CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI...

160
CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: SITI NURUL FAIZAH NIM 230-40-160160 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Transcript of CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI...

Page 1: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL

BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER

SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

SASTRA DI SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh:

SITI NURUL FAIZAH

NIM 230-40-160160

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

Page 2: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

ii

Page 3: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 4: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

iv

Page 5: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

v

Page 6: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

فى رضى سخط الوالدين و رضى الله الوالدين سخط فى الله

Keridhaan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemurkaan Allah itu

di dalam kemurkaan kedua orang tua (HR. Al-Tirmidzi)

PERSEMBAHAN

“Tulisan ini saya persembahkan untuk Allah SWT, kedua orang tua

saya yang tercinta, Bapak Mufrodli S.Pd.I dan Ibu Siti Zulfah yang

telah memberikan dukungan secara materi dan moril serta tak pernah

henti-hentinya mendo’akan demi kesusuksesaan saya. Untuk mbak

Anis, mas Sofi, dek Afif, dan keluarga saya yang selalu mendukung

dan mendo’akan demi keberhasilan saya”

Page 7: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

vii

KATA PENGANTAR

بسم الل الرحمن الر حيم

Segala puji Bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-

Nya yang telah membimbing penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini yang berjudul “Citra Perempuan (Nyai Ontosoroh) dalam Novel Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer serta Implikasinya terhadap pembelajaran

sastra di Sekolah Dasar”. Shalawat serta salam semoga senantiasa kita junjungkan

kepada beliau baginda Nabi Agung Muhammad SAW yang telah membimbing

manusia dari zaman kegelapan hingga terang benerang, semoga kita semua diakui

sebagai umatnya yang kelak mendapatkan syafaatnya di akhirat.

Selanjutnya penulis menyadari dalam penulisan ini penulis tidak terlepas dari

bantuan dan dukungan dariberbagai pihak, untuk itu penulis ingin menyampaikan

terimakasih, khusunya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin Baidhawi, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah

(PGMI) IAIN Salatiga.

4. Ibu Aprilian Ria Adisti, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang telah setia

dan sabar serta meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Nur Hasanah, M.Pd., sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

setia dan sabar membimbing saya selama ini dan Seluruh dosen dan

Page 8: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

viii

karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah hingga

menyelesaikan skripsi.

6. Kedua orang tua penulis, Bapak Mufrodli S.Pd.I dan Ibu Siti zulfa yang telah

mendukung penulis baik secara moril maupun materil, dan setiap saat selalu

mendo’akan penulis. Kedua kakakku Mbak Anis dan Mas Sofi, adikku Afif

dan keluarga yang selalu memberikan penulis semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini

7. Ibu Nyai Nafisah serta keluarga ndalem, KH.Muhammad Hanif, M.Hum dan

Ibu Nyai Rosyidah, Lc, selaku pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro

yang telah memberikan ridho dan bimbingan dalam menuntut ilmu.

8. Untuk sahabat dan teman-temanku kamar 16 di Ponpes Edi Mancoro

khususnya Mbak Kholis, Emma, yang selalu menemani, menasihati, dan

berjuang bersama. Serta teman-teman seperjuangan di PGMI 2016 IAIN

Salatiga yang mampu memotivasi penulis dan berjuang bersama.

Meskipun banyak pihak yang terlibat dalam penulisan ini, penulis menyadari

bahwa skripsi ini kurang dari sempurna, untuk itu penulis membutuhkan segala

kritik, saran, dan masukan yang dapat disampaikan.

Salatiga, 26 Juli 2020

Penulis,

Siti Nurul Faizah

Page 9: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

ix

ABSTRAK

Faizah, Nurul Siti. 2020. Citra Perempuan (Nyai Ontosoroh) dalam Novel

Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer serta Implikasinya

terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar. Skripsi. Salatiga.

Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Kata Kunci : Citra Perempuan, Novel

Tujuan dari penelitian ini adalah : untuk mendeskripsikan citra

perempuan yang terdiri dari dua aspek yaitu citra diri dan citra sosial

perempuan. Citra diri perempuan terdapat dua kategori yaitu fisik dan psikis,

dan untuk citra perempuan dalam aspek sosial terdiri dari aspek keluarga,

yang perempuan berperan sebagai anak, istri, dan ibu, dan citra perempuan

dalam aspek masyarakat.

Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian pustaka atau library

research. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer

yaitu novel Bumi Manusia dan sumber data sekunder dapat berupa literatur-

literatur yang relevan dengan objek yang diteliti. Untuk pengumpulan data,

penulis menggunakan teknik dokumentasi sedangkan untuk analisis data yang

digunakan adalah analisi isi.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa citra Nyai Ontosoroh dalam

fisiknya sebagai wanita yang cantik, manis, wajah jernih, berumur tiga

puluhan, dan fisik kuat. Dari aspek psikis yaitu cerdas, humoris, ramah, tegas,

optimis, penyayang, dan memiliki sebuah trauma di masa remaja. Citra sosial

Nyai Ontosoroh dalam keluarga yaitu perannya sebagai seorang anak

perempuan yang penurut, dan pendendam terhadap kedua orang tuanya.

Sebagai seorang istri ia dicitrakan sebagai perempuan yang setia, mandiri,

penurut. Dan sebagai seorang ibu ia adalah ibu yang penyayang, kreatif,

bijaksana, terbuka, berwibawa dan berusaha selalu menuruti apa yang

anaknya inginkan. Sedangkan citra Nyai Ontosoroh di masyarakat terkesan

menutup diri, dan dikenal masyarakat sebagai wanita rupawan, berwibawa,

pekerja keras, dan bijaksana yang mampu menegakkan hak perempuan di

mata masyarakat. Implikasi yang dapat diterapkan dari citra perempuan

dalam Novel Bumi Manusia karya Pramoeda Ananta Toer terhadap

pembelajaran sastra Indonesia di Sekolah Dasar yaitu dalam Menelusuri

tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks fiksi dan

Mengaitkan peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita fiksi dengan

pengalaman pribadi. Melalui penelusuran, penceritaan, dan pengaitan

pengalaman pribadi dalam karya sastra dapat menumbuhkan aspek afektif

peserta didik yang diharapkan dapat meneladani sikap dan nilai positif dari

tokoh perempuan Nyai Ontosoroh, sedangkan dalam aspek sosial diharapkan

peserta didik mampu peka terhadap keadaan di lingkungan sosial.

Page 10: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

x

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................... i

LEMBAR GAMBAR LOGO ............................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................... iv

LEMBAR DEKLARASI ....................................... Error! Bookmark not defined.v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

E. Definisi Operasional................................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14

G. Metodologi Penelitian ................................................................................15

BAB II .................................................................................................................. 22

LANDASAN TEORI ........................................................................................... 22

A. Kajian Teori .................................................................................................. 22

1. Novel ......................................................................................................... 22

2. Citra Perempuan ........................................................................................ 30

3. Pembelajaran Sastra....................................................................................45

B. Kajian Pustaka .............................................................................................. 49

BAB III ................................................................................................................. 53

Page 11: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

xi

GAMBARAN UMUM NOVEL BUMI MANUSIA ........................................ 53

A. Sekilas Tentang Novel Bumi Manusia ......................................................... 53

B. Profil Pengarang ........................................................................................... 55

C. Sinopsis Novel .............................................................................................. 56

BAB IV ................................................................................................................. 61

ANALISIS HASIL PENELITIAN .................................................................... 61

A. Tokoh Penokohan ......................................................................................... 61

B. Citra Perempuan ........................................................................................... 65

1. Citra Diri Nyai Ontosoroh ......................................................................... 65

2. Citra Sosial Nyai Ontosoroh ...................................................................... 80

C. Implikasi dalam Pembelajaran Sastra..........................................................111

BAB V ................................................................................................................. 117

PENUTUP .......................................................................................................... 117

A. Kesimpulan ................................................................................................. 117

B. Saran ........................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 120

Page 12: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1-21 Dokumentasi

Lampiran 22-23 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 24 Nilai SKK mahasiswa

Lampiran 25 Riwayat Hidup Penulis

Page 13: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karya sastra merupakan wujud kreativitas seorang pengarang yang

diwujudkan dan diekspresikan lewat tulisan kedalam bahasa yang

berdasarkan sebuah pemikiran imajinasi atau diambil dari kisah nyata atau

fakta dari seseorang yang kemudian dituangkan ke dalam tulisan, karena

sebagian tulisan dari sastrawan 50% dari pengalaman atau cerita hidup

dari penulis itu sendiri. Sastra adalah suatu bentuk hasil seni kreatif yang

objeknya manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai

;mediumnya (Semi, 1993:8)

Karya sastra merupakan sebuah gambaran yang dapat dinikmati

oleh kalangan masyarakat luas yang dapat dibaca, dihayati, dinikmati,

dipahami, dan dimanfaatkan oleh kebanyakan masyarakat. Karya sastra

adalah sebuah ungkapan dari dalam hati seseorang melalui bahasa dan

dengan cara penggambaran terhadap kenyataan hidup seseorang, dan

pengarang terhadap kenyataan hidup dengan intuisi yang pengarang buat.

Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan yang terjadi di

dalam kehidupan pada masa dan kurun waktu tertentu sesuai dengan latar

belakang sosial, budaya, politik, ekonomi maupun religi di mana karya

sastra itu dihasilkan.

Dalam sastra banyak karya yang dapat dihasilkan seperti prosa,

puisi dan sebuah drama. Karya-karya sastra banyak yang telah dibukukan,

Page 14: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

2

meskipun peristiwa dalam sebuah karya sastra itu sendiri telah terjadi

dalam kurun waktu yang telah lampau atau baru terjadi. Sebuah sastra

diciptakan akibat adanya hubungan sosial yang berkaitan dengan ikatan

batin oleh pengarang yang berupa sebuah kejadian atau masalah yang

menarik ataupun jarang terjadi dalam masyarakat yang kemudian

diceritakan dan dituangkan kembali dan dipadukan dengan sebuah

imajinasi-imajinasi pengarang. Karya sastra yang paling banyak diminati

oleh masyarakat adalah novel.

Novel merupakan cerita drama yang panjang dari cerita atau

sebuah kisah dari manusia atau sebagai karangan fiksi dari daya imajinasi

pengarang yang menggambarkan sebuah watak dan sifat setiap tokohnya.

Dengan menggunakan bahasa yang sederhana yang dipakai setiap hari

hingga menggunakan bahasa sastranya yang tinggi, yang kadang kali

membuat pembaca tidak mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan

oleh pengarang. Novel adalah pengungkapan dari cerita atau kisah

kehidupan manusia dalam waktu jangka yang panjang dan mengalami

perubahan alur cerita dari tokohnya (Esten, 1987: 12).

Dilihat dari segi tokoh dalam ceritanya, novel biasanya

menampilkan tokoh-tokoh yang saling berhubungan antara satu dengan

yang lain sehingga terbentuklah suatu cerita yang akan menyambung.

Pemahaman pembaca dalam penokohan pada novel dapat

mengekspresikan pesan dari pengarang ke dalam kehidupan sebagai

pengalaman batin dan untuk menambah pengetahuan. Seperti pendapat

Page 15: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

3

yang menyatakan bahwa novel ditulis oleh pengarang untuk menawarkan

kehidupan yang diimpikan atau yang diinginkan oleh setiap orang

(Nurgiyantoro, 2017 : 321). Cerita kehidupan yang diinginkan tersebut

disajikan dalam bentuk karya sastra yang digambarkan oleh tokoh yang

ditampilkan dalam cerita. Hal itu bisa pembaca ketahui ketika dapat

memahami seluruh rangkaian isi cerita dari karya sastra berupa novel

lewat gambaran karakter-karakter setiap tokoh yang diciptakan oleh

pengarang.

Penokohan pada novel tergantung pada pengarang dalam

pemberian sifat dan watak yang akan diberikan. Tidak jarang novel

ataupun karya sastra saat ini banyak menceritakan tentang perempuan.

Entah itu menceritakan tentang lemah dan kuatnya seorang perempuan.

Tokoh perempuan dalam karangan fiksi merupakan sebuah imajinasi dari

pengarang terhadap realita kehidupan yang terjadi dalam lingkungan

pengarang, atau sebuah realita yang dialami oleh pengarang itu sendiri.

Tidak jarang dalam sebuah novel yang menjadi tokoh utama adalah

perempuan, entah itu menggambarkan tentang kelemahan perempuan

ataupun kuatnya seorang perempuan dalam menjalani hidup.

Citra merupakan gambaran, rupa, atau gambar yang dimiliki orang

banyak mengenai pribadi atau kesan mental (bayangan) visual yang

ditimbulkan oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat dan merupakan dasar

yang khas dalam karya prosa maupun puisi. Sastra adalah suatu bentuk

hasil seni kreatif yang objeknya manusia dan kehidupan, yang

Page 16: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

4

menggunakan bahasa sebagai mediumnya (Semi, 1993:8). Dalam

eksistensinya citra perempuan banyak dijadikan pada sebuah karya, karena

perempuan adalah makhluk yang istimewa yaitu ada hal yang dimiliki

perempuan yang tidak bisa dimiliki oleh laki-laki.

Melakukan pembicaraan tentang perempuan memang sangat

menarik untuk diperbincangkan mulai dari kodratnya, perannya, dan

aktivitasnya. Perempuan memiliki dua hal, yaitu dalam hal keindahannya

perempuan mampu membuat laki-laki dapat tergila-gila padanya, ataupun

dalam hal sosialnya dengan perilaku dan sifat yang dimiliki. Namun,

sebenarnya perempuan bukanlah makhluk yang lemah akan tetapi

perempuan merupakan makhluk sosial yang terkadang membutuhkan

bantuan dari orang lain untuk menjalankan hidupnya. Dan kelemahan itu

terkadang dimanfaatkan oleh laki-laki untuk menindas dan menjadikannya

budak yang tidak ada nilainya di mata laki-laki.

Perempuan dapat mengemban banyak peran, tidak hanya sebagai

ibu bagi anak-anaknya, tapi juga sebagai seorang istri yang setia

mendampingi suaminya, serta lebih banyak lagi peran yang dapat

dilakukan oleh perempuan. Perempuan ketika telah menjadi ibu, dia

merupakan sekolah pertama untuk anak-anaknya. Meskipun perempuan

telah disibukkan dengan dunia pekerjaan maupun hal rumah tangga

lainnya, perempuan tetap harus selalu ingat kodratnya sebagai istri dan

sebagai ibu bagi anaknya. Dahulu perempuan hanya dipandang sebelah

mata untuk hal pekerjaan diluar rumah, karena perempuan dianggap tidak

Page 17: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

5

bisa berpikir seperti laki-laki, perempuan selalu mengedepankan

perasaannya daripada logikanya. Seiring berjalannya zaman, peran

perempuan sekarang hampir sama dengan peran laki-laki, itu semua karna

ada perlawanan dan pergerakan kaum feminisme di zaman dahulu.

Dimana dahulu perempuan sangat dianggap rendah, dan hanya dijadikan

budak nafsu oleh laki-laki, ditindas, disiksa dan diperlakukan tidak

manusiawi.

Feminisme berasal dari bahasa latin yang berarti perempuan.

Menurut Kamla Bhasin dan Nighat Said Khan, feminisme merupakan

suatu kesadaran akan penindasan dan pemerasan terhadap perempuan

dalam masyarakat, di tempat kerja, dan dalam keluarga, serta tindakan

sadar perempuan maupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut.

sedangkan menurut Yunahar Ilyas, feminisme adalah kesadaran akan

ketidakadilan gender yang menimpa kaum perempuan, baik dalam

keluarga maupun masyarakat, serta tindakan sadar oleh perempuan

maupun laki-laki untuk mengubah keadaan tersebut (Mardety, 2018:16).

Jadi dapat disimpulkan dari pendapat diatas feminisme yaitu gerakan

perlawanan dari perempuan yang tidak mendapat keadilan gender dari

masyarakat maupun keluarga, atau perlawanan untuk memperjuangkan

hak, keadilan dalam bidang politik maupun sosial di masyarakat, agar

tidak ada lagi penindasan dan ketidakadilan oleh perempuan.

Melihat pada zaman dahulu karya sastra telah banyak mengangkat

seorang perempuan tokoh feminis yang tidak melupakan kodratnya

Page 18: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

6

sebagai istri dan sebagai ibu untuk mendidik anak-anaknya, namun juga

dapat berperan aktif dalam pekerjaan, politik maupun sosial yang ada di

masyarakat. Karya sastra merupakan merupakan cerminan dari masyarakat

yang terjadi pada saat itu. Jadi, tidak menutup kemungkinan jika tokoh

feminis pada masa itu yang telah menyeimbangkan perannya tidak hanya

sebagai ibu dan istri melainkan juga di lingkungan publik. Tokoh feminis

pada masa itu salah satunya adalah Nyai Ontosoroh tokoh pada Novel

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Nyai Ontosoroh dalam

perannya dicitrakan sebagai perempuan masyarakat pribumi pada masa

Belanda, dia tak mengenyam pendidikan formal, namun pada masa itu dia

menjadi terpelajar dan dapat berperan dalam masyarakat luas pada

umumnya yang berpendidikan.

Nyai Ontosoroh juga perempuan yang memiliki bisnis dimana-

mana, meskipun tak berpendidikan dia dapat mengetahui perusahaan dan

istilah-istilah Eropa dengan baik. Namun, meskipun pekerjaan kantor yang

membuatnya sibuk dan lelah, dia juga tidak melupakan perannya sebagai

ibu dari dua anaknya yaitu Robert Mellema dan Annelies Mellema.

Meskipun Nyai Ontosoroh memiliki pelayan yang dapat mengurus anak-

anaknya, dia tidak mau anak-anak-anaknya diurus oleh pelayan, karna bagi

Nyai Ontosoroh anak-anaknya merupakan harta yang sangat berharga

yang harus ia jaga dan ia lindungi sendiri. Nyai Ontosoroh juga memiliki

pelayan yang banyak yaitu laki-laki dan perempuan, namun dia tidak

Page 19: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

7

pernah membedakan bias gender antara laki-laki dan perempuan. Dia

selalu memperlakukan pelayan-pelayannya dengan sama.

Nyai Ontosoroh merupakan seorang gundik atau istri simpanan

dari seorang dari Belanda yang bernama Herman Mellema, dia dijual

sendiri oleh ayahnya yang gila jabatan dan gila harta pada suaminya,

dengan imbalan akan menjadikan ayahnya Sastrotomo menjadi seorang

juru bayar dan mendapatkan gulden. Perjuangannya membesarkan anak-

anaknya berliku-liku karena tidak diakui oleh negara, karena anak yang

diakui oleh negara adalah anak hasil dari perkawinan yang sah dan bukan

dari seorang gundik. Perjuangannya semakin sulit ketika suaminya mati

terbunuh, meskipun ia sebagai penguasa penuh pabrik, dirinya sadar tidak

akan mendapatkan hak sedikitpun karena dia hanyalah seorang istri

simpanan sekalipun itu adalah anak-anaknya. Dia berusaha bangkit untuk

melawan dan mempertahankan hak-haknya bersama menantunya Minke

yang telah menikahi putrinya Annelies. Kendati demikian, Nyai Ontosoroh

benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa di bawah hukum kolonial

Belanda.

Meskipun Nyai Ontosoroh merasa gagal mendidik anak sulungnya

yaitu Robert Mellema, karena dia tidak mau menjadi pribumi yang setiap

saat dapat direndahkan. Robert menghendaki dirinya seperti ayahnya yaitu

golongan kulit putih. Nyai tetap mendidik Annelies anak bungsunya

dengan sekuat tenaga untuk mempertahankannya sampai akhir, meskipun

Page 20: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

8

akhirnya Nyai Ontosoroh tidak dapat melawan untuk mempertahankan hak

asuh anak kandungnya sendiri di bawah hukum Belanda.

Dari cerita yang ditulis oleh pengarang, citra dari seorang tokoh

perempuan yang diperankan oleh Nyai Ontosoroh mampu

menggabungkan antara isu ideologi dengan perempuan yang berusaha

untuk mempertahankan hak-hak dalam sosial, ekonomi, budaya dan

dampak hukum kolonialisme, serta mampu berperan ganda untuk

mendidik anak-anaknya dengan baik. Maka dari itu penulis merasa tertarik

untuk meneliti tentang citra perempuan dalam novel bumi manusia.

Meskipun tokoh utama dalam novel Bumi Manusia adalah Minke, namun

yang dibutuhkan penulis adalah tokoh perempuan feminis.

Novel Bumi Manusia merupakan novel yang dibuat atau ditulis

oleh Pramoedya Ananta Toer sekitar tahun 1975 saat Indonesia ada

dibawah penjajahan Hindia-Belanda dan saat dirinya masih mendekam

dibalik jeruji besi pulau buru . Maka dari itu, novel ini berlatar belakang

kolonialisme Belanda. Setelah bebas dari penjara Pramoedya Ananta Toer

mulai mengeluarkan terbitan pertama pada bulan Agustus tahun 1980 yang

diterbitkan oleh Mitra Hasta.

Berdasarkan uraian dan paparan diatas penulis tertarik memilih

novel Bumi Manusia untuk dijadikan sebagai penelitian karena Nyai

Ontosoroh adalah perempuan yang berkarakter kuat yang mampu

dijadikan motivator oleh pendidik maupun peserta didik di sekolah dasar.

Penulis tidak hanya menyajikan tentang citra perempuan saja dari Nyai

Page 21: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

9

Ontosoroh namun juga mendeskripsikan pengajaran sastra Indonesia di

sekolah dasar. Sesuai Kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah menggunakan pendekatan berbasis teks. Pembelajaran sastra

diajarkan bukan hanya sebagai pengetahuan bahasa melainkan sebagai

teks yang berfungsi mengemban fungsi sosial dengan tujuan untuk

mengembangkan aktualisasi diri dan saintifik/kegiatan ilmiah.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang melibatkan

langsung peserta didik untuk belajar secara mandiri, kreatif, dan lebih

intens. Bentuk nyata dalam penerapan pembelajaran sastra dengan

melakukan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk

menciptakan karya sastra, mengekspresikan karya sastra, serta memahami

dan memaknai karya sastra. Ketiga aktivitas itu harus dilakukan secara

seimbang, agar peserta didik mampu memperoleh pengetahuan dan

pengalaman bersastra sedari dini yang dimulai dari tingkat Sekolah Dasar.

Untuk itu penulis mengambil penelitian yang berjudul :

Citra Perempuan (Nyai Ontosoroh) dalam Novel “Bumi Manusia”

karya Pramoedya Ananta Toer serta Implikasinya terhadap

Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ditulis diatas, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana citra perempuan tokoh Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer

Page 22: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

10

2. Bagaimana Implikasi hasil penelitian pada novel Bumi Manusia karya

Pramoedya Ananta Toer terhadap pembelajaran bahasa indonesia di

Sekolah Dasar

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditulis diatas maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui :

1. Mendeskripsikan citra perempuan oleh Nyai Ontosoroh dalam novel

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

2. Mendeskripsikan implikasi hasil penelitian pada novel Bumi Manusia

karya Pramoedya Ananta Toer terhadap pembelajaran bahasa indonesia di

Sekolah Dasar

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan secara teoritis

maupun secara praktis sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah salah satu khazanah ilmu

pengetahuan dalam perkembangan penelitian yang berbasis

kepustakaan atau wacana teks, khususnya dalam analisis novel. Serta

untuk membuktikan bahwa sebuah novel tidak hanya untuk dijadikan

sebagai hiburan melainkan mampu memberikan pengalaman positif

yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Page 23: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

11

Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan tambahan informasi

tentang sastra pada pembelajaran bahasa Indonesia. Cerita tersebut

dapat dijadikan sebagai sarana untuk pembinaan dan pembentukan

karakter peserta didik.

b. Peneliti Lain

Hasil penelitian ini mampu dijadikan pijakan untuk melakukan

penelitian yang lebih dalam lagi, serta mampu memberikan inspirasi.

E. Definisi Operasional

1. Citra Perempuan

Citra perempuan merupakan gambaran sebuah sifat atau rupa

dari seorang wanita dalam sebuah puisi maupun frasa. Citra merupakan

gambaran seseorang dalam eksistensinya sebagai perempuan dalam

kehidupan sosial masyarakat. Citra perempuan dibagi menjadi dua,

yaitu citra diri perempuan dalam segi fisik seperti rupa atau anggota

tubuh dan psikis yaitu mencakup tentang perasaan, tingkah laku seorang

perempuan dalam sosial dan budayanya, dan citra perempuan dalam

segi sosial yaitu peran dalam keluarga yang melingkupi perannya

sebagai anak, ibu, dan istri serta citra perempuan dalam masyarakat.

Citra perempuan merupakan wujud gambaran mental spiritual

serta tingkah laku dalam kehidupan sehari-sehari yang diekspresikan

oleh perempuan dalam berbagai aspeknya, yaitu aspek psikis dan fisik

citra diri dari seorang perempuan, serta citra sosial yaitu dalam aspek

keluarga dan masyarakat. (Sugihastuti, 2000 : 7 )

Page 24: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

12

2. Nyai Ontosoroh

Salah satu tokoh pemeran utama perempuan dalam novel Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, yang berusaha melawan

hukum dibawah naungan Belanda untuk mempertahankan apa yang

telah dimilikinya, serta untuk menegakkan keadilan kepada setiap

perempuan pada masa itu. Posisinya hanya sebagai gundik atau istri

simpanan dari seorang Eropa membuat kehidupannya sangat sulit dalam

mempertahankan apa yang telah dimiliki.

Kehidupannya semakin sulit ketika suaminya meninggal

dibunuh. Dibalik kesibukannya mengelola pabrik, dia tetap tak lupa

untuk merawat anak-anaknya. Dia mengajarkan kepada anak-anaknya

untuk tetap kuat dan tidak lemah di depan orang-orang. Meskipun

memiliki banyak perewang yang membantunya di rumah dan pabrik,

dia tetap merawat anaknya sendiri ketika sakit dengan tetap bekerja.

Tak pernah membedakan hak-hak antara perempuan dan laki-laki,

baginya semua sama.

3. Novel Bumi Manusia

Novel Bumi Manusia merupakan buku pertama dari tetralogi

Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh

Hasta Mitra pada tahun 1980. Novel ini ditulis pertama kali tahun 1973

ketika masih mendekam di pulau buru dan menceritakan ke teman-

temannya secara berulang-ulang. Setahun setelah diterbitkan novel ini

Page 25: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

13

dilarang terbit olek jaksa agung. Kemudian pada tahun 2005 novel ini

kembali terbit dan diubah menjadi 33 bahasa.

Novel ini tidak hanya menceritakan tentang cinta, namun juga

budaya Jawa, pertarungan ideologi, pertautan rasa, perlawananya

dibawah hukum Belanda, serta era tumbuhnya pembangunan

pergerakan Nasionalis yang menjadikan Indonesia menjadi modern, dan

emansipasi wanita yang diperankan oleh Nyai Ontosoroh. Tokoh utama

dalam novel ini diperankan oleh Minke yang memiliki semangat jiwa

muda dalam menempuh pendidikan yang dipercayakan orang tuanya

yang sepadan dengan Eropa. Meskipun dia sendiri adalah keturunan asli

Jawa, namun bahasa dan ilmu Eropa sudah berhasil diraih di masa

mudanya.

4. Pembelajaran Sastra

Pembelajaran sastra di sekolah dasar diarahkan pada proses

pemberian pengalaman bersastra. Siswa diajak untuk mengenal isi dan

kerangka sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal dan

mengakrabi cipta sastra sehingga tumbuh pemahaman dan sikap

menghargai dari cipta sastra sebagai suatu karya yang indah dan

bermakna. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mulai dikenalkan

di tingkat sekolah dasar sejak kelas 1 bahkan di taman kanak-kanak.

Memasukkan materi pembelajaran sastra di sekolah dasar

memang penting, karena pada dasarnya sastra mampu mengaitkan

antara realita dan fiksi. Melalui karya sastra, pembaca belajar dari

Page 26: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

14

pengalaman orang lain untuk direfleksikan ketika dihadapkan masalah

dalam kehidupan. Pembelajaran bahasa di SD diarahkan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan baik

dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta mampu

menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra yang diciptakan

oleh pengarang (Susanti, 2015).

F. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan sistematika penulisan agar

pembaca mudah untuk memahami skripsi data pustaka sebagai berikut :

1. Bagian Awal

Bagian awal terdiri dari : cover, lembar logo, lembar persetujuan,

pengesahan skripsi, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran

2. Bagian Inti

Bab I berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi

operasional, sistematika penulisan, metodologi penelitian.

Bab II berisi tentang landasan teori yaitu kajian teori dan kajian

pustaka.

Bab III terdiri dari gambaran umum objek penelitian

Bab IV terdiri dari analisis hasil penelitian

Bab V berisi penutup yaitu kesimpulan dan saran

3. Bagian Akhir

Page 27: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

15

Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran, nilai SKK, dan daftar

riwayat penulis.

G. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan terhadap penelitian ini adalah

kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan merupakan

penelitian yang menggunakan literatur, yaitu peneliti menggunakan

buku-buku, catatan, maupun hasil penelitian terdahulu (Hasan,2002:11).

Dalam sebuah penelitian pastilah ada faktor pendukung sumber-sumber

data lain, untuk memperoleh bahan-bahan dan informasi penunjang

yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti. Karena

penelitian saat ini pasti menggunakan penelitian-penelitian terdahulu

sebagai rujukan dan pijakan maupun pedoman penelitian-penelitian

yang berhubungan dengan penelitiannya.

Dalam sebuah penelitian kepustakaan peneliti memerlukan

sebuah riset pustaka untuk menyiapkan sebuah kerangka penelitian

dengan data yang sejenis atau yang memiliki kriteria sama dengan

objek yang diteliti. Menurut Mestika Zed (2008:2) Penelitian dengan

riset pustaka memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh

data penelitiannya tanpa memerlukan riset lapangan.

Adapun ciri-ciri utama penelitian kepustakan dalam bukunya

Mestika Zed (2008: 4-5), yakni :

Page 28: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

16

a. Peneliti dihadapkan langsung dengan teks atau data angka dan bukan

dengan pengetahuan langsung dari lapangan. Dimana setiap teks

memiliki sifat-sifat tersendiri dan memerlukan pendekatan sendiri

pula.

b. Data pustaka bersifat siap pakai. Artinya peneliti hanya pergi ke

tempat bahan sumber penelitian yang tersedia untuk mencari data

yang sesuai dengan objek penelitian, yaitu perpustakaan atau

perpustakaan online yang bisa langsung digunakan.

c. Data pustaka umumnya adalah data sumber sekunder. Dalam artian

data/bahan yang didapatkan berasal dari tangan kedua dan bukan

data asli dari tangan pertama di lapangan.

d. Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya,

data tersebut tidak akan berubah karena ia telah tersimpan dalam

bentuk tertulis (teks, angka, gambar,rekaman tape atau film).

2. Objek Penelitian

Objek yang diteliti oleh peneliti dalam penelitian ini adalah citra

perempuan yang meliputi citra diri (citra fisik dan psikis), citra sosial

(keluarga dan masyarakat) dari seorang tokoh Nyai Ontosoroh dalam

novel yang berjudul Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Menurut Fitrah dan Luthfiyah dalam bukunya (2017 : 156) objek adalah

apa yang akan diselidiki selama kegiatan penelitian. Menurut Nyoman

Kutha Ratna (2004 : 47) objek penelitian bukan gejala sosial sebagai

bentuk substantif, melainkan makna-makna terkandung dibalik

Page 29: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

17

tindakan, yang justru mendorong timbulnya gejala sosial tersebut.

Objek penelitian merupakan sebuah pilihan yang penting untuk dikaji

dan harus dilakukan penelitian, ketika penelitian itu merupakan hal

yang jarang ditemukan dan dilakukan di masyarakat secara otomatis

penelitian tersebut memberikan manfaat kepada orang lain atau

pembaca.

Objek penelitian ini terdapat pada Novel Bumi Manusia yang

merupakan novel pertama dari tetralogi buru karya Pramoedya Ananta

Toer yang diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Buku ini

ditulis ketika Pramoedya Ananta Toer masih mendekam di penjara di

Pulau Buru. Setelah diterbitkan, buku ini dilarang diterbitkan oleh Jaksa

Agung, dan kemudian diterbitkan kembali pada tahun 2005 dengan

menggunakan 33 bahasa dan diterbitkan oleh Lentera Dipantara.

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2020, dimana penulis melakukan

pra-penelitian dengan melakukan literatur yang berkaitan tentang Citra

Perempuan atau pada objek yang diteliti, kemudian penulis baru

melakukan penelitian pada objek penelitian,dimana penulis membaca

novel Bumi Manusia kemudian mencari hal-hal yang bersangkutan

dengan objek penelitian berdasarkan kalimat, paragraf, dan dialog antar

tokoh.

Page 30: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

18

4. Sumber Data

Karena penelitian kepustakaan, maka sumber data yang

diperoleh ada dua yaitu :

a. Sumber Primer merupakan sumber referensi yang menjadi acuan

utama dalam penelitian. Data primer dalam penelitian ini terdapat

pada sebuah teks yang diambil dari sebuah novel Bumi Manusia

karya Pramoedya Ananta Toer. Dengan ketentuan-ketentuan yang

mendekati ciri-ciri pada objek penelitian. Dalam penelitian yang

yang menjadi dasar objek penelitian adalah citra perempuan yang

terdiri dari citra diri perempuan yaitu terdiri dari psikis dan fisik,

serta citra sosial yaitu keluarga dan masyarakat.

Sumber data dalam penelitian ini adalah novel yang berjudul Bumi

Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Berikut adalah rincian

identitas sumber data Primer sebagai berikut :

Judul Buku : Bumi Manusia

Pengarang : Pramoedya Ananta Toer

Penerbit : Lentera Dipantara

Tahun Terbit : 2005, Cetakan ke-10

Kota Terbit : Jakarta Timur

Tebal Buku : 535 halaman

b. Sumber Sekunder adalah sumber referensi-referensi pendukung

untuk melengkapi sumber primer. Penulis juga membutuhkan

sumber data lain untuk menunjang penelitian ini, sumber data

Page 31: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

19

tersebut seperti pencarian referensi pada buku, internet, dan jurnal

atau penelitian-penelitian terdahulu untuk menggali informasi secara

aktual dan faktual serta sebagai pedoman pada objek penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang tepat dan sesuai dalam penelitian

pustaka adalah menggunakan teknik dokumentasi. Yaitu berarti peneliti

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa buku, catatan,

artikel, surat kabar, majalah, transkrip, dan lain sebagainya (Arikunto,

2006 : 231). Serta yang berhubungan dengan judul yang diangkat oleh

penulis, yakni tentang citra perempuan.

Pengambilan data dengan memainkan peran sentra, karena

kualitas penelitian ditentukan olehnya. Hal tersebut memiliki maksud

bahwa keakuratan perolehan data bergantung sepenuhnya pada peneliti

sehingga proses pengambilan data tidak terjadi hanya sekali saja,

namun dengan proses pengulangan dengan membolak-balik antara

maju dan mundur. Sehingga harus sabar dalam mengumpulkan data

agar terjadi kehati-hatian dan tidak tergesa-gesa. Seperti bukunya

Siswantoro (2005:136) teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Pertama yaitu diawali dengan membaca teks secara terus menerus

dengan memahami isi ceritanya. Kemudian peneliti menandai di

sekitar kata-kata kalimat/paragraf/kunci dan gagasan pada teks yang

ada. Dalam hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti pada saat

Page 32: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

20

pengecekan ulang dan mempermudah dalam usaha pengelompokan

data menurut kriteria yang ada dalam pembahasan.

b. Melakukan pencatatan setiap data dari teks yang ditemukan

(kalimat/kunci/paragraf) disertai dengan kode atau kata-kata yang

dipahami. Dilanjutkan dengan memasukkan data-data yang telah

dikelompokkan dalam kriteria masing-masing pada penelitian ini

terkait dengan citra perempuan yang terdapat pada novel Bumi

Manusia

6. Teknik Analisis Data

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti setelah data

terkumpul adalah menganalisis data. Menurut Rasimin (2018 : 103)

Analisis data dapat diartikan sebagai kegiatan pengolahan data. Metode

analisis data yang peneliti gunakan adalah analisis isi, karena pada

penelitian ini penulis menggunakan penelitian library research yaitu

penulis dihadapkan langsung dengan teks langsung dan bukan

lapangan. Oleh karena itu, teks memiliki sifat unik tersendiri, sehingga

membutuhkan pendekatan tersendiri pula. Penulis perlu pendekatan

yang mampu untuk mengungkapkan, mengumpulkan, serta mengolah

data dengan baik yang ditemukan dalam novel Bumi Manusia karya

Pramoedya Ananta Toer.

Page 33: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

21

Menurut Eriyanto dalam bukunya (2011:10) analisis isi adalah

metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu

fenomena dengan memanfaatkan dokumen (teks). Dari sinilah analisis

isi banyak dipakai oleh berbagai disiplin ilmu, seperti komunikasi,

sosiologi, ekonomi, dan lain-lain. Asalkan ada dokumen atau teks yang

tersedia, analisis isi dapat diterapkan. Dasar pelaksanaan analisis isi

adalah penafsiran pada suatu teks. Jika metode kualitatif memberikan

perhatian pada situasi alamiah, maka dasar penafsiran dalam metode

analisis isi memberikan perhatian pada makna isi pesan.

Page 34: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

22

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Novel

a. Pengertian Novel

Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang

berbentuk prosa baru yang paling terkenal di dunia. Karya sastra satu

ini paling banyak beredar karena bentuk penyampaian dan

komunikasi yang mudah dari seorang pengarang yang dituangkan

dalam tulisan. Bahkan sekarang banyak film layar lebar yang

diangkat dari sebuah novel. Kata novel berasal dari bahasa Italia,

yaitu yang berarti sebuah kisah, sepotong berita, dan secara harfiah

memiliki arti “sebuah barang yang baru kecil: Novel merupakan

bagian sebuah cerita baru dari prosa.

Menurut Sumaryanto (2019 :29) novel adalah hasil

kesusatraan yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kajian

dan dari kejadian itu lahirlah suatu konflik yang merubah nasib

mereka. Menurut Lubis (1994: 161) novel adalah hasil kesusastraan

yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kejadian yang luar

biasa dan dari kejadian itu lahirlah satu konflik dari suatu pertikaian

yang mengubah nasib mereka. Sedangkan menurut Kosasih (2012

:60) novel adalah karya imajinatif yang mengisahkan beberapa orang

tokoh dari sisi yang utuh atas problematika kehidupan.

Page 35: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

23

Dari beberapa pengertian novel yang dikemukakan menurut

beberapa para ahli diatas, maka peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa novel merupakan hasil karya imajinasi dari

pengarang yang menyajikan dan menggambarkan peristiwa atau

konflik yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yang diperankan

oleh beberapa tokoh untuk menjiwai karakter dan watak yang

diperankan dalam cerita tersebut untuk merubah nasib mereka. Oleh

karena itu pendapat beberapa ahli cukup logis terhadap sastra yang

menyatakan bahwa novel juga dianggap sangat berjasa

mengungkapkan cerita kehidupan batin tokoh-tokohnya. (Warsiman,

2017 : 131)

b. Ciri-ciri Novel

Sebagai salah satu karya sastra, dibanding dengan karya

sastra lainnya novel memiliki ciri khas tersendiri. Dari segi jumlah

kata maupun kalimat novel memang relatif lebih mudah untuk

dipahami dibandingkan dengan puisi. Bahasa dalam novel dapat

dibuat dengan sesuka hati oleh pengarang untuk memudahkan

pembaca dalam membacanya, lain lagi dengan puisi yang indah

adalah puisi yang menggunakan bahasa sastra yang tinggi di

dalamnya. Berikut adalah ciri-ciri novel menurut Hendy (1993 : 225)

sebagai berikut :

Page 36: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

24

1) Sajian cerita lebih pendek dari roman dan lebih panjang dari

cerita pendek. Biasanya cerita dalam novel dibagi menjadi

beberapa bagian.,

2) Bahan cerita kebanyakan diangkat dari keadaan yang ada dalam

masyarakat dengan perpaduan fiksi pengarang.,

3) Penyajian berita dilandaskan pada alur pokok atau alur utama

sebagai batang tubuh cerita, dan dirangkai dengan beberapa alur

penunjang yang bersifat otonom (mempunyai latar tersendiri).,

4) Tema sebuah novel terdiri atas tema utama dan tema bawahan

yang mendukung tema utama tersebut.,

5) Karakter tokoh-tokoh utama yang terdapat di novel berbeda-

beda. Demikian juga dengan karakter tokoh lainnya. Selain itu

dijumpai pula tokoh statis yang digambarkan berwatak tetap

sejak awal hingga akhir dan tokoh dinamis ia bisa mempunyai

beberapa karakter yang berbeda atau tidak tetap.

Dari pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa novel

memiliki ciri-ciri cerita yang disajikan tidak panjang namun juga

tidak pendek, ceritanya diambil di masyarakat hasil dari perenungan-

perenungan pemikiran kreatif pengarang, sebuah karya yang menarik

pembacanya untuk turut merasakan cerita dalam novel tersebut

kemudian dapat diambil makna kehidupan dalam masyarakat, serta

memiliki unsur intrinsik dan ekstrinsik. Ciri-ciri novel tersebut dapat

dijadikan referensi atau tolak ukur dalam penulisan novel atau karya

Page 37: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

25

fiksi dari penulis agar bisa dinikmati oleh pembaca menjadi lebih

hidup.

c. Tokoh dan Penokohan

Seperti telah diketahui dalam pembuatan novel harus ada

unsur-unsur di dalamnya, karna pembuatan novel merupakan sebuah

totalitas dari seorang pengarang. Unsur-unsur dalam novel ada dua

yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Kedua unsur tersebut

merupakan unsur pendukung dan saling berkaitan satu dengan yang

lainnya untuk membangun cerita yang runtut dalam sebuah novel.

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra

itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi kerangka bangunan

atau sistem organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2017 : 23).

Unsur intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun

dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik merupakan

unsur yang dapat ditemukan secara langsung oleh pembacanya,

karena unsur intrinsik terdapat dalam cerita pada novel tersebut.

Unsur intrinsik secara langsung juga dapat membangun pada cerita

novel tersebut. jika unsur intrinsiknya sangat mendukung maka

banyak pembaca yang ikut turut andil dalam membacanya. Unsur-

unsur intrinsik yang dimaksud adalah tema, plot, penokohan, latar,

dan sudut pandang pengarang. Dalam penelitian ini penulis hanya

menjelaskan tentang tokoh penokohan karena penelitian ini

Page 38: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

26

membahas tentang citra dari seorang tokoh perempuan (Nyai

Ontosoroh) yaitu citra diri dan citra sosial.

1) Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan Penokohan merupakan salah satu bagian yang

disajikan oleh pengarang dalam susunan cerita. Tokoh dalam

sebuah cerita harus menganggap dirinya sebagai manusia pada

umumnya, sebagaimana pendapat Forster dalam bukunya

Warsiman (2017:139) “ the actors in a story are, or pretend to

be, human being” Tokoh merupakan seseorang yang berperan

dalam sebuah cerita kemudian mendapat sebuah proses

penokohan. Penokohan dalam istilah lain yaitu karakterisasi dari

seorang tokoh. Penokohan (perwatakan) atau karakterisasi

merupakan sebuah cara dari seorang pengarang untuk

menggambarkan dari wujud tokoh-tokohnya. Warsiman

(2017:139)

Tokoh dalam sebuah cerita fiksi selalu memiliki sikap,

watak, dan perilaku, bahkan tak jarang pengarang juga

menuliskan ciri-ciri fisik atau psikis dari seorang tokoh secara

rinci lewat penggambaran tokoh. Meskipun tokoh cerita hanya

sebuah tokoh ciptaan dari pengarang, ia juga harus dapat hidup

secara wajar seperti manusia pada umumnya yang memiliki

pikiran dan perasaan. Seperti menurut (Nurgiyantoro 2017 :165)

bahwa tokoh cerita adalah orang-orang yang terdapat dalam

Page 39: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

27

suatu karya naratif atau drama, yang ditafsirkan oleh pembaca

dengan memiliki kualitas moral yang dilakukan dalam tindakan.

diekspresikan dalam ucapan.

Cara pengarang dalam menampilkan karakter sebuah tokoh

disebut penokohan. Karakterisasi atau penokohan adalah

perkembangan watak yang meliputi pandangan pelaku,

keyakinan, dan kebiasaan yang dimiliki para tokoh yang

dimunculkan dalam sebuah karya sastra itu sendiri. Jadi

penokohan merupakan sebuah gambaran atau lukisan yang

secara jelas dalam mengembangkan karakter tokoh-tokoh cerita

yang berfungsi untuk memainkan cerita dan menyampaikan ide,

tema, motif, plot yang ditampilkan dalam suatu karya naratif

yang dapat ditafsirkan oleh pembaca memiliki kualitas moral

atau pendidikan karakter.

Berdasarkan perbedaannya, Nurgiyantoro (2017 : 258)

membagi tokoh ke dalam beberapa kategori yaitu sebagai

berikut :

a) Tokoh utama dan tokoh tambahan

Berdasarkan peran pentingnya seorang tokoh dalam

cerita fiksi secara menyeluruh dibedakan atas: tokoh utama

dan tokoh tambahan. Tokoh utama (central character) adalah

tokoh yang selalu diutamakan dan selalu muncul dalam

sebuah cerita. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh

Page 40: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

28

pendukung adanya tokoh utama, biasanya pemunculannya

kurang mendapatkan perhatian dan diabaikan.

Perbedaan tokoh dalam cerita tidak dapat dilakukan

secara hitungan, melainkan perbedaan itu bersifat bermacam-

macam karena kadar keutamaan tokoh-tokoh itu bertingkat:

tokoh utama (yang) utama, tokoh utama tambahan, tokoh

tambahan (periferal) utama, dan tokoh tambahan (yang

memang) tambahan.

b) Tokoh protagonis dan tokoh antagonis

Tokoh protagonis adalah tokoh yang dianggap oleh

pembaca sebagai tokoh baik atau tokoh yang banyak

diimpikan. Sedangkan tokoh antagonis adalah kebalikan dari

tokoh protagonis, yaitu tokoh yang berwatak jahat yang

menjadi musuh dari tokoh baik. Keberhasilan tokoh

protagonis tergantung pada keberhasilan tokoh antagonis

menimbulkan konflik-konflik dan pertikaian dalam sebuah

cerita.

Tokoh berdasarkan perwatakannya dibagi menjadi

dua, yaitu tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana

adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas diri..

Sedangkan tokoh bulat adalah tokoh yang memiliki tidak

hanya satu kualitas dalam diri dan diungkap berbagai

Page 41: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

29

kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati

dirinya. Tokoh bulat disebut juga dengan tokoh kompleks.

c) Tokoh statis dan tokoh berkembang

Berkembang atau tidaknya perwatakan tokoh-tokoh

dalam cerita berdasarkan kriteria dibagi menjadi dua, yaitu

tokoh statis dan tokoh dinamis. Tokoh statis adalah tokoh

yang tidak mengalami perkembangan atau perubahan watak

sebagai akibat adanya peristiwa-peristiwa yang terjadi di

dalam cerita. Sedangkan tokoh berkembang merupakan

kebalikannya yaitu, tokoh cerita yang mengalami perubahan

dan perkembangan watak yang sejalan dengan perkembangan

peristiwa di dalam cerita.

d) Tokoh tipikal dan tokoh netral

Tokoh tipikal adalah tokoh yang hanya sedikit

menampilkan keadaan sendiri dan lebih menonjolkan kualitas

pekerjaan atau kebangsaan untuk mewakili sifat tokoh

tersebut. Sedangkan tokoh netral adalah tokoh cerita yang

akan berekstensi demi cerita itu sendiri. Pembedaan tokoh ini

didasarkan pada kemungkinan penggambaran wujud tokoh

cerita terhadap sekelompok manusia dari dunianya.

Page 42: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

30

2. Citra Perempuan

a. Pengertian Citra

Seorang pengarang membuat sebuah imaji tokoh yang

kemungkinan dapat ditafsiri oleh pembaca dan diungkapkan melalui

sebuah citra yang menyerupai gambaran atau bayangan yang

dihasilkan oleh sebuah tafsiran pembaca terhadap sebuah objek. Citra

tak lepas pentingnya dari penokohan, karena dari penokohan dapat

diketahui citra dari seorang tokoh yang diperankannya dalam cerita.

Citra artinya rupa atau gambaran, dapat berupa gambaran yang

dimiliki orang banyak mengenai pribadi, atau kesan mental

(bayangan) visual yang disajikan oleh sebuah kata, frase, atau kalimat,

dan merupakan unsur dasar yang khas dari citra perempuan

Sugihastuti (2000:45).

Gambaran pikiran ini adalah sebuah gambaran yang dihasilkan

oleh pengungkapan sebuah objek atau sebuah efek pikiran yang

menyerupa,. Yang dimaksud citra perempuan adalah semua wujud

gambaran mental spiritual dan tingkah laku sehari-hari yang

diekspresikan oleh seorang wanita (Sugihastuti 2000:45). Menurut

Pradopo (1990:78) mengemukakan bahwa citra didefinisikan sebagai

kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan oleh frasa, kata,

dan kalimat yang merupakan unsur dasar yang khas dari karya prosa

dan puisi.

Page 43: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

31

Jadi menurut pendapat diatas penulis menyimpulkan citra

perempuan adalah sebuah gambaran atau bayangan secara lahiriah

atau batiniah dalam diri perempuan yang diungkapkan pada sebuah

frasa, kata, kalimat yang memberikan kesan mental spiritual oleh

pembaca. Citra dalam sebuah tokoh merupakan sebuah wujud

pemikiran imaji oleh seorang pengarang. Semakin pandai pengarang

untuk memainkan dan merangkai sebuah frasa dan kata menjadi

kalimat, maka sebuah novel akan banyak diminati oleh pembaca.

Karena kebanyakan pembaca terkadang juga ingin cerita

kehidupannya seperti yang diceritakan pengarang dalam tokoh.

b. Jenis Citra

Citra diri dari seorang wanita merupakan sosok individu yang

mempunyai pendirian dan memiliki pilihan sendiri atas berbagai

aktivitasnya yang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pribadi maupun

sosialnya (Sugihastuti, 2000 :112 ). Dalam citra diri perempuan, ada

dua aspek yang mendasar dari diri perempuan yaitu aspek fisik dan

aspek psikis. Dua aspek ini hanya merupakan aspek diri dari seorang

perempuan, belum termasuk aspek sosial dalam kehidupannya.

Aspek fisik dari seorang perempuan mencakup anggota tubuh,

sikap, dan kebiasaan sehari-hari yang dilakukan seorang perempuan.

Aspek psikis mencakup pada perasaan, aspirasi dan ingatan

perempuan. Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita merupakan makhluk

psikologis, makhluk yang berpikir, berperasaan, dan beraspirasi

Page 44: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

32

(Sugihastuti, 2000 : 95). Sedangkan citra perempuan dalam aspek

sosial mencakup pada peran perempuan dalam keluarga dan perannya

dalam masyarakat.

Dalam penelitian citra perempuan pada sebuah novel

menganggap teks-teks sastra sebagai bukti adanya berbagai jenis

peranan perempuan. Dalam novel Bumi Manusia penulis menemukan

peran perempuan (Nyai Ontosoroh) dalam novel yaitu seperti, peran

dalam keluarga seperti (sebagai anak, ibu, dan istri) serta peran dalam

masyarakat. Berikut penjelasan tentang citra seorang perempuan.

1) Citra Diri Perempuan

a) Citra Fisik

Citra diri perempuan dalam aspek fisik merupakan wujud

gambaran diri perempuan meliputi kelengkapan anggota tubuh,

indahnya paras wanita atau perawakan yang dimilikinya, serta

kebiasaan yang dilakukannya selama sehari-hari. Menurut

Sugihastuti (2000:94) citra fisik perempuan dapat dicirikan pada

perempuan dewasa yang telah menikah dan dikonkretkan seperti

pecahnya selaput dara, melahirkan, menyusui dan merawat,

serta kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan

kerumahtanggaan. Berdasarkan sebuah riset menunjukkan

bahwa dari segi fisik wanita sering dianggap sebagai makhluk

yang lebih lemah daripada laki-laki, tidak berdaya dan

menempati posisi yang tidak menguntungkannya.

Page 45: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

33

Dari aspek fisik perempuan memang kalah dalam hal

pekerjaan yang terlalu menggunakan otot, karena memang

perempuan diciptakan hanya sebagai tulang rusuk bagi laki-laki.

Dalam hal ini perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan yang

sangat menonjol dalam fisiknya, seperti paras wajah maupun

bentuk anggota tubuh perempuan yang dapat membuat laki-laki

tergila-gila padanya.

Citra perempuan di kalangan masyarakat dianggap

kondisi alamiah yang dirasa kurang memiliki intelektualitas

pada kemampuan fisiknya. Oleh karena itu, perempuan tidak

bisa bergerak bebas di kalangan publik. Perempuan yang

dianggap lemah secara biologisnya lebih dominan hanya bekerja

dilingkungan rumah tangga karena lingkungan publik dianggap

bahaya bagi perempuan. Oleh karena itu, jika seorang

perempuan ingin menyamai pria harus bekerja keras dengan

semua usahanya. Dengan demikian dapat disimpulkan

keterbelakangan perempuan dalam pekerjaan tidak disebabkan

oleh aspek fisik dari perempuan.

b) Citra Psikis

Perempuan diciptakan sebagai makhluk individu, selain

terbentuk dari aspek fisik juga tercipta oleh aspek psikis.

Ditinjau dari aspek psikisnya wanita termasuk makhluk yang

berperasaan, psikologis, makhluk yang berpikir, dan beraspirasi.

Dengan mengingat kedua aspek yaitu fisik dan psikis, keduanya

Page 46: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

34

ikut mempengaruhi dan menentukan citra perilaku yang

dilakukannya. Sugihastuti (2000 : 95).

Perempuan memang tercipta sebagai makhluk yang

selalu mengedepankan yang namanya perasaan atau ego dari

pada mengutamakan logika atau pikiran mereka terlebih dahulu

dalam memutuskan suatu perkara. Dalam anggapan masyarakat

pun perempuan hanyalah makhluk yang lemah, hal ini dapat

mengakibatkan ruang gerak perempuan dalam masyarakat

menjadi momok atau hal yang menakutkan bagi mereka.

Aspek psikis perempuan digambarkan bagaimana keadaan

jiwa perempuan seperti bagaimana perempuan bersikap

bertanggung jawab penuh atas dirinya sendiri, serta menentukan

nasib pada diri sendiri. Citra perempuan juga telah digambarkan

dalam pribadi perempuan itu ketika bersikap di lingkungannya

sehari-hari. Gambaran psikis perempuan dewasa sifatnya

merupakan hal yang sudah terbentuk dengan karakteristiknya yang

relatif stabil pada sifatnya.

2) Citra Sosial Perempuan

Pengalaman pribadi perempuan mempengaruhi tanggapan

yang akan dilakukan dan penghayatannya terhadap rangsangan

sosial, termasuk pada lawan jenisnya. Tanggapan tersebut

menjadi salah satu terbentuknya sikap perempuan dalam aspek

sosial (Sugihastuti, 2000:142).

a) Citra Perempuan dalam Keluarga

Page 47: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

35

Citra perempuan dalam keluarga, perempuan berperan

sebagai ibu dan istri (Hellwig 2003 : 35). Istri merupakan

teman sekaligus sahabat karib suami, karena istri merupakan

orang yang selalu mendampingi suami disaat susah maupun

senang. Sedangkan perempuan sebagai seorang ibu merupakan

segala yang berhubungan dengan anak. Sudah menjadi kodrat

seorang perempuan untuk mengandung, melahirkan, menyusui,

serta mendidik anak-anak mereka untuk tumbuh dewasa

dengan karakter yang baik. Sebelum perempuan menjadi

seorang istri dan ibu, perempuan juga merasakan tumbuh dari

seorang anak yang dirawat dan dididik oleh orang tuanya

hingga tumbuh dewasa, barulah perempuan menjadi seorang

istri dan ibu.

1. Peran Perempuan sebagai Anak

Anak merupakan titipan dari tuhan untuk kedua

orang tua yang harus dijaga, dididik dan disayangi dengan

sepenuh hati. Seorang anak dapat menjadi tabungan orang

tua di masa tuanya nanti. Karena jika orang tua mendidik

anak dengan berhasil menanamkan perilaku-perilaku dan

pendidikan karakter yang baik, anak akan memiliki sifat

yang baik pula terhadap orang tuanya.

Anak harus dipersiapkan semasa kecilnya dengan

melakukan peranan yang diinginkan oleh kedua orang tua

Page 48: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

36

dimasa depan sebagai wujud tumpuhan harapan yang besar

untuk jaminan orang tua di hari tua. Seorang anak harus

dipersiapkan sejak lahir di dunia, bagaimana pendidikan

yang akan membantunya dalam hal menumbuhkan

kecerdasan ilmu dan akhlaknya. Sifat dan perilaku anak bisa

juga dituruni oleh kedua orang tuanya. Seperti kata pepatah

buah yang jatuh tidak jauh dari pohonnya.

2. Peran Perempuan sebagai Istri

Dalam firman-Nya surat an-Nisa’ ayat 4 yaitu yang

memiliki arti “kaum laki-laki (suami) ialah pemimpin bagi

kaum perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan

sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain

(perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah

memberikan nafkah dari hartanya. (Q.S. an-Nisa’ [4] :34).

Arti firman diatas menyampaikan bahwa laki-laki

diberi kepercayaan menjadi pemimpin bagi istrinya dan

dalam keluarga. Dalam hal ini perempuan bukan tidak

mungkin bila menjadi seorang pemimpin, seiring

berkembangnya zaman, perempuan atau seorang istri dapat

mandiri dan mampu menjadi seorang pemimpin ketika

berada di luar rumah. Namun ketika berada dalam rumah

perempuan tetap harus patuh dan menghormati suaminya

Page 49: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

37

sebagai pemimpin keluarga, meskipun diluar rumah istri

memiiki jabatan yang lebih tinggi dari suami.

3. Peran perempuan sebagai Ibu

Sejak seorang wanita melahirkan anaknya, maka

sejak itulah ia mendapat sebuah predikat sebagai seorang

ibu. Ibu adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anak-

anaknya. Kata-kata yang tidak asing di pendengaran ketika

menjelaskan peran utama seorang ibu untuk anaknya.

Sebagai sekolah pertama bagi anaknya, niscaya seorang ibu

harus menyiapkan kompetensi pada dirinya sebagai guru

yang terbaik bagi anak-anak. Guru yang mampu

memberikan pendidikan terbaik bagi anaknya adalah guru

terbaik.

Menurut Zakiyah ( 2013: 4) bahwa tidak ada

sekolah yang lebih baik kecuali rumah mereka sendiri, tidak

ada guru terbaik selain ibu mereka sendiri, dan tidak ada

kepala sekolah terbaik selain ayah mereka sendiri. Namun

bukan berarti anak-anak hanya belajar di rumah, karena

pendidikan anak dalam rumah merupakan pendidikan

pertama yaitu non-formal sedangkan pendidikan anak di

sekolah merupakan pendidikan kedua yaitu pendidikan

formal. Anak-anak masih tetap harus pergi ke sekolah untuk

menemukan teman baru, serta anak-anak perlu melihat

Page 50: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

38

dunia yang lebih luas agar mudah bersosialisasi dengan

orang-orang yang memiliki latar belakang berbeda.

Allah SWT telah menitipkan anak-anak pada orang

tua dan akan mempertanggungjawabkan amanah itu

dihadapanNya. Maka dari itu ibu harus terus belajar untuk

menjadi guru terbaik bagi anak-anaknya. Guru yang mampu

menginspirasi mereka untuk menjadi insan yang mampu

membawa jutaan manfaat bagi lingkungannya dan mampu

menjawab tantangan zaman. Menurut Zhakiyah ( 2013 : 4).

Ibu yang baik akan menghasilkan anak-anak dengan

karakter yang baik pula. Karena berhasilnya seorang ibu

adalah mampu mencetak anak-anaknya menjadi orang yang

sukses dan berkarakter baik.

Maka dari itu sebagai sekolah pertama seorang ibu

lebih baik menghindari hal-hal sebagai berikut yang dapat

menciptakan perilaku negatif terhadap anak menurut

Musthafa dalam bukunya (2008: 25-26) , antara lain :

1) Bentakan

Bentakan dapat merusak bahasa komunikasi dan sikap

saling memahami antara dua pihak yang saling

bersangkutan. Bentakan juga dapat membuat bingung

seorang anak bingung, antara takut dan ingin membela

diri. Bentakan juga akan mengakibatkan trauma

Page 51: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

39

sepanjang hidup dalam diri seorang anak. Meskipun dia

telah besar, setiap suara keras yang diucapkan di

hadapannya akan menyadarkan kembali pada perasaan

negatif yang pernah dirasakannya ketika masih kecil.

2) Mencela dan mengomel

Seringnya mencela dan mengomel dapat menanamkan

rasa dendam dalam hati, dapat membunuh perasaan

positif dalam diri kedua belah pihak, serta dapat

merusak hubungan dan ikatan.

3) Terlalu mendikte

Seringnya memberi perintah kepada sang anak tanpa

disertai pemberian kepercayaan penuh kepadanya dapat

menyebabkan sang anak merasa hanya menjadi alat

pelaksana perintah saja, serta pribadinya dapat

melemah.

4) Mengancam

Seringnya memberikan ancaman, baik lembut maupun

keras langsung maupun tidak, sama sekali tidak dapat

membantu memecahkan suatu masalah, justru

mendekatkan anak pada perilaku yang tidak

menyenangkan.

5) Membanding-bandingkan

Page 52: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

40

Jangan suka membanding-bandingkan seorang anak,

karena hanya dapat menghilangkan rasa percaya diri,

kemampuan, dan menimbulkan apatisme, dan

kompetitif sang anak.

6) Menasihati secara berlebihan

Pada dasarnya manusia tidak membutuhkan nasihat

yang terlalu berlebihan mengakibatkan seorang anak

akan merasa tertuduh apabila terus-menerus dinasihati

secara berlebihan.

7) Berprasangka buruk

Selalu menafsirkan perilaku anak secara negatif sama

dengan berprasangka buruk kepadanya. Prasangka

negatif menunjukkan tidak adanya kepercayaan orang

tua kepada sang anak. Jika rasa saling percaya ini telah

menipis, maka pintu komunikasi antara anak dan

orangtua pun akan tertutup.

8) Suka menghukum

Hukuman memang bisa memunculkan efek jera dalam

diri seorang anak, meski hanya bersikap sementara.

Tapi, hukuman juga bisa mengajarkan kepribadian

ganda sang anak ketika berjauhan atau berdekatan

dengan orang tua.

9) Hujan kritik

Page 53: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

41

Kritikan yang terus menerus dilontarkan justru akan

mengendurukan belajar dan etos kerja sang anak.

Akibatnya anak akan senang mencari ketenangan

dengan mengasingkan diri.

10) Memberi peringatan

Memberikan peringatan hanya dapat membuat arsip

baru dalam pikiran sang anak, akibatnya sebuah

peringatan terkadang anak tidak dapat menerima dan

menjadikannya sebagai pelarian.

Jadi menurut peneliti disini dapat disimpulkan

bahwa seorang anak tak bisa diperlakukan secara

berlebihan, orang tua harus bisa mengontrol diri ketika anak

melakukan sebuah kesalahan yang disengaja maupun tidak

sengaja. Apalagi seorang ibu tutur katanya adalah sebagian

dari do’a untuknya, ketika ibu melabeli dan menjudge anak

seorang anak yang nakal dan bandel maka hal itupun akan

berakibat buruk bagi anak. Label itu akan terus bersemayam

dipikiran anak, bisa jadi anak akan memberontak dan akan

bertindak kedalam hal yang negatif. Karena dia sudah

dianggap sebagai anak nakal.

Seorang pendidik dapat dikatakan sukses ketika

dapat berbicara dengan baik saat dihadapkan dengan

keadaan sulit dan sentimental. Demikian, pula seorang

Page 54: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

42

pendidik yang baik adalah seseorang yang pandai

membantu anaknya untuk mengarahkan dan memahami

perasaan-perasaan anak sendiri. Berikut adalah cara untuk

membantu pemahaman perasaan sang anak dalam hal

positif. Musthafa (2008: 28) antara lain :

1. Arahkan emosinya secara baik

Ketika anak sedang cemas, stres, tegang, dan

mendramatisir masalah yang dihadapinya, maka peran

yang harus diambil sebagai orang tua atau ibu yang lebih

dekat dengan anaknya adalah dengan menjauhkan

perasaan-perasaan negatif tersebut dengan menggantinya

dengan berpikir positif, hiburlah anak agar dapat

terhibur, dan lakukan cara yang tepat dengan diri anak.

2. Nasihatilah secara bijak

Nasihati anak dengan cukup tanpa berlebihan. Usahakan,

nasihat tersebut membantu memahami perasaannya

dengan cara yang baik.

3. Bertanyalah secara terbuka

Ajukan pertanyaan yang dapat mengeluarkan anak dari

perasaan negatif serta mengarahkannya menemukan

perasaan positif. Pertanyaan itu bersifat optimis dengan

membangun untuk berpikir positif.

4. Sayangilah anak

Page 55: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

43

Sentuhlah emosi anak dikala ibu mengungkapkan rasa

sayang kepada anak dengan berbagai ekspresi.

5. Jadi pendengar yang baik

Mendengarkan anak dengan penuh perhatian dan

seksama dapat menanamkan kepercayaan diri dan

meningkatkan harga dirinya. Anak akan merasakan

bagaimana kasih sayang dan perhatian yang diberikan

oleh ibu. Hal ini dapat menguatkan perasaan positif

dalam diri anak.

6. Identifikasikan perasaannya

Bantulah anak untuk mengungkapkan perasaannya

dengan mengidentifikasi masalah yang tengah

dialaminya.

7. Bantulah anak berimajinasi secara bebas

Perluaslah ruang imajinasi anak, dengan begitu ibu telah

mengawal anak menuju perasaan positif. Cara ini juga

dapat menumbuhkan ide kreatif anak-anak.

Gambaran penting tugas seorang ibu tercakup dalam

pernyataan yang diungkap oleh Dr. A Madjid Katme,

presiden asosiasi dokter muslim di London dalam

konferensi dunia tentang wanita di Beijing dalam bukunya

Ibnu Watiniyah (2015 :21) Berikut tuturannya :

Page 56: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

44

“Tugas keibuan adalah pekerjaan yang paling

terhormat dan membutuhkan ketrampilan di dunia. Dan

terlaksananya tugas ini sangat penting bagi perlindungan

anak dan merawatnya, terutama pada masa awal-awal

pertumbuhannya. Tidak ada jenis suatu pekerjaan pun yang

dapat mengambil alih seorang ibu dari tugas keibuannya.

Serta tidak ada seorang pun yang dapat merampas tugas

keibuan tersebut”.

Dalam Islam juga telah menerangkan bagaimana

kemuliaan seorang ibu. Sejarah juga telah membuktikan

yaitu banyak orang hebat yang lahir dari rahim seorang ibu

yang hebat. Tidak pernah ada cacat atau kekurangan ketika

ibu berperan mendidik anak-anaknya. Tidak pernah ada

celah yang tergambar pada sebuah nama yaitu seorang ibu.

Maka tidak berlebihan dengan sebuah ungkapan bahwa

surga ada di bawah telapak kaki ibu. Ibu merupakan

sambungan simpul penting dari sebuah sambungan

peradaban, dialah yang akan mencetak generasi muda yang

gemilang (Ibnu Watiniyah, 2015 : 22)

b) Citra Perempuan di Masyarakat

Selain peran keluarga, citra sosial perempuan yang

terakhir adalah peran perempuan di masyarakat. Dalam aspek

masyarakat, citra perempuan merupakan sebuah peran yang

Page 57: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

45

dilakukan oleh perempuan di tengah masyarakat. Citra

perempuan di masyarakat merupakan hubungan sosial antara

perempuan dengan masyarakat luas, hubungan dengan satu

individu dengan individu lain, serta hubungan yang melatar

belakangi karier seorang perempuan.

Dalam hal pekerjaan dulu perempuan memang lebih

dominan untuk berdiam di rumah melakukan hal-hal yang

berurusan dengan masalah rumah tangga, serta mendidik dan

mengasuh anak dengan baik. Sedangkan laki-laki yang

bertugas untuk mencari nafkah untuk keluarga. Karena dalam

hal fisik dan psikis laki-laki lebih unggul dari perempuan.

Seperti pendapat Sugihastuti (2000:142) yang membahas

tentang terbentuknya citra sosial perempuan yaitu pengalaman

pribadi perempuan akan mempengaruhi penghayatannya dan

tanggapannya terhadap rangsangan sosial, termasuk dengan

lawan jenisnya.

3. Pembelajaran Sastra

a. Pengertian Sastra Anak-anak

Pengertian sastra anak sebenarnya hampir sama dengan sastra

orang dewasa. Keduanya sama-sama mencakup kehidupan dengan

segala perasaan, pikiran, dan wawasan kehidupan yang memiliki

segala perasaan, wawasan kehidupan, dan pikiran, yang

membedakannya hanya pada titik fokusnya saja. Yaitu sastra anak

Page 58: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

46

menitikkan fokusnya pada anak-anak sedangkan sastra dewasa

dipusatkan pada orang dewasa. Seperti pendapatnya Norton (1988)

bahwa sastra anak-anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan,

dan pengalaman anak-anak, yang mampu dipahami dan dilihat melalui

mata anak-anak (through the eyes of a child).

Usia anak-anak merupakan fase perkembangan yang labil dari

karakternya. Pada usia tersebut anak mudah menerima berbagai hal

yang bersifat positif maupun negatif. Apa yang mereka terima di fase

anak-anak akan menentukan perkembangan moral maupun intelektual

mereka pada saat dewasa kelak. Jika mereka dibiasakan dan diajarkan

lebih banyak dengan gemar membaca, santun, sopan, dan berbagai

perilaku positif lainnya, maka ketika mereka tumbuh besar hal-hal

baik yang telah diajarkan akan terus dilakukan karena hal tersebut

telah menjadi kebiasaan sejak dini.

Sastra anak-anak tidak hanya sekedar tentang karya sastra

yang dibuat oleh anak-anak, tidak pula dibatasi siapa pengarangnya,

melainkan untuk siapa karya tersebut diciptakan. Dengan begitu sastra

anak boleh dibuat maupun diciptakan oleh orang dewasa, tetapi tetap

harus memperhatikan bagaimana mencerminkan perasaan anak-anak,

pemahaman anak, dan pengalaman anak. Bacaan seperti itulah yang

harus disediakan sebagai bahan pembelajaran sastra di Sekolah Dasar.

b. Tujuan Pembelajaran Bahasa dan Sastra di SD

Page 59: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

47

Pada pembelajaran bahasa dan sastra indonesia di Sekolah

Dasar lebih ditujukan pada kompetensi siswa untuk berapresiasi sastra

dan berbahasa. Pada pelaksanan pembelajaran BI di kelas, siswa harus

dilatih untuk lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi,

bukan dituntut untuk lebih banyak menguasai tentang bahasa.

Sedangkan pengajaran sastra diarahkan untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami, menghayati, dan menikmati

karya sastra. Pengetahuan tentang sastra hanya dijadikan sebagai

penunjang dalam mengapresiasi karya sastra (Djuanda, 2014).

Pernyataan tentang tujuan pembelajaran sastra dapat dilihat

bahwa yang paling utama adalah kegiatan apresiasi, sedangkan

perangkat pengetahuan sastra dibutuhkan untuk menunjang

terwujudnya pembelajaran bahasa secara umum dan apresiasi. Dengan

demikian yang harus terjadi dalam pembelajaran sastra ialah kegiatan

apresiasi sastra dan bukan hanya pada teori. Menurut Huck dkk, dalam

Djuanda (2014) pembelajaran sastra di SD memiliki tujuan yang

mencakup 4 hal, yaitu diantaranya :

1) Menumbuhkan kesenangan terhadap buku

Salah satu tujuan dalam pembelajaran sastra di SD yaitu

memberikan kesempatan terhadap anak untuk mendapatkan

pengalaman dari bacaan, serta masuk dan ikut terlibat di dalam

suatu buku. Pembelajaran sastra harus membuat anak merasa

Page 60: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

48

senang membaca, membolak-balik buku dan gemar mencari

bacaan.

2) Menginterpretasi bacaan sastra

Membantu siswa dalam menginterpretasikan bacaan itu dengan

cara mengidentifikasi beberapa pelaku yang ada pada cerita. hal itu

dapat dipraktekkan dengan mendramatisasikan adegan tertentu

yang ada pada cerita.

3) Mengembangkan keasadaran bersastra

Anak-anak yang masih duduk di Sekolah Dasar harus diajak untuk

mulai mengembangkan kesadaran untuk bersastra. Tak dapat

dipungkiri pemahaman dalam membaca suatu karya sastra mampu

meningkatkan kenikmatan anak terhadap bacaan.

4) Mengembangkan apresiasi

Terdapat tiga tahap yang terdapat dalam apresiasi sastra yaitu

diantaranya (1) tahap kenikmatan yang tidak sadar (2) tahap

apresiasi ragu-ragu (3) tahap kesenangan secara sadar. Pengajaran

sastra ditahap awal-awal SD lebih ditujukan dan difokuskan pada

tahap pertama yaitu kesenangan yang tidak disadari oleh anak-

anak.

c. Manfaat Sastra Anak-anak

Sangat penting karya sastra anak dibiasakan sejak dini untuk

anak-anak, karena didalamnya memuat berbagai realitas kehidupan

dunia anak yang diwujudkan dalam bahasa yang indah. Sastra anak

Page 61: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

49

dapat menampilkan dua kebutuhan utama yang dibutuhkan oleh anak-

anak, yaitu pendidikan dan hiburan. Secara tidak langsung dengan

belajar sastra anak-anak dididik untuk meneladani berbagai ajaran,

nasihat, maupun moral yang disampaikan dalam karya sastra. Menurut

Tarigan ada enam manfaat sastra terhadap anak-anak yang dapat

diambil diantaranya :

1) Sastra dapat memberikan kegembiraan, kesenangan, serta

kenikmatan yang dapat dirasakan oleh anak.

2) Sastra mampu mengembangkan daya imajinasi anak, dan dapat

membantu mereka memikirkan dan mempertimbangkan manusia,

pengalaman, alam, serta gagasan.

3) Sastra dapat mengembangkan pengetahuan serta wawasan anak

menjadi perilaku setiap individu.

4) Sastra dapat memberikan berbagai pengalaman-pengalaman aneh

yang seakan-akan dialami oleh setiap anak.

5) Sastra dapat memperkenalkan luasnya pengalaman kepada anak-

anak.

6) Sastra dijadikan sumber utama bagi penerus warisan dari satu

generasi ke generasi berikutnya.

B. Kajian Pustaka

Penelitian yang membahas tentang citra perempuan dalam

pandangan feminisme telah banyak dilakukan. Dalam penelitian ini,

Page 62: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

50

penulis juga memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang terkait pada

penelitian penulis, diantaranya yaitu :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anthonia Paula Hutri Mbulu Jurusan

Sastra Indonesia di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2017),

dengan judul skripsi Citra Perempuan Dalam Novel Suti Karya Sapardi

Djoko Damono : Kajian Kritik Sastra Feminis. Sastra feminis

merupakan sebuah usaha persamaan antara laki-laki dengan perempuan

dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial yang mempertahankan

hak-haknya sebagai perempuan. Hasil penelitian ini dalam citra

perempuan digambarkan sebagai sosok wanita yang kuat dalam

menjalani kehidupannya dari kecil hingga dewasa setelah menikah.

Penelitian ini lebih pada kajian struktural unsur tokoh dan penokohan

oleh setiap tokoh yang berada dalam novel suti, tidak hanya satu tokoh

utama melainkan semua tokoh dalam novel Suti. Dan dalam citra

perempuan juga dideskripsikan pada citra fisik, psikis, sosial, dan

masyarakat oleh setiap tokoh perempuan di novel Suti. Suti disini

diceritakan sebagai gadis yang lemah dalam hal percintaan, karena dia

mudah jatuh hati kepada pria lain meskipun dia telah resmi menikah

hasil dari perjodohan oleh orang tuanya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Ayu Nutrisia Syam, Jurusan Ilmu

Komunikasi di Universitas Hasanuddin (2013), dengan judul skripsi

Representasi Nilai Feminisme Tokoh Nyai Ontosoroh dalam Novel

Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer (Analisis Wanita).

Page 63: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

51

Dalam peneliti Tri Ayu membahas tentang pesan yang ingin

disampaikan oleh pengarang serta bagaimana representasi nilai

feminisme dalam novel Bumi manusia. Analisis wacana Sara Mills

merupakan teks negosiasi dari pengarang dan pembaca. Analisis ini

melihat posisi aktor sebagai orang yang melakukan pencitraan dan

siapakah yang ditampilkan sebagai objek penelitian Tri Ayu tidak

hanya membahas tentang pesan yang berusaha disampaikan oleh

pengarang untuk pembaca namun juga nilai representasi citra

perempuan dan membahas tentang Minke sebagai tokoh utama dalam

novel Bumi Manusia serta bagaimana posisi pembaca dalam novel.

3. Penelitian yang relevan juga dengan objek yang sama dalam penelitian

dilakukan oleh Ahsani Taqwiem, program studi pendidikan Bahasa

Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat dengan judul Perempuan

Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer yang

ditulis dalam jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 7, No. 2

tahun 2018. Ahsani Taqwiem dalam penelitiannya mengungkapkan

bagaimana gambaran tentang paham Ideologis Feminisme pada zaman

dahulu dalam menemukan kebudayaan patriarki yang banyak

merugikan pihak perempuan. Disini diceritakan pula tokoh utama

Minke yang membantu Nyai Ontosoroh dalam melawan hukum

Belanda untuk merebut dan memperjuangkan hak-hak yang harus

dilindunginya. Tokoh Minke disini juga diceritakan sebagai tokoh

feminis.

Page 64: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

52

Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan

penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaannya ialah sama-sama

membahas tentang citra tokoh perempuan dipandang dari segi feminisme,

Sedangkan perbedaan penelitian ini penulis ingin lebih mendalami

bagaimana citra perempuan yang diperankan oleh Nyai Ontosoroh dalam

hal 1) citra diri yaitu fisik dan psikis, 2) citra sosial yaitu citra dalam

keluarga dan masyarakat. Namun penulis lebih memperdalam citra

keluarga yaitu peran sebagai ibu, karena penulis merupakan anak

pendidikan yang lebih fokus ke dalam hal mendidik anak serta

implikasinya dalam pembelajaran sastra dan bahasa indonesia di Sekolah

Dasar.

Page 65: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

53

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG NOVEL BUMI MANUSIA

A. Sekilas Tentang Novel Bumi Manusia

Novel Bumi Manusia merupakan novel keluaran pertama dari

Tretalogi Buru yang ditulis oleh seorang sastrawan Indonesia bernama

Pramoedya Ananta Toer ketika beliau masih menjadi tahanan dan

mendekam di penjara Pulau Buru pada tahun 1975. Novel ini pertama kali

diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Sebelum diterbitkan buku

ini, penulis telah bercerita berulang-ulang kepada teman-temannya tentang

isi cerita buku ini sejak tahun 1973, baru kemudian diterbitkan pada tahun

1980. Buku ini pertama kali diterbitkan sukses dengan 10 kali cetak ulang

dalam setahun pada 1980-1981.

Setelah diterbitkan, buku ini menuai kontroversi dari berbagai

pihak sehingga dilarang beredar olek Jaksa Agung setahun kemudian.

Kemudian barulah tahun 2005 novel Bumi Manusia kembali terbit dengan

warna baru, yaitu dengan menerbitkan menjadi 33 bahasa. Pada bulan

September 2005 novel Bumi Manusia diterbitkan oleh Lentera Dipantara

dari Jakarta Timur. Bumi Manusia berisi kejadian-kejadian dari tahun

1989 sampai tahun 1918.

Tetralogi Buru merupakan nama untuk empat novel yang ditulis

oleh Pramoedya Ananta Toer yang terbit dari tahun 1980-1988. Keempat

karya itu diterbitkan setelah Pramoedya Bebas dari tahanan, yaitu

Page 66: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

54

diantaranya Bumi Manusia (1980 ; 1981), Anak Semua Bangsa (1981 ;

1981), Jejak Langkah (1985 ; 1985), Rumah Kaca ( 1988 ; 1988). Dari

keempat karya tersebut, ketiga karya terakhir yang diterbitkan langsung

dilarang oleh Kejaksaan Agung hanya sekitar 1-2 bulan setelah terbit.

Naskah pertama yang terpilih adalah Bumi Manusia, kesepakatan

itu membuat Pramoedya berkejaran dengan waktu. Setelah berhasil

mengumpulkan seluruh catatan yang berhasil diselamatkan dari Pulau

Buru, karena hampir semua naskah asli tak pernah diberikan lagi kepada

Pram ketika disita. Setelah tiga bulan lamanya Pramoedya berhasil

mengumpulkan dan menulis kembali teks baru menjadi sebuah jilidan

buku.

Cetakan pertama terbit pada tanggal 25 Agustus, yang meleset dari

rencana awal. Namun, dalam kurun waktu 12 hari novel ini menghabiskan

5.000 eksemplar yang terjual. Dan pada bulan November Hasta Mitra telah

sampai pada cetakan ketiga dan berhasil menjual 10.000 eksemplar.

Kemudian pada tahun 1981 Jaksa Agung sangat melarang diterbitkannya

buku tulisan Pramoedya. Pemerintah Indonesia menuduh karya-karyanya

mengandung pesan Marxisme-Leninisme yang dianggap tersirat dalam

cerita-ceritanya.

Akhirnya pada tanggal 29 Mei mengeluarkan surat perintah yang

berisi tentang pelarangan Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa untuk

terbit dalam masyarakat. Pelarangan terbit itu merupakan hanya kasus

politik bukan karena bentuk dari karya sastra, kajian ilmiah, maupun

Page 67: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

55

alasan-alasan yang disebutkan sebelumnya. Semua toko didatangi oleh

kejaksaan dan menyita buku Bumi Manusia dan Anak Manusia dengan

jumlah 972 eksemplar yang berhasil diterima oleh Kejaksaan Agung,

padahal ada 20.000 eksemplar yang telah beredar di masyarakat maupun

masih berada di agen buku.

Novel Bumi Manusia merupakan novel yang sangat bersejarah dan

berwibawa dari 240 hasil karya sastra yang berhasil dikembangkan dalam

sejarah perkembangan sastra di Indonesia. Novel ini memiliki kedudukan

berbeda dari 14 novel sejarah yang terpilih dari 240 buah novel. Novel ini

memberikan gagasan dan ide dalam pemikiran identitas baru dalam

perkembangan sejarah. Nyai Ontosoroh merupakan sosok pribadi yang

sangat tangguh, ulet, dan pantang menyerah dalam berjuang, serta

memiliki jiwa nasionalisme. Proses pembangunan kararakter yang mampu

menghadapi dan melawan kekuasaan dengan tanpa merusak nilai

seseorang, meskipun akhirnya dia harus mengalah dan menyerahkan

anaknya di bawah hukum Belanda.

B. Profil Pengarang Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer lahir di Blora sebuah kota kecil yang

terkenal dengan peradaban orang samin, pada tanggal 6 Februari 1925.

Nama aslinya bukanlah Pramoedya Ananta Toer, melainkan Pramoedya

Ananta Mastoer. Nama Pramoedya itu sendiri merupakan berasal dari kata

slogan revolusioner yang pertama di medan perang. Ia lahir dari sembilan

saudara sebagai sulung dari pasangan kedua orang tuanya yang bernama

Page 68: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

56

Mastoer Imam Badjoeri dan Saidah. Ayahnya berasal dari keluarga bupati

kediri yang berdarahkan jawa asli, namun ayahnya menempuh pendidikan

sekolah Barat. Sedangkan ibunya merupakan anak dari penghulu

Rembang, dan berpendidikan Islam pesisir, ibunya juga pernah sekolah

Belanda sewaktu SD.

Selama mendekam di penjara ia berhasil menghasilkan sebuah

karya Tetralogi yaitu Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah,

dan Rumah Kaca. Ia juga menghasilkan karya-karya lainnya yaitu seperti

Arok Dedes, Mata Pusaran, Arus Balik, sebuah drama Mangir, dan non-fiksi

Nyanyian Tunggal Seorang Bisu. Sebelum menerbitkan Bumi Manusia pada

tanggal 17 Agustus tahun 1980 dan Anak Bangsa pada bulan Desember, ia

telah menceritakannya secara berulang-ulang kepada teman-temannya di

tahanan. Novel Bumi Manusia juga sempat diterbitkan kedalam Bahasa

Inggris dan diterbitkan oleh Penguins Books di Australia pada tahun 1982.

Bumi Manusia dipuji sebagai karya sastra agung internasional dan kemudian

diterjemahkan dalam 20 bahasa. Dan tahun 2005 diterbitkan kembali menjadi

33 bahasa asing. Masih banyak karya-karyanya juga yang telah diterbitkan

juga kedalam bahasa asing. Pada tanggal April 2006 Pramoedya Ananta Toer

menghembuskan nafas terakhirnya karena diabetes, sesak napas, dan jantung

yang lemah. Ia dikebumikan di TPU Karet Bivak Jakarta dengan usia 81

tahun.

Page 69: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

57

C. Sinopsis Novel Bumi Manusia

Novel Bumi Manusia bercerita tentang kehidupan pada masa

kolonial Belanda. Yang menjadi pemeran utama dalam cerita tersebut ialah

Minke yang menjadi sebuah tokoh utama menjadi seorang pelajar yang

sekolah di H..B.S. Ia merupakan sosok yang berani melawan ketidakadilan

hukum yang ada di negeri ini kemudian diekspresikan melalui tulisan-

tulisannya. Ia bertemu seorang dara cantik Indo yang bernama Annelies

dan akhirnya menjadi istrinya. Annelies adalah anak dari seorang gundik

yang bernama Sanikem.

Sanikem adalah nama asli dari Nyai Ontosoroh ketika ia masih

remaja sebelum menjadi seorang gundik. Orang menyebutnya Nyai

Ontosoroh karena mereka tak dapat menyebutkan Buitenzorg, Buitenzorg

diambil dari nama sebuah perusahaan pertanian yang ia kuasai yaitu

Boerderij Buitenzorg, maka mereka menyebutnya dengan Nyai Ontosoroh.

Nyai sendiri adalah sebutan orang terdahulu masa kolonial Belanda

sebagai seorang gundik atau wanita simpanan. Karena statusnya sebagai

istri simpanan, ia dianggap tak memiliki norma kesusilaan. Karena

statusnya itu, ia hidup menderita, sebab tidak mempunyai hak asasi

manusia yang sepantasnya. Apalagi dirinya telah melahirkan anak dengan

tuannya Herman Mellema yang tetap saja masih dianggap oleh hukum

Belanda tidak syah, karena ia hanya sebagai istri simpanan yang tidak

menikah secara syah.

Page 70: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

58

Nyai Ontosoroh adalah anak dari juru tulis Sastromo yang bekerja

pada pada pabrik gula Tulangan, Sidorejo. Ayahnya adalah tipe orang

yang gila akan jabatan dan kekayaan. Ia sangat dihormati di desanya

karena ia satu-satunya orang yang mampu membaca dan menulis, hal itu ia

pergunakan di kantor. Sastromo sangat bercita-cita untuk menjadi juru

bayar yaitu kassier pemegang uang kas pabrik gula Tulangan suatu kelak

nanti, hingga ia melakukan berbagai cara untuk mewujudkannya. Ia

mengorbankan anaknya Nyai Ontosoroh untuk dijual dan dijadikan istri

simpanan oleh tuan besar Belanda bernama Herman Mellema dengan

mendapatkan imbalan mendapatkan gulden dan jabatan sebagai juru bayar.

Semua itu lantas membuat Nyai Ontosoroh merasa harga dirinya

telah ditindas dan direbut secara paksa oleh orang tuanya. Hingga ia sangat

dendam pada orang tuanya, ia benci ayahnya yang begitu tega menukar

anaknya dengan jabatan dan kekayaan, dan ia juga benci dengan ibunya

yang hanya diam tak dapat melawan ketika Nyai Ontosoroh di serahkan

pada Herman Mellema. Dari semua kejadian itu lantas membuat Nyai

Ontosoroh bangkit dari keterpurukan dengan perlahan belajar segala

pengetahuan Eropa yang diajarkan oleh tuannya agar diakui menjadi

manusia yang beradab. Tak boleh ada berita tentang dirinya seorang

wanita hina-dina tanpa harga diri, tanpa kemahuan sendiri ini. Hal itu

membuat prinsip dirinya agar apa yang diperbuat oleh dirinya, ia harus

lebih berharga dari mereka, sekalipun ia hanya seorang Nyai.

Page 71: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

59

Nyai Ontosoroh belajar tentang berdagang, beternak, bahasa

Belanda, belajar baca tulis Belanda, belajar membaca media Belanda,

belajar budaya dan hukum Belanda. Sebab ia yakin jika pengetahuan akan

hal itu semua akan bermanfaat bagi Nyai Ontosoroh dan anak-anaknya

kelak. Ia telah menemukan filosofi bahwa belajar adalah melawan rasa

takut, yaitu melawan kebodohan, penghinaan, kemiskinan dan sebagainya

hanya dengan belajar untuk menambah segala pengetahuan dan

pengawasan.

Nyai Ontosoroh tidak hanya mampu membaca dan menulis

menggunakan bahasa Belanda tanpa celah, ia bahkan mampu menjadi

seorang penguasa perempuan di perusahaan keluarganya. Ia adalah ibu

dari anak-anaknya Robert Mellema dan Annelies Mellema, ia pandai

berhias diri dengan rapi dan sopan layaknya seorang priyayi, meskipun

darah biru tak pernah mengalir dalam tubuhnya. Sosok Nyai Ontosoroh

adalah sosok yang sangat dikagumi oleh menantunya Minke yang

menikahi anaknya Annelies.

Konflik pun terjadi ketika suaminya mati terbunuh di sarang Baba

Ahjong, dimulai saat itu kehidupannya mulai terancam. Ia sadar meskipun

ia sepenuhnya menjadi penguasa, posisinya mulai terancam karena ia

hanyalah seorang gundik yang tak berhak mendapatkan hak sedikitpun

dari perusahaan sekalipun itu anaknya sendiri. Ia tak mau menyerah, lantas

berusaha agar bangkit melawan dengan menantunya Minke di bawah

hukum Belanda untuk mempertahankan haknya. Meskipun dengan sekuat

Page 72: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

60

apapun ia berusaha dan melawan, statusnya tetap hanya seorang gundik, ia

dibuat tak berdaya di bawah hukum kolonial Belanda.

Mereka kalah telak di bawah hukum Kolonial Belanda. Annelies

diambil paksa hak asuhnya oleh orang-orang Belanda. Nyai Ontosoroh dan

Minke tak mampu berbuat banyak untuk mempertahankan anaknya

Annelies. Semua orang melepas kepergian Annelies dengan duka, karena

mereka tak dapat mengantarkan Annelies di tempat tujuannya. Akhirnya

apa yang selama ini Nyai Ontosoroh takutkan terjadi juga, ia kehilangan

semua yang selama ini dua puluh tahunan diperjuangkan. Anaknya

kembali mengulang peristiwa menyakitkan yang pernah ia alami.

Page 73: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

61

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Tokoh dan penokohan.

Menurut Luken (dalam Nurgiyantoro, 2010: 75) tokoh itu sendiri

dapat dipahami sebagai seseorang (atau sosok) yang memiliki sejumlah

kualifikasi mental dan fisik yang membedakannya dengan (sosok) lain.

Sedangkan penokohan (perwatakan) atau karakterisasi merupakan sebuah

cara dari seorang pengarang untuk menggambarkan dari wujud tokoh-

tokohnya. Warsiman (2017:139). Berikut ini adalah beberapa tokoh dan

sifat yang ditemukan oleh penulis dalam buku novel Bumi Manusia karya

Pramoedya Ananta Toer :

Minke sebagai tokoh utama yang hadir sebagai tokoh protagonis.

Ia adalah seorang anak keturunan darah priyayi, yaitu seorang bupati dari

kota B yang berusaha keluar dari sangkar kejawaannya menuju kehidupan

yang ia inginkan dengan hidup bebas tanpa diperintah dan memerintah. Ia

juga ingin menguasai ilmu Eropa yang menjadi simbol kunci utama dari

ketinggian ilmu hukum dan peradaban.

“Aku lebih mempercayai ilmu-pengetahuan, akal.” Penggambaran

pikiran dan perasaan : Aku ini siswa H.B.S., haruskah merangkak

di hadapannya dan mengangkat sembah? Apa guna belajar ilmu

dan pengetahuan Eropa, bergaul dengan orang-orang Eropa, kalau

akhirnya toh harus merangkak, beringsut seperti keong dan

menyembah seorang raja kecil.(Toer,2005:179)

Dalam teks tersebut telah digambarkan bahwa Minke adalah siswa

H.B.S yang memiliki pengetahuan tinggi, bahkan hampir semua ilmu ia

kuasai. Ia berpikir apa yang benar ia akan lakukan dan yang salah ia akan

Page 74: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

62

menentang. Sekalipun itu menyalahi adab kejawaannya yang berpegang

teguh untuk menghormati yang lebih tua. Ia juga cerdas, buktinya ia

mampu berbicara dan menulis Belanda dengan fasih dan selalu naik kelas.

Karena tak sembarang orang dapat sekolah di H.B.S.

Nyai Ontosoroh merupakan tokoh utama tambahan yang hadir

sebagai tokoh protagonis seorang gundik (wanita simpanan) dengan sifat

yang bijaksana dan penuh dengan wibawa. Ia juga seorang pemimpin dari

perusahaannya dan tak pernah meninggalkan perannya sebagai ibu yang

penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Ia tak memiliki ijazah pendidikan

sekolah, namun pengetahuannya tentang Belanda sangat baik dan beradab,

bahkan dapat mengalahkan wanita Eropa pada umumnya, lantas hal itu

tidak menghilangkan dirinya sebagai wanita Pribumi.

“Dan tidak dapat aku katakan dia bodoh. Bahasa Belandanya cukup

fasih, baik, dan beradab; sikapnya pada anaknya halus dan

bijaksana, dan terbuka, tidak seperti ibu-ibu Pribumi; tingkah

lakunya tak beda dengan wanita Eropa terpelajar. Ia seperti seorang

guru dari aliran baru yang bijaksana itu.(Toer,2005:38)

Annelies Mellema hadir sebagai tokoh utama perempuan, karena

memiliki peran yang penting dalam isi cerita, karena sebagian cerita berisi

dirinya. Ia hadir sebagai tokoh protagonis yang sependapat dengan tokoh

utama tanpa adanya perlawanan dan selalu menurut untuk tidak menentang

setiap masalah yang muncul. Ia digambarkan sebagai tokoh yang rupawan,

karena ia terkenal sebagai wanita indo yang cantik dan lemah lembut

bahkan menjadi primadona banyak laki-laki diluar sana, yang dibuktikan

lewat kutipan berikut:

Page 75: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

63

Di depan kami berdiri seorang gadis berkulit putih, halus, berwajah

Eropa, berambut dan bermata Pribumi. Dan mata itu, mata

berkilauan itu seperti sepasang kejora; dan bibirnya tersenyum

meruntuhkan iman. (Toer, Hal.26)

Robert Mellema merupakan tokoh tambahan, karena hanya

muncul beberapa kali dalam cerita. Ia hadir sebagai tokoh antagonis,

karena memilih untuk menentang tokoh utama, sehingga muncullah

sebuah konflik dalam keluarga mereka. Dia adalah orang yang tak ingin

dikekang pendapat dan keinginannya, seperti ibunya yang

mengeluarkannya dari sekolah untuk bekerja, namun hal itu enggan

dilakukan olehnya. Ia hanya ingin hidup enak dengan tanpa bekerja dan

selalu mengagungkan Hindia Belanda dalam kehidupannya sehingga

memandang rendah kehidupan Pribumi. Seperti kutipan berikut,

“Dia pembenci Pribumi, kecuali keenakannya, kata Mama. Bagi

dia tak ada yang lebih agung daripada jadi orang Eropa dan semua

Pribumi harus tunduk padanya.Mama menolak tunduk. Dia mau

menguasai seluruh perusahaan. Semua orang harus bekerja

untuknya termasuk Mama dan aku”(Toer,2005:97)

Robert Suurhof tokoh tambahan yang muncul hanya beberapa kali

dalam sebagian cerita. Ia digambarkan sebagai tokoh antagonis yang

memiliki pandangan yang sama dengan Robert Mellema. Ia hanya pandai

merendahkan, menyakititi, dan mencela orang lain, apalagi orang tersebut

keturunan Pribumi. Ia juga sangat licik, di balik perlakuannya ada maksud

lain. Berikut kutipannya,

“Aku akan hormati kau lebih daripada guruku sendiri. Kalau kau

kalah, awas, untuk seumur hidup kau akan jadi tertawaanku. Ingat-

ingat itu”.(Toer,2005:23)

Page 76: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

64

Magda Peters tokoh tambahan yang muncul beberapa dalam

sebagian cerita. ia dihadirkan sebagai tokoh protagonis yang sejalan

dengan pemikiran tokoh utama, dan berperan sebagai guru yang memiliki

pemikiran yang sangat luas dan dihormati oleh murid-muridnya di HBS.

“Ia mengesankan diri seakan seekor monyet putih betina yang

bertampang kagetan. Tapi begitu mendengar pelajarannya yang

pertama semua jadi terdiam. Perasaan hormat menggantikan.

(Toer,2005: 312)

Herman Mellema (Tuan Mellema) sebagai tokoh tambahan yang

hanya ada di sebagian isi cerita. Ia memerankan dua sifat sekaligus yaitu

baik dan kemudian berubah menjadi sifat yang lain. Sifat baik itu adalah

cara ia memperlakukan Nyai Ontosoroh dengan baik di awal, karena ia

mau mengajarkan berbagai ilmu dan adab wanita Eropa. Ia berubah

menjadi seperti orang lain ketika anak dari perkawinan sahnya datang, dan

tidak dapat membela Nyai Ontosoroh.

“Aku senang mendengar puji-pujiannya, ia tak pernah mencela,

hanya pujian melulu. Tak pernah mendiamkan pertanyaanku, selalu

dijawabnya. Mama semakin berbesar hati, semakin

berani.”(Toer,2005:136)

Jean Marais merupakan tokoh tambahan yang muncul hanya

beberapa di setiap bagian cerita. ia hadir sebagai tokoh protagonis yang

sejalan dengan tokoh utama dan tidak menyebabkan suatu konflik. Ia

digambarkan memiliki sifat yang bersahabat, baik hati, dan bijaksana.

“Mulailah aku ceritakan padanya tentang gadis cilik yang

kehilangan ibunya. Dan nasib, ibunya. Dan kebaikan hati Jean

Marais. Dan kebijaksanaannya. Dan kesederhanaanya.” (Toer,

2005:102)

Page 77: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

65

Darsam sebagai tokoh tambahan yang muncul hanya beberapa kali

dalam isi cerita, ia hadir sebagai tokoh protagonis yang sejalan dengan

tokoh utama dan tak pernah ada konflik. Ia berperan sebagai tangan

kirinya Nyai Ontosoroh. Memiliki sifat berani, penurut, dan patuh dalam

kesehariannya, tapi terkadang ia juga gegabah dalam mengambil

keputusan.

“Seorang pendekar Madura yang sangat patuh kepada majikannya.

Tapi karena sifatnya yang selalu bertindak tanpa berpikir

panjang,terkadang mengundang bahaya.

Dialog : “Darsam ini, Tuan muda, hanya setia pada Nyai. Apa yang

disayangi Nyai, disayangi Darsam. Apa yang di perintahkan, Darsam

lakukan. tak peduli macam apa perintah itu.”.(Toer,2005:226)

B. Citra Perempuan

Menurut Adib dan Sugihastuti dalam penelitian Ria Defrita

(2013:105) yaitu Citra merupakan sebagai wujud gambaran mental

spiritual dan tingkah laku dalam keseharian perempuan yang menunjukkan

Citra wajah dan tingkah laku seorang perempuan.

1. Diri Nyai Ontosoroh

Citra diri dari seorang wanita merupakan sosok individu yang

mempunyai pendirian dan memiliki pilihan sendiri atas berbagai

aktivitasnya yang berdasarkan kebutuhan-kebutuhan pribadi maupun

sosialnya (Sugihastuti, 2000 :112 ). Citra Diri Nyai Ontosoroh dalam

novel ini banyak ditunjukkan dalam deskripsi cerita, dialog antar tokoh dan

tanggapan para tokoh dalam menyikapi sesuatu. Adapun citra diri Nyai

Ontosoroh yang diteliti oleh peneliti ada dua yaitu Citra Fisik dan Psikis

Page 78: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

66

a) Citra Diri Nyai Ontosoroh dari Aspek Fisik

Ditinjau dari aspek psikisnya, wanita merupakan makhluk

psikologis, makhluk yang berpikir, berperasaan, dan beraspirasi

(Sugihastuti, 2000 : 95). Berdasarkan aspek fisik, tokoh Nyai

Ontosoroh merupakan wanita yang cantik, manis, wajah jernih,

berumur tiga puluhan, dan fisik kuat. Sehingga kecantikannya dapat

membuat laki-laki tergila-gila dan mengaguminya, perempuan yang

sudah memiliki pasangan hidup meskipun bukan suami dari

pernikahan yang syah, dan sebagai seorang ibu yang mendidik anak-

anaknya, serta seorang perempuan yang kuat dan tangguh.

“Sebaliknya orang lebih banyak menyebut-nyebut gundiknya:

Nyai Ontosoroh gundik yang banyak dikagumi orang,

rupawan, berumur tiga puluhan, pengendali seluruh

perusahaan pertanian besar itu”.(Toer, 2005 :25)

“Pemunculannya begitu mengesani karena dandanannya yang

rapi, wajahnya begitu mengesani karena dandanannya yang

rapi, wajahnya yang jernih, senyumnya yang keibuan, dan

riasnya yang terlalu sederhana. Ia kelihatan manis dan muda,

berkulit langsat.(Toer, 2005:32)

Dalam kutipan diatas menerangkan bahwa Nyai Ontosoroh

merupakan seorang gundik yang berpakaian rapi, memiliki wajah

yang jernih dan rupawan, senyumnya yang keibuan terlihat manis,

riasnya yang sederhana membuatnya ia terlihat semakin muda

karena masih berumur tiga puluhan. Kecantikan dan cara pakaiannya

yang rapi membuatnya semakin dikagumi oleh penduduk

Wonokromo. Kekaguman orang-orang oleh dirinya yang cantik tak

Page 79: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

67

hanya ketika dirinya menjadi seorang Nyai, namun juga ketika ia

masih remaja, ia selalu dipuji-puji oleh wanita yang datang ke

rumahnya sebagai gadis yang cantik bunga Tulangan, Kembang

Sidoarjo.

Kecantikan, merupakan sebuah kata-kata yang banyak

diimpikan dan diinginkan oleh wanita. Semua orang ingin tampil

cantik dengan berbagai perangainya. Hal ini pun menjadi biasa jika

wanita berlomba-lomba dan menjadi faktor utama bagi kaum

perempuan ingin tampil cantik, kemungkinan pandangan tentang

kecantikan sudah banyak bergeser. Dulunya perempuan dikatakan

cantik ketika ia membersihkan diri nya dengan baik serta merawat

dirinya agar tidak terlihat kucel. Namun saat ini, bersih saja tidak

cukup, kecantikan dari dalam hanya sebagai faktor pendukung,

padahal ada pandangan bahwa cantik ada dua hal yaitu cantik secara

fisik dan cantik secara jiwa (inner beauty).

Zaman sekarang ini kecantikan seorang wanita menjadi tolak

ukur dan dijadikan sebagai strata sosial . Dimana-mana saat ini

orang memandang seorang perempuan cantik hanya dilihat dari

fisiknya saja. Pandangan masyarakat yang mengikuti perkembangan

zaman akibat arus globalisasi dari media massa tentang kecantikan

wanita, Khususnya wanita Indonesia hanya dilihat dari putih, tinggi,

langsing, hidung mancung, rambut lurus, dan lain sebagainya.

Pasalnya cantik itu relatif dan semua perempuan itu cantik dari lahir,

Page 80: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

68

yaitu cantik dengan cara mereka sendiri. Penilaian seorang tentang

perempuan yang cantik itu muncul dilingkungan sendiri. Lingkungan

yang menciptakan, dan hal itu bukan menjadi tolak ukur bahwa

perempuan itu cantik atau tidak. Hal ini seperti penelitian yang

dilakukan oleh Ferguson (Grogan,1999)

“Jadi Nyai Ontosoroh melakukan pekerjaan kantor.

“Pekerjaan kantor macam apa yang dia bisa?”

“Administrasi? Tanyaku mencoba-coba”.

“Semua. Buku, dagang, surat menyurat, bank....”(Toer,

2005:45)

Dari penggalan dialog di atas citra Nyai Ontosoroh dalam

pekerjaan sangat luar biasa ia adalah wanita yang pekerja keras.

wanita pekerja keras merupakan wanita yang pantang menyerah

dalam berbagai hal pekerjaan. Nyai Ontosoroh mampu melakukan

segala pekerjaan tidak hanya dalam satu bidang saja, namun

beberapa bidang pekerjaan kantor dapat ia lakukan sendiri.

Meskipun ia bekerja tak perlu banyak menggunakan otot, namun ia

bekerja dengan mengandalkan skill dan pemikirannya atau bekerja

secara cerdas.

Pekerja keras tidak hanya berlaku untuk laki-laki saja, namun

juga bagi perempuan. Perempuan hebat selalu tahu tujuan akhir dari

apa yang ia lakukan saat ini, ia akan selalu berusaha dengan segala

upaya untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan dalam hidupnya.

Ia akan menganggap percuma jika ia telah mengetahui tujuan akhir

namun tak berusaha keras untuk mewujudkannya. Dan perempuan

Page 81: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

69

hebat tak akan berhenti bekerja dengan apa yang ia lakukan sebelum

ia mencapai tujuan akhir dari apa yang ia kehendaki.

Seiring perkembangan zaman, pergeseran nilai-nilai

perempuan bekerja di masyarakat semakin maju dan mengalami

peningkatan dari masa ke masa. Salah satu faktor penyebabnya ialah

wanita telah memiliki kesempatan dalam hal pendidikan dan

pekerjaan yang sama dengan laki-laki, sehingga perempuan mampu

memerankan peran lebih dari satu, atau mampu berperan ganda.

Peran ganda merupakan peran yang dilakukan perempuan selain

menjadi ibu buat anak-anaknya dan selain menjadi istri dari

suaminya, ia memiliki pekerjaan di berbagai sektor bidang pekerjaan

atau profesi lain. Seperti yang dikemukakan dalam penelitian

(Marina dan Dhea, 2018).

Bekerja keras juga dapat membuat seseorang untuk melawan

rasa malas dalam dirinya. Bekerja keras merupakan bagian dari

seseorang untuk menjemput gerbang kesuksesannya. Seperti yang

telah diajarkan dalam syariat Islam yaitu seorang muslim yang

percaya akan memiliki sifat etos kerja yang tinggi. Percaya adalah

suatu keyakinan dalam hati seseorang untuk menjemput takdirnya. Ia

harus optimis dengan segala yang dikerjakannya kelak akan

membuahkan hasil, bukan suatu hal yang percuma dan sia-sia.

Dari pekerjaan yang diemban oleh Nyai Ontosoroh diketahui

bahwa ia adalah termasuk orang yang kuat dan tangguh. Perempuan

Page 82: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

70

tangguh ialah seseorang yang senantiasa kuat dalam menghadapi

segala permasalahan yang ada dalam rumah tangga maupun

pekerjaan kantor. Ia dikatakan tangguh karena mampu mengerjakan

pekerjaan kantor tak hanya dalam satu bidang, namun seolah setiap

sudut bidang pekerjaan kantor ia telah mampu kuasai. Ia juga

membuktikan bahwa perempuan mampu menjadi seorang pemimpin

dalam sektor pekerjaan. Ia tetap bekerja dan tidak lupa dengan

tugasnya menjadi seorang ibu untuk anaknya.

b) Citra Diri Nyai Ontosoroh dari Aspek Psikis

Ditinjau dari aspek psikisnya, perempuan juga makhluk

psikologis, makhluk yang berpikir, berperasaan, dan berekspresi

(Sugihastuti, 2000:95). Citra diri Nyai Ontosoroh dalam aspek psikis

yaitu sebagai wanita yang cerdas, humoris, ramah, tegas, optimis,

penyayang, dan memiliki sebuah trauma di masa remaja. Meskipun

seorang gundik, Nyai Ontosoroh merupakan orang yang senang belajar

tentang pengetahuan yang membuat dirinya memiliki wawasan yang

tinggi entah tentang perdagangan, pertanian, peternakan dan lainnya. Ia

juga dapat berbahasa Belanda dan mengetahui istilah-istilah Eropa yang

biasanya hanya dimiliki oleh orang yang berpendidikan tinggi dalam

pendidikan Belanda maupun Eropa.

“Ternyata pengetahuanku tentangnya tiada artinya. Ia

mengenal banyak istilah Eropa yang aku tak tahu. Kadang ia

malah menerangkan seperti seorang guru. dan ia bisa

menerangkan! Nyai apa pula di sampingku ini?”(Toer,

2005:58)

Page 83: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

71

“Lulusan sekolah apa dia maka nampak begitu terpelajar,

cerdas dan dapat melayani beberapa orang sekaligus dengan

sikap yang berbeda-beda? Dan kalau dia pernah lulus suatu

sekolah, bagaimana mungkin bisa menerima keadaan sebagai

nyai-nyai? Tak dapat aku temukan kunci untuk

mengetahui.”(Toer, 2005:68)

“Sekolah?” ia menggelengkan kepala seperti sedang

mengintai langit, menjernihkan ingatan “Seingatku belum

pernah”.

“Mana mungkin? Mama bicara, membaca, mungkin juga

menulis Belanda Mana bisa tanpa sekolah?”

“Apa salahnya? Hidup bisa memberikan segala pada barang

siap tahu dan pandai menerima”.(Pramoedya, 2005:105)

Beberapa petikan dialog dan kalimat diatas dapat diketahui

Nyai Ontosoroh adalah seorang yang cerdas, dan haus akan ilmu

pengetahuan yang membuatnya semakin berkuasa dan tidak

direndahkan. Nyai ontosoroh menemukan sebuah prinsip dalam

dirinya, bahwa belajar merupakan bukan suatu hal yang hanya

dilakukan di sekolah saja. Belajar merupakan menentang segala

sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin. Belajar adalah bisa

dilakukan oleh siapapun yang mau dan melakukan, karena belajar

yang sangat keras merupakan bagi dia orang yang tidak takut untuk

melangkah melawan segala kemungkinan di dunia ini.

Nyai Ontosoroh memang sangat cerdas dan begitu terpelajar

meskipun ia tak pernah lulus dari sekolah manapun. Ia mampu

membaca buku-buku tentang Eropa, mampu berbicara, dan bahkan

menulis menggunakan bahasa Belanda. Sikap dan wibawanya yang

seperti orang Eropa namun masih kental dengan adabnya seorang

Page 84: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

72

Pribumi Jawa, membuat ia semakin dikagumi oleh orang-orang

kebanyakan. Ia mampu melakukan semua hal itu memang bukan dari

bangku sekolah, namun ia menuntut ilmu di rumahnya sendiri

sebagai seorang murid dan suaminya adalah guru satu-satunya yang

ia patuhi segala tutur kata dan tindakannya.

Seorang perempuan tidak hanya cantik untuk dapat dihormati

dan disukai oleh semua orang, apalagi untuk menarik hati seorang

laki-laki. Sebab perempuan cantik tak cukup hanya dari parasnya,

justru kecantikan itu juga akan terpancar dari kecerdasan dan pola

pikir mereka. Seorang perempuan yang cerdas akan mengedepankan

pikirannya dari pada logika, karena seorang yang cerdas mampu

membawanya menyelesaikan masalah dan memiliki ide-ide kreatif

yang dapat menginspirasi orang lain. Telah dibuktikan kebanyakan

pada saat ini perempuan yang cerdas mampu menduduki kursi

kepemimpinan seperti seorang laki-laki, sama halnya dengan Nyai

Ontosoroh yang mampu menguasai perusahaan-perusahaan besar

pertanian.

Seorang perempuan memang harus cerdas, karena kecerdasan

itu akan membuatnya menemukan bagaimana konsep dirinya untuk

merubah dirinya menjadi seorang yang berkarakter. Saat ini untuk

mencuri perhatian tak hanya dilihat dari paras cantik, namun

perempuan cantik juga harus didukung dengan akhlakul karimah.

Percuma cantik tapi tak memiliki akhlak yang baik. Seperti pepatah

Page 85: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

73

mengatakan orang yang berilmu belum tentu beradab dan orang

yang beradab pasti berilmu. Pastilah seorang perempuan yang

beradab dia adalah orang cerdas. Buat apa cantik kalau tak didasari

akhlak yang baik?

Di zaman yang semakin keras ini cantik memang dapat

mencuri perhatian setiap mata yang memandang, namun dengan

kecerdasan akan membuat dunia dapat ditaklukan. Kalimat tersebut

penulis dapatakan dalam sebuah artikel dari blog www.hipwe.com

yang dapat menginspirasi bahwa perempuan hidup di zaman milenial

ini tak hanya bermodalkan cantik namun, juga harus belajar dan

menambah pengetahuan dengan mengikuti perkembangan zaman

dan arus global. Karena perempuan juga sebagai cikal bakal untuk

mencetak generasi yang bermoral dan berprinsip untuk kehidupan

yang semakin keras ini.

“Tutup mulut!” bentak Nyai dalam Belanda dengan suara

berat dan kukuh. “ia tamuku”.

Eropa gila sama dengan Pribumi gila,” sembur Nyai tetap

dalam Belanda. Matanya menyala memancarkan kebencian

dan kejijikan. “Tak ada hak apa-apa kau di rumah ini. Kau

tahu mana kamarmu sendiri”(Toer, 2005:65)

Dalam teks itu Nyai Ontosoroh digambarkan oleh pengarang

dengan sosok yang lain yaitu tegas, dan berani melawan apa yang

dianggapnya benar. Dia juga sangat sentimentil dengan apa yang

dikatakan oleh tuannya tentang Pribumi yang dianggap sangat

rendah. Dia berani mengucapkan kata-kata kasar dan sangat berat

dan kukuh akibat perlakuan tuannya yang tidak menerima tamunya

Page 86: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

74

karena tuannya tau tamunya hanyalah seorang Pribumi. Nyai

melakukan perlawanan, karena baginya Pribumi maupun Eropa sama

saja, ia hanya membela diri meskipun terlihat hina di depan anak-

anak dan tamunya.

Kebanyakan orang menganggap sikap tegas sama dengan

sifat pemarah, padahal pemarah dan tegas adalah suatu hal berbeda.

Sikap pemarah itu muncul jika seorang dihadapkan masalah tak bisa

mengatasi ia akan menjadi marah, dan jiwanya selalu dihinggapi hal-

hal yang negatif. Sedangkan, sikap tegas seorang perempuan

merupakan sebuah sikap dari penentuan apa yang menjadi pilihan

yang diinginkan jika menghadapi suatu masalah yang membawanya

ke arah positif. Namun, jika perempuan hanya bersikap lemah

lembut dan tidak tegas, ia akan selalu dianggap lemah karena tak

mampu menyelesaikan apa yang telah dihadapinya.

Seorang perempuan memang harus memiliki sikap tegas

dalam dirinya, dengan adanya sikap tegas itu perempuan akan

menjadi seorang yang mandiri untuk menghadapi tantangan

kehidupan dengan pilihan yang diinginkan. Sikap tegas juga dapat

menumbuhkan rasa percaya diri pada diri sendiri, artinya jika

seorang perempuan berani melangkah untuk mengambil keputusan

itu, ia telah percaya pada potensi dan kekuatan dirinya sendiri. Hal

itu akan berdampak positif pada diri perempuan agar tak

meremehkan kekuatan yang ada dalam dirinya sendiri, dan tak perlu

Page 87: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

75

mikirin dengan pendapat orang lin. Seperti dalam artikel yang

ditemukan pada sebuah blog di www.Ziliun.com.

“Ya, Annelies, siapa tamumu?”

“Ini Mama, Minke namanya.Pribumi Jawa, Mama”.

“Pelajar H.B.S Mama.”

“O-ya? Betul itu?” tanya Nyai padaku.

“Tamu Annelies juga tamuku,” katanya dalam bahasa

Belanda yang fasih.”Bagaimana aku harus panggil? Tuan?

Sinyo? Tapi bukan Indo..” (Toer, 20005:33)

Dari dialog diatas dapat dilihat bahwa Nyai Ontosoroh adalah

seorang yang humoris, ia menyambut tamu anaknya dengan baik dan

ramah. Meskipun tamunya adalah seorang Pribumi Jawa, yang

dibenci oleh anak sulungnya yang telah memperlakukannya tidak

adil. Namun, Nyai Ontosoroh malah menyambutnya dengan senang

hati. Ia mencoba mendekati, berkenalan untuk bisa akrab dengan

tamunya.

Dengan sikap humoris dan ramah yang Nyai tunjukkan antara

dirinya dan tamunya mampu mencairkan suasana yang asalnya

tegang menjadi sedikit rilex, dan hal itu membuat tamunya merasa

tak sungkan lagi terhadapnya. Namun, perlu diketahui perbedaan

antara humoris dengan menghina. Pasalnya, jika tak dapat

membedakan mana candaan dan mana menghina, ia akan merasa

sakit hati dengan apa yang telah dilontarkan seseorang dengan niatan

hanya untuk becanda.

Dengan sikap ramah Nyai Ontosoroh menunjukkan bahwa

Nyai adalah seorang yang mampu menghargai dan mengakui

Page 88: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

76

keberadaan tamunya, dengan begitu tamunya merasa diterima dan

dihargai dengan sambutan tuan rumah. Hal itu juga dapat

mengajarkan anaknya untuk dapat bersikap ramah terhadap tamu

yang datang ke rumah atau dengan orang lain meskipun tak kenal.

Mengajarkan anak untuk bersikap ramah juga dapat mengajari anak

bagaimana bersikap sopan santun terhadap orang lain atau yang lebih

tua terutama orang tua sendiri.

“Aku telah bersumpah dalam hati: takkan melihat orang tua

dan rumahnya lagi. Mengingat mereka pun aku sudah tidak

sudi”(Toer, 2005:128).

Dalam hal ini, pengarang juga menampilkan sifat lain dari

seorang Nyai Ontosoroh sebagai orang yang pendendam. Ia menjadi

pendendam karna suatu alasan dimasa remajanya yang membuat

harga dirinya sebagai perempuan tak dihargai oleh kedua orang

tuanya. Dibuktikan dengan kalimat tersebut, ia merasa sakit hati apa

yang dilakukan oleh kedua orang tuanya terhadap dirinya, sehingga

ia tak mampu untuk memaafkan mereka, sekalipun mereka adalah

orang tua kandung Nyai Ontosoroh. Pengalaman masa lalu

merupakan sebuah penggalan dari cerita panjang yang ada bagiannya

dalam hidup seseorang. Pengalaman itu terkadang ada yang pahit

dan manis yang pernah dirasakan selama hidup.

Terkadang seseorang bingung untuk menghadapi bagaimana

untuk menghadapi pengalaman pahit yang pernah terjadi di dalam

hidupnya, dan masing-masing orang memiliki cara yang berbeda

Page 89: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

77

ketika menghadapinya. Ada yang menghadapi pengalaman pahit

dengan melepas beban itu dengan lapang dada atau ikhlas segala

sesuatu yang terjadi memang yang telah ditakdirkan untuknya, dan

dijadikan sebagai pelajaran hidup untuk bekal melangkah kedepan

agar tak terjadi lagi peristiwa yang sama. Ada pula yang

menyimpannya rapat-rapat di dalam hati, dan terlalu menekan alam

bawah sadar, hal ini akan berpengaruh dengan kehidupannya.

Semakin seseorang berusaha untuk menutupi masa lalunya yang

pahit dan suram pengalaman itu akan secara sadar muncul dalam

pikiran dan hal ini membuat seseorang tidak bisa hidup dengan sehat

dan normal, baik secara psikologi maupun fisiknya.

Pengalaman yang menyakitkan membuat seeorang itu

memang sulit untuk memaafkan orang yang telah mengakibatkan

pengalaman itu terjadi, bahkan ia membenci orang tersebut. Rasa

sulit memaafkan bukan berarti orang yang kejam hingga tak mau

memaaflkan, bisa jadi kesalahan yang dilakukan terlalu melukai

batin yang tak terlupakan dan tumbuhlah kebencian. Pengalaman

tersebut akan menimbulkan sebuah kebencian, dan jika hal itu

dibiarkan terus menerus kebencian itu akan berubah menjadi hal

yang lebih buruk. Kebencian sesungguhnya dapat melukai si

pembenci sendiri melebihi orang yang dibenci.

Seperti pengalaman yang dialami oleh Nyai Ontosoroh,

pengalaman yang ditorehkan oleh kedua orang tuanya terlalu

Page 90: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

78

melukai batin dan perasaannya sehingga tak akan pernah terlupakan.

Namun, pentingnya belajar memaafkan memberikan kedamaian hati

dan jiwa seseorang agar dapat terhindar dari sifat kebencian dan sifat

negatif. Dengan mencoba memahami alasan orang lain menyakiti

atau intropeksi sehingga ia dapat menerima perlakuan yang

menyakitkan maka akan berkurang atau hilanglah rasa kebencian itu.

Memaafkan merupakan kemauan untuk meninggalkan kekeliruan

dan kesalahan masa lalu, agar tidak mencari-cari lagi nilai dalam

amarah dan kebencian, serta menepis keinginan untuk menyakiti

orang lain terutama diri sendiri. Seperti tulisan artikel yang ditulis

oleh (Latifah dan Faturochman)

“Ya, Minke, Nak, Nyo, kita akan melawan”

“Kita telah kalah, Ma,” bisikku

“Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-

hormatnya.”(Toer, 2005:534-535)

Dari kutipan dialog di atas menunjukkan bahwa Nyai

Ontosoroh adalah seorang yang optimis. Nyai Onsoroh dan Minke

tetap optimis pergi ke pengadilan untuk tetap mencoba melawan

orang Belanda, meskipun akhirnya ia kalah dan tak mampu

mempertahan Annelies. Namun setidaknya ia tidak hanya diam dan

pasrah dengan keadaan, ia memang kalah, tapi dengan cara yang

terhormat, karena Nyai dan Minke telah berusaha dengan segala

kemampuan.

Rasa optimis memang penting diterapkan dalam diri anak.

dengan mendidik dan mengajarkan anak untuk optimis dapat

Page 91: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

79

membuat mentalnya semakin kuat untuk menghadapi tantangan

kehidupan juga dapat memberikan landasan mental yang baik untuk

anak. Orang tua yang mampu membangun rasa optimis pada diri

anak akan menjauhkan dari rasa frustasi, gampang menyerah, merasa

tersakiti, dan tidak percaya dengan kekuatan diri sendiri. Anak akan

cenderung memiliki sifat positif untuk mendorongnya mencapai

tujuan tersebut, anak akan selalu bersemangat dengan segala

tantangan yang tengah dihadapinya. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh (Rahman :2013). Dengan perlakuan dan sifat yang

ditunjukkan Nyai Ontosoroh, ia menunjukkan sikap optimis dan

percaya diri terhadap Minke, agar Minke tak merasa sedih dan

frustasi karena dirasa gagal dengan usaha yang telah dilakukannya.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa citra diri

perempuan dalam segi tokoh Nyai Ontosoroh dari aspek fisik yaitu

wajah yang jernih dan rupawan, senyumnya manis, berumur tiga

puluhan dan perempuan yang kuat. Ia bekerja sebagai pimpinan dari

perusahaan-perusahaan pertanian yang semakin berkembang besar,

memiliki kekayaan melimpah yang dapat membuatnya melakukan

apa saja yang ia inginkan sehingga wajah dan dirinya selalu terlihat

terawat, meskipun ia bekerja setiap hari tanpa mengenal kata libur.

Sedangkan dari aspek psikis tokoh Nyai Ontosoroh digambarkan

dengan sosok perempuan yang cerdas, humoris, ramah, tegas,

optimis, penyayang, dan memiliki sebuah trauma di masa remaja.

Page 92: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

80

2. Citra Sosial Nyai Ontosoroh

Citra sosial perempuan dalam kajian ini disederhanakan menjadi

dua peran, yaitu peran perempuan dalam keluarga dan peran perempuan

dalam masyarakat. Peran merupakan bagian yang diperankan oleh

seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk

menyelaraskan diri dengan lingkungan (Wolfman dalam Udu, 2009:

108). Citra sosial Nyai Ontosoroh ini tumbuh melalui komunikasi

dalam menyikapi suatu masalah terhadap realitas yang dihadapinya.

a) Citra Nyai Ontosoroh dalam Keluarga

Salah satu peran yang menonjol dalam diri Nyai Ontosoroh

juga tumbuh dalam keluarganya. Di dalam keluarga peran seorang

ibu sangat dominan untuk membentuk karakter pada anak-anaknya

agar tumbuh menjadi individu yang baik (Cantor dan Bernay dalam

Udu, 2009: 109-110). Seperti peran Nyai Ontosoroh dalam keluarga

yang terkandung dalam novel Bumi Manusia terdiri dari seorang

anak, istri, dan ibu.

1) Citra Nyai Ontosoroh sebagai Anak

Seorang anak perempuan dalam keluarga tradisional yang

masih didominasi dengan membandingkan akan mendapatkan

proses degradasi mental sehingga anak tidak dapat

mengaktualisasikan potensi dirinya (Cantor dan Bernay dalam

Udu, 2009: 115). Citra Nyai Ontosoroh sebagai anak, merupakan

anak yang penurut, dan tidak membantah apa yang telah

Page 93: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

81

diperintahkan oleh kedua orang tuanya. Karena dia dididik

sebagai Pribumi yang beralirkan darah Jawa yang memiliki adab

harus mematuhi dan menghormati orang yang lebih tua terutama

kedua orang tua. Ia juga diam-diam menyimpan dendam terhadap

kedua orang tua yang selalu dihormati.

“Ayahku, jurutulis Sastrotomo, memerintahkan aku keluar

menyuguhkan kopi susu kental dan kue. Ayah memang

sudah berpesan: bikin yang kental. Keluarlah aku

menanting talam, kopi susu, dan kue di atasnya”.(Toer,

2005:120)

Dalam teks diatas digambarkan sosok Nyai Ontosoroh

sebagai anak penurut dan patuh terhadap orang tua. Ia melakukan

apa yang bapaknya katakan dan perintahkan, tak sekalipun ia

melupakan apa yang telah dikehendaki ayahnya. Sekalipun ia

dijual oleh ayahnya untuk mendapatkan kekayaan dan sebuah

jabatan yang telah lama di inginkan oleh ayahnya.

Seorang anak memang wajib untuk menghormati kedua

orang tuanya. Namun kebanyakan orang tua mendidik anak-

anaknya secara otoriter dengan segala tuntutan dan perintah orang

tua untuk menjadi apa yang mereka inginkan dan agar tidak dicap

sebagai anak durhaka. Hal ini orang tua telah menyalahgunakan

kekuasaan terhadap anaknya. Orang tua selalu mengatur keadaan

anaknya dengan mengucapkan “ini demi kebaikanmu” dalam hal

ini orang tua telah memaksa anak untuk bertindak sesuai dengan

yang mereka inginkan. Terkadang anak juga terjebak dengan

Page 94: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

82

tradisi yang telah ada dalam lingkungannya untuk mematuhi

segalanya.

“Mama tak mau mengenangkan kembali peristiwa

penghinaan itu. Mereka telah bikin jadi nyai begini. Ya.

Ann aku telah mendendam orangtuaku sendiri”.(Toer,

2005 :128)

Dalam hal ini Nyai patuh dan hormat kedua orang tuanya

karena itu memanglah telah menjadi sebuah tradisi yang memang

ia harus patuhi di adat Jawa. Ia memang diam dan menuruti

segala perintah bapaknya, namun hatinya memberontak dan

mencoba melawan. Disinilah terjadi konflik batin antara Nyai

dengan kedua orang tuanya, ia menyimpan dendam yang tak

berkesudahan. Inilah yang mengakibatkan penyakit hati dalam

diri Nyai Ontosoroh, ia terlihat kuat dan tangguh di luar, namun

di dalamnnya menanggung dendam yang terus melekat dalam

dirinya. Dari dendam itulah ia yakin akan menjadi sosok yang

lebih baik lagi dari kedua orang tuanya. Nyai Ontosoroh tak akan

rela anaknya mengulang kejadian yang sama seperti dirinya,

hingga ia berusaha sekuat tenaga untuk membuat anaknya

bahagia dengan menuruti apa yang anaknya inginkan.

Seorang anak hidup dalam keluarga memiliki hak utama

untuk dicintai, disayangi, dan dilindungi, yang harus dipenuhi

oleh kedua orang tua. Hak itu harus dipenuhi agar anak tumbuh

kembang secara sehat dan optimal. Seorang anak dalam keluarga

juga memiliki hak untuk berpartisipasi, dalam hal ini anak juga

Page 95: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

83

diberikan hak untuk mengutarakan pendapatnya untuk

didengarkan dan dijadikan sebagai pertimbangan. Dalam hal ini

Nyai Ontosoroh sama sekali tak diberikan hak untuk ditanyakan

pendapatnya sebagai seorang anak, sehingga ia menganggap

dunianya gelap tak ada yang mampu menolongnya, karena kedua

orang tuanya yang selama ini menjadi pegangan hidupnya telah

menjerumuskannya kedalam jurang kehinaan dan kenestapaan.

Keegoisan orang tua menimbulkan rasa benci dan dendam itu

muncul secara bersamaan.

Mendidik anak dengan memaksakan keingin orang tua

akan mengakibatkan psikologis anak tidak berkembang secara

sehat atau akan terganggu mentalnya. Anak-anak tak akan

memiliki pandangan yang rasional, karena segala pilihannya telah

ditentukan oleh orang tua. Jika orang tua mendidiknya dengan

kasih sayang dan mengarahkan pandangan anak kearah positif,

maka anak akan tersadar sendiri untuk menghormati orang tua

mereka yang telah mengorbankan segalanya untuknya tanpa ada

unsur paksaan dalam diri mereka. Orang tua tak boleh seenaknya

saja melakukan kekuasaannya terhadap anak. Seperti artikel yang

terdapat di www.vice.com.

2) Citra Nyai Ontosoroh sebagai Istri

Kedudukan perempuan sebagai istri merupakan yang

menyangkut tentang kerumahtanggaan, misalnya mendampingi

Page 96: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

84

serta melayani suami dan merawat anak. Istri juga melakukan

kegiatan untuk menunjang kehidupan rumah tangganya dalam

segi ekonomi ia harus bekerja diluar rumah (Subardini, 2007: 44).

Citra Nyai Ontosoroh sebagai seorang istri adalah tipe orang yang

setia, meskipun ia hanya sebagai istri simpanan dari tuannya

Herman Mellema. Kendati demikian, ia sangat patuh, setia, dan

tunduk apa yang diperintahkan tuannya pada awalnya ia juga istri

yang mandiri. Namun, suatu ketika terjadi konflik yang membuat

Nyai Ontosoroh kecewa, pasalnya tuannya telah mengingkari

segala sesuatu yang telah diajarkan, dan disitu hilanglah

kehormatan Nyai Ontosoroh pada tuannya.

“Ah betapa berbahagia dengannya, Ann. Betapa dia

pandai memuji dan membesarkan hati. Maka aku rela

serahkan seluruh jiwa dan ragaku padanya. Kalau umurku

pendek, aku ingin mati di tangannya,

Ann”.(Toer,2005:135)

Dari kutipan di atas Nyai Ontosoroh merupakan tipe orang

yang setia, ia rela mengorbankan jiwa raganya untuk tuannya.

Meskipun ia hanya sebagai istri simpanan, ia tak pernah ada

niatan sedikitpun untuk menghianati tuannya sebagai suaminya

yang telah mengajarkan berbagai hal tentang pekerjaan, hidup,

kebersihan, hingga merawat diri sendiri. Tuannya yang mengajari

dan mengembalikan jati diri Nyai Ontosoroh sebagai wanita yang

ingin dihormati pada masyarakat, tidak hanya dipandang sebelah

mata lagi hanya sebagai gundik. Meskipun ia tahu, gundik

Page 97: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

85

memang sehina itu di mata masyarakat, ia tetap berusaha bangkit

dari segala keterpurukan.

Tuan Herman Mellema yang sangat sayang dengan Nyai

Ontosoroh selalu memuji dirinya ketika melakukan suatu hal, atau

ketika ia tengah berdandan. Pujiannya yang selalu membuat hati

Ontosoroh sangat senang dan semakin percaya diri. Dalam Islam

juga telah diajarkan seorang suami juga harus pandai

menyenangkan hati seorang istri. Salah satunya adalah dengan

memuji apa yang dilakukan oleh istrinya meskipun hal sekecil

apapun. Karena kodrat perempuan memang senang dipuji apalagi

dipuji oleh orang yang disayanginya. Dengan begitu perempuan

akan merasa diperhatikan dan akan memberikan timbal balik

dengan mengorbankan segala apa yang ia punya kepada orang

yang ia cintai.

Seperti yang terkandung dalam surat An-Nisa’ ayat 34

merupakan hak antara suami dan istri bukan daam artian faktor

biologis namun dalam artian peran sosiala yang dimiliki antara

suami dan istri. Ayat tersebut bukan antara yang memimpin dan

dipimpin melainkan prinsip cinta dan kasih sayang serta

kebersamaan antara istri dan suami, tidak ada yang lebih tinggi

atau lebih rendah dalam peranan sosial tersebut, seperti penelitian

yang dilakukan oleh (Setyawati, 2014). Lain hal Nyai Ontosoroh

yang rela umurnya mati ditangan tuannya karena kebaikan atas

Page 98: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

86

perlakuan dalam menjaga dan pelajaran yang diberikan suaminya.

Ia masih setia mengurus anak-anaknya dengan menjadi orang tua

tunggal, meskipun tuannya telah berubah dan kemudian ditinggal

mati.

Dalam setahun telah dapat kukumpulkan lebih dari seratus

gulden. Kalau pada suatu kali Tuan Mellema pergi pulang

atau mengusir aku, aku sudah punya modal pergi ke

Surabaya dan berdagang apa saja.(Toer,2005:129)

Sisi lain peran Nyai Ontosoroh sebagai istri merupakan

istri yang mandiri. Ia hidup tak hanya ingin berpangku tangan

kepada tuannya, yang suatu saat dapat mengusir Nyai dan

dibuang begitu saja. Nyai memikirkan masa depannya jika suatu

hari tuannya pergi meninggalkannya, ia telah siap dengan apa

yang telah lakukan sebelumnya. Ia belajar mengelola keuangan

kantor dengan menghemat, menyimpan, dan menabung

penggunaan uang belanja rumah tangga atau hasil kerjanya di

kantor.

Dari perilaku Nyai Ontosoroh sebagai seorang istri yang

pandai mengatur keuangan dan pandai menabung yang dapat

menjadikannya sebagai orang istri mandiri meskipun tanpa

seorang suami disampingnya. Ia mampu hidup sendiri, yang

terpenting baginya adalah dapat memenuhi segala kebutuhan

anak-anaknya di masa depan. Menabung juga dapat memberikan

pelajaran hidup untuk hidup secara sederhana dan berlaku tidak

boros dengan segala apa yang ingin di beli.

Page 99: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

87

Pentingnya pengelolaan keuangan dalam keluarga dapat

menentukan kelangsungan hidup seluruh anggota keluarga.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh (Setyawati, 2014).

Seorang istri yang pandai mengatur keuangan akan

menjadikannya untuk menahan diri dan berpikir untuk jangka

panjang demi masa depan. Sama halnya yang dilakukan Nyai

Ontosoroh yang belajar berhemat dan menyisihkan upah atau

uang belanja rumah tangga untuk bekalnya di masa depan

bersama anak-anaknya.

3) Citra Nyai Ontosoroh sebagai Ibu

Peran perempuan sebagai ibu rumah tangga merupakan

peran perempuan yang memiliki tanggung jawab yang ganda. Ia

memiliki tanggung jawab agar tetap menjaga keharmonisan

keluarganya, di sisi lain perempuan harus mempertahankan

peranya untuk bekerja di dunia publik (Santoso dalam Udu, 2009:

110).

Peran Nyai Ontosoroh dalam mendidik anak-anaknya

dirasa telah mengajarkan anaknya untuk selalu kuat, mandiri,

pekerja keras, dan mengajari dalam kreativitas. Adanya campuran

aliran darah dalam diri anak-anak Nyai Ontosoroh membuat

kedua anaknya memiliki cara pandang yang berbeda dan

timbullah konflik yang serius, karena bapaknya seorang Belanda

dan Ibunya seorang Pribumi. Hal itu lantas membuat anak

Page 100: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

88

pertamanya Robert Mellema ingin seperti ayahnya yaitu Belanda

Totok dan Annelise ingin menjadi seperti ibunya yaitu Pribumi.

Akibat konflik tersebut Nyai Ontosoroh memiliki didikan yang

berbeda dengan anak-anaknya. Berikut didikan Nyai Ontosoroh

terhadap anak perempuannya :

Pertama adalah mengajarkan kreativitas. Dengan mengajarkan

membuat suatu karya atau keterampilan tangan yang dapat

membuat menumbuhkan daya kreativitas dan imajinasi anak

secara bebas. Karena dengan begitu ibu mengajak anak ke arah

pikiran yang positif.

“Di atasnya berdiri jambang bunga dari timbikar bikinan

Eropa. Bunga-bungaan bersembulan dari dalamnya dalam

karangan yang serasi. Annelis mengikuti arah pandangku

dan berkata :

“Aku sendiri yang merangkai.”

“Siapa gurunya?”

“Mama, Mam sendiri.”

“Bagus sekali”(Toer,2005:31)

Kutipan di atas menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh telah

mengajarkan anaknya Annelies untuk berkreativitas yaitu dengan

membuat rangkaian bunga tembikar yang terbuat dari Eropa.

Untuk menanamkan sikap positif terhadap anak, ibu harus

memiliki rasa sabar pada kreativitas anaknya. The power of Nyai

Ontosoroh tidak hanya pada sikapnya, namun ia juga memiliki

daya kreativitas yang dapat menghasilkan sebuah keindahan.

Menumbuhkan kreativitas pada anak merupakan suatu hal

yang dapat mengajarkan anak pada nilai Estetika. Nilai Estetika

Page 101: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

89

merupakan suatu hal yang membahas tentang keindahan, entah

suatu hal keindahan itu dapat terbentuk dan dapat dirasakan oleh

manusia. Nilai Estetika dapat mengajarkan anak bagaimana

mengapresiasi suatu karya seni dan menumbuhkan kecintaan anak

pada keadaan alam. Apalagi seorang perempuan, mereka harus

belajar bagaimana keindahan itu dapat diciptakan dan dapat

dinikmati oleh setiap mata yang mampu mengarahkan kedalam

hal yang positif.

Dengan adanya nilai estetika anak juga akan belajar

tentang warna dan bagaimana anak dapat memadukan warna agar

terlihat cantik dan enak dipandang oleh setiap orang. Memadukan

warna juga tak hanya dapat diterapkan dalam suatu karya seni,

anak juga dapat menerapkan ke dalam kehidupannya sehari-hari

misalnya ketika berpakaian. Jika seorang anak perempuan dapat

memadukan warna baju yang ia kenakan, bukti bahwa anak

memiliki pemikiran yang cerdas. Warna merupakan hal yang

disukai oleh anak, karena warna menimbulkan sebuah keindahan,

nilai estetika, dan kebahagiaan. Warna juga berpengaruh dengan

psikologi seseorang. Hal ini sama dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh (Alma dan Untung) tentang mengembangkan

kreativitas anak melalui warna.

Anak perempuan memang identik dengan kelembutan dan

keindahan. Dengan membuat karya-karya bunga membuat anak

Page 102: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

90

tahu bahwa bunga itu adalah bentuk dari keindahan, karena bunga

dapat mempercantik suatu tempat entah berada dalam ruangan

atau di alam yang bebas. Membuat kreativitas juga dapat

menumbuhkan daya imajinasi pada anak, serta dapat

menghilangkan kebosanan pada anak ketika di rumah. Anak akan

cenderung mengalami perasaan yang senang karena dapat

menghasilkan karya baru hasil dari tanganya sendiri. Ibu dapat

melatih kesabaran anak untuk membuat karya-karya yang rumit

maupun mudah dengan menghasilkan suatu barang atau

keindahan.

“Kan aku sudah sering bilang kau memang cantik? Dan

cantik luar biasa? Kau memang cantik, Ann. Sinyo tidak

keliru”.

“Oh Mama” Annelies berseru sambil mencubit ibunya.

Wajahnya kemerahan dan matanya memandangi aku,

berkilau berbinar-binar” (Toer ,2005:37)

Kedua adalah untuk menumbuhkan sikap positif anak

dengan sering memberikannya pujian. Dari teks di atas Nyai

Ontosoroh sering memberikan pujian terhadap anaknya Annelies.

Setiap orang akan merasa senang ketika mendapat pujian dari

orang lain, apalagi pujian yang membangun dari orang dekat yang

disayang, dimana hal ini pun juga menjadi sebuah ekspektasi dari

setiap anak. Ketika ibu memberikan pujian terhadap anaknya

yang masih kecil maka lihatlah reaksi wajah si anak yang begitu

terlihat memancarkan sebuah kebahagiaan, bahkan hanya dengan

sebuah kalimat atau beberapa kata yang singkat.

Page 103: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

91

Sebuah pujian tidak hanya dapat membuat anak terlihat

bahagia, namun juga akan mengakibatkan dampak positif bagi

keadaan psikologis dari sang anak. Kata-kata positif sebagai

pujian dapat mempengaruhi perilaku dan kebiasaan anak dalam

berkata-kata yang baik. Jika seorang ibu sering memuji anaknya,

ia tentu akan belajar menjaga perasaan orang lain dengan menjaga

lisannya agar tidak menyakiti lawan bicaranya. Namun, jangan

memberikan pujian secara berlebihan, karena juga dapat berakibat

buruk pada psikologi anak dan pujian tersebut akan hilang

keefektifannya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh (Sawitri,

2017) tentang memberikan pujian yang tepat.

Dengan memuji anak secara fisik, ibu juga telah

mengajarkan anaknya untuk pandai bersyukur dengan apa yang

telah anak miliki dan yang telah diberikan sang pencipta terhadap

makhluknya. Dengan bersyukur anak akan belajar menghargai

sesuatu yang telah ia miliki dan tidak melihat keatas untuk

membandingkan dengan yang lain. Jika anak tak diajarkan rasa

syukur dalam dirinya ia cenderung akan merasa kecewa dengan

apa yang telah ia punya atau terima, sedangkan anak yang pandai

bersyukur ia akan menerima, menghargai, dan menjaga apapun

yang telah menjadi miliknya.

Terkadang orang tua lupa untuk mengajarkan pada anak

mereka bagaimana mensyukuri segala yang telah didapatkan pada

Page 104: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

92

dunia ini, namun sebagian orang tua lebih memilih menuruti

segala keinginan anak dengan alasan agar anak bahagia. Lantas

hal itu, membuat anak akan terus meminta pertolongan kepada

orang tua jika keinginan tersebut tak sesuai dengan apa yang anak

inginkan, berbeda lagi jika orang tua telah melatihnya untuk

mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan, anak akan mulai

terbiasa dengan segala hal yang membuatnya untuk mensyukuri

segala hal apapun yang diterima. Orang tua harus mampu

membimbing dan mengomunikasikan terhadap anak, agar anak

tidak salah paham jika permintaannya tak dituruti bukan berarti

orang tuanya tak menyayanginya.

“Jangan tanyai aku, Ma, ceritalah.”

“Ann, Annelies, mungkin kau tak merasa, tapi memang

aku didik kau secara keras untuk bisa bekerja, biar kelak

tidak harus tergantung pada suami, kalau ya, moga-moga

tidak, kalau-kalau suami itu semacam ayahmu

itu”(Toer,2005:109)

Ketiga adanya keterbukaan antara Nyai Ontosoroh dengan

anaknya, Nyai mampu memberikan respon terhadap Annelies

yang memintanya untuk bercerita tentang masa lalunya. Dengan

memberikan respon melalui perkataan atau gerakan-gerakan

tubuh tanda setuju apa yang diinginkan oleh anak dapat

menumbuhkan perasaan nyaman dan tenang terhadap anak bahwa

anak akan merasa diperhatikan.

Dengan meluangkan waktu untuk sekedar bercerita pada

anak, dapat memberikan hubungan yang positif dengan adanya

Page 105: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

93

komunikasi yang intens. Orang tua harus mengajarkan sikap

terbuka dengan menanyakan segala hal yang terjadi pada anak.

Jika anak telah terbuka dengan orang tua, maka sebaliknya orang

tua juga harus menunjukkan keterbukaannya terhadap anak.

Karena sikap keterbukaan dan adanya komunikasi sangat penting

agar anak merasa nyaman untuk berbagi rasa terhadap orang

tuanya.

Orang tua yang mampu menggunakan gaya komunikasi

yang tepat dan seimbang, akan membuat anak lebih terbuka dan

sering bercerita dengan nyaman. Dengan begitu anak yang

mampu terbuka dan bercerita dengan orang tua ia memiliki

kepercayaan yang lebih baik dibanding dengan anak yang

tertutup, ia cenderung insecure terhadap sekitar. Terkadang masih

banyak orang tua yang cuek dan tidak peduli dengan anak, orang

tua cenderung bersikap tidak mau tahu dengan apa yang telah

dilakukan oleh anaknya. Jika komunikasi orang tua dan anak telah

berlangsung dengan baik, maka kepercayaan diri anak pun akan

berkembang dengan baik. Seperti penelitian yang telah dilakukan

oleh (Frida dan Daniel, 2019)

“Kau terlalu keras, Ma, terlalu”

“Bakal jadi apa kau ini kalau aku tidak sanggup bersikap

keras? Terhadap siapa saja. Dalam hal ini biar cuma aku

yang jadi kurban, sudah kurelakan jadi budak belian.

Kaulah yang terlalu lemah, Ann, berbelas kasihan tidak

pada tempatnya.”(Toer,2005:139)

Page 106: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

94

Keempat mendidik anaknya dengan keras dan kuat. Dari

teks tersebut Nyai Ontosoroh mengajarkan dan menasihati

Annelies untuk selalu bersikap keras agar dapat menjadi pribadi

yang tidak lemah. Ia harus bisa menempatkan belas kasihan

terhadap situasi yang tepat, karena perempuan pada saat itu

dianggap sangat rendah yang dapat ditindas dan dapat diremehkan

jika dirinya tak memiliki pendirian yang kuat. Perempuan tak

boleh tunduk hanya terhadap laki-laki, ia harus mampu menjadi

pribadi yang mandiri dan tidak bergantung pada laki-laki.

Setiap orang tua pasti memiliki cara mendidik anak

dengan berbeda-beda. Mereka melakukan berbagai cara agar

anaknya memiliki sifat yang positif di kehidupan di masa

depannya. Tak jarang para orang tua selalu menekan dan

mendidik anak-anak mereka dengan usaha yang keras. Orang tua

tak ingin anaknya menjadi lemah dan tak bisa bertahan di masa

yang akan dengan segala konflik yang akan ditemui. Mendidik

secara keras tidak diartikan dengan memukuli atau berkata secara

kasar terhadap anak. Namun, keras yang dimaksudkan ialah

sungguh-sungguh dalam mendidik untuk mendapatkan hasil yang

maksimal.

Namun jangan mendidik anak dengan terlalu keras, hal

tersebut akan berpengaruh juga terhadap psikologi mental anak.

Ketika orang tua mendidik anak dengan tegas maka akan tumbuh

Page 107: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

95

pula mental yang tegas terhadap anak. Jika orang tua mendidik

dengan kasar maka akan menumbuhkan sifat anak yang penakut,

individualis, dan akan memberontak jika dalam hatinya telh

dipenuhi rasa kesal dan amarah, ia akan menganggap omelan

orang tua seperti angin yang berlalu. Seperti artikel yang ditulis di

blog www.iainmadura.ac.id. tentang dampak pendidikan keras

orang tua.

Nyai Ontosoroh mendidik anak perempuannya dengan

keras karena tak ingin anak perempuannya memiliki nasib yang

sama dengan dirinya yang tak dapat menentukan kehidupannya di

masa depan, bahkan ia tak bisa memilih menikah dengan orang

yang ia cintai. Ia dijual oleh ayahnya sendiri seperti barang yang

ditukarkan dengan nilai kekayaan atau jabatan. Nyai Ontosoroh

sebagai ibu memiliki sifat yang bijaksana dan berwibawa untuk

dibutuhkan setiap anak.

“Nyai rasai suhu Annelies mulai naik. Anak itu memang

jatuh sakit. Dan ibunya sangat cemas.

“Taruh sofa di kantor, Darsam. Biar aku tunggui sambil

bekerja. Jangan lupa selimut. Kemudian kau panggil

dokter Martinet.”Ia dudukkan anaknya di kursi.”sabar,

Ann,sabar. Cinta benar kau padanya?”(Toer,2005:237)

Kelima merawatnya dengan penuh kasih sayang. Seorang

ibu dalam mendidik anaknya harus dengan penuh kasih sayang

agar tumbuh perilaku positif yang diinginkan oleh orang tuanya.

Nyai Ontosoroh sangat menyayangi Annelies, dilihat dari kutipan

di atas, Nyai Ontosoroh sangat cemas dengan anaknya yang

Page 108: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

96

sedang sakit. Ia rela menunggu dan merawatnya sambil bekerja.

Sebagai ibu ia tak melupakan tugas dan tanggung jawabnya untuk

merawat anaknya, ia juga tetap bekerja sebagai rasa tanggung

jawabnya terhadap pekerjaan sebagai seorang pemimpin yang

harus memiliki sikap tanggung jawab dan disiplin.

Nyai Ontosoroh juga memberikan perhatiannya dengan

menanyakan keadaan dan perasaan yang dialami oleh anaknya.

Hal ini dapat membuat anak merasakan betapa kasih sayang yang

didapatkan dari sang ibu, anak juga dapat belajar bahwa sikap

peduli terhadap sesama haruslah dilakukan secara inisiatif bukan

atas unsur keterpaksaan dari orang lain. Anak biasanya akan

mencontoh perilaku seorang ibu untuk peka terhadap keadaan

orang dan mau membangun jaringan komunikasi terhadap satu

sama lain.

Kasih sayang memang hal yang paling utama untuk

membangun kedekatan antara orang tua dengan anak-anak. Orang

tua menjadi sosok yang sangat berperan dalam memberikan kasih

sayangnya untuk tumbuh kembang anak, bagaimana kasih sayang

seorang ibu yang mampu menumbuhkan rasa nyaman, aman, dan

mampu diterima, dan seorang ayah yang mampu menanamkan

kepribadian yang baik, kedisiplinan, dan mampu mengarahkan

anak untuk berani dalam menghadapi tantangan zaman. Kasih

sayang orang tua pada anak juga harus sewajarnya, dengan

Page 109: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

97

maksud tidak berlebihan. Jika rasa sayang itu terlalu berlebihan

juga akan mengakibatkan rusaknya mental dan psikologi anak.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh dosen salah satu perguruan

tinggi di Indonesia (Nurbayani, 2019) tentang kasih sayang

terhadap anak.

“Kau jadi sakit begini Ann. Tidak, Mama tidak melarang

kau mencintai dia. Tidak, sayang. Kau boleh kahwin

dengannya, kapan pun kau suka dan kapan pun kau mau.

Sekarang ini bersabarlah”

“Tapi kau jangan sakit. siapa akan bantu ku? Tega kau

melihat Mama bekerja sendirian seperti kuda?”

“Mama aku akan selalu bantu kau”

“Aku tidak mau sakit,Ma”

“Badanmu bertambah panas begini, Ann. Belajar

bijaksana, Nak, dalam soal begini orang hanya bisa

berusaha, dan hanya bisa bersabar menunggu

hasilnya.”(Toer, 2005:237)

Keenam yaitu menasihati dengan bijaksana dan

mengarahkan emosinya secara baik. Dalam dialog di atas

menggambarkan tentang Nyai Ontosoroh yang menasihati

anaknya Annelies dengan bijaksana disaat ia jatuh sakit hanya

karna menunggu kabar dari seorang yang dirindukannya. Sebagai

ibu ia menasihati anaknya dengan bijaksana agar dapat diterima

pernyataan itu. ia juga berusaha mengarahkan emosinya agar

tidak berlarut-larut dalam kesedihan dan kekhawatiran yang

menghinggapi anaknya.

Seorang ibu harus mampu mengarahkan emosi anaknya

ketika anak sedang stres terlalu mendramatisir apa yang tengah

dihadapinya, serta merasa cemas dan tegang, ibu harus berusaha

Page 110: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

98

mendekati anak untuk menjauhkan sifat-sifat atau pikiran-pikiran

negatif dan menggantinya ke arah positif. Hiburlah anak agar lupa

dengan masalah yang tengah dihadapi. Jangan sekali-kali

menginterupsi sesuatu masalah dengan nada yang tinggi dan

penuh penekanan. Hal tersebut justru membuat anak merasa tidak

nyaman dan merasa dibawah kungkungan orang tua.

Nyai Ontosoroh berusaha mengarahkan emosi Annelies

untuk lebih bersabar dan jangan terlalu memikirkan masalah

tersebut. Meskipun perempuan memang memiliki kodrat tak mau

menunggu, apa lagi dengan keadaan menunggu suatu

ketidakpastian. Anak yang memiliki rasa sabar cenderung mampu

mengalihkan perhatiannya ke dalam hal lain, sedangkan anak

yang tak memiliki rasa sabar akan terus memikirkan hal itu, yang

mengakibatkan psikisnya terganggu dan kemungkinan jatuh sakit.

karena anak terlalu menekan masalah itu dan membiarkannya

untuk berfantasi liar di dalam pikirannya yang terlalu jauh.

“Kau dengar itu sendiri itu, Ann. Ayoh, katakan

terimakasihmu. Hmm, nanti dulu. Begini , Nyo, coba

ulangi lagi puji-pujiannmu, biar aku ikut dengar.”(Toer,

2005:40)

Ketujuh Nyai Ontosoroh mendidik anaknya dengan

mengajarkannya mengucapkan terimakasih terhadap orang lain,

jika ia telah dipuji atau orang tersebut telah berbuat baik

kepadanya. Meskipun kata sederhana, ucapan terima kasih wajib

diajarkan oleh semua orang tua sejak kecil, karena hal ini juga

Page 111: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

99

akan berpengaruh terhadap psikologi dan karakter diri anak.

Ucapan terimakasih yang tulus dari seseorang dapat

menumbuhkan kualitas hubungan dengan sesama. Pentingnya

penuturan rasa terimakasih dapat diartikan juga sebagai tanda

wujud kesopanan dan bentuk dari sebuah penghormatan dan

menghargai apa yang orang lain lakukan terhadapnya.

Pentingnya pembiasaan-pembiasaan yang perlu diterapkan

meskipun terlihat sederhana merupakan dasar pembentukan

karakter anak. pembiasaan-pembiasaan itu dapat dilakukan oleh

seorang Ibu, karena ibu merupakan orang pertama yang menjadi

tauladan bagi anak, jadi ibu harus mampu mengajarkan anak dari

hal sederhana kedalam hal yang lebih rumit. Pembiasaan juga

harus dilakukan dengan konsisten, agar anak menjadi terbiasa,

dan hal itu akan mendarah daging di dalam diri seorang anak.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Afifah dkk,

2016) menjelaskan bahwa selain kata terima kasih yang perlu

diterapkan dalam kebiasaan diri anak, ada juga kata maaf, tolong,

dan salam. Kata-kata jitu itu memang terlihat sederhana, namun

sebagian orang terkadang enggan mengucapkan kata-kata itu

karena tak terbiasa untuk mengungkapnya. Nyai Ontosoroh

mengajarkan Annelies untuk mengucapkan terimakasih karena

telah mendapatkan pujian dari tamunya. Karena rasa terima kasih

Page 112: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

100

menunjukkan bentuk dari kesederhanaan dan kerendahan hati

orang tersebut.

Di lain sisi Nyai Ontosoroh merasa gagal mendidik anak

sulungnya yang bernama Robert Mellema. Memang tak bisa

disalahkan, jika keluarga yang memiliki dua kebudayaan dan

aliran darah yang berbeda akan berdampak kepada anak-anaknya.

Maka tak jarang jika suatu keluarga tersebut akan ada suatu

konflik perdebatan antara anak dengan orangtua. Meskipun Nyai

Ontosoroh telah berusaha keras untuk menjadi ibu yang baik

untuk anak-anaknya, ia tetap tak bisa melawan pandangan hidup

anak sulungnya yang ingin sama seperti bapaknya yaitu Eropa.

Berikut sikap Nyai Ontosoroh terhadap anak sulungnya Robert

Mellema,

“Baik. Jadi kau membenci Minke hanya karena dia

Pribumi dan kau berdarah Eropa. Baik. Memang aku tak

mampu mengajar dan mendidik kau. Hanya orang Eropa

yang biasa lakukan itu untukmu.baik Rob. Sekarang aku

ibumu, orang Pribumi ini, tau orang yang berdarah Eropa

tentu lebih bijaksana, lebih terpelajar dari

Pribumi”.(Toer,2005:236)

Dari teks di atas menunjukkan bahwa Nyai Ontosoroh

tidak bisa menasehati anak sulungnya yang terlanjur tertutup hati

dan pemikirannya. Kurangnya komunikasi yang terjalin antara

mereka mengakibatkan kerenggangan hubungan antara ibu dan

anak. Setiap anak pasti memiliki persepsi dan pemikirannya

masing-masing, jika orang tua tak bisa mengarahkan pemikiran

Page 113: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

101

tersebut maka berakibat ke hal negatif pada anaknya. Kurangnya

pengertian yang diberikan ibu oleh anaknya membuat anak

mengubah cara pandang mereka sendiri tanpa melibatkan apa

yang ada dalam diri ibunya.

Anak tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah

jika ia tidak dibimbing dan diarahkan dengan baik oleh orang tua

dengan lembut dan pelan. Kebanyakan anak akan meniru dan

mencontoh sifat orang tua sesuai dengan apa yang dia lihat.

seperti contoh ketika orang tua selalu marah secara otomatis anak

akan mengikuti orang tua dengan emosional yang sama seperti

apa yang pernah ia lihat. Nyai Ontosoroh dalam teks tersebut

terlalu mendikte, sehingga Robert Mellema beranggapan bahwa ia

hanya dijadikan sebagai alat perintah saja.

Pentingnya sebuah komunikasi dalam keluarga merupakan

hal yang utama dalam berkeluarga. Setiap bagian kecil dalam

keluarga konflik bisa saja muncul sebuah masalah yang menuntut

penjelasan. Setiap individu anggota dalam keluarga pasti

memiliki cara pandang yang berbeda dari masalah yang muncul.

Perbedaan pendapat dan pikiran tersebut sangatlah wajar, asalkan

satu dengan yang lain berusaha memiliki perasaan untuk saling

menghargai. Maka dari itu, sebuah diskusi dalam keluarga sangat

penting dan dibutuhkan, agar setiap anggota keluarga mengetahui

keinginan dan pendapat lain. Tidak hanya dengan sikap diam, dan

Page 114: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

102

pasrah apa yang telah dipikirkan salah satu anggota keluarga, tapi

juga memberikan pengarahan bagaimana yang terbaik dari setiap

masalh yang muncul.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh (Budi

Andayani, 2002) menjelaskan keluarga merupakan konsep dasar

pembentukan organisasi sosial pertama dalam diri anak. interaksi

yang terjadi dalam keluarga akan membuat anak belajar

bagaimana bersosialisasi dengan dunia luar selain keluarga. Jadi

keluarga merupakan pembentukan konsep diri anak yang akan

terkait dengan pengembangan kepercayaan diri dan harga diri.

Konsep diri anak terbentuk berdasarkan umpan balik dari

lingkungan keluarga, dapat berupa hal yang positif maupun

negatif.

“Dua bulan setelah peristiwa itu Robert lulus dari E.L.S.

Dia tak pernah memberitakan pada Mama, dan Mama

tidak ambil peduli. Ia keluyuran ke mana-mana.

Permusuhan dia-diam antar Mama dan abangku berjalan

sampai sekarang Lima tahun”.(Toer, 2005:153)

Dari teks diatas dapat dilihat betapa ketidakpedulian ibu

terhadap apa yang dilakukan oleh anaknya, sekalipun anaknya

telah pergi meninggalkan rumah. Nyai membiarkan anak

sulungnya dengan segala apa yang dipikirkannya, tak mencoba

untuk memberikan pemahaman yang dapat merekatkan kembali

hubungan antara ibu dan anak. Sebagai orang tua ia harus dapat

menanamkan sikap bijaksana terhadap anak yang semakin

Page 115: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

103

bertambah umurnya. Sebab, anak akan melakukan semua hal

berdasarkan pengalaman-pengalaman masa lalu mereka dari

semasa kecil, terutama apa yang telah anak pelajari dari orang tua

mereka.

Nyai Ontosoroh tak menunjukkan kasih sayangnya

terhadap Robert Mellema, karena dirasa telah menentang Prinsip

hidupnya. Oleh karena itu, Robert merasa tak ada tempat untuk

pulang, meskipun itu adalah rumahnya sendiri. Tak ada orang

yang dapat menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam

keluarganya, Ia hanya melihat kejadian itu tanpa adanya

penjelasan dari ibu maupun bapaknya, sehinggga ia memberontak

dengan melakukan segala hal yang ia sukai, tak perduli lagi

dengan keluarganya yang telah hancur terpecah menjadi dua

kubu.

Disinilah pentingnya menunjukkan kasih sayang terhadap

anak, karena hal itu sangatlah dibutuhkan oleh setiap anak,

dengan begitu anak akan merasa sangat dicintai dan dihargai

posisinya dalam keluarga. Namun, Nyai pilih kasih terhadap

anak-anaknya, ia hanya mengistimewakan annelies, dan hal itu

berakibat buruk terhadap hubungan antar keluarga. Seperti yang

terdapat pada sebuah artikel yang ditemukan di blog

www.theconversation.com. Kunci utama dalam pembentukan

pribadi anak ada dalam keluarga, sedangkan faktor sosial

Page 116: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

104

merupakan faktor pendukungnya. Oleh sebab itu, apabila ibu dan

ayah dapat berperan secara optimal dalam membina perasaan

kasih sayang terhadap anak, orang tua dikatakan telah

memberikan bekal yang sangat berharga dalam menyesuaikan

terhadap lingkungannya.

Nyai Ontosoroh hanya peduli dengan anak bungsunya

Annelies, ia mencurahkan segala kasih sayangnya terhadap

Annelies. Ia berhasil mendidik Annelies dengan keras dan mampu

mengarahkannya. Namun, ternyata terlalu kerasnya didikan yang

diberikan terhadap Annelies dapat melemahkan pendirian dan

psikologinya.

“Kasihan anak ini. Dia tak bisa menghadapi kekerasan.

Dia mengimpikan seorang yang mengasihi,

menyayanginya dengan tulus. Dia merasa hidup seorang

diri, tanpa pelindung, tak tahu dunia. Digantungkannya

sepenuh harapannya terhadap tuan.”

Tentu ia berlebih-lebihan. Maka:

“Dia ada ibu yang memimpin, mendidik, menyayang”

“Hati kecilnya tidak mempercayai kelestarian sikap

ibunya. Setiap saat ia menunggu datangnya ketika ibunya

meledak dan memutuskan diri dari padanya”.(Toer,

2005:301)

Dari kutipan di atas menunjukkan bahwa anaknya

memiliki psikologi yang lemah, ini merupakan wujud karakter

yang tidak dapat mandiri dalam menyelesaikan setiap masalah,

hingga hal tersebut dapat membahayakan hidupnya sendiri

dengan terjatuh sakit. Hal ini dapat terjadi karena terlalu

kerasnya didikan yang dilakukan oleh Nyai membuat anaknya tak

Page 117: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

105

percaya akan sifat keselarasan yang dimiliki ibunya. Pasalnya

sifat ibunya yang terlihat kuat di luar, namun di dalam terlihat

banyak luka dan dendam yang dapat ia tutupi dan seolah-olah

ibunya baik-baik saja dan tumbuh menjadi wanita yang kuat.

Namun kenyataanya hal itu membuat anaknya merasa tidak yakin

dan merasa tidak aman berada dalam lingkungannya sendiri.

Hatinya yang tidak pernah kukuh dan kuat dengan persoalan

terpendam yang tidak dapat ia curahkan.

Sebuah cerita dan pengalaman yang dialami Nyai seolah-

olah membuat peringatan baru terhadap hidup anaknya, yang

mengakibatkan sebuah pengarsipan baru dipikiran anaknya

tertanam. Ia selalu memperingatkan anaknya perempuan agar tak

memiliki nasib yang sama. Hal ini berakibat anaknya merasa

takut, cemas, dan merasa tak ada orang yang bisa menolongnya

sebagai tempat berlindung, bahkan ibunya sendiri tak dapat

melakukan perlindungan itu sendiri. Seperti yang terdapat dalam

artikel yang ditulis di blog www.iainmadura.ac.id.

Untuk itulah dalam membentuk anak yang berkarakter

baik, dibutuhkan pendidikan yang konsisten mengarahkan anak

dalam hal yang positif dan jauhi sikap sebagai pendidik yang

dapat mengakibatkan anak kedalam hal negatif atau sifat yang

berubah-ubah. Anak-anak juga membutuhkan ketulusan kasih

sayang dan keteguhan dari orang tua, agar mereka tidak

Page 118: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

106

terombang-ambing dalam memutuskan dan menetapkan suatu

masalah yang dihadapi dirinya.

Sebagai ibu Nyai Ontosoroh tak sepenuhnya dikatakan

gagal dalam mendidik anak-anaknya, meskipun akhirnya ia tak

dapat mempertahankan kedua anaknya untuk berada disisinya.

Dalam mendidik ia memang telah gagal mendidik putranya yang

pergi menghilang entah dimana keberadaanya. Namun tidak

dengan putrinya Annelies, Nyai Ontosoroh hanya tak dapat

melakukan perlawanan di bawah hukum Belanda, sehingga ia

kehilangan hak asuh sebagai ibu yang melahirkannya.

Jadi citra dalam keluarga yang digambarkan Nyai

Ontosoroh yang berperan sebagai anak adalah anak yang penurut,

tidak membangkan apa perintah orang tua, dan memiliki sifat

dendam kepada kedua orang tua. Perannya sebagai istri yang

digambarkan adalah sebagai istri yang patuh, setia, dan tunduk

dengan segala perintah tuannya. Yang terakhir citra perempuan di

masyarakat yang digambarkan Nyai Ontosoroh adalah sebagai

ibu, peran yang digambarkan sebagai ibu adalah penyayang,

kreativ, keras dan bijaksana.

b) Citra Nyai Ontosoroh dalam Masyarakat

Hubungan manusia dalam masyarakat dimulai dari hubungan

pribadi dengan masyarakat, hubungan antarpribadi, termasuk

tanggapan seorang perempuan terhadap lingkungan sekitarnya (Udu,

Page 119: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

107

2010: 129). Citra Nyai Ontosoroh dalam masyarakat menunjukkan

bahwa ia adalah sosok yang tertutup rapat masalah dirinya yang

menjadi seorang budak belian, karena ia tak ingin masyarakat

mengenalnya sebagai budak lemah yang tak memiliki pilihan. Ia

disebut-sebut masyarakat luas sebagai wanita yang rupawan,

tangguh, bijaksana dan berwibawa karena sebagai kendali seluruh

perusahaan pertanian besar. Kendati demikian, pengetahuannya

tentang dunia luar tiada tara. Ia suka membaca buku-buku dan surat

kabar yang mampu membantunya mendapatkan informasi.

“Ia berjalan menghampiri aku dengan sederhananya. Dan

inilah rupanya Nyai Ontosoroh yang banyak dibicarakan

orang, buah bibir penduduk Wonokromo dan Surabaya, Nyai

penguasa Boerderij Buitenzorg.”(Toer,2005:33)

“Sekarang sedang ada pesta besar”. Mengapa mereka tak

diberi libur?”

Mereka boleh berlibur kalau suka. Mama dan aku tak pernah

berlibur. Mereka pekerja harian(Toer,2005:45)

Dari teks diatas pengarang menunjukkan bahwa Nyai

Ontosoroh adalah tipe wanita pekerja keras. lewat kerja kerasnya dan

kepemimpinannya di perusahaan besar ia dikenal masyarakat luas

sebagai Nyai yang berwibawa dan terlihat memiliki pendidikan yang

tinggi seperti wanita-wanita Eropa. Meskipun sebelum menjadi buah

bibir penduduk Wonokromo, Nyai Ontosoroh merupakan orang yang

tertutup, ia menutup kemungkinan dari berita bahwa dirinya sebagai

gundik belian. Nyai hanya tak ingin orang lain tahu perjalan kisah

hidupnya sebagai budak yang tak memiliki martabat.

Page 120: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

108

Dengan usaha yang keras menuju perubahan agar diakui

secara hormat, Nyai Ontosoroh mencoba bangkit dari keterpurukan.

Ia tak pernah mengeluh dengan segala apa yang terjadi, dan

menjadikan pengalaman hidup di masa lalu sebagai prinsip hidupnya

agar terus melangkah untuk hidup makmur bersama anak-anaknya.

Dalam hal ini citra perempuan Nyai Ontosoroh berdasarkan

pengalaman dan kebudayaan yang ada pada dirinya tidak menjadi

penghalang bagi kehidupannya, justru menjadi sebuah prinsip agar

hidup dengan kuat dan apa yang dialami tak terulang kembali pada

anaknya.

Dengan kebaikan yang ditunjukkan, Nyai Ontosoroh

memberikan keringanan dan kebebasan para pekerja di pabrik

miliknya dengan berlibur sesuka hati mereka. Ia tak memaksa para

pekerja untuk selalu bekerja dan bekerja setiap harinya. Hanya Nyai

Ontosoroh dan anaklah yang setiap hari harus bekerja tanpa

mengenal hari libur. Dengan adanya perusahaan yang didirikannya

itu, ia mampu membuat masyarakat dalam hal pekerjaan dan

ekonomi yang pasti meskipun tidak harus selalu berangkat bekerja,

karena yang terpenting adalah tercapainya target produksi dari

perusahaan. Nyai mampu meningkatkan perekonomian masyarakat

pribumi terutama di daerah Wonokromo. Seperti penelitian yang

dilakukan oleh (Marina dan Dhea, 2018) perempuan mampu

Page 121: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

109

meningkatkan perekonomian terutama dalam keluarga, meskipun ia

berperan ganda dalam keluarga.

“Tidak semua lelaki. Sebagian perempuan, nampak dari kain

batik dibawah baju putihnya. Perempuan bekerja pada

perusahaan, mengenakan baju blacu pula. Perempuan

kampung berbaju. Dan tidak di dapur rumah tangga sendiri.

apakah mereka berkemban juga di balik baju belacu itu.

“Kau heran melihat perempuan bekerja?

Aku mengangguk. Ia menatap aku seakan hendak membaca

keherananku.(Toer, 2005:44)

Dari dialog di atas, membuktikan bahwa Nyai Ontosoroh

adalah seorang yang bijaksana, karena kebijaksanaannya dalam

bertindak dan berpikir ia memperlakukan para karyawannya dengan

setara, tidak membedakan para pekerjanya antara laki-laki dan

perempuan terhadap bias gender atau kedudukan strata sosial di

masyarakat. Baginya perempuan dan laki-laki sama yaitu mampu

bekerja di perusahaan. Lewat kekuasaannya ia menunjukkan bahwa

wanita tidak hanya dijadikan sebagai pemuas nafsu dan hanya bisa

bergantung pada laki-laki, ia bisa membuktikan bias gender antara

laki-laki dan perempuan di masyarakat dengan skillnya yang tidak

hanya mampu bekerja dalam ranah domestik tapi juga mampu

bekerja dalam ranah publik.

Peran perempuan dalam masyarakat tergantung pada budaya

dan norma dimana ia tinggal di lingkungannya. Dari sudut pandang

masyarakat Indonesia peran antara laki-laki dan perempuan dalam

pekerjaan keduanya sama-sama melakukan peran dalam ranah

domestik, publik, dan sosial, namun kenyataannya perempuanlah

Page 122: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

110

yang lebih banyak bekerja di ranah domestik. Seorang perempuan

akan menghadapi harapan dan keinginan yang bertentangan dengan

perannya sebagai anak, istri, ibu, dan pekerjaannya dalam

masyarakat. Seperti dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh

(Indah Ahdiah, 2013) tentang bagaimana peran perempuan di

masyarakat.

Dari paparan di atas dijelaskan citra Nyai Ontosoroh sebagai ibu

dapat diterapkan oleh orang tua zaman milenial ini, namun dalam segi

positifnya saja. Segi negatif dari sosok Nyai Ontosoroh mampu dijadikan

sebagai pelajaran agar hal itu tidak dilakukan oleh orang tua dalam

mendidik anak, seperti mendidik anak dengan keras. Hal-hal positif yang

dilakukan Nyai Ontosoroh serta sifat yang dimilikinya baik dijadikan

sebagai tauladan dalam kehidupan saat ini, seperti sosok yang cerdas,

kreatif, tegas, penyayang, dan berwibawa.

Mendidik anak zaman sekarang memang memiliki tantangan

tersendiri, dimana zaman sekarang kehidupan serba instan dan gadget.

Orang tua harus memiliki strategi maupun cara dalam mendidik anak,

karena orang tua memegang peran besar dalam mengasuh anak. Orang

tua tidak boleh menutup diri dari kemajuan teknologi , namun anak juga

harus dibatasi penggunaan teknologi seperti gadget yang berlebihan

dapat merusak mental sang anak. Disinilah peran orang tua agar anak

tidak terlalu kecanduan dengan teknologi zaman sekarang, perlunya sikap

Page 123: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

111

tegas dan kedisiplinan dari orang tua akan menentukan karakter sang

anak.

Kesalahan mendidik anak untuk membangun budaya keluarga

yaitu membiarkan mengenal dunia luar tanpa pengawasan dan batasan.

Semakin majunya perkembangan zaman, terkadang membuat orang tua

terlena dan lengah untuk memantau anak-anaknya dalam penggunaan

media. Hal inilah yang harus diperhatikan dalam mendidik anak, orang

tua harus cerdas mengajarkan anak tentang budaya dan etika keluarga,

akan nilai baik maupun buruk, salah atau benar. Sehingga anak akan

dapat membedakan apa yang mereka lihat dan alami dengan baik. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Ruli (2020) mengemukakan orang tua

tidak boleh menganggap bahwa pendidikan keluarga didalam keluarga

itu dianggap tidak penting, karena dasar utama yang harus orang tua

berikan kepada anak adalah pendidikan dalam keluarga.

C. Implikasi terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar

Sastra merupakan media yang sangat baik digunakan untuk

mengajarkan nilai pendidikan karakter kepada siswa, khususnya pada

anak yang masih duduk di Sekolah Dasar. Penanaman pendidikan karakter

pada anak Sekolah Dasar lebih efektif dibandingkan dengan mereka yang

telah tumbuh dewasa. Melalui karya sastra seperti novel, guru mampu

menyeimbangkan antara emosional, spiritual, logika, etika, dan kinestetik,

selain itu dengan sastra guru bisa mengembangkan belajar sepanjang

hayat, serta pendidikan menyeluruh (Wahyudi, 2008 :17).

Page 124: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

112

Objek penelitian ini yaitu tentang Citra Nyai Ontosoroh dapat

diimplikasikan dalam pembelajaran sastra di Sekolah Dasar. Pembelajaran

sastra di Sekolah Dasar terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang menjadi tujuan dari pendidikan nasional. Salah satu dari tujuan

tersebut yaitu untuk membantu manusia agar memiliki pengetahuan,

kreativitas, dan keterampilan. Pendekatan ada Bahasa Indonesia

menggunakan pendekatan berbasis teks yaitu teks sastra dan nonsastra.

Teks sastra itu sendiri terdiri dari teks naratif yaitu seperti cerita pendek

dan prosa, kemudian ada teks non naratif seperti puisi.

Pada kurikulum 2013 pembelajaran Bahasa Indonesia

menggunakan pendekatan saintifik. Saintifik itu sendiri menekankan

keterlibatan siswa dalam pembelajaran yang kreatif, mandiri, dan lebih

intens. Oleh sebab itu keberhasilan dalam pembelajaran akan berpengaruh

pada siswa yang nampak melakukan langkah-langkah pembelajaran

saintifik. Langkah-langkah pembelajaran saintifik diantaranya adalah

mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan.

Melalui pendekatan tersebut guru mampu menumbuhkan keingintahuan

peserta didik pada karya sastra.

Untuk mengetahui Citra Nyai Ontosoroh dalam Novel Bumi

Manusia dapat diimplikasikan pada pembelajaran Bahasa Indonesia perlu

dilakukan analisis kesesuaiannya pada kurikulum. Adapun kesesuaian

kurikulum yaitu mencakup standar kompetensi inti dan kompetensi dasar

Page 125: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

113

(Abidin, 2014: 268). Berikut KI dan KD pelajaran Bahasa Indonesia kelas

6 Sekolah Dasar :

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. 3..Memahami pengetahuan faktual

dan konseptual dengan cara

mengamati, menanya dan

mencoba berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, di sekolah

dan di tempat bermain

4. 4.Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa

yang jelas, sistematis, logis dan

kritis, dalam karya yang estetis,

dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 3.1Menyimpulkan informasi

berdasarkan teks laporan hasil

pengamatan yang didengar dan

dibaca

4.1 4.1Menyajikan simpulan secara lisan

dan tulis dari teks laporan hasil

pengamatan atau wawancara

yang diperkuat oleh bukti

3.2 3.2Menggali isi teks penjelasan

(eksplanasi) ilmiah yang

didengar dan dibaca

4.2 4.2Menyajikan hasil penggalian

informasi dari teks penjelasan

(eksplanasi) ilmiah secara lisan,

tulis, dan visual dengan

menggunakan kosakata baku

dan kalimat efektif

3.3 3.3Menggali isi teks pidato yang

didengar dan dibaca

3.4 4.3Menyampaikan pidato hasil

karya pribadi dengan

menggunakan kosakata baku

dan kalimat efektif sebagai

bentuk ungkapan diri

3.4. 3.4Menggali informasi penting

dari buku sejarah menggunakan

aspek: apa, di mana, kapan,

siapa, mengapa, dan bagaimana

3.5 4.4Memaparkan informasi penting

dari buku sejarah secara lisan,

tulis, dan visual dengan

menggunakan aspek: apa, di

mana, kapan, siapa, mengapa,

dan bagaimana serta

memperhatikan penggunaan

kosakata baku dan kalimat

efektif

3.5. 3.5Membandingkan karakteristik

teks puisi dan teks prosa

4.5. 4.5Mengubah teks puisi ke dalam

teks prosa dengan tetap

memperhatikan makna isi teks

puisi

3.6. 3.6Mencermati petunjuk dan isi teks 4.6. 4.6Mengisi teks formulir

Page 126: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

114

formulir (pendaftaran, kartu

anggota, pengiriman uang

melalui bank/kantor pos, daftar

riwayat hidup, dsb.)

(pendaftaran, kartu anggota,

pengiriman uang melalui

bank/kantor pos, daftar riwayat

hidup, dll.) sesuai petunjuk

pengisiannya

3.7. 3.7Memperkirakan informasi yang

dapat diperoleh dari teks

nonfiksi sebelum membaca

(hanya berdasarkan membaca

judulnya saja)

4.7..44.7Menyampaikan kemungkinan

informasi yang diperoleh

berdasarkan membaca judul

teks nonfiksi secara lisan, tulis,

dan visual

3.8. 3.8Menggali informasi yang

terdapat pada teks nonfiksi

4.8Menyampaikan hasil

membandingkan informasi yang

diharapkan dengan informasi

yang diperoleh setelah

membaca teks nonfiksi secara

lisan, tulis, dan visual

3.9. 3.9Menelusuri tuturan dan tindakan

tokoh serta penceritaan penulis

dalam teks fiksi

4.9.- 4.9 Menyampaikan penjelasan

tentang tuturan dan tindakan

tokoh serta penceritaan

penulis dalam teks fiksi

secara lisan, tulis, dan visual

3.10. 3.10 Mengaitkan peristiwa yang

dialami tokoh dalam cerita

fiksi dengan pengalaman

pribadi

4.10.. 4.10 Menyajikan hasil pengaitan

peristiwa yang dialami tokoh

dalam cerita fiksi dengan

pengalaman pribadi secara

lisan, tulis, dan visual

Dalam silabus diatas Kompetensi Inti yang relevan dengan

pembelajaran citra perempuan yaitu KI-3 Memahami pengetahuan faktual

dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan

di tempat bermain. Sedangkan kompetensi dasar / KD yang sesuai yakni

pada 3.9 Menelusuri tuturan dan tindakan tokoh serta penceritaan penulis

dalam teks fiksi dan 3.10 Mengaitkan peristiwa yang dialami tokoh dalam

cerita fiksi dengan pengalaman pribadi.

Page 127: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

115

Berdasarkan analisis tokoh Nyai Ontosoroh dan pendidikan

karakter yang terkandung di dalamnya, dalam penelitian ada kandungan

nilai karakter yang negatif maupun positif. Namun pada penelitian ini

karakter Nyai Ontosoroh banyak yang mengandung sisi positifnya,

sehingga dapat diambil dari segi positifnya dan segi negatifnya

ditinggalkan. Dilihat dari silabus di atas citra Nyai Ontosoroh dapat

dijadikan sebagai sumber pembelajaran sastra pada anak Sekolah Dasar di

kelas 6, dikarenakan pada KD 3.9 dan 3.10 menelusuri tentang karakter

dari tokoh dalam karya sastra, kemudian mengaitkan apa yang dialami

tokoh sama dengan pengalaman pribadi anak-anak. Hal ini dapat

memberikan manfaat kepada peserta didik kedalam dua aspek yaitu afektif

dan sosial. Dalam aspek afektif peserta didik diharapkan dapat meneladani

sikap dan nilai positif dari tokoh perempuan Nyai Ontosoroh, sedangkan

dalam aspek sosial diharapkan peserta didik mampu peka terhadap

keadaan di lingkungan sosial. Hal ini sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Munaris (2011), yang mengemukakan bahwa pendidikan

karakter bisa diintegrasikan dalam pembelajaran sastra pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SD / MI.

Nilai karakteristik Nyai Ontosoroh dalam novel Bumi Manusia dari

segi positif yang dapat dijadikan contoh dalam pembentukan watak peserta

didik atau sebagai suri tauladan, misalnya seperti cerdas dan haus akan

ilmu pengetahuan, optimis, pekerja keras, mampu bangkit dari

keterpurukan, serta tidak membedakan status sosial manusia. Melalui

Page 128: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

116

pembelajaran dengan menggunakan kurikulum 2013 yang berbasis

kompetensi dan penguatan nilai-nilai karakter, peserta didik dapat

memadukan dan meningkatkan pengetahuannya. Hal itu dimaksudkan

untuk mengembangkan kepribadian peserta didik yang berkarakter,

sehingga dapat terwujud dalam perilaku sehari-hari yang positif.

Page 129: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terhadap

buku novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer tentang citra

perempuan tokoh Nyai Ontosoroh dan implikasi pada pembelajaran sastra

di Sekolah Dasar sebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini meliputi citra diri perempuan dan citra sosial

perempuan. Citra diri perempuan yaitu meliputi citra yang dilihat dari

aspek fisik maupun psikis. Sedangkan citra sosial perempuan yang

terdapat dalam novel Bumi Manusia meliputi peran perempuan dalam

keluarga yaitu perempuan di keluarga sebagai anak, ibu, dan istri, dan

peran perempuan dalam masyarakat. Citra diri dari tokoh Nyai

Ontosoroh dari aspek fisik menggambarkan dalam fisiknya sebagai

wanita yang cantik, manis, wajah jernih, berumur tiga puluhan, dan

fisik kuat. Dari aspek psikis yaitu cerdas, humoris, ramah, tegas,

optimis, penyayang, dan memiliki sebuah trauma di masa remaja.

Citra sosial Nyai Ontosoroh dalam keluarga yaitu perannya sebagai

seorang anak perempuan yang penurut , dan pendendam terhadap kedua

orang tuanya. Sebagai seorang istri ia dicitrakan sebagai perempuan

yang setia, mandiri, penurut. Dan sebagai seorang ibu ia adalah ibu

yang penyayang, kreatif, bijaksana, terbuka, berwibawa, dan berusaha

selalu menuruti apa yang anaknya inginkan. Sedangkan citra Nyai

Page 130: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

118

Ontosoroh di masyarakat terkesan menutup diri, dan dikenal

masyarakat sebagai wanita yang rupawan , berwibawa, pekerja keras,

dan bijaksana yang mampu menegakkan hak seorang perempuan di

mata masyarakat.

2. Implikasi yang dapat diterapkan dari citra perempuan dalam Novel

Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer terhadap pembelajaran

sastra Indonesia di Sekolah Dasar yaitu dalam Menelusuri tuturan dan

tindakan tokoh serta penceritaan penulis dalam teks fiksi dan

Mengaitkan peristiwa yang dialami tokoh dalam cerita fiksi dengan

pengalaman pribadi. Melalui penelusuran, penceritaan, dan pengaitan

pengalaman pribadi dalam karya sastra dapat menumbuhkan aspek

afektif peserta didik yang diharapkan dapat meneladani sikap dan nilai

positif dari tokoh perempuan Nyai Ontosoroh, sedangkan dalam aspek

sosial diharapkan peserta didik mampu peka terhadap keadaan di

lingkungan sosial.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis terhadap novel Bumi Manusia karya

Pramoedya Ananta Toer, penulis memberikan beberapa saran sebagai

berikut :

1. Untuk peneliti selanjutnya, jika ingin meneliti novel ini masih dapat

dilakukan dengan pendekatan yang sama namun dalam lingkungan

yang lebih luas. Juga dapat menambahkan unsur moral, untuk

mengetahui keyakinan dari tokoh utama perempuan

Page 131: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

119

2. Untuk pendidik, semua pembelajaran di Sekolah Dasar mampu

dijadikan sebagai dasar utama dalam pembentukan karakter anak

terutama pembelajaran sastera, oleh sebab itu, bimbinglah anak

menuju kearah hal yang positif, agar mental dan psikologinya tumbuh

dengan normal.

3. Untuk pembaca, bijaklah dalam memilih bacaan, terutama novel yang

mengandung suatu nilai-nilai, baik nilai karakter maupun nilai

religius. Ambillah sisi positif dari suatu bacaan novel sebagai bekal

dalam hidup, dan tinggalkan sisi negatif yang terdapat pada novel.

Page 132: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

120

DAFTAR PUSTAKA

Ahdiah, Indah. 2013. Peran-Peran Perempuan dalam Masyarakat. Jurnal

Academica. Vol. 05, No. 02.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Yogyakarta : Rineka Cipta.

Arizona, Defrita Ria, dkk. 2013. Citra Perempuan dalam Novel Kekuatan Cinta

Karya Sastri Bakry. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 1,

No 2.

Djuanda, Dadan. 2014. Pembelajaran Sastra di SD dalam Gamitan Kurikulum

2013. Mimbar Sekolah Dasar, Vol. 1, No. 2.

Eriyanto.2011. Analisis isi: Pengantar Metodologi Untuk Pendidikan Komunikasi

dan Ilmu-Ilmu Social Lainnya. Jakarta : Kencana.

Esten, Mursal. 1978. Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah. Bandung:

Angkasa Bandung.

Fitrah, M. Dan Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian : Penelitian Kualitatif,

Tindakan Kelas , dan Studi Kasus. Sukabumi : CV Jejak.

Fitria, Nur Afifah. 2016. Peran Orang Tua dalam Penanaman Disiplin pada Anak

Usia Pra Sekolah Melalui Pembiasaan di Kelurahan Cihaurgeulis

Bandung.

Frieda, Prima, dan Daniel Tamburian. 2019. Komunikasi antar Pribadi antara

Orang Tua dan Anak Usia Remaja dalam Pembentukan Kepercayaan Diri

Anak. Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 3, No. 2.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya.

Bogor : Ghalia Indonesia.

Page 133: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

121

Hendy, Zaidan. 1993. Kesusasteraan Indonesia Warisan yang Perlu Diwariskan

2. Bandung : Angkasa.

Kosasih. 2002. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusasteraan. Bandung: Yrama

Widya.

Mardiansyah, Mardety. 2018. Hermeneutika Feminisme Reformasi Gender dalam

Islam. Jawa Barat : PT Lontar Digital Asia.

Mayangsari, Dwi Marina dan Dhea Amalia. 2018. Keseimbangan Kerja

Kehidupan pada Wanita Karir. Jurnal Ecopsy Vol. 5, No 1.

Mbulu ,Anthonia Paula Hutri. 2017. Citra Perempuan Dalam Novel Suti Karya

Sapardi Djoko Damono : Kajian Kritik Sastra Feminis. Skripsi:

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Munaris. 2011. “Pemanfaatan Buku Kecil-kecil Punya Karya sebagai Bahan

Pembelajaran Sastra untuk Pengembangan Karakter. Jurnal Pendidikan

Karakter, Vol. 1, No. 1.

Musthafa , Abu Sa’ad, . 2008. 30 Strategi Mendidik Anak Cerdas Emosional

Spiritual Intelektual. Jakarta : Maghfirah Pustaka.

Nurbayani. 2019. Pembinaan Iklim Kasih Sayang Terhadap Anak dalam

Keluarga. International Jurnal of Child and Gender Studies Vol. 5, No. 1.

Nurgiyantoro, Burhan. 2017. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada

University Press.

Pradopo, Rachman Djoko. 1990. Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Rahima Wa, dkk. Citra Perempuan dalam Novel Perempuan Batih Karya A.R.

Rizal. Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 4, No. 3.

Page 134: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

122

Rahman, M Muzdalifah. 2013. Peran Orang Tua dalam Membangun Kepercayaan

Diri pada Anak Usia Dini. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam Vol. 8, No.

2.

Rara, Alma dan Untung Nopriansah.tt. Mengembangkan Kreativitas Anak

Melalui Permainan Warna dengan Media Benang di RAPerwanida 1

Bandar Lampung. Jurnal Pendidikan.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Ruli, Efrianus. 2020. Tugas dan Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak. Jurnal

Edukasi Non Formal.

Sawitri, Putu Dian Niluh. 2017. Memberikan Pujian yang Tepat menurut Growth

Mindset. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 2, No. 2.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung : Angkasa

Siswantoro. 2005. Metode Penelitian Sastra Analisis Psikologi. Surakarta :

Muhammadiyah University Press.

Subardini, Ni Nyoman, dkk. 2007. Kedudukan Perempuan dalam Tiga Novel

Indonesia Modern Tahun 1970-an. Jakarta: Pusat Bahasa.

Sugihastuti. 2000. Wanita di Mata Wanita : Perspektif Sajak-Sajak Toeti Heraty.

Bandung : Nuansa Cendekia.

Sugihastuti dan Adib Sofia.2003. Feminisme dan Sastra : Menguak Citra

Perempuan dalam Layar Terkembang. Bandung : Katarsis

Sumaryanto. 2019. Karya Sastra Bentuk Prosa. Semarang : Mutiara Aksara.

Page 135: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

123

Susanti, Dwi Rini. 2015. Pembelajaran Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar. Vol. 3,

No. 1 Juni.

Syam, Tri Ayu Nutrisia. 2013. Representasi Nilai Feminisme Tokoh Nyai

Ontosoroh dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

(Sebuah Analisis Wacana) Skripsi : Universitas Hasanuddin Makassar.

Tantawi, Isma. 2017. Bahasa Indonesia Akademik. Bandung: Cita Pustaka

Media

Taqwiem, Ahsani.2018. Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya

Pramoedya Ananta Toer. Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol. 7, No. 2

Toer, Pramoedya Ananta . 2005. Bumi Manusia. Jakarta : Lentera Dipantara

Udu, Sumiman. 2009. Perempuan Dalam Kabanti. Yogyakarta: Diandra

Wahyudi, Siswanto.2008. Pengantar Teori Sastra. Bandung : Grasindo.

Warsiman, 2017. Pengantar Pembelajaran Sastra. Malang : UB Press

Wataniyah, Ibnu. 2015. Ibu Sekuat Seribu Laki-laki. Jakarta : Kaysa Media

Yunarwati, Zhakiyah. 2016. Inspiring Moms. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo.

Zed, Mestika. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta :Yayasan Obor

Indonesia.

https://www.google.com/url?q=http:fatur.staff.ugm.ac.id/file/psikologi%2520%25

20Pemaafan.

https://theconversation.com/pilih-kasih-orang-tua-terhadap-anak-ternyata-

berdampak-panjang-ini-tips-untuk-mencegahnya-114690

https://www.hipwee.com/?s=Wanita+harus+cantik.

Page 137: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

125

LAMPIRAN

Page 138: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

126

Page 139: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

127

Page 140: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

128

Page 141: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

129

Page 142: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

130

Page 143: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

131

Page 144: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

132

Page 145: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

133

Page 146: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

134

Page 147: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

135

Page 148: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

136

Page 149: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

137

Page 150: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

138

Page 151: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

139

Page 152: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

140

Page 153: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

141

Page 154: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

142

Page 155: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

143

Page 156: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

144

Page 157: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

145

Page 158: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

146

Page 159: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

147

Page 160: CITRA PEREMPUAN (NYAI ONTOSOROH) DALAM NOVEL BUMI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9569/1/SKRIPSI... · 2020. 10. 26. · Karya sastra dapat menampilkan berbagai permasalahan

148

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Siti Nurul Faizah

Nomor Induk Mahasiswa : 23040160160

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat & Tanggal Lahir : Grobogan, 04 Februari 1998

Alamat Asal : Wadak, rt 02, rw 08, Karangharjo-Pulokulon-

Grobogan

Agama : Islam

No. Hp : 085643297369

Status : Belum Menikah

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Formal

SDN 02 Karangharjo Lulus 2010

Mts. Tsamrotul Huda Pulokulon Lulus 2013

MA Raudlatul Ulum Guyangan Pati Lulus 2016

S1 IAIN Salatiga Lulus 2020