Clinical Use Akupuntur Pada LBP
-
Upload
leliamedia -
Category
Documents
-
view
4 -
download
3
description
Transcript of Clinical Use Akupuntur Pada LBP
Clinical Use
Akupuntur dianggap sebagai sebuah bentuk alternatif dari pengobatan komplementer
untuk penyakit low back pain, meskiupun begitu akupuntur belum diyakini secara pasti dapat
meredakan gejala dari low back pain itu sendiri. Oleh karena itu akupunture masih jarang
dijadikan sebagai pilihan terapi utama pada nyeri punggung. Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, beberapa peneliti berpendapat bahwa akupuntur dapat memberikan
efektifitas terapi yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk pengobatan konvensional
lainnya, seperti pengobatan farmakologis, fisioterapi dan olahraga. Beberapa ahli
memasukkan akupuntur sebagai salah satu bentuk modalitas terapi dalam pengobatan chronic
low back pain.
Akupuntur juga merupakan salah satu jenis pengobatan yang legal. Praktisi kesehatan
yang boleh melakukan teknik akupuntur harus mempunyai lisensi yang diakui oleh negara
dimana dia membuka praktek. Beberapa dokter dapat juga mengambil spesialisasi akupuntur
setelah menyelesaikan pendidikan akupuntur medis.
Pasien yang mengalami chronic LBP wajib untuk mendapatkan diagnosis klinis
dengan jelas sebelum memilih alternatif terapi. Pada pasien dengan penyakit tulang belakang
yang serius seperti kanker dan infeksi akupuntur tidak dapat dijadikan sebagai salah satu
alternatif terapi, melainkan harus mendapatkan intervensi medis atau pembedahan sesuai
penyakit yang mendasari. Pemeriksaan radiologi disarankan pada pasien yang berusia diatas
50 th dan bagi pasien yang memiliki tanda dan genjala penyakit sistemik.
Kontraindikasi dari akupuntur diantaranya adalah bagi pasien yang memiliki
gangguan pembekuan darah, kecenderungan untuk mengalami kelainan perdarahan
(hemofilia dan penyakit liver), pasien yang menggunakan warfarin, gangguan psikiatri yang
cukup parah dan infeksi maupun trauma pada kulit. Wanita hamil diperbolehkan untuk
menjalani akupuntur, namun terdapat beberapa titik yang harus dihindari dalam proses
insersi jarum, seperti pada regio abdomen.
Pada praktek tradisional dari akupuntur, penusukan jarum dapat disertai dengan
prosedur tambahan, termasuk diantaranya palpasi pada arteri radialis dan beberapa bagian
tubuh lainnya, pemeriksaan lidah serta pemberian rekomendasi untuk pemberian pengobatan
herbal. Semua yang tersebut diatas merupakan salah satu prinsip bentuk pengobatan
tradisional Cina.
Selama menjalani tindakan akupuntur, pasien LBP berbaring telungkup pada tempat
tidur pemeriksaan sehingga lokasi yang akan dimasukkan jarum dapat dilihat dengan jelas.
Selanjutnya seorang akupunturist menentukan lokasi penusukan jarum pada masing – masing
pasien dalam setiap tindakan akupuntur sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik yang telah
dijalani. Beberapa titik yang sering dipakai untuk terapi LBP antara lain, shenshu (UB 23),
dachangshu (UB 25), yaoyangguan (GV3), weizhong (UB 40), huantiao (GB 30). Beberapa
akupunturis melakukan modivikasi pada pengobatan dengan cara memberikan beberapa
tambahan lokasi untuk menusukkan jarum. Penusukan jarum dilakukan sedalam 6,4 sampai
38,1 mm dengan diameter jarum 0,1 – 0,3 mm dan panjang jarum 12,7 – 76,2 mm. Jarum
yang biasa digunakan para akupunturis adalah jarum nomer 4 – 20.
Setelah dilakukan penusukan jarum pasien disarankan untuk tetap pada posisi nya
selama 15 – 30 menit. Stimulasi dilakukan pada jarum secara berkala dengan tujuan untuk
memperoleh sensasi nyeri yang disebut D Q atau sensasi seperti ditarik – tarik yang
disebabkan karena adanya interaksi mekanik antara jarum dan jaringan tubuh (needle grasp).
Akupunturist dapat memberikan stimulasi lanjut dengan pemberian rangsangan listrik
(elektro acupunture), moksibusi atau sensasi panas.
Frekuensi pengobatan dengan menggunakan akupuntur berbeda – beda pada pasien
LBP, namun begitu akupunturis tidak pernah menyarankan untuk menjalani akupuntur hanya
sebanyak 1 kali. Frekuensi minimum yang disarankan adalah sebanyak 12 sesi dengan
intensitas 2 kali seminggu selama 4 minggu, lalu dilanjutkan 1 kali selama 1 minggu.
Pengobatan penunjang terkadang diberikan pada setiap bulannya selama masa follow up
berlangsung. Apabila dalam 10 – 12 sesi akupuntur tidak dirasakan perbaikan, terapi
disarankan untuk tidak dilanjutkan.