Coal Bed Methane
-
Upload
dian-eko-saputra -
Category
Documents
-
view
439 -
download
7
Transcript of Coal Bed Methane
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 1/8
COAL BED METHANE (CBM)
A. Definisi Coal Bed Methane (CBM)
CBM adalah gas metana (gas alam) yang dihasilkan selama proses
pembatubaraan dan terperangkap dalam batubara. CBM dikenal juga sebagai „sweet
gas‟, karena sedikitnya kandungan sulfur (dalam bentuk hidrogen sulfida). Gas
metana ini terperangkap dalam batubara itu sendiri dan juga air yang ada didalam
ruang pori-porinya. Porositas matriks umumnya mengacu pada ukuran cleat (retakan
sepanjang batubara), dan bukan porositas batubara tersebut. Porositas ini umumnya
sangat rendah jika dibandingkan cekungan tradisional (kurang dari 3%). Sumur-sumur
CBM pada fase awal akan memproduksi air untuk beberapa bulan dan kemudian
sejalan dengan penurunan produksi air, produksi gas metana akan meningkat karena
suatu proses dewatering dapat menurunkan tekanan pada batubara dan akan melepas
gas metana tersebut.
Gambar 1. Sketsa ringkas bagaimana gas-gas itu berada
Coalbed Methane (CBM) adalah salah satu gas bumi yang berdasarkan proses
pembentukannya dikategorikan sebagai unconventional, dibandingkan dengan
pembentukan gas hidrokarbon yang lain. Tidak seperti gas alam banyak dari reservoir
konvensional, gas metan berisi sangat sedikit hidrokarbon yang lebih berat seperti
propana atau butana, dan tidak ada gas alam kondensat. Sering berisi sampai beberapa
persen karbon dioksida.
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 2/8
B. Cara Terbentuknya Coal Bed Methane (CBM)
Batubara adalah batuan yang kaya karbon berasal dari bahan tumbuhan
(gambut) yang terakumulasi di rawa-rawa dan kemudian terkubur bersamaan dengan
terjadinya proses-proses geologi yang terjadi. Dengan meningkatnya kedalaman
penguburan, bahan tanaman mengalami pembatubaraan dengan kompaksi /
pemampatan, melepaskan zat fluida (air, karbon dioksida, hidrokarbon ringan,
termasuk metana) karena mulai berubah menjadi batubara. Dengan pembatubaraan
dengan pendekatan yang sedang berlangsung, batubara menjadi semakin diperkaya
dengan karbon dan terus mengusir zat terbang. Pembentukan metana dan hidrokarbon
lain adalah hasil dari pematangan termal pada bara, dan mulai di sekitar “sub-
bituminous A” untuk tahap tinggi mengandung bitumen “peringkat C”, dengan
jumlah metan yang dihasilkan meningkat secara signifikan.
Gambar 2. Tahapan pembatubaraan
Batubara dangkal memiliki peringkat rendah dan mungkin belum
menghasilkan metana dalam jumlah besar. Lebih dalam bara ini terkubur, maka akan
mengalami tingkat pematangan yang lebih besar. Sehingga pembatubaraan tinggi
akan menghasilkan kuantitas lebih banyak metan daripada batubara dangkal.
Mengenai pembentukan CBM, maka berdasarkan riset geosains organik
dengan menggunakan isotop stabil karbon bernomor masa 13, dapat diketahui bahwa
terdapat 2 jenis pola pembentukan.
Sebagian besar CBM adalah gas yang terbentuk ketika terjadi perubahan kimia
pada batubara akibat pengaruh panas, yang berlangsung di kedalaman tanah. Ini
disebut dengan proses thermogenesis. Thermogenic gas terbentuk secara alami
melalui proses pembatubaraan (coalification process) yang merubah humic organic
material menjadi batubara. Gas tersebut termasuk metana, CO2, dan bisa juga etana
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 3/8
dan propane. Sedangkan untuk CBM pada lapisan brown coal (lignit) yang terdapat di
kedalaman kurang dari 200 m, gas metana terbentuk oleh aktivitas mikroorganisme
yang berada di lingkungan anaerob. Ini disebut dengan proses biogenesis. Sedangkan
biogenic gas sekunder terbentuk pada masa geologi saat ini melalui mikroorganisme
anaerobic yang terbawa dalam system air bawah tanah yang aktif setelah proses
pembatubaraan selesai. Baik thermogenic maupun biogenic metana secara fisik
diadsorpsi sebagai lapisan monomolecular pada lapisan permukaan dari pori-pori di
dalam matrix batubara. Baik yang terbentuk secara thermogenesis maupun biogenesis,
gas yang terperangkap dalam lapisan batubara disebut dengan CBM.
Gambar 3. Proses Pembentukan CBM
Kuantitas CBM berkaitan erat dengan peringkat batubara, yang makin
bertambah kuantitasnya dari gambut hingga medium volatile bituminous, lalu
berkurang hingga antrasit. Tentu saja kuantitas gas akan semakin banyak jika lapisan
batubaranya semakin tebal.
Terkait potensi CBM ini, ada 2 hal yang menarik untuk diperhatikan:
Pertama, jika ada reservoir conventional gas (sandstone) dan reservoir CBM (coal)
pada kedalaman, tekanan, dan volume batuan yang sama, maka volume CBM bisa
mencapai 3 – 6 kali lebih banyak dari conventional gas. Dengan kata lain, CBM
menarik secara kuantitas. Kedua, prinsip terkandungnya CBM adalah adsorption pada
coal matrix, sehingga dari segi eksplorasi faktor keberhasilannya tinggi, karena CBM
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 4/8
bisa terdapat pada antiklin maupun sinklin. Secara mudahnya dapat dikatakan bahwa
ada batubara ada CBM.
C. Bentuk Reservoar Coal Bed Methane (CBM)
Gas ini terbentuk secara alamiah bersamaan dengan proses pembentukkan
batu bara (coalification) dan peatifikasi ( peatification). Dengan demikian reservoir
CBM memiliki batubara sebagai source rock sekaligus reservoir rocks. Gas yang
terbentuk ini sebagian besar terabsorpsi pada permukaan dari mikropori matrik
batubara sedangkan sisanya berada di rekahan lapisan batubara dan atau pada
macropores , sebagai gas bebas.
Reservoir CBM juga memiliki ukuran pori-pori yang lebih kecil, yaitu
berkisar antara 1 micrometer hingga 1 milimeter. Gas methana yang berada di dalam
rservoir ini juga tersimpan tidak seperti gas alam pada umumnya, melainkan
terabsorpsi pada permukaan dalam dari micropori matrik batubara. Oleh karena itu ,
aliran gas yang terjadi di dalam matrik batu bara merupakan aliran secara divusi dan
berupa aliran darcy di bagian rekahannya.
Reservoir CBM merupakan reservoir dengan dual porosity, yaitu rekahan
( fracture) dan matrik. Rekahan tersebut dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu face
cleats dan butt cleats. Face cleats diartikan sebagai rekahan yang panjang dan
berkesinambungan sepanjang batu bara. Sedangkan Butt cleats adalah rekahan yang
tidak berkelanjutan karena diputus oleh oleh Face cleats. Pada matrik barubara
terdapat pori-pori yang sangat kecil, sehingga disebut micropori yang berukuran satu
mickrometer sampai satu milimeter. Methana yang terbentuk saat peatification dan
coalification sebagian besar akan teradsorpsi pada permukaan dari micropori ini.
Sejak kondisi awal pembentukan, rekahan batubara dijenuhi oleh air dan
sedikt methana . Sehingga pada umumnya untuk menurunkan tekanan reservoir,
biasanya dilakukan dengan memproduksi air atau biasanya disebut dengan dewatering
process secara besar- besaran. Inilah yang biasanya yang harus dipertimbangkan pada
saat produksi methana akan dilakukan.
Untuk memproduksi methana pada reservoir CBM, tekanan reservoir harus
diturunkan hingga mencapai tekanan deabsorpsi, dimana pada tekanan ini methana
mulai lepas darp permukaan dalam micropori batubara. Pada tekanan tersebut, gas
akan mengalir sedikit demi sedikit secara difusi pada matrik batubara hingga gas
mencapai rekahan. Proses ini berdasarkan hukum Flicks yang menerangkan bahwa
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 5/8
pergerakan gas tersebut terjadi akibat perbedaan gradient konsentrasi. Setelah
mencapai rekahan, maka aliran gas hingga libang bor mengikuti hukum darcy.
D. Produksi Coal Bed Methane (CBM) dan Teknologi Pemboran
Untuk memproduksi CBM, lapisan batubara harus terairi dengan baik sampai
pada titik dimana gas terdapat pada permukaan batubara. Gas tersebut akan teraliri
melalui matriks dan pori, dan keluar melalui rekahan atau bukaan yang terdapat pada
sumur (gambar 4).
Gambar 4. Kaitan antara lapisan batubara, air dan sumur CBMPada metode produksi CBM secara konvensional, produksi yang ekonomis
hanya dapat dilakukan pada lapisan batubara dengan permeabilitas yang baik.
Tapi dengan kemajuan teknik pengontrolan arah pada pengeboran, arah lubang bor
dari permukaan dapat ditentukan dengan bebas, sehingga pengeboran memanjang
dalam suatu lapisan batubara dapat dilakukan. Seperti ditunjukkan oleh gambar di
bawah, produksi gas dapat ditingkatkan volumenya melalui satu lubang bor dengan
menggunakan teknik ini.
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 6/8
Gambar 5. Teknik produksi CBM
Teknik ini juga memungkinkan produksi gas secara ekonomis pada suatu
lokasi yang selama ini tidak dapat diusahakan, terkait permeabilitas lapisan
batubaranya yang jelek. Sebagai contoh adalah apa yang dilakukan di Australia dan
beberapa negara lain, dimana produksi gas yang efisien dilakukan dengan sistem
produksi yang mengkombinasikan sumur vertikal dan horizontal, seperti terlihat pada
gambar di bawah.
Gambar 6. Produksi CBM dengan sumur kombinasi
Teknik pengontrolan arah bor
Teknik pengeboran yang menggunakan down hole motor (pada mekanisme
ini, hanya bit yang terpasang di ujung down hole motor saja yang berputar, melalui
kerja fluida bertekanan yang dikirim dari permukaan) dan bukan mesin bor rotary
(pada mekanisme ini, perputaran bit disebabkan oleh perputaran batang bor atau rod)
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 7/8
yang selama ini lazim digunakan, untuk melakukan pengeboran sumur horizontal dll
dari permukaan. Pada teknik ini, alat yang disebut MWD ( Measurement While
Drilling) terpasang di bagian belakang down hole motor , berfungsi untuk memonitor
arah lubang bor dan melakukan koreksi arah sambil terus mengebor.
Gambar 7. Pengontrolan arah bor
E. Dampak lingkungan akibat penambangan CBM (Gas metan batubara)
Setiap kegiatan pemanfaatan bumi, bahkan hanya untuk rumah tinggal selalu
memiliki dampak. Untuk memanfaatkan CBM pun juga tidak lepas dari dampak itu.
Yang paling sering menjadi tantangan pemeliharaan lingkungan antara lain
banyaknya air yg terproduksi, serta bagaimana dengan metana ini.
Batubara terbentuk didaerah rawa yang berupa air tawar. Demikian juga air
yang terperangkap ini juga berupa air tawar yang tentu saja akan bercampur dengan
garam-garaman. Dengan demikian diperkirakan air yang terproduksi berupa air yang
memiliki salinitas rendah dibanding air laut.
Beberapa metode digunakan untuk membuang air sumur; yang paling umum
adalah untuk mengembalikan dengan menginjeksikan air ke dalam formasi batuan
bawah permukaan. Pendekatan lain adalah untuk membangun kolam penampungan,
atau infiltrasi, kolam. Di daerah dingin, air ini tentu saja akan beku di musim dingin
dan garam akan dipisahkan, sehingga air kemudian dapat dibuang. Sebagian besar air
tawar diekstrak dapat digunakan untuk irigasi tanaman atau lahan pertanian. Para
ilmuwan terus melakukan penelitian pada metode yang ramah lingkungan baik untuk
membuang atau menggunakan kembali air diekstraksi.
5/17/2018 Coal Bed Methane - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/coal-bed-methane-55b07d2dd37f9 8/8
F. Kegunaan Dari Coal Bed Methane (CBM)
Saat ini gas-gas CBM masih diperlakukan seperti gas konvensional dalam
pemanfaatannya. Bahkan bentuk kontrak pengusahaan CBM ini masih meniru dan
mengacu pada kontrak gas konvensional (sistem bagi hasil PSC) dengan sedikit
modifikasi.
Gambar 8. Pengusahaan CBM saat ini.
Tentusaja gas ini dapat dipakai untuk kebutuhan gas pada umumnya. Bahkan
dapat juga dipakai sebagai feedgas (gas masukan bahan dasar) pada pembuatan LNG,
juga dapat dipipakan untuk konsumsi rumahtangga setelah diproses, juga dapat
dipakai sebagai penggerak dan bahan bakar generator listrik