Clozapin

5
Renny Tri Utami (0808015023) CLOZAPIN Obat antipsikotik yang efektif yang lebih jarang disertai dengan efek samping mirip parkinsonism dibandingkan dengan antipsikotik konvensional, yang bekerja terutama dengan aktivitas antagonisnya pada reseptor dopamin tipe 2 (D 2 ). Obat ini lebih efektif dalam terapi pasien skizofrenik yang tidak berespons terhadap obat antipsikotik konvensional. FARMAKOKINETIK Clozapin diabsorpsi dari saluran gastrointestinal (GI), dan kadar puncak dalam plasma dicapai dalam satu sampai empat jam. Waktu paruh antara 10 sampai 16 jam (rata – rata 12 jam); kadar stabil biasanya dicapai dalam tiga sampai empat hari jika digunakan dosis dua kali sehari. FARMAKODINAMIK Clozapin memiliki potensi yang jauh lebih tinggi sebagai antagonis pada reseptor D 1 serotonin tipe 2 (5-HT 2 ) dan noradrenergik alfa (khususnya 1 ) . Selain itu, obat ini memiliki aktivitas antagonis pada reseptor muskarinik dan histamin tipe 1 (H 1 ). Belakangan ini, telah dilaporkan bahwa clozapin memiliki afinitas yang efektif untuk reseptor dopamin tipe 4 (D 4 ). INDIKASI TERAPEUTIK 1. Skizifrenia resisten terapi 2. Indikasi lainnya, seperti pada pasien yang sakit serius atau kepekaan khusus terhadap efek samping ekstrapiramidal dari obat antipsikotik standar. Terapi clozapin menekan gerakan abnormal dari tardive dyskinesia dan dapat mengobati gangguan pergerakan.

description

c

Transcript of Clozapin

Renny Tri Utami (0808015023)CLOZAPIN Obat antipsikotik yang efektif yang lebih jarang disertai dengan efek samping mirip parkinsonism dibandingkan dengan antipsikotik konvensional, yang bekerja terutama dengan aktivitas antagonisnya pada reseptor dopamin tipe 2 (D2).

Obat ini lebih efektif dalam terapi pasien skizofrenik yang tidak berespons terhadap obat antipsikotik konvensional.

FARMAKOKINETIK

Clozapin diabsorpsi dari saluran gastrointestinal (GI), dan kadar puncak dalam plasma dicapai dalam satu sampai empat jam. Waktu paruh antara 10 sampai 16 jam (rata rata 12 jam); kadar stabil biasanya dicapai dalam tiga sampai empat hari jika digunakan dosis dua kali sehari.

FARMAKODINAMIK

Clozapin memiliki potensi yang jauh lebih tinggi sebagai antagonis pada reseptor D1 serotonin tipe 2 (5-HT2) dan noradrenergik alfa (khususnya (1). Selain itu, obat ini memiliki aktivitas antagonis pada reseptor muskarinik dan histamin tipe 1 (H1). Belakangan ini, telah dilaporkan bahwa clozapin memiliki afinitas yang efektif untuk reseptor dopamin tipe 4 (D4).

INDIKASI TERAPEUTIK

1. Skizifrenia resisten terapi

2. Indikasi lainnya, seperti pada pasien yang sakit serius atau kepekaan khusus terhadap efek samping ekstrapiramidal dari obat antipsikotik standar. Terapi clozapin menekan gerakan abnormal dari tardive dyskinesia dan dapat mengobati gangguan pergerakan.

PERHATIAN DAN REAKSI MERUGIKAN

Ciri clozapin :1. Tidak adanya efek merugikan ekstrapiramidal

2. Tidak menyebabkan distonia akut, dan insidensi rendah terjadinya parkinsonisme, sindrom kelinci, dan akinesia

3. Tidak mempengaruhi sekresi prolaktin , sehingga tidak menyebabkan galaktorea.

REAKSI MERUGIKAN :

1. Agranulositosis

Penurunan jumlah sel darah putih, dengan penurunan spesifik pada jumlah leukosit polimorfonuklear. Agranulosit dapat tampak secara tiba tiba atau bertahap, keadaan ini paling sering berkembang dalam enam bulan pertama. Clozapin juga disertai dengan perkembangan kasus leukositosis ringan, leukopenia, eosinofilia, dan peningkatan laju endap darah.

2. Kejang

Jika kejang timbul pada pasien, clozapine harus dihentikan secara sementara. Terapi fenobarbital (luminal) dapat dimulai, dan dapat dimulai kembali pada kira kira 50% dosis sebelumnya , selanjutnya dinaikkan kembali secara bertahap.3. Efek kardiovaskular

Takikardia, hipotensi, dan perubahan elektroensefalogram (EEG) berhubungan dengan terapi clozapin. Takikardia terjadi karena inhibisi vagal, dapat diobati dengan antagonis adrenergik ( kerja perifer, seperti atenolol, walaupun terapi tersebut mungkin memperberat efek hipotensif clozapine.4. Efek merugikan lainnya adalah sedasi, kelelahan, sialorea, penambahan berat badan, konstipasi, efek antikolinergik, dan demam.

KONTRAINDIKASI1. Pada ibu yang menyusui

2. Pasien dengan hitung sel darah putih yang kurang dari 3.500

3. Riwayat gangguan sumsum tulang

4. Riwayat agranulositosis

5. Hati hati pada pasien yang memiliki riwayat sakit jantung sebelumnya.

6. Riwayat kejang atau trauma kepala.

INTERAKSI OBAT

Clozapine tidak boleh digunakan dengan salah satu obat lain yang disertai dengan perkembangan agranulositosis atau supresi sumsum tulang. Obat tersebut adalah carbamazepin,propylthiouracil,sulfonamide dan captopril.Depresan sistem saraf pusat, alkohol, atau obat trisiklik yang diberikan bersama clozapin dapat meningkatkan risiko kejang, sedasi dan efek jantung. Pemberian bersama dengan benzodiazepam berhubungan dengan peningktan insidensi ortostatis dan sinkop.

DOSIS DAN PEMBERIAN

Clozapin tersedia dalam bentuk tablet 25 mg dan 100 mg, 1 mg clozapine adalah ekivalen dengan kira-kira 1,5 sampai 2 mg chlorpromazine. Dosis awal biasanya 25 mg satu atau dua kali sehari, walaupun dosis awal konservatif adalah 12,5 mg dua kali sehari. Dosis selanjutnya dapat dinaikkan bertahap sampai 300 mg sehari dalam dosis terbagi. Untuk penghentian obat, terapi clozapine harus diturunkan bertahap bilamana mungkin untuk menghindari gejala rebound kolinergik seperti diaforesis, kemerahan pada wajah, diare dan hiperaktivitas.MONITORING LABORATORIUM

Hitung sel darah putih setiap minggu adalah indikasi untuk memonitoring pasien untuk perkembangan agranulositosis. Jika hitung sel darah putih kurang dari 2000 sel per mm3 atau hitung granulosit kurang dari 1.000 sel per mm3, clozapine harus dihentikan.