Cloud Computing dan Web Based App
-
Upload
andy-wijaya -
Category
Documents
-
view
29 -
download
5
description
Transcript of Cloud Computing dan Web Based App
Tugas Individu Sistem Informasi Manajemen
Disusun oleh : Andy Wijaya (04), Kelas 8A-BPKP
NPM: 134060018259; email: [email protected]
Cloud Computing, Aplikasi Berbasis Web dan Berbasis Desktop
serta Penerapannya pada BPKP
I. Cloud Computing (Komputasi Awan)
Komputasi awan adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) dan pengembangan berbasis Internet (awan). Awan (cloud) adalah perantara antara User Interface dengan User Interface lainnya yang tergubung malalui koneksi internet. Awan (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya (wikipedia). Ada beberapa pemahaman tentang Cloud Computing yang dapat membantu kita untuk mengenal apa itu Cloud Computing : a. Internet bisa dianggap cloud besar. Cloud berisi komputer yang semuanya saling
tersambung. Dari situlah berasal istilah 'cloud'. Jadi semuanya disambungkan ke 'cloud', atau cloud itu.“ (Stevan Greve)
b. Cloud Computing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer ('komputasi') dan pengembangan berbasis Internet ('cloud'). Cloud (cloud) adalah metefora dari internet, sebagaimana cloud yang sering digambarkan di diagram jaringan komputer, cloud (cloud) dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yang disembunyikannya.
c. Dalam perspektif teknologi komunikasi sendiri, cloud computing atau komputasi cloud dapat diartikan sebagai suatu teknologi yang memanfaatkan internet sebagai resource untuk komputasi yang dapat di-requset oleh pengguna dan merupakan sebuah layanan dengan pusat server bersifat virtual atau berada dalam cloud (internet) itu sendiri (Krishnadi, 2010).
Cloud computing menyediakan komputasi, perangkat lunak, akses data, dan layanan penyimpanan yang tidak memerlukan pengguna akhir pengetahuan tentang lokasi fisik dan konfigurasi dari sistem yang memberikan layanan. Sejalan dengan konsep ini dapat ditarik dengan jaringan listrik, dimana pengguna akhir mengkonsumsi daya tanpa perlu memahami komponen perangkat atau infrastruktur yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan. Cloud computing menggambarkan suplemen baru, konsumsi, dan model pengiriman untuk layanan TI berbasis pada protokol internet, dan biasanya melibatkan penyediaan sumber daya secara dinamis scalable dan sering virtualisasi. Ini mungkin mengambil bentuk berbasis web tools atau aplikasi yang pengguna dapat mengakses dan menggunakan melalui browser web. Penyedia komputasi awan memberikan aplikasi melalui internet, yang diakses dari browser web dan aplikasi desktop dan mobile, sedangkan perangkat lunak bisnis dan data disimpan di server. Dasar dari komputasi awan ialah konsep yang lebih luas dari konvergensi infrastruktur dan layanan bersama. Ini jenis lingkungan data center
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan aplikasi mereka dan berjalan lebih cepat, dengan pengelolaan lebih mudah dan memungkinkan untuk lebih cepat menyesuaikan sumber daya (seperti server, storage, dan jaringan) untuk memenuhi permintaan bisnis berfluktuasi dan tak terduga. Terdapat 3 (tiga) tipe cloud computing yang dikenal hingga saat ini, yaitu sebagai berikut :
• Infrastructure as a Service (IaaS)
Vendor atau penyedia jasa memberikan klaster server, jaringan, sistem penyimpanan
yang didesain mennggantikan fungsi data center. Contoh : Elsatic Compute Cloud
(EC2) dan Simple Storage Service milik Amazon.
• Platform as a Service(PaaS)
Vendor menyediakan virtualized servers yang memungkinkan para pengguna
menjalankan aplikasi yang tersedia atau mengembangkan aplikasi baru tanpa harus
pusing memikirkan bagaimana me-maintain sistem operasi, server, load balancing
atau kapasitas komputasi. Contoh : model ini adalah Azure milik Microsoft dan
Force.com milik Salesforce.
• Software as a Service (SaaS)
Model ini memungkinkan seluruh fungsi aplikasi perangkat lunak dijalankan via web
browser, bukan lagi pada aplikasi yang tertancap di komputer user. Contoh : Gmail
dan aplikasi lain (Doc dan sebagainya) milik Google, instant messaging dari AOL,
Yahoo, Skype, dll.
Komputasi awan merupakan tren teknologi terbaru lain yang dikenal luas yang berupa ketergantungan terhadap Internet untuk memberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakan aplikasi bisnis umum secara daring yang diakses melalui suatu penjelajah web dengan perangkat lunak dan data yang tersimpan di server. Komputasi awan saat ini merupakan trend teknologi terbaru, dan contoh bentuk pengembangan dari teknologi komputasi awan ini adalah iCloud, Skydrive dll. Kelebihan cloud computing :
Lebih murah, karena kita tidak perlu menyediakan infrastruktur & SDM TI sendiri.
Lebih reliabel, karena data dan apikasi kita dijaga oleh layanan tanpa henti 24x7.
Lebih efisien, karena kita bisa memilih layanan yang kita butuhkan dan membayar
sesuai dengan biaya layanan itu saja.
Lebih kompatibel, karena dapat diakses dimana saja asalkan ada koneksi internet.
Lebih aman, karena seluruh data disimpan dalam sebuah server terpusat yang
memiliki fungsi backup.
Lebih sederhana, karena kita tidak memerlukan pemahaman sistem TI.
II. Web Based Application (Aplikasi Berbasis Web) dan Desktop Based Application
(Aplikasi Berbasis Desktop)
Aplikasi Berbasis Web (ABW) merupakan aplikasi yang berjalan menggunakan web
browser dan kita tidak perlu menginstallnya terlebih dahulu (walaupun dibutuhkan
penginstallan, tetapi tidak memerlukan waktu yang lama), banyak keuntungan yang
bisa didapatan jika menggunakan ABW antara lain kita bisa menggunakannya kapan
saja, dimana saja dan dapat diakses dengan menggunakan perangkat apa saja, seperti
laptop, netbook ataupun tablet selama terkoneksi dengan internet.
Aplikasi Berbasis Web dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan yang
berbeda. Sebagai contoh, Aplikasi Berbasis Web dapat digunakan untuk membuat
invoice dan memberikan cara yang mudah dalam penyimpanan data di
database. Aplikasi ini juga dapat dipergunakan untuk mengatur persediaan; karena fitur
tersebut sangat berguna khususnya bagi mereka yang berbisnis ritel. Bukan hanya itu,
Aplikasi Berbasis Web juga dapat bekerja memonitoring sistem dalam hal
tampilan. Bahkan jumlah dari Aplikasi Berbasis Web sudah tak terhitung lagi, yakni
dapat di desain dan disesuaikan untuk berbagai jenis industri, langitlah yang menjadi
batasannya.
Selain fungsi-fungsi tersebut, salah satu keunggulan kompetitif dari Aplikasi Berbasis
Web adalah bahwa aplikasi tersebut ‘ringan’ dan dapat diakses dengan cepat melalui
browser dan koneksi internet atau intranet ke server. Ini berarti bahwa pengguna dapat
mengakses data atau informasi perusahaan mereka melalui laptop, smartphone, atau
bahkan komputer PC di rumah mereka dengan mudah, tidak seperti aplikasi-aplikasi
desktop di mana pengguna harus menginstal perangkat lunak atau aplikasi yang
diperlukan hanya untuk mengakses data / informasi.
Selalin aplikasi berbasis website ada juga Aplikasi Berbasis Desktop (ABD), ntuk
menggunakan ABD harus dilakukan peng-install-an terlebih dahulu untuk bisa
digunakan. Kelebihan dari ABD ini adalah untuk mengaksesnya tidak diperlukan koneksi
internet, semua fitur sudah terpasang saat proses install.
Baik ABW maupun ABD memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, dari setiap
keunggulan yang ditunjukkan masing-masing, dapat dijadikan sebagai keunggulan
kompetitif, karena baik ABW maupun ABD memiliki karakteristik khusus yang tidak
dapat dimiliki oleh yang lainnya. Keunggulan dan kelemahan tersebut adalah sebagai
berikut :
Aplikasi Berbasis Web
Keunggulan
1. ABW dapat dijalankan dimana saja dan kapan saja dan dapat diakses denga
perangkat media yang heterogen (Desktop PC, Handphone, Tablet, dan handheld
lainnya)
2. ABW selalu tersedia dan dapat dengan mudah disinkronkan sehingga dapat
dimutakhirkan dengan mudah
3. ABW tidak akan merusak perangkat media/handheld, jika terjadi kesalahan/error
dalam penggunaannya, cukup tutup/close browsernya
4. Tidak ada lisensi (Hak Cipta) ketika menggunakan ABW, karena lisensi telah menjadi
tanggung jawab dari web penyedia aplikasi
5. Fleksibel karena dapat digunakan pada sistem operasi apa saja, selama memiliki
web-browser yang telah diinstal pada SO tersebut
6. Tidak memerlukan spesifikasi computer yang canggih untuk menggunakan ABW,
karena sebagian besar proses dilakukan oleh server web penyedia ABW.
Kelemahan
1. Karena secara kontinyu ABW menggunakan koneksi internet, oleh karena itu
jaringan koneksi internet yang handal dan stabi wajib dimiliki agar pada saat
digunakan aplikasi dapat berjalan dengan baik
2. Web sangat lekat dengan baik-buruknya sistem keamanan, apalagi ABW
membutuhkan server yang terpusat pada penyedia ABW, sehingga jika server pusat
down, aplikasi tidak dapat dijalankan
Aplikasi Berbasis Desktop
Keunggulan
1. Digunakan secara independen dan berdiri sendiri, tanpa menggunakan aplikasi lain
2. Tidak membutuhkan koneksi internet, semua data dan file yang digunakan dalam
menjalankan aplikasi sudah terpasang sebelumnya didalam computer
3. Karena digunakan secara independen, otomatis dapat dengan mudah dimodifikasi
setting aplikasinya, sesuai dengan keinginan user
4. Proses lebih cepat, karena diakses tidak melalui aplikasi lain dan tidak bergantung
dengan jaringan internet
Kelemahan
1. Aplikasi harus dipasang terlebih dahulu pada perangkat media yang akan digunakan
2. Setiap pemasangan ABD, dibutuhkan lisensi yang berbeda juga. Hal ini
mengakibatkan tingginya installment cost menjadi sangat tinggi, kecuali mendukung
aksi pembajakan aplikasi
3. Membutuhkan spesifikasi hardware yang relative tinggi agar didapatkan
performance yang baik.
Berdasarkan keunggulan dan kelemahannya dari tiap-tiap ABW dan ABD, dengan
melihat kondisi sekarang, porsi ABD tidak akan dapat digantikan oleh ABW. Namun
untuk beberapa tahun ke depan dan dihubungkan dengan trend perkembangan
teknologi dan waktu pendewasaan teknologi yang tergolong cepat, tidak menutup
kemungkinan akses jaringan internet di Indonesia dapat tumbuh pesat yang
berimplikasi pada perkembangan ABW yang pesat pula, yang pada akhirnya fungsi ABD
dapat ditutupi dengan ABW yang didukung dengan koneksi intenet yang mumpuni.
III. Analisis Pemanfaatan pada BPKP
BPKP adalah Instansi pemerintah yang selalu siap mengadaptasi segala perubahan dan
perbaikan menuju kesempurnaan dalam penyelenggaran kegiatannya, hal ini terbukti
bahwa meskipun dengan adanya pergeseran tupoksi BPKP dari audit menjadi
consulting dan quality assurance, BPKP dapat menyelenggarakan kegiatan tersebut
dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Begitu juga dengan
pembangunan infrastrukturnya, berikut adalah analisa penerapan dan
pengimplementasian Cloud Computing dan Aplikasi Berbasis Web pada BPKP.
A. Cloud Computing pada BPKP
Mengaplikasikan cloud computing di dalam kegiatan pemerintahan merupakan
sebuah tantangan baru yang sangat mungkin untuk diwujudkan. Hal ini menjadi
sangat dimungkinkan karena dalam suatu kegiatan pemerintahan melibatkan data-
data yang tidak sedikit serta memiliki bentuk yang sudah pasti.Di samping itu,
distribusi informasi yang tidak simetris, sangat mendukung untuk diwujudkannya
cloud computing di dalam instansi pemerintah.
Prioritas dalam mengaplikasikan Cloud Computing pada BPKP adalah keterjaminan
penyimpanan data dan keamanan informasi yang terkandung didalamnya. Dalam
segala hal yang berhubungan dengan teknologi baru, selain menawarkan
keunggulan-keunggulan dan segala kemudahannya, tentunya ada risiko yang harus
siap ditanggung. Begitu pula dengan cloud computing. Di samping segala
keunggulan dan kemudahannya, teknologi cloud computing tetap memiliki risiko.
Beberapa risiko yang mungkin terjadi antara lain:
1. Pelayanan dari Provider Penyedia jasa Cloud mungkin tidak akan konsisten dalam hal performa aplikasinya/servernya. Hal ini mengharuskan untuk memahami jasa provider yang didapatkan mengenai data transaction response time, data protection dan kecepatan data recovery.
2. Privasi Karena orang lain/Instansi lain juga melakukan hosting, kemungkinan data organisasi akan keluar atau di baca oleh organisasi/pemerintah lain. Hal tersebut dapat terjadi tanpa sepengetahuan kita.
3. Kepemilikan Data Apakah data organisasi masih menjadi milik organisasi begitu data tersebut tersimpan di dalam cloud? mungkin pertanyaan ini sedikit aneh, namun perlu diketahui seperti hal nya yang terjadi pada Facebook yang mencoba untuk merubah terms of use aggrement-nya.
4. Kegagalan Perawatan Pihak penyedia jasa cloud memiliki kemungkinan untuk menderita kegagalan dalam perawatan infrastuktur dan pengendalian akses data sehingga data dapat hilang yang kemudian tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh provider
5. Kegagalan Sumber Daya Internal Untuk menerapkan Cloud Computing, dibutuhkan minimum requirement
dalam hal infrastruktur hardware maupun softskill user. Dibutuhkan biaya yang
tidak sedikit dalam memenuhi kebutuhan pengadaan infrastruktur baru dan
penyelenggaraan sosialisasi/pendidikan untuk mem-familiar-kan cloud
computing.
Risikonya adalah jika sumber daya yang telah disiapkan begitu sempurna
namun tidak berjalan dengan baik pada saat diterapkan secara penuh, hal
tersebut dapat berupa kegagalan infrastruktur internal dan sumber daya yang
resisten terhadap perubahan tersebut.
Dalam menanamkan teknologi cloud computing, BPKP harus dapat meminimalisir
terjadinya risiko-risiko tersebut di atas, atau dapat dengan membagi resiko-resiko
misalnya sebagai berikut :
1. Pengadaan Jasa Cloud Computing dengan klausul pemenuhan target infrastruktur hardware dan softskill pegawai
2. Penerapan dan pengadaan dilakukan dengan bekerja sama dengan satu atau beberapa instansi pemerintah lain untuk membagi risikodiatas dan sharing dana
3. Jika diperlukan dilakukan dengan penunjukan langsung kepada penyedia yang telah teruji untuk meminimalisir poin 1 dan poin 4, karena sudah memenuhi persyaratan barang kompleks.
B. Aplikasi Berbasis Web pada BPKP
Dengan berbagai urgensi yang ada, dalam penyelenggaran kegiatannya BPKP selalu
dituntut untuk mampu bekerja cepat, dengan waktu yang terbatas diharuskan
membuat suatu analisa, evaluasi, maupun laporan baik atas permintaan dari
instansi lain maupun PKPT dari BPKP sendiri. Untuk memenuhi target penugasan
yang begitu padat dan singkat dibutuhkan suatu sistem yang mampu
menghubungkan antara kantor perwakilan di provinsi dan Kantor Pusat di Jakarta
dalam hal penyampaian laporan apapun bentuknya.
Saat ini, BPKP sudah memiliki semacam semi-ABW yang telah digunakan cukup
lama, yaitu lotus notes yang merupakan versi portable dari wargabpkp.go.id (forum
pegawai BPKP) yang mampu untuk bertukar informasi dengan menggunakan
koneksi internet.
Lotus Notes dengan segala keterbatasannya tidak dapat mengakomodasi segala
kebutuhan yang diinginkan oleh pegawai, sehingga tidak banyak pegawai yang
menggunakannya. Pegawai lebih senang menggunakan sarana Lotus Notes hanya
untuk mengetahui informasi internal terbaru pada BPKP, bukan untuk pertukaran
data/informasi atau untuk menghasilkan suatu data/informasi.
BPKP membutuhkan suatu sistem informasi yang menyajikan informasi yang
terintegrasi dengan seluruh bidang kepegawaian dan penugasan, misalnya data
kepegawaian online, yang menyajikan informasi tiap pegawai mulai dari diklat apa
saja yang pernah diikuti, penugasan apa yang telah dilaksanakan, jangka waktu
penugasan dengan pembaharuan database setiap harinya (jika perlu dalam
hitungan jam) sehingga setiap penugasan personil dapat dilakukan dengan efektif
dan efisien. Kurang lebih seperti SIKKA di Kemenkeu namun lebih detail dan luas.
Untuk risiko penerapan ABW tidak jauh berbeda dengan risiko penerapan Cloud
Computing yang tersebut di atas.
IV. Simpulan
1. Cloud Computing menawarkan banyak kemudahan dan keunggulan yang dapat
diaplikasikan pada instnsi pemerintah, namun dibalik kemudahan yang ditawarkan
terdapat risiko-risiko yang muncul pada saat penerapannya. Masalah keamanan
data dan informasi menjadi pokok pikiran utama dalam penerapan cloud
computing, dan hal tersebut dapat diminimalisir dengan beberapa solusi di atas.
Dengan memperhatikan berbagai kemungkinan dan trend teknologi, lambat laun
cloud computing harus diterapkan pada BPKP dan instansi pemerintah lainnya
2. Aplikasi Berbasis Web (ABW) dalam perkembangannya akan mengantikan peran
Aplikasi Berbasis Desktop yang ada pada masa sekarang ini, namun hal tersebut
harus didukung dengan infrastruktur internet yang mumpuni sehingga output yang
dihasilkan tidak terjadi distorsi. Infrastruktur yang dimaksud juga harus terdistribusi
secara merata untuk setiap kantor perwakilan di daerah/provinsi
Daftar Pustaka
http://yesdicalvin.blogspot.com/2012/02/perkembangan-cloud-computing-
komputasi.html
http://chip.co.id/chipversity/general/6872/teknologi_komputasi_awan
http://id.wikipedia.org/wiki/Komputasi_awan
Magang Industri--Meruvian.org Cloud Computing
http://skysoft.co.id/aplikasi-berbasis-web/
http://www.aldo-expert.com/writers/pengertian-aplikasi-berbasis-web-dan-
desktop.html
http://www.webarq.com/id/aplikasi-berbasis-web.html