Cleaning & Shapingsds

20
PREPARASI SALURAN AKAR (CLEANING & SHAPING) Tujuan: Membersihkan dan mensterilkan saluran akar Indikatornya adalah dinding saluran akar yang halus. Saluran akar yang sudah dibersihkan dengan baik terasa halus di semua dimensinya ketika ujung file kecil dikenakan pada dindingnya. Hal ini mengindikasikan file telah berkontak baik dan mengikir semua dinding saluran akar yang accesible, sehingga memaksimalkan proses debridemen. Membentuk saluran akar bagi bahan pengisi Tujuan utama membentuk saluran akar adalah untuk mempertahankan atau mengembangkan bentuk corong dari orifis hingga saluran akar. Pembentukan saluran akar ini untuk mendukung pembersihan & memberi ruang untuk penempatan material pengisi. Tujuan akhirnya adalah untuk mengisi ruang pulpa secara hermetis (kedap udara). A.) Prinsip Preparasi Saluran Akar : 1. Pembersihan kavitas Pembersihan saluran akar merupakan lanjutan dari pemberishan kavitas di kamar pulpa. Irigasi sangat membantu dalam pembersihan saluran akar dari debris & jaringan nekrotik. Oleh karena itu irigasi harus selalu dilakukan sebelum, setiap, dan sesudah pergantian alat. 2. Bentuk Retensi

description

ssadad

Transcript of Cleaning & Shapingsds

Page 1: Cleaning & Shapingsds

PREPARASI SALURAN AKAR (CLEANING & SHAPING)

Tujuan:

Membersihkan dan mensterilkan saluran akar

Indikatornya adalah dinding saluran akar yang halus. Saluran akar yang sudah

dibersihkan dengan baik terasa halus di semua dimensinya ketika ujung file kecil

dikenakan pada dindingnya. Hal ini mengindikasikan file telah berkontak baik dan

mengikir semua dinding saluran akar yang accesible, sehingga memaksimalkan

proses debridemen.

Membentuk saluran akar bagi bahan pengisi

Tujuan utama membentuk saluran akar adalah untuk mempertahankan atau

mengembangkan bentuk corong dari orifis hingga saluran akar. Pembentukan saluran

akar ini untuk mendukung pembersihan & memberi ruang untuk penempatan material

pengisi.

Tujuan akhirnya adalah untuk mengisi ruang pulpa secara hermetis (kedap udara).

A.) Prinsip Preparasi Saluran Akar :

1. Pembersihan kavitas

Pembersihan saluran akar merupakan lanjutan dari pemberishan kavitas di kamar pulpa.

Irigasi sangat membantu dalam pembersihan saluran akar dari debris & jaringan nekrotik.

Oleh karena itu irigasi harus selalu dilakukan sebelum, setiap, dan sesudah pergantian alat.

2. Bentuk Retensi

Daerah 1/3 apeks sepanjang 2-5 mm dari konstriksi apikal harus dipertahankan bentuknya

seperti file utama, agar kon utama dapat mengisi seluruh daerah ini dengan rapat, sehingga

akan diperoleh pengisian yang hermetis. Kehermetisan ini dapat diketahui dengan adanya

retensi pada kon utama saat ditarik (tug back).

3. Bentuk Resisten

Penyempitan anatomis di apeks yang disebut konstriksi apikal harus dipertahankan untuk

menahan agar bahan pengisi (guttap point) tidak terdorong ke daerah periapeks (ada apical

stop).

Page 2: Cleaning & Shapingsds

B.) Instrumen Preparasi Saluran Akar :

1. Jarum miller (smooth broach) : untuk menjajaki saluran akar & mengangkat jaringan

pulpa dari dinding saluran akar.

2. Jarum ekstirpasi : untuk mengangkat jaringan pulpa dari saluran akar

3. Jarum reamer : untuk melebarkan dinding saluran akar (sudah jarang digunakan)

4. File type-K : untuk menghaluskan dinding saluran akar & melebarkan saluran akar yang

sempit.

5. File type-H (Hedstrom file) : untuk melebarkan saluran akar dengan cepat, namun

meninggalkan dinding yang kasar. rapuh, mudah patah.

6. Gates Glidden Drill : untuk membuka orifis & membentuk corong saluran akar sampai

1/3 apeks.

C.) Cara Kerja Alat

Reaming: file diputar seperempat putaran (90°) searah jarum jam kemudian ditarik

keluar. Tujuannya adalah untuk menghilangkan dentin lunak atau bahan pengisi lama &

memperlebar ruang kanal.

Watch winding: file diputar 30° ke searah jarum jam, kemudian 60° berlawanan jarum

jam (bolak balik). Untuk menjajaki saluran akar.

Filing (pengikiran): file ditekan ke dinding saluran akar. Kemudian file didorong dan

ditarik 2-4 mm dalam saluran akar.

Circumferetial filing (pengikiran berkeliling): file diputar searah jarum jam mengenai

semua dinding saluran akar dan sepanjang kerja, kemudian ditarik ke arah koronal.

Tujuannya untuk mengangkat jaringan lebih banyak dan membentuk dinding saluran

akar yang regular yang tidak bisa dibentuk dengan gerakan reaming.

D.) Syarat-syarat preparasi saluran akar :

Panjang kerja harus ditentukan dahulu sebelum preparasi dan file diberi stopper

Alat-alat preparasi harus bersih, steril, dan disusun secara urut sesuai nomor

Alat digunakan secara berurutan mulai dari nomor yang terkecil tanpa paksaan

Alat yang tumpul, bengkok tajam, rolled-up atau elongasi tidak boleh dipakai

Page 3: Cleaning & Shapingsds

Selama preparasi, saluran akar harus dalam keadaan tergenang cairan irigasi NaOCl 2,5

%

Penggunaan alat jangan dipaksakan seandainya ditemui hambatan

Gunakan alat dengan gerakan yang tepat

Sebelum, setiap pergantian alat, dan setelah preparasi, saluran akar harus diirigasi

E.) Langkah-langkah Preparasi Saluran Akar

1. Debridemen Kavitas (Pembersihan)

Tujuan: saluran akar bersih dari sisa-sisa bahan organik dan dibentuk untuk pengisian

tiga dimensi pada seluruh saluran akar.

(i) Tentukan panjang kerja

(ii) Jajaki saluran akar dengan jarum miller atau file no.10. Pada gigi vital, jarum ini

juga dipakai untuk melepaskan perlekatan jaringan pulpa dari dinding saluran akar

untuk mempermudah ekstirpasi.

(iii) Lakukan esktirpasi, setelah atap pulpa terbuka dan seluruh saluran akar sudah

ditemukan. Pilih jarum ekstirpasi yang hampir pas dengan saluran akar dan tidak

tersangkut. Jarum ekstirpasi dimasukkan ke saluran akar sampai 2/3 saluran akar

dengan gerakan jarum diputar 180° kemudian ditarik keluar. Bila jaringan tidak

terangkat, gunakan nomor jarum ekstirpasi yang lebih besar. Jika saluran akar

besar, gunakan teknik broach wrap, yaitu 2 jarum ekstirpasi kecil dimasukkan ke

saluran akar kemudian dipuntir satu sama lain beberapa kali.

(iv) Bila pulpa masih vital, panjang kerja diukur setelah jaringan pulpa dalam saluran

akar diangkat dengan jarum ekstirpasi. Caranya: masukkan jarum ekstirpasi yang

sesuai sampai 1/3 apeks tanpa tertahan oleh dinding saluran akar, kemudian putar

180° searah jarum jam lalu tarik keluar. Pada gigi nekrosis, pulpa sudah hancur

sehingga cukup diirigasi kemudian langsung dipreparasi.

(v) Irigasi setiap saluran akar dengan 1 cc NaOCl 2,5% menggunakan syringe yang

jarumnya sudah dibengkokkan. Alirkan cairan irigasi dengan tekanan ringan.

Larutan yang berlebih ke luar ditampung dengan kapas gulung. Irigasi dilakukan

sampai cairan yang ditampung terlihat bersih.

2. Preparasi Crown Down

Tujuan: mengangkat hambatan koronal dan memberi bentuk corong pada bagian

korona. Dilakukan dengan saluran akar terisi cairan irigasi.

Page 4: Cleaning & Shapingsds

(i) Setiap orifis dibuka dan dilebarkan dengan Gates Glidden Drill (GGD)

(ii) GGD digunakan dari ukuran terbesar yang bisa masuk hingga 2 mm, kemudian

dilanjutkan dengan ukuran yang lebih kecil berturut-turut sampai bisa mencapai

2/3 panjang kerja atau sampai sepanjang akar yang lurus pada kasus akar bengkok.

(iii) Lakukan irigasi dengan NaOCl 2,5% setiap pergantian alat.

(iv) Bila teknik crown down tidak memungkinkan, hanya bisa dilakukan teknik step

back.

3. Preparasi Apikal

Tujuan: preparasi adekuat daerah apeks hingga tercipta konstriksi apeks.

(i) Tentukan file awal (FA), yaitu file terbesar yang pas dengan saluran akar sampai

sepanjang kerja tanpa hambatan sebelum preparasi apikal dilakukan. Cara

menentukan FA adalah dengan membandingkan file terhadap gambar radiograf

saluran akar di 1/3 apeks.

(ii) Beri penanda karet (stopper) pada file sesuai panjang kerja.

Untuk saluran akar yang bengkok, ujung jarum file dilengkungkan sedikit

(precurve) untuk mencegah terjadinya ledge, caranya: jepit file di antara ibu

jari dan telunjuk menggunakan kain kasa, kemudian file dilengkungkan sedikit

demi sedikit dan jangan sampai bengkok mematah. Hindari membengkokkan

dengan tang karena dapat merusak galur, juga dengan tangan telanjang yang

dapat meninggalkan sel-sel epitel yang mengandung bakteri pada galur.

Pada saluran yang mengalami dilaserasi (kurvatur tajam atau kompleks) dapat

diinstrumentasi dengan terlebih dahulu membesarkan 1/3 tengah & 1/3

servikal saluran akar, kemudian segmen apikal dibersihkan dengan file sesuai

panjang saluran akar. File tipe H dimasukkan ke dalam permulaan dilaserasi,

kemudian kikir ke arah apikal tanpa dipaksa, pengikiran memutar dilakukan

sekali, saluran diirigasi, kemudian dikikir lagi pada panjang kerja dengan file

no. 10. Prosedur diulangi hingga 1/3 tengah dan 1/3 servikal terbuka cukup

lebar hingga 1/3 apikal dapat diinstrumentasi tanpa memakasakan instrumen.

Pada saluran akar yang sempit, panjang kerja yang digunakan adalah sejauh

yang dapat dicapai oleh file no. 8.

(iii) Olesi FA dengan gel EDTA (RC-Prep) sebagai pelumas untuk memudahkan

manipulasi file selama preparasi saluran akar, mengurangi gaya torsi pada

instrumen dan mengurangi potensi fraktur. FA kemudian dimasukkan sepanjang

kerja, preparasi dengan gerakan reaming. Lakukan berulang kali hingga file terasa

Page 5: Cleaning & Shapingsds

longgar. Preparasi dilanjutkan dengan file 1 nomor lebih besar yang sudah diolesi

EDTA. Ulangi hingga diperoleh master apical file (MAF) atau file apikal utama

(FAU), yaitu file terbesar yang bisa masuk sepanjang kerja tanpa hambatan setelah

dilakukan preparasi saluran akar yang sesuai dengan kon utama (master cone).

Setiap pergantian alat, lakukan irigasi dengan NaOCl 2,5%.

(iv) FAU untuk saluran akar besar, ditentukan setelah diperoleh apical stop. Untuk gigi

nekrosis, FAU ditentukan setelah preparasi mencapai dentin sehat (diketahui dari

terlihatnya serbuk dentin sehat pada cairan irigasi yang ditampung pada kapas

gulung), minimal no. 30 dan ada apical stop. FAU minimal no. 30 untuk

memudahkan pengisian nantinya.

4. Preparasi Step Back

(i) Dilakukan setelah FAU ditentukan

(ii) Gunakan file 1 nomor di atas FAU dan panjang kerjanya dikurangi 2 mm dengan

gerakan circumferential filing

(iii) Tindakan diulang dengan pengurangan panjang kerja 1 mm setiap kenaikan nomor

alat, sampai 3 nomor di atas FAU, yang kemudian file terakhir itu disebut dengan

file terbesar (FT).

(iv) Setiap kenaikan nomor file, lakukan rekapitulasi, yaitu penggunaan kembali FAU

setiap kenaikan nomor alat pada preparasi step back. Tujuannya adalah untuk

membersihkan 1/3 apeks dari sisa serbuk dentin dan memeriksa panjang kerja agar

tidak berubah.

(v) Lakukan irigasi dan setiap pergantian alat dan olesi alat dengan EDTA sebelum

digunakan.

5. Pemberian Medikamen

Medikamen intrakanal telah lama digunakan sebagai dressing sementara antar

kunjungan. 3 tujuan penggunaan medikamen intrakanal adalah:

Mengurangi rasa nyeri di antara kunjungan

Mengurangi jumlah bakteri dan mencegah perkembangannya.

Membuat konten kanal menjadi inert.

Beberapa tipe medikamen:

Fenol dan Aldehid

Mayoritas medikamen berperan secara non spesifik dan dapat menghancurkan

jaringan gigi dan mikroba. Dulunya, fenol dan aldehid dianggap efektif namun

sekarang sudah tidak digunakan lagi karena diketahui bahwa keduanya bersifat

Page 6: Cleaning & Shapingsds

toksik dan aldehid adalah suatu agen fiksatif. Ketika ditempatkan di ruang

radikular, keduanya dapat mengakses jaringan periradikular dan sirkulasi sistemik.

Penelitian klinis menunjukkan bahan ini tidak efektif dalam meredakan nyeri antar

kunjungan.

Kalsium Hidroksida

Merupakan agen intrakanal yang efektif menghambat pertumbuhan mikroba di

saluran akar. Kalsium hidrosida memiliki sifat antibakteri, dari pH-nya yang

bersifat alkalin, serta bisa melarutkan sisa jaringan nekrotik dan bakteri beserta by-

product nya. Kalsium hidroksida tidak memiliki efek mengurangi nyeri antar

kunjungan. Penggunaannya direkomendasikan pada jaringan pulpa nekrosis dan

ada kontaminasi bakteri.

Kalsium hidroksida bisa diaplikasikan sebagai bubuk kering; sebagai bubuk yang

dicampur dengan cairan semisal larutan anestesi, saline, air, atau gliserin untuk

membentuk konsistensi pasta padat; atau sebagai pasta komersial yang disediakan

dalam syringe.

Lentulo spiral efektif dan efisien untuk penempatannya. Putar pasta ke dalam kanal

dengan merotasi file searah jarum jam. Teknik injeksi tidaklah efektif.

Penempatannya harus dalam dan padat untuk efektivitas maksimum. Hal itu dapat

diraih jika bagian apikal dipreparasi dengan file setidaknya no. 25 atau lebih besar.

Kortikosteroid

Merupakan agen anti inflamasi yang dapat mengurangi nyeri pasca operasi dengan

menekan proses inflamasi. Penggunaan kortikosteroid sebagai medikamen

intrakanal dapat mengurangi nyeri low-grade post-operatif. Namun tidak terlalu

efektif untuk nyeri yang levelnya lebih tinggi. Kasus pulpitis ireversibel dan

periodontitis apikal akut adalah salah satu indikasi kortikosteroid.

Klorheksidin

Direkomendasikan penggunaan 2% gel. Bisa digunakan sendirian atau bersamaan

dengan kalsium hidroksida. Ketika digunakan bersamaan dengan kalsium

hidroksida, efek antimikroba menjadi lebih besar dan efek penyembuhan

periradikular juga meningkat. Kekurangannya adalah klorheksidin tidak

mempengaruhi smear layer (smear layer harus dihilangkan agat material pengisi

bisa beradaptasi dengan baik pada dinding saluran akar dan meningkatkan adhesi

sealer pada dentin dan memungkinkan penetrasi tubular sehingga mencegah

kebocoran koronal dan apikal).dan bersifat fiksatif.

Page 7: Cleaning & Shapingsds

6. Aplikasi Tumpatan Sementara

Karena perawatan saluran akar tidak bisa diselesaikan dalam satu kali kunjungan, maka

tumpatan sementara diperlukan, normalnya untuk 1 hingga 4 minggu. Tumpatan

sementara harus bisa:

Sealing (menutup) koronal, mencegah masuknya cairan rongga mulut dan bakteri

dan menjaga medikamen intrakanal.

Meningkatkan isolasi selama prosedur perawatan

Melindungi struktur gigi hingga restorasi permanen ditempatkan

Penempatan dan pembongkarannya mudah

Memuaskan secara estetik (pertimbangan sekunder).

Bahan yang bisa digunakan:

Cavit, yaitu semen khusus yang mengeras ketika berkontak dengan kelembaban.

Penggunaannya mudah, kemampuan sealing-nya baik, namun kekuatannya rendah

dan mudah terkena occlusal wear sehingga hanya untuk penggunaan jangka

pendek. Ketebalan 4 mm memberi sealing yang efektif selama 3 minggu dari

penetrasi bakteri.

Intermediate Restorative Material (IRM)

Temporary Endodontic Restorative Material (TERM) yang berupa material

komposit light-polymerized dengan formula khusus. IRM dan TERM memiliki

wear resistence lebih baik dari Cavit, tapi kemampuan sealing marginalnya tidak

lebih baik dari Cavit.

GIC, memberi seal paling baik dan tahan lama.

Teknik penempatannya harus memperhatikan ketebalannya pemadatannya ke kavitas,

dan luas yang berkontak dengan struktur gigi yang sehat, karena akan mempengaruhi kualitas

sealing. Ketebalan minimum adalah 3-4 mm di sekitar perifer untuk kompensasi wear. Di

gigi anterior, ketebalan di singulum minimal 3 mm.

(i) Kamar pulpa dan dinding kavitas harus kering.

(ii) Letakkan selapis tipis kapas di atas orifis kanal untuk mencegah blockage kanal.

(iii) Tempatkan bahan tumpatan sementara dan ditekan ke dinding kavitas dan ke

bagian undercut. Pada gigi posterior, penempatannya dengan teknik inkremental

agar tumpatan mengisi kavitas dengan padat dan sempurna.

(iv) Kelebihannya dibuang dan permukaannya dihaluskan dengan kapas lembab.

(v) Pasien tidak boleh mengunyah dengan gigi tersebut setidaknya 1 jam.

Cara membongkar restorasi sementara adalah dengan high-speed bur.

Page 8: Cleaning & Shapingsds

F.) Bahan Irigasi

Fungsi: mengalirkan debris dari saluran akar, membersihkan dan membentuk saluran

akar. Karakteristik irigan ideal :

Pelarut jaringan atau debris khususnya pada daerah yang tidak terjangkau

instrumen

Toksisitas rendah

Tegangan permukaan rendah untuk memungkinkan irigan mengalir ke daerah tak

terjangkau

Pelumas untuk membantu instrumen meluncur dalam saluran akar

Sterilisasi

Dapat membuang lapisan smear yang terdiri dari kristal mikro dan partikel debris

organik.

Faktor lain yaitu mudah diperoleh, murah, mudah digunakan, mudah disimpan dan

tahan lama.

Bahan yang direkomendasikan : 2,5% NaOCl yang didapat dari pengenceran bahan

pemutih (5%) dengan air.

G.) Bahan Pelunak Dentin

Fungsi: membantu memasukkan instrumen, melebarkan saluran akar dengan mengambil

komponen mineral dari dentin pada dinding saluran akar, dan menghilangkan sumbatan.

Jenis-jenis bahan pelunak dentin :

Khelator

Merupakan suatu bahan organik yang dapat mengikat ion logam secara kimia.

Jenisnya ada asam etilendiamintetraasetat (EDTA) dan asam sitrat encer (10%).

EDTA bekerja tidak efektif, sedangkan kombinasi asam sitrat dengan NaOCl

sedikit mempersingkat waktu pelebaran saluran akar. Bahan ini hanya boleh

ditempatkan setelah instrumen mencapai panjang kerja dan preparasi telah dimulai.

Pelarut kalsium (decalcifiers)

Merupakan suatu bahan kimia yang melarutkan garam mineral. Jenisnya ada asam

anorganik kuat seperti asam hidroklorat, asam sulfat dan asam organik seperti asam

sitrat 30% - 50%. Asam ini memiliki toksisitas tinggi dan dekalsifikasi yang terlalu

cepat sehingga tidak dianjurkan.

H.) Bahan Pelumas

Page 9: Cleaning & Shapingsds

Fungsi: membantu masuknya alat sampai panjang kerja selama penjajakn dan pencarian

saluran akar sempit. Jenis :

Gliserin yang merupakan bahan alkohol ringan yang sangat licin, sedikit larut,

steril, ekonomis dan tidak toksik.

Sabun cair atau padat

Asam EDTA

I.) Bahan Pengering

Berupa larutan alkohol (metanol atau etanol) 70% - 90%. Cara pengaplikasian dengan

semprit irigasi sebanyak 1-2 ml per saluran akar.

J.) Masalah Pelaksanaan Cleaning dan Shaping

Perforasi. Penanganan :

→ mengendalikan pendarahan : irigasi kavitas & kamar pulpa dengan air steril /

larutan anastetik – memampatkan butiran kapas steril yg basah & ditahan

dengan tekanan selama 2-3 menit.

→ Saat pengeluaran kapas, lokasi perforasi terlihat & visibilitas untuk

menemukan orifis bertambah baik. Bila pemampatan tidak dapat

menghentikan pendarahan, kain kasa yang dibasahi dengan vasokonstriktor

ditekankan pada daerah perforasi sampai pendarahannya berhenti.

→ Mencari semua orifis saluran & file dimasukkan pada semua saluran akar

untuk mencegah sumbatan orifis saluran bila tumpatan yg digunakan untuk

menutup perforasi dipadatkan ke dalam kamar. Saat tumpatan mengeras,

instrumen diambil agar orifis saluran akar nyata & mudah dicapai.

→ Tumpatan yang digunakan merupakan induksi barier kalsifikasi, yag paling

sering digunakan : kalsium hidroksida

→ Bila insersi pasta kalsium hidroksida pada serangkaian kunjungan untuk

beberapa bulantidak dimungkinkan/tidak praktis, suatu perforasi dengan

mudah dan cepat dapat ditutup dalam satu kunjungan :

→ Pasta kalsium hidrosida dimampatkan ke dalam perforasi & dibiarkan

mengeras untuk beberapa menit, diikuti oleh amalgam yang dimampatkan di

atas perforasi dengan meggunakan plugger yg diameternya sedikit lebih lebar

daripada diameter perforasi.

→ Penutup diusap dengan bulatan kapas untuk menjamin adaptasi marginal

yang memadai agar mencegah kebocoran.

Page 10: Cleaning & Shapingsds

→ Setelah pengerasan awal amalgam, instrumen saluran akar yang ditempatkan

di dalam saluran untuk melindungi jalan masuk diambil.

→ Tiap partikel amalgam yang lepas dibersihkan dengan aliran larutan anestetik

steril & diaspirasi dengan ujung penyedot yg diletakkan di samping daerah

perforasi.

→ Bila akar gigi anterior mengalami perforasi, dapat digunakan teknik yang

sama, kecuali bila perforasi terdapat pada 1/3 tengah saluran & teknik

hidroksida gagal. Pada kasus semacam ini, jalan masuk ke saluran akar harus

diperoleh dulu – instrumen/kerucut guta perca ditinggalkan di dalam saluran

– flap diangkat – jalan masuk diperoleh melalui tulang untuk menunjukkan

perforasi akar – perforasi dimampatkan dengan amalgam – flap diatutkan &

dijahit – instrumen diambil.

→ Bila perforasi di palatal, jalan masuk mudah diperoleh dari bagian keras

langit-langit.

→ Bila 1/3 apikal akar yang bengkok mengalami perforasi, bila dijumpai juga

daerah rarefraksi periapikal : bedah periradikular.

Obstruksi karena kalsifikasi di dalam saluran akar

→ Bila batu pulpa menghalangi seluruh saluran akar, saluran harus dieksplorasi

menggunakan instrumen kecil, dan dengan gerakan memutar ke arah apikal

guna menghindari obstruksi. Bila prosedur berhasil, saluran diperlebar.

→ Bila suatu batu pulpa yang mulanya bebas di saluran menjadi terkepit & tidak

dapat dilewati, harus digunakan instrumen yang digerakkan mesin (bur

bertangkai panjang yang kecil & bulat)

→ Jika ujung apikal saluran akar tampak tertutup & merintangi masuknya

instrumen saluran akar yang kecil, harus dicurigai adanya sementum

sekunder.

→ Bila dari radiograf tidak ditemukan apa-apa & giginya asimptomatik, dapat

disimpulkan seperti di atas, dan jangan membuat lubang melalui foramen

apikal.

→ Namun bila gigi simptomatik atau terdapat suatu daerah rarefraksi, harus

diperoleh jalan masuk apikal.

Instrumen Patah Dalam saluran akar

→ Dicegah dengan memeriksa semua instrumen dengan seksama sebelum

dipakai, apakah ada cacat atau rusak.

Page 11: Cleaning & Shapingsds

→ Bila instrumen patah dalam saluran akar, cobalah untuk mengambil patahan

segmen dengan melangkauinya (bypassing) dengan instrumen yang lebih

kecil & menariknya keluar.

→ Bila instrumen tetap terjepit di saluran, harus diusahakan melangkauinya,

saluran akar dibersihkan, dibentuk, dan menggabungkan segmen ke dalam

obturasi.

→ Bila instrumen yang patah di dalam saluran akar tidak dapat dilangkaui,

maka saluran harus dibersihkan & dibentuk sebatas instrumen & obturasi.

→ Bila instrumen menutup saluran dekat dengan apeks akar & bila daerah

apikal normal sebelum patahnya instrumen, mungkin akan tetap normal.

Namun bila ada daerah rarefraksi, biasanya daerah rarefraksi tetap bertahan

& harus dipertimbangkan bedah periradikular.

Obstruksi oleh bahan Obturasi

→ Guta Perca

Guta perca dan semen dapat dikeluarkan dengan mengenakan kekuatan

mekanis, dalam bentuk instrumentasi, dengan panas untuk membakar &

melunakkan guta perca, & dengan pelarut seperti xylol atau kloroform

→ Kerucut perak

Pertama-tama digunakan xylol / kloroform untuk melunakkan semen.

Pangkal kerucut perak digetarkan dengan skaler ultrasonik untuk merusak

media semen kerucut kemudian dipegang dengan sebuah tang berparuh

sempit & dikeluarkan Bila kerucut perak hanya sedikit masuk ke dalam

kamar pulpa, sering dapat dikeluarkan dengan digetarkan menggunakan

skaler ultrasonik sampai lepas Bila sebuah kerucut lerak tertanam

seluruhnya dalam saluran akar, bur bulat yang diputar sepanjang kerucut

dapat melepaskannya.

→ Pasta

Untuk mengeluarkan pasta saluran akar yang mengandung obat biasanya

diperlukan tekanan mekanis dengan instrumen untu menembus bahan

pengisi. Penetrasi ke dalam pasta dapat dibantu aplikasi xylol / kloroform

yang banyak. Bahan pengisi dapat mudah atau sukar dikeluarkan tergantung

dari konsistensi pasta.

Pembentukan Ledge

Dapat terjadi karena :

Page 12: Cleaning & Shapingsds

penggunaan instrumen besar di luar urutan

insersi instrumen lebih pendek dari panjang kerja

penggunaan instrumen lurus atau tidak lentur pada saluran akar bengkok

Pembentukan ledge diketahui bila instrumen tidak dapat masuk kembali pada

panjang kerjanya yang telah dibuat. Untuk menghilangkannya:

1. temukan posisinya dengan memasukkan suatu instrumen sampai terhalang,

periksa dalamnya insersi dengan radiograf setelah ditemukan, irigasi

saluran dengan larutan sodium hipoklorit (untuk melarutkan jaringan

organik) & pelarut anorganik (EDTA)

2. Periksa daerah yang menonjol dengan file no.10 atau 15, yang telah sangat

dibengkokkan dari ujung hingga 1-3 mm sampai ke bilah. bila telah

mencapai ledge, instrumen agak ditarik kembali & diputar untuk

memungkinkan ujung bengkok melangakui ledge.

3. Jika ledge dilangkaui , lakukan instrumentasi di sekeliling saluran, kikir

dindingnya & hilangkan ledge.

4. Ulangi prosedur dengan instrumen yang semakin besar, lakukan rekapitulasi

sampai ledge terkikis habis & pembesaran yang diinginkan tercapai.

5. Bila legde tidak dapat dilangkaui, bersihkan, bentuk, dan isi saluran akar

sampai permukaan ledge.

6. Bila perawatan endo kurang memuaskan / gagal, pertimbangkan prosedur

perawatan pengganti, seperti bedah retrograd-amalgam, hemiseksi/radisek-

tomi, replantasi intensional/ekstraksi.