Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

9
Coca Cola Amatil Indonesia olah limbah teh menjadi kompos BANDUNG (bisnis-jabar.com): Coca Cola Amatil Indonesia menggandeng pihak akademisi untuk melakukan pengolahan limbah teh, dari salah satu minuman yang diproduksi, menjadi kompos berkualitas cukup tinggi. Thesa Anggi Aprilia P, Coorporate Affairs Officer Bandung Operations Coca Cola Amatil Indonesia menyatakan CCAI telah meresmikan kerjasama dengan Universitas Islam Bandung melalui penandatanganan memorandum selama 5 tahun ke depan pada April lalu. “Kerjasama ini melibatkan tim manajemen CCAI, pihak Unisba, dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik,” ujarnya kepada bisnis-jabar.com belum lama ini. Dalam kerjasama ini, CCAI berkomitmen untuk menyediakan fasilitas dan area belajar baik bagi masyarakat maupun akademisi, sementara Unisba sebagai pihak edukator, berkomitmen untuk membantu dalam penyediaan tenaga ahli dan edukasi ke petani Coke Farm, lahan pertanian yang merupakan Sustainable Corporate Social Responsibility (CSR) dari CCAI, maupun masyarakat luas. CCAI, ujarnya, berhasil menangani masalah limbah teh yang biasanya terbuang sia-sia menjadi kompos berkualitas cukup tinggi. Hal ini berkat bantuan dari seorang akademisi di Unisba. Limbah yang dihasilkan pabrik tersebut jika sedang melakukan produksi minuman teh Frestea, dapat mencapai angka 4,2 ton per hari. “Seorang akademisi dari Unisba berhasil melakukan penelitian tentang limbah teh dan hingga saat ini melakukan edukasi pada para petani sehingga limbah teh dapat diubah menjadi kompos,” katanya. Menurutnya, hal tersebut sangat menguntungkan petani dan masyarakat sekitar pabrik. Apalagi adanya pengolahan limbah

description

y

Transcript of Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

Page 1: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

Coca Cola Amatil Indonesia olah limbah teh menjadi komposBANDUNG (bisnis-jabar.com): Coca Cola Amatil Indonesia menggandeng pihak akademisi untuk melakukan pengolahan limbah teh, dari salah satu minuman yang diproduksi, menjadi kompos berkualitas cukup tinggi.

Thesa Anggi Aprilia P, Coorporate Affairs Officer Bandung Operations Coca Cola Amatil Indonesia menyatakan CCAI telah meresmikan kerjasama dengan Universitas Islam Bandung melalui penandatanganan memorandum selama 5 tahun ke depan pada April lalu.

“Kerjasama ini melibatkan tim manajemen CCAI, pihak Unisba, dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik,” ujarnya kepada bisnis-jabar.com belum lama ini.

Dalam kerjasama ini, CCAI berkomitmen untuk menyediakan fasilitas dan area belajar baik bagi masyarakat maupun akademisi, sementara Unisba sebagai pihak edukator, berkomitmen untuk membantu dalam penyediaan tenaga ahli dan edukasi ke petani Coke Farm, lahan pertanian yang merupakan Sustainable Corporate Social Responsibility (CSR) dari CCAI, maupun masyarakat luas.

CCAI, ujarnya, berhasil menangani masalah limbah teh yang biasanya terbuang sia-sia menjadi kompos berkualitas cukup tinggi.  Hal ini berkat bantuan dari seorang akademisi di Unisba. Limbah yang dihasilkan pabrik tersebut jika sedang melakukan produksi minuman teh Frestea, dapat mencapai angka 4,2 ton per hari.

“Seorang akademisi dari Unisba berhasil melakukan penelitian tentang limbah teh dan hingga saat ini melakukan edukasi pada para petani sehingga limbah teh dapat diubah menjadi kompos,” katanya.

Menurutnya, hal tersebut sangat menguntungkan petani dan masyarakat sekitar pabrik. Apalagi adanya pengolahan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat sejalan dengan visi dan misi CCAI menuju Green Manufacturing.

Mohamad Satori, pakar Teknik Industri yang merupakan akademisi di Unisba, menyatakan, dari 4,2 ton limbah yang dihasilkan, baru sekitar 1 ton yang dapat diolah menjadi kompos dikarenakan keterbatasan lahan.

“Namun dalam waktu dekat pihak Unisba akan menyediakan tempat sehingga pengolahan limbah akan lebih maksimal,” katanya.

Pengolahan limbah, ujarnya, dilakukan melalui dua cara yaitu Open Windrow dan Vermi Composting. Melalui metode Open Windrow, gundukan ampas teh yang telah dicampur dengan cairan em-4 ditempatkan di atas struktur bambu berbentuk limas segitiga. Sedangkan dalam  Vermi Composting, cacing (jenis Lumbricus rubellus) akan memakan ampas teh dan menghasilkan feses yang merupakan kompos alami berkualitas tinggi. Dengan kata lain cacing berfungsi sebagai dekomposer senyawa organik.  Kompos yang dihasilkan dari metode ini dihargai hingga Rp2.500/kg.

Page 2: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

“Kompos yang dihasilkan murni dimanfaatkan oleh petani,” katanya.Selain untuk merawat sayuran di area organic farming, dan sebagian kompos dipasarkan dengan harga variatif sesuai dengan metode dan kualitasnya.

Dia menyebutkan, CCAI dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pembuangan limbah. Selain itu, pengolahan limbah akan meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar pabrik. (k60/fsi)

http://www.bisnis-jabar.com/index.php/berita/coca-cola-amatil-indonesia-olah-limbah-teh-menjadi-kompos

24 Agustus 2011

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PT.CCAI BANDUNG PLANT

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

. Penanganan Limbah

            PT. Coca-Cola Amatil Indonesia memiliki komitmen untuk senantiasa memahami,

mencegah, dan memperkecil setiap dampak buruk terhadap lingkungan sehubungan dengan

kegiatan produksi minuman ringan. Oleh karena itu PT. CCAI membuat suatu Instalasi

Pengolahan Limbah (IPAL) di lokasi pabrik.

            Terdapat dua jenis limbah PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Unit Jawa Barat yaitu

limbah padat dan limbah cair.

6.5.1. Penanganan Limbah Padat

Limbah padat yang dihasilkan PT. Coca-Cola Amatil Indonesia – Unit Jawa Barat meliputi

kemasan botol yang rusak atau pecah, sedotan, crawn cap, closure, preform, kemasan bahan

baku dan bahan penunjang, barang-barang bekas dari kegiatan lainnya seperti bekas mesin

produksi, pompa, ban bekas dan sampah padat lainnya akan dikumpulkan dan dibuang oleh

pihak ketiga yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat untuk didaur ulang.

            Sedangkan sampah domestik yang ditampung di tempat penampungan sementara

akan diambil oleh pihak ketiga untuk disalurkan ke tempat penampungan sampah terakhir.

4.5.2. Penanganan Limbah Cair

            Limbah cair (kecuali air hujan) yang berasal dari bottling line, syrup room (tanki

sanitasi), dan water treatment dan waste water treatment (back wash dan regenerasi)

ditampung di dalam bar screen yang fungsinya untuk memisahkan kotoran-kotoran seperti

sampah, plastik, sedotan dan lain sebagainya. Selanjutnya setelah disaring melalui bar

Page 3: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

screen, limbah tersebut di tampung dalam pump fit yang kemudian di tampung lebih lanjut

dalam bak ekualisasi lama.

            Kemudian limbah cair tadi dialirkan menuju fat trap yang berjumlah 2 buah bak

dengan kapasitas 50 m3 dan bersekat 5 buah untuk memisahkan lemak dan minyak. Lemak

dan minyak yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air akan tertahan di permukaan,

sedangkan air limbahnya akan berada di bagian bawah yang selanjutnya di pompa menuju ke

bak equalisasi basin.

            Bak equalisasi basin yang memiliki volume 500 m3 berfungsi untuk

menghomogenisasikan dan menetralisir air limbah sebelum pengolahan lebih lanjut. Proses

penetralisir air limbah ini menggunakan soda kasutik dengan konsentrasi 98 % sehingga pH

air menjadi 6,5 – 8. Bak equaliasasi ini dilengkapi dengan aerator summersibel yang

fungsinya untuk peraerasi air limbah agar air limbah tersebut tidak mempunyai fluktuasi

kualitas yang besar sehingga memudahkan pengolahan selanjutnya, air limbah di

homogenkan dan diaerasikan menggunakan aliran turbulen. Kemudian air limbah tersebut

dialirkan menuju bak oxidation ditch.

Bak oxidation ditch yang memiliki volume 1600 m3 berfungsi untuk menguraikan zat-zat

organik yang berada dalam air limbah dengan menggunakan Lumpur aktif dan bakteri

aerobik (berespirasi menggunakan oksigen). Bakteri tersebut yaitu jenis Escherichia coli,

Staphillococcus, pseudomonas sp dan Acetobacter. Untuk mempercepat pertumbuhan bakteri

ditambahkan Urea pada bak equalisasi. Bak equalisasi dilengkapi dengan dua buah aerator

yang berfungsi agar bakteri dapat kontak dengan air limbah secara optimal, agar semua

Lumpur dapat tercampur dengan air limbah secara merata dan membantu tersuplainya

oksigen untuk pertumbuhan bakteri.

            Air limbah selanjutnya di alirkan menuju bak clarifier yang memiliki volume 300 m3.

Bak clarifier ini berfungsi untuk memisahkan lumpur aktif yang ikut terbawa dari oxidation.

Lumpur aktif ini akan diendapkan dan dikumpul dibawah centre well oleh scrapper yang

terdapat di bak clarifier, sedangkan air akan mengalir secara over flow menuju ke saluran

selanjutnya.

            Lumpur yang telah berkumpul dimasukkan ke dalam sludge collector oleh alat return

sludge dan disirkulasikan kembali menuju ke bak oxidation ditch. Tetapi jika lumpur tersebut

sudah tidak bisa di uraikan kembali maka akan dialirkan menuju drying bed.

            Lumpur yang berada di drying bed akan dikeringkan dan tertahan di bagian

permukaan dengan bantuan sinar matahari yang selanjutnya akan dibuang. Sedangkan air

Page 4: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

yang masih terkandung dalam lumpur akan disirkulasikan kembali ke bak equalization

setelah pemeriksaan di control bed.

            Air yang mengalir secara over flow dari bak clarifier ada yang dialirkan menuju sand

filter untuk dijernihkan dari kotoran dan lumpur, kemudian dialirkan menuju zeolit filter atau

sand filter, kemudian air ditampung di recycled tank yang berkapasitas 1500 L, air di

recycled kemudian dialirkan menuju tanki carbon filter yang berkapasitas 1000 L untuk

menyaring kotoran-kotoran pada air, air setelah melewati carbon filter tank selanjutnya

ditampung di pressure tank, kemudian air dari pressure tank dilakukan pelunakan di softener

tank, air yang telah dilakukan pelunakkan selanjutnya dialirkan melalui pipa yang terbagi

menjadi dua pipa, pipa pertama dialirkan menjadi general use sebagai kebutuhan air di toilet,

taman, mesjid, dan air pembersih mobil dan forklift. Adapula yang langsung dialirkan menuju

sungai setelah melewati indikator fish pond (kolam ikan), sedangkan pipa yang kedua

dialirkan untuk proses resin penukar ion yang selanjutnya dialirkan menuju boiler.

            Parameter dan pemantauan limbah dilakukan setiap hari oleh operator limbah yang

dapat dilihat pada tabel.

            DO (Dissolve Oxygen) adalah jumlah oksigen yang terlarut dalam air limbah yang

dinyatakan dalam satuan ppm (minimal 2-4 ppm). BOD (Biology Oxygen Demand) adalah

jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa-senyawa organik serta biologi

oleh bakteri dalam satuan ppm (tidak boleh lebih dari 50 ppm), COD (Chemical Oxygen

Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan senyawa organik

secara kimia dinyatakan dalam satuan ppm (< 15 ppm). MLSS (Mixed Liquor Suspended

Solid) adalah jumlah padatan yang tersuspensi pada air limbah (oxidation). SSRS (Suspended

Solid Return Sludge) adalah jumlah padatan yang tersuspensi yang dikembalikan ke bak

oxidation. TSS (Total Suspended Solid) adalah semua padatan yang mengambang pada

permukaan air limbah yang sebagian besar dapat dipisahkan dari air limbah melalui

penyaringan. TDS (Total Dissolve Solid) adalah semua padatan yang terlarut dan ukurannya

lebih kecil dari 0,45 mikron (ion-ion bervalensi 3).

Tabel 2.  Parameter dan Pemantauan Limbah Cair PT CCAI – West Java

Page 5: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

Parameter Frekuensi Tempat

Sampling

Standar

DO (Dissolve

Oxygen)

 1 kali setiap shift Di titik mati 2-mg/Liter

pH 1 kali setiap shift Di titik mati 7 – 9

Temperatur 1 kali setiap shift Di titik mati < 35 °C

SV (Sludge

Volume)

2 kali setiap shift Di titik mati 20 – 30 %

MLSS (Mixed

Liquor Suspended

Solid)

Setiap pagi dan

setelah sludge

dibuang

Di aerator yang

sedang berjalan

2000 – 2500

mg/Liter

SSRS (Suspended

Solid Return

Sludge)

Setiap pagi

BOD (Biology

Oxidation

Demand)

1 kali setiap shift Before equalisasi

& after clarifier

Tidak boleh lebih

dari 50 ppm

COD (Chemical

Oxidation

Demand)

1 kali setiap shift Before equalisasi

& after clarifier

< 15 ppm

Penambahan

Nutrisi

Setiap pagi BOD : N : P

100 : 5 : 1

           

            Untuk pengujian kadar COD dan BOD dilakukan di laboratorium oleh petugas QA

satu kali setiap minggu.

            Prosedur pengujian kadar BOD adalah sebagai berikut,

a. Sampel di masukkan ke dalam botol sampel dan diaduk dengan batang pengaduk

magnet

b. Tambahkan ½ NaOH dan botol tersebut ditutup.

Page 6: Coca Cola Amatil Indonesia Olah Limbah Teh Menjadi Kompos

c. Kemudian botol sampel tersebut dimasukkan ke dalam thermochamber dan diaduk

selama 60 menit sampai temperatur stabil.

d. Kencangkan tutup botol tersebut dan dimasukkan ke dalam stro breaker

e. Set skala di angka nol

f. Kemudian dicatat jam, tanggal, dan angka yang dihasilkan.

            Simpan botol tersebut dan tunggu sampai dengan 5 hari, setelah itu baru didapatkan

hasilnya.

            Prosedur pengujian kadar COD adalah sebagai berikut,

a. Sampel dipipet ke dalam tabung reaksi sambil ditambahkan transferpett sebanyak 2

ml dan pereaksi standar kemudian tutup dan diaduk

b. Tabung reaksi tadi dimasukkan ke dalam thermoreaktor Cr 3000 yang telah diset 148

°C selama 120 menit.

c. Setelah 120 menit tabung reaksi tadi diangkat dan dibiarkan selama 10 menit

d. Photometer MPM 2010 dinyalakan dan diset Filter collectornya diangka satu (jika

COD 160) atau diangka dua (jika COD 1500)

e. Kemudian pilih menu “factor” dan isi data masing-masing faktor dengan nilai faktor.

f. Tabung reaksi disimpan di sampel cell photometer dan dibaca nilai COD (mg/Liter).

http://adityas-indirawidi.blogspot.com/2011/08/pengolahan-limbah-cair-ptccai-bandung.html