Cnp 3
-
Upload
azizah-nurrohmah -
Category
Documents
-
view
23 -
download
3
description
Transcript of Cnp 3
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
pada masyarakat dengan penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan, dan
rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan
melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
keperawatan (CHS, 1997).
Keperawatan kesehatan komunitas berorientasi pada proses pemecahan masalah yang
dikenal dengan proses keperawatan, yaitu suatu metode ilmiah dalam keperawatan yang
dapat dipertanggungjawabkan sebagai cara terbaik dalam memberikan pelayanan
keperawatan yang sesuai respons manusia dalam menghadapi masalah kesehatan. Langkah-
langkah dalam proses keperawatan kesehatan komunitas adalah pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam penerapan proses keperawatan, terjadi proses
alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara bertahap dan berkelanjutan
untuk mencapai kemandirian sasaran dalam menyelesaikan masalah kesehatannya (Depkes
RI, 2006).
Dalam melakukan tugasnya di komunitas, seorang perawat harus mempunyai
kemampuan yang cukup dalam menangani masalah yang terjadi di komunitas. Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan yang memadai. Seorang perawat harus
mampu melakukan pengkajian terhadap masyarakat untuk mengetahui masalah yang terjadi.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas. Orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam
proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas
adalah mengidentifikasi faktor positif dan negatif yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi untuk promosi kesehatan. Pengkajian suatu komunitas dimulai dengan
mengidentifiksi sistem yang ada di dalamnya. Perlu diingat, bahwa sistem adalah keseluruhan
unit yang berfungsi karena saling tergantungnya bagian tersebut. Komunitas juga merupakan
keseluruhan kesatuan fungsi karena saling ketergantungan antar bagian atau sub sistem.
1.2 Tujuan Makalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut
1. Mahasiswa mampu membuat pengkajian komunitas secara holistik.
2. Mahasiswa dapat memahami metode pendekatan pengkajian komunitas.
3. Mahasiswa dapat memahami tahap-tahap sebelum dilakukanya pengkajian.
4. Mahasiswa dapat memahami pelayananan kesehatan dan jaminan kesehatan yang
disediakan oleh pemerintah.
5. Memenuhi salah satu tugas tugas mata kuliah Community Nursing Programe III.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien
untuk mencapai dan memelihara kesehatan seoptimal mungkin.
Proses keperawatan komunitas adalah metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.
Pengkajian keperawatan komunitas merupakan suatu proses tindakan untuk mengenal
komunitas orang-orang yang berada di komunitas merupakan mitra dan berperan di dalam
proses keperawatan kesehatan komunitas. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas
adalah mengidentifikasi factor positif dan negative yang berbenturan dengan masalah
kesehatan dari masyarakat hingga sumber daya yang dimiliki komunitas dengan tujuan
merancang strategi promosi untuk kesehatan.
Adapun definisi dari komunitas itu sendiri sangat bervariasi, salah satunya seperti
yang didefinisikan oleh Maurer (2005) bahwa komunitas didefinisikan sebagai sistem sosial
yang terbuka yang dikarakteristikkan oleh manusia yang berada pada satu tempat tiap
waktunya yang memiliki beragam tujuan. Permasalahan kesehatan dapat pula muncul pada
berbagai komunitas.
Secara umum, konsep dasar asuhan keperawatan pada komunitas memiliki persamaan
dengan asuhan keperawatan pada individu. Dimana, elemen-elemen asuhan keperawatan
komunitas terdiri dari pengkajian, diagnosis dan perencanaan, intervensi, implementasi, dan
evaluasi. Hanya saja yang membedakannya adalah klien yang akan diberikan intervensi yaitu
komunitas dan diagnosanya.
Pengkajian pada komunitas merupakan suatu proses untuk dapat mengenal
masyarakat. Adapun tujuan dilakukannya pengkajian pada komunitas adalah untuk
mengidentifikasi faktor-faktor, baik positif maupun negatif, yang mempengaruhi kesehatan
warga masyarakat agar dapat mengembangkan strategi promosi kesehatan (Anderson,
Elizabeth. T., McFarlane, J., 2001). Menurut Anderson, untuk pengkajian komunitas,
kerangka kerja pengkajian yang digunakan adalah roda pengkajian komunitas. Roda
pengkajian seperti pada gambar di bawah ini digunakan sebagai kerangka kerja untuk
keseluruhan bagian dari asuhan keperawatan pada komunitas.
Pengkajian komunitas dimulai dengan mengidentifikasi komunitas yang akan dikaji.
Hal ini dikarenakan komunitas dapat diibaratkan sebagai suatu sistem dan keseluruhan fungsi
karena adanya saling kebergantungan di antara bagian-bagiannya. Sama halnya dengan
komunitas yang saling kebergantungan di antara bagian, atau subsistemnya. Pada pengkajian
komunitas, roda pengkajian di atas digunakan sebagai konsep umum untuk asuhan
keperawatan apada komunitas, sedangkan pengkajian komunitas difasilitasi dengan
menggunakan model survei, yaitu “Learning about the Community on Foot” (Anderson,
Elizabeth T., McFarlane, J., 2001). Adapun model survei ini terdiri atas tiga bagian: (1) inti
komunitas, (2) subsistem komunitas, dan (3) persepsi.
2.2 Tujuan
Tujuan asuhan keperawatan komunitas terdapat pada bagian rancangan perencanaan.
Sebelum ditentukannya tujuan dari asuhan keperawatan komunitas, terlebih dahulu perawat
melakukan pengkajian dan diagnose, setelah itu perawat menetapkan tujuan dari asuhan
keperawatan yang diberikan, yang kemudian dilanjutkan dengan perencanaan. Tujuan asuhan
keperawatan komunitas bervariasi sesuai dengan jenis komunitasnya, namun pada umumnya
tujuan asuhan keperawatan komunitas ini berfokus pada memaksimalkan kesejahteraan
anggota, mempromosikan kelangsungan hidup, dan menemukan kebutuhan anggota
komunitas (Maurer, Frances A., Smith, Claudia M., 2005). Setelah ditegakkannya diagnosa
keperawatan komunitas, tujuan asuhan keperawatan berfokus komunitas bertujuan untuk
menjadi komunitas yang melaksanakan program promosi kesehatan berdasarkan isu yang
dirasakan oleh warga, dengan menggunakan metode yang diterima oleh norma budaya dan
dilakukan di lokasi dan biaya yang terjangkau oleh komunitas.
Adapun cara untuk merumuskan tujuan asuhan keperawatan komunitas harus memenuhi
beberapa kriteria, yaitu berfokus pada masyarakat, jelas dan singkat, dapat diukur dan
diobservasi, realistik, ada target waktu, dan melibatkan peran serta masyarakat. Dalam
menentuka tujuan, terdapat dua tujuan yang harus dicapai dari pemberian asuhan
keperawatan kedepannya, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan
jangka pendek adalah adanya pernyataan spesifik dari hasil yang diinginkan yang dinyatakan
dalam perilaku yang dapat diukur. Adapun tujuan jangka panjang adalah hasil akhir yang
ingin diperoleh dari semua kegiatan dan serangkaian proses pemecahan satu masalah
keperawatan
2.3 Sasaran
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan
spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang
kemauan menuju kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,
di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi,2007).
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin,
umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah
kesehatan (Mubarak, 2005).
4. Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu
kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau
masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan keperawatan komunitas
diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
Perawat di komunitas dapat bekerja sebagai perawat keluarga, perawat sekolah, perawat
kesehatan kerja dan perawat gerontologi.
a. Perawat keluarga
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat keperawatan tingkat kesehatan masyarakat
yang dipusatkan pada keluarga sebagai satu kesatuan yang dirawat dengan sehat sebagai
tujuan pelayanan dan perawatan sebagai upaya (Ande, 2009).
b. Perawat keluarga
Perawat teregistrasi dan telah lulus dalam bidang keperawatan yang dipersiapkan untuk
praktek memberikan pelayanan individu dan keluarga disepanjang rentang sehat sakit.
Praktek ini mencakup pengambilan keputusan independen dan interdependen dan secara
langsung bertanggung gugat terhadap keputusan klinis. Peran perawat keluarga adalah
melaksanakan asuhan keperawatan keluarga, berpartisipasi dan menggunakan hasil riset,
mengembangkan dan melaksanakan kebijakan di bidang kesehatan, kepemimpinan,
pendidikan, case managemen dan konsultasi (Ande, 2009)..
c. Perawat kesehatan sekolah
Keperawatan sekolah adalah: keperawatan yang difokuskan pada anak ditatanan
pendidikan guna memenuhi kebutuhan anak dengan mengikutsertakan keluarga maupun
masyarakat sekolah dalam perencanaan pelayanan . Perawatan kesehatan sekolah
mengaplikasikan praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unit individu,
kelompok dan masyarakat sekolah. Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu
jenis pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk mewujudkan dan menumbuhkan
kemandirian siswa untuk hidup sehat, menciptakan lingkungan dan suasana sekolah yang
sehat. Fokus utama perawat kesehatan sekolah adalah siswa dan lingkunganya dan sasaran
penunjang adalah guru dan kader (Ande, 2009).
d. Perawat kesehatan kerja
Perawatan kesehatan kerja adalah penerapan prinsip-prinsip keperawatan dalam
memelihara kelestarian kesehatan tenaga kerja dalam segala bidang pekerjaan (American
Asociation of Occupational Health Nursing). Perawat kesehatan kerja mengaplikasikan
praktek keperawatan untuk memenuhi kebutuhan unik individu, kelompok dan masyarakat
di tatanan industri, pabrik, tempat kerja, tempak konstruksi, universitas dan lain-lain.
Lingkup praktek keperawatan kesehatan kerja mencakup pengkajian riwayat kesehatan,
pengamatan, memberikan pelayanan kesehatan primer konseling, promosi kesehatan,
administrasi management quality asurance, peneliti dan kolaburasi dengan komunitas
(Ande, 2009).
e. Perawat gerontologi
Perawatan gerontologi atau gerontik adalah ilmu yang mempelajari dan memberikan
pelayanan kepada orang lanjut usia yang dapat terjadi di berbagai tatanan dan membantu
orang lanjut usia tersebut untuk mencapai dan mempertahankan fungsi yang optimal.
Perawat gerontologi mengaplikasikan dan ahli dalam memberikan pelayanan kesehatan
utama pada lanjut usia dank keluarganya dalam berbagai tatanan pelayanan. Peran lanjut
perawat tersebut independen dan kolaburasi dengan tenaga kesehatan profesional.
Lingkup praktek keperawatan gerontologi adalah memberikan asuhan keperawatan,
malaksanakan advokasi dan bekerja untuk memaksimalkan kemampuan atau kemandirian
lanjuy usia, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan, mencegah dan meminimalkan
kecacatan dan menunjang proses kematian yang bermartabat. Perawat gerontologi dalam
prakteknya menggunakan managemen kasus, pendidikan, konsultasi , penelitian dan
administrasi.
2.4 Metode Pendekatan Pengkajian Komunitas
Windshield survey
Digunakan perawat komunitas untuk mengidentifikasi berbagai dimensi dari komunitas, lingkungan, serta gaya hidup masyarakat. Beberapa aspek yang dikaji dengan menggunakan metode ini adalah sebagai berikut
I. Inti Komunitas Observasi Data
1. Sejarah-apa yang anda dapat dari pengamatan sementara di wilayah tersebut? Tanyakan mengenal sejarah wilayah tersebut kepada tetua atau tokoh masyarakat.
2. Semografi-tipe orang apa yang anda jumpai? Termasuk data mengenai usia,jenis kelamin,dan piramida penduduk
3. Kelompok etnis-identifikasi bebagai suku atau etis yang anda jumpai
4. Nilai dan keyakinan- apakah disana terdapat rumah ibadah ? apakah tempat tersebut terlihat homogen? Identifikasi nilai dan keyakinan dalam masyarakat
II. Subsistem
1. Lingkungan fisik- Keadaan lingkungan atau geografis, batas wilayah, peta wilayah, iklim, dan kondisi perumahan
2. Pelayanan kesehatan dan sosial- Unit pelayanan kesehatan yang tersedia baik modern atau tradisional, tenaga kesehatan, home care, tempat pelayanan sosial, serta kesehatan jiwa komunitas.
3. Ekonomi – status ekonomi masyarakat, industri yang ada, kegiatan yang menunjang roda perekonomian, serta jumlah pengangguran
4. Keamanan dan transportasi- Bagaimana masyarakat bepergian ? apa digunakan jenis transportasi umum dan pribadi yang digunakan ? apakah masyarakat merasa aman ?
5. Pemerintahan dan politik- Apakah ada tanda dari aktivitas politik (contoh:poster, pertemuan) ? apa hak komunitas dalam pemerintahan / apakah masyarakat terlibat dalam pembuatan keputusan ?
6. Komunikasi-identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik
7. Pendidikan- Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media cetak dan elektronik
8. Rekreasi-dimana anak anak bermain ? apa bentuk umum dari rekreasi ? apa fasilitas dari rekreasi yang anda temukan ?
III. Persepsi
1. Penduduk- Bagaimana pendapat masyarakat tentang komunitasnya ? apa yang mereka identifikasi sebagai kekuatan ? Masalah ?/ Mintalah pendapat beberapa kelompok berbeda (tua, muda, petani, pekerja pabrik, profesional, tokoh agama, ibu rumah tangga) dan analisis dari masing masing pemberi jawaaban
2. Persepsi Anda- Pernyataan umum mengenai kesehatan komunitas. Apa kekuatannya ? apa masalah aktual dan potensial yang bisa anda identifikasi
Data Sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat sebelumnya, yang belum termasuk dalam data sekunder meliputi data-data seperti data statistik, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan (C.O.Helvie, 1998).
Selain data sekunder diatas, metode pengkajian komunitas bisa didapatkan dari data survey wawancara dengan informan, observasi komunitas, serta forum komunikasi.
2.5 Pengkajian
1. Data inti
a. Riwayat
- Tanyakan kepada warga sekitar bagaimana sejarah desa tersebut terbentuk?
- Tanyakan kepada warga sekitar apakah ada wilayah yg diyakini memilki nilai
mistik?
- Bagaimana bentuk kondisi bangunan di desa tersebut?
Dalam kasus:
Desa Mekar Asih terdiri dari 3 dusun dan 8 RW, termasuk dalam derah
binaan Puskesmas Tanjungmedar. Rumah-rumah di desa mekar asih berupa
rumah permanen.
b. Nilai dan Keyakinan
- Tanyakan kepada masyarakat setempat nilai dan keyakinan yang di anut desa
tersebut?
- Identifikasi tentang pola budaya yang terkait tentanfg nilai dan keyakinana?
- Tanyakan tentang norma/aturan yang berlaku di desa setempat?
c. Agama
- Apakah terdapat mesjid, gereja, dll?
- Berapakah jumlah tempat ibadah?
- Apakah homogen?
Dalam kasus:
Terdapat Mesjid 14 buah
d. Demografi
- Komposisi penduduk, umur dan jenis kelamin (crosstab table)
Jenis
Kelamin
Usia Total
Bayi
0–1 th
Pre
School
1-6 th
School
6-10 th
Remaja
10-20 th
Dewasa
Muda
20-40 th
Dewasa
tengah
41-65 th
Dewasa
lanjut
>65 th
Laki-laki
Perempuan
Total 5.080
- Tipe keluarga :
Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga besar (extended family)
Keluarga campuran (blended family)
Keluarga menurut hokum umum (common law family)
Kelarga orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga hidup bersama (comune family)
Keluarga serial (serial family)
Keluarga tinggal bersama (cohabitation family) (Susman. 194 dalam
Fredman 1998)
- Homogenitas
- Status perkawinan
Dalam kasus:
Terdapat 1.446 KK, hampir seluruh kepala keluarga Desa Mekar Asih
bersatatus marital menikah.
- Ras: Apakah populasi homogen
e. Statistik vital
- ASFR (Age Specific Fertility Rate)
Ket :
bi = banyaknya kelahiran pd perempuan kelompok umur i pd suatu periode
i1 untuk kelompok umur 15-19
i2 untuk kelompok umur 20-24
i3 untuk kelompok umur 45-49
pfi = jumlah penduduk perempuan pd umur i
- TFR (Total Fertility Rate)
- CBR (Crude Birth Rate)
Ket :
B = jumlah kelahiran pd periode tertentu
P = jumlah penduduk pd pertengahan tahun tertentu
k = bilangan konstanta yaitu 1000
- TMR
- IMR
Keterangan :
D = Kematian bayi usia di bawah 1 tahun pada waktu tertentu
B = Jumlah kelahiran hidup satu tahun tertentu
K = bilangan konstanta, yaitu 1000
- MMR
Keterangan :
DM = Kematian Ibu (Mothers Death )
B = Kelahiran Hidup
k = Bilangan konstanta, biasanya 100.000
- Penyebab kematian spt bencana alam, penyakit, kecelakaan, perang, dll.
2. Data Subsistem
a. Lingkungan
- Data geografis
Desa Mekar Asih berupa dataran & perbukitan atau pegunungan
Batas wilayah : - (Data perlu dikaji)
Peta wilayah : -
Iklim : Curah hujan kurang lebih 3528mm/tahun
Terdiri atas 2 musim (musim hujan dan musim
kemarau.
- Keadaan lingkungan
Keadaan masyarakat :
Warga hampir seluruhnya melaksanakan PHBS, Mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun, Hampir setengah keluarga memootong kuku satu
minggu sekali, Warga sudah mengetahui tentang makan makanan gizi
seimbang, Warga makan buah dan sayur setiap hari, Pola makan warga 3
kali sehari dengan menu beraneka ragam, Sebagian besar keluarga masih
memiliki kebiasaan merokok.
Kualitas udara : -
Kondisi perumahan :
Sebagian besar rumah permanen, sebagian besar memiliki ventilasi <10%,
Sebagian besar jendela rumah terbuka, Jarak jamban dengan rumah lebih
dari 10 meter, Sumber air bersih yang digunakan adalah PDAM, Hampir
setengah rumah tangga membuang sampah ke TPS, Pemanfaatan
pekarangan untuk warung, kebun sayur, tanaman obat keluarga, tanaman
hias, dan kandang hewan ternak.
b. Pelayanan kesehatan dan sosial
- Unit kesehatan yang tersedia
Puskesmas 1 buah di pinggir jalan raya. Warga dapat menempuhnya
dengan berjalan kaki, naik ojek, maupun dengan menggunakan mobil
angkutan desa)
Posyandu 7 buah dengan jumlah kader 40 orang
Posbindu 1 buah dengan jumlah kader 2 orang
Praktek dokter 4 buah
Praktek bidan 1
c. Ekonomi
- Status ekonomi warga : -
- Industri yang ada :
Industri besar 1 buah, home industry 18 buah, pasar 1 buah, perkantoran atau
instansi 3 buah
- Jumlah pengangguaran : -
d. Keamanan & transportasi
- Transportasi umum : Angkutan kota dan ojek
- Fasilitas transportasi umum : Pangkalan ojek 2 buah
- Transportasi pribadi : Motor, ada sebagian warga yang mempunyai
transportasi pribadi
- Jenis perlindungan yang tersedia : -
- Jenis kejahatan pada umumnya : -
- Masyarakat merasa aman? –
e. Pemerintah dan politik
- Tanda aktivitas politik? –
- Partai yang mendominasi
- Masyarakat ikut terlibat dalam pengambilan keputusan?
f. Komunikasi
- Adakah tempat khusus untuk warga berkumpul? Koran apa yang ada ditempat
penjualan Koran? Apakah warga memiliki TV atau radio? Topik apa yang
biasa ditonton/didengar warga? Alat komunikasi formal dan informal apa
yang ada? Sarana komunikasi apa saja yang tersedia?
- Kaji juga seperti apakah pola informasi, komunikasi yang terjadi ditengah
masyarakat, baik penyebaran informasi maupun dalam kerangka
pembelajaran.
- Media apa yang digunakan?
- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang pola komunikasi
warga desa Mekarasih.
g. Pendidikan
- Apakah ada sekolah di daerah tersebut? Bagaimana kondisinya? Apakah ada
perpustakaannya? Apakah ada badan yang mengurus pendidikan di daerah
tersebut? Bagaimana fungsinya? Bagaimana reputasi sekolah yang ada?
Apakah isu utama yang muncul tentang pendidikan? Bagaimana angka putus
sekolah? Apakah tersedia aktifitas ekstrakurikuler? Apakah dimanfaatkan
oleh peserta didik? Adakah pelayanan kesehatan sekolah? Adakah perawat
disekolah?
- Kaji juga mayoritas tingkat pendidikan warga, tingkat buta huruf, status
pendidikan, usia lulus sekolah, jumlah pendaftar dan bahasa yang digunakan.
- Data : Di desa Mekarasih terdapat
TK 3 buah
SD 3 buah
SMP 2 buah, dan
SMA 1 buah
h. Rekreasi
- Dimanakah anak-anak biasa bermain? Bentuk rekreasi apa yang utama? Siapa
pesertanya? Fasilitas rekreasi apa yang ada?
- Kaji juga bagaimana masyarakat diwilayah tersebut menghabiskan waktu
luangnya untuk berekreasi, kebiasaan rekreasi masyarakat, fasilitas rekreasi
yang ada diwilayah tersebut, apakah biaya tempat rekreasi yang tersedia
terjangkau?
- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang pola rekreasi warga
desa Mekarasih.
3. Persepsi
a. Warga masyarakat
- Bagaimana perasaan warga terhadap masyarakat? Apakah yang mereka
anggap sebagai kekuatan masyarakat? Apa yang mereka anggap sebagai
masalah masyarakat?
- Ajukan pertanyaan kepada warga dari berbagai kelompok yang berbeda
(misalnya, kelompok lansia, kelompok anak muda, pekerja lapangan, buruh
pabrik, professional, ibu rumah tangga, pemuka agama) dan buat catatan
tentang siapa dan apa jawabannya.
- Data : Pada kasus tidak ditampilkan data tentang persepsi masyarakat
warga desa Mekarasih.
b. Persepsi Perawat
- Pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat setempat. Apakah
kekuatannya? Masalah dan potensial masalah apa yang dapat diidentifikasi.
- Data : Berdasarkan data dan pernyataan umum tentang kesehatan masyarakat
baik menyangkut sarana pelayanan kesehatan maupun tentang perilaku hidup
sehat dan bersih masyarakat desa Mekarasih, maka dapat disimpulkan bahwa:
- Warga desa Mekarasih memiliki kekuatan dalam bidang kesehatan karena
pelayanan kesehatan yang terjangkau dan adanya fasilitas tambahan
seperti Posyandu, Posbindu, praktek dokter, dan praktek bidan.
- Selain itu dari segi perilaku hidup bersih dan sehat setengah keluarga telah
menyadari pentingnya PHBS, bahkan pada poin PHBS tertentu sudah
hampir seluruh warga menjalankannya. Ini menunjukkan bahwa warga
Desa Mekarasih memiliki potensi untuk tetap meningkatkan PHBS dan
sadar akan kesehatan.
- Potensi masalah yang mungkin terjadi adalah dari kebiasaan merokok
warga dan ventilasi yang kurang dari 10% (idealnya 20-25%). Hal ini bisa
terjadi jika warga desa Mekarasih merokok di dalam rumah yang
ventilasinya kurang, maka akan banyak terdapat banyak perokok pasif,
dan warga memiliki potensi terjadi masalah dengan paru-paru.
2.6 Pembiayaan Kesehatan
2.6.1 Sumber Dana Pelayanan Kesehatan
Sumber-sumber pelayanan kesehatan dapat diperoleh dari pemerintah, swasta,
masyarakat dalam bentuk pembiayaan langsung (fee for service) dan asuransi, serta sumber-
sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman luar negeri.
Sumber Kegiatan Sektor Kesehatan:
1. Pemerintah
Melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang disalurkan ke daerah
dalam bentuk Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus. Dengan
diberlakukannya otonomi daerah, porsi dana sektor kesehatan yang bersumber dari
APBN.
2. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
Anggaran Pendapatan Belaja Daerah (APBD) yang bersumber dari pendapatan asli
daerah (PAD) baik yang bersumber dari pajak atau penghasilan badan usaha milik
pemda. Mobilisasi dana kesehatan juga dapat bersumber dari masyarakat dalam
bentuk asuransi kesehatan, investasi pembangunan sarana pelayanan kesehatan oleh
pihak swasta, dan biaya langsung yang dikeluarkan oleh masyarakat yang dikeluarkan
oleh masyarakat untuk perawatan kesehatan.
3. Bantuan Luar Negeri
Bantuan Luar Negeri dapat dalam bentuk hibah (grant) atau pinjaman (loan) untuk
investasi atau pengembangan pelayanan kesehatan.
2.6.2 Jenis Asuransi Kesehatan yang Berkembang di Indonesia
Asuransi Kesehatan Sosial (Social Health Insurance)
Contoh: PT Askes untuk pegawai Negeri Sipil (PNS) dan penerima pensiun, PT.
Jamsostek untuk tenaga kerja swasta
Asuransi Kesehatan Komersial Perorangan (private voluntary health Insurance)
Contoh: Lippo Life, BNI Life, Tugu Mandiri
Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (regulated private health insurance)
Contoh Produk Asuransi Kesehatan Sukarela oleh PT. Askes
2.6.3 Jaminan Kesehatan Masyarakat
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 telah dicetuskan kebijakan program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen
Kesehatan melalui penugasan kepada PT. Askes (Persero). Program ini telah berjalan selama
empat tahun dan telah banyak hasil yang dicapai terbukti dengan terjadinya kenaikan yang
luar biasa dari pemanfaatan program ini dari tahun ke tahun oleh masyarakat miskin dan
pemerintah telah meningkatkan jumlah masyarakat yang dijamin maupun pendanaannya.
(Depkes RI, 2008)
Sebagai salah satu amanat dari Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-
Undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) telah disahkan pada tanggal 28 Oktober
2011 melalui sidang paripurna DPR RI. Dalam UU tersebut ditetapkan 2 (dua) BPJS yaitu
BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Dengan demikian hanya ada institusi yang akan
menyelenggarakan Jaminan Kesehatan di Indonesia yaitu BPJS Kesehatan yang berstatuskan
badan hukum publik.
Dengan berlandaskan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), maka makin memantapkan arah ke depan bahwa
pembiayaan kesehatan personal bagi masyarakat Indonesia akan diselenggarakan dalam
mekanisme jaminan Kesehatan. Implementasi kedua Undang-Undang tersebut akan segera
dilakukan dengan menunggu penyelesaian peraturan perundangan seperti Peraturan
Pemerintah atau Peraturan Presiden. Mulai 1 Januari 2014, pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Nasional siap untuk diimplementasikan dan diselenggarakan melalui BPJS.
2.7 Pelayanan Kesehatan (Rasio Perbandingan Tenaga Kesehatan dan Jumlah
Penduduk)
Pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo adalah sebuah sub
sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan)
dan promotif (peningkatan kesehatan) dengan sasaran masyarakat. Sedangkan definisi
menurut Lavey dan Loomba pelayanan kesehatan adalah setiap upaya baik yang
diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit dan memulihkan kesehatan
yang ditujukan terhadap perseorangan, kelompok dan masyarakat dan menurut Depkes RI
(2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
ataupun masyarakat.
Menurut Moenir (2002), terdapat beberapa faktor yang mendukung berjalannya suatu
pelayanan dengan baik, yaitu:
1. Kesadaran para pejabat dan petugas yang berkecimpung dalam pelayanan.
2. Aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan.
3. Organisasi yang merupakan alat serta sistem yang memungkinkan berjalannya
mekanisme kegiatan pelayanan.
4. Ketrampilan petugas.
5. Sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas dipengaruhi oleh sarana dan sumber daya manusia
yang tersedia(tenaga kesehatan). Rasio perbandingan jumlah tenaga kesehatan dengan jumlah
penduduk yang ideal adalah dokter umum 40:100.000, dokter gigi 11:100.000, dokter
spesialis 6:100.000, tenaga kefarmasian 10:100.000, perawat 118:100.000, ahli gizi
22:100.000, bida 100:100.000, tenaga kesehatan masyarakat 40:100.000 (standar rasio
menurut WHO).
Namun di Indonesia sendiri angka ini masih sangat jauh dari harapan. Salah satu
faktor yang mempengaruhinya adalah penyebaran tenaga kesehatan yang masih terpusat dan
belum merata di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Pada kasus yang ada dapat dikatakan
bahwa jumlah tenaga kesehatan di Desa Mekar Asih sudah ideal.
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah pengkajian dilakakukan untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang baik positif dan negatif yang mempengaruhi kesehatan sehingga dapat
dikembangkanya strategi promosi kesehatan dalam upaya preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif. Selain itu, komponen yang harus dikaji dalam pengkajian komunitas adalah inti
komunitas, subsistem komunitas, dan persepsi, serta dalam pengkajian komunitas harus juga
memperhatikan tahapan pengkajian yaitu sosialisasi program perawatan kesehatan
komunitas, setelah itu kegiatan lanjutan dengan dilakukanya survey mawas diri (SMD) yang
diikuti dengan kegiatan musyawarah.
Daftar Pustaka
Anderson, T. Elizabeth & Judith Mc. Farlan. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Teori
dan Praktik Edisi 3. Jakarta: EGC.
Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Jakarta : Salameba Medika.
Lembaga Demografi FEUI. 2010. Dasar-dasar Demografi Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat.
Notoatmodjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Stanhope. 2008. Buku Saku Keperawatan Komunitas dan Kesehatan Rumah. Jakarta: EGC.
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profil_2007/bab_5.htm ()diakses tanggal
30 september 2012 pukul 15.30)
http://www.ppjk.depkes.go.id/ diakses tgl 26 September 2012 pukul 06.30
http://www.prasko.com/2012/04/public-health-service-pelayanan.html (diakses tanggal 30
september 2012 pukul 15.00)