cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ......

52

Transcript of cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ......

Page 1: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk
Page 2: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk
Page 3: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk
Page 4: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 2

“Saya mensyukuri pekerjaan ini. Saya tidak takut mati. Saya hanya takut keluarga saya mati kelapa-ran.” kata seorang penambang setengah baya sem-bari menerawang jauh”

Tiket kereta api jurusan Surabaya menuju Banyuwangi su-dah ditangan. Tiket ini di dapat setelah 30 menit berdiri diantara para pengantri tiket lainnya. Beruntung masih mendapat jatah tempat duduk. Sebab hari keberangka-tan bertepatan dengan libur lebaran. Perjalanan kali ini tidak akan terasa sendiri karena keberadaan rekan pet-

ualang yang baru. Kini tinggal mengemas barang apa saja yang nanti akan dibawa selama berada di kota Banyuwangi. Perlengkapan yang tidak boleh ketinggalan adalah kamera untuk mengabadikan setiap momen ber-harga. Harga tiket kereta apinya cukup terjangkau un-tuk kantong, Rp 85.000 bisa membuat kita duduk dengan nyaman tanpa kepanasan di dalam kereta api Mutiara Timur Malam. Kereta yang dioperasikan oleh PT. Kereta Api Indonesia di Jawa, melayani rute Surabaya Gubeng – Banyuwangi Baru pergi-pulang. Jarak 308 kilometer ditempuh dalam waktu enam jam 30 menit dengan 64 tempat duduk dikelas bisnis.

Oleh : Lida Maya

O T H E R S I D E

KISAH PENAMBANG BELERANG TRADISIONAL DIANTARA KEINDAHAN

KAWAH IJENPhoto by Lida Maya

Page 5: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 3

Tujuan kami tidak lain tidak bukan adalah Gunung Ijen atau lebih dikenal dengan sebutan Kawah Ijen. Gunung berapi aktif dengan ketinggian 2.443 mdpl ini pernah meletus tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936. Kawah Ijen adalah sebuah danau kawah dengan air berwarna hijau kebiruan yang bersifat asam. Kedalamannya 200 meter dan luas 5.466 hektar. Indonesia punya pesona keinda-han yang luar biasa dan memukau banyak wisatawan dari berbagai Negara. Di sinilah Anda dapat melihat da-nau kawah luas diliputi kabut dan asap belerang yang mempesona. Pemandangan yang tak kalah menakjub-kan yaitu api berwarna biru (blue fire) dari belerangnya. Blue fire ini dapat dilihat pada dini hari sekitar pukul 02.00 hingga pukul 04.00 WIB. Blue fire hanya dijumpai di dua tempat di dunia ini, di Kawah Ijen, Indonesia dan Islandia.

Perjalanan dari Banyuwangi kota menuju Cagar Alam Ta-man Wisata Kawah Ijen berjarak sekitar 39 kilometer. Jarak tidak terlalu panjang ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat selama kurang lebih 3 jam. Kondisi jalanan menanjak, berliku dan sering rusak oleh air hujan maupun karena truk pengangkut bel-erang yang sering melintas setiap hari. Pemandangan kota, pedesaan, perkebunan yang dikelola oleh warga dan lebatnya hutan bisa kita temukan di sepanjang rute yang kita lintasi.

Sesampai di depan pintu gerbang utama Cagar Alam Ta-man Wisata Kawah Ijen, pengunjung akan disambut oleh jalur yang memiliki kemiringan 25-35 derajat. Menanjak, dengan medan tanah yang berpasir membuat langkah kaki semakin berat. Di sepanjang jalur itu pula Anda akan banyak berpapasan dengan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Kawah Ijen tidak hanya menawarkan keindahan, tetapi

juga menyimpan segelintir kisah hidup memilukan. Se-lain menjadi tujuan wisata, Kawah Ijen menjadi tempat menyambung hidup bagi para penambang belerang tr-adisional. Tidak Cuma berasal dari desa di Banyuwangi, sebagian dari penambang juga berasal dari daerah lain seperti Madura. Mereka hilir mudik mencari penghasilan di area bekas letusan.

Area yang curam, berbatu dan berbahaya. Hawa sedin-gin 10 derajat Celsius (bahkan bisa mencapai 2 dera-jat Celsius) dan bau belerang yang begitu menyengat menyusup ke hidung melalui celah-celah masker, seolah bukan apa-apa bagi mereka. Padahal saya membutuh-kan masker sangat tebal untuk menghalau bau belerang yang terasa begitu menusuk hidung, membuat sesak na-fas dan menyebabkan pedih mata.

Photo by Lida Maya

Page 6: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 4

“Sudah terbiasa. Setiap hari seperti ini.” Begitu jawaban singkat dari salah seorang penambang belerang.

Dalam kondisi seperti itu, mereka masih secara bergiliran menjaga api cantik yang berasal dari kadar belerang yang tinggi, agar tidak membakar produksi belerang yang sudah mengeras dan siap diambil. Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan cairan belerang yang sudah mendidih berwarna oranye kecokelatan.

“Hati-hati ini mendidih. Panas sekali.” Ucap salah seorang yang lain.

Para penambang tidak memakai perlengkapan yang memadai. Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk alas kaki, tidak seluruhnya mereka mengenakan sepatu bot. Kebanya-

kan dari mereka hanya beralaskan sandal jepit. Jangank-an helm, sarung tangan dan kacamata tidak ada pada mereka. Saya sulit membayangkan bagaimana mereka setiap hari berada di kondisi ironis seperti ini. Maka tidak-lah heran bila rata-rata para penambang belerang men-derita penyakit paru-paru pada usia 30 tahun.

Jalan panjang masih harus ditempuh. Banyak pengun-jung yang tidak ingin sampai di dasar kawah. Kalaupun ada, biasanya ketika hari masih sangat pagi. Medan jalan itu dapat ditempuh sekitar 3 kilometer hingga sam-pai ke bibir kawah. Para penambang melewatinya den-gan mengangkut belerang seberat 70-100 kilogram da-lam keranjang bambu. Mereka memanggulnya di atas bahu mereka setiap hari. Itulah yang menjadi senjata utama mereka. Sedangkan satu-satunya sumber tenaga paling besar mereka adalah keberanian. Berulang kali saya berpapasan dengan mereka. Beberapa di antara

Photo by Lida Maya

Page 7: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

penambang mungkin telah 3 kali bolak-balik pada jalur sepanjang itu. Bahkan tidak untuk satu hari ini saja mere-ka bekerja, sudah puluhan tahun umur mereka habiskan untuk menjadi penambang belerang.

Pelajaran dalam hidup bisa diambil kapan saja dan di-mana saja. Kehidupan para penambang ini adalah se-buah kisah megah tentang perjuangan. Bagi mereka mungkin ini adalah perjuangan yang biasa, tetapi bagi

saya ini adalah perjuangan yang mengagumkan. Peluh yang bercucuran serta luka akibat mengangkut beban berat di bahu seperti tidak berpengaruh terhadap diri mereka. Bau belerang yang mempunyai jalan sendiri ke saluran pernapasan, yang bisa membuat mual dan pus-ing, juga curamnya medan sudah menjadi resiko bagi pekerjaan mereka. Meskipun begitu mereka mengaku sangat mencintai pekerjaan mereka. Dengan suka cita dan tanpa keluh kesah mereka menjalani profesinya. “Saya mensyukuri pekerjaan ini. Saya tidak takut mati. Saya hanya takut keluarga saya mati kelaparan.” kata seorang penambang setengah baya sembari mener-awang jauh.

Miris rasanya mendengar kata-kata itu. Asap belerang yang menggerogoti paru-paru mereka bukanlah keta-kutan terbesar mereka. Mereka hanya takut kalau-kalau mereka sekeluarga mati kelaparan.

Usaha yang amat beresiko inipun tidak dihargai dengan layak. Uang yang didapat pun tidak seberapa. Satu ki-logram belerang hanya dihargai Rp 700 – Rp 800 saja. Itu artinya, dalam sehari upah yang diperoleh hanya Rp 49.000 – Rp 80.000. Mereka bukannya tidak ingin mencari atau memilih pekerjaan lain dengan resiko lebih ringan dan penghasilan yang lebih besar. Menjadi penambang belerang bukanlah profesi yang rendahan atau dilaku-kan dengan kata “terdesak”. Tetapi mereka telah men-ganggap bahwa ini sudah menjadi jalan hidup bagi mereka. Setulus hati mereka menjalani. Demi sebuah tu-juan yang lebih besar, untuk masa depan keluarga dan anak-anaknya. Pekerjaan memang berat dan tak semua orang memiliki kesempatan memperoleh pekerjaan den-gan pendapatan berlimpah. Tetapi percayalah bahwa Tuhan sudah mengatur rejeki untuk masing-masing orang dalam hidupnya.[Lida Maya/End]

Photo by Lida Maya

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 5

Page 8: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk
Page 9: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 7

D E S T I N A T I O N

SATU SUNGAITIGA AIR TERJUN

Oleh : Dya Iganov

Curug CiwatinPhoto by Dya Iganov

Nama Kecamatan Cikatomas mungkin sudah dikenal oleh sebagian orang sebagai lokasi dari “Niagara Mini” dari selatan Tasikmalaya. Siapa sangka, potensi wisata di Kecamatan Cikatomas masih banyak yang belum terek-spose, salah satunya yang berada di Desa Linggalaksa-na. Potensi objek wisata berupa tiga tingkatan air tejun dari satu aliran sungai yang sama yang sampai saat ini masih merupakan wisata lokal.

Aliran Sungai Ciwatin mengalir dari Desa Pakemitan hing-ga ke Desa Linggalaksana dan kemudian menyatu den-gan aliran utama Sungai Ciwulan hingga bermuara di pesisir Tasikmalaya, yaitu di Kecamatan Cikalong. Sepan-jang aliran Sungai Ciwatin, tepatnya di Desa Linggalak-sana memiliki tiga aliran air terjun, yang masing-masing bernama Curug Koja di tingkatan paling atas, Curug Ci-

bakom di tingkatan kedua, dan Curug Ciwatin di ting-katan ketiga. Meskipun berada dalam satu aliran sungai yang sama, tetapi karakteristik dan morfologi ketiga air terjun ini memiliki ciri khas sendiri, baik dari segi aliran air, morfologi jatuhan air terjun, morfologi dinding air terjun, hingga area dan medan trekking masing-masing air ter-jun.

Akses menuju ketiga air terjun ini lebih mudah diband-ingkan dengan yang menuju Curug Dengdeng yang berada di perbatasan Kecamatan Cikatomas dengan Kecamatan Pancatengah. Titik awal dapat diambil dari Kota Tasikmalaya bagi yang datang dari arah Bandung, Jakarta, Garut, Majalengka, dan sekitarnya. Dari Kota Ta-sikmalaya, ambil arah menuju Cipatujah hingga patokan kedua, yaitu alun-alun Kecamatan Sukaraja dan Polsek

Page 10: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 8

Sukaraja. Kondisi jalan dari Kota Tasikmalaya hingga Ke-camatan Sukaraja sudah cukup baik dan akan sedik-it terhambat di sekitar Kecamatan Kawalu, tepatnya di sepanjang jalan utama menuju arah selatan. Hambatan lalu lintas umumnya disebabkan banyaknya area per-tokoan dengan jalan yang cukup sempit dan lahan parkir yang tidak memadai.

Sore hari menjelang malam, lalu lintas akan bertambah padat dengan banyaknya truk pengangkut kayu atau pasir yang melintas di sini. Selepas Kecamatan Kawalu, tepatnya memasuki Desa Urug, arus lalu lintas akan kem-bali sepi dan jalan mulai berkelok-kelok. Desa Urug ini merupakan salah satu lokasi pengumpulan kayu sehing-ga bila menjelang malam akan cukup banyak truk yang melintas ataupun yang melakukan bongkar muat. Selain itu, di Urug ini juga terdapat objek wisata Urug yang se-bagian besar lebih banyak dikhususkan bagi penggemar off-road.

Memasuki Kecamatan Sukapura, akan ditemui papan penunjuk arah menuju Kecamatan Cikatomas dan Sa-lopa. Jalan yang lebih banyak digunakan adalah jalan yang berada setelah alun-alun Kecamatan Sukapura. Tidak jauh dari alun-alun dan Polsek Kecamatan Suka-pura, tepatnya setelah menyeberangi jembatan ada pertigaan. Papan penunjuk arah akan menunjukan Ke-camatan Salopa dan Cikalong, serta ada papan penun-juk menuju Objek Wisata Danau Lemona. Ambil jalur ini menuju Kecamatan Cikatomas. Jalan akan sedikit lebih kecil namun kondisinya masih cukup baik. Jalan ini akan melewati Kecamatan Jatiwaras.

Rute yang dilalui setelah Kecamatan Sukapura yaitu Ke-camatan Jatiwaras – Kecamatan Salopa – Kecamatan Cikatomas. Di jalur ini hanya ada satu persimpangan

yang menuju Kecamatan Manonjaya melalui Kecamatan Gunungtanjung di dekat Polsek Salopa. Ikuti jalan utama hingga tiba di Kecamatan Cikatomas. Tepat setelah alun-alun Kecamatan Cikatomas, ambil jalan di kanan menuju Desa Linggalaksana. Kondisi jalan menuju Desa Linggal-aksana sangat baik dan medan yang harus dilalui beru-pa turunan hingga tepat memasuki Desa Linggalaksana. Jalan akan terus turun hingga akhirnya berakhir di sebuah tanjakan sekaligus pertigaan. Di titik inilah percabangan menuju Curug Ciwatin, Curug Koja dan Curug Cibakom.

Curug Koja dan Curug Cibakom

Jalannya merupakan jalan desa dengan kondisi aspal yang sedikit lebih jelek dibandingkan aspal di jalan uta-ma Desa Linggalaksana. Ikuti terus jalannya hingga tiba di gapura. Setalah gapura akan ada percabangan. Di kanan percabangan akan ada sebuah SD, ambil jalan sebelah kiri setelah melewati gapura. Setelah belok kiri, kondisi jalan akan semakin menyempit tetapi akan be-rubah menjadi jalan beton yang cukup untuk satu buah mobil. Dari jalan ini disarankan untuk bertanya lokasi dan patokan menuju Curug Koja dan Curug Cibakom kare-na tidak ada papan penunjuk arah. Sekitar tiga dusun dari pertigaan setelah gapura, akan ada rumah den-gan cat warna hijau di kanan jalan dan di seberangnya ada musholla, disinilah perjalanan menggunakan kenda-raan berakhir. Minta izinlah pada waga untuk menitipkan kendaraan. Disini belum ada lahan parkir dan dusunnya cukup sepi. Pada pagi hingga siang hari sebagian besar warga di dusun ini pergi ke kebun sehingga akan cukup berisiko jika tidak menitipkan kendaraan kepada warga.

Curug Koja

Jalan menuju Curug Koja dari dusun ini akan melewati

Page 11: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 9

kebun milik warga, sebaiknya diantar oleh warga agar perjalanan lebih aman dan lebih cepat, karena di dalam kebun masih harus mencari dan membuka jalur. Curug Koja ini memang belum dibuka sebagai objek wisata, se-hingga akses menuju air terjun pun hanya mengandalkan jalur sehari-hari warga untuk mengangkut kayu dan hasil kebun.

Tepat setelah memasuki jalan setapak, ambil jalan kecil di kanan jalan yang akan langsung turun dan akan san-gat licin bila hujan. Jalan setapak kecil ini akan terus turun hingga areal sawah. Setelah itu ambil jalan berupa pe-matang sawah yang menuju pinggir tebing, jangan sam-pai ke tengah pematang sawah. Jalan kemudian harus sedikit melipir tebing untuk bisa menyeberang menuju jalan setapak di seberang areal sawah. Pijakan ketika melipir tebing masih tidak stabil dan cukup sempit sehing-ga harus berhati-hati agar tidak terperosok ke sawah dan aliran parit kecil. Setelah tiba di ujung pematang sawah, ambil jalan setapak yang akan terus menajak memutari bukit.

Kondisi jalan setapak ini jauh lebih sempit dan tertutup se-mak belukar. Beberapa bagian ada yang longsor sehing-ga harus sedikit melipir. Ada juga yang tidak rata (sedikit miring) sehingga harus berhati-hati agar tidak terpeleset ke jurang. Dasar jurang yang berada di sisi kanan ini mer-upakan bagian atas aliran Sungai Ciwatin yang sudah jatuh menjadi Curug Cibakom. Jalan setapak akan be-rakhir di sebuah aliran sungai yang cukup lebar. Ambil arah ke hulu sungai, yang artinya harus berjalan di sungai dengan melawan arus sungai. Sungai ini merupakan Sun-gai Ciwatin sekaligus bagian atas Curug Cibakom. Sungai Ciwatin di bagian ini ketika kemarau kedalamannya ra-ta-rata hanya akan setinggi mata kaki hingga setengah betis. Ada juga beberapa bagian yang dalam. Dasar

sungai akan terlihat sangat jelas, sehingga mudah untuk memilih mana bagian sungai yang dalam, yang berjeram kuat, dan yang dangkal.

Batuan dasar Sungai Ciwatin merupakan batubpasir se-hingga tidak terlalu licin untuk dilewati. Meskipun demiki-an, bila musim hujan, sebaiknya bertanya terlebih dahulu kepada warga apakah aman untuk menuju Curug Koja atau tidak, karena lokasinya cukup jauh dari permukiman warga dan aliran sungainya akan terus mengalir melalui areal kebun dan sawah hingga akhirnya bertemu den-gan aliran utama Sungai Ciwulan yang sudah berstadia dewasa. Salah satu ciri sungai berstadia dewasa adalah sungai yang sangat lebar, arus kencang, meander berku-

Curug KojaPhoto by Dya Iganov

Page 12: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

rang, mulai ada daerah genangan, banyak aliran masuk dari anak-anak sehingga akan semakin dalam dan akan langsung menuju muara yang umumnya menjadi habitat bagi hewan-hewan muara.

Di sepanjang perjalanan menuju hulu Sungai Ciwatin menuju Curug Koja kita akan disuguhi oleh kolam-kolam kecil bewarna tosca yang sebetulnya adalah bagian dasar sungai yang lebih dalam. Karena debit Sungai Ci-watin yang kecil, maka bagian sungai yang sedikit lebih dalam ini akan terlihat menyerupai kolam berwarna tos-ca dari kejauhan. Waktu tempuh yang diperlukan untuk trekking ke Curug Koja sekitar 40 menit untuk pergi dan sekitar satu jam untuk perjalanan kembali ke Desa Ling-galaksana karena medannya dominan berupa tanjakan.

Setelah berjalan menuju hulu Sungai Ciwatin selama ku-rang lebih 15 menit, tibalah di areal Curug Koja. Areal di sekitar Curug Koja cukup sempit, bahkan ketika airnya besar, akan cukup sulit mendapatkan areal yang tidak tergenang air. Curug Koja termasuk ke dalam tipe Block Waterfall, Segmented Waterfall dan Fan Waterfall se-bagai klasifikasi dominannya. Sedangkan pada saat vol-ume jatuhan air kecil, klasifikasi dominanya adalah Seg-mented Waterfall, Fan Waterfall, dan Horsetail Waterfall. Pada saat volume jatuhan airnya besar, tipe dominan di Curug Koja adalah Block Waterfall, Fan Waterfall, dan Horsetail Waterfall.

Sungai Ciwatin pada aliran Curug Koja berukuran lebar, sehingga berpengaruh terhadap lebar Curug Koja. Ben-tuk dinding Curug Koja memiliki area landai dari bagian tengah hingga bawah sehingga menyebabkan adanya pelebaran jatuhan air. Lumut yang tumbuh di dinding Curug Koja dari ujung tebing hingga hampir di seluruh permukaan dinding Curug Koja menjadi pembatas ala-

mi aliran jatuhan Curug Koja. Pemisahan aliran jatuhan di dinding air terjun akan terlihat sangat jelas pada saat volume jatuhannya kecil.

Curug Koja memiliki kolam yang cukup dalam dan akan berwana tosca pada saat cuaca cerah. Bagian kolam yang biasa digunakan untuk berenang adalah yang be-rada tepat di aliran paling kiri Curug Koja, sekaligus mer-upakan bagian yang memiliki volume jatuhan air terbe-sar. Pada saat musim kemarau, bagian inilah yang masih memiliki jatuhan air. Areal di sekeliling Curug Koja pada umumnya masih alami, meskipun sampah berupa ranting pohon, daun, bahkan beberapa sampah plastik bekas pengunjung masih akan ditemui. Rendahnya tingkat kun-jungan ke Curug Koja menjadikan sampah alami masih mendominasi areal di sekitar Curug Koja. Batu-batu yang ada di sekitar Curug Koja ada yang berupa bongkahan dan kerikil. Jenis batuan yang cukup banyak ditemukan disini adalah breksi. Batuan breksi di sekitar Curug Koja banyak ditemukan dalam bentuk bongkahan. Hal ini menunjukan bahwa pernah ada gunung api purba di sekitar Curug Koja yang melontarkan materialnya hingga ke Curug Koja.

Curug Cibakom

Curug Cibakom merupakan air terjun tingkatan kedua. Bagian atas Curug Cibakom menjadi jalur trekking menu-ju Curug Koja, sehingga terdapat dua jalur menuju Curug Cibakom. Jalur pertama yaitu melalui jalan setapak te-pat di samping bagian atas Curug Cibakom hingga ke bagian bawah Curug Cibakom. Jalurnya tidak berbeda jauh dengan kondisi dari perkebunan warga ke Sungai Ciwatin, jalan setapak kecil, licin ketika hujan, turunan, dan tertutup semak belukar. Jalan setapak ini akan mun-cul tepat di samping Curug Cibakom, tepatnya dari ali-

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 10

Page 13: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

ran parit kecil di antara dinding Curug Cibakom dengan areal sawah. Jalan masuk lainnya yaitu mengambil jalan setapak tepat disamping rumah berwarna hijau di dusun. Ikuti jalan setapak hingga masuk ke kebun warga den-gan medan yang berupa turunan curam (dan akan ber-lumpur jika hujan) sampai ke pematang sawah. Dari pe-matang sawah, ambil jalan menuju aliran sungai. Tidak ada jalan darat, sehingga untuk sampai di jalan setapak menuju Curug Cibakom harus menyeberangi sungai se-banyak dua kali.

Aliran sungai ini merupakan aliran Sungai Ciwatin. Tidak ada jembatan untuk menyeberang, sehingga kita harus memilih pijakan berupa batuan berukuran kerikil dan ker-

akal di dasar sungai. Aliran Sungai Ciwatin tidak terlalu deras serta batuan di dasar sungai lebih stabil. Ketinggi-annya bervariasi, dari yang semata kaki hingga sebatas betis. Sungai yang harus diseberangi tidak terlalu lebar. Setelah menyeberang dari pematang sawah ke pe-matang sawah lainnya. Ikuti jalan di pematang sawah ke arah hulu Sungai Ciwatin. Setibanya di ujung pematang sawah, seberangi lagi sungainya hingga ke jalan se-tapak di seberang. Setelah tiba di jalan setapak, Curug Cibakom sudah mulai terlihat. Untuk mendapatkan spot terbaik ataupun berteduh di saung, maka harus menye-berang sungai satu kali lagi.

Areal di sekitar Curug Cibakom sedikit lebih terbuka dan sedikit lebih luas dibandingkan Curug Koja. Beberapa po-hon dan saung yang ada di area sawah menjadi tempat yang bisa digunakan bila matahari mulai terik. Di sekitar Curug Cibakom kebanyakan sampah berupa batang kayu dan daun. Masih jarang terlihat sampah bekas pe-ngunjung. Curug Cibakom memiliki kolam yang sedik-it lebih kecil dari Curug Koja. Bongkahan batu di sekitar Curug Cibakom lebih sedikit dan ukurannya jauh lebih kecil dibandingkan yang ada di areal sekitar Curug Koja. Keunikan Curug Cibakom selain bentuknya yang lebar, adalah areal sawah di sekitarnya, sehingga memberikan kesan yang sangat alami. Waktu yang diperlukan untuk tiba di Curug Cibakom dari jalur yang berbeda dengan ke Curug Koja sekitar 15 menit pergi dan sekitar 40 menit untuk kembali ke desa.

Curug Cibakom memiliki klasifikasi dominan Block Water-fall, Slide Waterfall, Fan Waterfall, dan Horsetail Water-fall. Bentuk dinding Curug Cibakom memberikan kesan yang lebih ‘kasar’ dibandingkan Curug Koja yang batuan dinding air terjunnya licin dan terlihat mengkilap. Dengan adanya rongga pada batuan penyusun dinding Curug

Curug CibakomPhoto by Dya Iganov

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 11

Page 14: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Cibakom, bila volume jatuhan airnya sedang kecil, dapat memanjat hingga permukaan yang sedikit datar. Dind-ing Curug Cibakom cukup lebar, karena memang lin-tasan aliran Sungai Ciwatin yang lebar. Bentuk dinding air terjun Cibakom semakin lebar pada bagian bawahnya. Jatuhan air terjunnya terus-menerus memberikan kontak pada permukaan dinding air terjun yang miring. Berbeda dengan Curug Koja yang setengah dinding air terjunn-ya vertikal dan setengahnya lagi sedikit melandai. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Curug Cibakom adalah pagi dan sore hari, karena bila siang hari akan cukup terik dan lokasinya terbuka.

Curug Ciwatin

Jalur menuju Curug Ciwatin sedikit berbeda dari kedua aliran air terjun sebelumnya. Dari alun-alun Kecamatan Cikatomas, ambil jalan setelah alun-alun di kanan jalan. Ikuti terus jalan hingga Kantor Desa Linggalaksana den-gan medan yang berupa turunan dengan kondisi yang baik. Tepat di ujung jalan yang sekaligus tanjakan dan pertigaan, ikuti jalan utama (ke arah kanan) hingga ke pertigaan besar dengan jembatan besar di atas Sungai Ciwulan. Ambil jalan ke arah kantor Desa Linggalaksana, bukan yang ke arah jembatan. Setelah tiba di depan kantor desa Linggalaksana, ikuti terus jalan hingga tiba di samping Sungai Ciwulan. Kondisi jalan setelah kantor Desa Linggalaksana akan sedikit lebih kecil dan dibeton tanpa lapisan aspal. Kondisi jalan yang sudah cukup baik dan patokan yang tidak terlalu sulit ini menjadikan akses menuju Curug Ciwatin menjadi lebih mudah dijangkau dibandingkan Curug Koja dan Curug Cibakom.

Ikuti jalan dari depan Kantor Desa Linggalaksana hingga jembatan. Simpan motor di samping jembatan, setelah itu ikuti jalan setapak kecil melalui kebun warga di samp-

ing jembatan. Jalan setapak kecil di samping jembatan inilah akses masuk menuju Curug Ciwatin. Tidak ada areal parkir, tidak ada penanda ataupun petunjuk lokasi Curug Ciwatin, sedikit jauh dari permukiman penduduk, seh-ingga perlu berhati-hati menyimpan kendaraan supaya tidak menghambat pengguna jalan lainnya. Trekking menuju Curug Ciwatin merupakan yang tersingkat dan termudah. Hanya perlu sekitar 10 menit untuk tiba tepat di depan Curug Ciwatin. Areal di sekitar Curug Ciwatin jauh lebih luas dan lebih terbuka dibandingkan Curug Koja dan Curug Cibakom. Areal di sekitar Curug Ciwatin sudah bukan berupa tumpukan batu kerikil, batu beruku-ran bongkahan, ataupun tumpukan kayu dan sawah, tetapi berupa areal cukup datar dengan semak belukar yang pendek.

Akses dan kondisi di sekitar Curug Ciwatin yang jauh lebih

Anak-anak desa mandi di Curug CiwatinPhoto by Dya Iganov

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 12

Page 15: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

mudah dijangkau dan nyaman membuat Curug Ciwa-tin memiliki potensi lebih besar untuk dikembangakan sebagai objek wisata andalan di Desa Linggalaksana. Meskipun dari segi bentuk air terjun, Curug Ciwatin mer-upakan yang terpendek dan tidak selebar kedua air terjun lainnya, tapi Curug Ciwatin memiliki daya tarik tersendiri, yaitu kolamnya yang lebih luas dan airnya yang sangat tenang dan jernih. Bila volume jatuhan air sedang kecil, maka air kolam akan sangat jernih, tapi jika volume jatu-han air besar, maka warna air kolam akan menjadi sedikit berwarna tosca terang. Bila sore hari, akan banyak anak kecil warga setempat yang berenang di sini. Air terjun ketiga ini bisa dibilang yang paling ramai dikunjungi oleh warga lokal.

Curug Ciwatin memiliki kalsifikasi dominan sebagai air ter-jun bertipe Slide Waterfall, Horsetail Waterfall, dan Block Waterfall. Dinding air terjun pada Curug Ciwatin cukup landai dengan jatuhan air yang terus mempertahankan kontak dengan dinding air terjun.

Kebanyakan anak-anak yang tinggal di sekitar sini bere-nang dan sesekali melompat dari ujung dinding air terjun terendah ke dalam kolam yang memang cukup dalam dan bersih dari batu-batu berukuran bongkahan. Batu yang ada di sini hampir semuanya berupa kerikil dan kerakal. Aliran Sungai Ciwatin setelah keluar dari kolam Curug Ciwatin memiliki lintasan yang tidak terlalu pan-jang hingga bertemu dengan aliran utama Sungai Ci-wulan. Tepat setelah jembatan, arus dari kedua sungai ini bertemu dan air dari Sungai Ciwatin masuk ke Sungai Ciwulan. Daerah ini cukup berbahaya, sehingga tidak disarankan untuk bermain dekat mulut pertemuan anak sungai dengan sungai induk.

Kecamatan Cikatomas merupakan bagian ujung dari

deretan perbukitan di Tasikmalaya Selatan yang ber-batasan dengan wilayah pesisir, sehingga, meskipun be-rada di perbukitan, tapi curah hujan dan suhu udara di sini terkadang hampir mirip dengan karakteristik pesisir. Waktu yang tepat untuk mengunjungi Curug Koja, Curug Cibakom adalah pada saat akhir musim hujan. Cuaca yang tidak dapat diprediksi mengharuskan kita lebih jeli dan peka terhadap kondisi cuaca di daerah sekitar lo-kasi air terjun. Hal ini mengingat medan trekking kedua air terjun ini yang harus menyususri sungai ke arah hulu yang akan cukup berbahaya jika debitnya sedang besar atau tiba-tiba ada air bah. Curug Ciwatin sendiri, cocok dikunjungi pada musim apapun, karena memang yang menjadi daya tarik Curug Ciwatin selain bentuk air ter-junnya, ada kolam berair jernih yang dapat membayar perjalanan jauh menuju Curug Ciwatin. Ketiga air terjun ini masih belum dikelola oleh siapapun, bahkan warga pun tidak ada yang secara khusus mengelola. Beberapa pendapat mengatakan bahwa keberadaan ketiga air terjun ini sebaiknya tetap apa adanya, karena dikhawa-tirkan kebersihannya akan berkurang seiring meningkatn-ya jumlah pengunjung. Di sisi lain, dari segi pendapatan dan promosi daerah, tempat seperti inilah yang banyak dicari oleh wisatawan. [Dya Iganov/End]

Untuk berkomunikasi dengan Dya Iganov, kontak via : www.dyaiganov.wordpress.com (blog) atau via insta-gram di akun @dyaiganov

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 13

available for ads on trvlntc #8contact us

on twitter/instagram : @travelnatic or Email : [email protected]

Page 16: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk
Page 17: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 15

Taman Nasional Ujung Kulon berada di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Butuh delapan jam perjalanan sampai ke kecamatan su-mur. Untuk bisa sampai ke taman nasional harus meng-gunakan kapal dari Dermaga Sumur atau Dermaga Ta-man Jaya. Tidak ada kapal untuk umum seperti di pulau seribu, harus menyewa dengan biaya sekitar Rp 3.500.000 per 2 hari dengan kapasitas 20 orang. Banyak yang disu-guhkan oleh taman nasional ini, diantaranya yang paling terkenal yaitu pulau peucang dan pulau handeuleum.

Oleh : Elysa Rosita

Sail Trip Ujung KulonKemarin, gue dkk mulai berangkat dari Jakarta sekitar jam 9 malam dan sampai di dermaga sumur sekitar jam 4 pagi. Akses masuk ke dermaga ini cukup parah, dari masuk tanjung lesung mulai banyak jalan yang ber-lubang. Gue sampe lompat-lompat dalam Elf. Sayang yah padahal ini akses tempat wisata. Sampe dermaga masih ada ujian lagi yaitu kotor dan bau dari penjualan ikan. Sebenarnya pantai ini kalo pagi dipake buat jualan ikan hasil tangkapan nelayan. Untuk bisa naik kapal yang akan mengantar ke pulau sekitar kita harus naik kapal

E X P E R I E N C E

Pulau PeucangPhoto by Iiim & Oky

Page 18: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 16

kecil dulu. Ini karena sekitar pantai banyak penangkaran udang, jadi kapal besar tidak bisa masuk. Tapi akan ter-bayar ketika udah mendekati pulau peucang, banyak pulau-pulau indah dan air lautnya yang bening.

Dihari pertama sailing, kapal berlayar menuju Bedul spot dimana kita bisa bersnorkeling. Buat gue laut dan kamu iya kamu!, itu satu kesatuan, sama-sama bikin rindu *eyaaaaaa…! Alhamdulillah banget cuacanya ngedukung, gak panas terik dan gak hujan. Lalu kapal mulai merapat di pulau peucang, setelah ishoma baru dilanjutin lagi dengan snorkeling di sekitaran pulau peu-cang. Oiya untuk urusan makan gak perlu khawatir kare-na awak kapal yang kita sewa sudah menyiapkan semua keperluan makan kita. Walaupun sederhana mereka cukup lengkap peralatan dan bahan makanannya, hi-

dangan yang disiapkan yang pasti masih fresh dari laut, semua serba seafood.

Spot snorkeling yang kedua hanya disekitaran pulau peu-cang tapi tetap perlu menggunakan kapal. Disini juga gak kalah bagusnya, banyak ikan dan terumbu karang yang indah didalamnya. Untuk yang gadget freak jan-gan harap bisa menemukan signal disini, jangankan sig-nal internet untuk sekedar sms pun gak ada. Back to na-ture guys ! Selaras dengan alam, penginapan di pulau peucang ada terbatas, nanti kita hidup bersama den-gan babi hutan, biawak, monyet, rusa, ular, dll. Taman Nasional Ujung Kulon memiliki hutan tropis didalamnya, disana juga banyak nyamuk malaria, jadi waspada yah! Kalo perlu bisa minum obat resochin untuk pencegahan, obatnya banyak dijual di apotek kok seharga Rp 2.000 per pack.

Setelah snorkeling kapal merapat lagi ke dermaga pulau peucang, aktivas dilanjutin dengan trekking ke hutan un-tuk hunting sunset di karang copong. Butuh waktu sekitar 1 jam trekking, jangan lupa bawa senter yah. Karang co-pong merupakan gugusan karang di pinggir pantai yang terlihat bolong atau copong. Sunsetnya bagus disini, tapi hati-hati dengan ombaknya yang tinggi. Kalau udah kumpul sama temen-temen bawaanya mana bisa tidur cepet, nikmatin bintang di pinggir pantai jadi salah satu

Pasti akan rindu dengan suasana disini. Mengh-abiskan waktu di kapal dari mulai makan sampai tidur siang dengan pemandangan yang indah. Canda tawa bersama teman, menikmati makanan hasil laut langsung dan banyak lagi. Indonesia itu kaya, tolong dijaga yah guys !

Di kapal menuju Pulau PeucangPhoto by Iiim & Oky

Page 19: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

kegiatan yang kita lakukan sekalian terbangin lampion. Seru-seruan deh..

Dihari kedua, kapal mulai berlayar lagi ke pulau cidaon. Cidaon merupakan padang penggembalan. Kalo be-runtung kita bisa melihat satwa-satwa seperti banteng, burung merak dan ayam hutan. Waktu yang tepat untuk berkunjung kesini sekitar jam 6-8 pagi. Karena populasin-ya yang makin berkurang, mereka sekarang sulit ditemu-kan keberadaannya.

Dibawah rintik hujan kapal merapat di Pulau handeuleum, disini tempat registrasi untuk kegiatan berkano. Bagi ka-lian yang gak dapat penginapan di pulau peucang bisa juga menginap di pulau handeuleum. Bedanya pengi-napan di pulau peucang dan pulau handeuleum, kalo di peucang ada penginapan barak yang satu rumah bisa ramai-ramai dan ada juga yang kelas bungalow. Se-dangkan di pulau handeuleum penginapannya seperti asrama.

Kita bisa berkano di muara cigenter – sungai cigenter. Ha-ti-hati disini sungainya dalam. Nikmati sensasi mendayung di antara hutan belantara hutan yang sunyi. Jauh dari polusi dan kebisingan.

Gak terasa waktu berlalu begitu cepat, tiba waktunya harus kembali ke rutinitas. Pasti akan rindu dengan suasa-na disini. Menghabiskan waktu di kapal dari mulai makan sampai tidur siang dengan pemandangan yang indah. Canda tawa bersama teman, menikmati makanan hasil laut langsung dan banyak lagi. Indonesia itu kaya, tolong dijaga yah guys !

Untuk berkomunikasi dengan Elysa, silakan hubungi via FB & Path : Elysa Rosita atau Twitter & Ig : @elysarosita

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 17

Berenang di perairan TN Ujung KulonPhoto by Iiim & Oky

Dermaga di Pulau PeucangPhoto by Iiim & Oky

Page 20: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura dan Pulau Surga adalah beberapa sebutan yang sering digunakan untuk meng-gambarkan Bali. Tapi, masalah sampah dan kemacetan kini menjadi masalah utama pariwisata Bali.

Majalah terbitan Amerika, TIME, sempat mengulas mas-alah ini dalam laporan mereka. Menanggapi pemberi-taan tersebut Gubernur Bali Made Mangku Pastika pada keterangannya Senin pagi di Denpasar mengakui jika sampah dan kemacetan kini menjadi masalah utama Bali. Apalagi berdasarkan hasil Survei Dinas Pariwisata Bali, juga disebut bahwa sampah dan kemacetan men-jadi masalah yang sering dikeluhkan oleh wisatawan. Tapi, Pastika tidak setuju Bali telah menjadi pulau nera-ka karena sampah dan kemacetan tersebut. Salah satu alasannya, selama tujuh tahun belakangan, Bali selalu mendapat predikat tujuan wisata terbaik versi majalan wisata terbitan Amerika, Travel+Leisure.

“Tidak mungkin karena sampah Bali menjadi pulau ner-aka,” tukas Pastika. Namun, ia mengakui, sampah tetap menjadi masalah serius yang harus segera diatasi.

Ketua Komisi I DPRD Bali Made Arjaya setuju Pemda Bali harus menanggapi dengan serius masalah sampah ini. ”Kita selama ini dininabobokkan dengan sebutan Pulau Surga bagi Bali, dan lain sebagainya” ujar Arjaya. “Pada realitanya, kita harus berbenah, karena kalau kita terle-na, ini akan menjadi suatu hal yang menghancurkan Bali” tambahnya

Sementara itu, Gordon Hild, seorang investor asal Jerman yang lama tinggal di Bali menyatakan tidak semua daer-ah di Bali menghadapi masalah sampah dan kemac-etan. Karena masih banyak kawasan wisata di Bali yang tetap terjaga lestari. ”Di Bali masih ada daerah yang ala-mi, tetapi sebenarnya orangnya tidak begitu tahu dan mengerti juga,” kata Hild.

Sebagai upaya penanggulangan sampah, Pemda Bali telah menyiapkan program “Bali Clean and Green.” Ter-masuk dalam program ini, antara lain pembuatan ran-cangan perda tentang sampah dan kebijakan moratori-um pembangunan hotel di kawasan Bali Selatan.

Bagaimana bisa Bali yang kita lihat di TV selalu bagus dan indah tetapi mempunyai permasalahan sampah? Men-gapa hal ini terjadi?

Oleh : Liya Swandari

O T H E R S I D EMenilik Kawasan Penyangga

Bali SelatanIPAL BDTC BaliPhoto by Liya Swandari

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 18

Page 21: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Permasalahan ini ada karena kurangnya perhatian pe-merintah terhadap daerah per-peri atau pinggiran kota. Kita akui bahwa masyarakat Bali sadar wisata. Daerah lain, belum tentu masyarakatnya sadar wisata sehebat Bali. Bagaimana dengan sarana dan prasarana di ka-wasan wisata Bali untuk segmen menengah ke bawah? Apakah seindah yang kita lihat di TV?

Ada yang menarik di kawasan selatan Bali yaitu kawasan Nusa Dua. Kawasan yang dikelola oleh Bali Tourism De-velop¬ment Corporation BUMN ini merupakan kawasan elit di Nusa Dua yang seringkali menjadi tempat persing-gahan tamu menengah ke atas. PT. BTDC Nusa Dua men-gelola kawasan seluas kurang lebih 350 Ha, yang sem-ula tanah tandus dan tidak produktif, menjadi kawasan pariwisata yang menarik di Bali. Kawasan ini bahkan telah terkenal di Manca Negara sebagai salah satu dari 6 ka-wasan pariwisata yang terbaik di dunia. Pembangunan prasarana kawasan Nusa Dua dilakukan oleh PT. BTDC dengan sumber pembiayaan yang dipinjam dari World

Bank sesuai aprraisal yang dibuat pada bulan Mei 1974. Pinjaman World Bank telah dilunasi oleh PT. BTDC lebih awal dari berakhirnya waktu pelunasan pinjaman. Pem-bangunan dilakukan 1976 hingga 2007. Kawasan ini men-jadi kawasan super MICE yang super elit.

Lalu, bagaimana nasib desa penyangga atau desa ping-giran BTDC ini? Apakah semegah ketika masih di dalam kawasan BTDC? Memang perlu adanya kerjasama antar BTDC dengan pemerintahan terkecil Kelurahan Benoa un-tuk melengkapi fasilitas sehingga masyarakat mendapat-kan ‘cipratan’ dari pariwisata Nusa Dua.

1. Pendampingan untuk penginapan menengah ke bawah. Jika BTDC memberikan fasilitas penginapan untuk menengah ke atas, daerah penyangga dapat dibangun Hostel Melati untuk backpacker atau wisa-tawan menengah ke bawah.

2. Pemberian fasitas berupa tempat sampah di sepan-jang jalan menuju BTDC.

3. Pemberian edukasi sadar samapah terhadap mas-yarakat kawasan daerah penyangga BTDC Nusa Dua.

4. Pembangunan pendopo seni khas Bali penampilan masyarakat kawasan daerah penyangga BTDC Nusa Dua.

5. Rumah di kawasan daerah penyangga diberikan sen-tuhan arsitektur Bali.

6. Jika pedagang asongan tidak boleh masuk ke ka-wasan BTDC memberikan tempat di kawasan pen-yangga untuk mereka berjualan sehiangga mas-yarakat kawasan penyangga merasakan hingar bingar keuntungan daerah wisata.

7. Kerjasama yang baik anatara pemerintah dan BTDC untuk membangun kawasan penyangga. [Liya Swan-dari/End]

Pedagang di Nusa Dua, BaliPhoto by Lya Swandari

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 19

Page 22: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Terlahir dan besar di daerah Pedesaan Sukabumi, -gunung- bukanlah hal asing dalam hidup saya. Setiap hari kanan kiri penampakannya bisa terlihat dan tak bu-tuh waktu berhari – hari untuk mendatanginya, yaaaa hanya dengan waktu 2 – 3 jam saja sudah bisa main ke gunung seperti Gunung Salak, Pegunungan Halimun dan lain-lain. Entah sejak kapan saya lupa, saya dan temen – temen punya hobby tersebut, seneng maen ke gunung baik sekedar masak – masak, camping ceria, bahkan kalaupun tidak ke gunung kita sering camping berma-lam di bukit – bukit yang banyak digunakan masyarakat untuk bertani.

Tak heran ketika seorang teman mengajak naik Gunung

Gede untuk pertama kalinya sehari setelah lebaran ta-hun lalu, jawabannya yes dari semua. Antusias sekali be-lanja peralatan, bikin management perjalanan, ngitungin biaya untuk logistik dan lain sebagainya kita persiapkan dengan matang sebelum berangkat. Tidak heran penda-kian pertama itu pun berjalan dengan lancar dan yang paling berkesan adalah semua gear anggota pendakian masih pada bau toko hehehe……

Ternyata gak salah ya banyak yang bilang naik gunung itu bikin addict, setelah pendakian pertama kita melan-jutkan perjalan yang lebih menantang ke Semeru beber-apa bulan kemudian, dan setelah itu ke Papandayan menjelang akhir tahun 2014 kemarin. Selain emang seru

PECINTA ALAM?PENDAKI GUNUNG? ATAU JUSTRU PERUSAK ALAM?

Oleh : Muhammad Eddie

E X P E R I E N C E

Travelnatic Magazine #7 April 2015 20

Photo by Iiim & Oky

EXPERIENCE

Page 23: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

banyak hal positif, pelajaran, serta pengalaman berhar-ga yang bisa diambil dari aktivitas mendaki, dan tentun-ya bisa nambah banyak teman sesame pendaki.

Selain itu ternyata pengaruhnya untuk kehidupan se-hari – hari memang cukup luar biasa, mulai dari kemana – mana dengan tas slempang penuh gantungan kunci souvenir dari gunung yang pernah didaki, jarang banget lupa sama buff dan kemeja flanel, terus lagi posisi sneak-er favorit tergeser dengan sepatu hiking yang sebetulnya berat banget kalo dipake. Pendaki banget dech pokokn-ya kalau keluar rumah. Dan efek yang paling membang-gakan adalah “Sekarang saya agak malu sendiri kalo buang sampah sembarangan” horeeeeee, give me ap-plause please guys……!!!

---[]---

Tapi suatu hari belum lama ini ada satu hal yang mungkin bisa dibilang sepele tapi kepikiran terus, dan inilah sebe-narnya yang ingin saya share. Ceritanya suatu sore sep-erti biasanya sepulang kerja saya nongkrong di warung dekat balai desa, gak ada yang aneh hanya saja sore itu ada seorang bapak tua yang ikut nimbrung di warung, bukan sekali juga bapak itu duduk di warung sih seben-ernya, bapak itu tetangga warung dan dia sering nunggu adzan maghrib di sana sebelum pergi ke mesjid.

Ketika temen – temen sibuk sendiri dengan gadget-nya dan saya juga lagi ngobrol sama temen lain, bapak tadi ternyata memperhatikan stiker berwarna hijau yang saya tempel dikepala motor saya, stiker dengan tulisan besar nama tim pendaki saya bergambar vector orang meng-gendong ransel dengan latar belakang gunung. Rupa-nya Si Bapak cukup paham itu stiker apa dan apa mak-sudnya. Lantas Si Bapak bertanya memulai pembicaraan

“Suka nanjak gunung ya?” bahasanya kepada saya, me-nebak.

Sedikit heran memang sebelum saya tahu darimana ba-pak itu tahu hobby baru saya.

“Ko Bapak tau?” saya balik bertanya, sedikit heran.

“Itu gambarnya” sambil menunjuk ke arah motor matic putih yang saya parkir tepat didepan kursi kayu panjang tempat kami duduk.

“Iya Pak, saya mau jadi pecinta alam” saya kembali menjawab dengan bangganya sembari sedikit senyum manis,“Pecinta alam apa perusak alaaaaaaam?” Tanya ba-pak itu lagi menyambar jawaban saya. Lah, saya agak mengerutkan alis mata mendengar pertanyaan si bapak yang sama sekali tidak saya mengerti.

“Maksud Bapak?” saya bertanya lagi dengan nada aneh.Bapak itu tersenyum membuka perkataan menjawab tanya saya.

“Seorang pecinta alam sejati itu sebetulnya tidak ha-rus ke gunung atau bahkan sama sekali tidak pergi ke gunung menurut Bapak. Karena sebetulnya tidak sedikit yang mereka lakukan di gunung itu justru merusak alam, belum lagi sampah yang ditinggalkannya malah men-gotori gunung”. Jawabnya agak panjang membuat saya sedikit memutar otak mencari argumen tepat yang ha-rus saya keluarkan pada saat itu juga guna membela diri atas nama pecinta alam.

“Kan sampahnya kita bawa turun Pak, malah sampah yang bukan dari buangan kita pun kita kumpulkan kita

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 21

Page 24: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

bawa turun, yang lain juga sama seperti itu” Saya men-coba memberikan jawaban yang mudah-mudahan membuat bapak itu mengangkat jempolnya.

Rupanya jawaban yang saya berikan itu memotong pem-bicaraannya, si bapak pun kembali menyambung “Se-bijak – bijaknya pendaki gunung yang mau membawa kembali turun sampah bekasnya pasti saja meninggalkan paling tidak -secuil kecil- sampah, itu pasti. Nah sekarang bayangkan jika dalam satu pekan disatu gunung ada seribu orang pendaki bijak yang mendaki, artinya ada seribu cuil sampah yang tertinggalkan dalam satu ming-gu itu, coba kali-kan satu bulan dan berapa cuil sampah yang mengotori gunung jika ditotalkan dalam setahun saja dan seterusnya. Sedikit demi sedikit bisa menjadi bukit bukan?” Lanjutnya.

Saya terdiam memandang Si Bapak dan berat harus ngo-mong apa lagi untuk kembali membela diri.

“Itu kalau yang bijak saja yang naik gunungnya, seperti kamu yang mau membawa pulang sampahnya kemba-li. Pertanyaannya sekarang apakah semua pendaki itu bijak??? dalam konteks mau membawa kembali turun sampah pribadinya. Artinya adalah dari seribu pendaki tadi sampah yang ditinggalkan mungkin saja menjadi dua kali lipat bahkan lebih karena sampah yang diting-galkan bukan hanya secuil per-orang, tapi meninggalkan semua sampahnya di gunung selama mendaki” lanjut Si Bapak membuat saya dan teman-teman yang meny-imak hanya bisa menganggukan kepala, terpojok. Nah lo?

“Nah sekarang masalah yang selain sampah, berapa banyak rumput yang terinjak oleh seribu orang tadi? Yang harusnya tumbuh di sepanjang jalur misalkan, lalu

berapa tunas pohon yang mungkin baru akan tumbuh, mati terlindas sepatu atau diduduki oleh tenda?. Bukan pecinta alam dong jadinya kalau begitu? malah sebali-knya walaupun memang tidak disengaja. Kalau benar – benar cinta alam sayangi lingkungannya jangan banyak sampah dari plastik bekas jajanan seperti itu, lihat…!!!. Ti-dak harus capek – capek pergi ke puncak gunung seb-etulnya melainkan mulai dari lingkungan sekitar terdekat seperti lingkungan rumah”. Lanjut Si Bapak seperti men-dikte saya dan teman-teman yang sedang nongkrong disana.

Lagi-lagi sulit rasanya memberikan tanggapan yang te-pat meski hanya untuk membela diri sore itu, omongan Si Bapak benar – benar membuat saya agak malu dan berpikir panjang selain hanya bisa terus menganggukan kepala, demikian juga teman – teman yang bahkan dari tadi tidak buka suara. Rasanya memang ada benarnya yang disampaikan bapak itu, sekilas dalam pikiran saya, meng-iya-kan.

“Berhubung sudah sore Bapak harus ke mesjid dulu, an-ggap saja ini banyolan jangan diambil serius ya, Bapak juga dulu suka main digunung seperti kamu hanya saja waktu itu Bapak seorang mandor kehutanan hehehe……, maafkan Bapak ya deeeee!!!” Tutup Si Bapak dengan tawa kecil lalu beranjak setelah menepuk lutut kanan saya dan pergi ke arah mesjid. [Muhammad Eddie/End]

Muhammad EddieSukabumi – Jawa Barat

@duabelas05

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 22

available for ads on trvlntc #8contact us on twitter/instagram : @travelnatic or Email : [email protected]

Page 25: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Photo by Ikbal Syukroni

Page 26: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 OTHERSIDE 24

Dulu kita sering main (keceh) di tepi sungai Winongo Hulu ini. Kami pernah terdampar ditepiannya. Ada saung bambu, ladang sayur dan rumpun bambu mulai kami ta-nam. Kami memelihara lebah, ikan dan menanam ketela di sana.

Namun tanah sawah dan ladang itu, kini berubah men-jadi “Taman Bermain”. Semacam wahana edukasi dan bermain untuk anak-anak.

Sayang, ketika kami lihat kemarin, Sungai Winongo Hulu tak menjadi bagian proses pembelajaran itu. Terbatasi pagar diantara keduanya. Sungai ini tetap menjadi hala-man belakang. Karena halaman depan adalah tempat parkir dan ticketing.

Anak-anak kini tak lagi butuh mengerti bambu tumbuh dimana. Waterboom menggantikan sungai. Anak-anak diperkenalkan hal yang memacu adrenalin (keberanian) dengan ayunan, kora-kora dan sejenisnya. Padahal ke-beranian sejati adalah keberanian menolong dan bergu-na bagi sesama.

Perihal cinta tanah dan air, sudah tercerabut sampai ke akar-akarnya. Bambu tak lagi tumbuh dengan baik. Bungkus plastik yang dibuang di sungai, menutup dan membusukkan tunas-tunas muda bambu itu. [Zaeni/End]#WinongoHulu

Untuk berkomunikasi dengan Zaeni silakan hubungi via:www.facebook.com/zaeni.cantigi

Oleh : Zaeni

O T H E R S I D E

Winongo Huluapa kabarmu (kini)?

Bermain sambil belajar di hutan bambuPhoto by Zaeni

Page 27: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 25

Tak hanya menghilangkan rasa dahaga, namun juga dapat menghilangkan rasa penasaran Anda terhadap kisah masa lampau Kota Semarang.

SEMARANG sebagai kota pesisir memiliki iklim panas teru-tama saat siang hari. Dalam cuaca cerah, teriknya ma-tahari yang menyengat membuat kita seringkali men-dambakan sesuatu yang segar.

Bila kebetulan Anda berada di dekat kawasan Kota Lama Semarang, Anda dapat sejenak beristirahat sembari mel-awan dahaga dengan mencoba Es Bogado di Kompleks Gereja Blenduk.

CULLINARY

Semangkuk es Bogado siap sajiPhoto by Bela Jannahti

Es Bogado mirip dengan es campur yang sudah biasa kita temui. Namun tetap ada ciri khas dari es ini yang tak sama dengan es – es lain.

Es Bogado terdiri dari cincau hitam, kacang hijau, jelly, sagu mutiara, biji selasih, ditambah tape yang telah di-panggang dan dipotong kecil – kecil — membuatnya tak sama dengan es – es lain. Kemudian diatas campuran bahan – bahan tersebut ditambahkan es serut dan di-padu dengan sirup dan susu. Paduan tersebut membuat Es Bogado terasa manis sekaligus gurih. Potongan tape panggang menambah cita rasa tersendiri.

Oleh : Bela Jannahti

Sejenak Mengaso dengan Es Bogado

C U L L I N A R Y

Page 28: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 26

Abdul Wakhid, mengenakan topi pet cokelat, mengaku semua bahan ia buat sendiri kecuali sirup. Termasuk tape panggang yang katanya sudah mulai langka di Sema-rang.

“Ayo, monggo kalau mau coba tapenya saja, ini sudah susah kalau cari dimana – mana sekarang,” ujarnya ra-mah sembari membuka stoples berisi potongan tape panggang tersebut. Potongan kotak – kotak berwarna putih kekuningan terasa manis dan legit, sekaligus gurih. Ketika ditanya perihal nama, Abdul Wakhid menjelaskan bahwa nama Bogado adalah rekaannya sendiri.

“Itu saya akronimkan dari boga dan gado. Boga itu kan makanan, kuliner. Kalau gado, dari gado – gado yang isinya macam-macam,” jelasnya.

“Kalau resep, saya ambil dari buku Sejarah Semarang yang ditulis Amin Budiman,” tambah Abdul Wakhid. Ia juga menjelaskan kalau resep es tersebut sebenarnya be-

rasal dari Belanda.

Yang menarik lagi, bila Anda membeli Es Bogado ini, Anda juga dapat belajar sejarah. Abdul Wakhid sang penjual adalah mantan guru sejarah di sejumlah sekolah di Kota Semarang. Penyakit stroke menyebabkan ia berhenti dari profesi tersebut dan akhirnya ia memutuskan untuk men-jajakan Es Bogado. Coba saja tanyakan apapun tentang sejarah, terutama sejarah yang pernah terjadi di Kota Semarang, dengan fasih Abdul Wakhid akan menjawab dan menjelaskan secara panjang lebar.

Secara tak langsung ia juga menjadi guide bagi para turis sembari menjajakan es-nya, terutama bila Sang Turis ber-tanya banyak tentang Kota Semarang dan sejarahnya. Abdul Wakhid dan Es Bogado-nya dapat ditemui di Ta-man Srigunting pada hari Senin sampai Kamis dan di samping Gereja Blenduk pada Hari Sabtu dan Minggu. Hari Jumat merupakan hari liburnya. [Bela Jannahti/End]

CULLINARY

Pak Abdul Wakhid sedang menyiapkan es BogadoPhoto by Bela Jannahti

Seperangkat bahan pembuat es Bogado siap di campurPhoto by Bela Jannahti

Page 29: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 27

Seminggu yang lalu, tiga hari sebelum berangkat ke Gunung Semeru, tepatnya tanggal 18 Desember 2012, aku berinisiatif mencuci semua pakaian yang akan kuba-wa ke Semeru. Cuaca cukup bagus sejak sehari sebel-umnya. Pada hari-H, tanggal 21 Desember, aku optimis semua pakaian akan kering.

Siang pada tanggal 18 Desember tidak sepanas hari se-belumnya. Sampai sore, beberapa pakaian masih lem-bab. Berarti besok masih harus kujemur lagi. Salah satu tugasku yang dibicarakan dalam rapat tanggal 18 De-sember malam yaitu memastikan persediaan enam tabung gas terisi penuh.

Mengapa sebaiknya kamu tidak memakai celana jeans saat mendaki gunung? Apa akibatnya?

EXPERIENCE

Kelelahan dan tertidur di jalur pendakian MahameruPhoto by Jeprianto

Oleh : Nurul AminTulisan ini telah dipublikasikan di buku Fatamorgana

E X P E R I E N C E

[sebaiknya] jangan memakai celana jeans untuk

mendaki gunung

Page 30: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Pada tanggal 19 Desember tengah hari, sebagian baju dan celana yang berbahan tipis mulai kering. Pakaian yang kering kumasukkan ke dalam kamar. Jaket dan be-berapa celana yang agak tebal masih lembab. Mereka masih tergantung di luar, berjemur di panas matahari.

Siang itu aku keluar untuk mengisi tabung gas di Jl. Ku-sumanegara. Letaknya 30 menit bersepeda motor dari tempat tinggalku. Hari ini tidak terlalu panas, tapi tidak ada tanda – tanda mendung. Setelah mengisi tabung, aku langsung menaruhnya di kos, lalu pergi lagi. Kali ini aku ke kampus, mengurus sesuatu.

Sekitar jam dua siang cuaca mulai memburuk. Aku tak mengetahuinya karena aku berada di tempat terlindung. Ketika aku keluar, ternyata hujan sudah turun dengan de-rasnya. Aku terjebak di kampus. Pikiranku langsung berlari ke jemuran di kos. Akankah ada orang yang berbaik hati mengangkat jemuranku?

Aku cemas. Jaket itu satu-satunya harapanku di gunung nanti. Aku tidak punya jaket lain lagi. Bergegas pulang saat ini juga tampaknya sudah percuma. Kutanya teman yang sejak tadi berada di luar, katanya hujan sudah turun sejak lima belas menit yang lalu. Jika aku pulang ke kos, berarti butuh waktu 10 menit. Pasti pakaianku sudah ba-sah kuyup.

Aku hanya bisa berharap baik dan berpikir positif. Semo-ga ada yang mengangkat jemuranku. Jika tidak ada, mampus lah aku.

---[]---

Ketika itu hanya ada dua pilihan bagi jemuranku, basah

atau kering. Tidak bakal lembab mengingat hujan demiki-an derasnya. Ketika aku membuka pintu pagar kos, kuli-hat tali jemuran masih penuh dengan pakaian. Kukenali itu sebagai pakaianku. Oh! ternyata jawabannya ada-lah basah. Tidak ada satu kamar pun yang terbuka saat aku tiba di kos. Semua penghuni tampak mengurung diri karena hujan.

Aku tidak langsung menuju kamar, kulihat pakaianku ma-sih tergantung di jemuran. Seharusnya kemarin pakaian ini tidak perlu kupindahkan keluar. Mungkin angin yang akan mengeringkan jika panas matahari tidak sanggup menghangatkan.

Sekarang pakaianku sudah terlanjur basah. Aku menatap jaket berbulu dengan pandangan hampa. Pupus sudah harapanku melihat air menetes dari lengan jaket. Tidak ada bagian yang terlindung dari hujan. Semuanya ba-sah kuyup. Begitu juga dengan tiga celana yang lain. Semuanya basah.

Kubiarkan pakaianku di jemuran semua. Malas aku mendekatinya. Dengan langkah gontai aku masuk ke kamar. Langsung berbaring telentang memandangi lan-git-langit kamar.

Aku berhitung, pakaian apa saja yang masih tersisa un-tukku nmendaki Gunung Semeru nanti. Masih tersisa satu hari untuk mengeringkan pakaian jika aku kekurangan. Untuk celana yang lembab, aku bisa mengeringkannya dengan bantuan kipas angin. Tapi untuk jaket sepertinya sudah tidak mungkin dikeringkan.

Ada dua celana jeans dan satu celana pendek termasuk diantara pakaian yang kehujanan. Baju kaos sudah ker-

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 28

Page 31: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

ing semua. Ada satu pakaian lapangan (korsa) yang bisa dipakai untuk mengganti jaket. Kupikir-pikir, berapalah kekuatan jaket korsa untuk menahan dingin di gunung. Pasti aku kedinginan.

Tidak ada pakaian lain. Celana jeans juga sangat tidak baik. Aku belum pernah benar-benar memakai celana jeans untuk mendaki gunung. Paling jauh hanya sampai gunung purba Nglanggeran atau New Selo (basecamp Merapi). Di Merbabu memakai celana jeans, tetapi siang hari yang panas dan tidak banyak pergerakan, tidak ma-salah.

Sekarang, semua celana berbahan selain jeans sudah basah kuyup. Hanya ada satu celana pendek yang mungkin ku keringkan. Itu pun belum tentu kering. Mau tak mau aku harus membawa dua celana jeans ini ke Gunung Semeru.

Apa yang terjadi jika kamu memakai celana jeans saat mendaki gunung?

Kamu akan terbang menggunakan karpet ajaib! Ya! Ter-bang karena kedinginan!

Pertama, celana jeans cenderung lebih berat dibanding celana berbahan dasar katun atau polyester. Oleh kare-na itu, tentunya akan menambah beban perjalanan.

Kedua, celana jeans umumnya berbahan kaku dan te-bal, karena itu kadang akan mengganggu pergerakan saat berjalan. Kecuali bahan dan desain khusus yang me-mungkinkan pergerakan jadi lebih luwes.

Ketiga dan ini yang paling parah. Celana jeans menyim-pan hawa dingin, mengumpulkannya dan menyalurkan-

nya ke kulit. Celana jin bisa menambah dingin sampai dua kali lipat pada malam hari. Dinginnya akan sampai ke tulang. Belum lagi jika malam hari celana basah.

Dingin seperti inilah yang menyerangku saat melakukan summit attack (muncak). Sebenarnya jika aku memakai celana katun mungkin keadaan akan berbeda. Aku mes-ti bersyukur karena masalah celana jeans itu tidak sampai berakibat fatal, seperti hypotermia dan sejenisnya. Meng-

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 29

Sesaat sebelum meninggalkan Ranu Kumbolo menuju KalimatiPhoto by Jeprianto

Page 32: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

gigil saja masih sangat wajar untuk kasus itu.

Tim kami memulai perjalanan sejak jam 12 malam. Jam 7 malam di Kalimati baru selesai diguyur hujan. Otoma-tis suhu di Kalimati juga turun secara mendadak. Jam 12 malam sampai jam 6 pagi menuju Puncak Mahameru, bisa dikatakan saat itu suhu belum berubah. Bahkan, se-makin mendekati subuh, suhu semakin turun.

Saranku, jika ingin menikmati Puncak Mahameru lebih lama, sebaiknya saat summit jangan memakai celana jeans lah. Lebih bagus lagi, ke Gunung Semeru sebaiknya jangan membawa celana jeans, kecuali jika ingin dipakai saat siang hari yang panas.

Aku menggunakan baju kaos satu helai dilapisi jaket kor-sa, dilapisi lagi jaket waterproof dan windproof yang dip-injamkan teman. Seharusnya pakaian tiga lapis itu sudah cukup jika saja celana yang kupakai cukup support den-gan pakaian diatasnya. Tetapi karena memakai celana jeans, semua pakaian itu tidak menghangatkan. Suhu dingin tidak hanya menjalar melalui celah-celah yang bisa ditembus angin, tetapi juga dari celana jeans yang mengumpulkan dingin. Kakiku terasa membeku. Bukan saja karena suhu di Gunung Semeru memang dingin, apalagi ditambah dingin yang terkumpul di celana itu. Jadilah itu momen yang sangat kuingat.

Sebenarnya sebelum berangkat aku sudah diperingat-kan oleh beberapa teman. JANGAN MEMAKAI CELANA JEANS. Kakakku juga sudah mewanti-wanti agar memikir-kan ulang masalah pakaian yang belum kering itu.

“Tunda aja dulu berangkatnya, tunggu persiapan bagus” begitu katanya saat itu.

Namun, menunda perjalanan ke Gunung Semeru yang sudah dipersiapkan bersama teman-teman “hanya” karena pakaianku belum kering rasanya kurang etis. Be-gitu menurut pandanganku saat itu. Sekarang, aku me-mahami bahwa keputusan semacam itu sebenarnya membahayakan diriku sendiri dan berpotensi merepot-kan orang lain. Setidaknya aku bisa meminjam celana teman-teman yang masih di Jogja jika aku tetap memak-sa berangkat.

“Ingat safety first!” komentar Olivia Anggi Johar, teman di akun facebook-ku.

Aku mengerti sekali istilah “safety first” ini. Bahkan aku su-dah mengikuti kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebanyak dua kali. Kuliah K3 sangat berhubungan dengan “safety first”. Namun, keinginan yang mengge-bu untuk ke Gunung Semeru menutupi logika dan me-kanisme keselamatan di dalam diriku. Ditambah lagi rasa tidak ingin merepotkan orang lain (yang ternyata salah penempatan) membuatku mengabaikan himbauan ini.Dua kesalahan fatalku masalah celana saat mendaki gunung. Pertama memakai celana jeans saat summit. Kedua, celana jeans yang kupakai itu juga termasuk ketat. Nyaris tidak ada rongga antara kain dengan kaki. Makanya dinginnya sangat cepat mengalir ke tubuh-ku. Bisa jadi celana jeans yang ketat ini secara langsung maupun tidak langsung juga memperlambat gerakanku saat muncak. Sesuatu yang mungkin belum kusadari dan kutemukan indikasinya hingga sekarang.

Hasilnya dari kebodohan ini adalah ketidaknyamanan saat summit (kalau tidak ingin disebut bermain-main den-gan keselamatan sih). Aku hanya bisa bertahan di pun-cak selama kurang dari 20 menit. Sebelum sampai di pun-cak itu, aku sudah setengah mati bertahan agar tidak

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 30

Page 33: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

menggigil. Tubuhku sampai bergetar hebat jika berhenti walau hanya berhenti 30 detik saja.

Aku benar-benar bersyukur. Kelalaianku itu tidak sampai membuat orang lain kerepotan dan diriku celaka. Lain kali aku tidak ingin mengulanginya lagi. Kapok!!! [Nurul Amin/End]

Tambahan dari penulis:

Buat kawan-kawan yang senang mendaki gunung. Pikir-kanlah masalah safety sebaik-baiknya. Keselamatan kita saat mendaki gunung ditentukan oleh banyak faktor. Fak-tor internal (dari diri kita sendiri) dan faktor eksternal (dari luar/bukan dari diri kita). Beberapa faktor internal dan ek-sternal ini ada yang berada jauh di luar jangkauan dan kemampuan kita. Tapi, sebaik-baiknya persiapan adalah meminimalkan resiko apapun dari faktor yang bisa kita jangkau. Jika faktor yang dapat kita kontrol sudah kita penuhi, maka secara pribadi kita sudah bisa dikatakan siap. Masalah safety (termasuk masalah memakai celana jeans), adalah faktor internal yang bisa kita persiapkan dan penuhi. Jadi mengapa harus diabaikan?

Pengalaman dari saya ini adalah sebuah pengalaman buruk. Keberuntunganlah yang dapat membuat saya bertahan. Tapi keberuntungan tidak datang setiap detik dan tidak setiap orang mendapatkan keberuntungan. Saya sengaja mempublikasikan ulang cerita ini agar dapat diambil pelajaran positifnya. Mengingat, dewasa ini dikalangan pendaki muda, masalah safety sangat di-abaikan.

Travelnatic Magazine #7 April 2015 EXPERIENCE 31

Kedinginan saat mencapai Puncak disebabkan oleh celana jeansPhoto by Jeprianto

available for ads on trvlntc #8 contact us on twitter/instagram : @travelnatic or Email : [email protected]

Page 34: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TRAVELLER’S PROFILE 32

Anindya Andari, lahir di Bandung 13 November 1988. Dia seorang “Part Time Traveller”, karena termasuk seorang pegawai yang cuma punya waktu weekend atau long weekend. Jadi dia selalu meluangkan waktu libur (week-end atau long weekend) bahkan ditengah-tengah waktu dinas ke luar kota untuk mengisi kegiatan di alam. Ke-banyakan dia mengisi waktu libur dengan traveling di ketinggian lebih tepatnya di gunung, wisata kota, dan ya sesekali di pantai (kalau gunung sedang masa pemuli-

han a.k.a tutup). Anindya mengakui secara jujur bahwa dia memang agak kurang tertarik dengan pantai. Sampai sekarang masih bercita-cita mendaki gunung-gunung di Indonesia. Pada tahun 2015 ini dia sudah memiliki beber-apa rencana pendakian gunung baik di Pulau Jawa dan Sumatera sampai akhir tahun nanti.

Berikut ini petikan wawancara Travelnatic Magazine den-gan Anindya Andari :

T R A V E L L E R ‘ S P R O F I L E

Anindya andariperempuan pecinta gunung

Photo by Anindya Andari

Page 35: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 33

Sejak kapan kamu memulai kegiatan traveling? Apa yang memicu kamu untuk memulai kegiatan traveling saat itu?

Sejak kuliah, kira-kira tahun 2006/2007. Yang memicu traveling untuk saya waktu itu adalah keindahan alam, pemandangan, suasana, masyarakat sekitar, serta ob-jek-objek foto yang bisa saya abadikan pada tempat saya bertraveling. Bukan berarti saya melakukan travel-ing hanya semata-mata untuk mengabadikan moment dalam lensa kameran ya min, hehe. Tapi karena fotografi juga menjadi salah satu hobby saya dan itu di dukung oleh hobby saya dalam berkegiatan traveling. Dulu awal traveling, saya hanya traveling di sekitar bandung dan jawa barat. Karena dulu saya masih kuliah, belum cukup dana untuk traveling jauh-jauh min hehehe.

Kapan masa-masa paling aktif berkegiatan traveling se-jauh ini?

Tahun 2011 – sekarang.

Hingga sekarang, tempat mana saja di Indonesia ini yang sudah anda kunjungi, mengapa tempat tersebut yang akhirnya tercatat sebagai tempat yang telah dikunjungi?

Aceh-Sabang, Medan-Samosir, Padang, Bukittinggi, Palembang, Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Papandayan, Prau, Semeru, Merapi, Merbabu, Bromo dan lain-lain.

Tempat-tempat yang telah saya kunjungi tersebut memi-liki keindahan yang berbeda-beda. Misalnya di Aceh, Aceh adalah propinsi yang sangat menarik untuk di kun-jungi, setelah terjadinya peristiwa Tsunami, kalian bisa me-lihat berbagai fenomena sisa-sisa Tsunami tersebut, Kapal

PLTD Terapung, Kapal Terapung di tengah kota dan Mu-seum Tsunami Aceh yang “sangat merinding” ketika ma-suk kesana.

Menyebrang sedikit ke Sabang, kalian bisa menemukan pantai-pantai indah yang masih bersih dan cukup sepi. Keindahan bawah lautnya juga tidak kalah cantik den-gan pulau-pulau lain di Indonesia, apalagi satu teman saya berstatment, “wah, ini mah Phi-Phi Island gak ada apa-apanya, bawah lautnya juga kalah cantik sama bawah laut Pulau Rubiah”. Oleh karena itu, sebisa mun-gkin saya mengutamakan traveling di Indonesia, karena terlalu banyak keindahan di Indonesia yang masih harus kita nikmati.

Untuk kota-kota lain seperti Medan, Padang, Bukit Tinggi, Palembang, Lampung dan Surabaya juga banyak meny-impan potensi wisata alam yang belum terjamah, wisata kota yang unik, maupun wisata budayanya. Dan untuk gunung-gunung seperti Papandayan, Prau, Semeru, Mer-api, Merbabu, Bromo, semua punya keindahan tersendiri, dan selalu indah untuk kembali dikunjungi. (mungkin kare-na saya terlalu cinta gunung..hehe). Karena gunung itu sudah seperti rumah kedua untuk saya.

Di suatu destinasi, apa yang menjadi fokus perhatian kamu? Mengapa kamu memperhatikan hal tersebut?

Jangan pernah mengeluh dalam perjalanan, nikmati setiap langkah kalian dengan senyum dan bahagia. Di depan sana banyak keindahan yang menanti, dan itu pasti!

TRAVELLER’S PROFILE

Page 36: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 34

rang tertarik dengan budaya yang ada di sebuah des-tinasi. Kebanyakan sekarang traveling itu hanya sebatas sebagai “life style”, kalau belum traveling belum “gaul” atau “kurang kekinian”.. mungkin gitu kali ya hehehe.

Apakah kamu bisa menarik pembatas antara ketika kamu belum aktif di kegiatan traveling, dengan ketika sudah aktif? Jika bisa apakah kamu melihat perbedaan di dalam diri kamu?

Bisa, sangat berbeda ketika saya aktif di kegiatan trav-eling. Pertama, saya bisa banyak mengenal karakteris-tik orang-orang di sekitar saya. Bisa tau seberapa besar antusias orang-orang disekitar saya pada kegiatan trav-eling. Perbedaan lainnya setelah berkegiatan traveling saya selalu merasa bahagia dan merasa “fresh” kembali. Selain itu saya merasa, solidaritas, kekeluargaan, tingkat kepedulian saya kepada orang-orang sekitar menjadi lebih tinggi dibandingkan dahulu sebelum aktif di kegia-tan traveling.

Sebagian orang mengklasifikasikan traveling ke berb-agai genre sesuai fokusnya masing-masing. Ada orang yang berkegiatan di banyak genre, ada yang disatu genre saja. Kamu termasuk di genre apa? Mengapa?

Mountaineering…!! Entah mengapa dari dulu saya san-gat suka kegiatan mendaki gunung. Jadi ceritanya, bisa jadi ini karena faktor turunan. Dikeluarga saya (Ibu) dulu beliau seorang mountainer dan penggiat alam bebas. Ibu tidak pernah mengajarkan saya untuk menyukai “Ge-gunungan”, beliau juga tidak pernah memaksakan. Teta-pi beliau selalu mendukung kegiatan saya apapun itu mengenai mendaki gunung.

Selain itu untuk saya mendaki gunung itu suatu hal yang

TRAVELLER’S PROFILE

Keindahan alamnya, keunikan budayanya, dan mas-yarakat sekitarnya. Karena disetiap destinasi selalu ada keindahan alam yang ditawarkan dan selalu memanja-kan mata saya. Budaya-budaya yang ada juga begi-tu menarik untuk diperhatikan dan dilestarikan. Hmmm.. karena menurut pandangan saya, anak muda masa kini kurang memperhatikan budaya yang ada, apalagi melestarikannya. Bahkan mungkin (banyak) yang ku-

Photo by Anindya Andari

Page 37: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 35

tidak mudah, kita harus bersusah-susah dahulu menem-puh perjalanan yang jauh, trek yang panjang, belum lagi membawa beban yang cukup berat dan lain sebagain-ya. Dan disitu sensasinya. Dari situlah kita bisa lebih meng-hargai makna dari sebuah perjalanan.

Di genre traveling yang kamu sukai, tentu terdapat ban-yak masalah. Apa saja masalah yang pernah kamu per-hatikan, bagaimana solusinya menurut kamu?

Sampah, Vandalisme, Traveler Dadakan.

Sampah : sungguh menyedihkan rasanya, saat berkun-jung ke suatu tempat traveling yang terdapat banyak sampah dimana-mana. Baik destinasi wisata kota, pan-tai, maupun gunung. Tidak di pungkiri lagi saat ini sampah menjadi perhatian utama yang harus segera di tindak

lanjuti. Solusinya, sebagai traveler yang cerdas atau dalam bahasa sundanya “traveler yang hideng” atau “memiliki kesadaran diri yang tinggi” untuk mengambil sampah yang ditemui pada perjalanan kalian. Misalnya di gunung, sebisa mungkin mengambil sampah-sampah yang di temui sepanjang trek dan jangan lupa memba-wa kembali sampah ketika turun kebawah. Hal tersebut cukup membantu untuk mengurangi masalah sampah.

Vandalisme : vandalisme , atau corat coret urakan juga sering kita temui di beberapa destinasi traveling yang kita kunjungi. Sebaiknya sebagai traveler yang cerdas kita menghindari untuk melakukan vandalisme dimanapun, baik di kota, pantai atau pun gunung. Karena menurut saya vandalisme mengurangi keindahan destinasi trav-eling. Mungkin yang membuatnya merasa bangga atau bahagia, tapi kenyataannya itu merusak pemandangan. Mungkin pemerintahan setempat atau pengelola tem-pat sebuah destinasi traveling harus membuat sebuah peringatan keras untuk menghimbau para taveler agar tidak melakukan tindakan vandalisme.

Traveler dadakan : maksud traveler dadakan disini ada-lah traveler yang hanya mengikuti arus “kekinian”. Saya lihat saat ini agak banyak traveler dadakan di Indone-sia, dadakan disini dalam arti melakukan perjalanan atau traveling tanpa persiapan yang kurang matang. Contohnya dalam genre mountaineering, masih banyak “pendaki-pendaki” dadakan yang hanya mengikuti arus atau karena termakan cerita dari sebuah film. Rata-rata mereka kurang memperhatikan persiapan dari sebuah pendakian. Yang penting mah “Saya udah keren kan bisa naik gunung..”. Banyak macamnya, ada yang men-daki “secara gaul”, mendaki dengan celana jeans dan sepatu boots kekinian, ada juga yang mendaki “secara

TRAVELLER’S PROFILE

Photo by Anindya Andari

Page 38: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

kurang persiapan” misalnya saya pernah menemukan pendaki di jalur atau trek yang lumayan berat dan kalau hujan licin tapi dia menggunakan sendal jepit atau sen-dal merk-merk crocs. Sebaiknya, dalam bertraveling kita menyiapkan segala sesuatunya secara matang. Apalagi dalam genre mountaineering, persiapan adalah hal uta-ma yang wajib diperhatikan. Bukan hanya sekedar “saya bisa naik gunung tanpa atau dengan persiapan seadan-ya”. Karena naik gunung adalah bukan hal yang main-main, tapi butuh mengutamakan keselamatan. “Safety First Guys..”..

Adakah momen paling berkesan yang kamu ingat saat melakukan kegiatan traveling, Baik itu yang menyenang-kan, mengharukan, menyedihkan dsb?

Terlalu banyak momen yang sudah saya alami selama melakukan kegiatan traveling. Yang agak menyedih-kan sekaligus mengharukan waktu saya mendaki ke Ma-hameru. Kondisi kaki kanan saya saat itu kurang fit, dan karna satu dan lain hal saya dan teman-teman harus trekking malam. Sepanjang perjalanan Ranu Pane – Ranu Kumbolo saya nangis (malu-maluin yah hehe), dan sem-pet ngomong dalam hati kalo saya ga akan naik gunung lagi untuk beberapa waktu kedepan. Tapi setelah be-sok harinya saya mencoba melakukan perjalanan Ranu Kumbolo – Kalimati dengan tidak mengeluh sedikit pun. Alhamdulillah kondisi kaki saya lambat laun tidak terasa sakit, apalagi saat perjalanan ke puncak, bener-bener lancar jaya.

Dan yang mengharukannya, saya memanjatkan sebuah doa di Puncak Mahameru, setengah tahun kemudian, percaya gak percaya doa itu terkabul. Kalau momen yang menyenangkan sepertinya terlalu banyak. Saat traveling saya selalu bertemu dengan teman-teman

baru dari berbagai kota yang saya kunjungi. Dan rata-ra-ta teman-teman baru tersebut mempunyai banyak pen-garuh positif terhadap kehidupan saya. Dan saya banyak belajar dari mereka mengenai hal-hal baru bahkan hal-hal yang belum pernah saya pelajari sebelumnya.

Pelajaran apa yang kamu dapatkan secara menyeluruh dari kegiatan traveling?

Kemandirian, dengan traveling kita bisa belajar untuk mandiri. tidak selalu tergantung dan merepotkan orang lain.

Belajar untuk tidak banyak mengeluh, setiap kegiatan traveling mempunyai destinasi dan tingkat kesulitan yang berbeda. Tidak selamanya kegiatan traveling berjalan mulus dan lancar, pasti saja ada beberapa kendala. Dis-inilah kita di tantang untuk tidak banyak mengeluh.

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TRAVELLER’S PROFILE 36

Photo by Anindya Andari

Page 39: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Solidaritas. Biasanya kita bertraveling dengan team atau kelompok kita, bahkan bisa jadi bergabung dengan orang-orang yang baru dikenal. Tingkat solidaritas kita juga diuji disini. Apakah kita bisa solid dengan teman satu team atau tidak, apakah kita bisa solid dengan teman yang baru dikenal atau tidak.

Sebagai perempuan, menurut kamu apa kendala yang hanya ditemui oleh traveler perempuan saat melakukan kegiatan traveling?

Mungkin kendalanya sebagai perempuan sih pada saat “datang tamu bulanan” ya, karena berkegiatan di alam bebas apalagi mendaki gunung, mungkin agak risih ya kalau mendaki pada saat sedang berhalangan. Tapi ka-lau untuk wisata kota sih masih aman. Bagi saya sih itu ya, yang lain sih saya rasa it’s okey no problem hehe.

Apa kamu memiliki tips bagi traveler perempuan untuk mengatasi kendala seperti yang pernah kamu alami? Tipsnya lebih baik sebelum melakukan traveling kita menghitung waktu dan jadwal yang tepat. Agar pas waktunya dengan jadwal traveling dan tidak merasa risih saat melakukan perjalanan.

Pariwisata indonesia terus mengalami peningkatan, teru-tama terasa dalam ranah domestik. Bagaimana pandan-gan kamu secara menyeluruh?

Iya, akhir-akhir ini pariwisata indonesia memang terus mengalami peningkatan. Mungkin karena semua orang saat ini “sangat butuh piknik a.k.a traveling” hehe. Se-lain itu wisatawan asing juga semakin tertarik dengan destinasi-destinasi pariwisata di Indonesia, seiring den-gan perkembangan informasi-informasi destinasi menarik yang ada di Indonesia.

Menurut saya dengan meningkatnya pariwisata di indo-nesia, berarti meningkat juga pendapatan Indonesia. Ada plus minusnya sih, minusnya saat ini banyak travel-er-traveler yang mengunjungi destinasi pariwisata Indo-nesia yang kurang mengindahkan peraturan, atau men-jaga tempat pariwisata di Indonesia.

Di dunia traveling terkadang terdapat zona pertemanan, apa positif negatifnya menurut kamu?

Hahaha, positif negatif pada zona pertemanan dalam dunia traveling banyak.

Positifnya, kita menemukan dan mendapatkan banyak teman baru. Dari berbagai daerah, dari berbagai kalan-gan, berbagai macam pengalaman dan keahlian bisa kita temukan dan kita pelajari. Dapat bertukar pikiran dan “kita jadi punya keluarga baru di setiap daerah”. Banyak juga hal-hal baru yang bisa kita temukan dari sebuah per-temanan pada dunia traveling. Negatifnya, zona pertem-anan di dunia traveling itu ada yang “kita teman sampai nanti, setelah trip ini..” dan ada yang “kita berteman cuk-up sampai trip ini selesai saja..”, sedih sih min, temen kan cukup susah dicari dan kalau bisa pertemanan dipelihara sebaik mungkin. Jadi cukup menyedihkan kalau sampai terjadi “kita berteman cukup sampai trip ini selesai saja..” hiks hiks.

Negatifnya lagi sih kalau dalam zona pertemanan itu ternyata ada zona percintaan ..eaaaak! Ini gak bisa di pungkiri sih. Kita melakukan traveling dan berteman bu-kan hanya dengan sesama jenis saja tapi juga dengan lawan jenis, nah bahayanya nih kalo kita masuk ke zona pertemanan dengan lawan jenis dan ujung-ujungnya ternyata si “zona percintaan” mampir di dalamnya. Ka-caauuu. Kadang kita bisa kehilangan seorang teman ter-

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TRAVELLER’S PROFILE 37

Page 40: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

baik dari zona itu. Padahal “Kehilangan teman terbaik, adalah hal yang paling menyedihkan dari segalanya..”

Apa pesan kamu untuk pembaca?

Lakukanlah traveling teman-teman, selagi kalian masih muda. Tapi jangan hanya semasa muda kalian saja, ter-uslah melakukan traveling sampai kalian tua nanti. Kare-na Indonesia tidak cukup kalian nikmati hanya semasa muda kalian saja, Indonesia terlalu indah dan sayang sekali kalau kalian hanya menikmatinya sebentar saja. Karena dengan traveling juga, kalian dapat menemukan segala sesuatu yang berbeda, orang-orang yang luar bi-asa, begitu juga pelajaran yang berbeda dan berharga dari tiap-tiap perjalanan. Percaya deh!

Satu quote yang kamu sukai untuk menutup wawancara ini.

“Jangan pernah mengeluh dalam berperjalanan, nikmati setiap langkah kalian dengan senyum dan bahagia. Di depan sana banyak keindahan yang menanti, dan itu pasti!”

Ingin berkomunikasi dengan Anindya Andari? Silakan kontak di akun twitter @roroanindya atau sapa Anindya di akun instagram @andarianindya.

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TRAVELLER’S PROFILE 38

available for ads on trvlntc #8contact us on twitter/instagram : @travelnatic or email : [email protected]

Photo by Anindya Andari

Page 41: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Photo by Emmanuel Ndelu Wele

Seluas apakah Nusantara kita ?Seluas langkah kakimu menyusurinya . . .

(Garin Nugroho, dalam Anak Seribu Pulau)

Page 42: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 40

Pangkajene dan Kepulauan, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi selatan, jaraknya sekitar 60 km dari kota Makassar. Memiliki beberapa gugugasan pulau diseki-tarnya. Menurut situs pangkepkab.go.id secara adminis-tratif luas wilayah Kabupaten Pangkajene, dan Kepulau-an12.362,73 Km2 untuk wilayah laut seluas 11.464,44 Km2, dengan daratan seluas 898,29 Km2, dan panjang garis pantai di Kabupaten Pangkajene, dan Kepulauan yaitu 250 Km, yang membentang dari barat ke timur. Dimana Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan terdiri dari 13 ke-camatan, dimana 9 kecamatan terletak pada wilayah daratan, dan 4 kecamatan terletak di wilayah kepulau-

Yang pertama kali di dalam benak saya ketika saya disuruh untuk datang ke kota ini adalah saya akan tinggal di suatu pulau yang perlu beberapa kali menyebrang lautan dan tentunya siap tinggal di daerah yang minim dengan fasili-tas. Ternyata salah besar!

Oleh : Ikbal Syukroni

keindahan tersembunyi

pangkajene dan kepulauansulawesi selatan

D E S T I N A T I O N

Photo by Ikbal Syukroni

Page 43: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 41

an. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Barru, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Maros.Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bone,Se-belah Barat berbatasan dengan Pulau Kalimantan, Pulau Jawa, dan Madura, Pulau Nusa Tenggara, dan Pulau Bali.Asal kata Pangkajene dipercaya berasal dari sungai besar yang membelah kota Pangkep. Pangka berarti cabang, dan Je’neberarti air. Ini mengacu pada sungai yang membelah kota Pangkep yang membentuk cabang.

Sepanjang jalan dari Makassar kita akan disuguhi hiasan dengan bukit-bukit kapur yang menjulang tinggi serta be-berapa tambak udang disisi lainnya. Kabupaten Pang-kajene dan kepulauan atau yang sering disebut dengan Pangkep dapat ditempuh dengan kendaraan khas sana yang mereka sebut Phanter, semacam mobil travel. Pada saat terakhir penulis disana ongkos phanter dari Makas-sar sampai Pangkep masih Rp.10.000 kanan kiri jalan kita

melihat para pedagang gula-gula (semacam jeruk bali) dan dangek (makanan dari kelapa yang di bakar) dan enaknya lagi jalur aspal poros makassar pangkep masih sangat baru sehingga kita nyaman selama perjalananAda apa sih di pangkep?

Pangkep menyimpan beberapa keindahan yang tersem-bunyi, beberapa potensi wisata baik dari wisata bahari maupun wisata darat belum sangat di explore dan ten-tunya masih gratis hehehe. Salah satunya tempat wisa-ta yang jarang dikunnjungi adalah gugusan batu karst ditengah persawahan. Rammang adalah nama desa tempat gugusan batu karst ini menjulang, sekitar lebih dari 10 batu karst besar berusia ratusan tahun tertanam abadi di pertengahan sawah warga.

Lokasi rammang tidak jauh dari jalan poros Makas-sar-pangkep, kalau dari pusat kota pangkep sekitar 20Km

Photo by Ikbal Syukroni

Photo by Ikbal Syukroni

Page 44: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 42

untuk menuju ketempat ini baik itu dengan motor,mobil maupun bus ukuran kecil. Menurut para warga batuan karst ini menunjukkan bahwa dulu kota pangkep awaln-ya adalah lautan, dan batu karst ini adalah sejarah yang masih ada. Kombinasi batu karst,pohon,sawah yang menghijau dan langit yang membiru menjadi tempat ini sangat cocok buat jadi destinasi wisata kalian apalagi ka-lau buat yang prawedding direkomendasikan untuk dija-dikan salah tempat foto *uhuk*. Tempat wisata rammang ini belum banyak orang tahu tempat ini dan tentunya masih 100% natural tanpa campur tangan manusia.

Selain batuan karst dan perbukitan yang menjadi ciri khas pangkep, ada salah satu bukit yang bernama bukit nur-jannah yang dipuncaknya kita bisa melihat sunrise dan

sunset di kota pangkep, bukit nurjannah terletak di desa mandalle (perbatasan kabupaten Pangkep dan kabu-paten Barru. Untuk ketinggiannya belum ada sumber pasti yang bisa menyebutkan. Dari atas bukit kita juga bisa menikmati kota pangkep, dari kejauhan bukit ini di-cirikan dengan adanya bendera merah putih besar yang terpampang di permukaan bukitnya,yang dikibarkan oleh beberapa pencinta alam saat memperingati HUT RI pada tahun 2013. Untuk mencapai bukit nurjanah bila dari pusat kota pangkep kita bisa naik pete-pete (angkot dalam bahasa pangkep) cukup membayar Rp.5000 kita akan diantar sampai depan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, setelah itu dengan berjalan kaki sekitar 1 Km melewati perumahan warga kita sampai di pintu masuk bukit nurjanah, estimasi waktu untuk bisa sampai ke bukit

Photo by Ikbal Syukroni

Page 45: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 DESTINATION 43

sekitar 45 menit.

Pangkajene Kepulauan atau Pangkep merupakan salah satu tempat untuk menempati sunrise maupun sunset yang paling direkomendasikan karena memang pangkep juga daerah pesisir, dan ada beberapa pantai disekitar daerah pangkep memang masih belum terja-mah oleh wisatawan dan tentunya masih bersih. Selain mempunyai potensi wisata pangkep juga mempunyai makanan khas pangkep seperti Dange` (makanan yang terbuat dari beras ketan hitam dicampur dengan kelapa dan gula merah), dan gek biasanya banyak di sepan-jang jalan di kec. Segeri. Dengan harga Rp.10.000 kita bisa membawa pulang 1 kotak kecil dange dan kita bisa memilih rasa dange` itu sendiri. Selain dange` pangkep

juga mempunyai makanan khas yang sudah terkenal di seluruh Indonesia, yaitu Sup Saudara. Sup saudara mer-upakan hidangan berkuah dengan bahan dasar dag-ing sapi biasanya disajikan bersama bahan pelengkap seperti bihun,perkedel kentang dan telur rebus, biasanya masakan ini dikonsumsi bersama dengan nasi putih dan ikan bolu(ikan bandeng). Hmmmm.. bisa kalian bayang-kan betapa nikmatnyaa.

Begitulah sekelumit cerita tentang Kabupaten Pangka-jene dan Kepulauan, banyak tempat wisata di Indonesia yang memang belum kita jelajahi. Nikmati saja dulu In-donesiamu, baru negeri orang. Indonesia, The most gor-geous place! [Ikbal Syukroni/End]

Photo by Ikbal Syukroni

Page 46: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 COMMUNITY REVIEW 44

Dunia pendakian kian hari kian ramai oleh pendaki-pen-daki baru. Hampir setiap akhir pekan gunung-gunung ramai dikunjungi. Hal ini merupakan kabar baik karena olahraga mendaki gunung adalah sebuah olahraga yang positif. Selain menyehatkan, konon dipercaya orang-orang, mendaki gunung mampu merubah seseorang menjadi lebih perasa, lebih peduli terhadap sekitarnya. Namun, sayang ramainya orang-orang mendaki gunung meninggalkan kesan yang kurang enak terhadap kele-starian lingkungan. Di antaranya adalah; sampah.

Oleh : Cecep RojaliSampah sebenarnya dikategorikan menjadi dua; sampah organik dan sampah non organik. Sampah organik mer-upakan sampah yang masa membusuknya cepat. Se-dangkan non organik merupakan sampah yang membu-tuhkan waktu yang lama untuk membusuk atau terurai. Sampah non organik jika dibiarkan begitu saja tanpa dibawa dari gunung, tentunya akan membuat peman-dangan kurang enak. Jadi, sudah seharusnya sampah yang kita bawa mendaki gunung, kita bawa turun kem-bali.

trashbag communitySAYANGI GUNUNGMU, BAWA TURUN SAMPAHMU!

Photo by Trashbag Community

C O M M U N I T Y

Page 47: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 45

Seperti halnya komunitas Trashbag Community yang se-lalu mengkampanyekan peduli sampah kepada para pendaki-pendaki yang ada di Indonesia. Dengan moton-ya “Gunung Bukan Tempat Sampah”, komunitas ini mam-pu memberikan pesan yang baik kepada para pendaki bahwa gunung memang bukan tempat sampah.

Trashbag Community lahir di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 11 November 2011. Berangkat dari se-makin banyaknya sampah yang berserakan di gunung dan di hutan beberapa relawan yang memiliki jiwa so-sial dan peduli terhadap kelestarian lingkungan ter-gugah hatinya untuk bergerak. Mereka mulai memunguti sampah-sampah yang ada di setiap gunung yang dikun-jungi dengan sebuah kantung plastik hitam yang biasa dipakai untuk tempat sampah. Maka dari itulah nama komunitas ini lahir.

Trashbag Community merupakan sebuah komunitas (non profit) penggerak moral. Mengkampanyekan sebuah idealis kepada para penggiat olahraga alam bebas un-tuk peduli dengan sampah. Keanggotan Trashbag Com-munity atau yang biasa disebut TC terbuka untuk umum. Dari kalangan bebas independent maupun organisasi-or-ganisasi yang juga peduli terhadap masalah sampah di gunung-gunung seluruh Indonesia.

Tujuan utama dibentuknya komunitas TC yaitu; satu menjadikan gunung-gunung di Indonesia terbebas dari sampah. Selain itu misi TC adalah merubah perilaku dan kebiasaan para pendaki menjadi lebih baik. Serta se-lalu memempromosikan kepada semua orang bahwa ‘Gunung Bukan Tempat Sampah’.

Selain itu, TC juga menetapkan satu hari menjadi hari bersih gunung dalam upaya konsistensi kampanye ger-

Pak Sono siap memacu Microlight miliknya.Photo by Melissa Siahaya

Photo by Trashbag Community

COMMUNITY REVIEW

Page 48: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 46

Jika bukan kita lantas siapa lagi yang akan peduli dengan sampah-sampah yang berserakan di atas gunung sana? Untuk itulah, ayo kita bawa turun sampah yang kita bawa mendaki gunung! Mendaki gunung saja dengan berat kita mau membawa barang kita. Kenapa dengan beban yang berkurang kita tak mau membawa sampah ketika kita turun? Ingat “GUNUNG BUKAN TEMPAT SAMPAH. JIKA TAK MAU MEMBAWA SAMPAH TURUN, TELAN DI TEMPAT. (@pendakigalau)

Ingin info sekitar TrashBag Community silakan kontak akun Twitter : @trashbagcomm atau kunjungi website: www.trashbagcommunity.com

Sebuah Microlight siap melakukan start di landasan pacu JAS 2015. Photo by Melissa Siahaya

akan nasional setiap tahunnya. Meskipun ada juga yang mencibir TC tetap komitmen untuk tetap hadir di tengah dunia pendakian sebagai bukti bahwa masih banyak orang-orang yang peduli terhadap gunung dan hutan.Beberapa perilaku atau cara untuk menyelamatkan gunung, di antaranya:

1. Action/ aksi / tindakan membawa turun sampah, min-imal sampah pribadi.

2. Education, meningatkan kepada rekan-rekan yang lain akan bahaya dan efek dari kita meninggalkan sampah di gunung

3. Controlling; mengontrol apabila ada pendaki-penda-ki yang kedapatan membuang sampah sembaran-gan. Tegurlah dengan bijak!

Photo by Trashbag Community Photo by Trashbag Community

COMMUNITY REVIEW

Page 49: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TIPS & TRICKS 47

Tulisan ini mungkin masih juga teramasuk dalam kelanju-tan tulisan saya tentang tips dan trik di volume sebelum-nya. Seperti kita ketahui bersama, kondisi dunia kegiatan alam bebas khususnya pendakian gunung di Indonesia dewasa ini sangatlah bergeliat. Baru sekitar dua pekan gunung yang statusnya tutup sudah dibuka kembali, banyak ribuan pendaki yang mengunjunginya. Bayang-kan, ribuan!

Kondisi ramai tersebut percaya atau tidak banyak dipen-garuhi oleh film tentang persahabatan lima teman yang membuat selebrasi setelah tiga bulan tidak bertemu den-gan sebuah pendakian yang katanya tidak akan dilupa-kan sampai kakek nenek kelak. Namun sayang, dalam film tersebut banyak kita dapati contoh-contoh yang pada akhirnya memengaruhi gaya mendaki orang-orang yang baru mulai melakukan aktivitas ini. Seperti halnya celana jeans dan juga persiapan pendakian yang jauh dari kata

kurang. Oke, sebelum pembahasan kita lebih meluas saya akan bahas, kenapa celana jeans tidak direkomen-dasikan untuk pendakian, di antaranya:

1. Bahan celana jeans merupakan bahan yang memiliki pori-pori (celah antar kedua benang di dalam bahan) yang cukup lebar dibandingkan dengan celana khu-sus mendaki gunung yang berbahan quick dry. Untuk cuaca di pegunungan yang relatif sangat dingin, ini tentunya akan berpengaruh. Karena besar, maka udara akan cepat menyentuh kulit. Otomatis, kita akan merasa lebih dingin.

2. Celana jeans cukup lumayan berat ketika kita pack-ing dalam list daftar barang bawaan kita. Dalam prin-

Oleh : Cecep Rojali

CELANA JEANS DAN SANDALDALAM PENDAKIAN GUNUNG

T I P S & T R I C K S

Photo : Ilustrasi

Page 50: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Travelnatic Magazine #7 April 2015 TIPS & TRICKS 48

sip packing yang baik, “jika ada barang sama yang lebih ringan, kenapa harus membawa yang berat?”

3. Dalam kondisi basah, celana jeans akan terasa lebih berat karena air yang mengenai celana berdiam di lapisan bahannya.

4. Celana jeans membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kering.

5. Celana jeans berbahan kaku (meskipun sekarang ada yang berbahan elastis). Ketika dipakai untuk berjalan selama pendakian, celana jeans akan sangat men-yulitkan dan pergerakan kaki seolah terbatasi. Selain itu, karena bahannya kaku, resiko pangkal paha lecet akan lebih besar karena gesekan yang ditimbulkan ketika berjalan.

6. Alternatifnya, pergunakanlah celana khusus untuk pendakian yang berbahan cepat kering dan fleksibel untuk pergerakan kaki yang nyaman selama berjalan.

Selain celana jeans yang tidak direkomendasikan dalam pendakian, banyak juga dari teman-teman kita yang sering kita dapati mempergunakan sendal gunung sela-ma pendakiannya. Kira-kira aman atau tidak sih sandal gunung selama berkegiatan mendaki? Ini ulasannya:

1. Insole sandal gunung memang memiliki bahan yang empuk, namun tidak cukup untuk menopang dan memberikan kenyamanan selama berjalan. Berbeda dengan sepatu gunung atau sepatu Trekking yang memiliki insole yang empuk. Ingat, insole sama halnya seperti shock breaker dalam motor.

2. Strap yang terdapat dalam sandal gunung rata-ra-ta terbuat dari bahan seperti webbing. Dalam pen-dakian kita berjalan lebih dari lima jam dalam sehari. Tentunya gesekan kaki kita dengan strap sandal akan membuat kaki kita lecet dan tentunya akan menyulit-kan kita untuk melanjutkan perjalanan.

3. Outsole; sandal memang memiliki tapak yang berulir, namun ini tidak mampu menghadapi medan penda-kian yang terkadang bervariasi seperti; track berpasir, track tanah yang licin, akar pepohonan dan lain se-bagainya. Resiko terjatuh akan lebih besar!

4. Sandal gunung tidak memiliki penyangga untuk menopang dan membatasi pergerakan engkel kaki (mata kaki) berbeda dengan sepatu. Karena tak memiliki penyangga yang kuat untuk membata-si pergerakan kaki, memakai sandal gunung hanya akan memperbesar kaki kita terkilir.

5. Sandal gunung tidak mampu menghambat hawa dingin pegunungan ketika kita melakukan pendakian di malam hari. Sekalipun memakai kaus kaki yang te-bal, tetap saja sandal gunung tidak bisa menjadi solusi yang baik untuk trekking di malam hari.

Saya kira itulah beberapa ulasan yang saya ketahui dan saya rasakan dari pengalaman saya mendaki gunung tentang celana jeans dan sandal gunung. Memang san-dal gunung maupun celana jeans pengaruhnya terha-dap keselamatan kita (nyawa) tidak secara langsung kita rasakan. Namun, terkadang masalah-masalah kecil seperti ini akan menimbulkan masalah-masalah besar setelahnya.

Mendakilah sesuai prosedur yang banyak orang bicara-kan di media internet seperti twitter, blog, thread dan catatan perjalanan. Terkadang, seseorang yang telah memenuhi kriteria mendaki secara procedural saja masih terkendala kemalangan di lapangan, bagaimana den-gan yang mendaki tidak sesuai dengan prosedur dan sembrono? Safety Can Be Fun! [Cecep Rojali/End]

Untuk berkomunikasi dengan Cecep bisa hubungi akun twitter atau instagram: @pendakigalau

Page 51: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

Photo by Emmanuel Ndelu Wele

Page 52: cmiph.files.wordpress.com · Selain uap be-racun, para penambang juga harus berhati-hati dengan ... Kain sarung atau selendang lah yang diman-faatkan sebagai masker. Sementara untuk

#8/travelnatic

www.travelnatic.com