Clinical Use Akupuntur Pada LBP

3
Clinical Use Akupuntur dianggap sebagai sebuah bentuk alternatif dari pengobatan komplementer untuk penyakit low back pain, meskiupun begitu akupuntur belum diyakini secara pasti dapat meredakan gejala dari low back pain itu sendiri. Oleh karena itu akupunture masih jarang dijadikan sebagai pilihan terapi utama pada nyeri punggung. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, beberapa peneliti berpendapat bahwa akupuntur dapat memberikan efektifitas terapi yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk pengobatan konvensional lainnya, seperti pengobatan farmakologis, fisioterapi dan olahraga. Beberapa ahli memasukkan akupuntur sebagai salah satu bentuk modalitas terapi dalam pengobatan chronic low back pain. Akupuntur juga merupakan salah satu jenis pengobatan yang legal. Praktisi kesehatan yang boleh melakukan teknik akupuntur harus mempunyai lisensi yang diakui oleh negara dimana dia membuka praktek. Beberapa dokter dapat juga mengambil spesialisasi akupuntur setelah menyelesaikan pendidikan akupuntur medis. Pasien yang mengalami chronic LBP wajib untuk mendapatkan diagnosis klinis dengan jelas sebelum memilih alternatif terapi. Pada pasien dengan penyakit tulang belakang yang serius seperti kanker dan infeksi akupuntur tidak dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif terapi, melainkan harus mendapatkan intervensi medis atau pembedahan sesuai penyakit yang mendasari. Pemeriksaan radiologi disarankan pada

description

penerapan teknik akupuntur pada tatalaksana low back pain

Transcript of Clinical Use Akupuntur Pada LBP

Page 1: Clinical Use Akupuntur Pada LBP

Clinical Use

Akupuntur dianggap sebagai sebuah bentuk alternatif dari pengobatan komplementer

untuk penyakit low back pain, meskiupun begitu akupuntur belum diyakini secara pasti dapat

meredakan gejala dari low back pain itu sendiri. Oleh karena itu akupunture masih jarang

dijadikan sebagai pilihan terapi utama pada nyeri punggung. Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, beberapa peneliti berpendapat bahwa akupuntur dapat memberikan

efektifitas terapi yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk pengobatan konvensional

lainnya, seperti pengobatan farmakologis, fisioterapi dan olahraga. Beberapa ahli

memasukkan akupuntur sebagai salah satu bentuk modalitas terapi dalam pengobatan chronic

low back pain.

Akupuntur juga merupakan salah satu jenis pengobatan yang legal. Praktisi kesehatan

yang boleh melakukan teknik akupuntur harus mempunyai lisensi yang diakui oleh negara

dimana dia membuka praktek. Beberapa dokter dapat juga mengambil spesialisasi akupuntur

setelah menyelesaikan pendidikan akupuntur medis.

Pasien yang mengalami chronic LBP wajib untuk mendapatkan diagnosis klinis

dengan jelas sebelum memilih alternatif terapi. Pada pasien dengan penyakit tulang belakang

yang serius seperti kanker dan infeksi akupuntur tidak dapat dijadikan sebagai salah satu

alternatif terapi, melainkan harus mendapatkan intervensi medis atau pembedahan sesuai

penyakit yang mendasari. Pemeriksaan radiologi disarankan pada pasien yang berusia diatas

50 th dan bagi pasien yang memiliki tanda dan genjala penyakit sistemik.

Kontraindikasi dari akupuntur diantaranya adalah bagi pasien yang memiliki

gangguan pembekuan darah, kecenderungan untuk mengalami kelainan perdarahan

(hemofilia dan penyakit liver), pasien yang menggunakan warfarin, gangguan psikiatri yang

cukup parah dan infeksi maupun trauma pada kulit. Wanita hamil diperbolehkan untuk

menjalani akupuntur, namun terdapat beberapa titik yang harus dihindari dalam proses

insersi jarum, seperti pada regio abdomen.

Pada praktek tradisional dari akupuntur, penusukan jarum dapat disertai dengan

prosedur tambahan, termasuk diantaranya palpasi pada arteri radialis dan beberapa bagian

tubuh lainnya, pemeriksaan lidah serta pemberian rekomendasi untuk pemberian pengobatan

herbal. Semua yang tersebut diatas merupakan salah satu prinsip bentuk pengobatan

tradisional Cina.

Page 2: Clinical Use Akupuntur Pada LBP

Selama menjalani tindakan akupuntur, pasien LBP berbaring telungkup pada tempat

tidur pemeriksaan sehingga lokasi yang akan dimasukkan jarum dapat dilihat dengan jelas.

Selanjutnya seorang akupunturist menentukan lokasi penusukan jarum pada masing – masing

pasien dalam setiap tindakan akupuntur sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik yang telah

dijalani. Beberapa titik yang sering dipakai untuk terapi LBP antara lain, shenshu (UB 23),

dachangshu (UB 25), yaoyangguan (GV3), weizhong (UB 40), huantiao (GB 30). Beberapa

akupunturis melakukan modivikasi pada pengobatan dengan cara memberikan beberapa

tambahan lokasi untuk menusukkan jarum. Penusukan jarum dilakukan sedalam 6,4 sampai

38,1 mm dengan diameter jarum 0,1 – 0,3 mm dan panjang jarum 12,7 – 76,2 mm. Jarum

yang biasa digunakan para akupunturis adalah jarum nomer 4 – 20.

Setelah dilakukan penusukan jarum pasien disarankan untuk tetap pada posisi nya

selama 15 – 30 menit. Stimulasi dilakukan pada jarum secara berkala dengan tujuan untuk

memperoleh sensasi nyeri yang disebut D Q atau sensasi seperti ditarik – tarik yang

disebabkan karena adanya interaksi mekanik antara jarum dan jaringan tubuh (needle grasp).

Akupunturist dapat memberikan stimulasi lanjut dengan pemberian rangsangan listrik

(elektro acupunture), moksibusi atau sensasi panas.

Frekuensi pengobatan dengan menggunakan akupuntur berbeda – beda pada pasien

LBP, namun begitu akupunturis tidak pernah menyarankan untuk menjalani akupuntur hanya

sebanyak 1 kali. Frekuensi minimum yang disarankan adalah sebanyak 12 sesi dengan

intensitas 2 kali seminggu selama 4 minggu, lalu dilanjutkan 1 kali selama 1 minggu.

Pengobatan penunjang terkadang diberikan pada setiap bulannya selama masa follow up

berlangsung. Apabila dalam 10 – 12 sesi akupuntur tidak dirasakan perbaikan, terapi

disarankan untuk tidak dilanjutkan.