ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan...

110
ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) CUT NYAK DHIEN MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN KABUPATENACEH BARAT SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Oleh : MUKRIANI NIM: 09C20201064 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT TAHUN 2016

Transcript of ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan...

Page 1: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) CUT NYAK DHIEN

MEULABOH KECAMATAN JOHAN PAHLAWAN

KABUPATENACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Memenuhi Syarat-syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial

Oleh :

MUKRIANI

NIM: 09C20201064

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH – ACEH BARAT

TAHUN 2016

Page 2: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

vi

ABSTRAK

Mukriani Nim: 09C20201064 Analisis Kesejahteraan Cleaning Service Di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Di bawah bimbingan Bapak Drs.

Moenawar Iha, MM dan Bapak Triyanto, MA

Kesejahteraan adalah harapan setiap pekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Setiap pekerja berhak memperolehnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimana hambatan dan tingkat kesejahteraan yang diperoleh para pekerja di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh Kecamatan

Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Metode yang digunakan adalah metode

pendekatan kualitatif, dengan tipe deskriptif. Adapun populasi dalam penelitian

adalah koordinator yang membidangi cleaning service 1 orang, pekerja 8 orang

dan semuanya berjumlah 9 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah cara observasi, wawancara, serta kajian perpustakaan. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, memberikan hasil kompensasi/gaji dan insentif sangat

berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan seorang pekerja, semakin tinggi

kebutuhan rumah tangga, makin tinggi pula gaji yang diharapkan, tingkat

kedisiplinan seorang pekerja sangat mempengaruhi terhadap kinerja pekerja yang

lain. Tingkat kepuasan kerja dan kepercayaan diri pekerja juga bisa dipengaruhi

oleh faktor perlindungan diri/keselamatan kerja, tidak tersedianya alat pelindung

seperti pakaian seragam dan safety lainnya. Mengacu pada Undang-Undang

Ketenagakerjaan Republik Indonesia, upah yang diperoleh tenaga cleaning service

juga masih dibawah Upah Minimum Provinsi (UMP). Sesuai dengan teori, faktor

yang mempengaruhi atau hambatan kenaikan kompensasi pekerja diakibatkan

oleh kemampuan pengelola untuk membayar masih kurang dan serikat buruhnya

tidak kuat, maka kompensasi yang dibayar tetap masih dibawah standar. Para

pekerja cleaning service, sebagian besar berkesimpulan belum memperoleh

tingkat kesejahteraan yang memadai.

Kata Kunci : Cleaning Service, Kesejahteraan, Upah.

Page 3: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan pelayanan kebersihan (Cleaning Service) pada suatu instansi

pemerintah atau swasta merupakan suatu keharusan. Jasa Cleaning Service sangat

penting dalam mencapai tujuannya. Indikator keberhasilan pada suatu organisasi

dapat dilihat pada kebersihan lingkungan, sehingga terciptanya kenyamanan bagi para

karyawan/pekerja.

Dalam menjalankan tugasnya, para Cleaning Service bekerja penuh resiko

terutama di instansi atau gedung bertingkat yang mengharuskan membersihkan kaca

jendela dan dinding-dinding di bagian luarnya. Cleaning Service juga sering kali

harus bekerja ekstra saat acara-acara tertentu yang diadakan oleh kantor. Tuntutan

loyalitas dan penuh tanggung jawab sangat ditekankan pada pekerja Cleaning

Service, terutama di tempat pelayanan umum seperti rumah sakit.

Pada rumah sakit, baik Rumah Sakit Badan Usaha Milik Negara (RS BUMN)

atau Rumah Sakit milik swasta, beban pekerjaan Cleaning Service lebih berat. Ini

disebabkan karena pasien datang dan keluar silih berganti. Tentunya pasien-pasien

memiliki sampah di dalam ruangan, baik sampah makanan maupun yang lain.

Kebiasaan masyarakat di Indonesia, terutama di Kabupaten Aceh Barat,

masyarakat akan datang menjenguk kerabat yang sakit ke rumah sakit. Secara

otomatis akan meninggalkan sampah sisa makanan atau yang lainnya. Pekerjaan

cleaning service sangat diperlukan untuk mewujudkan kondisi rumah sakit yang

Page 4: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

2

bersih dan sehat yang berdampak secara langsung terhadap peningkatan kualitas

pelayanan di rumah sakit. Setiap sudut ruangan dan lantai rumah sakit harus selalu

dalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah.

Kegiatan cleaning service termasuk sistem kegiatan di rumah sakit yang harus

mendapat perhatian yang spesifik. Untuk itu pekerja dituntut kedisiplinan yang tinggi.

Kedisiplinan adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan dalam bentuk

peningkatan produktivitas kerja, disiplin yang baik memungkinkan terciptanya

kerjasama yang harmonis dalam membangun kebanggaan kelompok pekerja.

Penerapan peraturan yang adil sebagai dasar untuk perlindungan baik individu

maupun kelompok, karena tanpa peraturan yang jelas dapat dipastikan kerjasama

dalam organisasi akan kacau.

Dalam kegiatannya yang dituntut loyal, para cleaning service di rumah sakit

dihadapkan pada tingkat kesejahteraannya. Dalam hal ini, peneliti memilih Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh sebagai objek penelitian.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka pada kesempatan ini peneliti

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kesejahteraan Cleaning Service di

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh Kecamatan Johan

Pahlawan Kabupaten Aceh Barat”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, pokok masalah dalam

pembahasan ini adalah:

Page 5: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

3

1. Bagaimana Cleaning Service melakukan pekerjaan di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh?

2. Bagaimana kesejahteraan karyawan para cleaning service di RSUD Cut Nyak

Dhien Meulaboh?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui cara para Cleaning Service melakukan pekerjaan di Rumah

Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

2. Untuk mengetahui kesejahteraan para cleaning service di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Akademisi

a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan ilmu pengetahuan

mengenai kesejahteraan pekerja Cleaning Service di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan ilmu dalam mengatasi

masalah yang berhubungan atau sama di masa mendatang.

2. Bagi Praktisi

a. Penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan sumber

referensi bagi pihak manajemen pengelolaan atau penyedia jasa Cleaning

Service di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Page 6: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

4

b. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan informasi penting tentang

upaya kesejahteraan pekerja Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penulisan skripsi ini, maka

sistematika skripsi ini ditulis dengan struktur sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi teori-teori yang mendasari masalah dan teori-teori yang

mendukung.

Bab III : Metodelogi Penelitian

Bab ini berisi tentang metodelogi penelitian, sumber data, teknik

pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisa data dan pengujian

kredibilitas data.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini memuat uraian hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini menguraikan dan menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

Page 7: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Terdahulu

Kajian pustaka tentang penelitian terdahulu bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara penelitian yang akan dilakukan sebelumnya dengan yang akan

dilakukan. Di bawah ini peneliti akan memberikan kesimpulan hasil penelitian yang

pernah dilakukan.

Penelitian tentang kesejahteraan karyawan sudah pernah diteliti oleh Ayu Mega

Yesica Sukirman (2011) yang berjudul “Analisis Pengaruh Tingkat Kesejahteraan

Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan (Survey Di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta”. Menurut penelitian Mega Yesica Sukirman, hasil yang diperoleh dari

penelitiannya menyatakan bahwa variabel kesejahteraan (pendapatan atau gaji,

pemberian intensif, lingkungan kerja, dan promosi jabatan) berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan.

Penelitian tentang kesejahteraan karyawan juga pernah diteliti oleh Putra Adri

Ananda P (2010) dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejahteraan

Karyawan di PTPN IV Kebun Air Batu”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

pengaruh gaji, intensif, bonus, dan layanan kesehatan terhadap kesejahteraan

karyawan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa gaji, insentif, dan bonus

berpengaruh positif dan signifikan. Sedangkan layanan kesehatan berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan karyawan disebabkan kurangnya saranan

dan prasarana layanan kesehatan yang didapatkan.

Page 8: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

6

Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan peneliti yang dilakukan

oleh Ayu Mega Yesica Sukirman dan Putra Adri Ananda P terletak pada pengaruh

kinerja karyawan. Sedangkan perbedaan penelitian yang peneliti lakukan dengan

penelitian Ayu Mega Yesica Sukirman dan Putra Adri Ananda P adalah terletak pada

fokus yang menjadi masalah penelitian terhadap kesejahteraan karyawan secara

umum, maka kali ini peneliti lebih spesifik tinjauannya pada pekerja Cleaning

Service di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

2.2 Kesejahteraan

Pada hakekatnya suatu perusahan dan karyawan saling membutuhkan.

Karyawan adalah aset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka

perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang

kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah

sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka

kesejahteraan karyawan harus diperhatikan oleh pihak perusahaan.

2.2.1 Definisi Kesejahteraan

Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial

tenaga kerja. Jaminan sosial tenaga kerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh

dan keluarganya, pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan. Penyediaan

fasilitas kesejahteraan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja/buruh dan ukuran

kemampuan perusahaan.

Page 9: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

7

Setiap orang yang hidup selalu menginginkan kesejahteraan dalam hidup sebab

dengan kesejahteraan hidupnya akan menjadi tenang dan tentram. Menurut Hasibuan

(2005: h.186), kesejahteraan adalah balas jasa lengkap (materi dan non materi yang

diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan kebijaksanaan). Tujuannya untuk

mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar

produktifitas meningkat.

Berdasarkan pengertian di atas, maka diasumsikan bahwa kesejahteraan

karyawan merupakan balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan,

baik yang berbentuk uang, barang maupun jasa layanan lainnya yang dapat

memberikan kepuasan kepada karyawan dalam bekerja. Kesejahteraan karyawan

merupakan suatu program yang menitik beratkan terhadap pekerjaan dan lingkungan

kerja. Kesejahteraan adalah asal kata dari sejahtera, bahwa sejahtera adalah aman

sentosa dan makmur, selamat (terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan

sebagainya) (Dessy Anwar, 2001: h.412).

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Program Kesejahteraan

Program kesejahteraan karyawan adalah tunjangan-tunjangan dan peningkatan

kesejahteraan yang pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi

didasarkan kepada keanggotanya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai

seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan

kehidupannya secara normal dan bekerja lebih baik (Mariot, 2005: h.279). Tujuannya

untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan, agar

produktivitas kerjanya meningkat.

Page 10: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

8

Program kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan, lembaga atau

organisasi kepada pegawai hendaknya bermanfaat, sehingga dapat mendorong

tercapainya tujuan perusahaan yang efektif. Program kesejahteraan karyawan

sebaiknya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak

melanggar peraturan pemerintah. Adapun tujuan program kesejahteraan pada pegawai

menurut Malayu S.P. Hasibuan (2000: h.187) adalah :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan perusahaan.

2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai beserta

keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas pegawai.

4. Menurunkan tingkat absensi, dan labour turnover (perputaran tenaga kerja).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang termasuk ke dalam

kesejahteraan karyawan dapat berupa uang bantuan seperti bantuan untuk

keperawatan karyawan yang sakit, bantuan uang untuk tabungan, pembagian saham,

asuransi dan pensiun. Kesejahteraan buruh/pekerja adalah suatu pemenuhan

kebutuhan atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di dalam

maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat

mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat (UU

RI tentang Ketenagakerjaan Tahun 2003).

Program kesejahteraan karyawan adalah tunjangan-tunjangan dan peningkatan

kesejahteraan yang pemberiannya tidak berdasarkan pada kinerja pegawai tetapi

didasarkan pada keanggotaannya sebagai bagian dari organisasi serta pegawai sebagai

Page 11: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

9

seorang manusia yang memiliki banyak kebutuhan agar dapat menjalankan

kehidupannya secara normal dan bekerja lebih baik (Efendi Hariandja, 2002: h.76).

Adapun persamaan dan perbedaan antara kompensasi langsung (gaji/upah)

dengan kesejahteraan karyawan (kompensasi tidak langsung) yaitu.

a) Persamaannya :

1. Gaji/upah dan kesejahteraan karyawan adalah sama-sama merupakan

pendapatan bagi karyawan.

2. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan bertujuan sama yakni untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan keterkaitan karyawan.

3. Gaji/upah dan kesejahteraan adalah biaya bagi perusahaan.

4. Pemberian gaji/upah dan kesejahteraan dibenarkan oleh peraturan legal, jadi

bisa dimasukkan dalam neraca finansial perusahaan tersebut (Hasibuan,

2005:h.45).

b). Perbedaannya :

1. Gaji/upah adalah hak karyawan untuk menerimanya dan menjadi kewajiban

perusahaan untuk membayarnya.

2. Gaji/upah wajib dibayar perusahaan sedangkan kesejahteraan diberikan hanya

atas kebijaksanaan saja, jadi bukan kewajiban perusahaan atau sewaktu-waktu

dapat ditiadakan.

3. Gaji/upah harus dibayar dengan financial (uang/barang), sedangkan

kesejahteraan diberikan dengan financial dan non financial (fasilitas).

4. Gaji/upah waktu dan besarnya tertentu, sedangkan kesejahteraan waktu dan

besarnya tidak tentu (Malayu S.P. Hasibuan, 2005: h.32).

Page 12: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

10

Hal-hal tersebut mendorong manajer yang kreatif memberikan balas jasa secara

langsung dan tidak langsung untuk tindakan berjaga-jaga, jika sewaktu-waktu

perusahaan mengalami kesulitan karyawan tetap bersikap loyal. Kesejahteraan yang

diberikan hendaknya bermanfaat dan mendorong untuk tercapainya tujuan

perusahaan, karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar peraturan legal

pemerintah. Salah satu indikator perusahaan memperhatikan karyawannya adalah

membayar upah pekerja sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP), serta jaminan sosial

dan hal lain yang diatur dalam UU Republik Indonesia tentang Ketenagakerjaan.

Tujuan pemberian kesejahteraan antara lain sebagai berikut :

1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan kepada karyawan.

2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi karyawan beserta

keluarganya.

3. Memotivasi gairah kerja, disiplin dan produktivitas kerja bagi karyawan.

4. Menurunkan tingkat absensi dan trun over karyawan.

5. Menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang baik dan nyaman.

6. Membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai tujuan.

7. Memelihara kesehatan dan meningkatkan kualitas karyawan

8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

9. Membantu pelaksanaan program pemerintah dalam meningkatkan kualitas

manusia.

10. Mengurangi kecelakaan kerja dan kerusakan peralatan perusahaan.

11. Meningkatkan status sosial karyawan beserta keluarganya (Hasibuan, 2005:

h.54).

Page 13: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

11

2.2.3 Kompensasi

Program kesejahteraan terdiri dari dua komponen utama yaitu : kompensasi

yang berkaitan langsung dengan prestasi kerja karyawan serta kompensasi yang tidak

berkaitan langsung dengan prestasi kerja karyawan serta kompensasi yang tidak

berkaitan langsung dengan prestasi kerja karyawan tetapi diberikan oleh pihak

perusahaan kepada karyawan yang dipandang sebagai penghasilan tambahan.

Kompensasi adalah faktor pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung

atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan

kepada perusahaan (Hasibuan, 2005: h.118). Imbalan atau kompensasi adalah faktor

penting yang mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu

organisasi dan bukan pada organisasi yang lainnya.

Menurut Suryo (2007, h.28), kompensasi dapat diberikan kepada karyawan

dalam empat macam, yaitu:

1. Upah dan gaji, merupakan bentuk pembayaran yang biasanya diberikan

berdasarkan jumlah jam kerja, semakin banyak jam kerja semakin besar upah

yang diterima. Sedangkan gaji besarnya tetap tanpa mempertimbangkan jam

kerja

2. Program insentif, imbalan yang diterima karyawan selain gaji dan upah antara

lain dalam bentuk insentif, yang biasanya diberikan berdasarkan tingkat

keberhasilan perusahaan baik dalam mencapai tingkat penjualan, tingkat

keuntungan atau tingkat produktivitas.

Page 14: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

12

3. Employee benefit program/ tunjangan, merupakan imbalan tidak langsung yang

diberikan perusahaan kepada karyawan seperti program asuransi jiwa dan

kesehatan, program pensiun, biaya liburan dan sebagainya.

4. Perquisites, umumnya hanya diberikan kepada karyawan yang menduduki level

cukup tinggi dalm bentuk fasilitas yang diberikan perusahaan seperti kendaraan

dinas, perumahan, keanggotaan klub olahraga, biaya perjalanan dinas dan

bentuk-bentuk fasilitas lainnya.

Adapun tujuan pemberian kompensasi menurut Hasibuan (2005, h.121) antara

lain:

1. Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara

majikan dengan karyawan.

2. Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan fisik, status

sosial, dan egoistik sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

3. Pengadaan efektif

Jika pengadaan kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah

memotivasi bawahannya.

5. Stabilitas Karyawan

Page 15: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

13

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turnover relatif

kecil.

6. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan akan

lebih baik.

7. Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat

dihindarkan.

8. Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang

berlaku, maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Menurut Hasibuan (2005: h.127), faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya

kompensasi antara lain sebagai berikut:

1. Penawaran dan permintaan Tenaga Kerja

Jika pencari kerja lebih banyak dari pada lowongan pekerjaan, maka

kompensasi relatif lebih kecil. Sebaliknya jika pencari kerja lebih sedikit dari

pada lowongan pekerjaan, maka kompensasi relatif semakin besar.

2. Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan

Apabila kemampuan dan kesediaan perusahaan untuk membayar semakin baik,

maka tingkat kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya, jika kemampuan

perusahaan untuk membayar kurang maka tingkat kompensasi relatif kecil.

3. Serikat Buruh/Organisasi Karyawan

Page 16: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

14

Apabila serikat buruhnya kuat dan berpengaruh maka tingkat kompensasi

semakin besar. Sebaliknya jika serikat buruh tidak kuat maka tingkat

kompensasi relatif kecil.

4. Produktivitas Kerja Karyawan

Jika produktivitas kerja karyawan baik maka kompensasi akan semakin besar.

Sebaliknya jika produktivitas kerja buruk maka kompensasinya relatif kecil.

5. Pemerintah dengan Undang-Undang dan Keppres

Pemerintah dengan Undang-Undang menetapkan besarnya batas upah

minimum. Peraturan ini sangat penting untuk melindungi masyarakat dari

tindakan sewenang-wenang perusahaan.

6. Biaya Hidup/ Cost of Living

Apabila biaya hidup di daerah itu tinggi, maka tingkat kompensasi semakin

besar. Sebaliknya, jika tingkat biaya hidup di daerah rendah maka tingkat

kompensasi relatif kecil.

7. Posisi Jabatan Karyawan

Karyawan yang menduduki jabatan lebih tinggi akan menerima

kompensasi/gaji lebih besar. Sebaliknya karyawan yang menduduki jabatan

lebih rendah akan memperoleh kompensasi lebih kecil. Ini disebabkan

wewenang karyawan yang menduduki jabatan tinggi lebih berat secara

tanggung jawabnya.

8. Pendidikan dan Pengalaman Kerja

Page 17: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

15

Jika pendidikan lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama maka gaji/balas

jasa akan semakin besar. Sebaliknya karyawan yang berpendidikan lebih rendah

dan minimnya pengalaman kerja maka tingkat kompensasinya relatif kecil.

9. Kondisi Perekonomian Nasional

Apabila kondisi perekonomian nasional sedang maju (boom) maka tingkat

kompensasi akan semakin besar. Sebaliknya jika kondisi perekonomian kurang

maju (depresi) maka tingkat upah akan rendah, karena terdapat banyak

pengangguran (disqueshed unemployment).

10. Jenis dan Sifat Pekerjaan

Apabila jenis dan sifat pekerjaan yang sulit dan penuh resiko (finansial,

keselamatan) maka tingkat kompensasi semakin besar karena membutuhkan

kecakapan dan keahlian untuk mengerjakannya. Sebaliknya bila jenis dan sifat

pekerjaannya mudah resiko (finansial, kecelakaannya) kecil, maka tingkat

kompensasinya relatif rendah.

2.2.4 Insentif

Menurut Rivai (2004: h.384) insentif dapat diartikan sebagai bentuk

pembayaran yang dikaitkan dengan kinerja dan gain sharing, sebagai pembagian

keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya.

Sistem ini merupakan bentuk lain dari kompensasi langsung di luar gaji dan upah

yang merupakan kompensasi tetap, yang disebut sistem kompensasi berdasarkan

kinerja (pay for performance plan).

Page 18: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

16

Tujuan utama insentif adalah untuk memberikan tanggung jawab dan dorongan

kepada karyawan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil kerjanya.

Sedangkan bagi perusahaan, insentif merupakan strategi untuk meningkatkan

produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengahadapi persaingan yang semakin

kuat, dimana produktivitas menjadi satu hal yang sangat penting.

Insentif dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Insentif Individu bertujuan untuk memberikan penghasilan tambahan selain gaji

pokok bagi individu yang dapat mencapai standar prestasi tertentu. Insentif

individu bisa berupa upah per output (misalkan menggunakan per potong) dan

upah per waktu (misalkan menggunakan jam).

2. Insentif Kelompok

Insentif kelompok akan diberikan kepada kelompok kerja apabila kinerja

melebihi standar yang ditetapkan. Para anggota kerja dapat dibayar dengan tiga

cara, yaitu (a) seluruh anggota menerima pembayaran yang sama dengan yang

diterima oleh mereka yang paling tinggi prestasi kerja, (b) semua anggota

kelompok menerima pembayaran yang sama dengan pembayaran yang diterima

oleh mereka yang paling rendah prestasi kerjanya, (c) seluruh anggota

menerima pembayaran yang sama rata dengan rata-rata pembayaran yang

diterima kelompok.

Program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja

merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Maka pembayaran perlu dihubungkan

dengan kinerja sedemikian rupa sehingga pembayaran itu mengikuti tujuan karyawan

dan perusahaan.

Page 19: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

17

2.2.5 Kinerja

Menurut Moh.Pabundu Tika (2010: h.121) kinerja didefiniskan sebagai hasil-

hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai suatu tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu.

Kinerja sering disebut juga dengan prestasi kerja, unjuk kerja atau

performance. Kata kinerja merupakan kata yang sering mendapat perhatian khusus

oleh setiap individu, kelompok maupun perusahaan. Hal ini berarti kata kinerja

menunjukkan suatu hasil perilaku kualitatif dan kuantitatif yang terpilih. Kinerja

adalah perangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan pencapaian serta

pelaksanaan suatu pekerjaan yang ada pada diri pekerja yang diminta. Kinerja

dinyatakan baik dan jika tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan baik.

Keberhasilan sistem penilaian kinerja yang mempengaruhi kinerja dapat

sepenuhnya dikendalikan oleh manajemen seperti desain kerja (tugas atau aktivitas

yang dijalankan, isi pekerjaan, kondisi-kondisi fisik pekerjaan, komputerisasi, jam

kerja, dan sebagainya), dan tujuan-tujuan kinerja (yang seharusnya terkait dengan

tujuan-tujuan pekerjaan). Itu semua memiliki efek langsung pada tingkat dan sifat

usaha individual yang ditujukan kepada suatu pekerjaan.

Kinerja menghasilkan outcomes produktivitas bagi oraganisasi dan ganjaran

bagi personil dalam bentuk gaji, tunjangan, jaminan pekerjaan, pengakuan dari teman

kerja dan atasan, serta kesempatan promosi bagi karyawan. Para karyawan umumnya

sering mengukur kepuasan kerja dari sudut pandang ini.

Page 20: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

18

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009: h.67), faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor

motivasi (motivation).

a. Faktor kemampuan. Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge+skill). Artinya

pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120) dengan pendidikan

yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

Oleh sebab itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan sesuai dengan

keahliannya (the right man in the righ place, the right man on the right job).

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja).

2.2.6 Kepuasan Kerja

Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009: h.117), kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun kondisi dirinya. Perasaaan yang

berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upah atau gaji yang

diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya,

penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan.

Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya, antara lain umur, kondisi

Page 21: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

19

kesehatan, kemampuan, pendidikan. Pegawai akan merasa puas dalam bekerja bila

aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika

aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.

Teori-teori tentang kepuasan kerja, yaitu:

a. Teori keseimbangan (Equity Theory)

Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari

membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan input-

outcome pegawai lain (comparison person). Jadi, jika perbandingan tersebut

dirasakan seimbang (equity) maka pegawai tersebut akan merasa puas. Tetapi,

apabila terjadi tidak seimbang (inequity) dapat menyebabkan dua kemungkinan,

yaitu over compensation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan

dirinya) dan sebaliknya, under compensation inequity (keseimbangan yang

menguntungkan pegawai lain menjadi pembanding atau comparison).

b. Teori perbedaan (Discrepancy theory)

Menurut teori ini mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung

selisih antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai.

c. Teori pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment theory)

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau

tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila ia mendapat

apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin

puas pula pegawai tersebut.

d. Teori pandangan kelompok (Social reference group theory)

Page 22: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

20

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan

kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok acuan.

e. Teori Dua faktor dari Herzberg

Dua faktor yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas

menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor

pemotivasian (motivational factors).

f. Teori pengharapan (Exceptancy theory)

Pengharapan merupakan kekuatan keyakinan pada suatu perlakuan yang diikuti

dengan hasil khusus. Hal ini menggambarkan bahwa keputusan pegawai yang

memungkinkan mencapai suatu hasil dapat menuntun hasil lainnya.

Pengharapan merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil, dari range

0-1. Jika pegawai merasa tidak mungkin mendapatkan hasil maka harapannya

adalah 0. Jika aksinya berhubungan dengan hasil tertentu maka harapannya

bernilai 1. Harapan pegawai secara normal adalah diantara 0-1.

Kepuasan kerja berhubungan dengan variabel-variabel seperti:

a. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang

rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnover-nya

lebih tinggi.

b. Tingkat absen kerja

Page 23: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

21

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya

(absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis

dan subjektif.

c. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas dari pada pegawai

yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih

berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan

pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan ideal tentang dunia kerjanya,

sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat kesenjangan

atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka menjadi tidak puas.

d. Tingkat pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

cenderung lebih puas dari pada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan

yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi

menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan ide-

ide serta kreatif dalam bekerja.

e. Ukuran organisasi perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini

karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi,

komunikasi, dan partisipasi pegawai.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Edi Sutrisno

(2009: h.80) adalah:

Page 24: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

22

a. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan, yang meliputi minat, ketenteraman dalam kerja, bakat dan

keterampilan.

b. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar

karyawan dengan atasan.

c. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhungan dengan kondisi fisik karyawan

meliputi jenis pekerjaan,pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan

kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan

karyawan, umur, dan sebagainya.

d. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan

sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan

sebagainya.

Kepuasan dan ketidakpuasan kerja akan berdampak, antara lain:

a. Dampak terhadap produktivitas

Produktivitas adalah sikap mental yang selalu disertai pandangan bahwa mutu

kehidupan hari ini lebih baik dari hari kemarin dan esok lebih baik dari hari ini.

Patokannya adalah sikap mental dan upaya peningkatan (Boy S Sabarguna,

2008: h.13). Jika tenaga kerja tidak mempersepsikan ganjaran intrinsik dan

eksintrik berasosiasi dengan prestasi kerja, maka kenaikan dalam prestasi tak

akan berkorelasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.

b. Dampak terhadap ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja

Page 25: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

23

Motivasi untuk hadir dipengaruhi oleh kepuasan kerja dalam kombinasi dengan

tekanan-tekanan internal dan eksternal untuk datang pada pekerjaan. Misalnya

karyawan selalu mengeluh, membangkang, menghindari sebagian tanggung

jawab pekerjaan.

c. Dampak terhadap kesehatan

Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling mengukuhkan

sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan

sebaliknya yang satu mempunyai akibat yang negatif juga pada yang lain.

2.3 Cleaning Service

2.3.1 Definisi Cleaning Service

Cleaning Service adalah pekerjaan yang memberikan jasa kebersihan untuk

mendapatkan penghasilan (Hutauruk, 2010: h.23). Secara umum definisi Cleaning

Service adalah memberikan pelayanan kebersihan, kerapihan dan hygenisasi

dari sebuah gedung atau bangunan baik di dalam (indoor) atau pun di luar

(outdoor) sehingga terciptanya suasana yang nyaman (comfortable) dalam menunjang

dalam aktifitas sehari-hari sebagai tujuan jangka pendeknya, dan sebagai tujuan

jangka panjangnya adalah untuk mempertahankan (life of time) semua benda yang

termasuk dalam lingkup kerja cleaning service tersebut.

2.3.2 Cleaning Service Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1988 No. 159b/Men-

Kes/Kes/II/1988 Bab II pasal 3 dinyatakan:

Page 26: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

24

a. Rumah sakit dapat dimiliki dan diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta

b. Rumah sakit pemerintah dimiliki dan diselenggarakan oleh:

a) Departemen Kesehatan

b) Pemerintah Daerah

c) ABRI

d) Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

c. Rumah sakit swasta dimiliki dan diselenggarakan oleh:

a). Yayasan

b). Badan hukum lain yang bersifat sosial.

Keuangan rumah sakit BUMN dan rumah sakit pemerintah prosedurnya hampir

sama yaitu income akan disetor ke induk BUMN bersangkutan. Semuanya ditunjang

oleh BUMN bersangkutan, mulai dari bangunan rumah sakitnya sampai fasilitas

kesehatan serta keuangannya. Maka dalam mengelola asetnya harus mengikuti aturan

pemerintah melalui Keppres. Disamping itu juga harus dianggarkan paling sedikit

satu tahun sebelumnya dan minta persetujuan dari pihak-pihak terkait lainnya. Bila

disetujui baru bisa diadakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan regulasi yang

ditetapkan.

Menurut Pasal 7 UU NO 44/2009, rumah sakit harus memenuhi persyaratan

lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan.

Rumah sakit yang didirikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah harus berbentuk

unit Pelaksana Teknis dari instansi yang bertugas di bidang kesehatan, instansi

tertentu, atau lembaga daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) atau

Page 27: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

25

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan ketentuan peratuan

perundang-undangan.

Jika rumah sakit berubah menjadi BLUD, maka dapat menggunakan

pendapatan fungsional sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Ia boleh menggunakan

pendapatan itu untuk membelanjakan pengeluaran yang bahkan tidak terdapat dalam

anggaran. Bisa melakukan pengadaan barang tanpa harus mengacu pada regulasi

pemerintah tentang pengadaan barang/jasa. Bebas melakukan perikatan dengan pihak

ketiga dalam bentuk utang untuk membiayai investasi atau hanya sekedar menutup

belanja barang/jasanya. Ia berhak menentukan sendiri besaran remunerasi bagi

karyawan rumah sakit dan sederet fleksibilitas lainnya yang hanya ia peroleh tatkala

berubah menjadi BLUD.

Klasifikasi Rumah Sakit Umum terdiri dari :

1. Kelas A

Izin rumah sakit kelas A dan rumah sakit penanaman modal asing atau

penanaman modal dalam negara diberikan oleh menteri setelah mendapatkan

rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada pemerintah

daerah provinsi

2. Kelas B

Izin rumah sakit kelas B diberikan oleh Pemerintah Daerah Provinsi setelah

mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan

Pemerintah Daerah kabupaten/ kota

3. Kelas C

4. Kelas D

Page 28: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

26

Izin rumah sakit kelas C dan kelas D diberikan oleh Pemerintah Daerah

kabupaten/kota setelah mendapat rekomendasi dari pejabat yang berwenang di

bidang kesehatan Pemerintah Daerah/Kota.

Pekerja Cleaning Service di rumah sakit adalah orang yang dibayar pihak

rumah sakit atau pihak ketiga (perusahaan) untuk selalu menjaga situasi rumah sakit

dalam keadaan bersih. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

2003 Tentang Ketenagakerjaan, pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

Menurut Suparto Adikoesoemo (2003: h.22), ada tiga jenis tenaga kerja di

rumah sakit yaitu:

a. Tenaga full timer (purna waktu)

Karyawan full timer adalah karyawan yang termasuk di dalam core business

(bisnis inti) misalnya: perawat, analis, pinata rontgen, dokter dan sebagainya.

b. Tenaga part timer (paruh waktu)

Tenaga part timer (paruh waktu) biasanya dokter ahli yang tidak banyak atau

tidak mudah untuk di dapat.

c. Tenaga contract (kontrak)

Kontrak adalah karyawan yang tidak begitu penting dalam usaha ini dan

sewaktu-waktu mudah dilepas/diganti, misalnya tenaga untuk renovasi

gedung/kamar serta tenaga cleaner (petugas kebersihan dan sebagainya)

Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan oleh setiap Cleaning Service adalah

sebagai berikut :

Page 29: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

27

1. Kamar Mandi

Kebersihan kamar mandi rumah sakit harus sangat dijaga sebagai salah satu

tujuan untuk sanitasi lingkungan. Sangat perlu diperhatikan disini adalah mangkuk

toilet dan tuas menyiram urine yang merupakan tempat yang sangat potensial bagi

kuman dan bakteri yang berbahaya, gagang pintu kamar mandi dan daun pintu kamar

mandi juga harus sering dibersihkan mengingat adanya bakteri dari sentuhan tangan

dari seorang pasien yang dapat menular ke pasien lainnya. Kemudian kamar mandi

umum dan kamar mandi karyawan.

2. Kamar Pasien

Kebersihan kamar pasien harus sangat signifikan dengan penggunaan

disinfektan. Disini ditujukan pada pasien yang dapat membawa kuman menular dan

kemudian dipindahkan ke seluruh daerah ruangan baik berupa sentuhan dan lain-lain.

Sisi dan depan tempat tidur harus selalu didisinfeksi. Terutama tempat tidur pasien

membutuhkan sanitasi dan benda-benda lainnya seperti remote televisi, tombol

bantuan, meja, laci, dan gagang pintu. Pembersihan barang-barang tersebut bertujuan

untuk menghindari resiko baik itu virus dan bakteri yang dapat menginfeksi pasien

lainnya dan pengunjung pasien.

3. Mengangkut sampah

Menurut Yoga dkk, (2007: h.19) pengangkutan sampah dalam gedung dimulai

dengan pengosongan bak sampah di pengangkutan biasanya dengan kereta,

sedangkan untuk bangunan bertingkat dapat dibantu dengan menyediakan cerobong

sampah atau lift pada setiap sudut bangunan. Dalam strategi pembuangan limbah

rumah sakit hendaknya memasukkan prosedur pengangkutan limbah internal maupun

Page 30: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

28

eksternal. Pengangkutan internal biasanya berasal dari titik penampungan awal ke

tempat pembuangan atau incinerator di dalam rumah sakit (onsite insinerator)

dengan menggunakan kereta dorong. Peralatan pengangkutan harus terpisah dengan

peralatan pengangkutan limbah klinis. Peralatan pengangkutan harus jelas dan diberi

label, dibersihkan secara regular dan hanya digunakan untuk mengangkut sesuai

jenisnya.

2.3.3 Perlengkapan Perlindungan Diri Cleaning Service di Rumah Sakit

Agar tidak tertular penyakit di rumah sakit, petugas cleaning service harus

menggunakan alat pelindung diri. Perlengkapan pelindung diri yang dipakai oleh

petugas cleaning service harus menutupi bagian-bagian tubuh petugas mulai dari

kepala hingga telapak kaki. Alat atau perlengkapan pelindung diri yang dipakai oleh

petugas cleaning service adalah sebagai berikut :

a) Sarung tangan

Terbuat dari bahan lateks atau nitril, dengan tujuan :

Mencegah penularan flora/penyakit dari penderita di Rumah Sakit lewat

tangan petugas.

Mencegah resiko kepada petugas terhadap kemungkinan transmisi

mikroba pathogen dari penderita di Rumah Sakit.

Agar sarung tangan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka sarung tangan

sebaiknya steril, atau tidak robek dan berlubang, serta ukurannya sesuai dengan

ukuran tangan petugas agar gerakan tangan atau jari selama melaksanakan

pekerjaan dapat bergerak bebas.

Page 31: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

29

b) Masker

Masker merupakan alat/perlengkapan yang menutup wajah bagian bawah harus

cukup lebar karena harus menutup hidung, mulut, hingga rahang bawah.

c) Alas kaki

Alas kaki digunakan untuk melindungi kaki petugas dari perlukaan,

bersentuhan dengan cairan yang menetes atau benda tajam yang terjatuh. Alas

kaki tersebut dapat berupa sepatu bot terbuat dari bahan kulit atau karet.

d) Tudung kepala (penutup kepala)

Termasuk di dalamnya pengikat rambut, penutup kepala, topi dan berbagai

material. Berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, terbang,

korosit, debu, iklim yang buruk serta menjaga kebersihan kepala dan rambut.

e) Pakaian

Pakaian yang baik adalah yang melindungi pekerja dan sangat baik bila

memiliki pakaian seragam.

Page 32: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan

kualitatif secara deskriptif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan

pemahaman yang berdasarkan pada metodelogi yang menyelidiki suatu fenomena

sosial. Pada pendekatan ini, peneliti menekankan pada sifat realitas yang terbangun

secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti.

Penelitian deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana

adanya pada saat penelitian berlangsung di lapangan. Pada metode penelitian

kualitatif, peneliti adalah kunci. Oleh sebab itu, peneliti harus memiliki pemahaman

teori dan referensi yang kuat, serta wawasan yang luas. Sehingga menguasai bahan

saat wawancara, mampu menganalisa dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi

lebih jelas dan terarah.

Penelitian metode ini memiliki langkah-langkah dalam pelaksanaannya,

dimulai dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang dibutuhkan,

menentukan prosedur pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan,

pengolahan data, dan mengambil kesimpulan penelitian.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, penelitian ini diharapkan mampu

menggambarkan tentang kesejahteraan cleaning service di Rumah Sakit Umum

(RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat.

Page 33: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

31

3.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini bersumber dari dua jenis data,

yaitu:

1. Data Primer

Data Primer merupakan sumber data yang diperoleh di lapangan. Pada

penelitian ini, dikumpulkan data melalui observasi langsung ke objek yang

diperlukan yaitu para pekerja cleaning service di Rumah Sakit Cut Nyak Dhien

Meulaboh. Wawancara dan dokumentasi, khususnya menyangkut kesejahteraan para

karyawan/pekerja cleaning service.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi kepustakaan,

internet dan sumber lainnya yang berkaitan dengan kajian penelitian yang diteliti

penulis. Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari dokumen yang ada pada

bidang Instalasi Pengelolaan Sanitasi Lingkungan (IPSL) di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung pada sumber informasi dengan menyiapkan

daftar pertanyaan terlebih dahulu. Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian

kualitatif adalah dalam bentuk wawancara mendalam.

Page 34: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

32

Saat mewawancarai responden, peneliti harus memperhatikan intonasi bicara,

kecepatan bicara, sensitivitas pertanyaan, kontak mata, dan kepekaan non verbal.

2. Observasi

Informasi diperoleh dari hasil observasi antara lain: tempat, pelaku, kegiatan,

objek, perbuatan, kejadian, waktu dan perasaan. Alasan peneliti melakukan observasi

adalah untuk menyajikan gambaran realitas perilaku.

3. Dokumentasi

Secara detail, bahan dokumentasi terbagi beberapa macam, yaitu foto, daftar

pekerja atau absensi, kontrak kerja, dan file penting lainnya.

3.3 Instrumen Penelitian

Peneliti merupakan instrumen kunci utama, karena peneliti yang menentukan

keseluruhan penelitian yang secara langsung turun ke lapangan untuk melakukan

pengamatan dan wawancara. Untuk kelancaran penelitian, peneliti membuat panduan

wawancara terlebih dahulu berupa catatan, dokumen laporan dan dokumen lainnya.

Menurut Suyanto dan Sutinah, (2006: h.59) mengemukan bahwa instrumen

penelitian adalah perangkat untuk menggali data primer dari responden sebagai

sumber data terpenting dalam sebuah penelitian survey. Instrumen penelitian ilmu

sosial umumnya berbentuk kuesioner dan pedoman pertanyaan (interview guide).

Semua jenis instrumen penelitian ini berisi rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal

atau suatu masalah yang menjadi tema pokok penelitian.

Page 35: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

33

3.4 Teknik Analisa Data

Analis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam

pola, kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat

dirumuskan hipotesis kerja (Moleong, 2002: h. 103).

Pada penelitian ini, teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisa

deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menjabarkan hasil penelitian

sebagaimana adanya. Pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang diperoleh dari penelitian lapangan diolah dan dianalisis dengan

mendeskripsikan dan memberikan komentar berdasarkan hasil di lapangan.

Menurut Miles Huberman, (2007: h.17) analisis data dalam penelitian

kualitatif berlangsung secara interaktif, dimana pada setiap penelitian dilakukan

sesuai dengan kegiatan yang direncanakan. Ada tiga komponen analisis yang harus

dilakukan sebagai proses siklus, yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi

atau penarikan suatu kesimpulan. Untuk lebih jelasnya, proses analisis interaktif

dapat digambarkan pada skema berikut:

Gambar: 3.1 Proses Analisis Interaktif

Pengumpulan data

Reduksi data

Kesimpulan

Penyajian data

Page 36: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

34

Pada Gambar 3.1 Proses analisis interaktif dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan data kasar yang muncul dari catatan-catatan yang

tertulis di lapangan (Miles Huberman, 2007: h.17). Reduksi data ini bertujuan untuk

menganalisis data yang lebih mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan

mengorganisasikan data agar diperoleh kesimpulan atau mengumpulkan data dari

hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Selanjutnya dipilih dan

dikelompokkan berdasarkan kemiripan data.

2. Penyajian Data

Menurut Miles Huberman (2007: h.19) penyajian data adalah pengumpulan

informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Data yang telah dikategorikan tersebut, diorganisasikan

sebagai bahan penyajian data.

3. Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan

Verifikasi data adalah sebagian dari suatu kegiatan utuh, artinya makna-

makna yang muncul dari data telah disajikan dan diuji kebenarannya, kekokohannya,

dan kecocokannya (Miles Huberman, 2007: h.19). Penarikan kesimpulan berdasarkan

pada pemahaman terhadap data yang disajikan dan dibuat dalam pernyataan singkat

dan mudah dipahami dengan mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti.

3.5 Pengujian Kredibilitas Data

Adapun pengujian kredibilitas data adalah sebagai berikut:

Page 37: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

35

1. Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan perlu dilakukan karena berdasarkan pengamatan

yang telah dilakukan, dirasakan data yang diperoleh masih kurang memadai.

Menurut Moleong (2007: h.327) perpanjangan pengamatan berarti peneliti tinggal di

lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.

2. Peningkatan ketekunan

Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih mendalam

untuk memperoleh keakuratan data. Peningkatan ketekunan dilakukan dengan cara

membaca berbagai sumber referensi yang mempunyai keterkaitan dengan objek

penelitian untuk memeriksa kebenaran data.

3. Triangulasi

Triangulasi dimaksudkan untuk mendapatkan keterangan dari beberapa pihak

secara terpisah namun karakteristiknya tetap sama. Hasilnya kemudian dilakukan

cross check antara yang satu dengan lainnya. Jawaban dari beberapa pihak tersebut

dilihat persamaan dan perbedaan antara keduanya, sehingga dapat dijadikan acuan

dalam mengambil kesimpulan.

4. Pemeriksaan teman sejawat

Pemeriksaan teman sejawat dilakukan dengan mendiskusikan data hasil

penelitian lapangan dengan rekan mahasiswa maupun teman lainnya. Melalui hasil

diskusi dan sharing ini diharapkan diperoleh saran dan memperkaya masukan yang

berguna.

Page 38: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

36

5. Member Check

Member check atau pengujian anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan

hasil penelitian kepada sumber-sumber yang telah memberikan data untuk mengecek

kebenaran data.

Menurut Moleong, (2007.h.336) pengecekan dilakukan dengan jalan :

1. Penilaian dilakukan oleh informan

2. Mengoreksi kekeliruan

3. Menyediakan tambahan informasi secara suka rela

4. Memasukkan informan dalam lingkup penelitian, menciptakan kesempatan untuk

mengikhtiarkan sebagai langkah awal analisa data.

Pengujian kredibilitas (credibility) bertujuan untuk menilai kebenaran dari

temuan penelitian kualitatif. Kredibilitas ditunjukkan ketika partisipan

mengungkapkan bahwa transkrip penelitian memang benar-benar sebagai

pengalaman dirinya sendiri. Dalam hal ini peneliti akan memberikan data yang telah

ditranskripkan untuk dibaca ulang oleh partisipan.

3.6 Pemilihan Informan Penelitian

Pada penelitian ini pihak yang dijadikan informan adalah yang dianggap

mempunyai informasi (key-informan) yang dibutuhkan pada penelitian. Cara yang

digunakan untuk menentukan informasi adalah purposive sampling, yaitu teknik

sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-

pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Noor, 2009: h.155).

Page 39: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

37

Berdasarkan purposive sampling, maka yang menjadi informan bagi penulis

dalam penelitian ini adalah 1 orang koordinator cleaning service dan 8 orang pekerja

cleaning service. Jadi, jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang.

Alasan pemilihan informan tersebut karena subjek yang telah ditetapkan ini dianggap

mengetahui dan memahami masalah penelitian.

Penentuan informan ini juga sesuai dengan metode purposive sampling, yaitu

teknik penarikan dengan sengaja atau menunjuk langsung kepada orang yang

dianggap dapat mewakili populasi dan didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan

tertentu.

Page 40: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Cut Nyak Dhien Meulaboh

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah

rumah sakit memiliki pemerintah yang berada dalam wilayah Kabupaten Aceh Barat.

Dibangun pada tahun 1968 di atas tanah seluas 2,8 Ha dengan status tipe D yang

mulai berfungsi sejak tahun 1971. Kemudian berdasarkan SK Menkes RI No

233/Menkes/VI/1985 tangal 11 juni 1985 menjadi tipe C. Saat ini, di tahun 2016

Rumah Sakit Cut Nyak Dhien naik kelas menjadi Kelas B setelah keluarnya

sertifikasi kenaikan kelas dari Pemerintah Aceh dengan nomor

445.1/BP2T/593/2016.

Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007

tentang Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah serta

diperkuat dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit mengharuskan Pemerintah Daerah, termasuk Kabupaten Aceh Barat supaya

manajemen Rumah Sakit menganut Pola PPK-BLUD dalam rangka meningkatkan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Sehingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh

juga sudah menganut pola Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau unit

kerja pada satuan kerja perangkat daerah dilingkungan pemerintah daerah yang

dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan

Page 41: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

39

barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam

melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efesiensi dan produktivitas.

Adapun tujuan dibentuknya BLUD adalah sebagaimana untuk meningkatkan

kualitas pelayanan masyarakat untuk mewujudkan penyelenggaraan tugas-tugas

pemerintah dan/ atau pemerintah daerah dalam memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Sesuai Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang

Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, ada 3 syarat

utama yang harus di tempuh daerah dalam rangka mewujudkan rumah sakit menuju

BLUD yaitu:

1. Syarat teknis

Persyaratan terpenuhi apabila (1) kinerja pelayanan dibidang tugas dan fungsinya

layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya atas rekomendasi sekretaris daerah

untuk SKPD atau Kepala SKPD untuk unit kerja. (2) Kinerja keuangan SKPD sehat.

(3) memiliki potensi untuk meningkatkan penyelenggaraan pelayanan secara efektif,

efesien dan produktif. (4) memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan

layanan umum kepada masyarakat. (5) tingkat kemampuan pendapatan dari layanan

yang cenderung meningkat dan efisien dalam membiayai pengeluaran.

2. Syarat substantif

Persyaratan ini terpenuhi apabila, (1) tugas dan fungsi SKPD atau unit kerja

bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan

semi barang/jasa publik, (2) penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum untuk

meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan masyarakat, (3) pengelolaan

wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau

Page 42: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

40

layanan umum, (4) pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi

dan/atau pelayanan masyarakat.

3. Syarat administrasi

Persyaratan ini meliputi; (1) surat pernyataan kesanggupan untuk

meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat bagi masyarakat, (2) pola

tata kelola, (3) rencana strategis bisnis, (4) standar pelayanan minimal, (5) laporan

keuangan pokok atau prognosa/proyeksi laporan keuangan dan (6) laporan audit

terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Ketika berubah menjadi pola BLUD, kualitas pelayanan Rumah Sakit akan

sangat tergantung pada manajemen pengelolaan Rumah sakit tersebut, yang terdiri

dari manajemen strategik dan operasional, manajemen keuangan, manajemen barang

dan sarana rumah sakit, dan manajemen sumber daya manusia. Manajemennya

diperbolehkan meminjam uang kepada pihak ketiga untuk meningkatkan dan

mengembangkan pelayanan rumah sakit, bahkan juga untuk menutup biaya

operasional jika kondisi keuangan sebuah rumah sakit benar-benar mengkhawatirkan.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh yang telah

menjadi BLUD juga dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas

barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan

tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per

unit layanan atau hasil per investasi dana. Begitu pula dalam hal pengelolaan tenaga

kerja cleaning service, pihak rumah sakit tidak lagi di bawah kendali Pemerintah

Kabupaten. Akan tetapi langsung dikelola oleh pihak rumah sakit melalu jasa

pengelolanya.

Page 43: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

41

Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh menyediakan fasilitas pelayanan rawat

jalan (Poliklinik Umum, Poliklinik Spesialis dan Poliklinik Gigi) dan Rawat Inap

(Ruang Rawat bedah, Ruang Rawat anak, Ruang Rawat Penyakit Dalam, Ruang

Rawat Kebidanan, Ruang Rawat VIP dan Ruang Rawat kelas Utama). Disamping itu

juga tersedia pelayanan IGD 24 Jam, Pelayanan tindakan operasi dan persalinan dan

fasilitas penunjang lainnya.

Adapun batas-batas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien

Meulaboh adalah :

a. Sebelah timur berbatasan dengan Sekolah MAN 1 Meulaboh

b. Sebelah utara berbatasan dengan Jalan Sisingamangaraja

c. Sebelah selatan berbatasan dengan Lorong Banteng/komplek perumahan dokter

d. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Gajah Mada

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh memiliki

visi yaitu “Menjadi Rumah Sakit yang Modern, Bernuansa Islami dan Berbudaya

Aceh Sebagai Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan di Pantai Barat Selatan.” Untuk

mencapai visi tersebut disusun beberapa misi yaitu :

a. Meningkatkan mutu pelayanan dan profesionalisme rumah sakit dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat.

b. Menciptakan tata kelola rumah sakit yang baik, berorientasi norma agama dan

budaya aceh.

c. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana, sumber daya manusia serta

kesejahteraan pegawai secara kesinambungan.

Page 44: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

42

Untuk mewujudkan kesiapan melaksanakan misi tersebut maka Rumah Sakit

Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh menerapkan sebuah motto yaitu

“Kami Peduli dan Profesional”. Struktur organisasinya terdiri dari:

a. Direktur

b. Kepala bagian tata usaha, dengan dibantu oleh 3 kepala sub bagian yaitu sub

bagian umum, sub bagian kepegawaian, dan tata laksana dan sub bagian

keuangan.

c. Kepala bidang pelayanan medis, dengan dibantu oleh 2 kepala seksi yaitu seksi

rawat jalan dan seksi rawat inap dan seksi rawat darurat, intersif dan bedah

sentral.

d. Kepala bidang keperawatan, dengan dibantu oleh 2 kepala seksi yaitu seksi

asuhan keperawatan dan seksi etika profesi dan logistik keperawatan.

e. Kepala penunjang medis, dengan dibantu oleh 2 kepala seksi yaitu kepala seksi

penelitian dan pengembangan, dan seksi informasi permasalahan sosial dan

upaya rujukan.

f. Kelompok jabatan fungsional.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Kesejahteraan Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan mengenai analisis kesejahteraan

Cleaning Service di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat, bahwa upaya peningkatan

Page 45: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

43

kesejahteraan para pekerja Cleaning Service sudah diberikan insentif sesuai kontrak

kerja dengan pihak pengelola/penyedia jasa yaitu CV. Kontruksi Usaha Maju.

Adapun komposisi pekerja Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Komposisi pekerja Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh

Kriteria

Jumlah

1. Pekerja Laki-laki

2. Pekerja Perempuan

3. Koordinator/Pengawas

6 orang

20 orang

1 orang

Hasil wawancara dengan Ibu Holiana selaku Pengawas Cleaning Service, ia

menjelaskan bahwa pekerja bekerja sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Hal

ini sesuai kesepakatan diantara mereka saat penandatanganan perjanjian kerja.

Pekerja dibagi menjadi dua shift. Shift pertama bekerja pada pagi dimulai dari jam

06.30 WIB sampai jam 12.00 WIB. Sementara pekerja yang shift kedua bekerja pada

siang hari, mulai dari jam 14.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Jumlah pekerja

Cleaning Service ada 26 orang petugas yang terdiri dari 20 orang pekerja perempuan

dan 6 orang pekerja laki-laki.

Pertanyaan, sejauh ini bagaimana sistem pengupahan/gaji cleaning service di

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh?

Page 46: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

44

“Pemberian gaji dilakukan setiap bulan sekali dengan jumlah Rp.1.000.000,-

dan ada penambahan jasa setiap bulannya, namun jasa yang diberikan

jumlahnya tidak menentu. Hal ini dikarenakan jumlah setiap pasien datang

tidak menentu untuk berobat, Pembayaran gaji untuk Cleaning Service di

RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh Kabupaten Aceh Barat ditanggung oleh

pengelola Cleaning Service yaitu CV. Kontruksi Usaha Maju”

(Wawancara 14 Agustus 2016)

Dari keterangan wawancara di atas, Ibu Holiana selaku mandor menjelaskan

bahwa para Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh mendapatkan

kompensasi langsung sebesar Rp. 1000.000,- tiap bulannya dari pengelolanya. Para

pekerja Cleaning Service juga mendapatkan insentif, yaitu imbalan yang diterima

selain gaji yang biasanya didapatkan berdasarkan tingkat keberhasilan perusahaan.

Dalam hal ini pihak pengelola menyebutnya sebagai uang jasa. Bila jumlah pasien

yang datang tidak menentu, tentunya insentif yang diterima para Cleaning Service ini

juga tidak menentu. Hal senada juga dikemukakan oleh Nurhayati, salah seorang

cleaning service.

“Jumlah upah yang diperoleh tiap bulan sebesar Rp. 1000.000,- cukup untuk

membiayai kebutuhan sehari-hari karena saya tidak ada tanggung jawab

pemenuhan kebutuhan di rumah tangga. Anak-anak semua sudah menikah”.

(Wawancara 14 Agustus 2016)

Hasil wawancara dengan Nurhayati menjelaskan bahwa upah atau kompensasi

yang diterimanya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini karena

ia tidak perlu membiayai kebutuhan keluarganya. Secara teori kepuasan kerja, ia

sudah merasa sejahtera dengan gaji yang diterimanya. Menurut teori pemenuhan

kebutuhan, pekerja akan merasa puas apabila ia mendapat apa yang dibutuhkan.

Tanggapan serupa juga didapatkan dari Romi, salah seorang tenaga kerja

cleaning service laki-laki.

Page 47: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

45

“Mungkin karena belum berkeluarga, untuk saat ini masih sejahtera dengan

gaji yang saya terima sebagai cleaning service. Cukup lah untuk biaya kuliah

saya”.

(Wawancara dengan Romi, 14 Agustus 2016)

Menurut Romi, gaji yang diterimanya sebagai cleaning service cukup untuk

memenuhi biaya hidup. Menurutnya kebutuhannya masih seimbang dengan gaji yang

diperoleh, ia bisa membiayai kuliahnya sendiri dari hasil bekerja sebagai cleaning

service. Ini menunjukkan bahwa ia sejahtera dan nyaman dengan pekerjaan.

Eeng, salah satu pekerja cleaning service yang lain mengatakan:

“Selain gaji Rp. 1000.000,- kami mendapatkan uang jasa sebesar Rp.

200.000,- tetapi tidak menentu kami terima. Kadang terlambat diberikan,

tetapi saya bisa mengatakan bahwa saya sejahtera saat ini”.

(Wawancara Eeng, 14 Agustus 2016)

Dari keterangan wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan

karyawan dapat dirasakan bila kebutuhan mereka terpenuhi. Tingkat kebutuhan

rumah tangga sangat berkaitan dengan gaji yang diperoleh. Hal ini berbeda halnya

dengan beberapa pekerja cleaning service lainnya.

Berikut petikan wawancaranya

“Gaji yang kami terima sebagai cleaning service bila dibandingkan dengan

besarnya kebutuhan sehari-hari di rumah tangga tentu belum bisa dikatakan

cukup, mengingat harga sembako semuanya naik sekarang ini. Apalagi anak-

anak harus mencukupi kebutuhannya. Selain itu, ruangan saya bekerja sangat

banyak pasien dan jadwal pulang ke rumah pun terkadang sering tidak sesuai

dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Terkadang saya tidak sempat memasak

nasi di rumah karena keterlambatan pulang. Terpaksa uang gaji yang

seharusnya untuk kebutuhan utama, kadang harus rela untuk membeli nasi

bungkus. Jadi, saya merasa upah atau gaji yang saya terima saat ini sangat

Page 48: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

46

kurang dan tidak memadai. Walaupun jasa dari BPJS sudah diberikan”.

(Wawancara dengan Rasma, 14 Agustus 2016).

Apa yang dialami oleh Ibu Rasma menunjukkan bahwa kesejahteraan belum

dirasakannya. Ini dipengaruhi oleh faktor pengaturan waktu dan istirahat, dimana ia

terkadang sering terlambat pulang ke rumah. Sehingga banyak waktunya habis di

tempat bekerja. Secara teori pemenuhan kebutuhan, ia belum merasa puas karena

kebutuhannya tidak sesuai dengan gaji yang diterima.

Cut Maheram, salah seorang pekerja cleaning service yang sudah beberapa

tahun bekerja di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh juga berkomentar sama, berikut

wawancaranya.

“Saya bekerja disini sudah lebih kurang 10 tahun namun gaji masih tetap Rp.

1000.000, -, belum naik-naik. Kadang-kadang ada diberikan jasa selain gaji

sebesar Rp. 200.000,-. Saya juga kecewa karena sudah lama tidak pernah

diperhatikan keselamatan kerja kami, seperti tidak adanya seragam cleaning

service dan kurangnya disiplin beberapa pekerja lainnya. Pengalaman ketika

saya bekerja cleaning service di Rumah Sakit lainnya di Kota Medan dan

Banda Aceh, atribut cleaning service sangat diperhatikan. Mulai dari sepatu,

pakaian, hingga masker. Kita jadi percaya diri dalam bekerja. Pasien pun bisa

membedakan yang mana pekerja cleaning service. Pernah saya dimarahi

keluarga pasien karena masuk ruangan, mereka tidak mengenal saya sebagai

cleaning service. Sudah beberapa tahun terakhir ini kami tidak memiliki tanda

pengenal sebagai cleaning service. Ini sangat mengkhawatirkan dan

memalukan bagi saya.”

(Wawancara, 14 Agustus 2016).

Berdasarkan wawancara di atas, Ibu Cut Maheram merasa belum sejahtera

dalam bekerja. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi ia merasa kurang puas dan

tidak sejahtera. Pertama, secara teori kebutuhan. Ia merasakan tidak adanya

keseimbangan gaji dengan kebutuhan hidup yang makin bertambah, tetapi gaji masih

belum bertambah. Kedua, akibat dari adanya beberapa pekerja yang kurang disiplin

membuat ia kurang termotivasi. Ketiga, perlengkapan keselamatan diri/ safety tidak

Page 49: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

47

diberikan oleh pengelola membuat kenyamanannya terusik. Keempat, secara teori,

kepuasan pekerja juga bergantung pada pandangan kelompok yang oleh para pegawai

dianggap sebagai kelompok acuan. Ia merasa puas bila para cleaning service

dianggap keberadaannya oleh pasien atau masyarakat lain.

Masalah gaji yang tidak pernah naik juga dirasakan oleh Asdiana Abubakar.

Sebagaimana hasil wawancaranya:

“Saya merasa kecewa dengan kebijakan pengelola rumah sakit yang tidak

pernah menaikkan gaji sudah hampir sepuluh tahun bekerja sebagai cleaning

service, sementara kebutuhan kita di rumah semakin meningkat. Terkadang

untuk memenuhi kebutuhan, saya terpaksa mencari pinjaman.”

(Wawancara, 15 Agustus 2016)

Kepuasan kerja dan kesejahteraan menurut Ibu Asdiana Abubakar didasarkan

pada kebutuhan yang ia butuhkan. Biaya pemenuhan kebutuhan semakin meningkat,

sementara gaji tak kunjung naik. Hal yang tak jauh berbeda juga dirasakan oleh Cut

Ainidar. Berikut wawancaranya:

“Saya sudah 12 tahun bekerja disini, belum ada tanda-tanda kenaikan gaji.

Padahal biaya kebutuhan sehari-hari untuk keluarga dan anak-anak sekolah

makin tinggi. Belum lagi pembayaran gaji sering terlambat”.

(Wawancara dengan Cut Ainidar, 15 Agustus 2016)

Hasil wawancara di atas dapat menggambarkan bahwa gaji/insentif sangat

berpengaruh dengan tingkat kebutuhan seorang pekerja. Semakin tinggi kebutuhan

rumah tangga, makin tinggi pula gaji yang diharapkan karena tingkat kesejahteraan

makin terasa.

Page 50: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

48

4.2.2 Hambatan Kesejehteraan Cleaning Service di Rumah Sakit Cut Nyak

Dhien Meulaboh

Secara kontrak kerja, para pekerja Cleaning Service sudah dibayar insentif

sesuai dengan kontrak kerja yang disepakati kedua belah pihak. Apa saja hambatan

kesejahteraan para pekerja Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Berikut wawancara penulis dengan Ibu Holiana selaku koordinator bagian yang

menangani IPSL (Instalasi Pengelola Sanitasi Lingkungan) di lapangan:

“Pembayaran gaji untuk Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kabupaten Aceh Barat ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten

sebagai pihak pertama dan RSUD Cut Nyak Dhien sebagai pihak kedua serta

pengelola Cleaning Service sebagai pihak ketiga”.

(Wawancara 14 Agustus 2016)

Dari wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa gaji atau insentif yang

menjadi salah satu indikator kesejahteraan pekerja sangat menentukan tingkat

kesejahteraan pekerja. Dalam hal ini, tenaga Cleaning Service dibayar oleh pihak

ketiga/pengelola di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh.

Pihak ketiga inilah yang menentukan gaji pekerja. Maka otomatis, pekerja Cleaning

Service yang sudah sepakat dibayar gaji sesuai perjanjian harus menerima gajinya

sesuai kesepakatan. Lalu bagaimana hambatan menurut pekerja Cleaning Service,

berikut hasil wawancara dengan Cut Maheram:

“Semenjak Cleaning Service, tidak lagi dikelola langsung oleh Pemda kami

tidak pernah mendapatkan baju seragam lagi. Padahal kalau ada seragam, kami bisa

Page 51: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

49

bekerja lebih nyaman karena pasien atau keluarga pasien yang kesini bisa

membedakan yang mana Cleaning Service”. (Wawancara, 15 Agustus 2016)

Dari wawancara di atas penulis menyimpulkan bahwa semenjak

diberlakukannya sistem BLUD di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak

Dhien Meulaboh, pengelola Cleaning Service mengabaikan hal mendasar tentang

perlindungan diri pekerjanya. Ini suatu hambatan yang menjadi salah satu masalah

bagi pekerja, mereka tidak berani untuk meminta penjelasan atau kritikan kepada

pengelola.

Jika Cut Maheram merasakan hambatannya pada keselamatan kerja. Hal

mendasar tentang upah diutarakan oleh Cut Ainidar. Berikut wawancaranya:

“Kita menginginkan adanya kenaikan gaji. Pengelola hanya bersedia

membayar sesuai yang mereka tawarkan, sebesar Rp. 1000.000,- mau

bagaimana lagi dari pada tidak ada sama sekali.

(Wawancara dengan Cut Ainidar, 15 Agustus 2016)

Kasus yang dialami oleh Cut Ainidar merupakan persoalan klasik dalam

sebuah organisasi kerja. Keinginan setiap pekerja adalah kesejahteraan melalui

kompensasi dan insentif yang layak dan mampu mencukupi kebutuhan dasar.

Sementara di pihak perusahaan atau pengelola tidak mau ambil resiko membayar

lebih karena kemampuan perusahaan yang tidak begitu kuat.

Hal senada diungkapakan oleh Asdiana Abubakar. Sebagaimana hasil

wawancaranya berikut:

Page 52: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

50

“Sebagai pekerja kelas bawah, kita tidak berani bersuara lantang minta

kebijakan kenaikan gaji jerih payah pada pengelola. Kita sadar diri buruh

kasar, bila tidak dibutuhkan kita bisa diganti dengan pekerja lain dari luar”.

(Wawancara, 15 Agustus 2016)

Berdasarkan hasil wawancara di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa

pekerja cleaning service merasa diri sebagai pekerja umum yang mudah didapatkan

oleh perusahaan bila dibutuhkan. Sebagaimana diungkapkan dalam teori faktor yang

mempengaruhi besarnya kompensasi, jika pencari kerja pada bidang lowongan

pekerjaan lebih banyak, maka kompensasi yang ditawarkan akan semakin relatif

kecil. Ini menjadi salah hambatan bagi pekerja cleaning service untuk berharap lebih

terhadap perbaikan kompensasi. Hambatan kesejahteraan pekerja cleaning service

juga dikemukan oleh Rasma, sebagai hasil wawancaranya:

“Kendala kami sering tidak menentu dibayar jasa. Kita tidak berani

menanyakan langsung pada pihak pengelola. Kita tidak mau hilang pekerjaan dengan

pertanyaan-pertanyan yang bisa dianggap tidak mau bekerja, karena kita sadar

sebagai pekerja yang tidak berpendidikan tinggi dan mudah dilakukan banyak orang,

jadi terima saja seadanya”. (Wawancara, 15 Agustus 2016)

Wawancara di atas menunjukkan bahwa faktor pendidikan pengalaman kerja

masih menjadi pengaruh besar terhadap nilai kompensasi pekerja. Jika pendidikan

lebih tinggi dan pengalaman kerja lebih lama dan langka maka kompensasi yang

diterima akan semakin besar. Sebaliknya bila pekerja yang berpendidikan lebih

rendah dan minimnya pengalaman kerja maka otomatis tingkat kompensasinya relatif

kecil dan akan berdampak pada kesejahteraan.

Page 53: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

51

4.3 Pembahasan

4.3.1 Analisis Kesejahteraan Cleaning Service di RSUD Cut Nyak Dhien

Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat.

Hasil penelitian di atas dapat dikatakan bahwa setiap orang yang hidup selalu

menginginkan kesejahteraan dalam hidup sebab dengan kesejahteraan hidupnya akan

menjadi tenang dan tenteram. Maksudnya kesejahteraan pekerja merupakan balas jasa

yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, baik yang berbentuk uang, barang

maupun jasa layanan lainnya yang dapat memberikan kepuasan kepada karyawan

dalam bekerja.

Berdasarkan hasil penelitian pada pekerja cleaning service di Rumah Sakit

Umum (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh tingkat kesejahteraannya dipengaruhi

oleh kompensasi dan insentif. Akibat dari dua hal ini yang tidak ada perbaikan, maka

kinerja pekerja menjadi menurun dan berdampak pada kepuasan kerja. Terutama pada

teori kepuasan kerja pada teori pemenuhan kebutuhan (Need fulfillment theory).

Menurut teori ini, kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila ia mendapat apa yang

dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai terpenuhi, makin puas pula pegawai

tersebut.

Selain itu, faktor utama yang menjadi tolak ukur tingkat kepuasan atau

kesejahteraan yang dirasakan oleh pekerja cleaning service di Rumah Sakit Umum

Cut Nyak Dhien Meulaboh adalah faktor psikologis dan faktor finansial. Faktor

psikologis yaitu yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan, yang meliputi minat,

Page 54: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

52

ketenteraman dalam kerja, bakat dan keterampilan. Kenyataan di lapangan sebagian

besar dari mereka merasa tidak tentram sebagaimana yang dirasakan beberapa

pekerja karena tidak adanya alat keselamatan kerja seperti pakaian seragam untuk

memudahkan pengenalan mereka dalam bekerja.

Selanjutnya faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan

jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji,

jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan

sebagainya. Ini sebagaimana yang dirasakan oleh pekerja cleaning service yang sudah

bekerja dalam jangka waktu lama namun belum ada perbaikan kenaikan gaji, padahal

kebutuhan rumah tangga semakin meningkat.

Biasanya ketika kepuasan dan ketidakpuasan kerja dirasakan oleh pekerja

akan berdampak, antara lain: dampak terhadap produktivitas, dampak terhadap

ketidakhadiran dan keluarnya tenaga kerja, dan dampak terhadap kesehatan. Ketiga

hal tersebut selama melakukan penelitian tidak terlihat pada dampak yang signifikan.

Sebagain besar dari pekerja cleaning service di Rumah Sakit Umum daerah (RSUD)

Cut Nyak Dhien Meulaboh tetap melaksanakan tugas sebagaimana adanya, tidak ada

faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja. Baik faktor kemampuan (ability) dan

faktor motivasi (motivation).

Hal tersebut disebabkan oleh faktor psikologis pekerja yang memang sudah

berpengalaman keahliannya di bidang cleaning service (the right man in the righ

place, the right man on the right job). Selain itu, motivasi merupakan kondisi yang

menggerakkan diri mereka untuk mengharapkan mencapai tujuan bekerja.

Page 55: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

53

4.3.2 Hambatan Kesejehteraan Cleaning Service di Rumah Sakit Cut Nyak

Dhien Meulaboh

Hasil penelitian di lapangan, terlihat bahwa hambatan peningkatan tingkat

kesejahteraan tenaga cleaning service di Rumah Sakit Umum (RSUD) Cut Nyak

Dhien terletak pada kebijakan pihak rumah sakit. Jika sebelumnya rumah sakit ini

masih di bawah naungan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, sekarang pengelolaan

keuanganya sudah otonom ke Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sehingga

berdampak pada sistem kerja cleaning service yang diserahkan ke pihak ketiga untuk

pengelolaannya.

Dalam hal ini pekerja cleaning service tidak bisa menuntut lebih sesuai

perjanjian karena antara pekerja dan pemberi kerja sudah setuju dengan gaji atau

kompensasi yang ditetapkan. Pada dasarnya salah satu tujuan kompensasi adalah

kepuasan kerja, akan tetapi bila dalam kenyataannya kebutuhan hidup tidak sesuai

dengan kompensasi yang diterima tentunya berdampak pada kepuasan dan

kesejahteraan pekerja. Ini disebabkan oleh faktor pengelola yang tidak bersedia

menaikkan kompensasi. Selain itu tingkat pendidikan yang rendah dan pengalaman

pekerja yang tidak membutuhkan suatu keahlian khusus dan khusus, sehingga

kompensasi yang ditawarkan juga relatif kecil.

Secara Undang-Undang Ketenagakerjaan pun salah satu indikator perusahaan

memperhatikan karyawannya adalah membayar upah pekerja sesuai Upah Minimun

Provinsi (UMP) serta jaminan sosial dan hal lain yang diatur di dalamnya. Maka gaji

pekerja cleaning service di Rumah Sakit Umum (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh

dan tunjangan lain adalah masih dibawah tingkat kesejahteraan sebagaimana UMP

Page 56: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

54

yang berlaku. Akan tetapi menjadi kendala adalah para pekerja tidak memiliki

kemampuan untuk melakukan tuntutan sesuai rujukan UU Ketenagakerjaan yang

berlaku.

Page 57: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

55

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Pekerja cleaning service di Rumah Sakit Umum (RSUD) Cut Nyak Dhien

Meulaboh bekerja dari pukul 06.30 hingga pukul 16.00 WIB. Pekerja dibagi

menjadi dua bagian. Bagian pertama mulai pukul 06.30 WIB sampai pukul

12.00 WIB. Sementara pekerja yang bagian kedua bekerja pada siang hari,

mulai dari jam 14.00 WIB sampai jam 16.00 WIB. Pekerja dalam melaksanakan

tugasnya tidak memiliki alat perlindungan diri/ safety.

2. Gaji yang diterima oleh pekerja cleaning service di Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh sudah sesuai dengan perjanjian

kontrak kerja dengan pengelolanya CV. Kontruksi Usaha Maju. Akan tetapi

masih di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP). Kompensasi dan insentif

yang diterima oleh pekerja cleaning service masih belum berpihak pada

kesejahteraan pekerja. Ini disebabkan karena semakin tingginya kebutuhan,

tetapi tidak seimbang dengan kompensasi yang diterima Hambatan

kesejahteraan yang dialami oleh cleaning service disebabkan faktor pendidikan

yang rendah, serikat buruhnya yang tidak kuat dan pengelola tidak bersedia

memberikan kompensasi yang layak. Secara umum, pekerja cleaning service

di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh relatif

Page 58: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

56

belum merasakan kesejahteraan.

5.2 Saran

Setelah mengevaluasi hasil penelitian yang telah dilakukan, diungkapkan

saran-saran sebagai berikut:

1. Hasil akhir penelitian analisis kesejahteraan agar dapat lebih mendalam dan

detail lagi data-data dokumentasi perjanjian kontrak kerja, sistem perekrutan

tenaga kerja dan proses penunjukan penyedia jasa cleaning service (pihak ketiga)

sehingga memudahkan penelitian yang lebih baik lagi.

2. Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap kinerja cleaning service dan

pengelola sehingga didapatkan titik temu, sehingga pekerja dan pemberi kerja

sama-sama mendapatkan kepuasan kerja dan kesejahteraan. Hal ini bertujuan

agar ke depannya dapat menciptakan dan meningkatkan kondisi yang lebih

profesional.

Page 59: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adi Koesoemo, Suparto. 2003. Manajemen Rumah Sakit: Pustaka Sinar Harapan.

Jakarta

Anwar, Desy. 2001. Kamus Bahasa Indonesia Lengkap: Karya Abditarna. Surabaya

Effendi, Marihot Tua Hariandja. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia:

Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan

Produktivitas Pegawai. Grasindo. Jakarta

Hasibuan, H Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia: Bumi Aksara.

Jakarta

Hasibuan, H Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia: Cetakan Kelima.

Bumi Aksara. Jakarta

Hutauruk. 2010. Gambaran Kecemasan Pada Cleaning Service Fakultas Kedokteran

Kristen Maranatha Tahun 2009: Bandung

L, Rukiyah dan Syahrizal, Darda. 2013. UU Ketenagakerjaan dan Aplikasinya (UURI

No. 13 tentang Ketenagakerjaan): Dunia Cerdas. Jakarta Timur

Mariot, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia: Gramedia. Jakarta

Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode –Metode Baru: Terjemahan Tjetjep Rohendi. Rohisi.

Jakarta

Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif: Remaja Rosy Dakarya. Bandung

Noor. 2009. Metode Penelitian : Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Page 60: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

Pabundu, Tika Moh. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan:

Bumi Aksara. Jakarta

Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah

Prabu Mangkunegara, A.A Anwar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Rosda.

Bandung

Putra Adri, Ananda P. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesejehateraan

Karyawan di PTPN IV Kebun Air Batu: Fakultas Ekonomi Universitas

Sumatera Utara. Medan

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: PT.

Raja Grafindo. Jakarta

Sabarguna, Boy S. 2008. Aspek Bisnis dan Wirausaha di Rumah Sakit: Sagung Seto.

Jakarta

Suryo P.R. 2007. Analisis Dampak Imbalan dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur : Tesis S2 Magister Ilmu

Administrasi Negara, Universitas Samarinda

Sutrisno, Edi. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Kencana. Jakarta

Suyanto, Bagong dan Sutinah Edi. 2006. Metode Penelitian Sosial: Berbagai

Alternatif Pendekatan: Kencana. Jakarta

UU NO 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Yesica Sukirman, Ayu Mega,. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Kesejahteraan

Terhadap Kinerja Karyawan (Survey di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta):

Yogyakarta

Yoga dkk. 2007. Kesehatan dan Keselamatan Kerja: Universitas Indonesia. Jakarta

Page 61: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

ANALISIS MODEL TARIKAN KENDARAAN PADA SEKOLAH DI KOTA MEULABOH

(Studi Kasus Kawasan Sekolah di Jalan Manekroo)

Suatu Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh:

DATOK MAHHADI

NIM : 09C10203013

Bidang : Transportasi Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

2016

Page 62: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

1

BAB I

PENDAHULUAN

.

1.1 Latar Belakang

Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk

mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara

terukur. Beberapa di antaranya adalah model fisik, model peta, model statistik dan

matematik. Semua model merupakan penyederhanaan realita untuk mendapatkan

tujuan tertentu, yaitu penjelasan dan pengertian yang lebih mendalam serta untuk

kepentingan peramalan. Pergerakan yang terjadi antara dua tempat yaitu tempat di

mana barang/jasa dibutuhkan ke tempat dimana barang/jasa tersedia merupakan

jawaban dalam permasalah proses pemenuhan kebutuhan, dimana kebutuhan itu

tidak terpenuhi di tempat ia berada tetapi dapat terpenuhi di tempat lain. Semakin

meningkatnya pembangunan diberbagai sektor termasuk kemajuan teknologi

membawa pengaruh negatif lainnya bagi kehidupan manusia. Salah satu sektor

kemajuan yang sangat pesat adalah sarana transportasi yang dapat mempermudah

dan juga mempercepat manusia dalam menjalankan suatu kegiatan.

Terdapat bermacam-macam jenis pemenuhan kebutuhan seperti

perjalanan untuk pemenuhan kebutuhan pendidikan, pekerjaan, rekreasi, dan lain-

lain. Bentuk kegiatan tersebut akan menentukan jenis pola perjalanan yang terjadi

dalam suatu zona/wilayah. Di mana perjalanan individu pada suatu zona akan

berbeda dengan zona lainnya, yang akan dipengaruhi oleh karakteristik-

karakteristik individu pelaku pergerakan/perjalanan dalam zona kajian. Saat ini

pendidikan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi untuk menciptakan

kemakmuran dan kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat. Perjalanan untuk

pemenuhan kebutuhan pendidikan termasuk kedalam kategori pemenuhan

kebutuhan utama.

Demi mendukung proses pemenuhan kebutuhan tersebut, diperlukan

suatu sistem perencanaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Hal ini

Page 63: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

2

dikarenakan karakteristik perjalanan setiap pelajar yang berbeda-beda. Pemilihan

moda mempengaruhi perjalanan pelajar. Pelajar yang bertempat tinggal tidak jauh

dari sekolah cenderung memilih moda yang efisien atau praktis berjalan kaki

menuju sekolahnya, beda halnya dengan pelajar yang bertempat tinggal jauh dari

sekolah. Beberapa pelajar tersebut memilih moda tertentu untuk mengantar atau

menjemput mereka. Banyaknya moda pengantar dan penjemput pelajar tersebut

menimbulkan masalah baru, yaitu masalah kemacetan, khususnya pada jam

masuk dan jam pulang sekolah. Hal ini disebabkan sekolah pada umumnya tidak

memiliki tempat/jalur khusus untuk menurunkan dan menaikkan penumpang,

sehingga kendaraan pengantar dan penjemput pelajar mau tidak mau berhenti atau

parkir di badan jalan dan mengurangi kapasitas jalan.

Terdapat permasalahan pada sekolah yang ditinjau, di antaranya adalah

SDN 14, SDN 25, dan MTsN Model Meulaboh-1 yang terletak di Jalan

Manekroo, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Aksesibilitas dari

dan ke sekolah ini rata-rata menggunakan kendaraan pribadi. Permasalahan dari

ketiga sekolah ini adalah tidak adanya tempat pemberhentian kendaraan sementara

ataupun tidak adanya lahan parkir tetap dan luas yang dapat menampung

kendaraan antar dan jemput siswa, sehingga memaksa kendaraan tersebut parkir di

ruas jalan sekolah. Adapun lokasi penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran A

Gambar A. 1.1 dan Gambar A.1.2 Halaman 50 dan 51.

Berkaitan dengan hal tersebut, maka perbaikan perencanaan dan kontrol

arus lalu lintas sangat diperlukan. Berdasarkan kondisi yang ada, perlu dicari

model tarikan perjalanan (trip attraction model) pada kondisi sekarang yang

ditimbulkan oleh banyaknya moda pengantar dan penjemput di Jalan Manekroo

pada kawasan sekolah tersebut. Model tarikan perjalanan ini diharapkan dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam peramalan jumlah tarikan

perjalanan di masa mendatang serta untuk menentukan kebijakan dalam bidang

transportasi dan pengembangan tata kota. Hal pertama yang perlu dilakukan

adalah menganalisis volume pergerakan dari luar menuju ke dalam sekolah,

sehingga nantinya kita dapat menemukan perhitungan untuk mengantisipasi agar

kejadian serupa tidak terulang kembali.

Page 64: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Faktor apa saja yang mempengaruhi tarikan kendaraan siswa pada kawasan

sekolah di Jalan Manekroo?

2. Bagaimana model tarikan kendaraan siswa pada kawasan sekolah di Jalan

Manekroo?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi tarikan kendaraan

siswa pada kawasan sekolah di Jalan Manekroo.

2. Untuk mendapatkan model tarikan kendaraan siswa pada kawasan sekolah di

Jalan Manekroo.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini, yaitu:`

1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kawasan sekolah di Jalan Manekroo yang

meliputi SDN 14, SDN 25, dan MTsN Model Meulaboh.

2. Pengambilan data dilakukan dengan cara survei, yaitu dengan cara

menghitung jumlah perjalanan yang menuju/memasuki (pengantar dan

penjemput) sekolah tersebut.

3. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis linier sederhana

menggunakan alat bantu SPSS (Statistical Product and Service Solution)

versi 20.

Page 65: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

4

1.5 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian, dari semua variabel bebas X

(independent), jumlah siswa (X1), jumlah guru (X2), luas sekolah (X3), jumlah

kelas (X4), kapasitas kelas (X5), dan luas kelas (X6), hanya variabel jumlah siswa

(X1) yang memiliki memiliki tingkat hubungan yang signifikan terhadap variabel

terikat Y (dependent) volume lalu lintas/tarikan yaitu 0,996 lebih besar dari 0,995

tingkat signifikan yang ditentukan.

Adapun model yang digunakan dalam penelitian ini dan yang

mempengaruhi tarikannya adalah model dari variabel jumlah siswa (X1) yaitu Y

= 38,575 + 0,911 X1. Karena nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 136,527 lebih

besar dari nilai Ftabel yaitu 39,86 yang ditentukan berdasarkan nilai df untuk

regression dan residual yaitu 1 dan 1. Sedangkan Fhitung yang diperoleh untuk

model lainnya lebih kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86 yang ditentukan, maka model

untuk tersebut tidak layak.

Page 66: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

5

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Tinjauan kepustakaan pada bab ini memuat uraian mengenai aspek-

aspek yang terkait dengan penelitian dalam tugas akhir ini seperti penelitian

terdahulu, pemodelan transportasi, analisis statistik dan sebagainya.

2.1 Pemodelan

Model menurut Tamin (1997) dapat didefinisikan sebagai bentuk

penyederhanaan suatu realita atau dunia yang sebenarnya, termasuk di antaranya

adalah:

1. Model fisik, seperti model arsitek, model teknik sipil, wayang golek, dan

lainnya);

2. Peta dan diagram grafis;

3. Model statistika dan matematika (persamaan) yang menerangkan beberapa

aspek fisik, sosial-ekonomi dan model transportasi.

Tamin (1997) menambahkan, dalam perencanaan dan pemodelan

transportasi kita akan sangat sering mengunakan beberapa model utama, yaitu

model grafis dan model matematis. Model grafis adalah model yang

menggunakan gambar, warna dan bentuk sebagai media penyampaian informasi

mengenai keadaan yang sebenarnya (realita). Model grafis sangat diperlukan,

khususnya untuk transportasi, karena kita perlu mengilustrasikan terjadinya

pergerakan (arah dan besarnya) yang terjadi yang beroperasi secara spasial

(ruang). Model matematis menggunakan persamaan atau fungsi matematika

sebagai media dalam usaha mencerminkan realita.

Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan

pemodelan analisis transportasi, yaitu:

a. Struktur model, yaitu suatu model dapat saja memiliki struktur yang

sederhana yang berupa fungsi dari beberapa alternatif yang saling tidak

Page 67: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

6

berhubungan, atau struktur yang komplek sehingga perlunya dihitung peluang

dari suatu kejadian transportasi yang pernah terjadi. Dengan berkembangnya

model maka dapat dimungkinkan untuk menyusun model yang sangat umum

dengan banyak peubah atau variabel.

b. Bentuk fungsional, yaitu bentuk model yang dapat memecahkan masalah

dalam bentuk linier atau non-linier. Pemecahan masalah yang tidak linier

mencerminkan realita masalah yang lebih tepat namun membutuhkan banyak

sumber daya dan teknik untuk proses kalibrasi bagi model tersebut.

c. Spesifikasi variabel, yaitu menetapkan spesifikasi variabel yang dapat

digunakan dan bagaimana variabel tersebut berhubungan satu sama lain

dalam suatu model. Sehingga untuk menjelaskannya perlu proses tertentu

dalam menentukan variabel yang dominan, antara lain melalui proses

kalibrasi dan keabsahan.

2.2 Tata Guna Lahan

Menurut Rumanga (2014), tata guna lahan berkaitan erat dengan

kegiatan manusia. Guna lahan dibentuk oleh 3 (tiga) unsur yaitu manusia, dan

lokasi yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam lingkup kota, guna lahan

adalah pemanfaatan lahan untuk kegiatan. Secara umum jenis guna lahan kota ada

4 (empat), yaitu pemukiman, jaringan transportasi, kegiatan industri/komersil dan

fasilitas pelayanan umum. Untuk memenuhi kebutuhannya, manusia melakukan

perjalanan di antara tata guna lahan dengan menggunakan sistem jaringan

transportasi (misalnya berjalan kaki atau naik bus). Hal ini menimbulkan

pergerakan arus manusia, kendaraan dan barang. Kebutuhan perjalanan antar guna

lahan ini akan menentukan jumlah dan pola perjalanan penduduk kota. Hubungan

yang mendasar dalam aspek transportasi adalah keterkaitan antara guna lahan dan

transportasi. Hubungan ini memiliki sifat yang saling mempengaruhi. Pola

pergerakan, volume dan distribusi moda angkutan merupakan fungsi dari

distribusi guna lahan. Sebaliknya, pola guna lahan dipengaruhi oleh tingkat

aksesibilitas sistem transportasi. Sistem transportasi dipengaruhi oleh sistem

Page 68: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

7

kegiatan, pergerakan, dan jaringan. Adanya sistem kegiatan akan mengakibatkan

pembentukan sistem jaringan melalui perubahan tingkat pelayanan dan sistem

pergerakan. Munculnya sistem jaringan akan mempengaruhi sistem peningkatan

mobilitas dan aksesibilitas. Sistem pergerakan dalam mengakomodir kelancaran

lalu lintas akan mempengaruhi sistem kegiatan dan sistem jaringan. Sistem

transportasi dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1

Sumber

: Sistem Transportasi

: Tamin, 2000

2.3 Perencanaan Transportasi

Perencanaan transportasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang

tujuannya mengembangkan sistem transportasi yang memungkinkan manusia

barang bergerak dan berpindah tempat dengan aman dan murah. Tujuan

perencanaan transportasi adalah meramalkan dan mengelola evolusi titik

keseimbangan antara kebutuhan akan pergerakan dan dengan sistem prasarana

transportasi sejalan dengan waktu sehingga kesejahteraan sosial dapat

dimaksimumkan. Sedangkan perencanaan transportasi perkotaan adalah proses

yang mengarah pada pengambilan keputusan pada program dan kebijakan

transportasi. Tujuan proses perencanaan transportasi adalah menyediakan

informasi yang perlu untuk membuat keputusan kapan dan dimana peningkatan

sebaiknya dibuat dalam sistem transportasi, maka memajukan perjalanan dan

pengembangan pola tanah, tetap berada dalam tujuan masyarakat. Tujuan

transportasi perkotaan adalah mengembangkan dan mengevaluasi secara continue

Page 69: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

8

rencana transportasi yang memungkinkan pergerakan manusia dan barang

maksimum dan meningkatkan lingkungan perkotaan. Dua hal penting yang

mendasari dalam perencanaan transportasi yaitu memecahkan persoalan yang

sudah ada dan mencegah timbulnya persoalan lain yang dapat diperkirakan

sebelumnya, sehingga tujuan utama dari perencanaan transportasi dilakukan untuk

menyelesaikan persoalan tersebut dan mengantisipasi timbulnya permasalahan

baru yang sudah diperkirakan sebelumnya (Yuliani, 2004).

2.3.1 Pemodelan transportasi

Pemodelan transportasi adalah suatu model yang digunakan untuk

memberikan gambaran hubungan antara tata guna lahan dengan jaringan

transportasi melalui model persamaan matematis. Pemodelan transportasi dapat

dilakukan dengan pemodelan 4 (empat) tahap, dimana masing-masing model

merupakan masukan bagi model berikutnya. Umumnya pemodelan bertahap ini

melibatkan 4 tahap pemodelan sehingga disebut dengan four stage transport

modelling, yaitu sebagai berikut (Tamin, 2000):

a. Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)

Pembangkit perjalanan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan

jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan

jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan.

b. Sebaran Perjalanan (Trip Distribution)

Penyebaran pergerakan merupakan tahapan yang menggabungkan interaksi

antara tata guna lahan, jaringan transportasi dan arus lalu lintas.

c. Pemilihan Moda (Modal Choice/Modal Split)

Jika terdapat lebih dari satu moda, maka moda yang dipilih biasanya yang

mempunyai rute terpendek, tercepat, atau termurah, atau teraman, atau

kombinasi dari faktor-faktor tersebut. Selain itu, faktor lain yang

mempengaruhi adalah ketidaknyamanan dan keselamatan dan hal seperti ini

harus dipertimbangkan dalam pemilihan moda.

Page 70: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

9

d. Pemilihan Rute (Traffic Assignment)

Model ini bertujuan memprediksi pemilihan rute perjalanan yang akan

digunakan. Diasumsikan pemakai jalan mempunyai informasi yang cukup

(misalnya tentang kemacetan jalan), sehingga dapat menentukan rute yang

terbaik.

2.3.2 Hubungan tata guna lahan dengan transportasi

Yuliani (2004), menyatakan pembangunan suatu area lahan akan

menyebabkan timbulnya lalu lintas yang akan mempengaruhi prasarana

transportasi, sebaliknya adanya prasarana transportasi yang baik akan

mempengaruhi pola pemanfaatan lahan. Interaksi ketiga sub sistem tersebut akan

dipengaruhi oleh peraturan dan kebijakan perencanaan transportasi.

Satu tujuan utama perencanaan tata guna lahan dan sistem transportasi

adalah untuk memastikan bahwa ada keseimbangan yang efisien antara tata guna

lahan dan kemampuan transportasi. Secara umum hubungan antara tata guna

lahan dan transportasi dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Keterangan : Hubungan Pengaruh

Umpan Balik

Gambar 2.2

Sumber

: Hubungan Tata Guna Lahan dengan Transportasi

: Tamin, 2000

Page 71: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

10

2.3.3 Hubungan bangkitan tarikan perjalanan dengan transportasi

Bangkitan perjalanan merupakan tahapan permodelan transportasi yang

memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari zona asal atau tata guna

lahan dan jumlah pergerakanan yang tertarik ke suatu zona atau tata guna lahan.

Jadi, terdapat 2 (dua) pembangkit pergerakan, yaitu (Tamin, 2000):

1. Trip production, yaitu jumlah perjalanan yang dihasilkan suatu zona;

2. Trip attraction, yaitu jumlah pergerakan yang ditarik suatu zona.

Tarikan perjalanan adalah jumlah pergerakan/perjalanan yang menuju

ke lokasi tertentu. Tahapan ini biasanya menggunakan data berbasis zona untuk

memodelkan besarnya pergerakan yang terjadi (baik bangkitan maupun tarikan),

misalnya tata guna lahan, pemilik kendaraan, populasi, jumlah pekerja, kepadatan

penduduk, pendapatan, dan juga moda transportasi. Tarikan pergerakan digunakan

untuk suatu pergerakan yang berbasis rumah yang mempunyai tempat asal dan

atau tujuan bukan rumah atau pergerakan yang tertarik oleh pergerakan yang

berbasis bukan rumah. Faktor yang mempengaruhi dalam pemodelan bangkitan

pergerakan adalah (Yuliani, 2004):

a. Bangkitan pergerakan untuk manusia

- Pendapatan;

- Pemilik kendaraan;

- Struktur rumah tangga;

- Ukuran rumah tangga;

- Nilai lahan;

- Kepadatan daerah pemukiman;

- Aksesibilitas.

b. Tarikan pergerakan untuk manusia

Faktor yang paling sering digunakan adalah luas lantai untuk kegiatan

industri, komersial, perkantoran, pertokoan, dan pelayanan yang lainnya.

Faktor lain yang dapat digunakan adalah lapangan kerja. Akhir-akhir ini

beberapa kajian mulai berusaha memasukkan ukuran aksesibilitas.

Page 72: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

11

Tujuan akhir perencanaan tahapan bangkitan tarikan pergerakan adalah

menaksir setepat mungkin bangkitan dan tarikan pergerakan pada masa sekarang,

yang akan digunakan untuk meramalkan pergerakan pada masa mendatang.

Bangkitan dan tarikan perjalanan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3

Sumber

: Bangkitan dan Tarikan Perjalanan

: Tamin, 2000

2.4 Sampel

Sampel atau contoh adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diteliti. Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu sekolah yang

terletak pada Jalan Manekroo di Kota Meulaboh, yang berjumlah 3 (tiga) sekolah.

Sampel yang baik, yang kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi adalah

sampel yang bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik

populasi.

Dalam banyak buku yang mencantumkan rumus untuk menentukan

ukuran sampel yang dibuat Slovin, khususnya dalam buku-buku metode

penelitian. Rumus pembuatan sampel yaitu:

1N.d

Nn

2 ....................................................................................... (2.1)

Dimana:

n = Ukuran sampel

Page 73: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

12

N = Ukuran populasi

d = Galat pendugaan

2.5 Analisis Statistik

Dari data yang diperoleh melalui kuesioner, model formulasi tarikan

kendaraan pengantar dan penjemput pelajar menggunakan formula regression

dengan menggunakan bantuan software SPSS 20. Adapun data yang digunakan

adalah variabel terikat Y (dependent) dan variabel bebas X (independent). Dari

masing-masing kelompok dilakukan analisis statistik dalam bentuk regresi

hubungan dan beberapa pengujian statistik dari masing-masing variabel terikat

(dependent) dengan beberapa variabel bebas (independent) yang telah ditentukan.

2.5.1 Analisis koefisien korelasi

Teori korelasi dilakukan untuk menentukan apakah variabel

mempunyai tingkat korelasi atau hubungan dengan variabel lainya dapat

digunakan. Apabila X dan Y adalah suatu variabel yang diamati, maka semua titik

dalam diagram pencar tampak berbentuk sebuah garis. Korelasi antara variabel

tersebut dapat dinyatakan dengan suatu koefisien korelasi (r). Dimana nilai (r)

antara (-1) sampai (+1). Tanda (+) untuk korelasi positif dan tanda (-) dipakai

untuk korelasi negatif. Besarnya koefisien korelasi (r) dapat dihitung dengan

rumus (Riduwan & Sunarto, 2007):

)3.2......(........................................

)()(

))((

2222 YYNXXN

XXYNr

Jika :

r 1 ada hubungan erat (+), grafik cenderung ke atas

r -1 ada hubungan erat (-), grafik cenderung ke bawah

r -1 tidak ada hubungan erat, grafik datanya menyebar

Page 74: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

13

Tujuan dari analisis korelasi adalah untuk melihat hubungan bivariat

antara variabel independent dengan variabel dependent, koefisien korelasi untuk

setiap variabel berbeda-beda dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Interval Koefisien Kolerasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0.00 – 0.199 Sangat Rendah

0.20 – 0.399 Rendah

0.40 – 0.599 Sedang

0.60 – 0.799 Kuat

0.80 – 1.000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono, 2007

2.5.2 Regresi linier sederhana

Sarwono (2013) dalam bukunya menyatakan, regresi linier mempunyai

persamaan yang disebut sebagai persamaan regresi. Persamaan regresi

mengekspresikan hubungan linier antara variabel tergantung/variabel

kriteria/variabel terikat yang diberi simbol Y dengan salah satu atau lebih variabel

bebas/prediktor yang diberi simbol X jika hanya ada satu prediktor dan X1, X2

sampai dengan Xk, jika terdapat lebih dari satu prediktor.

Bentuk umum dari persamaan regresi linier sederhana untuk

menggambarkan tarikan pergerakan pada penelitian ini adalah:

Y = a + β1X1 ........................................................................................ (2.4)

Sedangkan umum dari persamaan regresi linier berganda untuk adalah:

Y = a+ β1X1 + β2X2 + …+ βkXk ........................................................ (2.5)

Dimana :

Y = variabel tidak bebas (dependent)

a = konstanta (intercept)

b1,b2,…,bn = koefisien variabel bebas (independent)

X1,X2,…,Xn = variabel bebas (independent)

Page 75: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

14

2.5.3 Analisis koefisien determinasi (R2)

Menganalisis bentuk regresi yang dihasilkan baik atau tidak dapat

dinyatakan dengan koefisien determinan atau (coefisien of determinan) yang

dinyatakan dengan notasi R2. Menurut Riduwan & Sunarto (2007), koefisien

determinasi merupakan nilai persentase yang menyatakan seberapa besar

kontribusi suatu variabel mempengaruhi variansi (kenaikan atau penurunan)

variabel lainnya.

KD = r2 x 100% )6.2........(......................................................................

Dimana:

KD = Koefisien determinansi yang digunakan untuk mengatur besarnya

kontribusi variabel x terhadap variabel y

r = Koefisien korelasi

Analisis koefisien determinasi menjelaskan besarnya nilai pengaruh

variabel-variabel bebas (independent) terhadap variabel terikatnya (dependent).

Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat.

2.5.4 Uji signifikasi korelasi (t)

Uji (t) dalam regresi linier berganda dimaksudkan untuk menguji

apakah parameter (koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk

mengestimasi persamaan/model regresi linier berganda sudah merupakan

parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut

mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel

terikatnya. Uji t yang dimaksud adalah uji koefisien regresi. Formula untuk uji T

adalah (Riduwan & Sunarto, 2007):

t = 2r1

2nr )7.2....(................................................................................

Page 76: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

15

Keterangan:

t = Uji signifikasi korelasi

r = Koefisien korelasi yang dihitung

n = Jumlah responden yang diuji coba

2.5.5 Uji kelayakan model (F)

Uji kelayakan model atau yang lebih populer disebut sebagai uji F (uji

simultan model) merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang

diestimasi layak atau tidak. Layak (andal) disini maksudnya adalah model yang

diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat. Untuk menguji kelayakan koefisien regresi variabel X

terhadap variabel Y secara keseluruhan, digunakan uji-F dengan rumus (Riduwan

& Sunarto, 2007):

F = 2

2

R-1k

1knR )8.2.....(......................................................................

Keterangan:

F = Nilai F hitung R = Koefisien determinan

n = Jumlah data k = Jumlah variabel

2.6 Penelitian Terdahulu

Handri (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Pemodelan

Tarikan Pada Kawasan Pendidikan di Jalan Ir. H. Juanda Kota Samarinda” (Studi

Kasus SMAN 3, SMAN 5, SMPN 4, SMPN 5 Samarinda). Tujuan penelitian ini

untuk mendapatkan model tarikan perjalanan pada kawasan Jalan Ir. H. Juanda,

yang nantinya diharapkan dapat digunakan untuk memperkirakan banyaknya

tarikan yang menuju kawasan tersebut dimasa mendatang, sehingga dapat

digunakan untuk mengantisipasi permasalahan yang timbul akibat tarikan

perjalanan itu. Hasil dari analisis didapatkan model untuk perjalanan total dengan

bentuk pemodelan Y = 1,979 - 0,128X1 + 0,242X2 untuk tarikan perjalanan

Page 77: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

16

dengan menggunakan sepeda dengan bentuk pemodelan Y = 1,5 + 1X1 - 0,5X2 +

3,477E-016X3. Untuk tarikan perjalanan dengan sepeda motor juga dapat

merepresentasikan realita yang ada dengan bentuk pemodelan Y = 1,927 -

0,167X1 - 0,081X2 + 0,350X3. Untuk tarikan perjalanan dengan mobil juga dapat

merepresentasikan realita yang ada dengan bentuk pemodelan Y = 2,463 -

1,573X1 + 0,709X2 + 0,727X3. Tarikan perjalanan dengan angkutan kota juga

dapat merepresentasikan realita yang ada dengan bentuk pemodelan Y = 2,655 -

0,129X1 - 0,91X2 + 0,254X3. Untuk tarikan perjalanan dengan pejalan kaki juga

dapat merepresentasikan realita yang ada dengan bentuk pemodelan Y = 1,799 +

1,102X1 + (-0,922)X2 + 0,414X3.

Rumanga (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Model

Bangkitan Tarikan Kendaraan Pada Sekolah Swasta di Zona Pinggiran Kota di

Kota Makassar”. Maksud dari penelitian ini adalah mengadakan studi peninjauan

terhadap pengaruh kendaraan sekolah swasta di kecamatan pinggiran Kota

Makassar. Pengumpulan data untuk keperluan analisa diperoleh dengan cara

survei volume lalu lintas pada jam masuk dan jam pulang sekolah. Berdasarkan

karakteristik kegiatan sekolah swasta di Kota Makassar dimana aktivitas sekolah

dilaksanakan selama enam hari, dimulai pada hari senin sampai dengan sabtu.

Pengambilan data penelitian dilakukan secara survei dan wawancara. Dari hasil

analisis diperoleh bangkitan tarikan kendaraan sekolah swasta pada kecamatan

zona pinggiran kota di Kota Makassar (Y) dipengaruhi luas sekolah (X3), luas

kelas (X6), dan perbandingan jumlah guru dengan jumlah kelas (X13). Model

terbaik untuk meramalkan tarikan pergerakan moda pengantar siswa pada sekolah

Swasta di kota Makassar adalah Y = -71,7699 + (0,00063) X3 + (1,50945) X6 + (-

0,8167) X13 dengan nilai R2 (R Square) sebesar 0,978. Tarikan pergerakan moda

pengantar siswa pada sekolah Swasta di Kota Makassar (Y) dipengaruhi oleh luas

sekolah (X3), luas kelas (X6), dan perbandingan jumlah guru dengan jumlah kelas

(X13). Model terbaik untuk meramalkan bangkitan pergerakan moda penjemput

sekolah Swasta di kota Makassar Y= -25,993 + (0,00019) X3 + (0,76698) X6 + (-

1,4369) X13 dengan nilai R2 (R Square) sebesar 0,789.

Page 78: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

17

Yuliani (2004), dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Model

Tarikan Perjalanan Pada Kawasan Pendidikan di Cengklik Surakarta”. Tujuan

penelitian ini untuk mendapatkan model tarikan perjalanan pada kawasan

Cengklik Surakarta, yang nantinya diharapkan dapat digunakan untuk

memperkirakan banyaknya tarikan yang menuju kawasan tersebut di masa

mendatang, sehingga dapat digunakan untuk mengantisipasi permasalahan yang

timbul akibat tarikan perjalanan itu. Hasil dari analisis model menunjukkan bahwa

model tarikan perjalanan yang paling dapat merepresentasikan realita yang ada

adalah bentuk model untuk perjalanan total dengan bentuk pemodelan Y = 3,926

+ 0,971X1 + 2,678E-3X4 yang mempunyai nilai R2 sebesar 0,996. Hal ini berarti

bahwa 99,6% jumlah tarikan perjalanan total dapat dijelaskan oleh variabel X1 =

jumlah siswa dan X4 = luas bangunan, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-

variabel yang lain, bentuk model untuk tarikan perjalanan dengan menggunakan

sepeda motor dengan bentuk pemodelan Y = -4,594 + 0,347X1 + 3,756-3X3 +

0,273X5 – 0,921X8 yang mempunyai nilai R2 sebesar 0,995. Hal ini berarti bahwa

99,5% jumlah tarikan perjalanan dengan sepeda motor dapat dijelaskan oleh

variabel X1 = jumlah penghuni, X3 = luas bangunan, X5 = jumlah pemilik sepeda

motor, dan X8 = jumlah responden yang memilih alasan biaya lebih murah dalam

alasan pemilihan moda, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel yang

lain.

Selain bentuk model di atas bentuk model untuk tarikan perjalanan

dengan bus juga dapat merepresentasikan realita yang ada dengan bentuk

pemodelan Y = 7,351 – 1,23E-3X2 – 0,726X4 – 1,770X6 yang mempunyai nilai R2

sebesar 0,978. hal ini berarti bahwa 97,8% jumlah tarikan perjalanan dengan bus

dapat dijelaskan oleh variabel X3 = luas lahan, X4 = jumlah pemilik sepeda, X6 =

jumlah pemilik mobil, jumlah responden tidak punya kendaraan, sedangkan

sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain.Adapun perbandingan

beberapa jenis penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dapat diihat pada Tabel

2. 2.

Page 79: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

18

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

NO Peneliti Judul Metode Alat

Bantu Hasil

1 Handri/ 2014

Analisis Pemodelan Tarikan Pada Kawasan Pendidikan di Jalan Ir. H. Juanda Kota Samarinda (Studi Kasus SMAN 3 , SMAN 5 , SMPN 4, SMPN 5

Samarinda)

Analisis Regresi Linier Berganda, Uji R2, Uji t, Uji F, Uji Kolinieritas

SPSS Versi 20

Berupa beberapa model tarikan, yaitu perjalanan total, sepeda motor, mobil, angkutan kota,

dan pejalan kaki

2 Rumanga/2014

Analisis Model Bangkitan Tarikan Kendaraan Pada Sekolah Swasta di Zona Pinggiran Kota di Kota Makassar

Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Korelasi, Uji R2, Uji Asumsi (Multikorelasitas dan Normalitas)

SPSS Versi 16.0

Berupa model tarikan moda pengantar dan moda penjemput

3 Yuliani/ 2004

Analisis Model Bangkitan Tarikan Kendaraan Pada Sekolah Swasta di Zona Pinggiran Kota di Kota Makassar

Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Korelasi, Uji R2, Uji t, Uji F, Uji Kolinieritas

SPSS Versi 10

Berupa beberapa model tarikan, yaitu sepeda, sepeda motor, mobil, bus, dan pejalan kaki

4 Penelitian ini/2016

Analisis Model Tarikan Kendaraan Pada Sekolah di Kota Meulaboh (Kawasan Sekolah di Jalan Manekroo)

Analisis Regresi Linier Sederhana, Koefisien Korelasi, Analisis Koefisien

Determinan (R2), Uji t, Uji F

SPSS Versi 20

Berupa model tarikan moda pengantar dan moda penjemput

Page 80: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang digunakan adalah observasi/survei ataupun

wawancara langsung yang Penulis lakukan di lokasi penelitian, mengambil data-

data yang diperlukan, melakukan studi kepustakaan dan pengolahan data,

menganalisis data yang diperoleh. Untuk lebih jelasnya, bagan alir penelitian ini

dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A. 3. 1 Halaman 42.

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Survei

Perlunya menghindari penelitian yang terlalu luas agar dapat

memberikan arah yang lebih baik maka diperlukan pembatasan-pembatasan.

Adapun lokasi yang menjadi wilayah tinjauan dalam penelitian ini adalah

kawasan sekolah, di antaranya adalah SDN 14, SDN 25, dan MTsN Model

Meulaboh-1 yang terletak di Kota Meulaboh, tepatnya yang berada di Jalan

Manekroo, Kecamatan Ujong Baroh, Kabupaten Aceh Barat. Pengambilan data

dilakukan selama 3 (tiga) hari dalam 1 (satu) minggu untuk mewakili kegiatan

populasi yang berada di sekolah selama 1 (satu) semester. Berdasarkan

karakteristik kegiatan sekolah yang ada di Kota Meulaboh dimana aktivitas

sekolah dilaksanakan selama 6 (enam) hari, dimulai pada hari senin sampai

dengan pada hari sabtu.

3.2 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan secara survei dan wawancara,

data tersebut dapat dibedakan menjadi 2 (dua) berdasarkan sumber data, yaitu

sebagai berikut.

Page 81: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

20

a. Data Primer

Pengambilan data melalui survei volume lalu lintas di tiap sekolah yang

ditinjau. Survei volume lalu lintas dilakukan selama 3 (tiga) hari dengan

menghitung jumlah kendaraan pengantar dan penjemput siswa pada jam

masuk dan jam pulang.

b. Data sekunder

Data Sekunder merupakan data yang dihasilkan dari survei pendahuluan, data

didapatkan dari pihak tata usaha tiap sekolah yang ditinjau. Data sekunder ini

berupa jumlah siswa dan guru di setiap sekolah yang ditinjau, luas kelas,

jumlah kelas tiap sekolah serta tata guna lahan wilayah studi.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang berpengaruh dalam perancangan model

pergerakan ke sekolah adalah sebagai berikut:

1. Jumlah lalu lintas (Y) yang merupakan variabel terikat (dependent), yaitu

merupakan akumulasi kendaraan pengantar dan penjemput siswa di setiap

sekolah yang ditinjau;

2. Jumlah siswa (X1) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu

jumlah seluruh siswa pada setiap sekolah yang ditinjau;

3. Jumlah guru (X2) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu, yaitu

jumlah guru beserta staf pada setiap sekolah yang ditinjau;

4. Luas sekolah (X3) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu luas

tanah sekolah secara keseluruhan untuk setiap sekolah yang ditinjau;

5. Jumlah kelas (X4) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu

banyak kelas yang terdapat pada masing-masing sekolah;

6. Kapasitas kelas (X5) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu

jumlah siswa yang dapat ditampung dalam satu kelas di setiap sekolah;

7. Luas kelas (X6) yang merupakan variabel bebas (independent), yaitu luas

rata-rata dari kelas pada masing-masing sekolah yang ditinjau.

Page 82: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

21

3.4 Tabulasi Data

Dari data primer dan data sekunder yang diperoleh, data tersebut

kemudian dapat ditabulasikan sebagai berikut:

a. Variabel terikat yaitu moda tarikan (Y) merupakan jumlah moda pengantar

dan jumlah moda penjemput.

b. Variabel bebas terdiri atas jumlah siswa (X1), jumlah guru (X2), luas sekolah

(X3), jumlah kelas (X4), kapasitas kelas (X5), dan luas kelas (X6).

Tabel 3.1 Variabel Model Tarikan Pergerakan

Simbol Variabel Variabel Tarikan Moda Transportasi

Y Jumlah moda tarikan (smp/jam)

X1 Jumlah siswa (orang)

X2 Jumlah guru (orang)

X3 Luas sekolah (m2)

X4 Jumlah kelas (kelas)

X5 Kapasitas kelas (orang/kelas)

X6 Luas kelas (m2)

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam studi ini adalah cara

analisis statistik regresi linier berganda dengan menggunakan alat bantu SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 20. Dalam menganalisis data,

beberapa tahapan uji statistik harus dilakukan agar model tarikan pergerakan

kendaraan pengantar dan pejemput yang dihasilkan dapat sesuai dengan

sebagaimana mestinya. Adapun tahapan tahapan dalam menganalis data adalah

sebagai berikut:

Page 83: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

22

1. Menghitung data primer

Menghitung volume lalu lintas kendaraan yang merupakan variabel terikat

(dependent), yaitu moda pengantar dan penjemput siswa yang dilakukan pada

masing-masing sekolah yang ditinjau.

2. Mengitung data sekunder

Merekap semua data sekolah yang merupakan variabel bebas (independent),

seperti jumlah siswa, guru, luas sekolah, jumlah kelas, kapasitas kelas, luas

kelas untuk setiap sekolah yang ditinjau.

3. Melakukan analisis statistik

Analisis statistik pada penelitian ini dihitung menggunakan alat bantu SPPS,

namun jika dihitung secara manual maka dapat digunakan beberapa rumus

yang telah diuraikan ada Bab II, adapun urutan perhitungannya yaitu sebagai

berikut:

a. Analisis koefisien korelasi menggunakan rumus persamaan 2.3;

b. Analisis regresi linier berganda menggunakan rumus persamaan 2.4;

c. Analisis koefisien determinasi (R2) menggunakan rumus persamaan 2.6;

d. Uji signifikasi korelasi (t) menggunakan rumus pada persamaan 2.7;

e. Uji kelayakan model (F) menggunakan rumus pada persamaan 28.

4. Menentukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tarikan kendaraan

pada sekolah dan menentukan model tarikannya berdasarkan hasil dari

pengujian statistik yang telah dilakukan.

Page 84: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

23

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini diuraikan tentang hasil dan pembahasan dari studi

mengenai analisis model tarikan kendaraaan pada sekolah. Perhitungan yang

dilakukan pada penelitian ini berdasarkan pada beberapa literatur, dengan cara

pengolahan data yang meliputi data-data yang diberikan oleh sekolah, survei dan

keseluruhan perhitungan Penulis sesuai dengan permasalahan dan tujuan

penelitian, tinjuan kepustakaan serta metode yang digunakan yang telah dijelaskan

pada bab-bab sebelumnya.

4.1 Hasil

Berdasarkan data survei yang telah dilakukan selama 3 (tiga) hari di

kawasan sekolah tepatnya di Jalan Manekroo Kota Meulaboh Kabupaten Aceh

Barat, dengan jumlah yang ditinjau yaitu sebanyak 3 sampel, dengan menghitung

volume lalu lintas (pengantar dan penjemput siswa) pada jam masuk dan pulang

sekolah.

4.1.1 Variabel terikat Y (dependent)

Adapun volume lalu lintas kendaraan pada masing-masing sekolah

tersebut dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Volume Lalu Lintas (1/2)

NAMA SEKOLAH

Senin (25/07/2016)

JUMLAH KENDARAAN

PENGANTAR (Y)

(SMP/JAM)

PENJEMPUT (Y)

(SMP/JAM)

MTsN MODEL 325 289 614

SD NEGERI 14 267 257 524

SD NEGERI 25 127 119 245

JUMLAH 719 665 1384

Page 85: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

24

Tabel 4.1 Rekapitulasi Jumlah Volume Lalu Lintas (2/2)

NAMA SEKOLAH

Rabu (27/07/2016)

JUMLAH KENDARAAN

PENGANTAR (Y)

(SMP/JAM)

PENJEMPUT (Y)

(SMP/JAM)

MTsN MODEL 325 280 605

SD NEGERI 14 264 249 513

SD NEGERI 25 119 116 235

JUMLAH 708 645 1353

NAMA SEKOLAH

Jumat (29/07/2016)

JUMLAH KENDARAAN

PENGANTAR (Y)

(SMP/JAM)

PENJEMPUT (Y)

(SMP/JAM)

MTsN MODEL 319 273 592

SD NEGERI 14 263 252 514

SD NEGERI 25 124 120 244

JUMLAH 706 644 1349

Berdasarkan hasil survei menunjukkan tarikan moda pengantar dan

penjemput terbesar masing-masing adalah 325 smp dan 289 smp pada sekolah

MTsN Model sedangkan yang terkecil yaitu 119 smp dan 116 smp pada sekolah

SD Negeri 25. Maka dapat diketahui, jumlah volume lalu lintas terbesar yaitu

pada sekolah MTsN Model sebanyak 614 smp, dan yang terkecil yaitu pada

sekolah SD Negeri 25 sebanyak 235 smp. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Lampiran B Tabel B.4.1 halaman 68.

Volume lalu lintas puncak yaitu pada hari senin sesuai dengan tabel di

atas dapat digambarkan dalam gafik pada gambar 4.1.

Page 86: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

25

Gambar 4.1 : Garfik Volume Lalu Lintas Puncak (Hari Senin)

Berdasarkan tabel dan gambar di atas, maka dapat diketahui volume

lalu lintas terbesar pada kawasan sekolah di Jalan Manekroo yaitu ada pada hari

Senin. Maka data volume maksimum yang selanjutnya akan diolah ke dalam

bentuk persamaan.

4.1.2 Variabel bebas X (independent)

Data karakteristik sekolah yang terletak di Jalan Manekroo di Kota

Meulaboh yang diperoleh dengan cara wawancara ataupun survei langsung dari

masing-masing pihak sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat diketahui

populasi pelajar terbanyak terdapat pada sekolah MTsN Model yaitu sebanyak

645 pelajar. Sedangkan populasi pelajar terkecil adalah pada sekolah SD Negeri

25 yaitu sebanyak 243 pelajar. Data karakteristik sekolah tersebut akan diolah

sebagai variabel bebas seperti yang ditampilkan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Variabel Bebas

Nama Sekolah X1 X2 X3 X4 X5 X6

MTsN Model 645 43 3758 18 34 63

SD Negeri 14 513 27 1000 12 35 49

SD Negeri 25 243 15 500 6 30 49

Page 87: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

26

4.2 Pengujian statistik

Dari data survei ataupun wawanara yang telah dilakukan, model

formulasi tarikan menggunakan formula regression dengan menggunakan

bantuan software SPSS 20. Adapun data yang digunakan adalah variabel terikat Y

(dependent) dan variabel bebas X (independent). Dari masing-masing kelompok

dilakukan analisis statistik sederhana dalam bentuk regresi hubungan dari masing-

masing variabel terikat (dependent) yaitu perjalanan dengan variabel bebas

(independent) yang meliputi jumlah siswa, jumlah guru, luas sekolah, jumlah

kelas, kapasitas kelas, dan luas kelas.

4.1.1 Analisis koefisien korelasi

Koefisien korelasi pada analisis statistik variabel penelitian ini, variabel

terikatnya (dependent) adalah volum lalu lintas/jumlah moda tarikan, sedangkan

jumlah siswa, jumlah guru, luas sekolah, jumlah kelas, kapasitas kelas dan luas

kelas merupakan variabel bebas (independent). Koefisien korelasi variabel X dan

Y menunjukkan interpretasi yang kuat/signifikan apabila lebih besar dari 0,995

(nilai r product moment untuk sampel 3 dan derajat kesalahan (alpha) yang

ditentukan 10%), dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B.4.2 halaman 60.

1. Variabel jumlah siswa (X1)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu jumlah

siswa (X1) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Koefisien Kolerasi (X1) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Jumlah Siswa

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .996

Jumlah Siswa .996 1.000

Sig. (1-tailed) Tarikan

.027

Jumlah Siswa .027

N Tarikan 3 3

Jumlah Siswa 3 3

Page 88: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

27

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Jumlah siswa (X1) mempunyai hubungan

yang sangat kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai

koefisien sebesar 0,996 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat

dengan hubungan sangat kuat sebesar 99,6%. Koefisien korelasi 0,996 lebih besar

dari 0,995 menunjukkan hubungan positif yang signifikan.

2. Variabel jumlah guru (X2)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu jumlah guru

(X2) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Koefisien Kolerasi (X2) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Jumlah Guru

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .935

Jumlah Guru .935 1.000

Sig. (1-tailed)

Tarikan

.116

Jumlah Guru .116

N

Tarikan 3 3

Jumlah Guru 3 3

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Jumlah guru (X2) mempunyai hubungan

yang sangat kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai

koefisien sebesar 0,935 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat

dengan hubungan sangat kuat sebesar 93,5%. Koefisien korelasi 0,935 lebih kecil

dari 0,995 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.

3. Variabel luas sekolah (X3)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu luas sekolah

(X3) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.5.

Page 89: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

28

Tabel 4.5 Koefisien Kolerasi (X3) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Luas Sekolah

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .789

Luas Sekolah .789 1.000

Sig. (1-tailed)

Tarikan

.211

Luas Sekolah .211

N

Tarikan 3 3

Luas Sekolah 3 3

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Luas sekolah (X3) mempunyai hubungan

yang kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0,789 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan

hubungan sangat kuat sebesar 78,9%. Koefisien korelasi 0,789 lebih kecil dari

0,995 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.

4. Variabel jumlah kelas (X4)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu jumlah kelas

(X4) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Koefisien Kolerasi (X4) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Jumlah Kelas

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .961

Jumlah Kelas .961 1.000

Sig. (1-tailed)

Tarikan

.089

Jumlah Kelas .089

N

Tarikan 3 3

Jumlah Kelas 3 3

Page 90: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

29

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Jumlah kelas (X4) mempunyai hubungan

yang sangat kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai

koefisien sebesar 0,961 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat

dengan hubungan sangat kuat sebesar 96,1%. Koefisien korelasi 0,961 lebih kecil

dari 0,995 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.

5. Variabel kapasitas kelas (X5)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu kapasitas

kelas (X5) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7 Koefisien Kolerasi (X5) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Kapasitas Kelas

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .908

Kapasitas Kelas .908 1.000

Sig. (1-tailed)

Tarikan

.138

Kapasitas Kelas .138

N

Tarikan 3 3

Kapasitas Kelas 3 3

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Kapasitas kelas (X5) mempunyai hubungan

yang sangat kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai

koefisien sebesar 0,908 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat

dengan hubungan sangat kuat sebesar 90,8%. Koefisien korelasi 0,908 lebih kecil

dari 0,995 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan.

6. Variabel luas kelas (X6)

Hasil perhitungan korelasi antara variabel dependent yaitu luas kelas

(X6) dengan variabel independent yaitu tarikan dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 91: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

30

Tabel 4.8 Koefisien Kolerasi (X6) Menggunakan Software SPSS

Tarikan Luas Kelas

Pearson Correlation

Tarikan 1.000 .919

Luas Kelas .919 1.000

Sig. (1-tailed)

Tarikan

.129

Luas Kelas .129

N

Tarikan 3 3

Luas Kelas 3 3

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil perhitungan koefisien korelasi pada

kolom Pearson Correlation yang merupakan besarnya nilai persentase hubungan

antara variabel Y dengan variabel X. Luas kelas (X5) mempunyai hubungan yang

sangat kuat dengan jumlah tarikan/volume lalu lintas (Y) dengan nilai koefisien

sebesar 0,919 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan

hubungan sangat kuat sebesar 91,9%. Koefisien korelasi 0,919 lebih kecil dari

0,995 menunjukkan hubungan yang tidak signifikan. Koefisien korelasi variabel

X dan Y menunjukkan interpretasi yang kuat/signifikan apabila lebih besar dari

0,995 (nilai r product moment untuk sampel 3 dan derajat kesalahan (alpha) yang

ditentukan 10%). Adapun rekapitulasi hasil dari tingkat korelasi/hubungan antara

variabel independent (X) dengan variabel dependent (Y) yang diperoleh

dirangkum dalam tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9 Rekapitulasi Tingkat Hubungan Y dengan Xn

Y dengan Xn Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan

Y dengan X1 0,996 > 0,995 Signifikan

Y dengan X2 0,935 < 0,995 Tidak Signifikan

Y dengan X3 0,789 < 0,995 Tidak Signifikan

Y dengan X4 0,961 < 0,995 Tidak Signifikan

Y dengan X5 0,908 < 0,995 Tidak Signifikan

Y dengan X6 0,919 < 0,995 Tidak Signifikan

Page 92: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

31

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa korelasi terbesar

yaitu 0,996 atau 99,6% yaitu antara variabel Y dengan X1 dengan tigkat

hubungan signifikan. Sedangkan korelasi terkecil yaitu 0,789 atau 78,9% yaitu

antara variabel Y dengan X3 dengan tigkat hubungan tidak signifikan.

4.1.2 Regresi linier sederhana

Analisis regresi linier sederhana ini digunakan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hubungan dari variabel independent terhadap variabel dependent.

Dalam hal analisis tarikan kendaraan pada sekolah, analisis regresi linier

dilakukan terhadap nilai variabel. Model regresi linier sederhana ini dibuat untuk

semua variabel bebas.

1. Variabel jumlah siswa (X1)

Berikut ini tabel 4. 10 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X1.

Tabel 4.10 Regresi Linier Sederhana (X1) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 38.575 38.676

.997 .501

Jumlah Siswa .911 .078 .996 11.684 .054

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini:

Y = 38,575 + 0,911 X1

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X1 = Jumlah siswa

2. Variabel jumlah guru (X2)

Berikut ini tabel 4. 11 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X2.

Page 93: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

32

Tabel 4.11 Regresi Linier Sederhana (X2) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 110.791 144.879

.765 .584

Jumlah Guru 12.466 4.740 .935 2.630 .231

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini:

Y = 110,791 + 12.466 X2

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X2 = Jumlah guru

3. Variabel luas sekolah (X3)

Berikut ini tabel 4. 11 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X3.

Tabel 4.12 Regresi Linier Sederhana (X3) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 316.347 148.514

2.130 .279

Luas Sekolah .084 .066 .789 1.284 .421

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini:

Y = 316,347 + 0,084 X3

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X3 = Luas sekolah

Page 94: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

33

4. Variabel jumlah kelas (X4)

Berikut ini tabel 4. 12 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X4.

Tabel 4.13 Regresi Linier Sederhana (X4) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 104.000 112.250

.927 .524

Jumlah Kelas 30.000 8.660 .961 3.464 .179

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini.

Y = 104 + 30 X4

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X4 = Jumlah kelas

5. Variabel kapasitas kelas (X5)

Berikut ini tabel 4. 13 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X5.

Tabel 4.14 Regresi Linier Sederhana (X5) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1657.429 981.943

-1.688 .340

Kapasitas Kelas

64.286 29.692 .908 2.165 .275

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini:

Y = -1657,429 + 64,286 X5

Page 95: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

34

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X5 = Kapasitas kelas

6. Variabel luas kelas (X6)

Berikut ini tabel 4. 14 merupakan hasil dari uji regresi linier sederhana

dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X6.

Tabel 4.15 Regresi Linier Sederhana (X6) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -288.457 328.966

-.877 .542

Luas Kelas 14.851 6.382 .919 2.327 .258

Berdasarkan tabel di atas dapat disusun suatu model persamaan regresi

linier sederhana, adapun persamaannya dapat dilihat di bawah ini:

Y = -288,457 + 14,851 X6

Dimana:

Y = Volume lalu lintas/jumlah tarikan

X6 = Jumlah kelas

4.2.3 Analisis koefisien determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi menjelaskan besarnya nilai pengaruh

variabel-variabel bebas (independent) terhadap variabel terikatnya (dependent).

Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R

Square. Hasil perhitungan dari koefisien determinasi menggunakan software

SPSS untuk setiap variabel dijelaskan berikut ini.

Page 96: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

35

1. Variabel jumlah siswa (X1)

Berikut ini tabel 4.15 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X1.

Tabel 4.16 Koefisien Determinasi (R2) (X1) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,996a .993 .985 22.59305 .993 136.527 1 1 .054

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0,985. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu jumlah siswa terhadap variabel

terikat (dependent) tarikan sebesar 99,3%. Sedangkan sisanya 1,5% (100% -

98,5%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi

linier sederhana pada penelitian ini.

2. Variabel jumlah guru (X2)

Berikut ini tabel 4.16 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X2.

Tabel 4.17 Koefisien Determinasi (R2) (X2) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,935a .874 .747 94.16059 .874 6.918 1 1 .231

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0, 747. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu jumlah guru terhadap variabel terikat

Page 97: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

36

(dependent) tarikan sebesar 74,4%. Sedangkan sisanya 25,6% (100% - 74,4%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi linier

sederhana pada penelitian ini.

3. Variabel luas sekolas (X3)

Berikut ini tabel 4.17 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X3.

Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R2) (X3) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 ,789a .622 .245 162.79473 .622 1.649 1 1 .421

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0,245. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu luas sekolah terhadap variabel terikat

(dependent) tarikan sebesar 24,5%. Sedangkan sisanya 75,5% (100% - 62,2%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi linier

sederhana pada penelitian ini.

4. Variabel jumlah kelas (X4)

Berikut ini tabel 4.18 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X4.

Tabel 4.19 Koefisien Determinasi (R2) (X4) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,961a .923 .846 73.48469 .923 12.000 1 1 .179

Page 98: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

37

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0,846. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu jumlah kelas terhadap variabel terikat

(dependent) tarikan sebesar 84,6%. Sedangkan sisanya 15,4% (100% - 84,6%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi linier

sederhana pada penelitian ini.

5. Variabel kapasitas kelas (X5)

Berikut ini tabel 4.19 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X5.

Tabel 4.20 Koefisien Determinasi (R2) (X5) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,908a .824 .648 111.09841 .824 4.688 1 1 .275

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0,648. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu kapasitas kelas terhadap variabel

terikat (dependent) tarikan sebesar 64,8%. Sedangkan sisanya 35,2% (100% -

64,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi

linier sederhana pada penelitian ini.

6. Variabel luas kelas (X6)

Berikut ini tabel 4.20 merupakan hasil dari analisis koefisien

determinasi (R2) dengan menggunakan software SPSS 20 untuk variabel X6.

Page 99: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

38

Tabel 4.21 Koefisien Determinasi (R2) (X6) Menggunakan Software SPSS

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 ,919a .844 .688 104.61379 .844 5.414 1 1 .258

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa output SPSS memiliki

nilai Adjusted R Square sebesar 0,688. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi

pengaruh variabel bebas (independent) yaitu luas kelas terhadap variabel terikat

(dependent) tarikan sebesar 68,8%. Sedangkan sisanya 31,2% (100% - 68,8%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model regresi linier

sederhana pada penelitian ini.

4.2.4 Uji signifikasi korelasi (t)

Derajat signifikan tingkat kesalahan α (= alpha) yang digunakan adalah

0,1 (10%). Untuk nilai sampel 3 dengan derajat signifikan 0,1 (10%) maka

didapat ttabel 1.637, yang dapat dilihat pada Lampiran B Tabel B. 4.3 halaman 70.

1. Variabel jumlah siswa (X1)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.22 untuk variabel jumlah siswa (X1).

Tabel 4.22 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X1) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 38.575 38.676

.997 .501

Jumlah Siswa .911 .078 .996 11.684 .054

Page 100: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

39

Nilai thitung variabel jumlah siswa pada kolom t didapat sebesar 11,684

sehingga lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,054 lebih kecil dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas jumlah siswa (X1) berpengaruh secara parsial dan signifikan pada

(α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

2. Variabel jumlah guru (X2)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.23 untuk variabel jumlah guru (X2).

Tabel 4.23 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X2) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 110.791 144.879

.765 .584

Jumlah Guru 12.466 4.740 .935 2.630 .231

Nilai thitung variabel jumlah guru pada kolom t didapat sebesar 2,630

sehingga lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,231 lebih besar dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas jumlah guru (X2) berpengaruh secara parsial dan tetapi tidak

signifikan pada (α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

3. Variabel luas sekolah (X3)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.24 untuk variabel luas sekolah (X3).

Tabel 4.24 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X3) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 316.347 148.514

2.130 .279

Luas Sekolah .084 .066 .789 1.284 .421

Page 101: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

40

Nilai thitung variabel luas sekolah pada kolom t didapat sebesar 1,284

sehingga lebih kecil dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,421 lebih besar dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas luas sekolah (X3) tidak berpengaruh secara parsial dan signifikan

pada (α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

4. Variabel jumlah kelas (X4)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.25 untuk variabel jumlah kelas (X4).

Tabel 4.25 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X4) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 104.000 112.250

.927 .524

Jumlah Kelas 30.000 8.660 .961 3.464 .179

Nilai thitung variabel jumlah kelas pada kolom t didapat sebesar 3,464

sehingga lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,179 lebih besar dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas jumlah kelas (X4) berpengaruh secara parsial dan tetapi tidak

signifikan pada (α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

5. Variabel kapasitas kelas (X5)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.26 untuk variabel kapasitas kelas (X5).

Tabel 4.26 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X5) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -1657.429 981.943

-1.688 .340

Kapasitas Kelas

64.286 29.692 .908 2.165 .275

Page 102: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

41

Nilai thitung variabel kapasitas kelas pada kolom t didapat sebesar 2,165

sehingga lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,275 lebih besar dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas kapasitas kelas (X5) berpengaruh secara parsial dan tetapi tidak

signifikan pada (α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

6. Variabel luas kelas (X6)

Hasil perhitungan dari uji t menggunakan software SPSS dapat dilihat

pada tabel 4.27 untuk variabel luas kelas (X6).

Tabel 4.27 Uji Signifikasi Korelasi (t) (X6) Menggunakan Software SPSS

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -288.457 328.966

-.877 .542

Luas Kelas 14.851 6.382 .919 2.327 .258

Nilai thitung variabel luas kelas pada kolom t didapat sebesar 2,237

sehingga lebih besar dari nilai ttabel yaitu 1,673. Sedangkan probabilitasnya pada

kolom Sighitung didapat sebesar 0,258 lebih besar dari derajat signifikan 0,1, maka

variabel bebas luas kelas (X6) berpengaruh secara parsial dan tetapi tidak

signifikan pada (α = 10%) terhadap variabel terikat tarikan (Y).

4.2.5 Uji kelayakan model (F)

Nama uji ini disebut sebagai uji F, karena mengikuti mengikuti

distribusi F yang kriteria pengujiannya seperti one way anova. Pengunaan

software SPSS memudahkan penarikan kesimpulan dalam uji ini.

1. Variabel jumlah siswa (X1)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel jumlah siswa (X1)

dapat dilihat pada tabel 4.28.

Page 103: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

42

Tabel 4.28 Uji Kelayakan Model (F) (X1) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regression 69689.554 1 69689.554 136.527 ,054b

Residual 510.446 1 510.446

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 136,527 lebih

besar dari nilai Ftabel yaitu 39,86 yang diperoleh berdasarkan nilai df untuk

regression dan residual yaitu 1 dan 1 (nilai Ftabel dapat dilihat pada Lampiran B

Tabel B. 4. 4 halaman 71). Maka dapat diketahui model regresi yang diestimasi

dari variabel bebas X (independent), yaitu jumlah siswa terhadap variabel terikat

Y (dependent) tarikan adalah layak.

2. Variabel jumlah guru (X2)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel jumlah guru (X2)

dapat dilihat pada tabel 4.29.

Tabel 4.29 Uji Kelayakan Model (F) (X2) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 61333.784 1 61333.784 6.918 ,231b

Residual 8866.216 1 8866.216

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 6,918 lebih

kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86. Maka dapat diketahui model regresi yang

diestimasi dari variabel bebas X (independent), yaitu jumlah siswa terhadap

variabel terikat Y (dependent) tarikan adalah tidak layak.

Page 104: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

43

3. Variabel luas sekolah (X3)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel luas kelas (X3)

dapat dilihat pada tabel 4.30.

Tabel 4.30 Uji Kelayakan Model (F) (X3) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 43697.876 1 43697.876 1.649 ,421b

Residual 26502.124 1 26502.124

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,649 lebih

kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86. Maka dapat diketahui model regresi yang

diestimasi dari variabel bebas X (independent), yaitu luas sekolah terhadap

variabel terikat Y (dependent) tarikan adalah tidak layak.

4. Variabel jumlah kelas (X4)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel jumlah kelas (X4)

dapat dilihat pada tabel 4.31.

Tabel 4.31 Uji Kelayakan Model (F) (X4) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of Squares

df Mean

Square F Sig.

1

Regression 64800.000 1 64800.000 12.000 ,179b

Residual 5400.000 1 5400.000

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 12,00 lebih

kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86. Maka dapat diketahui model regresi yang

diestimasi dari variabel bebas X (independent), yaitu jumlah kelas terhadap

variabel terikat Y (dependent) tarikan adalah tidak layak.

Page 105: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

44

5. Variabel kapasitas kelas (X5)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel kapasitas kelas

(X5) dapat dilihat pada tabel 4.32.

Tabel 4.32 Uji Kelayakan Model (F) (X5) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1

Regression 57857.143 1 57857.143 4.688 ,275b

Residual 12342.857 1 12342.857

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,688 lebih

kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86. Maka dapat diketahui model regresi yang

diestimasi dari variabel bebas X (independent), yaitu kapasitas kelas terhadap

variabel terikat Y (dependent) tarikan adalah tidak layak.

6. Variabel luas kelas (X6)

Hasil perhitungan uji F software SPSS untuk variabel kapasitas kelas

(X5) dapat dilihat pada tabel 4.33.

Tabel 4.33 Uji Kelayakan Model (F) (X6) Menggunakan Software SPSS

Model Sum of Squares

df Mean Square

F Sig.

1

Regression 59255.955 1 59255.955 5.414 ,258b

Residual 10944.045 1 10944.045

Total 70200.000 2

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 5,414 lebih

kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86. Maka dapat diketahui model regresi yang

diestimasi dari variabel bebas X (independent), yaitu luas kelas terhadap variabel

terikat Y (dependent) tarikan adalah tidak layak.

Page 106: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

45

4.3 Pembahasan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara maupun survei

lapangan, yang kemudian data tersebut diolah dengan melakukan perhitungan-

perhitungan pada subbab sebelumnya, baik menggunakan rumus secara manual

maupun menggunakan alat bantu seperti pada penelitian ini yaitu software SPSS

sehingga mendapatkan hasil sesuai dengan yang diinginkan.

4.3.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi volume lalu lintas/tarikan

Berdasarkan analisis statistik, dapat diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tarikan pada kawasan sekolah di Jalan Manekroo di Kota

Meulaboh. Dari semua variabel bebas X (independent), jumlah siswa (X1),

jumlah guru (X2), luas sekolah (X3), jumlah kelas (X4), kapasitas kelas (X5), dan

luas kelas (X6), hanya variabel jumlah siswa (X1) yang memiliki memiliki tingkat

hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat Y (dependent) volume lalu

lintas/tarikan.

Setelah di analisis maka diketahui variabel jumlah siswa (X1) koefisien

korelasinya 0,996 lebih besar dari 0,995 (nilai r product moment untuk sampel 3

dan derajat kesalahan (alpha) yang ditentukan 10%) dengan nilai probabilitas X1

0,054 lebih kecil dari nilai kesalahan (alpha) yang ditentukan yaitu 0,1 atau 10%.

Maka variabel jumlah siswa (X1) berpengaruh terhadap variabel terikat Y tarikan

dengan menunjukkan hubungan positif yang signifikan, sedangkan variabel

jumlah guru (X2), luas sekolah (X3), jumlah kelas (X4), kapasitas kelas (X5), dan

luas kelas (X6) tidak menunjukkan hubungan yang signifikan.

4.3.2 Model tarikan kendaran

Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier sederhana, ada 6 (enam)

model yang diperoleh, Adapun model-model yang didapat adalah sebagai berikut:

1. Y = 38,575 + 0,911 X1 (variabel jumlah siswa)/layak;

Page 107: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

46

2. Y = 110,791 + 12.466 X2 (variabel jumlah guru)/tidak layak;

3. Y = 316,347 + 0,084 X3 (variabel luas sekolah)/tidak layak;

4. Y = 104 + 30 X4 (variabel jumlah kelas)/tidak layak;

5. Y = -1657,429 + 64,286 X5 (variabel kapasitas kelas)/tidak layak;

6. Y = -288,457 + 14,851 X6 (variabel luas kelas)/tidak layak.

Namun, setelah diuji kelayakan model (F) untuk keenam model tersebut

di atas, hanya model untuk variabel jumlah siswa (X1) yang layak digunakan,

karena nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 136,527 lebih besar dari nilai Ftabel yaitu

39,86 yang ditentukan berdasarkan nilai df untuk regression dan residual yaitu 1

dan 1. Sedangkan Fhitung yang diperoleh untuk model variabel jumlah guru (X2)

6,918, luas sekolah (X3) 1,649, jumlah kelas (X4) 12,00, kapasitas kelas 4,688

(X5), dan luas kelas (X6) 5,414 lebih kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86 yang

ditentukan, maka model untuk tersebut tidak layak.

Maka model yang digunakan dalam penelitian ini dan yang

mempengaruhi tarikannya adalah model dari variabel jumlah siswa (X1), yaitu

Y = 38,575 + 0,911 X1.

Page 108: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan perhitungan-perhitungan untuk mendapatkan hasil

dan uraian pembahasan analisis model tarikan kendaraan pada sekolah di Kota

Meulaboh tepatnya di kawasan Sekolah Jalan Manekroo, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis statistik, dapat diketahui faktor-faktor yang

mempengaruhi tarikan pada kawasan sekolah di Jalan Manekroo di Kota

Meulaboh. Dari semua variabel bebas X (independent), jumlah siswa (X1),

jumlah guru (X2), luas sekolah (X3), jumlah kelas (X4), kapasitas kelas (X5),

dan luas kelas (X6), hanya variabel jumlah siswa (X1) yang memiliki

memiliki tingkat hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat Y

(dependent) volume lalu lintas/tarikan yaitu 0,996 lebih besar dari 0,995

tingkat signifikan yang ditentukan.

2. Berdasarkan perhitungan analisis regresi linier sederhana, ada 6 (enam)

model yang diperoleh, Adapun model-model yang didapat adalah Y = 38,575

+ 0,911 X1; Y = 110,791 + 12.466 X2; Y = 316,347 + 0,084 X3; Y =

104 + 30 X4; Y = -1657,429 + 64,286 X5; Y = -288,457 + 14,851 X6

3. Model yang digunakan dalam penelitian ini dan yang mempengaruhi

tarikannya adalah model dari variabel jumlah siswa (X1) yaitu Y = 38,575 +

0,911 X1. Karena nilai Fhitung yang diperoleh sebesar 136,527 lebih besar dari

nilai Ftabel yaitu 39,86 yang ditentukan berdasarkan nilai df untuk regression

dan residual yaitu 1 dan 1. Sedangkan Fhitung yang diperoleh untuk model

lainnya lebih kecil dari nilai Ftabel yaitu 39,86 yang ditentukan, maka model

untuk tersebut tidak layak.

Page 109: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

48

5.2 Saran

Adapun saran yang diusulkan pada penelitian ini berdasarkan hasil dan

pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan adanya penelitian lain yang dilakukan pada instansi atau

lembaga pendidikan lainnya baik swasta mapun negeri sehingga dapat

diperoleh model bangkitan untuk meramalkan jumlah pergerakan lalu

lintas pada kawasan sekolah di Kota Meulaboh secara khusus.

2. Metode pengambilan data diharapkan menggunakan metode lain yang

memenuhi kriteria sehingga hasil dari pengambilan data penelitian ini

dapat dibandingkan dengan hasil dari metode pengambilan data lainnya.

Lebih jauh, hasil penelitian ini diharapkan untuk dapat diaplikasikan pada

pengembangan suatu pemodelan biaya kemacetan transportasi akibat

penggunaan sepeda motor pada studi-studi lanjutan.

Page 110: ANALISIS KESEJAHTERAAN CLEANING SERVICE DI ...repository.utu.ac.id/583/1/I-V.pdfdalam keadaan bersih, terutama di Instalasi Gawat Darurat dan Ruang Bedah. Kegiatan cleaning service

49

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Anonim, 2013, Peta Propinsi Aceh, Departemen Pekerjaan Umum, Aceh Barat.

2. Anonim, 2012, Buku Panduan Penulisan Skripsi (Tugas Akhir), Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda

Aceh.

3. Google, 2016, Viewed 10 Februari 2016, Avaliable from internet <

https://www.google.co.id/maps/place/Kabupaten+Aceh+Barat,+Aceh/data.

4. Handri, 2014, Analisis Pemodelan tarikan Pada Kawasan Pendidikan di Jalan

Ir. H. Juanda Kota Samarinda (Studi Kasus SMAN 3, SMAN 5, SMPN 4,

SMPN 5 Samarinda, Universitas 17 Agustus 1945, Samarinda.

5. Riduwan & Sunarto, 2007, Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan,

Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

6. Rumanga. A. A., 2014, Analisis Model Bangkitan Tarikan Kendaraan Pada

Sekolah Swasta di Zona Pinggiran Kota di Kota Makassar, Skripsi Teknik

Sipil, Universitas Hasanudin, Surakarta.

7. Sarwono, J., 2013, 12 Jurus Ampuh SPSS untuk Riset Skripsi, Penerbit

Elexmedia Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta.

8. Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Penerbit

Alfabeta, Bandung.

9. Tamin, O. Z., 2000, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua,

Penerbit ITB, Bandung.

10. Tamin, O. Z., 1997, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi Pertama,

Penerbit ITB, Bandung.

11. Yuliani, 2013, Analisis Model Tarikan Perjalanan Pada Kawasan Pendidikan

di Cengklik Surakarta, Skripsi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret,

Surakarta.