Cnp 3

27
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHS, 1997). Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan masalah yang dikenal dengan proses keperawatan, yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai respons manusia dalam menghadapi masalah kesehatan. Langkah-langkah dalam proses keperawatan kesehatan komunitas adalah pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes RI, 2006). Dalam melakukan tugasnya di komunitas, seorang perawat harus mempunyai kemampuan yang cukup dalam menangani masalah yang terjadi di komunitas. Salah satu kemampuan yang harus

description

nhk

Transcript of Cnp 3

Page 1: Cnp 3

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan

pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat

kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan

rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan

keperawatan (CHS, 1997).

Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan masalah yang

dikenal dengan proses keperawatan, yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang

dapat dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan

keperawatan yang sesuai respons manusia dalam menghadapi masalah kesehatan. Langkah-

langkah dalam proses keperawatan kesehatan komunitas adalah pengkajian, diagnosis,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses

alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan

untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes

RI, 2006).

Dalam melakukan tugasnya di komunitas, seorang perawat harus mempunyai

kemampuan yang cukup dalam menangani masalah yang terjadi di komunitas. Salah satu

kemampuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan yang memadai. Seorang perawat harus

mampu melakukan pengkajian terhadap masyarakat untuk mengetahui masalah yang terjadi.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal

komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam

proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas

adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah

kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan

merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan

mengidentifiksi sistem yang ada di dalamnya. Perlu diingat, bahwa sistem adalah keseluruhan

unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga merupakan

keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian atau sub sistem.

Page 2: Cnp 3

1.2 Tujuan Makalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

sebagai berikut

1. Mahasiswa mampu membuat pengkajian komunitas secara holistik.

2. Mahasiswa dapat memahami metode pendekatan pengkajian komunitas.

3. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap sebelum dilakukanya pengkajian.

4. Mahasiswa dapat memahami pelayananan kesehatan dan jaminan kesehatan yang

disediakan  oleh  pemerintah.

5. Memenuhi salah satu tugas tugas mata kuliah Community Nursing Programe III.

Page 3: Cnp 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,

merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien

untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.

Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat

alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan

masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.

Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal

komunitas orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam

proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas

adalah mengidentifikasi factor positif dan negative yang berbenturan dengan masalah

kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan

merancang strategi promosi untuk kesehatan.

Adapun definisi dari komunitas itu sendiri sangat bervariasi, salah satunya seperti

yang didefinisikan oleh Maurer (2005) bahwa komunitas didefinisikan sebagai sistem sosial

yang terbuka yang dikarakteristikkan oleh manusia yang berada pada satu tempat tiap

waktunya yang memiliki beragam tujuan. Permasalahan kesehatan dapat pula muncul pada

berbagai komunitas.

Secara umum, konsep dasar asuhan keperawatan pada komunitas memiliki persamaan

dengan asuhan keperawatan pada individu. Dimana, elemen-elemen asuhan keperawatan

komunitas terdiri dari pengkajian, diagnosis dan perencanaan, intervensi, implementasi, dan

evaluasi. Hanya saja yang membedakannya adalah klien yang akan diberikan intervensi yaitu

komunitas dan diagnosanya.

Pengkajian pada komunitas merupakan suatu proses untuk dapat mengenal

masyarakat. Adapun tujuan dilakukannya pengkajian pada komunitas adalah untuk

mengidentifikasi faktor-faktor, baik positif maupun negatif, yang mempengaruhi kesehatan

warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Anderson,

Elizabeth. T., McFarlane, J., 2001). Menurut Anderson, untuk pengkajian komunitas,

kerangka kerja pengkajian yang digunakan adalah roda pengkajian komunitas. Roda

pengkajian seperti pada gambar di bawah ini digunakan sebagai kerangka kerja untuk

keseluruhan bagian dari asuhan keperawatan pada komunitas.

Page 4: Cnp 3

Pengkajian komunitas dimulai dengan mengidentifikasi komunitas yang akan dikaji.

Hal ini dikarenakan komunitas dapat diibaratkan sebagai suatu sistem dan keseluruhan fungsi

karena adanya saling kebergantungan di antara bagian-bagiannya. Sama halnya dengan

komunitas yang saling kebergantungan di antara bagian, atau subsistemnya. Pada pengkajian

komunitas, roda pengkajian di atas digunakan sebagai konsep umum untuk asuhan

keperawatan apada komunitas, sedangkan pengkajian komunitas difasilitasi dengan

menggunakan model survei, yaitu “Learning about the Community on Foot” (Anderson,

Elizabeth T., McFarlane, J., 2001). Adapun model survei ini terdiri atas tiga bagian: (1) inti

komunitas, (2) subsistem komunitas, dan (3) persepsi.

2.2 Tujuan

Tujuan asuhan keperawatan komunitas terdapat pada bagian rancangan perencanaan.

Sebelum ditentukannya tujuan dari asuhan keperawatan komunitas, terlebih dahulu perawat

melakukan pengkajian dan diagnose, setelah itu perawat menetapkan tujuan dari asuhan

keperawatan yang diberikan, yang kemudian dilanjutkan dengan perencanaan. Tujuan asuhan

keperawatan komunitas bervariasi sesuai dengan jenis komunitasnya, namun pada umumnya

tujuan asuhan keperawatan komunitas ini berfokus pada memaksimalkan kesejahteraan

anggota, mempromosikan kelangsungan hidup, dan menemukan kebutuhan anggota

komunitas (Maurer, Frances A., Smith, Claudia M., 2005). Setelah ditegakkannya diagnosa

keperawatan komunitas, tujuan asuhan keperawatan berfokus komunitas bertujuan untuk

menjadi komunitas yang melaksanakan program promosi kesehatan berdasarkan isu yang

dirasakan oleh warga, dengan menggunakan metode yang diterima oleh norma budaya dan

dilakukan di lokasi dan biaya yang terjangkau oleh komunitas.

Adapun cara untuk merumuskan tujuan asuhan keperawatan komunitas harus memenuhi

beberapa kriteria, yaitu berfokus pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan

diobservasi, realistik, ada target waktu, dan melibatkan peran serta masyarakat. Dalam

menentuka tujuan, terdapat dua tujuan yang harus dicapai dari pemberian asuhan

keperawatan kedepannya, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan

jangka pendek adalah adanya pernyataan spesifik dari hasil yang diinginkan yang dinyatakan

dalam perilaku yang dapat diukur. Adapun tujuan jangka panjang adalah hasil akhir yang

ingin diperoleh dari semua kegiatan dan serangkaian proses pemecahan satu masalah

keperawatan

Page 5: Cnp 3

2.3 Sasaran

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok

khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau

perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :

1. Individu

Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,

psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya

memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan

spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang

kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).

2. Keluarga

Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus

dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,

di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam

fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada

Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,

dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).

3. Kelompok khusus

Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,

umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah

kesehatan (Mubarak, 2005).

4. Tingkat Komunitas

Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu

kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau

masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas

diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).

Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat

kesehatan kerja dan perawat gerontologi.

a. Perawat keluarga

Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat

yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai

tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).

Page 6: Cnp 3

b. Perawat keluarga

Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk

praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit.

Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara

langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah

melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,

mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,

pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009)..

c. Perawat kesehatan sekolah

Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan

pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun

masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah

mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu,

kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu

jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan

kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang

sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran

penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).

d. Perawat kesehatan kerja

Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam

memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American

Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan

praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat

di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.

Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,

pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan,

administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas

(Ande, 2009).

e. Perawat gerontologi

Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan

pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu

orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.

Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan

Page 7: Cnp 3

utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut

perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.

Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,

malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian

lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan

kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam

prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan

administrasi.

2.4 Metode Pendekatan Pengkajian Komunitas

Windshield survey

Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat. Beberapa aspek yang dikaji dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut

I. Inti Komunitas Observasi Data

1. Sejarah-apa yang anda dapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut? Tanyakan mengenal sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh masyarakat.

2. Semografi-tipe orang apa yang anda jumpai? Termasuk data mengenai usia,jenis kelamin,dan piramida penduduk

3. Kelompok etnis-identifikasi bebagai suku atau etis yang anda jumpai

4. Nilai dan keyakinan- apakah disana terdapat rumah ibadah ? apakah tempat tersebut terlihat homogen? Identifikasi nilai dan keyakinan dalam masyarakat

II. Subsistem

1. Lingkungan fisik- Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah, iklim, dan kondisi perumahan

2. Pelayanan kesehatan dan sosial- Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern atau tradisional, tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial, serta kesehatan jiwa komunitas.

3. Ekonomi – status ekonomi masyarakat, industri yang ada, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, serta jumlah pengangguran

4. Keamanan dan transportasi- Bagaimana masyarakat bepergian ? apa digunakan jenis transportasi umum dan pribadi yang digunakan ? apakah masyarakat merasa aman ?

5. Pemerintahan dan politik- Apakah ada tanda dari aktivitas politik (contoh:poster, pertemuan) ? apa hak komunitas dalam pemerintahan / apakah masyarakat terlibat dalam pembuatan keputusan ?

6. Komunikasi-identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik

Page 8: Cnp 3

7. Pendidikan- Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik

8. Rekreasi-dimana anak anak bermain ? apa bentuk umum dari rekreasi ? apa fasilitas dari rekreasi yang anda temukan ?

III. Persepsi

1. Penduduk- Bagaimana pendapat masyarakat tentang komunitasnya ? apa yang mereka identifikasi sebagai kekuatan ? Masalah ?/ Mintalah pendapat beberapa kelompok berbeda (tua, muda, petani, pekerja pabrik, profesional, tokoh agama, ibu rumah tangga) dan analisis dari masing masing pemberi jawaaban

2. Persepsi Anda- Pernyataan umum mengenai kesehatan komunitas. Apa kekuatannya ? apa masalah aktual dan potensial yang bisa anda identifikasi

Data Sekunder

Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat sebelumnya, yang belum termasuk dalam data sekunder meliputi data-data seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan (C.O.Helvie, 1998).

Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa didapatkan dari data survey wawancara dengan informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi.

2.5 Pengkajian

1. Data inti

a. Riwayat

- Tanyakan kepada warga sekitar bagaimana sejarah desa tersebut terbentuk?

- Tanyakan kepada warga sekitar apakah ada wilayah yg diyakini memilki nilai

mistik?

- Bagaimana bentuk kondisi bangunan di desa tersebut?

Dalam kasus:

Desa Mekar Asih terdiri dari 3 dusun dan 8 RW, termasuk dalam derah

binaan Puskesmas Tanjungmedar. Rumah-rumah di desa mekar asih berupa

rumah permanen.

b. Nilai dan Keyakinan

- Tanyakan kepada masyarakat setempat nilai dan keyakinan yang di anut desa

tersebut?

- Identifikasi tentang pola budaya yang terkait tentanfg nilai dan keyakinana?

Page 9: Cnp 3

- Tanyakan tentang norma/aturan yang berlaku di desa setempat?

c. Agama

- Apakah terdapat mesjid, gereja, dll?

- Berapakah jumlah tempat ibadah?

- Apakah homogen?

Dalam kasus:

Terdapat Mesjid 14 buah

d. Demografi

- Komposisi penduduk, umur dan jenis kelamin (crosstab table)

Jenis

Kelamin

Usia Total

Bayi

0–1 th

Pre

School

1-6 th

School

6-10 th

Remaja

10-20 th

Dewasa

Muda

20-40 th

Dewasa

tengah

41-65 th

Dewasa

lanjut

>65 th

Laki-laki

Perempuan

Total 5.080

- Tipe keluarga :

Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga besar (extended family)

Keluarga campuran (blended family)

Keluarga menurut hokum umum (common law family)

Kelarga orang tua tunggal (single parent family)

Keluarga hidup bersama (comune family)

Keluarga serial (serial family)

Keluarga tinggal bersama (cohabitation family) (Susman. 194 dalam

Fredman 1998)

- Homogenitas

- Status perkawinan

Page 10: Cnp 3

Dalam kasus:

Terdapat 1.446 KK, hampir seluruh kepala keluarga Desa Mekar Asih

bersatatus marital menikah.

- Ras: Apakah populasi homogen

e. Statistik vital

- ASFR (Age Specific Fertility Rate)

Ket :

bi = banyaknya kelahiran pd perempuan kelompok umur i pd suatu periode

i1 untuk kelompok umur 15-19

i2 untuk kelompok umur 20-24

i3 untuk kelompok umur 45-49

pfi = jumlah penduduk perempuan pd umur i

- TFR (Total Fertility Rate)

- CBR (Crude Birth Rate)

Ket :

B = jumlah kelahiran pd periode tertentu

P = jumlah penduduk pd pertengahan tahun tertentu

k = bilangan konstanta yaitu 1000

- TMR

- IMR

Keterangan :

D = Kematian bayi usia di bawah 1 tahun pada waktu tertentu

B = Jumlah kelahiran hidup satu tahun tertentu

K = bilangan konstanta, yaitu 1000

Page 11: Cnp 3

- MMR

Keterangan :

DM = Kematian Ibu (Mothers Death )

B = Kelahiran Hidup

k = Bilangan konstanta, biasanya 100.000

- Penyebab kematian spt bencana alam, penyakit, kecelakaan, perang, dll.

2. Data Subsistem

a. Lingkungan

- Data geografis

Desa Mekar Asih berupa dataran & perbukitan atau pegunungan

Batas wilayah : - (Data perlu dikaji)

Peta wilayah : -

Iklim : Curah hujan kurang lebih 3528mm/tahun

Terdiri atas 2 musim (musim hujan dan musim

kemarau.

- Keadaan lingkungan

Keadaan masyarakat :

Warga hampir seluruhnya melaksanakan PHBS, Mencuci tangan dengan

air mengalir dan sabun, Hampir setengah keluarga memootong kuku satu

minggu sekali, Warga sudah mengetahui tentang makan makanan gizi

seimbang, Warga makan buah dan sayur setiap hari, Pola makan warga 3

kali sehari dengan menu beraneka ragam, Sebagian besar keluarga masih

memiliki kebiasaan merokok.

Kualitas udara : -

Kondisi perumahan :

Sebagian besar rumah permanen, sebagian besar memiliki ventilasi <10%,

Sebagian besar jendela rumah terbuka, Jarak jamban dengan rumah lebih

dari 10 meter, Sumber air bersih yang digunakan adalah PDAM, Hampir

Page 12: Cnp 3

setengah rumah tangga membuang sampah ke TPS, Pemanfaatan

pekarangan untuk warung, kebun sayur, tanaman obat keluarga, tanaman

hias, dan kandang hewan ternak.

b. Pelayanan kesehatan dan sosial

- Unit kesehatan yang tersedia

Puskesmas 1 buah di pinggir jalan raya. Warga dapat menempuhnya

dengan berjalan kaki, naik ojek, maupun dengan menggunakan mobil

angkutan desa)

Posyandu 7 buah dengan jumlah kader 40 orang

Posbindu 1 buah dengan jumlah kader 2 orang

Praktek dokter 4 buah

Praktek bidan 1

c. Ekonomi

- Status ekonomi warga : -

- Industri yang ada :

Industri besar 1 buah, home industry 18 buah, pasar 1 buah, perkantoran atau

instansi 3 buah

- Jumlah pengangguaran : -

d. Keamanan & transportasi

- Transportasi umum : Angkutan kota dan ojek

- Fasilitas transportasi umum : Pangkalan ojek 2 buah

- Transportasi pribadi : Motor, ada sebagian warga yang mempunyai

transportasi pribadi

- Jenis perlindungan yang tersedia : -

- Jenis kejahatan pada umumnya : -

- Masyarakat merasa aman? –

e. Pemerintah dan politik

- Tanda aktivitas politik? –

- Partai yang mendominasi

- Masyarakat ikut terlibat dalam pengambilan keputusan?

f. Komunikasi

- Adakah tempat khusus untuk warga berkumpul? Koran apa yang ada ditempat

penjualan Koran? Apakah warga memiliki TV atau radio? Topik apa yang

Page 13: Cnp 3

biasa ditonton/didengar warga? Alat komunikasi formal dan informal apa

yang ada? Sarana komunikasi apa saja yang tersedia?

- Kaji juga seperti apakah pola informasi, komunikasi yang terjadi ditengah

masyarakat, baik penyebaran informasi maupun dalam kerangka

pembelajaran.

- Media apa yang digunakan?

- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang pola komunikasi

warga desa Mekarasih.

g. Pendidikan

- Apakah ada sekolah di daerah tersebut? Bagaimana kondisinya? Apakah ada

perpustakaannya? Apakah ada badan yang mengurus pendidikan di daerah

tersebut? Bagaimana fungsinya? Bagaimana reputasi sekolah yang ada?

Apakah isu utama yang muncul tentang pendidikan? Bagaimana angka putus

sekolah? Apakah tersedia aktifitas ekstrakurikuler? Apakah dimanfaatkan

oleh peserta didik? Adakah pelayanan kesehatan sekolah? Adakah perawat

disekolah?

- Kaji juga mayoritas tingkat pendidikan warga, tingkat buta huruf, status

pendidikan, usia lulus sekolah, jumlah pendaftar dan bahasa yang digunakan.

- Data : Di desa Mekarasih terdapat

TK 3 buah

SD 3 buah

SMP 2 buah, dan

SMA 1 buah

h. Rekreasi

- Dimanakah anak-anak biasa bermain? Bentuk rekreasi apa yang utama? Siapa

pesertanya? Fasilitas rekreasi apa yang ada?

- Kaji juga bagaimana masyarakat diwilayah tersebut menghabiskan waktu

luangnya untuk berekreasi, kebiasaan rekreasi masyarakat, fasilitas rekreasi

yang ada diwilayah tersebut, apakah biaya tempat rekreasi yang tersedia

terjangkau?

- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang pola rekreasi warga

desa Mekarasih.

3. Persepsi

a. Warga masyarakat

Page 14: Cnp 3

- Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat? Apakah yang mereka

anggap sebagai kekuatan masyarakat? Apa yang mereka anggap sebagai

masalah masyarakat?

- Ajukan pertanyaan kepada warga dari berbagai kelompok yang berbeda

(misalnya, kelompok lansia, kelompok anak muda, pekerja lapangan, buruh

pabrik, professional, ibu rumah tangga, pemuka agama) dan buat catatan

tentang siapa dan apa jawabannya.

- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang persepsi masyarakat

warga desa Mekarasih.

b. Persepsi Perawat

- Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat. Apakah

kekuatannya? Masalah dan potensial masalah apa yang dapat diidentifikasi.

- Data : Berdasarkan data dan pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat

baik menyangkut sarana pelayanan kesehatan maupun tentang perilaku hidup

sehat dan bersih masyarakat desa Mekarasih, maka dapat disimpulkan bahwa:

- Warga desa Mekarasih memiliki kekuatan dalam bidang kesehatan karena

pelayanan kesehatan yang terjangkau dan adanya fasilitas tambahan

seperti Posyandu, Posbindu, praktek dokter, dan praktek bidan.

- Selain itu dari segi perilaku hidup bersih dan sehat setengah keluarga telah

menyadari pentingnya PHBS, bahkan pada poin PHBS tertentu sudah

hampir seluruh warga menjalankannya. Ini menunjukkan bahwa warga

Desa Mekarasih memiliki potensi untuk tetap meningkatkan PHBS dan

sadar akan kesehatan.

- Potensi masalah yang mungkin terjadi adalah dari kebiasaan merokok

warga dan ventilasi yang kurang dari 10% (idealnya 20-25%). Hal ini bisa

terjadi jika warga desa Mekarasih merokok di dalam rumah yang

ventilasinya kurang, maka akan banyak terdapat banyak perokok pasif,

dan warga memiliki potensi terjadi masalah dengan paru-paru.

2.6 Pembiayaan Kesehatan

2.6.1 Sumber Dana Pelayanan Kesehatan

Page 15: Cnp 3

Sumber-sumber pelayanan kesehatan dapat diperoleh dari pemerintah, swasta,

masyarakat dalam bentuk pembiayaan langsung (fee for service) dan asuransi, serta sumber-

sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman luar negeri.

Sumber Kegiatan Sektor Kesehatan:

1. Pemerintah

Melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang disalurkan ke daerah

dalam bentuk Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan

diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari

APBN.

2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

Anggaran Pendapatan Belaja Daerah (APBD) yang bersumber dari pendapatan asli

daerah (PAD) baik yang bersumber dari pajak atau penghasilan badan usaha milik

pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga dapat bersumber dari masyarakat dalam

bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh

pihak swasta, dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat yang dikeluarkan

oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan.

3. Bantuan Luar Negeri

Bantuan Luar Negeri dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk

investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.

2.6.2 Jenis Asuransi Kesehatan yang Berkembang di Indonesia

Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)

Contoh: PT Askes untuk pegawai Negeri Sipil (PNS) dan penerima pensiun, PT.

Jamsostek untuk tenaga kerja swasta

Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan (private voluntary health Insurance)

Contoh: Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri

Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (regulated private health insurance)

Contoh Produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT. Askes

2.6.3 Jaminan Kesehatan Masyarakat

Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 telah dicetuskan kebijakan program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen

Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes (Persero). Program ini telah berjalan selama

Page 16: Cnp 3

empat tahun dan telah banyak hasil yang dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan yang

luar biasa dari pemanfaatan program ini dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan

pemerintah telah meningkatkan jumlah masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya.

(Depkes RI, 2008)

Sebagai salah satu amanat dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-

Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah disahkan pada tanggal 28 Oktober

2011 melalui sidang paripurna DPR RI. Dalam UU tersebut ditetapkan 2 (dua) BPJS yaitu

BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan demikian hanya ada institusi yang akan

menyelenggarakan Jaminan Kesehatan di Indonesia yaitu BPJS Kesehatan yang berstatuskan

badan hukum publik.

Dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka makin memantapkan arah ke depan bahwa

pembiayaan kesehatan personal bagi masyarakat Indonesia akan diselenggarakan dalam

mekanisme jaminan Kesehatan. Implementasi kedua Undang-Undang tersebut akan segera

dilakukan dengan menunggu penyelesaian peraturan perundangan seperti Peraturan

Pemerintah atau Peraturan Presiden. Mulai 1 Januari 2014, pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Nasional siap untuk diimplementasikan dan diselenggarakan melalui BPJS.

2.7 Pelayanan Kesehatan (Rasio Perbandingan Tenaga Kesehatan dan Jumlah

Penduduk)

Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub

sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan)

dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan definisi

menurut Lavey dan Loomba pelayanan kesehatan adalah setiap upaya baik yang

diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan

yang ditujukan terhadap perseorangan, kelompok dan masyarakat dan menurut Depkes RI

(2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam

suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan

ataupun masyarakat.

Menurut Moenir (2002), terdapat beberapa faktor yang mendukung berjalannya suatu

pelayanan dengan baik, yaitu:

Page 17: Cnp 3

1. Kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan.

2. Aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.

3. Organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya

mekanisme kegiatan pelayanan.

4. Ketrampilan petugas.

5. Sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan.

Pelayanan kesehatan yang berkualitas dipengaruhi oleh sarana dan sumber daya manusia

yang tersedia(tenaga kesehatan). Rasio perbandingan jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah

penduduk yang ideal adalah dokter umum 40:100.000, dokter gigi 11:100.000, dokter

spesialis 6:100.000, tenaga kefarmasian 10:100.000, perawat 118:100.000, ahli gizi

22:100.000, bida 100:100.000, tenaga kesehatan masyarakat 40:100.000 (standar rasio

menurut WHO).

Namun di Indonesia sendiri angka ini masih sangat jauh dari harapan. Salah satu

faktor yang mempengaruhinya adalah penyebaran tenaga kesehatan yang masih terpusat dan

belum merata di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Pada kasus yang ada dapat dikatakan

bahwa jumlah tenaga kesehatan di Desa Mekar Asih sudah ideal.

Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah pengkajian dilakakukan untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang baik positif dan negatif yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat

dikembangkanya strategi promosi kesehatan dalam upaya preventif, promotif, kuratif, dan

rehabilitatif. Selain itu, komponen yang harus dikaji dalam pengkajian komunitas adalah inti

komunitas, subsistem komunitas, dan persepsi, serta dalam pengkajian komunitas harus juga

memperhatikan tahapan pengkajian yaitu sosialisasi program perawatan kesehatan

komunitas, setelah itu kegiatan lanjutan dengan dilakukanya survey mawas diri (SMD) yang

diikuti dengan kegiatan musyawarah.

Page 18: Cnp 3

Daftar Pustaka

Anderson, T. Elizabeth & Judith Mc. Farlan. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Teori

dan Praktik Edisi 3. Jakarta: EGC.

Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek

dalam Keperawatan. Jakarta : Salameba Medika.

Lembaga Demografi FEUI. 2010. Dasar-dasar Demografi Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.

Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Stanhope. 2008. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta: EGC.

http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil_2007/bab_5.htm ()diakses tanggal

30 september 2012 pukul 15.30)

http://www.ppjk.depkes.go.id/ diakses tgl 26 September 2012 pukul 06.30

http://www.prasko.com/2012/04/public-health-service-pelayanan.html (diakses tanggal 30

september 2012 pukul 15.00)