasaran Terpadu untuk Dampak Perilaku dalam Kesehatan dan pembangunan Sosial”

yang telah dilaksanakan di New York University (NYU) sejak 1994 dan dikoordinir oleh

Dr. Everold N. Hosein.

Program pelatihan telah mendapat keuntungan selama bertahun – tahun, dari

input pengajaran diantara: Jeff Carr, dosen bidang Pemasaran di NYU Stern

School of Business Administration; Burson –Marsteller, perusahaan dunia

terbesar dalam pembimbingan komunikasi dan humas; Sudler and Henessy, agen

periklanan pelayanan kesehatan internasional berkedudukan di New York;

Cooney-Waters, perusahaan public relation berkedudukan di New York; badan

periklanan; Dr. Erma Manoncourt, Dr. Sylvia Luciani, dari UNICEF; Dr. O.J.

Sikes, Dr. Sylvie Cohen, dan Dr. Delia Barcelona, dari UNFPA; Dr. Gloria Coe, Dr.

Marilyn Rice, Ms. Bryna Brennan dari PAHO/WHO; Denise Gray-Felder dan Brian

Byrd, dari Rockefeller Foundation; dan Diana Leidel, editor majalah dan desainer

grafis.

Sejak tahun 2000, WHO telah bekerja sama dengan NYU dalam menyelenggarakan dan

melaksanakan program pelatihan dengan peran serta yang besar dari Ms. Helen Kelly

dan Dr. Ron Janoff, Erich Dietrich, dari kantor Academic initiatives and global programs,

dan Dr. Allyson Taub, Prof. Vivian Clarke, Dr. Judith Gilbride dari departemen gizi,

makanan, dan kesehatan masyarakat di NYU Steinhardt School of Education. The

Page 11: Jazmedia COMBI - WHO

11

NYU/WHO Summer Institute Class of 2003 was involved in a detailed review of this

manual.

Juga pada tahun 2000, WHO mulai menerapkan metodologi dari Communication for

Behavioural Impact (COMBI) berdasarkan pada konsep komunikasi pemasaran terpadu

terhadap penyakit – penyakit menular tertentu. Dr. Elil Renganathan, koordinator dari

program pelatihana dan mobilisasi sosial, dan Dr. Maria Neira, Direktur bagian

pengendalian, pencegahan dan pemberantasan di WHO divisi penyakit – penyakit

menular (dikepalai oleh Dr. David Heymann) yang sangat mendukung pembentukan

inisitive ini. pertama kali COMBI diterapkan pada program – program Lepra di India

yang di dorong oleh Dr. Denis Daumerie dari program pemberantasan Lepra WHO. Sejak

itu digunakan juga dengan berhasil pada Dengue dan Limfatik Filariasis. Baru baru ini

diterapkan pada program TBC, Malaria, HIV/AIDS, Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi bayi,

penyakit – penyakit kronis dan kegemukan. Kantor – kantor UNICEF juga telah

menerapkan metodologi ini untuk berbagai program UNICEF mulai dari kekerasan

terhadap anak, HIV/AIDS, ANC, sampai imunisasi. Program – program lapangan ini

dilakukan bekerja sama dengan kantor WHO regional dan perwakilan negara anggota,

kantor UNICEF regional dan negara perwakilan dilebih dari 50 negara.

Manual COMBI dipersiapkan oleh Dr. Everold N Hosein, Senior Communication Advisor –

Consultant WHO dengan dibantu oleh Nn. Asiya Odugleh, technical officer WHO, Dr. Will

Parks, WHO Communication officer, Nn. Lotta Adestal, konsultan WHO yang dibiayai

pemerintah Swedia, dan Nn. Diane Pollet, WHO communication assistant, dan dibawah

supervisi penuh dan bimbingan dari Dr. Elil Renganathan dari WHO.

Page 12: Jazmedia COMBI - WHO

12

MAKSUD DAN PENGGUNAAN MANUAL

Maksud

Manual ini dimaksudkan terutama untuk mempermudah petugas kesehatan yang telah

dilatih didalam menerapkan petunjuk 10 langkah COMBI dalam merancang rencana

COMBI guna mencapai obyektive perilaku yang jelas

Bagi mereka yang akan dilatih COMBI, manual ini merupakan referensi cepat tentang

konsep – konsep dan langkah – langkah membuat perencanaan yang digunakan dalam

membuat rencana COMBI

Pada saat yang sama, bagi petugas yang tidak memiliki latar belakang komunikasi,

manual ini memberikan kilasan proses yang terlibat dalam merancang suatu

perencanaan)

Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup secara mendalam seluruh perangkat

yang digunakan dalam merancang COMBI. Isi dari manual ini meliputi beberapa

pengertian dasar dari prinsip – prinsip dan teknik komunikasi dasar. Diharapkan juga

bahwa spesialis lain akan dilibatkan dalam latihan merancang COMBI, seperti spesialis

di bidang periklanan, riset pasar, dan evaluasi dampak

Penggunaan

Manual ini dibagi dalam 2 (dua) bagian:

Bagian I, pada bagian ini pembaca diberi pengenalan dasar dan metodologi dari COMBI.

Menyediakan jawaban terhadap beberapa pertanyaan mendasar tentang COMBI:

Apa itu COMBI?

Mengapa kita memerlukan COMBI?

Apa perbedaan antara COMBI dengan Penyuluhan dan Promosi kesehatan?

Apa langkah – langkah kunci dalam merancang rencana COMBI?

Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI bekerja?

Page 13: Jazmedia COMBI - WHO

13

Apakah COMBI merupakan investasi yang baik?

Dimana saja COMBI telah diterapkan?

Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Bagian II, bagian ini membawa pembaca kedalam tiap langkah dari 10 langkah pedoman

COMBI dalam merancang COMBI dan menjelaskan apa yang akan dilakukan pada setiap

langkah. Disamping itu juga terdapat beberapa konsep dan perangkat yang berhubungan

dengan tiap langkah di catatan khusus yang dilampirkan pada setiap langkah. Kami

merekomendasikan agar bagian II ini dibaca dulu seluruhnya sebelum dilanjutkan ke

penerapan tiap langkah pada latihan merancang COMBI.

Pada bagian akhir tersedia lampiran – lampiran format untuk menyajikan rencana

COMBI dan contoh dari rencana COMBI

Page 14: Jazmedia COMBI - WHO

14

BAGIAN I:

Pengenalan COMBI

Pertanyaan – pertanyaan Dasar

Page 15: Jazmedia COMBI - WHO

15

BAGIAN I:

PENGENALAN COMBI

BAGIAN I: PENGENALAN COMBI

Pertanyaan – Pertanyaan dasar

APA ITU “COMBI – KOMUNIKASI BAGI DAMPAK PERILAKU”?

COMBI adalah kegiatan mobilisasi sosial yang ditujukan pada tugas

menggerakkan seluruh individu dan masyarakat yang berpengaruh pada individu

dan keluarga dalam mendorong aksi individu dan keluarga. Kegiatan ini

merupakan starategi dalam proses penggabungan beraneka intervensi komunikasi

dengan maksud mengajak individu dan keluarga dalam untuk mempertimbangkan

perilaku sehat yang direkomendasikan dan menganjurkan agar perilaku tersebut

diadopsi dan dipertahankan. COMBI banyak menggunakan masukan dari

pelajaran tentang pendidikan kesehatan dan komunikasi yang diperoleh dalam 50

tahun terakhir dan fokus pada perilaku dengan strategi yang berpusat pada

masyarakat. Dalam hal komunikasi dengan konsumen, secara substansial COMBI

juga mengambil pengalaman – pengalaman dari sektor swasta.

Metodologi COMBI secara efektive memadukan pendidikan kesehatan, KIE,

mobilisasi masyarakat, tehnik komunikasi dengan konsumen dan riset pasar,

dimana semuanya itu secara tajam dan cerdik ditujukan pada hasil – hasil

perilaku yang tepat dibidang kesehatan.

Disadari bahwa gol akhir dibidang kesehatan adalah dampak perilaku: seseorang

melakukan sesuatu. COMBI menekankan pada: kebutuhan informasi, kita butuh

pendidikan, kita perlu persuasi, kita butuh peran serta masyarakat, kita perlu

Page 16: Jazmedia COMBI - WHO

16

membangunkan masyarakat, kita butuh komitmen pemerintah, kita juga butuh

kepekaan terhadap konsumen dengan fokus pada perilaku dan keputusan yang

dibuat oleh konsumen, untuk diterapkan pada perilaku sehat.

COMBI dimulai dengan “orang” (klien, yaitu mereka yang memperoleh

keuntungan, pengguna jasa – anggota keluarga) dan kebutuhan (keinginan, atau

minat) kesehatan serta ketepatan fokus pada hasil – hasil perilaku yang

diharapkan sehubungan dengan kebutuhan, keinginan, minatnya. Mantra dari

COMBI adalah: tidak melakukan apa - apa – tidak membuat kaos, poster, leaflet,

video …….. tidak melakukan apa – apa, sampai dibuat obyektive perilaku yang

tepat dan spesifik.

Akar dari COMBI adalah pengetahuan, pemahaman dan pengertian seseorang atas

perilaku sehat yang direkomendasikan. ”Pasar / masyarakat” secara penuh

dilibatkan mulai dari awal sampai dengan mempraktekannya, riset masyarakat

dan analisis situasi yang bersifat partisipative sehubungan dengan perilaku yang

diharapkan guna mengekspresikan atau menunjukkan

kebutuhan/keinginan/harapannya. Termasuk dalam analisa situasi adalah

mendengarkan orang dan mempelajari persepsi dan penerimaan mereka atas

perilaku yang ditawarkan, faktor – faktor yang dapat menghalangi atau

mempermudah penerimaan perilaku, pengertian mereka tentang biaya (waktu,

uang, usaha) dalam hubungannya dengan persepsi mereka terhadap nilai perilaku

dengan kehidupan mereka.

Masyarakat kemudian disertakan dalam peninjauan kembali dan analisis dari

perilaku sehat yang dianjurkan melalui penggabungan 5 area aksi komunikasi

terpadu kedalam beraneka susunan yang sesuai dengan situasi “pasar”. Kita

menyadari bahwa tidak ada intervensi komunikasi tunggal yang ajaib.

5 area paduan aksi komunikasi adalah:

Mobilisasi administrasi, Advokasi kepada masyarakat, dan Hubungan

masyarakat, untuk menempatkan suatu perilaku sehat pada agenda

manajemen publik dan administrasi (program) lewat media massa: berita

utama, talk show, opera sabun, penggunaan selebriti sebagai jurubicara,

Page 17: Jazmedia COMBI - WHO

17

acara diskusi, pertemuan/diskusi dengan berbagai kategori pimpinan

pemerintahan dan masyarakat, penyedia layanan, tenaga administrasi,

memo pejabat, pertemuaan mitrakerja.

Mobilisasi masyarakat, termasuk menggunakan riset partisipasi,

pertemuan – pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitra kerja,

media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama, leaflet, poster,

pamflet, video, kunjungan rumah.

Iklan, Promosi dan Insentive, melalui radio, TV, surat kabar, dan media

lain yang tersedia, mengajak orang dalam meninjau manfaat perilaku yang

direkomendasikan dari sisi biaya pelaksanaan. Pemberian insentip seperti

sampel gratis dan hadiah telah digunakan untuk memotivasi orang agar

mempertimbangkan perilaku yang disarankan dan mencap perilaku atau

layanan atau produk yang berhubungan dengan perilaku tersebut, dan

mempromosikan cap tersebut.

Penjualan perorangan / komunikasi interpersonal / penyuluhan, di tingkat

masyarakat, disekolah dengan menyertakan anak sekolah sebagai ”penjual

perorangan” , di rumah dan terutama di titik – titik pelayanan, dengan

kepustakaan yang bersifat informasional dan sesuai serta insentive

tambahan, dan mendengar dengan seksama dan mengarahkan pada apa

yang menjadi perhatian orang.

Promosi tempat pelayanan, menekankan pada kemudahan akses dan

tersedianya solusi - solusi terhadap masalah - masalah kesehatan.

Kunci dalam perencanaan program COMBI adalah memberi perhatian atas kesungguhan

upaya pendekatan keterpaduan dalam pemilihan dan penggabungan aksi komunikasi

yang baik sesuai dengan hasil perilaku yang sangat diharapkan, dan untuk tidak

mempercayai bahwa satu jenis intervensi komunikasi mempunyai kekuatan yang hebat.

MENGAPA KITA MEMBUTUHKAN COMBI?

Page 18: Jazmedia COMBI - WHO

18

Tantangan yang paling mendasar dalam menghadapi penyakit – penyakit infeksius

utama adalah membuat individu (dalam konteks keluarga dan masyarakat) mau

mengadopsi dan memelihara perilaku sehat yang merupakan tujuan akhir dari

upaya – upaya kita terhadap penyakit – penyakit infeksius. Perilaku yang sangat

penting ini hanya diam menunggu seluruh rencana peningkatan serangan

terhadap penyakit – penyakit menular dan penyakit lainnya yang terdapat di

masyarakat miskin. Karena seringkali tantangan ini dikira akan dapat dipenuhi

bila “ segala sesuatunya tersedia”, saat pelayanan kesehatan, dan intervensi

kesehatan sudah tersedia. Ketika obat MDT gratis telah tersedia, apakah seorang

penderita lepra dengan kelainan di kulit dengan mudah untuk datang ke klinik

yang menyediakan MDT? Sangat sulit bagi seorang penderita TB untuk datang ke

klinik meski telah siap tersedia obat gratis.

Penapsiran terhadap kesederhanaan dari perilaku yang diharapkan sering

membingungkan kita. Kita memerlukan sistem kesehatan yang berkualitas,

petugas yang terlatih, dan tersedianya pelayanan dan produk kesehatan. Banyak

perilaku kesehatan sangat tergantung pada ketersediaan pelayanan dan produk

kesehatan. Namun solusi tehnis medis canggih terhadap masalah kesehatan tidak

dengan sendirinya dapat dijual meskipun telah siap tersedia. Pengalaman selama

50 tahun dibidang kesehatan masyarakat memberikan satu contoh dari

kebingungan ini. Sangat banyak contoh – contoh pengalaman kesehatan

masyarakat mengenai kesenjangan antara pengetahuan dan akses pada

pelayanan, produk dan praktek sehingga perilaku kesehatan apapun, sulit untuk

dipahami.

Dasar dari seseorang untuk mengadopsi perilaku sehat adalah pengetahuan,

ketika perilaku sehat serta layanan dan produk kesehatan yang berhubungan

berada dalam jangkauan yang masuk akal konsumen. Perasaan tahu / dididik

sebegitu jauh telah menunjukkan arah strategi dalam mencapai hasil – hasil

perilaku dibidang kesehatan.

Meningkatnya kesadaran dan pendidikan tentang perilaku sehat belum cukup

untuk digunakan sebagai dasar kegiatan individu dan keluarga untuk mengetahui

sesuatu yang jelek meskipun hal ini merupakan langkah yang penting dalam

proses menuju praktek perilaku sehat. Sangat disayangkan, individu yang telah

Page 19: Jazmedia COMBI - WHO

19

memperoleh informasi dan terdidik tidak berperangai sebagai individu yang

responsive. Banyak contoh – contoh dibidang kesehatan mengenai bagaimana

“pengetahuan” gagal memberikan hasil perilaku yang sangat diinginkan.

Seringkali masih diperlukan untuk mengulangi tema yang nampaknya kurang

penting seperti berikut ini: Mengetahui perbedaan antara apa yang akan

dilakukan dengan melakukan nya.

Untuk melangkah kedalam perilaku yang responsive, diperlukan penerapan

pengetahuan. Untuk itu perlu upaya dalam menarik perhatian orang, baik melalui

proses kehati – hatian dalam mempertimbangkan perilaku yang berfokus pada

komunikasi dan mobilisasi sosial, serta dalam menunjukkan pengetahuan yang

didapat dalam hubungannya dengan keuntungan pribadi, norma – norma sosial

serta pengaruh – pengaruh dan pertimbangan atas aksi dalam menarik orang

tersebut. Inilah misi kunci kita yang bertujuan mempraktekan perilaku - perilaku

sehat dalam mengendalikan dan mencegah penyakit – penyakit infeksi utama.

Perencanaan dan pelaksanaan yang strategis dari program komunikasi dan

mobilisasi sosial agar berperilaku sehat dimulai dengan dasar: seseorang tidak

dapat beraksi atas perilaku sehat yang dianjurkan jika seseorang tidak menyadari

dan tidak memiliki pengetahuan tentang hal tersebut, dan jika seseorang tidak

terlibat penuh dalam penilaian yang adil dari manfaat biaya yang digunakan

dalam mempraktekkan upaya – upaya tersebut. Inilah esensi dari “penerapan

pengetahuan”: sesuaikan komunikasi berdasarkan pengetahuan dalam menilai

aksi - aksi yang direkomendasikan. Strategi dalam mencapai dampak perilaku

yaitu perlu untuk sering menawarkan kesempatan kepada orang untuk terlibat

dalam melakukan tinjauan yang seksama atas perilaku yang dianjurkan,

menimbang nilainya sehubungan dengan beban dalam menjalankannya.

Jenis komunikasi ini jelas lebih menarik daripada hal – hal memproduksi materi –

materi audio visual. Lebih dari sekedar mempunyai poster, pamflet, dan kaos T-

shirt. Komunikasi ini lebih pada pemberdayaan orang, keluarga, dan masyarakat

untuk memiliki kendali yang lebih besar terhadap kesehatan dan kehidupannya.

Untuk itu dituntut rancangan yang strategis, pendidikan / penyuluhan yang

massive, program komunikasi dan mobilisasi sosial yang peka terhadap

Page 20: Jazmedia COMBI - WHO

20

komsumen, mengajak orang dari setiap tingkatan sosial lewat media yang

mengesankan dan dalam aneka situasi (dalam rumah, di klinik, ditempat kerja, di

rumah ibadah, kelompok masyarakat, di sekolah, pada kegiatan – kegiatan

masyarakat).

Diluar penilaian yang adil dari perilaku – perilaku sehat, program komunikasi ini

perlu selangkah didepan. Meskipun seseorang mempunyai pendirian mengenai

perjalanan dari suatu aksi, seringkali mereka membutuhkan dorongan dan pemicu

yang menggerakkan mereka untuk melangkah maju dalam mengadopsi dan

memelihara perilaku - perilaku sehat. Kita semua seringkali butuh insentip, yang

sebenarnya untuk melakukan sesuatu yang benar hal tersebut tidak diperlukan.

Peluang untuk memenangkan hadiah telah mendorong banyak orang untuk

mengimunisasi anaknya pada kampanye polio.

Program komunikasi bagi dampak perilaku membutuhkan keduanya, mengajak

individu dalam mencermati perilaku yang direkomendasikan dan juga memberikan

insentip dan penarik untuk melakukan aksi. Dibanyak Negara, ditempat – tempat

pelayanan kesehatan tidak biasa terdapat tanda – tanda promosi yang memberi

tahu pelayanan apa yang tersedia. Diantara negara – negara tersebut, lebih

menonjol tanda – tanda tempat penjualan minuman karbonasi yang sangat

banyak.

Jika kita menginginkan dampak yang lebih mendalam dalam pengendalian,

pencegahan, dan pemberantasan penyakit – penyakit utama, kita perlu

perencanaan yang strategis, dengan fokus pada upaya komunikasi dan mobilisasi

sosial.

Inilah yang ditawarkan oleh COMBI

Page 21: Jazmedia COMBI - WHO

21

APA LANGKAH – LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA

COMBI?

Konsultan dan petugas teknis terlatih dalam perencanaan COMBI menerapkan proses 10

langkah dalam pembuatan rencana COMBI. Dibawah ini akan dijelaskan garis besar

kerangka rencana COMBI. Secara rinci, langkah – langkah tersebut akan diterangkan

pada bagian II dari manual ini. Mereka yang diperkirakan telah sedikit memahami lebih

dulu dasar komunikasi dan prinsip – prinsip pemasaran.

Dua mantra prinsip menuntun proses rancangan COMBI:

Mantra nomor 1: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio,

dsb ….. tidak melakukan apa - apa sampai seseorang membuat

obyektive perilaku yang jelas, tepat, dan spesifik.

Mantra nomor 2: tidak melakukan apa – apa, tidak membuat T shirt, poster, leflet, vidio,

dsb ….. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah melakukan

analisis situasi

pasar yang berhubungan dengan obyektive perilaku awal.

LANGKAH-LANGKAH KUNCI DALAM MERANCANG RENCANA COMBI

Identifikasi obyektive perilaku

1. Obyektive umum: Suatu pernyataan dari obyektive program secara

menyeluruh bahwa COMBI akan membantu mencapainnya. Sebagai contoh:

Membantu eliminasi Lymphatic Filariasis (di lokasi) pada tahun 2020.

2. Obyektive Perilaku: Suatu pernyataan obyektive perilaku yang dapt

diterapkan, spesifik, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh:

Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu baru

melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi tertentu),

untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis (maksimum 4

tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan / relawan pada tanggal

27 oktober 2001.

Page 22: Jazmedia COMBI - WHO

22

3. Analisis situasi pasar sebagai kunci komunikasi (SMACK-ing ) dalam

hubungannya dengan ketepatan tujuan akhir perilaku: dengan “berorientasi

pada konsumen”, menggali faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan

dalam mencapai obyektive perilaku dalam memberi tahu strategi

penggabungan aksi komunikasi.

Analisis situasi pasar untuk menemukan kunci komunikasi (SMACK ing) dalam

merencanakan COMBI menggunakan seni teknik riset partisipatori yang diadapatasi dari

pemasaran, komunikasi, antropologi dan sosiologi, untuk mengidentifikasi isu perilaku

yang dapat diterima sebagai solusi komunikasi. Analisa situasi pasar meliputi

mendengarkan orang dan mempelajari tentang persepsi dan penerimaannya atas perilaku

yang ditawarkan melalui perangkat seperti analisis TOMA (Top of the Mind

Analysis/analisis apa yang ada dalam pikiran orang) dan DILO (Day in Life Of/ kehidupan

keseharian). Perasaan mereka tentang biaya (waktu, usaha, uang) sehubungan dengan

persepsi atas nilai perilaku terhadap kehidupan mereka, yang digali lewat perhitungan

biaya dan nilai. Perangkat lain seperti analisa kekuatan lapangan (Forced Field Analysis),

membantu anggota masyarakat, petugas kesehatan, akhli setempat, dan akhli COMBI

untuk menganalisis faktor – faktor sosial, politik, ekologi, moral, hukum, dan budaya yang

dapat menghambat atau membantu penerimaan perilaku. Analsia situasi pasar juga

memperhatikan dimana dan dari siapa orang mencari informasi dan nasehat tentang suatu

masalah kesehatan, dan mengapa mereka menggunakan sumber informasi ini. Konsep dari

penempatan (digunakan luas dalam dunia periklanan), juga membantu pengembangan

pesan – pesan dan pendekatan komunikasi yang benar. Juga memperhatikan daerah yang

memerlukan penyelidikan. Akhirnya isu – isu yang tidak substansional dapat diterima

sebagai solusi komunikasi seperti pelayanan yang siap tersedia, didokumentasikan

sehingga dapat dilakukan perubahan organisasi dan aksi politis.

Strategi komunikasi dan Penggabungan

4. Strategi umum dalam mencapai hasil perilaku yang ditetapkan: penjelasan dari

pendekatan aksi komunikasi umum yang perlu dilakukan untuk mencapai

hasil – hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi

yang diketahui adalah sebagai berikut:

a. Nyatakan kembali obyektive perilaku

b. Batlah “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam rangka

mencapai hasil perilaku.

c. Tekankan strategi komunikasi: suatu pernyataan yang luas dari aksi

komunikasi yang dianjurkan dalam mencapai hasil - hasil komunikasi

Page 23: Jazmedia COMBI - WHO

23

dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi yang ada pada nomor 5

berikut ini

5. Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu yang akan

dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam hubungannya dengan

(tapi tidak ekslusive):

Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat

Mobilisasi masyarakat

Penjualan perorangan (komunikasi interpersonal)

Memasang iklan (dan promosi dan insentive)

Promosi Tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran

6. Manajemen dan pelaksanaan dari COMBI: penjelasan dari bagaimana COMBI

akan menata spesifikasi tim perencanaan yang bersifat multidisplin, termasuk

petugas khusus atau institusi mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi

riset setempat), penunjukkan untuk mengkoordinir kegiatan - kegiatan

komunikasi dan kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk

setiap kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan darimana tim

manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.

7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan dari indikator proses yang digunakan

dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi komunikasi termasuk

penjelasan bagaimana data monitoring di kumpulkan, disebar dan digunakan.

8. Penilaian dampak perilaku: rincian dari indikator perilaku yang digunakan,

metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.

9. Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan rincian rencana

kerja berikut jadwal waktu untuk persiapan dan pelaksanaan kegiatan dalam

melaksanakan setiap aksi komunikasi seperti pada nomor 5.

10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang

dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.

(contoh dari rencana COMBI disajikan pada annex II dari manual ini)

Page 24: Jazmedia COMBI - WHO

24

Apakah COMBI berbeda dengan Pendidikan/penyuluhan dan promosi

kesehatan?

Ya dan tidak. COMBI memadukan prinsip – prinsip dan teknik – teknik

pendidikan dan promosi kesehatan. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan

mungkin ditujukan pada hasil perilaku yang dinyatakan secara umum, maka

COMBI lebih fokus pada dan memberi informasi hasil perilaku yang dibuat secara

tegas. Sementara pendidikan dan promosi kesehatan berkembang dari sensibilitas

pendidikan, maka COMBI muncul dari sensibilitas komunikasi dengan konsumen,

mengenali bahwa hasil - hasil perilaku dipakai untuk untuk pendidikan dan dasar

informasi yang disandingkan dengan orientasi pada pemasaran. COMBI juga

dimulai dari “perencanaan berbasis nol” dengan prinsip dasar bahwa tidak ada

yang perlu dikira - kira. Malah melalui riset pasar yang bersifat partisipatori, akan

ditemukan penghalang dan hambatan yang sesungguhnya yang mencegah orang

dalam memilih untuk mengadopsi perilaku sehat.

Dimana COMBI telah diterapkan?

COMBI sedang diterapkan terhadap berbagai penyakit di sekitar 50 negara:

Program

Kesehatan

Negara – Negara dimana penerapan perencanaan dan pelaksanaan

COMBI berlangsung(A Selected Sample)

Dengue

Leprosy

Belize (planning), Brazil (planning), Cambodia (pre-implementation),

Costa Rica (pre-implementation), Cuba (planning), Dominican

Republic (pre-implementation), El Salvador (planning), Guatemala

(implementing), Honduras (planning), Indonesia (pre-

implementation) Lao People’s Democratic Republic (implementing),

Malaysia (implemented 2001), Myanmar (pre-implementation),

Nicaragua (implementing), Philippines (planning), Thailand

(planning)

India (implemented 2002), Mozambique (implementing)

Page 25: Jazmedia COMBI - WHO

25

Lymphatic

Filariasis

Malaria

TB

HIV/AIDS

Others

India (implemented 2002,2003), Kenya (implemented 2002, 2003)

Myanmar (planning), Nepal (implemented 2003), Philippines

(implemented 2003), Sri Lanka (2002, 2003), Tanzania (planning),

Uganda (planning), Zanzibar (implemented 2001, 2002, 2003)

Afghanistan (pre-implementation), Ghana (pre-planning), Sudan (pre-

implementation); Mozambique (pre-implementation)

Bangladesh (planning), India (implementation), Kenya

(implementation)

Myanmar (implementation), Moldova w/UNICEF (pre-

implementation), Kazakhstan w/UNICEF (pre-implementation),

Sudan (pre-implementation), Namibia w/UNFPA (implementation),

Swaziland w/US Government (pre-implementation).

Georgia w/UNICEF on immunisation and antenatal care – pre-

implementation; South Asia w/UNICEF on maternal mortality

reduction – pre-implementation;

Moldova and Albania with UNICEF, implementation on juvenile

justice; Moldova w/UNICEF on Early Childhood Development and

Antenatal Care - implementation; Albania w/UNICEF (pre-

implementation on Violence against Children, and Juvenile Justice.),

Cambodia w/UNICEF on infant and young child feeding and tetanus

infection elimination and antenatal care.

Bagaimana seseorang dapat mengatakan jika COMBI berjalan dengan baik?

Dampak dari COMBI ditetapkan sebagai hasil – hasil perilaku spesifik yang terjadi

sejak dari awal. Bila obyektive telah ditetapkan, maka metode – metode riset sosial

ilmiah mulai dari melakukan survei, jumlah sampel survei, pengamatan lapangan,

dan wawancara mendalam akan memungkinkan untuk mengukur pencapaian hasil –

hasil perilaku yang spesifik. Namun demikian persyaratan awal yang penting untuk

Page 26: Jazmedia COMBI - WHO

26

mengukur dampak adalah memperoleh obyektive perilaku yang jelas sebagai tujuan

akhir dari program.

Di Johor Bahru, Malaisia, program COMBI 3 bulan ditunjukkan dalam hal 85% rumah

tangga yang dari area sampel melaksanakan tugas perilaku yang diinginkan selama

periode 12 minggu. Dan 3 bulan kemudian 70% masih tetap mengerjakannya.

Di Negara bagian Bihar, India, sumbangan COMBI dalam deteksi dini kasus lepra

adalah melalui perbaikan jumlah orang yang datang sendiri ke klinik - klinik. Proporsi

dari penderita dengan kelainan kulit yang hadir di klinik meningkat sebesar 69%

dengan jumlah kasus wanita meningkat sekitar 73%.

COMBI juga mendukung partisipasi lebih dari 40 juta orang dalam pemberian obat

masal, memotivasi lebih 75% dari seluruh populasi untuk mencegah limfatik filariasis

di 6 negara. Srilanka dan Kenya adalah dua Negara yang mencapai cakupan lebih dari

80% populasi, yang berarti kepatuhannya lebih 90% dari mereka yang mendapat

pengobatan.

Apakah COMBI merupakan investasi yang bagus?

Tidak ada cara yang tepat untuk menunjukkan biaya investasi untuk program

COMBI. Kebanyakan tergantung pada lingkup dari program, apakah merupakan

suatu upaya nasional atau hanya mencakup satu kabupaten. Ada kecenderungan

untuk melihat kerja komunikasi sebagai relative tidak mahal. Namun tidaklah

demikian. Bila kita merasakan bahwa investasi komunikasi pemasaran yang besar

di negara – negara berkembang dalam mempromosikan penjualan produk

konsumen, seperti pasta gigi atau deterjen, masih ada sesuatu yang tersembunyi

disini, yaitu komunikasi kesehatan memerlukan pembiayaan yang minimal. Jika

COMBI akan dilaksanakan dengan baik dalam mencapai tujuan akhir perilaku

yang penting guna menghadapi penyakit – penyakit menular, maka hal itu akan

memerlukan pembiayaan yang masuk akal.

Page 27: Jazmedia COMBI - WHO

27

Untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan yang efektive dibuatlah investasi

yang besar seperti pengembangan vaksin dan penentuan efikasi regimen obat.

Namun kita menjalani risiko dengan masih belum efektivenya solusi canggih

tersebut dalam mengatasi masalah - masalah kesehatan masyarakat utama,

karena investasi yang diperlukan untuk mengajak orang dalam memikirkan

perilaku yang baru belum dikerjakan.

Diluar memberikan hasil perilaku, nilai investasi yang dimiliki COMBI terletak

pada hal berikut: mobilisasi sosial akan lebih strategis bila diarahkan sejak dari

permulaan, lebih baik menggunakan sumberdaya – sumberdaya yang sedang

berfungsi, mengetahui dengan tepat masalah – masalah dan hambatan

sesungguhnya yang berpengaruh pada hasil – hasil perilaku, penggunaan tenaga –

tenaga akhli yang relevan dengan tepat, monitoring dan evaluasi lebih terfokus

dan terdapat pengertian yang lebih besar dan kerjasama pada hasil – hasil

mobilisasi sosial diantara mitrakerja.

COMBI telah menarik perhatian berbagai kalangan individu dan kelompok -

kelompok mulai dari spesialis komunikasi, peneliti, relawan, dan pelaku bisnis,

telah mendorong kemitraan antara pihak pemerintah dan swasta, dan membuat

program – program kesehatan menjadi hidup. Sebagai contoh, cabang – cabang

perusahaan farmasi setempat seperti GSK dan agen periklanan global seperti

Ogilvy & Mather (India), Saatchi & Saatchi (Kenya), Ayton Young & Rubicam

(Kenya), Grant McCann Erickson (Sri Lanka) telah memiliki mitra yang kuat

didalam banyak program nasional. Bahkan COMBI sesungguhnya memberikan

nilai uang yang lebih dari itu. Di tingkat global, filantropis perorangan mendukung

COMBI sebab diatas semua itu COMBI memberikan OUTCOME PERILAKU

YANG DIHARAPKAN.

Bagaimana seseorang dapat mengetahui lebih lanjut?

Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana COMBI dapat diterapkan

terhadap gol perilaku dibidang kesehatan, silahkan menghubungi:

ASIYA ODUGLEH-KOLEV

Technical Officer, Sosial Mobilization

Page 28: Jazmedia COMBI - WHO

28

Health Security and Environment (HSE)

20, Avenue Appia

CH-1211 Geneva 27

Switzerland

| Tel. direct: +41 (0) 22 791 4568| Fax: +41 (0) 22 791 4721

| Email: [email protected]

Dr. Everold Hosein (Ph.D), WHO Senior Communication Advisor-Consultant (e-mail:

[email protected]; [email protected].)

Page 29: Jazmedia COMBI - WHO

29

BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang

Rencana COMBI

Page 30: Jazmedia COMBI - WHO

30

BAGIAN II:

10 Langkah dalam merancang

Rencana COMBI

Pendahuluan

Pada bagian II dari manual ini, kami menyajikan 10 langkah dalam proses merancang

rencana COMBI. Manual ini tidak dimaksudkan untuk mencakup semua kerumitan

dalam membuat rencana COMBI. Bagian dari proses ini bersifat intuitive dan kreative.

Tetapi bagian ini akan membawa kita lebih dalam saat melakukan latihan yang sering

membuat bingung waktu membuat rencana komunikasi yang strategis atas hasil - hasil

perilaku spesifik dibidang kesehatan.

Sebelumnya pada halaman 13 – 14 telah kami tampilkan ringkasan dari 10 langkah.

Dibawah ini akan diulangi lagi dengan sedikit berbeda yaitu lebih berorientasi pada

format langkah sebagai pendahuluan untuk menggali setiap langkah dan penjelasan lebih

rinci diberikan pada bagian II dari manual ini.

Ketika kami membuat 10 langkah, hal itu tidak dimaksudkan untuk diikuti secara linear.

Seseorang akan menemui bahwa dalam proses perancangan yang sesungguhnya, dia

dapat mundur atau maju diantara berbagai langkah – langkah sesuai dengan wawasan

baru yang berkembang dari suatu langkah atau yang lainnya.

10 proses langkah ini difokuskan pada merancang rencana COMBI dan diarahkan pada

berbagai isu – isu yang berhubungan dengan pelaksanaan dari rencana tersebut. Tetapi

tugas – tugas yang terlibat dalam pelaksanaan rencana ini tidak diarahkan secara rinci.

Sebagai contoh, rencana COMBI mungkin dirancang bersama dengan komponen iklan

Page 31: Jazmedia COMBI - WHO

31

termasuk rincian jadwal pemasangan iklan yang dianjurkan. Tapi manual ini tidak

membicarakan isu – isu yang berhubungan dengan proses pemilihan agen periklanan dan

bekerja dengannya.

Didalam annex di bagian ini diberikan contoh dari rencana COMBI, untuk memberi

gambaran apa yang menjadi isi dari rencana COMBI.

Catatan khusus: pedoman yang juga berguna untuk perencanaan COMBI yang

dikeluarkan WHO adalah Merencanakan Komunikasi dan Mobilisasi Sosial untuk

pencegahan dan pengendalian Dengue Fever: petunjuk langkah demi langkah.

Page 32: Jazmedia COMBI - WHO

32

GARIS BESAR DARI 10 LANGKAH DALAM MERANCANG RENCANA COMBI.

Mengidentifikasi Obyektive Perilaku:

1. Nyatakan obyektive umum / keseluruhan: suatu pernyataan yang bersifat

jangka panjang dari program dimana COMBI akan membantu

pencapaiannya. Sebagai contoh …… berkontribusi dalam eliminasi Limfatik

Filariasis di (lokasi) pada tahun 2020.

2. Menentukan Obyektive perilaku: suatu pernyataan obyektive perilaku yang

spesifik, sesuai, realistik, dapat diukur dan terikat waktu. Sebagai contoh:

Mendorong 800.000 individu (mis, setiap orang kecuali wanita hamil, ibu

baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5 tahun) di (lokasi

tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik filariasis

(maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan /

relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

3. Lakukan / tinjaun analsis situasi pasar terhadap obyektive perilaku yang

tepat: suatu penggalian faktor – faktor yang “berorientasi pada konsumen”,

yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam mencapai obyektive

perilaku, sebagai masukan dalam membuat strategi dan penggabungan

komunikasi.

Strategi Komunikasi dan Penggabungan

4. Menjelaskan strategi keseluruhan untuk mencapai hasil perilaku yang

telah ditetapkan: adalah uraian dari pendekatan komunikasi secara umum

mengenai aksi – aksi yang perlu untuk dilakukan dalam mencapai hasil –

hasil perilaku seperti pada nomor 3 diatas dan isu – isu komunikasi, yang

disajikan berikut ini:

a. Nyatakan kembali obyektive dari perilaku

b. Membuat “obyektive komunikasi” yang perlu untuk dicapai dalam

rangka mencapai hasil perilaku.

c. Skema strategi komunikasi: pernyataan yang luas dari aksi

komunikasi yang diajukan guna mencapai hasil – hasil komunikasi

Page 33: Jazmedia COMBI - WHO

33

dan perilaku dalam bentuk 5 aksi komunikasi seperti dalam daftar

nomor 5 dibawah,

5. Membuat Rencana aksi COMBI: penjelasan dari aksi komunikasi terpadu

yang akan dilakukan dengan komunikasi spesifik yang rinci dalam

hubungannya dengan (tapi tidak ekslusive):

Mobilisasi administrasi / Advokasi / Hubungan masyarakat

Mobilisasi masyarakat

Penjualan perorangan ( komunikasi interpersonal)

Memasang iklan (serta promosi dan insentive)

Promosi tempat pelayanan

Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi, Penganggaran

6. Menjelaskan struktur dari manajemen dan pelaksanaan COMBI:

penjelasan bagaimana COMBI akan dikelola dengan menetapkan tim

perencanaan multidisplin, termasuk petugas khusus atau institusi

mitrakerja (spt, perusahaan iklan dan institusi riset setempat),

penunjukkan orang untuk mengkoordinir kegiatan komunikasi dan

kegiatan – kegiatan lainnya seperti monitoring. Juga termasuk setiap

kelompok penasehat teknis atau badan pemerintahan dari mana tim

manajemen mendapat dukungan teknis atau kepada siapa tim melaporkan.

7. Monitoring pelaksanaan: penjelasan mengenai indikator proses yang

digunakan dalam mengikuti pencapaian dan efek dari aksi – aksi

komunikasi, termasuk penjelasan mengenai bagaimana data monitoring di

kumpulkan, disebarluaskan dan digunakan.

8. Penilaian dampak perilaku: rincian mengenai indikator perilaku yang

digunakan, metode pengumpulan data, analisa dan pelaporan.

9. Menyajikan Kalender / Jangka waktu / rencana pelaksanaan: diperlukan

rincian rencana kerja berikut jadwal waktu persiapan dan pelaksanaan

kegiatan untuk mengerjakan setiap aksi komunikasi seperti diterangkan

pada nomor 5.

Page 34: Jazmedia COMBI - WHO

34

10. Anggaran: rincian daftar biaya untuk berbagai aktivitas kegiatan yang

dijelaskan pada no 5,6,7, dan 8.

Page 35: Jazmedia COMBI - WHO

35

LANGKAH NO.1

Menetapkan

Tujuan

UmumKeseluruha

n

1. PENETAPAN TUJUAN AKHIR SECARA UMUM

Memberikan konteks dalam membuat tingkatan obyektive

Menyatakan gol jangka panjang yang umum memberikan suatu konteks didalam

mana rencana aksi COMBI yang spesifik akan dibuat. Hal ini akan memungkinkan

seseorang untuk melihat pertalian antara rencana aksi COMBI atas obyektive

perilaku spesifik dan misi dari tujuan secara keseluruhan. Biasanya tujuan umum

jangka panjang berhubungan dengan beberapa masalah kesehatan kunci. Suatu

pernyataan yang menerangkan masalah ini berdasarkan pada tujuan secara

keseluruhan. Pada dasarnya seseorang memberikan tantangan yang tumpang

tindih dan beberapa latar belakang informasi, yang dapat membantu menguraikan

pentingnya obyektive perilaku yang akan datang pada langkah ke 2.

Contoh (secara singkat)

Pernyataan masalah: Negara bagian Johor Bahru mempunyai insiden dan

kematian Dengue Fever dan DHF yang paling tinggi di Malaisia (16

kematian pada tahun 2000). Johor Bahru adalah negara bagian yang

menjadi prioritas Kementerian Kesehatan Malaisia dalam pengendalian

dan Pencegahan Dengue. Strategi kementerian dalam pengendalian Dengue

terutama adalah eliminasi tempat – tempat perindukan nyamuk penyebar

Page 36: Jazmedia COMBI - WHO

36

Dengue. Strateginya juga dalam mencari mereka yang mungkin menderita

Dengue Fever untuk segera mencari pengobatan. Masyarakat kelihatannya

tidak menyadari bahwa tempat – tempat perindukan nyamuk berada di

rumah mereka dan area sekelilingnya serta keluarga tidak terlibat aktive

dalam menghilangkan tempat – tempat perindukan tersebut.

Gol keseluruhan: Berkontribusi dalam mengurangi insiden Dengue Fever

dan kematian akibat DHF di Negara bagian Johor Bahru, Malaisia tahun

2001 dengan melaksanakan program komunikasi dan mobilisasi sosial yang

akan mendorong orang untuk segera membersihkan tempat perindukan

nyamuk disekeliling rumahnya.

LANGKAH

NO.2:

Menetapkan

hasil perilaku

2. MENETAPKAN OBYEKTIVE PERILAKU SPESIFIK YANG

DIHARAPKAN

Page 37: Jazmedia COMBI - WHO

37

Buatlah obyektive perilaku yang spesifik dan tepat, yang akan mengarahkan rancangan

rencana COMBI. Seseorang diminta untuk tidak melanjut ke langkah berikutnya

sebelum hal ini dilakukan

Contoh obyektive perilaku nomor 1: Mengajak 800.000 individu (mis, setiap orang

kecuali wanita hamil, ibu baru melahirkan 1 minggu, dan anak usia kurang dari 5

tahun) di (lokasi tertentu) untuk menerima paket tablet pencegahan limfatik

filariasis (maksimum 4 tablet) dan meminumnya dihadapan petugas kesehatan /

relawan pada tanggal 27 oktober 2001.

Contoh obyektive perilaku nomor 2: Mengajak 400.000 individu (pria, wanita dan anak –

anak semua umur) yang batuk lebih dari 3 minggu dan tidak datang ke salah satu dari

320 sarana kesehatan yang ditunjuk pemerintah untuk pemeriksaan gratis sputum TB

diseluruh (lokasi) selama periode 1 tahun.

Seluruh rencana COMBI kembali pada gambaran dampak perilaku yang diharapkan

dan juga difokuskan pada tugas akhir mengevaluasi dampak. Obyektive perilaku yang

lebih tepat dan spesifik pada saat nya kemudian akan memberi latihan penilaian

dampak yang lebih baik. Catatan berikut akan sangat membantu dalam menuntun kita

lewat langkah ini.

CATATAN 2.1 (MANTRA COMBI 1:)

“ TIDAK MELAKUKAN APA - APA … TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,

PAMFLET, VIDEO…… TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG

TELAH MEMBUAT OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT DAN SPESIFIK”.

Langkah nomor 2 adalah pernyataan pada prinsip dasar: pengendalian, pencegahan,

dan pemberantasan penyakit – penyakit menular yang pada akhirnya sampai pada

pencapaian hasil – hasil perilaku yang spesifik. Seseorang harus Melakukan sesuatu,

tidak cukup hanya dengan menyadari atau telah termotivasi atau terdorong. Seseorang

harus beraksi. Untuk mencapai tujuan akhir keseluruhan yang dinyatakan sebelumnya,

diperlukan respons perilaku yang spesifik. Suatu perilaku sehat yang diadopsi atau

Page 38: Jazmedia COMBI - WHO

38

gagal diadopsi akan berdampak pada status kesehatannya. Rencana COMBI harus

secara absolut mengetahui informasi tentang perilaku yang penting ini.

Selanjutnya mantra COMBI nomor 1: tidak melakukan apa - apa …. Tidak membuat

poster, leflet, video, T-shirt.. tidak melakukan apa – apa sampai seseorang telah

membuat obyektive perilaku yang spesifik dan tepat.

Berpegang pada mantra ini akan mencegah untuk tidak terburu buru memproduksi

bahan-bahan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) seperti T-shirt, poster dan

pamflet, tanpa pertama – tama memikirkan mengenai relevansi dari bahan – bahan

terhadap hasil – hasil perilaku yang diinginkan. Bahan – bahan ini mungkin ataupun

tidak dibutuhkan tetapi keputusan ini kembali pada bagaimana bahan tersebut dapat

memenuhi obyektive dari perilaku. Dan dari permulaan harus disebutkan dengan jelas

permintaan akan hasil – hasil perilaku yang diharapkan.

CATATAN 2.2 HINDARI GODAAN DARI “PERASAAN MENDIDIK”

Perasaan mendidik menunjukkan bahwa semua yang perlu kita lakukan adalah

membuat orang mendapatkan informasi dan mengetahui sehingga menjadi sadar akan

perilaku sehat yang direkomendasikan dalam rangka mendorong penerimaan perilaku

yang dianjurkan. Sebagai konsekuensinya perasaan ini menggoda seseorang dalam

merumuskan tujuan akhir yang mengatakan untuk “meningkatkan kesadaran dan

memperbaiki pengetahuan” tetapi hanya sedikit atau tidak ada penekanan yang

difokuskan pada hasil perilaku yang diharapkan. Sementara itu kesadaran dan

pengetahuan adalah langkah – langkah penting dalam proses menuju praktek perilaku

sehat, keduanya masih belum cukup dalam memberikan dasar untuk mendorong respon

perilaku. Dengan mengetahui apa yang harus dilakukan dan sungguh – sungguh

melakukan nya adalah sesuatu yang sangat berbeda.

Langkah nomor 2 mendorong bahwa sejak awal, tujuan akhir harus dinyatakan dalam

bentuk perilaku dan jangan melihatnya dari sudut peningkatan kesadaran dan

pengetahuan. Pada beberapa perilaku mungkin tidak dibutuhkan kegiatan peningkatan

kesadaran dan pengetahuan yang bahkan mungkin akan menimbulkan masalah. Orang

mungkin sudah mengetahui dan bahkan terdorong oleh perilaku yang

direkomendasikan. Upaya komunikasi mungkin lebih dirperlukan daripada

mengarahkan pada faktor – faktor lain yang menghambat respons perilaku yang

diinginkan. Tetapi untuk membuat ketetapan ini, seseorang perlu memulainya dengan

pernyataan yang jelas tentang hasil perilaku yang diinginkan.

Page 39: Jazmedia COMBI - WHO

39

Perasaan mendidik juga memberi sumbangan pada tindakan yang buru – buru

memproduksi bahan – bahan KIE yang berperan dalam “memberi informasi dan

mendidik” tetapi tidak mempunyai kaitan dengan tujuan akhir kita yaitu dampak

perilaku. Langkah nomor 2 memberi kendali pada satu arah tujuan.

CATATAN 2.3 MEWASPAI SUATU ”PERASAAN PERBAIKAN

SOSIAL”. YANG DITUJUKAN PADA HASIL PERILAKU YANG

TERBATAS, TIDAK LEBIH DARI 1 – 3 HASIL.

Tujuan akhir keseluruhan yang telah kami sampaikan pada langkah nomor 1

kemungkinan besar ingin dicapai dalam beraneka hasil - hasil perilaku. Saat “perasaan

perbaikan sosial” menggoda seseorang untuk menangani semuanya atau sebagian besar,

maka hal ini merupakan kesalahan operasional. Ketika kita merasa terpaksa

melakukan setiap obyektive perilaku untuk memperoleh tujuan akhir keseluruhan, kita

perlu mengurangi tekanan ini dan membatasi diri kita pada keterbatasan waktu yang

sedikit.

Dalam mengatasi banyaknya hasil - hasil perilaku yang diinginkan, biasanya kita

melakukannya dengan menyelesaikan masing – masing hasil dengan segera, seperti

kupu – kupu yang terbang dari satu bunga ke bunga lainnya, tetapi pada akhir tahun

tidak banyak yang dapat diselesaikan meskipun kita harus bekerja keras melakukannya

dan dengan maksud yang baik namun hanya sedikit yang dapat dicapai.

Akan lebih baik bila kita membatasi diri dan perhatian pada satu gol perilaku yang

mendasar yang pada waktunya akan memberikan perbedaan hasil yang bermakna.

Paling tidak kita meminta untuk pada saat yang sama tidak lebih dari 3 gol perilaku

yang saling berhubungan. Riset komunikasi konsumen selama bertahun – tahun telah

menunjukkan bahwa orang memiliki kesulitan besar dalam mengingat lebih dari 3 tema

/ pesan dari presentasi komunikasi. Dalam memilih gol perilaku kami benar – benar

menekankan untuk membatasi perhatian.

Page 40: Jazmedia COMBI - WHO

40

Contoh A

Dalam membuat rencana COMBI untuk eliminasi LEPRA di negara bagian

Bihar, India, kami mengajukan beberapa gol: Mengajak masyarakat untuk

lebih menerima mereka yang menderita lepra dengan mengurangi stigma

yang berhubungan dengan lepra; Meminta orang dengan kelainan pada

kulit untukmengunjungi klinik guna mendiagnosa lepra; meminta pasien –

pasien lepra untuk terus mengikuti pengobatan lepra selama 12 bulan;

memperoleh dukungan tambahan dari pejabat pemerintah dalam program

eliminasi lepra; petugas kesehatan memadukan diagnosa dan pengobatan

lepra sebagai bagian dari pelayanan perawatan kesehatan dan tidak

membuat upaya perlakuan tersendiri.

Kesemua gol tersebut penting, namun masing – masing memerlukan

rencana COMBI sendiri. Tetapi untuk berusaha menangani semuanya

dalam satu upaya komunikasi merupakan suatu risiko yang sebenarnya

tidak perlu. Pada akhirnya kita hanya tertuju pada satu gol: Meminta

orang dengan kelainan pada kulit untuk datang ke klinik guna

mendapatkan diagnosa lepra. Meski hal ini masih harus di sempurnakan

lagi kearah gol perilaku yang lebih fundamental, meminta orang untuk

lebih sering memeriksakan kulitnya bila mereka belum terbiasa untuk

melakukannya.

Contoh B

Dalam membuat rencana COMBI untuk pengendalian Dengue di Johor

Bahru, Malaisia, berikut ini adalah daftar dari obyektive awal:

Semua dokter melakukan pemeriksaan Uji Hess terhadap semua pasien

dengan demam

Semua dokter memeriksa jumlah platelet darah dari semua pasien yang

diduga menderita dengue

Dalam 24 jam semua kasus - kasus dengue harus diberitahukan kepada

otoritas kesehatan

Manajemen kasus pasien dengue yang benar

Setiap orang harus membersihkan rumahnya

Memperoleh pengobatan segera untuk setiap demam

Setiap orang bertanggung jawab atas daerah tempat tinggalnya

Page 41: Jazmedia COMBI - WHO

41

Kontraktorbangunan harus mempunyai tim anti nyamuk sendiri

Setiap minggu tiap rumah tangga / keluarga melakukan pemeriksaan

rumah masing – masing

Melakukan kegiatan anti nyamuk yang diorganisir oleh masyarakat

sendiri

Pablik / industri melakukan survilens nyamuk dan dengue di derahnya

masing – masing

Guru sekolah membicarakan dengue setiap minggu

Sudah jelas bahwa tidak mungkin komunikasi tunggal dilakukan untuk

semua tujuan tersebut dengan dampak yang berarti. Setiap obyektive dari

perilaku diatas telah dibicarakan panjang lebar diantara kelompok

penasehat teknis yang bertanggung jawab pada proyek ini. Dan akhirnya

dipilih 3 obyektive perilaku:

Setiap keluarga melaksanakan pemeriksaan rumah sekali

seminggu selama periode 12 minggu, memeriksa larva – larva

potensial dan melakukan kegiatan yang sesuai bila ditemukan

adanya larva.

Setiap orang dengan demam apapun untuk segera mencari

pengobatan ke klinik kesehatan

Individu- individu yang datang dari masyarakat membentuk

kelompok relawan untuk memeriksa daerah dimana masyarakat

tersebut tingga dan melakukan kegiatan yang sesuai bila

ditemukan adanya larva.

Pemilihan dari ketiga obyektive tersebut didasarkan pada alasan berikut

ini:

Layak dan dapat dicapai dalam periode waktu singkat

Dapat dimengerti oleh setiap orang (pesan – pesan dari kelompok

teknis yang berhubungan dengan setiap obyektive disampaikan

pada sample kecil yang terdiri dari 50 orang dan terpilih secara

acak untuk diuji)

Dapat sewaktu – waktu mengarah ke pengurangan tempat

perindukan Aedes dan selanjutnya pengurangan nyamuk dan

dengue)

Page 42: Jazmedia COMBI - WHO

42

Tidak sulit memonitor perkembangannya

CATATAN 2.4 PERNYATAAN AWAL OBYEKTIVE PERILAKU BUKANLAH OBYEKTIVE

AKHIR.

KITA AKAN KEMBALI LAGI DENGAN MODIFIKASI

Dasar dari upaya pertama kita dalam menetapkan hasil - hasil perilaku yang spesifik

dan tepat adalah pemahaman awal kita mengenai penyakit, penyebabnya, perilaku dan

persepsi orang mengenai penyakit itu, dan apa yang menjadi perkiraan para akhli

mengenai perilaku yang diinginkan dalam mengendalikan penyakit. Tetapi bila kita

berlanjut ke langkah nomor 3 setelah ini (melakukan analisis situasi pasar), maka kita

akan diajak untuk meninjau kembali gambaran awal kita mengenai hasil perilaku yang

diharapkan untuk dilakukan modifikasi. Seperti kasus di Bihar untuk Lepra, kami

memulai dengan tujuan mengajak orang dengan kelainan kulit untuk datang ke klinik

untuk mendapat diagnosa. Tetapi dari hasil analisis situasi pasar mengingatkan kami

pada kenyataan bahwa orang miskin di pedesaan tidak mempunyai kebiasaan untuk

memeriksa kulitnya sehingga mereka tidak perduli terhadap adanya bercak pada kulit

atau kelainan pada tubuhnya. Hal ini mengarahkan pada modifikasi obyektive perilaku

menjadi mendorong orang agar memeriksakan kulit nya untuk mengetahui ada

tidaknya bercak atau kelainan pada kulit yang merupakan tanda permulaan dari

kemungkinan menderita lepra.

CATATAN 2.5 MENINJAU KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU YANG

BERHUBUNGAN DENGAN 5 W DAN KRITERIA “SMART”

Dalam membuat obyektive perilaku, suatu peninjuan kembali berguna untuk

melengkapi jawaban atas pertanyaan – pertanyaan 5 W, Who (siapa), What (Apa),

When (Kapan), Where (Dimana), dan Why (Kenapa). Suatu pernyataan yang jelas

dari hasil perilaku yang diharapkan akan menentukan Siapa yang diharapkan

melakukan Apa, Kapan, dan Dimana. Contoh, 21 juta individu berumur 5 lebih

(Siapa?) akan meminum 3 – 5 tablet untuk mencegah Limfatik Filariasis (akan

melakukan Apa) pada tanggal 24 Februari 2002 (Kapan?) di 12 Kabupaten (nama

kabupaten) dari negara bagian Tamil Nadu, India (Dimana?). Seseorang sebaiknya

memeriksa apakah ke 4 pertanyaan penting tersebut telah menjawab obyektive

Page 43: Jazmedia COMBI - WHO

43

perilaku. W (Why – Kenapa?) mengingatkan kita untuk memverifikasi kaitan

antara hasil perilaku yang diinginkan dan pencapaian dari gol keseluruhan.

Seperti dikatakan sebelumnya, bahwa kemungkinan besar kita perlu memilih hasil

perilaku yang diinginkan dalam jumlah yang terbatas dari sejumlah daftar

perilaku. Dalam membuat pilihan ini seseorang perlu memastikan bahwa apa yang

dipilih akan membuat perbedaan yang bermakna dalam mencapai gol keseluruhan

seperti yang dinyatakan sejak awal.

Pendekatan lain untuk meninjau kelengkapan dari obyektive perilaku yang telah

ditetapkan adalah memeriksa hubungannya dengan pertanyaan yang dapat

dijawab sendiri melalui akronim berikut “SMART”, apakah obyektive perilaku

tersebut Spesifik?, Measurable? (dapat diukur?), Appropriate? (Sesuai?), Realistc?

(Realistis?), Time – bound ?(terikat waktu?).

LANGKAH NO.3:

Melakukan Analisa

“Pasar”

3. MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” UNTUK KUNCI

KOMUNIKASI (SMACK) SEHUBUNGAN DENGAN

OBYEKTIVE PERILAKU YANG TEPAT.

Analisa Situasi “Pasar” guna memperoleh Kunci Komunikasi merujuk pada latihan yang

disebut SMACK, sebagai langkah kritis dalam memperoleh pemahaman mengenai hasil

perilaku yang diinginkan dari sudut pandang konsumen. Hanya melalui pemahaman ini

seseorang dapat melangkah untuk menarik konsumen lewat berbagai cara komunikasi

agar mau mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Disini kata “Pasar”

digunakan secara penuh. Kata itu diambil dari pengalaman selama lebih dari 100 tahun

dibidang riset pasar dan komunikasi konsumen. Dengan kata itu individu ditempatkan

didalam lingkungan pasarnya (meskipun pada masyarakat termiskin), dimana mereka

Page 44: Jazmedia COMBI - WHO

44

membuat keputusan konsumen mulai dari apakah hari ini membeli beras atau

mengunjungi klinik kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan atas batuk yang terus

menerus. Melaksanakan analisa situasi pasar (SMA) dapat menjadi pengalaman yang

kurang mengenakan karena seseorang akan menghabiskan banyak waktu dalam

membuat rencana COMBI. Tetapi bila hal itu dilakukan dengan baik maka langkah

berikut yaitu langkah nomor 4 dan nomor 5 menjadi relative lebih mudah karena

strategi komunikasi dan rencana kegiatan akan keluar dari SMA.

Namun demikian seseorang sebaiknya menyadari bahwa analisa situasi pasar dapat

membawa pada kesimpulan bahwa situasi pasar sangat terbuka, dan mungkin tanpa

ujung pangkal dari mana upaya penawaran dimulai dalam memberikan rekomendasi

suatu perilaku sehat. Keadaan ini membawa pada pertimbangan pilihan perilaku lain

atau pada pendekatan lain dalam pengendalian atau pencegahan penyakit tertentu.

CATATAN BERIKUT AKAN MEMBANTU PELAKSANAAN LANGKAH NOMOR 3

CAT 3.1 MANTRA COMBI NOMOR 2

“TIDAK MELAKUKAN APA-APA ….. TIDAK MEMBUAT POSTER, T-SHIRT,

PAMFLET, VIDEO … TIDAK MELAKUKAN APA – APA SAMPAI SESEORANG

TELAH MELAKUKAN ANALISA SITUASI “PASAR” DALAM HUBUNGANNYA

DENGAN OBYEKTIVE PERILAKU AWAL”.

Seperti pada mantra COMBI nomor 1, Mantra nomor 2 dikembangkan dari

kesadaran bahwa analisa situasi pasar (SMA) merupakan langkah awal yang

penting didalam merancang COMBI sebelum masuk kedalam pemilihan pesan –

pesan dan produksi bahan – bahan KIE. Bila tekanan terus berlangsung untuk

memproduksi bahan – bahan, maka mantra nomor 2 ini menuntun seseorang untuk

bertahan terhadap tekanan sampai analisa situasi pasar telah dilakukan.

MEMEGANG DAN BERMAIN DENGAN MANTRA COMBI nomor 2.

Mengapa analisa situasi pasar? Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari

upaya untuk menemukan Kunci Komunikasi (Commmunication Keys-CK)

yang memungkinkan kita melakukan komunikasi dengan konsumen dalam

Page 45: Jazmedia COMBI - WHO

45

memfasilitasi pertimbangan perilaku yang disarankan. Selanjutnya

kombinasi dari Analisa Situasi Pasar (SMA) dengan kunci komunikasi (CK)

menjadi SMACK. Mantra nomor 2 menjadi: tidak melakukan apa – apa…

tidak membuat poster, leaflet, T-shirt dsb…. Sampai kita men SMACK

PERILAKU disekitar …

Melakukan SMACK usulan obyektive perilaku adalah membawa perilaku

yang dianjurkan kepada konsumen, melontarkannya seperti bermainan

tenis meja antara anda dan konsumen, dan galilah faktor – faktor apa yang

menjadi penghambat atau pendukung dengan melihat kemungkinannya

mempraktekkan perilaku tersebut. Prinsip dasar pemasaran disini:

mendengarkan konsumen. Ada pepatah pemasaran tua yang mengatakan:

seseorang tidak dapat melakukan apa – apa bagi konsumen sampai anda

mendengarkan konsumen. Kunci komunikasi yang dapat memberikan

perbedaan dalam pempertimbangkan dan melaksanakan perilaku, akan

berkembang dalam proses SMACK.

Kami akan menguraikan dibawah ini beberapa perangkat yang digunakan

dalam melaksanakan latihan analisa situasi pasar atau analisa situasi

pasar untuk kunci komunikasi (SMACK). Sebagai contoh, bagian dari

analisa situasi pasar akan mendorong seseorang untuk memeriksa alasan –

alasan mengapa orang tidak menerima perilaku sehat yang

direkomendasikan atau mengapa mereka melakukannya. Dalam banyak

kasus, alasan – alasan yang diberikan adalah diluar isu - isu “kesadaran

dan pengetahuan”. Hal itu akan meyakinkan kita untuk memulai

memproduksi informasi melalui leaflet tanpa terlebih dulu menemukan

fakta dari analisa situasi pasar, apa faktor – faktor yang mendukung atau

menghambat penerimaan perilaku sehat. Selanjutnya kita mendorong

untuk berulang ulang menyuarakan mantra COMBI nomor 2.

CATATAN 3.2 MENDAPAT DATA DASAR UNTUK MELAKUKAN ANALISA SITUASI PASAR

Analisa situasi pasar biasanya berdasarkan pada data riset yang ada saat ini baik dari

berbagai survei maupun studi yang telah dilakukan pada penyakit – penyakit tertentu

di suatu negara. Seringkali hasil penelitian tersimpan dan sangat jarang digunakan

Page 46: Jazmedia COMBI - WHO

46

dalam merencanakan program komunikasi. Perguruan tinggi setempat atau institusi

penelitian mungkin memiliki hasil yang lengkap tetapi belum pernah dipublikasikan.

Bila belum ada penelitian yang dilakukan, seseorang dapat meminta orang atau

institusi pendidikan untuk melakukan riset yang spesifik. Tetapi jika waktu dan biaya

menjadi hambatan, seseorang harus melakukan sendiri risetnya dengan cara

mengunjungi dan bercakap – cakap dengan anggota masyarakat dan orang yang

mengetahui sistem kesehatan terutama dilapangan.

CAT 3.3 DAERAH PENGGALIAN DALAM MELAKSAKAN ANALISA SITUASI

PASAR

Dibawah ini adalah daftar area utama yang akan digali dalam melaksanakan

analisa situasi pasar meski seseorang tidak perlu terikat pada daftar ini. Setiap

area akan digali lebih rinci pada catatan – catatan berikutnya dan didalam proses

akan diberikan perangkat tertentu. Kadang – kadang perangkat ini kelihatan

seperti diulang – ulang. Kami menemukan bahwa meski serupa tapi perangkat

yang berbeda akan menghasilkan faktor – faktor yang berbeda untuk dipikirkan.

Situasi saat ini dari penyakit berkenan dengan besarnya beban kesehatan,

tingkat pengetahuan, sikap, persepsi mengenai risiko, perilaku saat ini,

kecenderungan perilaku (lihat catatan nomor 3.5)

Segmentasi pasar : kelompok – kelompok sasaran mana yang akan

dilibatkan, apa yang menjadi prioritas dari segmen pasar. (lihat catatan

nomor 3.6)

Konteks dan Perilaku yang mempengaruhi: kekuatan – kekuatan apa yang

sekarang ada sebagai faktor – faktor penghambat dan atau pendukung

untuk menerima perilaku sehat yang direkomendasikan terhadap penyakit.

Dalam situasi apa berperan sebagai “kekuatan, kelemahan, kesempatan,

dan ancaman”, yang dapat mempengaruhi respon perilaku yang

direkomendasikan. (lihat catatan nomor 3.7 dan 3.8)

Persepsi perilaku yang direkomendasikan dalam hubungannya dengan

konsep – konsep pemasaran yang di butuhkan / inginkan / minati

konsumen, Biaya yang ditanggung komsumen, dan Menyenangkan

konsumen: apa yang menjadi ke butuhan/inginan/minat konsumen dan

bagaimana hal itu dapat diterima, apa persepsi nya tentang biaya (uang,

waktu, dan usaha) yang terlibat dalam pelaksanaan perilaku yang

Page 47: Jazmedia COMBI - WHO

47

direkomendasikan sehubungan dengan nilai yang dijanjikan bila perilaku

tersebut dijalankan, apa persepsi nya tentang tingkat kepuasan dan

aksesibilitas terhadap perilaku yang direkomendasikan bagi konsumen.

(lihat catatan nomor 3.9, 3.10)

Posisi – Persepsi perilaku saat ini dan yang diinginkan: bagaimana perilaku

yang direkomendasikan dirasakan saat ini (posisi saat ini didalam benak

konsumen) dan apa persepsi yang diinginkan, oleh karena itu bagaimana

sebaiknya perilaku itu di reposisi dalam pikiran konsumen. (lihat catatan

nomor 3.11).

Pesaing / kompetitor : alternative perilaku apa yang dapat berperan sebagai

kompetitor terhadap perilaku yang direkomendasikan, sejauh mana dan

kenapa tidak ada tindakan (“tidak berbuat apa – apa”) atau menggunakan

peluang berkompetisi dengan perilaku yang direkomendasikan. (lihat

catatan nomor 3.12)

Situasi komunikasi: apa saluran / media komunikasi yang paling populer

dan berpengaruh, media tradisional apa yang digunakan, siapa sumber

informasi terpercaya, media apa yang dapat menjadi pemicu yang berguna

dan mendorong aksi, apa pola komunikasi sosial saat ini, apa metode

komunikasi konsumen saat ini, dsb. (lihat catatan nomor 3.13)

Riset lebih lanjut: aspek – aspek apa dari perilaku yang direkomendasikan

dan komunikasi sosial, yang memerlukan riset lanjutan untuk

memudahkan rancangan COMBI yang lebih baik. (lihat catatan nomor 3.14)

Persyaratan COMBI: apa persyaratan yang sebaiknya ditentukan (seperti

terdapatnya pelayanan dan obat) sebelum memulai program COMBI. (lihat

catatan nomor 3.15)

CATATAN 3.4 KETIKA SMA / SMACK DIKERJAKAN TETAPLAH PADA ISU – ISU

SOLUSI KOMUNIKASI YANG DAPAT ATAU TIDAK DAPAT

DITERIMA.

Melakukan analisa situasi pasar berguna bila kita tetap berjalan pada isu – isu

solusi komunikasi yang dapat atau tidak dapat diterima. Sesungguhnya tidak

setiap hambatan penerimaan perilaku adalah sesuatu yang mempengaruhi aksi

Page 48: Jazmedia COMBI - WHO

48

komunikasi. Sebagai contoh, jika pintu klinik tutup pada jam 4 sore tepat dan

kebanyakan orang – orang didaerah itu baru bisa datang setelah jam 4, keadaaan

ini adalah suatu faktor dimana tidak ada solusi dari komunikasi konsumen.

Namun demikian manajemen kesehatan senior sebaiknya mewaspadai hambatan

ini dengan tambahan saran bahwa upaya COMBI mungkin tanpa berujung sampai

isu ini terpecahkan. Analisa situasi pasar dapat membantu keduanya, rancangan

COMBI dan manajemen program penyakit keseluruhan.

Untuk faktor – faktor yang tampaknya dapat diterima sebagai intervensi

komunikasi, catat implikasi komunikasi nya pada strategi dan aksi lebih lanjut

pada langkah nomor 4 (Strategi dalam mencapai hasil perilaku), nomor 5 (Rencana

aksi COMBI), nomor 6 (Manajemen), nomor 7 (Monitoring), dan nomor 8

(Evaluasi).

Pada halaman berikutnya disediakan lembaran kerja yang mungkin dapat

membantu menata

informasi yang dikumpulkan. Daftar jenis kegiatan dibawah kolom analisa situasi

pasar akan

menjadi lebih berarti setelah sebelumnya membaca semua langkah nomor 3.

Page 49: Jazmedia COMBI - WHO

49

Lembar kerja implikasi komunikasi dari analisa situasi pasar – kunci

komunikasi:

Mendengarkan konsumen

ANALISA SITUASI PASAR

Isu – isu yang

berkembang yang

tidak dapat

diterima sebagai

solusi komunikasi

Isu – isu yang

berkembang yang

dapat diterima

sebagai solusi

komunikasi

Implikasi

komuikasi

(1) Situasi saat ini: pengetahuan ,

perilaku dan kecenderungan

perilaku sekarang

(2) Segmentasi pasar: prioritas

segmen pasar

(3) Analisa Kekuatan lapangan/

SWAT: kekuatan - kekuatan /

faktor - faktor di lapangan yang

menghambat / mendukung

penerimaan perilaku

(4) Kebutuhan/Keinginan/ minat

yang sedang direspon dengan

solusi–perilaku yang direkomendasi

(5) Biaya dalam bentuk harga,

usaha, waktu, faktor biaya lain dan

perhitungan biaya / nilai

(6) Kepuasan dalam hal

Page 50: Jazmedia COMBI - WHO

50

ketersediaan dan aksesibilitas

(7) Posisi dan persepsi: bagaimana

posisi persepsi dari perilaku yang

ditawarkan menurut pemikiran

konsumen, bagaimana persepsi itu

dapat di reposisi dalam hubungan

dengan persepsi terbaik yang

diinginkan

(8) Kompetitor: perilaku

alternative, tidak melakukan apa –

apa dan mengambil kesempatan

(9) Situasi komunikasi

CATATAN 3.5: MELAKSANAKAN ANALISA HIC – DARM DARI SITUASI SAAT INI –

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DAN

KECENDERUNGAN

PERILAKU SAAT INI

Seseorang tidak dapat beraksi terhadap perilaku sehat bila seseorang tidak menyadari

dan mengetahui tentang perilaku tersebut serta jika seseorang tidak terlibat penuh

dalam penilaian manfaat dalam hubungannya dengan biaya dan upaya yang terlibat

dalam mempraktekkannya. Oleh karena itu untuk merencanakan COMBI yang

efektive, seseorang perlu memulainya dengan pemikiran yang positive atas situasi

saat ini dengan memperhatikan pengetahuan dan pemahaman orang mengenai

perilaku yang direkomendasikan dalam konteks kesadaran mereka atas beban

penyakit terhadap kesehatan, sikap mereka terhadap perilaku yang

Page 51: Jazmedia COMBI - WHO

51

direkomendasikan, respons perilaku mereka saat ini, proyeksi respons mereka

dikemudian hari. Kami menyebutnya dengan analisa HIC-DARM.

“HIC – DARM adalah suatu model sederhana untuk menerangkan proses penerimaan

perilaku yang baru atau yang direkomendasikan. Model ini berdasarkan pada teori

penerimaan perilaku tradisional dan analisa situasi pasar.

Pertama, kita H ear (mendengar ) tentang perilaku yang

baru

Lalu, kita menjadi I nformed (mengetahui ) mengenai hal

itu

Dan kemudian C onvinced (meyakini) bahwa hal itu

berguna.

--------------------------------------------------------------------------------

Pada waktunya,

Kita membuat D ecision (keputusan) untuk melakukan apa

yang telah

diyakini

Dan kemudian kita mengambil A ction (aksi) pada perilaku yang

baru.

Kita menunggu R e-confirmation (rekonfirmasi) bahwa aksi

kita adalah yang terbaik. Jika semuanya

bagus,

Kita M aintain (memelihara) perilaku yang baru

Pada model ini, terdapat garis pemisah antara HIC dan DARM untuk

menggambarkan adanya kesenjangan antara memberitahu dan meyakinkan seseorang

(HIC) dengan langkah pelaksanaan selanjutnya terhadap dampak perilaku (DARM).

Banyak program kesehatan yang berusaha untuk terus memberi tahu dan

meyakinkan (HIC), tetapi sering berhenti disitu saja dan gagal untuk mendorong

orang agar selanjutnya melangkah untuk menerima dan menjaga perilaku sehat yang

baru. Secara relative adalah mudah untuk memberitahu, mendidik, dan meyakinkan

individu mengenai apa yang perlu dilakukan dan merupakan tantangan besar untuk

Page 52: Jazmedia COMBI - WHO

52

mendorong hasrat atau minat dalam melaksanakan dan mempertahankan aksi

tersebut.

Seseorang kembali harus berhati – hati terhadap dorongan perasaan mendidik yang

memberi konsekuensi bahwa seseorang akan berhenti sampai HIC saja dari rangkaian

proses HICDARM. COMBI digunakan dengan prinsip – prinsip ketelitian dari

Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication – IMC) guna

memfasilitasi suatu proses melalui pengambilan Keputusan, untuk ber Aksi, dan

melakukan Rekonfirmasi, serta Memeliharanya (DARM).

Melakukan analisa DARM adalah untuk mendapatkan dan menganalisa data dan

informasi (dari riset pasar yang ada atau akan dilakukan) yang akan memungkinkan

seseorang untuk melihat pasar, masyarakat dalam hubungannya dengan masing –

masing dimensi HICDARM. Sebagai contoh, dari data yang tersedia seseorang

menentukan berapa banyak orang telah mendengar tentang perilaku yang

direkomendasikan dan apa yang mereka dengar, berapa banyak orang yang

kelihatannya telah mengetahui dan apa yang mereka ketahui dan atau yang tidak

diketahui., berapa banyak orang yang kelihatannya meyakini atau tidak meyakini

perilaku yang direkomendasikan dan apa dasar dari keyakinan / kekurang

yakinannya, berapa proporsi dari mereka yang kelihatannya telah sampai pada tahap

membuat keputusan – apa keputusannya dan bagaimana sampai dia memutuskannya,

berapa banyak yang telah melangkah ke tahap aksi atau yang tidak beraksi pada

perilaku yang direkomendasikan, jika mereka telah beraksi, apa yang memicu mereka

untuk beraksi dan seperti apa pengalamannya, bila ternyata belum beraksi apa yang

menyebabkan mereka tidak beraksi, seberapa jauh orang merasa puas atas

pengalaman melakukan aksi, keuntungan dan nilai yang didapat dari rekonfirmasi

perilaku yang direkomendasikan. Berapa proporsi orang – orang yang saat ini

mempertahankan praktek perilaku dan apa yang memfasilitasi nya.

Setiap dimensi dari HIC-DARM meminta intervensi komunikasi yang benar. Analisa

HIC-DARM menggali situasi saat ini dan mendorong pemikiran mengenai pendekatan

– pendekatan komunikasi untuk memfasilitasi kesempatan seseorang melalui HIC-

DARM. Secara umum apa yang dikatakan seseorang tentang tahap HIC biasanya

adalah sangat berbeda dengan apa yang perlu dikatakan seseorang untuk tahap

Page 53: Jazmedia COMBI - WHO

53

DARM. Seringkali kita melihat usaha dalam menangani tahap DARM dengan pesan –

pesan yang sama dengan yang digunakan untuk komponen HIC.

Jika banyak orang melewati tahap HIC dan telah menunjukkan peningkatan aksi

namun belum melaksanakannya maka analisa HIC-DARM memungkinkan kita untuk

menggali kenapa orang enggan untuk beraksi. Pada gilirannya hasil analisa ini

memberikan dasar untuk mendorong mereka untuk meninjau keenganannya

bersamaan dengan penawaran berbagai pemicu yang dapat membantu mengatasi

keengganan nya. Analisa HIC-DARM memberi kewaspadaan pada kita terdapat

sesuatu yang nyata: Pesan kepada individu yang menciptakan kesadaran terhadap

perilaku yang disarankan (tanpa memandang media yang digunakan) harus berbeda

dari apa yang mendorong untuk mengambil keputusan beraksi dan tetap berbeda dari

apa yang sesungguhnya membantu memicu aksi.

Data untuk analisa HIC-DARM kadang kala sudah ada didalam survei KAP atau

dalam studi yang serupa. Namun seringkali hasil riset yang ada tergeletak begitu saja

disekeliling kita dan tidak digunakan. Kadangkala beberapa studi yang relevan telah

dilakukan oleh staf fakultas dari Universitas setempat namun belum dipublikasi. Bila

belum ada studi yang lengkap dan masih tersedia waktu yang cukup maka seseorang

dapat meminta orang melakukan studi yang spesifik (survei atau fokus group) dalam

hubungannya dengan analisa HIC-DARM. Sumber informasi lain yang bagus adalah

petugas kesehatan lapangan yang mempunyai pengalaman langsung dengan

masyarakat dan dapat memberi pandangan yang berguna mengenai HICDARM.

Dalam setiap kasus seseorang akan terdorong untuk melakukan penggalian

HICDARM melalui “jelajah sekitar”: berbaur dalam kehidupan masyarakat dan

bercakap – cakap langsung dengan anggota masyarakat mengenai isu kesehatan

tertentu dan perilaku yang direkomendasikan dengan menggunakan elemen HIC-

DARM dalam percakapan. Bila kesimpulan dari sesi informal ini belum dapat di tarik

ke populasi yang lebih besar, maka kegiatan ini dapat memberikan potret atau

gambaran dari analisa HICDARM.

CATATAN 3.6 : MELAKSANAKAN LATIHAN DALAM SEGMENTASI PASAR.

Page 54: Jazmedia COMBI - WHO

54

Penetapan awal dari obyektive perilaku pada rencana COMBI (langkah nomor 2),

memisahkan populasi yang akan di sertakan dalam mempertimbangkan perilaku yang

direkomendasikan. Sebagai contoh jika gol dari perilaku adalah membuat “setiap

orang” yang batuk lebih dari 3 minggu harus mendapatkan pemeriksaan sputum TB

(untuk diagnosa TB), rujukan kepada semua orang yang batuk lebih dari 3 minggu

adalah definisi tingkat pertama dari “pasar” untuk perilaku yang direkomendasi.

Untuk jelasnya, tidak semua orang di ”pasar” akan disertakan dengan cara (definisi)

yang sama. Petani di desa akan didekati secara berbeda dari pekerja di kota. Sangat

mungkin masing – masing berpikir dan berlaku berbeda mengenai batuk yang terus

menerus. Dan meski diantara petani, petani muda berpikir dan berlaku berbeda

dengan petani tua. Petani wanita berbeda dengan petani pria. Jadi dengan cara ini

kita mulai menyusun / memahami “segmen pasar” untuk memudahkan strategi

pendekatan kita tentang bagaimana memasukkan kategori orang yang berbeda.

Segmentasi pasar dapat dilakukan melalui berbagai cara. Terdapat segmentasi pasar

secara demografis: segmentasi menurut umur, pendapatan, gender, pekerjaan, tempat

tinggal (kota, desa, pinggir kota), dsb. Terdapat segmentasi psikografis: orang miskin

yang hanya mencari kebutuhan yang paling dasar. Orang miskin yang menginginkan

lepas dari kemiskinan, bercita – cita kaya, kompetisi sosial kelas menengah, wanita –

wanita yang tertekan dan terpinggirkan, dsb. Terdapat segmentasi etnografis,

pembagian sub kelompok menurut keturunan budaya. Pada akhir analisa, setiap

individu menjadi suatu segmen pasar. Tetapi tanpa melihat hal-hal yang ekstrim, hal

tersebut berguna untuk berpikir dalam hal kategori – kategori yang berlainan atau

sub kelompok dari pasar dalam merencanakan komunikasi. Bila kita memperlakukan

orang “semuanya sama”, jarang sekali akan berhasil.

Oleh karena itu kita sebaiknya melakukan latihan segmentasi pasar dimana kita

memisah kelompok pasar tertentu kedalam sub kelompok. Kita dapat menggunakan

pendekatan demografis, dan atau psikografis dan atau etnografis pada proses ini.

Dengan membagi sub kelompok dan tersedianya data sosiologis, antropologis dan

HICDARM, kita perlu memenggambarkan implikasi – implikasi komunikasi untuk

memasukkan sub kelompok tersebut. Sebagai contoh, jika menurut budaya wanita

tidak diperkenankan meninggalkan rumah untuk mencari perawatan kesehatan tanpa

pengawalan seorang pria, hal ini mempunyai implikasi, bagaimana seseorang akan

Page 55: Jazmedia COMBI - WHO

55

menyertakan wanita dalam mempertimbangkan perilaku sehat yang melibatkan

kunjungan ke pusat kesehatan.

Cat no. 3.4 dari analisa HIC-DARM diatas, memberikan kerangka kerja untuk

segmentasi pasar. Segmentasi pasar dapat dibuat sehubungan dengan dimana posisi

orang didalam proses HICDARM. Mungkin satu sub kelompok adalah kelompok HIC

yang sekarang perlu untuk dimasukkan, berbeda jika mereka telah memasuki tahap

DARM. Dan juga dalam sub kelompok DARM mungkin terdapat sub kelompok besar

yang mulai beraksi tetapi hanya menunggu waktu yang tepat untuk memicu aksi.

Meski diantara sub kelompok yang mulai melakukan kegiatan, terdapat diantaranya

yang sudah mendekati akhir kegiatan. COMBI tetap menggunakan konsep yang

merujuk pada NOSA (Number of Steps Away):

Jumlah langkah yang telah dilaksanakan sejak dari awal kegiatan. Contoh, seorang

individu mungkin akan berangkat ke Puskesmas tetapi terhalang oleh karena tidak

mengetahui berapa lama kemungkinannya dia menunggu untuk mendapatkan

pelayanan. Seseorang akan mengatakan bahwa orang tersebut sudah maju selangkah

dari kegiatan. Individu lain mungkin ingin mengunjungi Puskesmas tetapi suami

melarang nya meninggalkan rumah, disamping dia juga mendengar bahwa seseorang

harus menghabiskan waktu 2 hari untuk mendapatkan pelaksanaan pemeriksaan

sputum TB serta dia juga tidak punya uang untuk transportasi ke Klinik. Dari sudut

pandang NOSA kita akan mengatakan bahwa orang tersebut kira – kira telah maju 6

langkah dari kegiatan (setiap hambatan memberikan hitungan 2 langkah) dan akan

lebih sulit untuk mendorongnya dibanding bila individu hanya berapa selangkah dari

kegiatan.

Implikasi NOSA pada strategi COMBI, berakhir pada pengalaman komunikasi

konsumen bahwa prioritas pertama seseorang adalah mencapai kesepakatan dengan

konsumen potensial yang baru berada beberapa langkah dari kegiatannya dan

berkeinginan untuk melangkah melalui pintu tersebut. Ketika individu tersebut

diperlakukan dengan baik, dia akan menjadi tenaga penjualan (sales person) terbaik

bagi anda. Menjawab kebutuhan mereka yang hampir berada di titik kegiatan adalah

juga menjawab kebutuhan mereka dalam fase – fase HIC-DARM yang lain.

Page 56: Jazmedia COMBI - WHO

56

Segmentasi pasar memungkinkan seseorang untuk membuat segmen pasar prioritas.

Dan ketika seseorang berusaha untuk menangani seluruh pasar dari nurani

pembangunan sosial, mungkin lebih bijaksana untuk menangani segmen – segmen

prioritas, membangun jejaring dari klien yang merasa puas dan pada gilirannya akan

“menjual” perilaku yang direkomendasikan pada yang lain.

Ketika latihan segmentasi berlanjut, tetap berada pada jalur akan membantu

implikasi komunikasi yang didorong oleh suasana khusus dari setiap segmen pasar.

CATATAN 3.7: MELAKUKAN ANALISA KEKUATAN LAPANGAN

Pertanyaan yang diajukan pada analisa kekuatan lapangan: apa yang menjadi

kekuatan - kekuatan atau faktor – faktor di lapangan (masyarakat tertentu,

masyarakat umum, lingkungan) yang dapat membantu mencapai obyektive perilaku

yang diinginkan atau mencegah pencapaiannya. Memahami hambatan – hambatan

dan atau faktor – faktor pendukung ini akan memberi informasi yang berguna tentang

tema – tema yang akan membentuk dasar dari komunikasi dengan publik. Dilain

pihak hasil analisa dapat menunjukkan sedemikian hebatnya kekuatan – kekuatan

yang akan menghalangi penerimaan perilaku yang direkomendasikan sehingga tidak

ada pijakan untuk memulai upaya komunikasi publik.

Mengelompokkan faktor – faktor atau kekuatan – kekuatan lapangan harus dilakukan

dengan bagaimana perilaku yang direkomendasikan dirasakan. Analisa kekuatan

lapangan dari apa yang dirasakan akan membantu dalam menentukan faktor – faktor

yang mendukung persepsi terbaik yang diinginkan dan yang mencegah persepsi

terburuk terhadap perilaku yang direkomendasikan. Kolom berikut ini memudahkan

seseorang untuk mengelompokkan kedalam kolom yang sesuai: persepsi saat ini,

kemungkinan persepsi terburuk, dan persepsi terbaik yang diinginkan. Kemudian

didalam kolom yang masih ada seseorang memasukkan apa hal terbaik yang akan

membantu mencegah persepsi terburuk (dan karena itu perlu diperkuat dalam

komunikasi publik) dan apa hal buruk yang akan mencegah pencapaian persepsi

terbaik dan yang mana selanjutnya harus ditangani.

Persepsi

terburuk

Pengendali

(”Hal Baik”)

Persepsi

Saat ini

Penghalang

(”Hal Buruk”)

Persepsi

Terbaik

Page 57: Jazmedia COMBI - WHO

57

Apa yang akan

membantu

mencegah persepsi

terburuk

Pilihan strategi

Perkuat Kendali

Apa yang mencegah

pencapaian Persepsi

terbaik?

Pilihan strategi:

Penghalang dihilangkan

CATATAN 3.8: MELAKUKAN ANALISA “SWOT”(STRENGTH, WEAKNESS,

OPPORTUNITIES, THREATS)

Rencana COMBI perlu dilihat sebagai bagian integral dari keseluruhan program

pengendalian / pencegahan penyakit. Mencapai obyektive perilaku yang spesifik

dari rencana COMBI sangat terkait dengan dinamika program penyakit.

Melakukan analisa SWOT pada lingkungan program penyakit akan membantu

kita untuk fokus pada Kekuatan, meminimalisir Kelemahan, dan mengambil

kemungkinan keuntungan yang besar dari Kesempatan yang ada, sambil

memperhatikan Ancaman untuk mencapai obyektive perilaku.

Hal ini kelihatannya serupa dengan analisa kekuatan lapangan, tetapi dengan

menggunakan pola yang berbeda, isu – isu baru dapat muncul yang sebelumnya

tidak ditemukan saat analisis awal.

Analisa SWOT dapat dilakukan sebagai latihan kelompok dengan tim program

penyakit yang bersifat multi disipliner. Idealnya pada akhir dari analisa SWOT

kita harus mempunyai dua daftar:

Page 58: Jazmedia COMBI - WHO

58

Daftar dari SW (Kekuatan dan Kelemahan) yang menerangkan kekuatan

dan kelemahan pokok dari program (faktor internal)

Daftar dari OT (Kesempatan dan Ancaman) yang menerangkan kesempatan

dan ancaman terhadap program (faktor eksternal).

Seperti kita menyiapkan daftar tersebut kita perlu mencatat implikasi dari

berbagai faktor atau kekuatan untuk merencanakan intervensi komunikasi dalam

mengajak publik mempertimbang-kan perilaku yang direkomendasikan.

CATATAN 3.9 : PERHATIKAN OBYEKTIVE PERILAKU DALAM

HUBUNGANNYA DENGAN “4 C” DARI KOMUNIKASI

PEMASARAN TERPADU (IMC)

Komunikasi pemasaran terpadu mememberikan konseptualisasi baru dari

Pemasaran dalam 4 C, yang salah satunya lebih sesuai dengan hasil perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan daripada konsep pemasaran konvensional yaitu 4

P.

“C” yang pertama adalah consumer need/want/desire (kebutuhan / keinginan /

minat konsumen) dibanding P (produk). Fokus dari C yang pertama ini pada

konsumen dan persepsi konsumen atas suatu kebutuhan / keinginan / minat.

Seseorang tidak semata-mata menjual produk saja, seseorang menawarkan solusi

atas kebutuhan / keinginan / minat konsumen yang mungkin ada atau tersembunyi

di pikirannya. Coca cola tidak menjual air yang telah di beri pemanis, carbon dan

pewarna, dia menjual pengalaman dalam menjawab minat konsumen. Seseorang

tidak menciptakan kebutuhan / keinginan / minat ini tetapi menanggapi

kebutuhan yang ada atau yang terbaik dalam membangkitkan sesuatu yang sudah

laten. Program kesehatan menanggapi kebutuhan dan minat untuk kesehatan

yang baik. Kebutuhan ini tidak harus diciptakan, tetapi sudah ada. Pada analisa

situasi pasar (SMA) kita perlu mencari tahu apa ”kebutuhan / keinginan / minat

konsumen” yang menjadi sasaran dari perilaku yang direkomendasikan dan

menggali bagaimana hal ini dirasakan oleh individu. Sebagai contoh, pada kasus

pemberian paket obat massal limfatik filariasis, kita percaya bahwa kita

Page 59: Jazmedia COMBI - WHO

59

menanggapi kebutuhan dasar yaitu kesehatan yang baik tetapi individu mungkin

tidak merasa berisiko terhadap penularan penyakit dan selanjutnya merasa

perilaku yang dianjurkan, tidak ada hubungan dengan kebutuhan / keinginan /

minatnya.

“C” kedua adalah Cost – Biaya (berlawanan dengan “P” – harga) difokuskan pada

kombinasi dari biaya uang, biaya kesempatan, dan biaya upaya. Seseorang perlu

memperhatikan biaya yang terlibat dalam melakukan perilaku yang

direkomendasikan dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan jika perilaku

tersebut dijalankan. Disini kita fokus pada nilai yang dirasakan oleh individu dan

bukan pada keuntungannya. Perilaku mungkin mempunyai keuntungan, tetapi

keuntungan tersebut tidak masuk dalam peringkat yang berharga dari seseorang.

Disini kita mendapati titik pusat pembuatan keputusan bagi konsumen: jika rasio

nilai – biaya tidak seimbang, dalam hal ini tampaknya biayanya terlalu besar untuk

nilai yang dijanjikan, maka konsumen akan menolak tawaran tersebut. Dalam

merekomendasikan perilaku sehat biasanya yang menjadi jantung dalam mengajak

orang adalah memfasilitasi perhitungan biaya dan nilai dan mendengarkan

keperdulian, ketakutan dan pesanan. Pada analisa situasi pasar (SMA), seseorang

perlu menggali rasio Nilai dan Biaya dari perilaku seperti yang dirasakan oleh

individu. Sebagai contoh, dalam kasus mencari diagnosis TBC, seseorang mengamati

bahwa hal itu akan mengambil 2 – 3 hari dari waktu kehidupan pasien agar dapat

pergi ke Puskesmas dan mengambil 3 sampel sputum serta menunggu hasilnya. Biaya

transport tambahan dan mengatur siapa yang menjaga anak – anak dapat membuat

beban yang berlebihan pada individu sehubungan dengan apa yang diketahuinya

tentang batuk. Persepsi ini perlu dipertimbangkan dalam membuat rencana

bagaimana kita akan mendorong masyarakat dalam upaya mencari diagnosa TBC.

“C” ketiga adalah ‘Convenience / Kepercayaan’ (berbeda dengan P – Placement /

Penempatan) yang bejalan diluar penempatan lokasi dan fisik dari produk, dan

yang membangkitkan pertanyaan – pertanyaan mengenai seberapa nyaman dan

mudahnya akses konsumen untuk mendapatkan pelayanan atau melakukan

perilaku yang diminati. Faktor – faktor seperti lokasi Puskesmas, jam pelayanan,

keberadaan pemberi layanan, ketidak praktisan perilaku yang direkomendasikan,

dll, adalah dimensi dari “C” yang ketiga. Didalam SMA seseorang perlu menggali

Page 60: Jazmedia COMBI - WHO

60

persepsi individu mengenai kemudahan melakukan perilaku yang

direkomendsikan.

“C” yang pertama dan ketiga keduanya diakhiri dengan bagian perhitungan nilai –

biaya. Jika kelihatannya biaya (termasuk faktor kepercayaan) nya terlalu tinggi

dalam hubungannya dengan nilai yang dijanjikan (terkait dengan kebutuhan /

keinginan / minat), maka kita perlu memikirkan cara merendahkan biaya atau

mengajak individu melihat nilai yang berguna setimpal dengan tingginya biaya.

Mungkin dilihat dari segi kepuasan, biaya yang dipakai terlalu tinggi. Solusinya

mungkin terletak dalam hal kemudahan individu untuk melaksanakan perilaku

pada program penyakit yang dimiliki. Sebagai contoh, daripada individu harus

mendatangi klinik untuk mendapatkan tablet pencegahan limfatik filariasis,

mungkin kita harus memberikan tablet ke rumah. Meskipun hal ini bukanlah isu

komunikasi, paling tidak analisa situasi pasar (SMA) menjadikan hal ini sebagai

perhatian dari manajemen sistem kesehatan.

Lihat catatan no.4.9 dibawah ini yang menerangkan bagaimana perhitungan

biaya–nilai dapat dipengaruhi oleh label perilaku (sehingga meningkatkan persepsi

dari nilai) dan pemberian insentip (sehingga mengurangi persepsi dari biaya).

Akhirnya, “C” keempat adalah ‘Communication / Komunikasi’ (berlawanan dengan

“P” – Production / Produksi) menjadi terpadu dan menyenangkan, melihat

gabungan intervensi komunikasi (PR-Humas, Advokasi, mobilisasi administrasive,

periklanan, media massa, media tradisional, mobilisasi masyarakat, penjualan

perorangan / konseling, promosi ti tempat layanan, dll) yang menyenangkan. Lebih

banyak daripada hanya berfokus pada promosi pelayanan atau produk, dan

memproduksi poster, T-shirt dan pamflet. Hal ini juga disadari bahwa tidak ada

satupun peluru komunikasi yang ampuh. Komunikasi menjadi kegiatan tukar

menukar informasi dengan konsumen yang berhubungan dengan 3 ”C” yang lain:

ini adalah solusi yang mengagumkan terhadap kebutuhan anda terhadap rasio

nilai – biaya yang baik dan menyenangkan. Dan hal ini juga melibatkan

kepuasan konsumen dalam melihat rasio nilai – biaya. Hal ini sangat berbeda dari

sekedar mempromosikan merk. Dan hal tersebut perlu dilakukan secara massive,

Page 61: Jazmedia COMBI - WHO

61

repetitive (berulang – ulang), intensive, persisten (M-RIP). Kita akan kembali lagi

ke C keempat ini pada langkah no. 4 dan 5.

Namun demikian, untuk saat ini, seperti kita perhatikan obyektive perilaku dalam

hubungannya dengan C yang ke empat, maka kita perlu untuk mengklarifikasi

aspek – aspek tersebut pada ketiga C yang lainnya yang menjadi dasar untuk

publik dapat menerimanya.

CATATAN 3.10 MELAKSANAKAN ANALISA DILO (DAY IN THE LIFE OF / )

DAN

MILO (MOMENT IN THE LIFE OF / )

Analisa DILO digunakan untuk menggali konteks situasi dan keseharian dimana

yang perilaku direkomendasikan sedang di dorong. Analisa DILO, menghendaki

untuk memeriksa kegiatan sehari – hari dari mereka yang ingin kita dorong untuk

mempertimbangkan perilaku sehat. Apakah melalui pengamatan atau narasi

individu, seseorang membuat daftar kegiatan keseharian mereka sejak dari

bangun pagi sampai mau tidur malam. Analisa ini membantu kita memberi empati

pada konsumen, untuk mengetahui saat untuk melakukan kontak komunikasi,

menempatkan perilaku yang dianjurkan kedalam kehidupan sehari-harinya

sehingga kita lebih memahami faktor – faktor yang mendukung atau menghambat

aksi dari perilaku sehat. Dengan cara ini seseorang mendapatkan perasaan yang

lain dari bagaimana mereka merasakan keterlibatan biaya dalam melaksanakan

perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh analisa DILO di satu komunitas

mungkin menunjukkan bahwa hampir seharian penuh, sebagian besar orang

dewasa berada diluar rumah, bekerja di sawah, meski pada akhir pekan. Pada

program pemberian pengobatan masal, hal ini membangkitkan beraneka

pertanyaan strategis seperti: bagaimana kita menjangkau individu – individu

tersebut dengan komunikasi?, kapan waktu terbaik untuk melakukan kunjungan

rumah? Apa pendekatan yang harus dilakukan untuk mendistribusikan obat pada

situasi ini?, bagaimana kita mengurangi biaya dari perilaku yang

direkomendasikan dengan tidak terlalu membebani mereka untuk meninggalkan

sawahnya untuk mendapatkan obat.

Page 62: Jazmedia COMBI - WHO

62

Analisa Moment In the Life Of (MILO) adalah modifikasi dari DILO yang

menangkap bagian –

bagian penting dari saat - saat ketika seseorang mengharapkan perilaku tertentu

akan dilaksanakan. Berdasarkan pengamatan atau main peran, seseorang

memperhatikan langkah – langkah apa yang terlibat dalam menjalankan perilaku

yang direkomendasikan. Hal ini lebih memungkinkan untuk memberi empati

langsung pada, contoh: individu yang hadir di Pusat kesehatan untuk memeriksa

sputum TB. Dalam menggali momen tersebut seseorang berusaha melihat proses

dari titik pandang individu dan mencatat bagaimana proses khusus telah

membebani kelengkapan proses pemeriksaan sputum TB. Sekali lagi, sifat dari

biaya terhadap perkembangan individu. Jika melalui proses ini seseorang dapat

mengantisipasi bagaimana orang akan bereaksi, maka seseorang dapat lebih

mempersiapkan mereka untuk momen dari aksi dan memfasilitasi penerimaan

dari perilaku yang dianjurkan. Sebagai contoh, pada kasus pemberian pengobatan

masal limfatik filariasis, analisa MILO menempatkan seseorang kedalam situasi

seorang relawan kesehatan yang muncul di pintu rumah dan menawarkan 4

sampai 7 tablet yang harus diminum ditempat. Latihan MILO mempermudah

pemahaman dari apa yang mungkin sedang melintasi didalam pikiran anggota

keluarga saat itu dan mendorong untuk mempertimbangkan apa yang dapat

dikerjakan sebelum dan ketika itu guna mendukung penerimaan dari tablet yang

ditawarkan.

CATATAN 3.11 LAKUKAN LATIHAN PENEMPATAN / TOMA (TOP OF

THE MIND ANALYSIS – ANALISA APA YANG

SEDANG

DIPIKIRAN)

Analisa puncak pikiran (TOMA) memungkinkan seseorang untuk menggali

persepsi yang berhubungan dengan isu tertentu. Kegiatan ini melibatkan latihan

sederhana dalam mengajukan pertanyaan pada berbagai orang mengenai hal apa

yang pertama datang kedalam pikiran mereka ketika mendengar kata atau

kalimat tertentu (berkaitan dengan perilaku yang direkomendasikan), apa hal

yang kedua dan yang ketiga. Dengan cara ini, setelah mengajukan pertanyaan –

pertanyaan tersebut kepada masyarakat maka seseorang dapat merasakan apa

Page 63: Jazmedia COMBI - WHO

63

yang ada pada puncak pikiran orang sehubungan dengan penyakit atau perilaku

tertentu. Pengetahuan mengenai rumor dan mitos seringkali berkembang dari

TOMA. Sebagai contoh, analisa pemikiran dari kata ‘Filariasis’ dapat menunjukan

bahwa orang berpikir sebagai ‘hukuman Tuhan’, Cacat menetap’, atau ‘Penyakit

bulan baru’. Jika hal tersebut yang segera timbul dalam pikiran sebagian

masyarakat, maka ini merupakan indikasi bahwa dibutuhkan dorongan yang lebih

substansial kepada masyarakat untuk melihat penyebab penyakit yang

sesungguhnya dan bagaimana penyakit tersebut dapat dicegah.

Jika kita kembali ke catatan no.3.7 diatas tentang analisa kekuatan lapangan dan

bagaimana hal itu digunakan dengan memperhatikan persepsi orang, maka

seseorang akan melihat bagaimana TOMA dapat membantu seseorang untuk lebih

mengerti persepsi orang pada saat itu, mencatat bagaimana secara mentalitas

kedudukan perilaku tertentu dalam pikiran orang. Analisa ini dapat menunjukkan

bahwa kita perlu mengajak individu secara mentalitas dalam proses reposisi

perilaku sehingga dapat diterima dengan harmonis terkait dengan status

kesehatan mereka. TOMA memungkinkan seseorang mengelompokkan faktor –

faktor yang akan menuntun keikutsertaan individu dalam mereposisi perilaku

terhadap penyakit.

Jalan lain melihat TOMA adalah melihatnya sebagai cara memeriksa persepsi

orang atas “label perilaku”. Hal ini dapat menuntun kepada labeling perilaku yang

lebih baik.

Jika didalam program kita menggunakan petugas kesehatan atau relawan dan

persepsi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dan petugasnya adalah:

pelayanannya buruk dengan petugas yang tidak perduli, maka pertimbangan

strategis utama adalah bagaimana meminimalisir persepsi tersebut (yang mungkin

sangat baik bila berdasarkan pada pengalaman kontak nyata). Implikasinya

mungkin kita perlu melatih petugas / relawan dengan benar, membangun

keterampilan komunikasi interpersonal, membuat mereka tampil beda dengan

seragam dan badge yang lain untuk meningkatkan keberadaan dan kredibilitas

nya, dan kemudian memberitahu masyarakat mengenai perubahan tersebut.

Melalui cara inilah TOMA membantu membuat rencana COMBI.

Page 64: Jazmedia COMBI - WHO

64

CATATAN 3,12 : LAKUKAN ANALISA KOMPETITOR

Melakukan analisa kompetitor adalah menanyakan apa perilaku alternative yang

dikerjakan diluar perilaku yang direkomendasikan. Dalam bidang kesehatan

seringkali kita tidak melihat adanya kompetitor. Dengan mudah kita katakan

bahwa orang menolak perilaku yang dianjurkan dan memilih tidak melakukan apa

– apa. Dari sudut pandang komunikasi konsumen, “tidak melakukan apa –apa”

sebenarnya adalah suatu kompetitor. Itu adalah pilihan Individu yang

mengharuskan kita untuk menggali ada apa dengan pilihan tersebut. Jawabannya

akan memberikan dasar yang lain untuk mengajak orang dalam

mempertimbangkan perilaku sehat.

Kompetitor umum yang lain dan dimensi lain dari “tidak berbuat apa – apa”

adalah Take a Chance (TAC) – mengambil kesempatan”. Sebagai contoh, orang

berikir bahwa mereka tidak terlalu berisiko dan karenanya memilih mengambil

kesempatan mengatakan bahwa mereka tidak akan mengidap filariasis daripada

memilih perilaku yang direkomendasikan yaitu memilih meminum tablet

pencegahan. Sangat membantu apabila kita memeriksa kenapa TAC memiliki

appeal.

Kadangkala terdapat kompetitor dalam bentuk layanan alternative atau perilaku

alternative. Daripada pergi ke klinik untuk mendapat pemeriksaan kemungkinan

TB, seseorang akan memilih gantinya dengan pergi membeli obat batuk ke toko

obat / apotik terdekat. Analisa kompetitor membantu mengenali perilaku atau

layanan alternative mereka sebagai pilihan yang diinginkan dibanding perilaku

yang direkomendasikan. Semakin kita memahami seruan dari kompetitor –

kompetitor tersebut semakin baik kita mengajak orang dalam menggali manfaat

dari perilaku yang direkomendasikan.

CAT 3.13 MELAKSANAKAN ANALISA MS.CREFS (KOMUNIKASI SITUASI /

ISU)

Page 65: Jazmedia COMBI - WHO

65

MS.CREFS adalah singkatan yang menyoroti komponen – komponen kunci dari

proses komunikasi. Setiap huruf mewakili komponen komunikasi yang berbeda

dan dijelaskan dibawahnya). Mengerjakan analisa MS .CREFS adalah mencermati

pasar dari sudut pandang komponen – komponen ini, dengan bercermin pada

implikasinya pada rencana COMBI.

Proses komunikasi melibatkan Message (Pesan), dari Source (Sumber) yang

dikirimkan melalui Channel (Saluran) kepada Receiver (Penerima) dengan Efek

tertentu yang dimaksudkan dengan peluang memberikan Feedback (Umpan balik),

kesemuanya berlangsung dalam Setting (Keadaan) tertentu.

Sebagai suatu proses, komponen – komponen tersebut saling terkait.

Analisa MS.CREFS menjadi tugas dalam hal membangkitkan beraneka

pertanyaan yang berhubungan dengan tiap komponen. Berikut ini adalah daftar

beberapa pertanyaan (yang lebih bersifat menyarankan.

Message (Pesan): Pesan apa yang beredar saat ini mengenai suatu penyakit

tertentu dan apa hubungannya dengan perilaku? Pesan apa yang

diinginkan masyarakat? Bahasa apa yang sebaiknya digunakan untuk

pesan – pesan tersebut? Apa pesan – pesan yang dapat membuat perilaku

yang direkomendasikan menduduki tempat terbaik dalam pikiran mereka?

Pesan – pesan apa yang akan berperan sebagai pemicu aksi? Akankah

diperlukan pesan – pesan yang berbeda untuk pendengar yang berbeda?

Apakah terdapat pesan – pesan tertentu (dari sektor swasta atau

pemerintah) yang kelihatan mempunyai daya ingat yang tinggi, bagaimana

pesan – pesan tersebut mengarahkan pada apa yang telah tertanam dalam

alam sadar masyarakat? Apakah terdapat rumor yang menetap?, dapatkah

seseorang mengantisipasi pesan – pesan yang mungkin beredar dan

menciptakan krisis pelaksanaan?

Sumber: siapa sumber di masyarakat yang saat ini kredibel dan dapat

dipercaya?, apa yang membuat mereka demikian?, apakah ada individu

terkenal (olahragawan, aktor, politisi) yang nampak sebagai sumber

Page 66: Jazmedia COMBI - WHO

66

informasi yang kredibel dan dapat dipercaya?, apakah ada karakteristik

tertentu yang dapat dipegang dari sumber informasi yang kredibel dan

dapat dipercaya oleh masyarakat? Untuk perilaku tertentu yang sedang

diajukan, siapa yang mungkin berperan sebagai sumber informasi yang

kredibel dan dapat dipercaya didalam masyarakat? Sejauh mana petugas

kesehatan dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang kredibel dan

dapat dipercaya?, sejauh mana pelatihan dan penampilan mereka (seperti,

seragam) dapat meningkatkan kredibilitas dan keakhliannya?, sejauh mana

guru dan murid sekolah berperan sebagai sumber informasi?.

Channel (Saluran): saluran komunikasi apa yang saat ini berfungsi di

dalam masyarakat?, saluran komunikasi apa yang pernah digunakan dalam

komunikasi kampanye kesehatan sebelumnya?, saluran komunikasi apa

yang digunakan dalam kampanye politik?, apakah terdapat pertemuan -

pertemuan masyarakat sebagai bagian dari struktur pemerintahan

setempat?, apakah ada media masa yang siap?, berapa banyak diantara

masyarakat yang telah dan mendengarkan radio / TV?, berapa banyak yang

membaca surat kabar?Apa saluran atau program radio atau TV yang paling

terkenal?, surat kabar apa yang mempunyai jangkauan luas?, Media

tradisional apa yang digunakan dalam komunikasi?, Apakah rumah ibadah

merupakan saluran potensial untuk komunikasi pesan – pesan kesehatan?,

apakah terdapat tempat – tempat yang masih berfungsi untuk orang

berkumpul (resmi atau tidak resmi) dan bertukar informasi?, Apa saluran

komunikasi baru dan murah yang perlu di kenalkan pada masyarakat?,

apakah ada agen iklan yang berpengalaman di masyarakat dalam

menggunakan saluran komunikasi yang tersedia?.

Receiver (Penerima): siapa pendengar / segmen pasar yang akan di sertakan

dalam komunikasi tentang perilaku spesifik?, Apa yang kita ketahui

tentang mereka dari sudut pandang demografis, psikografis, atau

etnografis? Apa status HIC-DARM mereka bila berhadapan dengan perilaku

yang direkomendasikan?

Page 67: Jazmedia COMBI - WHO

67

Efekct (Efek): Apa efek / dampak yang ada dari upaya – upaya komunikasi

kesehatan yang lain?, Apa tanggung jawab dari efek / dampak?, Efek apa

yang dimaksudkan dari upaya – upaya komunikasi yang direncanakan

sehubungan dengan pernyataan obyektive perilaku?.

Feedback (Umpan balik): Apa mekanisme umpan balik yang ada didalam

masyarakat yang dapat mempermudah seseorang untuk memeriksa apakah

pesan – pesan sedang didengar dan dimengerti seperti yang dimaksudkan?

Sistem umpan balik apa yang mungkin layak untuk dipakai untuk suatu

pemeriksaan bila saat ini belum ada sistem yang berjalan?.

Setting (Situasi): Untuk berbagai kemungkinan intervensi komunikasi yang

dipertimbangkan, dalam keadaan apa akan dilakukan?, apakah di muka

pintu rumah?, didalam ruang keluarga?, di Puskesmas?, dibawah pohon?,

disuatu fasilitas dengan atau tanpa penerangan?, dihalaman rumah kepala

desa?, diruang serbaguna sekolah?, di jalan raya?. Bagaimana situasi ini

akan mempengaruhi rancangan intervensi komunikasi?, apakah suatu

keadaan menganjurkan periode waktu dengan kenyamanan tertentu untuk

aksi komunikasi?

Eksplorasi MS.CREFS ini memberi dasar pada aksi komunikasi yang lebih

terperinci yang akan diberikan pada langkah selanjutnya.

CATATAN 3.14 KEBUTUHAN RISET LANJUTAN

Sewaktu melakukan analisa situasi pasar (SMA), akan ada pertanyaan yang muncul

dan belum tersedia jawabannya. Hal ini akan menjadi saran mengenai area riset

selanjutnya. Area ini sebaiknya diidentifikasi dan jika kerangka waktunya layak

untuk membuat rencana COMBI, sebaiknya dibuat pengaturan yang membuat

terlaksananya riset.

Page 68: Jazmedia COMBI - WHO

68

CATATAN 3.15: MEMBUAT PERSYARATAN RENCANA COMBI

Sewaktu analisa situasi pasar telah dilakukan, mungkin berkembang isu – isu dan

tema yang mungkin tidak sesuai dengan intervensi komunikasi. Sebagai contoh,

mungkin terdapat beraneka layanan yang berhubungan dengan isu – isu seperti jam

buka klinik, atau tidak tersedianya obat di klinik, dsb. Hal itu membuang – buang

waktu untuk memulai upaya COMBI kecuali sudah tersedia pelayanan yang

berhubungan dengan perilaku yang direkomendasikan, hal itu penting untuk

mengetahui kemungkinan persyaratan program penyakit untuk rencana COMBI,

seperti kesiapan petugas kesehatan terlatih yang tersedia dan ketersediaan obat di

tempat pelayanan. Persyaratan ini harus ditunjukkan kepada manajer program

penyakit dengan catatan bahwa upaya COMBI harus dilaksanakan hanya setelah isu

– isu tersebut telah diatasi.

Page 69: Jazmedia COMBI - WHO

69

LANGKAH 4

STRATEGI COMBII

4. MEMBUAT STRATEGI COMBI UNTUK MENCAPAI

PERNYATAAN OBYEKTIVE PERILAKU

Strategi COMBI keseluruhan menunjukan pada pendekatan yang luas bahwa

program COMBI dilakukan untuk mencapai obyektive perilaku. Strategi dibuat

secara bijak dengan memadukan kegiatan – kegiatan komunikasi dan mobilisasi

sosial yang langsung ditujukan pada hasil perilaku yang diharapkan. Strategi

COMBI harus memasukkan pesan – pesan kunci, urut – urutannya menyuarakan

keseluruhan strategi, campuran dari aksi – aksi komunikasi (mobilisasi

administrasi / advokasi publik / Humas /, mobilisasi masyarakat, pengiklanan,

penjualan perorangan / komunikasi interpersonal, promosi ditempat pelayanan),

adanya hubungan baik diantara perbedaan aksi – aksi komunikasi, dan tinjauan

yang luas dari bagaimana rencana itu di kelola dan dievaluasi. Catatan – catatan

berikut dimaksudkan untuk membantu menuntun seseorang melewati langkah ini.

Catatan – catatan ini juga dimasukan kedalam spesifikasi aksi – aksi komunikasi

yang lebih rinci pada langkah no.5

CATATAN NO. 4.1 PENETAPAN KEMBALI OBYEKTIVE PERILAKU

Memperhatikan langkah no.3 (analisa situasi pasar), maka pada langkah (saat) ini

baik bila dilakukan tinjauan terhadap obyektive perilaku yang telah ditetapkan

pada langkah no.2 dan memperbaikinya jika diperlukan. Sekarang seseorang

mungkin telah mempunyai informasi pasar dan pandangan yang lebih baik yang

dapat membantu menetapkan kembali obyektive perilaku dengan ketepatan dan

spesifikasi yang lebih baik.

Page 70: Jazmedia COMBI - WHO

70

CATATAN 4.2 MEMBUAT “OBYEKTIVE KOMUNIKASI” YANG AKAN

DICAPAI

DALAM RANGKA MEMBERI KONTRIBUSI DALAM

MENCAPAI

OBYEKTIVE PERILAKU.

Dalam hal operasional, COMBI dalam artian luas adalah tentang (tapi tidak

terbatas) mengerjakan beraneka aksi – aksi komunikasi yang akan memberi

kontribusi dalam mencapai hasil – hasil perilaku yang spesifik. Cara berkontribusi

ini dibuat dengan “menyandingkan komunikasi” dengan “konsumen” mengenai

faktor – faktor pendukung dan penghambat yang berkembang dari analisa situasi

pasar (langkah no.3) dan dapat diarahkan pada intervensi komunikasi. Analisa

situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa faktor penghambat harus

diatasi dengan kesulitan akibat dari jam buka dan tutup Pusat keehatan. Hal ini

bukan merupakan sesuatu yang dapat diterima pada intervensi komunikasi.

Namun demikian jika analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa faktor

penghambatnya adalah karena orang tidak mengetahui dimana letak Pusat

kesehatan, maka intervensi komunikasi yang berguna adalah dengan memusatkan

pada promosi tempat pelayanan dengan obyektive komunikasi nya adalah

membuat orang menjadi sangat perduli dimana tepatnya letak Pusat kesehatan.

Sebagai contoh, analisa situasi pasar mengindikasikan bahwa perhatian orang

akan obat pencegahan Limfatik Filariasis adalah karena air kencing menjadi

berwarna merah, maka obyektive komunikasi nya harus memberi jaminan kepada

mereka mengenai hal tersebut dengan menjelaskan bahwa hal ini dapat terjadi

hanya pada sebagian kecil orang dan kondisi tersebut hanya fenomena sementara

yang berakhir dalam satu atau dua hari dan hal itu disebabkan warna bahan

pembuat tablet.

Analisa situasi pasar mungkin sudah mengindikasikan bahwa banyak rumor dan

mitos yang tetap bertahan dan hal tersebut dapat menghambat respon perilaku

orang. Seseorang harus membuat batasan obyektive komunikasi yang ditujukan

pada rumor dan mitos tersebut.

Mungkin kita mempunyai beberapa obyektive komunikasi yang ditujukan pada

mengamankan hasil–hasil perilaku yang dimaksudkan. Setiap obyektive

Page 71: Jazmedia COMBI - WHO

71

komunikasi menunjuk pada tema - tema, isu - isu, dan “pesan – pesan” yang perlu

dalam membentuk dasar bagi “menyandingkan komunikasi” dengan konsumen /

klien / individu / masyarakat / bangsa.

CATATAN 4.3: MENGANTISIPASI TIGA USAHA DARI KOMUNIKASI BILA

SESEORANG MEMBUAT STRATEGI: PILIHAN PERHATIAN ,

PILIHAN PERSEPSI, PILIHAN MENGINGAT.

Ketika kita membuat strategi dan juga rencana aksi COMBI, kita perlu

mengantisipasi rintangan terhadap komunikasi yang efektive. Terdapat 3

fenomena kunci yang didapat dari pengalaman komunikasi yang bergesekan

dengan efektivitas komunikasi. Fenomena ini sangat umum dalam penggunaan

media massa tetapi juga sangat lazim pada komunikasi interpersonal. Ketiga

fenomena itu adalah:

Pilihan Perhatian

Pilihan Persepsi

Pilihan Ingatan

Pilihan Perhatian: pada setiap interaksi komunikasi, tidak mungkin secara total

interaksi dapat senantiasa menarik perhatian sepanjang waktu. Secara alami

pikiran kita akan menyimpang dan menerawang. Biasanya kita penuh perhatian

hanya untuk waktu sekitar 40 detik dan kemudian menurun, dan mulai

memikirkan sesuatu yang lain. Setelah beberapa detik beralih kemudian kita

kembali ke pesan / berita ditangan, lalu memberi perhatian lagi untuk sejenak dan

kemudian kembali lagi beralih. Keadaan ini berlangsung selama aksi komunikasi.

Fenomena ini terjadi pada interaksi tatap muka dan ketika terpajan pada media

masa. Ketika kecenderungan untuk beralih pikiran ini tidak mungkin untuk secara

total dihilangkan, maka kita perlu bekerja untuk mengurangi frekuensi pola itu

dengan berbagai perangkat yang dapat mempertahankan perhatian. Karena

perhatian yang naik turun maka penting untuk membuat variasi pengulangan yang

konstan dari tema – tema kunci sehingga mereka yang tidak menangkap diawal akan

dapat memperolehnya kemudian.

Paying

Attention

Page 72: Jazmedia COMBI - WHO

72

Dengan media masa, seseorang menjadi sasaran serangan brutal dari perhatian

pilihan. Membaca surat kabar dengan baik menggambarkan bagaimana beberapa

cerita akan menarik perhatian dan lainnya tidak karena karakteristik dari berita

utama dan paragraph pembuka. Oleh karena itu persiapan bahan – bahan untuk

wartawan sebaiknya dipandu menurut kebutuhan berita utama yang menarik dan

sesuai dengan paragraph pembuka. Produksi program radio dan TV juga sebaiknya

diberi tahu mengenai tendensi pikiran orang untuk beralih. Ada tradisi lama

dalam memasang iklan di radio dan TV, bahwa seseorang perlu mengambil

perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari iklan. Jika tidak, seseorang

akan kehilangan perhatian pemirsa untuk sisa iklan selanjutnya.

Pilihan perhatian pada media masa elektronik juga dapat menjadi dasar pemilihan

untuk mendengarkan program lain. Program kesehatan 15 menit yang rutin dari

kementerian kesehatan mungkin tidak didengarkan karena orang lebih memilih

program musik populer disaluran radio yang lain, kecuali kalau program 15 menit

tersebut disiarkan dengan suatu cara yang membuat pendengar terdorong untuk

mendengarkannya. Tentu saja jika tidak ada program saingan yang lain maka

siaran kesehatan tersebut tetap disaluran pendengar tapi mungkin diperlakukan

sebagai suara latar belakang saja tanpa didengarkan secara aktive kecuali bila

siaran itu diproduksi dengan penuh penyesuaian terhadap selera pendengar.

Juga ada dimensi psiklogis untuk pilihan perhatian. Pesan yang pasti tentang apa

yang dipercayai seseorang biasanya hadir lebih sungguh - sungguh daripada pesan

yang menggangu nilai dan kepercayaan seseorang yang sudah ada. Perokok

kemungkinan besar tidak mau mendengarkan pesan yang mengatakan bahwa

merokok akan membunuh anda. Strategi komunikasi dari seseorang terhadap hal

Paying

attention

Attention

Wanders Attention

Wanders

Paying

attention

Page 73: Jazmedia COMBI - WHO

73

itu ialah perlu menemukan cara untuk mengatasi tendensi tersebut jika secara

nyata apa yang ditampilkan akan menyusahkan individu.

Secara alamiah orang akan mendengar apa yang ingin dia dengarkan. Jika mereka

telah tertarik pada luka Buruli melalui pengalamannya tentang penyakit itu atau

mengetahui ada seseorang dengan penyakit itu, maka mereka akan lebih menerima

untuk terus mendengarkan isu itu di program radio. Orang yang melihatnya bukan

sebagai masalah, cenderung akan mengabaikan narasi yang panjang di radio atau TV

kecuali kalau perhatian mereka segera ditangkap dan mereka cepat memahami

kenapa mereka berisiko.

Pilihan Persepsi: Hal ini merujuk pada kecenderungan alamiah orang untuk

menerima atau menapsirkan simbol – simbol dan pesan – pesan dari sudut

pandangnya, pengaruh budaya, tradisi, bahasa, sosial, tingkat pendidikan, dll.

Suatu keajaiban bila komunikasi yang efektive dapat mencakup seluruhnya,

adanya fenomena pilihan persepsi ini sangat mungkin seseorang untuk

menapsirkan kata – kata dan signal –signal dengan cara yang berbeda daripada

yang sebenarnya dimaksudkan oleh sumber informasi. Oleh karena itu strategi

komunikasi perlu menyadari akan bahaya yang tercipta akibat dari fenomena ini.

Setiap upaya harus dibuat untuk menjamin bahwa apa yang dimaksudkan dalam

komunikasi adalah apa yang dirasakan. Pesan – pesan sederhana, bebas dari

jargon adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah pilihan persepsi. Kita

semua mengetahui rancangan poster dan pesan – pesan telah ditafsirkan dengan

cara yang benar – benar berbeda oleh orang yang berbeda. Selanjutnya perlu

dilakukan pre – test yang seksama dari rancangan – rancangan dan pesan – pesan,

untuk menjamin, sejauh mana kemungkinan bahwa hal itu akan dimengerti oleh

seluruh masyarakat seperti apa yang dimaksudkan.

Seringkali informasi baru ditafsirkan orang dalam hubungannya dengan sikap dan

kepercayaan yang hidup saat itu, dan dengan cara bahwa kepercayaan yang hidup

saat ini tetap utuh.

Makin banyak yang kita ketahui tentang sikap dan kepercayaan tersebut, maka

kita dapat merencanakan aksi komunikasi yang lebih baik, yang akan

membawanya kedalam pertimbangan karena kita berusaha mengatasi rintangan

Page 74: Jazmedia COMBI - WHO

74

yang tercipta oleh pilihan persepsi. Jika individu percaya bahwa Limfatik

Filariasis adalah hukuman dari Tuhan maka pesan – pesan terhadap keadaan

yang sebaliknya (kecuali dibangun dengan seksama) dapat ditolak dan ditafsirkan

ulang yang berarti “Oh jadi karena inilah Tuhan menghukum kita”.

Pilihan mengingat: merujuk pada fenomena alamiah komunikasi yang lain:

kecenderungan kita untuk mudah lupa. Sebagai konsekuensinya strategi

komunikasi yang efektive akan berusaha menjamin pengulangan pesan – pesan

secara konstan sebagai jalan untuk mengatasi kecenderungan ini. Pengumuman

layanan masyarakat di radio dipancarkan sekali sehari jelas sekali lebih mungkin

untuk dilupakan dibanding bila di pancarkan 8 kali sehari.

Pilihan mengingat juga terjadi di tingkat alam bawah sadar. Setiap orang

mengingat kejadian – kejadian yang mempunyai arti bagi mereka. Seringkali

pilihan mengingat ini terjadi dalam melupakan sesuatu yang memang ingin

dilupakan seseorang, seperti memori yang tidak menyenangkan atau pandangan

yang tidak sesuai dengan orang lain.

Terlalu banyak informasi juga menyebabkan banyak lupa, seperti presentasi yang

berisi terlalu banyak informasi. Nasehat umum dalam membuat presentasi adalah

seseorang harus tetap berpegang pada 3 poin utama karena kita tidak mau

mengingat lebih dari 3 poin utama selama presentasi. Dan disini juga, dengan

pengulangan ke tiga poin utama maka kecenderungan untuk lupa akan dapat

diatasi.

CATATAN 4.4: BERPIKIR M – RIP (MASSIVE, REPETITIVE, PERSISTENT,

INTENS) SEBAGAI RANCANGAN STRATEGI

Program – program komunikasi dengan intensitas yang minimal tidak ubahnya

seperti meludah ke udara atau melempar nyamuk ke gajah. Untuk memproduksi

suatu pengumuman melalui spot radio berdurasi 60 detik hampir tidak memberi

dampak sama sekali bila disiarkan hanya beberapa kali sesaat sebelum program

berita nasional. Aksi – aksi dan intervensi – intervensi komunikasi perlu

dikerjakan dengan secara besar - besaran, berulang - ulang, bersemangat, dan

Page 75: Jazmedia COMBI - WHO

75

terus menerus. Banyak diantara spesialis komunikasi pemasaran berpandangan

bahwa ketika seseorang menggunakan media tertentu maka seseorang harus

mendominasi media tersebut. Jika akan menggunakan spot radio, jangan

menggunakannya hanya sekali sehari tetapi rencanakan untuk menggunakannya

6 – 10 spot perhari.

Komuikasi M-RIP merupakan pendekatan yang efektive dalam menghadapi

masalah akibat dari pilihan – pilihan perhatian / persepsi / mengingat. Tetapi

seseorang harus sudah mewaspadai sebelumnya: bahwa program M-RIP tidak

dapat dikerjakan dengan biaya murah. Sektor swasta sudah mengetahui hal ini

secara baik dan siap membuat rencana dan anggaran yang sesuai, sedang kita di

sektor publik yang bekerja menuju ke dampak perilaku yang luas dibidang

kesehatan masih belum menggunakannya secara penuh.

Program – program komunikasi M-RIP biasanya membangkitkan reaksi “tidak

dapatkah kita, hanya membatasi pada sebagian kecil intervensi kunci?”. Berikut

ini adalah jawaban instruksional: seorang CEO dari suatu perusahaan produk

konsumen utama di Amerika, dalam menjawab pertanyaan serupa dari beberapa

mahasiswa jurusan bisnis, menerangkan bahwa 50% dari apa yang dilakukan

perusahaan dalam komunikasi konsumen mungkin membuang – buang waktu

tetapi sulit untuk mengatakan yang 50% lagi adalah sia – sia. Daripada

menghabiskan uang dalam jumlah banyak hanya untuk mengetahui bahwa yang

50% itu adalah sia – sia, lebih baik uang itu digunakan untuk intervensi pada hal –

hal yang lebih kurang sama, sepanjang hasil perilaku konsumen tetap terjadi.

Rencana komunikasi M – RIP mungkin pada mulanya kelihatan berlebihan tetapi

intervensi ini diperlukan untuk dampak perilaku.

Terdapat satu aspek lain dari komunikasi M-RIP yang berguna: Pengalaman

komunikasi konsumen menunjukkan bahwa dalam rangka menanamkan tema

perilaku yang memadai guna mendorong ke pelaksanaan perilaku, konsumen perlu

“di benturkan” baik melalui penglihatan dan pendengaran selama 6 kali sehari,

beberapa hari per minggu, untuk periode 3 minggu atau lebih, dalam beraneka

kesempatan komunikasi.

Page 76: Jazmedia COMBI - WHO

76

CATATAN 4.5: PENJELASAN PENGGABUNGAN INTERVENSI

KOMUNIKASI

TERPADU DALAM HUBUNGANNYA DENGAN ”C” YANG

TERAKHIR

DARI 4 ”C” DARI KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU (IMC)

“C” terakhir dari komunikasi pemasaran terpadu (lihat cat no.3.9) merujuk pada

penggabungan yang arif dari intervensi komunikasi terpadu yang difokuskan pada

obyektive perilaku dan penerimaan tema: ”kami memiliki solusi hebat dalam

menanggapi kebutuhan / keinginan / minat anda dengan hubungan nilai dan biaya

yang sangat bagus serta kami menyediakan dengan baik”. Dalam membuat

Strategi COMBI pada langkah no.4 ini, kami perlu memberikan penjelasan

mengenai aksi – aksi komunikasi terpadu yang akan mendorong orang untuk

secara aktive mempertimbangkan perilaku yang direkomendasikan. Aksi – aksi

komunikasi ini dikelompokkan kedalam 5 kategori utama:

(a) Mobilisasi administrasi / advokasi masyarakat / Humas: disini kami

menempatkan perilaku sehat yang direkomendasikan pada agenda

manajemen publik dan program / administrasi lewat media massa: sampul

berita, talk show, opera sabun, jurubicara selebriti, program diskusi.

Pertemuan / diskusi dengan berbagai kategori pimpinan pemerintahan dan

masyarakat, penyedia layananan, petugas administrasi, memo pejabat,

pertemuan mitrakerja, konferensi dan keterangan pers. Pengalaman yang

lampau memastikan bahwa publik perlu memiliki perasaan pentingnya isu

kesehatan dan merasa berisiko karena harus memikirkan perilaku sehat

yang direkomendasikan. Kita mengetahui bahwa jika kita tidak

memperoleh dukungan penuh dan penuh antusias dari petugas administrasi

dan manajemen kesehatan pada suatu kampanye kesehatan, tidak mungkin

kita memiliki petugas kesehatan yang dapat memberi tanggapan yang

benar terhadap mereka yang mencari tahu apa arti dari mengerjakan

perilaku sehat tertentu.

Page 77: Jazmedia COMBI - WHO

77

(b) Mobilisasi masyarakat: disini kita mendorong institusi masyarakat,

masyarakat dari struktur pemerintahan, pimpinan masyarakat dalam

mencermati perilaku yang direkomendasikan dan menggerakkan

keterlibatan masyarakat dalam menunjukkan perilaku kepada keluarga

dan individu. Termasuk dalam aksi - aksi komunikasi adalah riset

partisipatori, pertemuan kelompok masyarakat, pertemuan mitrakerja,

media tradisional, musik, gerak dan lagu, road show, drama masyarakat,

mobil keliling, leaflet, poster, lukisan dinding, panflet, video, kunjungan

rumah, kendaraan promosi, dll. Dari pengalaman yang lalu kita mengetahui

bahwa ketertarikan masyarakat untuk terlibat merupakan awal

penerimaan perilaku sehat.

(c) Memasang iklan, (promosi dan insentive): Disini kita menggunakan

teknik pemasangan iklan melalui radio, TV, surat kabar, dan media lain

yang tersedia (seperti poster, spanduk, bendera), mengajak orang untuk

melihat kembali manfaat perilaku yang direkomendasikan terhadap biaya

dalam melaksanakan perilaku tersebut. Sektor swasta telah menunjukkan

pada kita adanya kontribusi yang kuat dan khusus dari pemasangan iklan

(dikerjakan pada bentuk M-RIP) dalam memberikan tanggapan yang cepat.

(perhatian khusus dalam menggunakan iklan dijelaskan pada langkah

no.5). Sebagai tanbahan, seseorang dapat menganjurkan berbagai insentive

sederhana dan jalan dalam memberi label perilaku dan mempromosikannya

agar perilaku tersebut dipertimbangkan.

(d) Penjualan perorangan / Komunikasi interpersonal / Penyuluhan: disini

kita melibatkan relawan masyarakat, petugas kesehatan, anak sekolah

(lihat langkah no. 5 untuk ide – ide dalam mengikutkan anak sekolah),

pengembangan sosial tenaga kesehatan lapangan, di tingkat masyarakat, di

rumah dan terutama di tempat – tempat pelayanan perawatan kesehatan

dengan menggunakan kepustakaan internasional dan dalam mengajak yang

lain dengan insentive tambahan, dan menyediakan waktu untuk

mendengarkan apa yang jadi perhatian orang dan memperhatikannya.

Selama beberapa dekade “Penjualan perorangan” merupakan pendekatan

komunikasi konsumen yang paling kuat bagi beberapa perusahaan

Page 78: Jazmedia COMBI - WHO

78

konsumen tersukses di dunia, seperti Amway, Fuller Brush, Avon, Herba

Life. Dalam komunikasi kesehatan sebenarnya telah lama tercatat bahwa

komunikasi interpersonal memegang peran yang sama kuatnya dalam

mengajak orang untuk datang klinik atau pusat kesehatan. Kami telah

menemukan bahwa jika dilakukan dengan benar, penyampaian perilaku

sehat secara perorangan dengan melakukan kunjungan rumah secara

substansial dapat meningkatkan pencapaian respon perilaku. Yang penting

bahwa tenaga penjual perorangan yang akan melakukan kunjungan rumah

dilatih dengan benar (terutama dimensi komunikasi) dan berpakaian yang

sesuai untuk meningkatkan persepsi atas kemampuannya dan

kredibilitasnya.

(e)Promosi tempat pelayanan: disini kita melakukan promosi melalui tanda

– tanda dan simbol – simbol promosi yang mudah dilihat keberadaannya

dan mudah diakses, dalam arti untuk melakukan perilaku yang

direkomendasikan. Seseorang menyadari bahwa di sektor publik jarang

sekali Pusat kesehatan dipromosikan sebagai tempat layanan untuk jenis

perawatan kesehatan tertentu. Dibanyak negara sangat mudah

menemukan promosi keberadaan Coca Cola dibandingkan untuk

menemukan tanda yang menunjuk ke Pusat kesehatan. Dengan cara yang

sama bahwa orang perlu diingatkan untuk benar - benar jujur (dimana

membeli coca cola), orang perlu diingatkan dimana letak Pusat kesehatan

dan jenis layanan apa yang disediakan.

Berikut ini perlu ditegaskan: Seseorang berupaya keras untuk menggabung aksi –

aksi komunikasi secara strategis dibanding menegaskan jenis aksi komunikasi

tertentu. Tidak ada satupun aksi atau bahan komunikasi (poster or lukisan

dinding atau opera sabun) akan memberikan dampak perilaku yang diinginkan.

Strategi COMBI memerlukan penggabungan yang arif dari aksi – aksi yang

berbeda tapi terpadu sesuai dengan obyektive perilaku yang sedang dicari.

CATATAN 4.6: GUNAKAN SISTEM DAN PENDEKATAN KOMUNIKASI

YANG

Page 79: Jazmedia COMBI - WHO

79

ADA TAPI BELUM DIUPAYAKAN SECARA OPTIMAL

SEBAGAI

INTERVENSI YANG KREATIVE.

Dalam catatan no. 3.13 dari analisa situasi pasar, kita menggali apa sistem dan

cara komunikasi yang saat ini berfungsi ditengah masyarakat. Didalam membuat

strategi komunikasi kita sebaiknya kembali ke temuan – temuan analisa situasi

pasar dan menempatkannya secara strategis untuk digunakan pada sistem

komunikasi apapun yang sedang beroperasi.

Jika terdapat drama radio yang populer maka sebaiknya seseorang menggali

bagaimana menempatkan tema – tema perilaku kedalam satu atau dua skrip.

Seseorang tidak dianjurkan untuk menanggung seluruh biaya dalam memproduksi

opera sabun baru. Jika tidak ada tradisi mendengar sandiwara radio mungkin

lebih baik untuk tidak memberi tantangan untuk mencoba mengenalkan format

yang kita tahu cukup mahal. Jika di desa seorang pemain drum biasa digunakan

sebagai agen komunikasi, carilah jalan untuk menggunakannya sebagai media.

Jika sepeda keliling masih menggunakan pengeras suara maka seseorang perlu

meminta untuk terus menggunakannya.

Sementara kita menganjurkan pemakaian apa yang sudah ada, janganlah hal ini

menghambat kita dari pemikiran cara komunikasi yang baru dan kreative serta

tersedia dan layak secara operasional. Sebagai contoh, di Malaisia berkembang ide

penggunaan kelompok relawan pengendara sepeda yang memakai T shirt warna

warni dengan tema perilaku mengenai dengue, mereka diminta bersepeda setiap

hari minggu dari satu komunitas ke komunitas lainnya untuk mengingatkan orang

untuk melakukan perilaku yang direkomendasikan yaitu melakukan pemeriksaan

tempat – tempat perindukan nyamuk di lingkungan rumah tangga selama 30

menit. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya, tetapi secara operasional

layak dilakukan dan ternyata bekerja dengan baik.

CATATAN 4.7: MEREFLEKSIKAN KEMBALI “MS.CREFS”

Page 80: Jazmedia COMBI - WHO

80

Pada langkah no.3 (lihat catatatan no.3.13) kita mengerjakan analisa MS.CREFS

pada lingkungan pasar, yang menampilkan berbagai komponen - komponen aksi

komunikasi. Sebaiknya kita kembali ke analisa ini dan mengambil inti dari ide

yang mungkin berguna untuk diterapkan dalam mengartikulasikan strategi

komunikasi. Dengan cara ini seseorang diperkenankan untuk berpikir melalui

komponen – komponen komunikasi yang berbeda sesuai strategi yang telah

dirancang. Setiap elemen mendorong pemikiran baru. Sebagai contoh, S = source

(sumber), mendorong seseorang untuk melakukan pemikiran siapa yang potensial

sebagai “sumber” yang kredibel dan akhli dalam melakukan komunikasi lewat

radio guna membicarakan komunikasi dengan pendengar: seorang dokter

spesialis?, Pria?, Wanita?, Perawat?, Bekas pasien?, Pimpinan politik?, Aktor atau

penyanyi terkenal?. Untuk “C” = Channel (Saluran) memicu pertimbangan

mengenai media komunikasi apa yang tersedia dan dapat bermanfaat bagi strategi.

Sebagai contoh, apakah TV dilihat oleh banyak orang atau oleh kelompok

pimpinan yang sesuai guna menjamin pengggunaan yang luas? Apakah mobil

keliling masih digunakan untuk menyampaikan pesan – pesan kepada

masyarakat?. Untuk “M” = Message (Pesan), mengarahkan seseorang untuk

bertanya tentang isi dari pesan – pesan, struktur dan bahasa dari pesan yang

dimaksudkan pada “E” = efek. Dengan jalan ini, seseorang dapat memeriksa setiap

aspek dari MS.CREFS dalam membuat strategi komunikasi.

CATATAN 4.8: UPAYA – UPAYA MEMADUKAN KOMUNIKASI YANG

DIPAKAI

DAN ”INTERKASI DAN PARTISIPASI TIDAK LANGSUNG

YANG

DIRASAKAN / DIALAMI”

Dasar dari membuat orang menerima perilaku sehat adalah pengetahuan, tetapi

apa yang menjadi pusat untuk mencapai dampak perilaku adalah penerapan dari

pengetahuan. Penerapan pengetahuan menuntut komunikasi apa yang dipakai.

Jantung dari latihan / kegiatan mengajak orang dalam menggali perilaku yang

dianjurkan dan memungkinkan untuk diterima adalah mendengarkan mereka.

Inti dari komunikasi yang digunakan adalah mendengarkan orang tentang apa

Page 81: Jazmedia COMBI - WHO

81

yang menjadi perhatiannya, apa yang mereka dengar, kecemasan mereka, nilai,

persepsi dan pilihan – pilihan mereka, dan memperkenankan perkembangan

pemahaman kita mengenai perhatian mereka dengan mengetahui komunikasi dan

interaksi dengan mereka.

COMBI berusaha keras untuk menyandingkan komunikasi dalam mengajak

keterlibatan konsumen untuk mempertimbangkan perilaku yang

direkomendasikan. Dalam menGURAIKAN strategi komunikasi, penting bagi kita

untuk menjamin metode – metode komunikasi yang digunakan memperkenankan

penyesuaian komunikasi ini. Hal ini berarti, pelatihan komunikasi khusus bagi

”tenaga penjualan perorangan” atau mereka yang terlibat dalam komunikasi

interpersonal dalam memfokuskan diri pada komponen mendengarkan orang dan

menanggapi perhatian mereka. Meskipun dengan menggunakan iklan, pendekatan

yang digunakan dalam mengajak individu merupakan suatu strategi berpikir. Spot

radio berdurasi 60 detik dapat dibangun sehingga dirasakan ada percakapan

dengan pendengar dibandingkan berulang – ulang menyuarakannya kepada

pendengar, atau memakai trik – trik produk kreative yang tidak biasa untuk

mencapai tujuan.

Sebagai contoh, salah satu format yang populer dan tidak mahal untuk komunikasi

yang dipakai di radio dan TV adalah talk show atau call in show. Acara ini

mendorong perasaan “interaksi dan partisipasi yang tidak langsung”. Pendengar /

pemirsa merasa terlibat dalam percakapan atau panggilan telephon meskipun

mereka tidak melakukannya. Membayangkan keikutsertaan memudahkan

“penyesuaian” dan refleksi pada perilaku yang direkomendasikan. Kolom

pertanyaan dan jawaban dalam surat kabar lokal adalah cara lain dalam

membantu membangun perasaan ikut terlibat. Hal ini berguna untuk menggali

format media tersebut dalam merumuskan strategi komunikasi.

CAT ATAN 4.9: MEMPERTIMBANGKAN PENGGUNAAN LABEL DAN

INSENTIVE

DENGAN LOGO

Page 82: Jazmedia COMBI - WHO

82

Dalam langkah no.3 diatas (lihat catatan no.3.9) kita melihat pada konsep dari

Komunikasi Pemasaran Terpadu yang dikenal sebagai perhitungan “Biaya – Nilai”

dari konsumen terhadap perilaku yang direkomendasikan. Ada dua cara

mempengaruhi perhitungan ini didalam strategi komunikasi yaitu dengan

memakai insentive dan membuat label perilaku atau produk yang berhubungan

dengan perilaku. Sebagai contoh, dalam mendorong orang untuk datang ke klinik

desa mengambil tablet pencegahan LF, sekali – sekali diberikan kesempatan untuk

memenangkan undian penawaran murah kepada semua yang yang datang ke

klinik desa. Insentive ini menurunkan perkiraan “biaya” yang digunakan untuk

datang ke klinik desa. Dengan cara yang sama, jika obat atau pelayanan yang

akan didapatkan dapat di label, memberi nama yang berhubungan dengan “aman

dan efektive”, dan juga logo yang dengan cepat dapat membangkitkan keterkaitan

tersebut, dan yang kemudian promosi nya menjadi kuat, hal ini meningkatkan

tafsiran nilai dari apa yang ditawarkan didalam perilaku yang direkomendasikan.

LANGKAH NO.5

Menampilkan Rencana

Aksi

5. MENAMPILKAN RENCANA AKSI COMBI

Page 83: Jazmedia COMBI - WHO

83

Rencana Aksi COMBI adalah instrumen utama untuk mengatur pelaksanaan program

COMBI. Hal itu harus dibuat secara komprehensive dan jelas dengan rincian kegiatan

– kegiatan yang perlu dilaksanakan agar strategi komunikasi yang ditetapkan pada

langkah no. 4 dapat dioperasionalkan. Rencana aksi harus memasukkan semua

kegiatan – kegiatan persiapan demikian juga apa yang sesungguhnya akan terjadi bila

strategi dilaksanakan menurut berbagai kategori aksi yang dibuat pada strategi

komunikasi.

Sebagai referensi, disediakan contoh dari rencana COMBI pada annex II dari manual

ini.

CATATAN 5.1: MEMBUAT KEGIATAN – KEGIATAN KHUSUS MENURUT 5

AREA

INTERVENSI KOMUNIKASI (DAN AREA TAMBAHAN LAIN

BILA

PERLU)

Disini kita perlu membuat rincian spesifikasi dari aksi komunikasi yang ditetapkan

pada langkah “strategi” diatas, termasuk penjelasan dan rencana untuk membuat,

pembelian, harga dan distribusi dari setiap bahan – bahan komunikasi, produk,

layanan, insentive (seperti T-shirt, harga), demikian juga identifikasi pelatihan apa

bagi petugas dan mitra kerja dan kegiatan – kegiatan supervisi yang diperlukan (pada

siapa, apa, dimana, kenapa, siapa yang memfasilitasi).

Contoh, suatu rencana harus menjelaskan kepastian, berapa banyak bahan – bahan

komunikasi tertentu (radio spot, poster) yang diperlukan seseorang, siapa yang akan

memproduksi, dan bagaimana distribusinya. Jika diperlukan pelatihan bagi tenaga

lapangan, relawan, kelompok drama, dan guru sekolah, lalu rencana aksi harus

menjelaskan kapan dan dimana mereka akan dilatih, oleh siapa dan bagaimana. Jika

didalam strategi diperlukan kerjasama erat dengan media dan wartawan lalu rencana

aksi harus merinci bagaimana kelompok ini dikontrak atau diberikan informasi

(seberapa sering dan dimana konferensi pers diadakan).

Page 84: Jazmedia COMBI - WHO

84

Rincian ini harus diberikan dalam hubungannya dengan 5 elemen kategori

komunikasi COMBI, merujuk pada langkah no.4, tetapi seseorang jangan

membatasinya:

Mobilisasi administrasi, advokasi publik, Humas

Mobilisasi masyarakat, termasuk keikutsertaan organisasi masyarakat, NGO

dan sektor swasta

Pemasangan iklan, Insentive dan Promosi

Penjualan perorangan, Komunikasi interpersonal dan konseling

Promosi tempat pelayanan

CATATAN 5.2: SEKALI LAGI, KEMBALI KE MS.CREFS UNTUK SELANJUTNYA

MELIHAT APA YANG AKAN MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DARI

KOMUNIKASI

Karena kita telah merinci aksi komunikasi, sebaiknya kita mengingat MS.CREFS

yang akan meningkatkan efektivitas dari aksi komunikasi (lihat catatan no. 4.7

diatas). Berikut adalah sebagian dari tema – tema MS.CREFS terpilih yang harus

menuntun bentuk dari beberapa aksi komunikasi:

S – Source (Sumber)

Petugas dan relawan berbasis masyarakat sebagai tenaga penjualan

perorangan: relawan kesehatan masyarakat, petugas kesehatan desa,

inpektur kesehatan masyarakat, dan banyak lagi yang dapat kita pakai

sebagai tenaga penjual perorangan untuk melakukan kunjungan dari

rumah ke rumah perlu menunjukkan kredibilitas, tingkat dipercaya dan

keakhliannya. Pelatihan bagi individu – individu tersebut harus menjadi

perhatian didalam rencana. Sebaiknya menghindari jadwal sesi pelatihan

yang berhari – hari yang biasanya telah dibuat dengan berusaha

memasukkan setiap rincian yang mungkin mengenai penyakit tertentu dan

cara pencegahannya. Satu alternative menyarankan pelatihan dibatasi satu

hari, setengah hari fokus pada materi yang bersifat teknis dan setengah

hari yang lain pada keterampilan komunikasi termasuk bermain peran.

Pelatihan ini akan meningkatkan persepsi keakhliannya. Juga penting bagi

petugas untuk berpakaian yang dapat menunjukkan keberadaan dan

gambaran kredibilitas mereka. Sebagai contoh badge nama, topi, T-shirt

Page 85: Jazmedia COMBI - WHO

85

bertuliskan label perilaku sehat atau pakaian khusus lain, dan tas yang

khusus yang kesemuanya menambah persepsi kredibilitas dan

keakhliannya. Akhirnya seseorang harus merencanakan suatu bentuk

ucapan terima kasih kepada petugas dan tunjukkan perhargaan atas

masukan yang diberikan, mungkin lewat upacara disuatu tempat dimana

mereka mendengar kata – kata terima kasih yang ditujukan pada mereka,

menerima sertifikat penghargaan yang ditanda tangani pejabat. Kepuasan

dari petugas – petugas dapat dipercaya jika mereka menunjukkan

kesenangan dan kepuasan atas kerja mereka.

Anak sekolah sebagai tenaga penjual perorangan: anak sekolah dapat

berperan sebagai sumber (dan saluran) informasi yang punya kekuatan

didalam keluarga. Tugas Kementerian pendidikan dengan demikian

bertambah banyak dengan permintaan dari sektor kesehatan untuk

memasukkan banyak tema – tema kesehatan pada sistem pendidikan dan

untuk merubah kurikulum dalam mengakomodasi permintaan tersebut.

Kami melihat bahwa meminta Kementerian pendidikan untuk

memperkenankan latihan singkat selama setengah jam per semester atau

pertahun masih masuk akal. Dibeberapa negara, kami telah memberikan

satu lembar balik kepada kementerian pendidikan mengenai bahan

perilaku tertentu yang direkomendasikan untuk didistribusikan kepada

setiap anak berusia 9 – 14 tahun di semua sekolah. Di dalam setiap kelas

guru akan membacakan isi dari bahan tersebut dan membantu siswa dalam

melengkapi quiz pada halaman belakang. Anak – anak diminta untuk

membawa kertas tersebut kerumah dan membacakannya kepada keluarga

atau meminta seseorang untuk membaca dengan keras, anggota keluarga

diminta mencoba mengisi kuis dan meminta orang tua membubuhkan tanda

tangan pada bagian bawah lembaran untuk dikembalikan ke guru. Pada

hari siswa berangkat ke sekolah dengan membawa lembar kerja, mereka

juga diberi sesuatu untuk dibawa pulang (pinwheel atau kertas pelindung

matahari) yang berisi tulisan / logo / tema perilaku sehat. Saat pulang

sekolah, anak – anak diminta membentuk barisan dengan membawa barang

– barang berlogo perilaku yang direkomendasikan. Dengan cara ini mereka

Page 86: Jazmedia COMBI - WHO

86

menjadi lebih mengetahui perilaku yang direkomendasikan dan mereka

menciptakan kendali masyarakat dengan pinwheel dan pelidung matahari.

C – Channel (Saluran)

Menggunakan saluran media massa dengan jangkauan terbatas seperti

suratkabar dan TV: rendahnya tingkat melek huruf dibeberapa negara akan

mendorong seseorang untuk tidak menggunakan media cetak. Seseorang

harus mencatat bahwa dari sedikit diantara mereka yang dapat membaca

surat kabar adalah pimpinan kunci yang selalu dimintai pendapat di

masyarakat dan memiliki dampak perorangan yang hebat terhadap yang

lainnya melalui jenjang langkah aliran komunikasi yang diberikan oleh

media massa. Pembaca surat kabar satu – satunya dikedai kopi akan

meneruskan semua cerita – cerita ke pada orang lain dan pada gilirannya

mereka akan meneruskannya lagi kepada orang lainnya. Oleh karena itu

masih bermanfaat untuk menggunakan media cetak atau TV meskipun

jangkauannya terbatas.

Bekerja dengan media massa dan jurnalis: keterangan pers, konferensi pers

dan pertemuan khusus dengan editor merupakan cara yang lazim dalam

menarik perhatian pers terhadap suatu berita baru. Seseorang kurang

tertarik menggunakan waktu dan uang yang banyak untuk beberapa hari

workshop bagi jurnalis. Seringkali mereka beralih dari satu berita ke berita

lain dan cakupan pasca workshop cenderung bersifat sementara dan sekilas.

Seseorang harus memperhatikan kualitas dari press release dan bagian

berita yang diberikan kepada media. Banyak press release pemerintah bila

dibaca seperti pengumuman resmi dianding cerita – cerita tertulis seperti

yang dilakukan oleh jurnalis profesional dengan berita utama yang

disarankan dan mengarah. Dalam merinci penggunaan media didalam

rencana COMBI, seseorang harus memberikan beberapa petunjuk untuk

persiapan bahan – bahan pres.

Pamflet vs Fact sheet / worksheet …… berwarna ……. Dan untuk yang

buta huruf?: Pamflet adalah saluran tradisional dalam menyebarluaskan

informasi kesehatan. Dana yang tersedia seringkali hanya cukup untuk

Page 87: Jazmedia COMBI - WHO

87

jumlah yang terbatas bila dibuat berwarna, terlipat rapi. Tetapi seseorang

mencatat bahwa pada tingkatan tertentu pamflet tidak menarik lagi karena

mereka telah memiliki suatu pengharapan untuk diperoleh. Selembar fact

sheet atau worksheet yang diproduksi dalam jumlah banyak dan dibuat

dengan rancangan 2 warna yang bagus dan tidak terlipat memiliki potensi

pembaca yang besar. Seringkali seseorang diminta secara retorika, apakah

berguna memproduksi dan mendistribusikan factsheet dalam konteks

tingginya tingkat buta huruf. Nasehat kami adalah bahwa meski digunakan

untuk buta huruf, latihan ini tetap berguna. Terdapat suatu nilai simbolik

penting saat seseorang menyerahkan fact sheet kepada orang yang buta

huruf setelah sebelumnya secara lisan seseorang telah menjelaskannya.

Individu biasanya mencari seseorang untuk membacakan sheet jika dirasa

perlu.

CATATAN 5.3 : INGAT 3 MASALAH DARI KOMUNIKASI

Kita juga sebaiknya mengingat 3 masalah komunikasi (perhatian pilhan, persepsi

pilihan, dan ingatan pilihan) dan startegi mengatasi nya (lihat catatan no.4.3 diatas).

CATATAN 5.4: MENGINGAT ATURAN KEDUA DARI 7 ATURAN MEMASANG

IKLAN

DI MEDIA ELEKTRONIK TAPI YANG TERBAIK MENGHINDARI

TIPU

MUSLIHAT”GERAK DAN LAGU”

Seperti rincian yang kita buat mengenai komponen pemasangan iklan, mengingat

kembali tip pemasangan iklan akan bermanfaat karena sangat penting untuk menarik

perhatian orang dalam waktu 7 detik pertama dari spot radio / TV. Jika disini kita

gagal, biasanya pemirsa tidak mau mendengarkan lagi. Ini merupakan satu lagi

dimensi dari fenomena perhatian pilihan. Versi ini juga berlaku pada iklan cetak.

Page 88: Jazmedia COMBI - WHO

88

Sebagai cara menarik perhatian orang, produser iklan radio / TV biasanya

meningkatkannya kearah lebih menyenangkan dan gerak dan lagu. Tetapi

untuk kebanyakan perilaku sehat, pendekatan ini seringkali tidak sesuai.

Seseorang akan menyarankan untuk mengganti pendekatan dengan yang

mendukung komunikasi yang dipakai, gayanya yang sederhana, komunikasi

langsung dengan pendengar / pemirsa terlaksana tanpa hasil apa – apa.

CATATAN 5.5: ATURAN DARI TRIAS AJAIB

Setelah presentasi biasanya kita hanya dapat mengingat 3 kunci utama, masih

sebagai dimensi lain dari fenomena pilihan ingatan. Hal in sebaiknya

menginformasikan rincian yang kita tawarkan dalam membuat spesifikasi berbagai

kegiatan – kegiatan komunikasi. Sebagai contoh, dalam iklan dan presentasi kita yang

lain kita harus tetap berpegang pada 3 kunci utama, tetapi tidak hanya pada satu

kunci. Sebaiknya juga kita mengulangi tema perilaku paling tidak 3 kali pada aksi

komunikasi tertentu, seperti radio spot 60 detik.

CATATAN 5.6: BERPIKIR MEMASANG IKLAN BERTINGKAT.

Seseorang tidak akan menyiarkan spot radio – TV berdurasi 60 detik setiap hari

selama setahun atau 3 kali seminggu sesaat sebelum berita. Sebaiknya kita berpikir

memasang iklan dalam bentuk bertingkat. Sebagai contoh suatu serial tayangan

bertahap 3 minggu, spot radio 6 - 8 kali perhari, 5 hari seminggu. Spot TV 2 – 3 kali

per malam, 5 hari perminggu pada periode yang sama. Dan iklan satu halaman penuh

sekitar 3 kali seminggu selama 3 minggu. Kemudian istirahat katakanlah kira – kira

3 – 6 minggu. Selanjutnya kita kembali dengan tayangan yang lain selama 3 minggu.

Pendekatan pemasangan iklan ini harus menuntun rencana pemasangan iklan yang

rinci pada langkah nomor 5.

CATATAN 5.7: JIKA MENGGUNAKAN AGEN IKLAN YANG DIKELOLA

DENGAN TEKUN

Dinegara – negara dimana agen periklanan berfungsi baik sebaiknya kita

menggunakan agen ini. Rencana aksi kita yang rinci sebaiknya meliputi proses brifing

Page 89: Jazmedia COMBI - WHO

89

terhadap beberapa agen iklan jika mereka akan digunakan, pertemuan dengan

mereka, dan meminta mereka mempresentasikan strategi atau respon atas rencana

COMBI. Kemudian kita harus mengambil salah satu agen berdasarkan kriteria

campuran (kreativitas, biaya, keinginan menjamin sponsor dari sektor swasta,

kemauan untuk mendebat strategi). Seseorang harus siap sedia memberi masukan

pada agen iklan dengan peka dan berhati – hati. Seseorang dengan bahasanya harus

bisa berdebat dengan mereka dari sudut pandang komunikasi pemasaran. Penyajian

aksi – aksi komunikasi yang rinci harus mencerminkan pertimbangan – pertimbangan

tersebut dengan cara memberi pedoman jalan keluar kepada agen iklan. Agen

mungkin mendebat pendekatan kreative yang disarankan, sebagai contoh, kita perlu

untuk dapat menarik perhatian agen iklan dalam diskusi yang seksama tentang upaya

pendekatan yang disarankan.

Agen iklan mungkin berkeinginan untuk menampilkan pesona dan kesenangan

ciptaannya tetapi kita dapat meminta dengan sungguh - sungguh, langsung,

komunikasi akrab. Agen iklan dapat menekankan akan perlunya fokus pada suatu

USP (unique selling proposition / saran penjualan yang unik) atau suatu SOCO (Single

Overriding Communication Objective / penolakan tunggal obyektive komunikasi),

tetapi kita mungkin perlu untuk tetap dalam pandangan bahwa perilaku yang

direkomendasikan perlu di promosikan untuk mendapat beberapa “saran penjualan”

dan untuk mencapai obyektive perilaku kita perlu mengajukan beberapa obyektive

komunikasi.

LANGKAH NO.6

Tata laksana

6. TATALAKSANA

Perlu tersedia penjelasan mengenai bagaimana rencana COMBI akan dikelola.

Sesungguhnya dalam mencapai dampak perilaku, rancangan rencana yang baik

namun tidak terlaksana secara efektive lebih baik dari yang tidak ada ujung

pangkalnya. Dalam langkah ini struktur manajemen ditampilkan untuk menjamin

Page 90: Jazmedia COMBI - WHO

90

pelaksanaan yang efektive, membuat spesifikasi tim pelaksana multidispliner,

termasuk staf khusus atau kerjasama dengan agen / organisasi (perusahaan iklan

lokal, institusi riset) dalam mengkoordinir aksi – aksi komunikasi. Sebaiknya kita

juga menyertakan tiap kelompok penasehat teknis atau badan – badan pemerintah

dari mana tim manajemen menerima dukungan teknis atau kepada siapa tim

harus melapor.

CATatan 6.1: MENUGASKAN SATU ORANG SEBAGAI MANAJER

PROGRAM

COMBI

Dibutuhkan satu orang yang ditugaskan sebagai manajer program COMBI yang

secara penuh bertanggung jawab dalam pelaksanaan COMBI, namun dengan

masukan nasehat dan monitoring dari kelompok pelaksana (diterangkan dibawah

ini). Tanpa adanya satu orang yang bertanggung jawab, pelaksanaan cenderung

menjadi kacau balau.

CATATAN 6.2: MENUGASKAN KELOMPOK PELAKSANA UNTUK

MEMPERMUDAH MANAJEMEN DAN BERHADAPAN

DENGAN

KRISIS.

Kelompok pelaksana terdiri dari 3 – 7 orang yang setiap minggu akan bertemu

dengan manajer yang ditugaskan dan melakukan peninjauan pelaksanaan secara

rinci dan harus dispesifikasi. Kelompok pelaksana memberikan dukungan pada

manajer dan juga mempermudah resolusi setiap kesulitan pelaksanaan yang

mungkin timbul. Sekelompok kesulitan pelaksanaan yang mungkin timbul harus

ditangani seperti perkembangan krisis sehubungan dengan pelaksanaan program.

Sebagai contoh, jika pada program pemberian obat massal terjadi kematian yang

disebabkan (meski tidak benar) karena obat yang sedang didistribusikan,

kelompok pelaksanan harus siap untuk mengorganisir respon komunikasi yang

strategis didalam situasi krisis.

CATATAN 6.3: PERTIMBANGKAN MEMBENTUK KELOMPOK

PENASEHAT.

Page 91: Jazmedia COMBI - WHO

91

Selanjutnya, kelompok pelaksana mungkin bermanfaat untuk memiliki kelompok

penasehat yang lebih luas yang akan bertemu setiap bulan atau meninjau

kemajuan pelaksanaan. Kelompok pelaksana ini dapat melibatkan berbagai mitra

mulai dari LSM dan sektor bisnis swasta dan sektor – sektor lain yang bekerja

sama. Kelompok ini juga memperkenankan masukan – masukan dalam proses

pelaksanaan, dan nasehat dan bantuan dalam mengatasi rintangan pelaksnaan.

LANGKAH NOMOR

7

Monitoring

7. MONITORING

Rencana COMBI akan terdiri dari gabungan kegiatan – kegiatan komunikasi yang

sangat luas. Satu aspek dari pelaksanaan rencana yang efektive adalah monitoring

kemajuan pelaksanaan. Kegiatan ini melalui proses monitoring kemajuan bahwa

seseorang dapat mengetahui kesulitan – kesulitan dan memecahkannya. Tetapi

disamping itu monitoring yang efektive dan memungkinkan untuk melakukan

pelacakan dampak perilaku yang berkembang dan memberikan kesempatan untuk

modifikasi strategi selama proses pelaksanaan agar mencapai hasil perilaku yang

lebih baik. Pada langka no.7 kita perlu berpikir melalui bagaimana kita memonitor

kemajuan pelaksanaan dan perkembangan dampak perilaku dan menawarkan proses

untuk melakukan seperti ini.

CATATAN 7.1: MENGGUNAKAN JADWAL RENCANA KERJA SEBAGAI ALAT

MONITORING

Page 92: Jazmedia COMBI - WHO

92

Jadwal rencana kerja yang telah dibuat pada langkah no.9 dibawah ini berfungsi

sebagai alat untuk memantau kemajuan dari pelaksanaan COMBI. Jadwal tersebut

dibuat ketika setiap kegiatan yang direncanakan akan dilaksanakan dan oleh siapa.

Tugas dari kelompok pelaksana (lihat catatan no.6.2) adalah memakai jadwal ini

untuk mengikuti kemajuan pelaksanaan. Alat ini memberi cara monitoring kemajuan

pelaksanaan yang relative sederhana. Juga memungkinkan untuk menghadapi setiap

rintangan pelaksanaan yang dapat muncul dari waktu ke waktu.

CATATAN 7.2: RENCANA UNTUK MEMANTAU SUATU SURVEI.

Memantau suatu survei yang dilakukan di daerah – daerah terpilih dengan

menggunakan sampel acak. Sebagai contoh, seseorang dapat mengerjakan survei

dengan 100 sampel rumah tangga dari setiap 3 – 5 lokasi, yang menggambarkan

daerah desa – kota, mungkin berada ditengah waktu. Survei dapat mengikuti apakah

dapat dipahami pesan – pesan yang diberikan kepada kelompok sasaran terpilih

dengan menggunakan saluran komunikasi yang sesuai. Mereka juga dapat menggali

apakah orang merepon pesan – pesan dengan cara yang kita perkirakan. Seseorang

kemudian dapat menggunakan hasil temuan untuk memodifikasi strategi komunikasi

jika seseorang menemukan bahwa obyektive komunikasi yang dimaksud belum

tercapai.

Page 93: Jazmedia COMBI - WHO

93

LANGKAH NO.8

Penilaian Dampak

8. PENILAIAN DAMPAK

Program COMBI menjanjikan hasil – hasil perilaku. Pada langkah no.8 kita perlu

menjelaskan bagaimana kita akan menunjukkan obyektive perilaku yang dicapai.

Seseorang mengetahui bahwa upaya COMBI bukan satu – satunya intervensi yang

memberi kontribusi terhadap dampak perilaku. Paling tidak dengan dukungan dari

COMBI, hasil – hasil perilaku memberi harapan dan disini kita harus menunjukkan

proses penilaian dari dampak. Sedapat mungkin seseorang juga harus menerangkan

bagaimana dampak itu memberi sumbangan terhadap intervensi COMBI.

CAT 8.1: DIARAHKAN OLEH OBYEKTIVE PERILAKU YANG TELAH

DITENTUKAN

DALAM MEMBENTUK PROSES YANG BENAR UNTUK PENILAIAN

DAMPAK, DENGAN MENGGUNAKAN CATATAN BANTUAN

PELAYANAN

KESEHATAN ATAU SURVEI ATAU STUDI PENGAMATAN

Pada langkah no.2 kita diarahkan untuk menetapkan obyektive perilaku secara

spesifik dan tepat sebagai langkah awal dalam membuat rencana COMBI. Kita perlu

kembali pada obyektive tersebut. Jika obyektive telah dibuat dengan spesifik dan

tepat, maka sekarang obyektive berperan sebagai dasar pengukuran penilaian

dampak. Terus terang, membuat perkiraan hasil – hasil perilaku yang sangat tepat

lebih menarik daripada menetapkan dampak perilaku.

Contoh, jika obyektive perilaku adalah mendorong sasaran yaitu sejumlah orang

dengan batuk yang menetap untuk datang ke tempat pelayanan kesehatan guna

pemeriksaan TB, maka pengukuran dampak perilaku nya adalah dengan kegiatan

menghitung jumlah kehadiran mereka di pelayanan kesehatan untuk memeriksa TB.

Pada langkah no.8 ini, seseorang akan menjelaskan bagaimana latihan ini akan

dilakukan. Seseorang perlu memastikan bahwa sistem pencatatan kehadiran di klinik

Page 94: Jazmedia COMBI - WHO

94

berfungsi dengan baik. Jika hal ini tidak dapat dipenuhi, lalu langkah no.8 perlu

menjelaskan bagaimana kita membuat sistem pencatatan kehadiran.

Hasil – hasil perilaku yang tidak melibatkan kunjungan ke Puskesmas akan

memerlukan penggunaan metode lain untuk menilai dampak. Survei dengan sampel

acak, dapat digunakan untuk membuat sendiri pelaporan dari kegiatan yang khusus,

dengan mengenali bahwa mungkin terdapat kesalahan pelaporan yang dilakukan

responden. Studi observasional dapat melengkapi hasil survei. Studi tertentu

memungkinkan seseorang untuk melihat langsung ketaatan orang terhadap perilaku

yang direkomendasikan. Pada seksi ini kami tidak dapat menjelaskan berbagai cara

untuk mendapatkan data tentang hasil – hasil perilaku yang khusus karena hal itu

sangat tergantung pada perilaku spesifik dan konteks pelaksanaannya.

CATATAN 8.2: DAMPAK TAMBAHAN PADA INTERVENSI COMBI

Janji COMBI adalah bahwa intervensi COMBI akan memberi sumbangan pada

dampak perilaku. Satu dimensi dari penilaian dampak ditunjukkan dengan apakah

ada atau tidak dampak yang dijanjikan. Tetapi mungkin sedikit sulit untuk melihat

pengaruh dampak pada program COMBI. Dalam merencanakan penilaian dampak,

seseorang sebaiknya membuat struktur dari suatu proses sehingga dapat diikuti

dampak dari COMBI. Salah satu cara dalam melakukan hal ini adalah mempunyai

sistem untuk membandingkan catatan kehadiran di pelayanan kesehatan (diduga

hasil perilaku yang diharapkan tercermin melalui jalan ini) sebelum dan sesudah

intervensi COMBI. Demikian juga dengan pengukuran yang menggunakan survei data

dasar dari praktek perilaku sebelum COMBI dapat dibandingkan dengan hasil – hasil

pasca COMBI. Sudah barang tentu untuk melakukan penilaian sederhana ini

seseorang perlu mempertimbangkan kemungkinan faktor – faktor penghambat yang

dapat berkontribusi pada hasil perilaku.

CATATAN 8.3: MENGGUNAKAN SPESIALIS EVALUAI

Penilaian dampak dapat dilakukan dengan sederhana tapi juga dapat menjadi sangat

rumit. Akan bijaksana bila kita menggunakan jasa spesialis evaluasi dalam

merancang komponen penilaian dampak.

Page 95: Jazmedia COMBI - WHO

95

Page 96: Jazmedia COMBI - WHO

96

LANGKAH NO.9

Penjadwalan –

Rencana Kerja

9. PENJADWALAN: RENCANA KERJA

Langkah – langkah no.5 sampai 8 telah membuat daftar yangpanjang dari kegiatan –

kegiatan COMBI yang harus dikerjakan. Pada langkah nomor 9 kita meneruskan

dengan membuat jadwal rencana kerja yang rinci dari kegiatan – kegiatan tersebut,

yang menjadi kunci pelaksanaan dan alat manajemen dalam mengerjakan program

COMBI. Rencana kerja yang terperinci memberikan jadwal waktu untuk persiapan

dan pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang diperlukan dalam mengerjakan setiap aksi

komunikasi seperti yang dijelaskan pada langkah no.5 sampai 8, temasuk penugasan

individu khusus yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan – kegiatan

khusus. Format rencana kerja dapat terdiri dari kolom – kolom dengan judul masing –

masing: Kegiatan, Tanggal selesai, Yang bertanggung jawab (anggota tim, mitra kerja,

dll), Kemajuan. (lihat contoh rencana kerja sebagai bagian dari rencana COMBI pada

annex II). Kolom “kemajuan” diisi dengan pernyataan singkat tentang status

pelaksanaan dan dapat digunakan untuk melaporkan kemajuan kepada kelompok

pelaksana. Kolom “kegiatan” dapat diisi dengan mengulang kemua kegiatan –

kegiatan yang telah dispesifikasi pada langkah nomor 5 dan dimana saja kegiatan

tersebut. Kolom “tanggal selesai” dapat diisi dengan bentuk tabel mingguan, bulan,

kuartal, atau tahunan, sebagai sub – kolom. Suatu diagram dimungkinkan bagi

pengalaman sesaat kapan kegiatan yang berbeda dimulai dan berakhir, apakah

kegiatan – kegiatan persiapan telah diberi waktu yang cukup, apakah aksi komunikasi

yang perlu dipadukan sesungguhnya sudah terpadu dan menyoroti periode puncak

kegiatan.

Page 97: Jazmedia COMBI - WHO

97

CATATAN 9.1: TINDAK LANJUT DRAFT JADWAL RENCANA KERJA DENGAN

LATIHAN DI KELOMPOK YANG MENYERTAKAN INDIVIDU

DAN

MITRA PELAKSANA.

Draft pertama dari rencana kerja, bersama dengan dokumen rencana COMBI dapat

memberi peran pelaksanaan yang kritis saat dipakai dalam proses review oleh

kelompok yang melibatkan mitra – mitra (individu dan institusi) pelaksana kunci

seperti seseorang yang bergerak maju ke rencana kerja akhir. Dalam review kelompok

terdapat peluang untuk melihat kembali setiap kegiatan, mengajukan pertanyaan

baru mengenai relevansinya terhadap dampak perilaku dan kelayakannya, dan pada

proses didalam kelompok dibuat tenggat waktu dan menunjuk penanggung jawab.

Proses ini juga memberi keuntungan berupa rasa memiliki atas rencana tersebut

meski hal itu mungkin telah dimulai dengan dukungan teknis dari luar.

LANGKAH NO.10

Anggaran

10. ANGGARAN

Pada langkah no.10 kami menyajikan rincian anggaran untuk berbagai kegiatan yang

diajukan pada rencana COMBI. Kami menunjukkan penyajian format yang mencakup

area – area kunci komunikasi seperti mobilisasi administrasi / advokasi publik /

Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan perorangan, Iklan dan promosi, dan promosi

Page 98: Jazmedia COMBI - WHO

98

tempat pelayanan. Didalam setiap area kita menspesifikasi kegiatan – kegiatan,

banyaknya bahan yang akan diproduksi, per unit cost, dsb. (lihat contoh anggaran

sebagai bagian rencana COMBI pada annex II).

CATATAN 10.1: RENCANA COMBI TIDAKA DAPAT DILAKSANAKAN DENGAN

MURAH SEHINGGA PERLU ANTISIPASI KESULITAN BAHWA

ANGGARANNYA TERLALU BESAR

Di sektor publik umumnya dirasakan bahwa program KIE dapat dilaksanakan

dengan biaya murah, dengan investasi yang sedikit. Hal ini mungkin benar bila

kita terus melihat KIE atau komunikasi kesehatan sebagai membuat sejumlah

kecil poster, T-shirt dan penggunaan media secara sporadis. Pendekatan minimalis

terhadap komunikasi kesehatan tidak akan memberikan dampak perilaku (gol

akhir kita), tetapi hanya memenuhi kebutuhan mereka yang hanya ingin melihat

suatu bentuk KIE tanpa melihat dampak.

Jika sektor swasta mengajarkan kita tentang komunikasi konsumen, hal itu

adalah: untuk mengajak konsumen diperlukan engeluaran dana yang besar.

Beberapa perusahaan disektor swasta, untuk menarik konsumen, mereka

membelanjakan dananya 2 kali lebih banyak dari biaya produksi sesungguhnya

dari suatu produk atau layanan yang ditawarkan. Produksi air dalam botol dan

promosi produk ini adalah contoh nyata.

Kita telah mencatat bahwa solusi medis yang hebat tidak dengan sendirinya dapat

dijual. Dan ketika dana yang besar benar – benar digunakan untuk secara fisik

dapat menyediakan solusi kesehatan (pelatihan petugas, membangun laboratorium

pemeriksaan, pembelian obat-obatan, dsb), kita harus memperkirakan bahwa

hanya dengan investasi besar yang diperlukan untuk mengajak orang dalam

mempertimbangkan solusi yang ditawarkan.

Kita harus mengantisipasi kesulitan bahwa anggaran yang diajukan terlalu besar.

Kami menyarankan bahwa anggaran akan dibuat dengan memperhatikan program

apa yang akan efektive untuk dampak perilaku. Pada tahap selanjutnya ketika hal

itu menjadi lebih jelas mengenai dana apa yang benar – benar tersedia, seseorang

Page 99: Jazmedia COMBI - WHO

99

kemudian akan kembali ke anggaran dan membuat penyesuaian yang perlu.

Dalam melakukan itu seseorang perlu menjamin gabungan kegiatan – kegiatan

yang dipadukan secara arif pada biaya yang rendah. Jika alokasi anggaran terlalu

kecil dan terjadi pemotongan radikal dana proyek maka rencana COMBI menjadi

buruk, jadi lebih baik untuk menunda pelaksanaan sampai suatu waktu tersedia

dana yang cukup untuk rencana COMBI yang memberi jaminan yang lebih baik

atas dampak perilaku.

CATATAN 10.2: MEMBANGUN KEMUNGKINAN KEMITRAAN DENGAN

SEKTOR SWASTA

Karena anggaran telah dibuat maka mengidentifikasi intervensi – intervensi yang

mungkin bisa memperoleh dukungan dari sektor swasta akan berguna dalam tukar

menukar suatu kerjasama dalam melakukan promosi sederhana dari logo produk

yang diberikan, bahwa afiliasi produk memenuhi petunjuk kementerian kesehatan.

Contoh, factsheet yang akan didistribusikan ke setiap sekolah yang tiba – tiba

harus didistribusikan kerumah akan memberi peluang promosi yang berguna,

katakanlah untuk pasta gigi. Perusahaan pasta gigi mungkin setuju untuk

menempatkan logo merk yang tidak terlalu besar di pojok factsheet dan membayar

bagian pembiayaan dari cetakan. Juga memungkinkan melakukan sponsor

bersama untuk bahan – bahan lainnya atau pertunjukkan radio dan TV, dan

pemasangan iklan. Agen pemasangan iklan lokal / komunikasi pemasaran

mungkin dapat membantu identifikasi kemungkinan mitrakerja dalam promosi.

###

Kesimpulan

Page 100: Jazmedia COMBI - WHO

100

Tidak ada yang sakral mengenai 10 langkah dalam merencanakan COMBI.

Dan sejak kami memulai rancangan COMBI, kami perlu secara konstan

mengingatkan dirikami tentang misteri perilaku manusia. Kami melakukan

hal – hal yang asing untuk alasan yang ganjil .

Tetapi kami telah menemukan 10 langkah pendekatan yang paling berguna

didalam rancangan kerja COMBI kami di puluhan negara dan dengan

obyektive perilaku yang bervariasi

Anda akan mencatat bahwa penegasan yang dapat dipertimbangkan telah

dimasukkan pada langkah no.2 (pernyataan obyektive perilaku) dan

langkah no. 3 (analisa situasi pasar). Pengalaman kami bahwa 80% upaya

perencanaan kami telah menggunakan kedua langkah tersebut dan

seringkali dalam suasana menyulitkan. Tetapi sekali telah dikerjakan

dengan baik maka semuanya akan masuk dalam kesenangan.

Silahkan menghubungi kami jika memerlukan bantuan apapun dalam

mengerjakan COMBI.

***

Page 101: Jazmedia COMBI - WHO

101

ANNEX I: FORMAT PENYAJIAN DOKUMEN RENCANA COMBI

Format penyajian dokumen rencana COMBI

Kami memberikan format berikut untuk menyajikan rencana COMBI sebagai

dokumen

1. Pendahuluan

Didalam pendahuluan, seseorang menyajikan topik didalam mana

rencana COMBI dipersiapkan. Topik berisi gambaran penyakit,

tantangan yang dihadapi, upaya – upaya terakhir dan proses yang

digunakan dalam membuat rencana COMBI.

2. Rencana COMBI

2.1. Gol keseluruhan: (lihat langkah no.1)

2.2. Obyektive Perilaku: (lihat langkah no.2)

2.3. Strategi: Seksi ini mengambil secara singkat dan padat hasil pengamatan

dan penemuan dari langkah no.3 dan mengaitkannya dengan strategi pada

langkah no.4 (membuat strategi COMBI)

2.4. Aksi - aksi komunikasi: seksi ini menyajikan rencana aksi COMBI secara

rinci seperti yang dibuat pada langkah no. 5 (rencana aksi COMBI).

Merinci setiap aksi komunikasi yang tepat dibawah judul mobilisasi

administrasi/advokasi publik/Humas, mobilisasi masyarakat, penjualan

perorangan, pemasangan iklan (dan promosi dan insentive) dan (jika dapat

diterapkan) tempat pelayanan. Seksi ini diakhiri dengan rangkuman

singkat dari berbagai intervensi komunikasi.

2.5. Manajemen: (lihat langkah no. 6 dan no.7)

Page 102: Jazmedia COMBI - WHO

102

2.6. Evaluasi dampak: (lihat langkah no.8)

2.7. Rencana kerja & Jadwal: (lihat langkah no.9

2.8. Anggaran: (lihat langkah no. 10)

***

Page 103: Jazmedia COMBI - WHO

103

ANNEX II : CONTOH RENCANA COMBI – RENCANA COMBI UNTUK

PENCEGAHAN LIMFATIK FILARIASIS DI SRILANKA

Sebagai rencana COMBI, kami telah melampirkan copy rencana COMBI yang

dibuat untuk program pencegahan dengan pemberian obat masal di Srilanka

dengan sedikit modifikasi dan berhasil dilaksnakan.

Selalu berbahaya untuk memberikan contoh rencana. Setiap perilaku dan situasi

pasar akan meminta rencana mereka sendiri. Mendorong orang di Srilanka untuk

meminum obat pencegahan LF yang diberikan di rumah mereka sangat berbeda

dengan meminta seseorang yang mengidap batuk terus menerus untuk

mendpatkan pemeriksaan sputum TB di Kenya. Dokumen rencana COMBI dari

masing – masing negara kelihatannya serupa dan juga beberapa kegiatannya

tetapi strategi pemikiran harus spesifik dengan masing – masing situasi. Contoh

rencana hanya diberikan untuk menggambarkan bahwa draft dokumen pertama

dari rencana COMBI mungkin kelihatan serupa dan apa jenis rincian kegiatan –

kegiatan komunikasi yang dicakup didalam strategi COMBI tertentu.

Sesungguhnya apa yang berhasil di Srilanka belum tentu berhasil ditempat lain.