PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan...

89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN MODERASI KOMPETENSI KOMISARIS INDEPENDEN TESIS Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh: ERNIYAWATI MUSTAQOMAH NIM: S4309006 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan...

Page 1: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KUALITAS LABA DENGAN MODERASI KOMPETENSI KOMISARIS INDEPENDEN

TESIS

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh:

ERNIYAWATI MUSTAQOMAH

NIM: S4309006

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Terucap syukur pada kecintaan abadi, Allah SWT, karena uluran Rahman dan RahimNYA, aku berhasil mengakhiri perjalanan panjangku dengan baik.

Suamiku terkasih, Mas Bayu, terima kasih atas restumu, karya ini adalah buah dukungan dan tengadah tanganmu di sepertiga malam yang sangat dingin.

My heroes, Afin dan Fay, terima kasih nak pengertiannya, untuk waktu dimana tiada bunda mengiringi waktu kalian. Karya ini tercipta karena senyuman dan pengorbanan kalian.

Orang tua- orang tua kami, karya ini adalah hasil tengadah tangan beliau pada setiap tahajjud.

Pembimbingku, karya ini adalah buah kesabaran, ketelitian, kritikan, masukan, dan setiap menit waktu yang beliau luangkan tuk membimbingku menemukan jalan yang benar. Terima kasih …. Matur nuwun terutama untuk support di keputusasaanku.

Anak-anakku di kampus… karena kalian aku dapat kesempatan ini.

Page 6: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

Motto

v Kebahagiaan adalah salah satunya yang akan bertambah jika orang mau membaginya.

v Hari ini Anda adalah orang yang sama dengan Anda di lima tahun mendatang, kecuali dua hal : orang-orang di sekeliling Anda dan buku-buku yang Anda baca. - Charles "tremendeous" Jones

v Ketahuilah, apapun yang menjadikanmu tergetar, itulah Yang Terbaik untukmu ! Dan karena itulah, Qalbu seorang pecinta-Nya lebih besar daripada Singgasana-Nya. - Jalaludin Rumi

v Sesungguhnya seseorang bisa disebut mandiri bukan lantaran ia sudah tidak lagi meminta, tapi lebih karena ia sudah bisa memberi harapan akan kembali diberi.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat,

karunia dan hidayahNya peneliti dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Tesis

dengan judul “ Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Kualitas Laba

dengan Moderator Kompetensi Komisaris Independen” ini disusun untuk memenuhi

syarat guna mencapai derajat magister sains program studi Akuntansi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Tesis ini bukan hasil dari jerih

payah sendiri, akan tetapi banyak pihak yang telah membantu kelancarannya. Pada

kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada

semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung

hingga selesainya Tesis ini. Dengan kerendahan hati, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang telah berkenan

memberikan bantuan kepada peneliti berupa Beasiswa BPPS dalam

menyelesaikan studi di program studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. dr. H.M. Syamsulhadi, Sp.KJ (K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret.

3. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.d., selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret.

4. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi

Universitas Sebelas Maret .

6. Ibu Dra. Y. Anni Aryani, M.Prof.Acc.,Ph.D.,Ak., selaku pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan pikiran, serta memotivasi peneliti dalam penyusunan

tesis.

7. Drs. Subekti Djamaluddin, M.si.,Ak., selaku pembimbing II yang telah

memberikan waktu dan segala kemudahan serta kesabaran mengarahkan dalam

penyusunan tesis.

8. Bapak Ibu dosen beserta Staf di Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah banyak memberikan bimbingan

keilmuan, khususnya dalam ilmu Akuntansi.

9. Direktur Politeknik Pratama Mulia yang telah memberikan kesempatan untuk

melanjutkan studi ini.

Surakarta, April 2011

Peneliti

Page 9: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………....... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………. v

HALAMAN MOTTO ……………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………….. xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………….. xv

DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… ….xvii

ABSTRAK ………………………………………………………………………. xix

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

B. Perumusan Masalah ………………………………………………….. 8

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………….. 9

Page 10: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………… 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ……........... 11

A. Tinjauan Literatur dan Review Penelitian Sebelumnya ……………… 11

A. 1 Tinjauan Literatur ……………………………………………….. 11

A.1.1 Teori keagenan dan masalah keagenan ………………........ 11

A.1.2 Corporate Governance ……………………………………. 13

A.1.3 Kualitas Laba ……………………………………………... 19

A.1. 4 Manajemen Laba ………………………………………...... 24

A.1. 5 Hubungan Kualitas Laba dengan Mekanisme

Pengawasan ………………………………………………. 29

A.2 Review Penelitian Sebelumnya …………………………………. 31

B. Perumusan Hipotesis …………………………………………………. 38

B.1 Kerangka Konseptual ……………………………………………. 38

B.2 Perumusan Hipotesis …………………………………………….. 39

B.2.1 Komisaris Independen …………………………………….. 39

B.2.2 Pengalaman Komisaris …………………………………….. 41

B.2.3 Ukuran Komisaris ………………………………………….. 42

B.2.4 Kompetensi Komisaris Independen ………………………... 43

Page 11: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………………. 44

A. Metode Penelitian …………………………………………………... 44

B. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data ………………………… 44

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……………………. 46

C.1 Kualitas Laba ……………………………………………………46

C.2 Komisaris Independen …………………………………………..47

C.3 Pengalaman Komisaris …………………………………………..48

C.4 Ukuran Dewan Komisaris ……………………………………….48

C.5 Kompetensi Komisaris Independen ……………………………. 48

D. Analisa Data …………………………………………………………48

D.1 Uji Asumsi Klasik ……………………………………………… .48

D.1.1 Uji Normalitas ……………………………………………..49

D.1.2 Uji Multikolinearitas ……………………………………... 49

D.1.3 Uji Autokorelasi ……………………………………………49

D.1.4 Uji Heterokedastisitas …………………………………….. 50

D.2 Uji Hipotesis …………………………………………………… 51

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ……………………………. .52

A. StatistikDeskriptif ……………………………………………………52

Page 12: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. HasilUji Asumsi Klasik ……………………………………………...55

C. HasilPengujian Hipotesis …………………………………………….57

D. Pembahasan ………………………………………………………… 60

BAB V PENUTUP ………………………………………………………………. 66

A. Kesimpulan ………………………………………………………..66

B. Keterbatasan ……………………………………………………….67

C. Saran …………………………………………………………….68

D. Implikasi …………………………………………………………...68

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..70

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………... .79

DAFTAR TABEL

Page 13: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

1. Tabel 1 Perkembangan Teori keagenan dan Implikasinya terhadap corporate

governance……………………………………………………………………..14

2. Tabel 2 PengambilanKeputusanDurbinWatsonTest ……………… 50

3. Tabel 3 Jumlah sampel Penelitian ……………… 52

4. Tabel 4 Klasifikasi sampel berdasarkan karakteristik industri……………… 53

5. Tabel 5 Deskripsi Statistik ……………… 53

6. Tabel 6 Uji Normalitas Data ……………… 55

7. Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas ……………… 56

8. Tabel 8 Uji Autokorelasi ……………… 57

9. Tabel 9 Uji Heterokedastisitas ……………… 57

10. Tabel 10 Pengujian kelayakan model regresi ……………… 58

11. Tabel 11 Hasil uji signifikansi parsial ……………… 59

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1 Kerangka Konseptual …………………………………………. 39

Page 14: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar perusahaan sampel ……………………………………………………..79

Page 15: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

2. Data GCG dan Discretionary accruals ……………………………………......81

3. Perhitungan statistik dengan SPSS 17 ………………………………………...85

Page 16: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRAK Pengaruh Penerapan Mekanisme Corporate Governance terhadap Kualitas

laba dengan Moderasi Kompetensi Komisaris Independen

Erniyawati Mustaqomah NIM S.4309006

Penelitian ini menguji pengaruh penerapan mekanisme corporate governance dari sisi karakteristik dewan komisaris, yaitu komisaris independen, pengalaman komisaris dan ukuran komisaris terhadap kualitas laba. Penelitian ini juga melakukan pengujian efek moderasi kompetensi komisaris independen terhadap hubungan komisaris independen dengan kualitas laba. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Dengan menggunakan 120 perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia sebagai sampel, penelitian berhasil mendapatkan bukti pengaruh yang signifikan keberadaan komisaris independen dan kompetensi di bidang akuntansi dan keuangan terhadap kualitas laba yang ditinjau dari nilai discretionary accruals. Proporsi komisaris independen dan kompetensi akuntansi atau keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan nilai discretionary accruals. Jika dihubungkan dengan manajemen laba, jumlah komisaris independen yang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah komisaris non independen terbukti mampu membatasi praktek manipulasi accruals, terutama dalam bentuk manajemen laba. Dengan menurunnya praktek manajemen laba, maka kualitas labanya meningkat. Penelitian ini juga memberikan bukti adanya moderasi kompetensi komisaris independen terhadap hubungan antara komisaris independen dan kualitas laba. Namun begitu, penelitian ini tidak berhasil menemukan bukti adanya pengaruh yang signifikan antara variabel pengalaman maupun ukuran dewan komisaris terhadap kualitas laba.

Kata kunci: Kualitas laba, Manajemen laba, Corporate governance.

Page 17: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRACT The Effect of Implementation of Corporate Governance Mechanism on

Earnings Quality with Boards of Commissioner’s Competence as Moderating Variable

Erniyawati Mustaqomah

S4309006

This paper examines the effect of corporate governance mechanism namely the role of boards of commissioner and earnings quality. It focus on three importance characteristics of boards of commissioner effectiveness which are boards independence, boards expert, boards size. Purposive sampling are being used to identify the correct samples. Using data from 120 of manufacture, construction, mining, transportation service, telecommunication and wholesale companies, this study find a positive significant association between boards independence and earnings quality measured by the discretionary accruals model. This study also find that association between boards independen and earnings quality has been moderated by boards independence competency. No evidence of association is found between boards expertise and boards size on earnings quality.

Key words: Earnings quality, Earnings Management, Corporate governance

Page 18: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Informasi keuangan yang berkualitas merupakan informasi yang sangat

penting bagi pengambilan keputusan bisnis dan investasi. Menurut IAI (2009)

yang dinyatakan dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan

keuangan SAK tahun 2009 paragraf 12, tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi keputusan-

keputusan ekonomi. Bagi pihak eksternal, laporan keuangan yang dipublikasikan

merupakan sumber informasi utama yang digunakan sebagai dasar pembuatan

keputusan bisnis.

Salah satu komponen penting dalam laporan keuangan perusahaan yang

menarik perhatian pihak eksternal perusahaan adalah laba. Hal ini dikarenakan

laba mempunyai nilai prediktif, sehingga berbagai keputusan bisnis mendasarkan

pada komponen tersebut (FASB, 1980) yang dinyatakan dalam conceptual

framework SFAC nomer 3. Informasi laba juga berguna untuk menilai perubahan

potensi sumberdaya ekonomis perusahaan yang kemungkinan dapat dikendalikan

di masa depan, penilaian arus kas, dan penilaian keefektifan pengelolaan sumber

daya perusahaan oleh manajemen (Boediono, 2005). Peningkatan laba merupakan

sinyal baik bagi para investor karena terdapat kemungkinan penambahan

kemakmuran dalam bentuk deviden.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Mengingat pentingnya kedudukan laba sebagai salah satu sumber

pengambilan keputusan bisnis, laba yang dilaporkan perusahaan harus

mempunyai kualitas yang baik. Menurut FASB (1980) dalam conceptual

framework SFAC nomer 2, laba yang berkualitas adalah laba yang bermanfaat

bagi pengambilan keputusan bisnis, yaitu yang memiliki karakteristik relevansi,

reliabilitas, dan konsistensi.

Informasi laba dikatakan relevan apabila informasi tersebut dapat

mempengaruhi ekspektasi atau mengubah pengambilan keputusan para

pemakainya (Paluruan dan Siregar, 2007). Laba yang berkualitas tinggi dipercaya

dapat menyampaikan informasi laba perusahaan yang fundamental (Dechow et

al., 2009).

Pengukuran kualitas laba merupakan sesuatu hal yang sangat multi

dimensi (Teets, 2002; Wysocki, 2008). Artinya, kualitas laba dapat dilihat dari

aspek manfaatnya bagi pengambilan keputusan bisnis para pengguna laporan

keuangan maupun dari core earnings (Schipper dan Vincent, 2003). Dalam

kontek riset akuntansi, pengukuran kualitas laba dititikberatkan pada manfaatnya

bagi pengambilan keputusan bisnis oleh para pemakai laporan keuangan

(Dechow et al., 2009). Dari sisi dimensi ini, kualitas laba dapat dilihat

berdasarkan nilai accruals. Menurut model accruals, laba terdiri dari aliran kas

dari aktivitas operasi dan total accruals (Han An dan Naughton, 2009).

Akuntansi accruals digunakan untuk mengakui pendapatan dan beban

pada saat terjadinya suatu transaksi keuangan dan bukan saat terjadi penerimaan

atau pengeluaran kas sehingga membuat informasi akuntansi, terutama informasi

laba lebih relevan bagi pengambilan keputusan bisnis (Sulistyanto, 2008).

Page 20: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Namun begitu, accruals dapat menjadi kurang relevan karena adanya

perilaku oportunistik manajemen dalam bentuk manipulasi accruals (Schipper

dan Vincent, 2003; Sulistyanto, 2008; Dechow et al., 2009).

Manipulasi accruals dilakukan pihak manajemen perusahaan pada saat

proses penyusunan laporan keuangan. Oleh karena itu diperlukan sebuah sistem

pengawasan dan pengendalian untuk membatasi perilaku oportunistik manajemen

dalam bentuk manipulasi accruals yang dapat menyesatkan pengguna laporan

keuangan, terutama pihak investor dan kreditur.

Corporate governance adalah salah satu mekanisme pengawasan yang

dapat diterapkan perusahaan untuk mengendalikan tindakan oportunistik

manajemen yang menyebabkan penurunan kualitas laporan keuangan (Wang,

2006; Dechow et al, 2009; Hashim, 2009; Ismail et al., 2010). Corporate

governance sangat erat kaitannya dengan Teori Keagenan Jensen dan Meckling

(1976) yang mengatur hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam

pengelolaan perusahaan, terutama bagi perusahaan yang terpisah antara pemilik

dan pengelolanya (Husnan, 2001). Menurut Sulistyanto (2008), corporate

governance adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar

tercipta nilai tambah bagi semua stakeholders perusahaan.

Dalam hubungannya dengan manajemen laba, corporate governance

merupakan pengawas sistem penyusunan laporan keuangan yang membatasi

kesempatan atau kemampuan seorang manajer dalam mengelola laba (Fayoumi et

al., 2010). Dewan komisaris merupakan mekanisme utama dalam corporate

governance yang mempunyai peran mengawasi proses penyusunan laporan

Page 21: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

keuangan perusahaan dari tindakan manajemen accruals sehingga laporan

keuangan perusahaan tidak menyesatkan para penggunanya (Hasim dan Devi,

2008; Hasim, 2009).

Peran dewan komisaris yang efektif diharapkan dapat mengurangi

perilaku manajemen perusahaan yang berhubungan dengan tindakan-tindakan

perekayasaan laporan keuangan untuk menyesatkan para pengguna karena

beberapa motivasi pribadi, misalnya motivasi bonus based earnings atau untuk

menyembunyikan adanya penurunan laba dalam periode tertentu (Fayoumi et al.,

2010).

Ada beberapa faktor internal dari diri dewan komisaris yang berpengaruh

terhadap keefektifan peran pengawasan yang dijalankannya. Faktor-faktor

tersebut misalnya keberadaan komisaris independen, pengalaman dan ukuran atau

jumlah komisaris yang dimiliki perusahaan (Johari et al., 2008; Hasim dan Devi,

2008; Hasim, 2009; Ismail et al., 2010).

Penjelasan di atas menegaskan bahwa corporate governance

mempengaruhi kualitas laba melalui mekanisme pengawasan pada proses

penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen perusahaan

(Cohen et al., 2004). Komisaris independen yang mengetahui aturan, standar

maupun proses penyusunan laporan keuangan diharapkan memberikan pengaruh

positif terhadap terciptanya informasi keuangan yang berkualitas, khususnya laba.

Penelitian empiris telah memberikan bukti adanya pengaruh mekanisme

corporate governance terhadap kualitas laba dan manajemen laba yang ditinjau

dari accruals (Beasley, 1996; Dechow et al., 1996; Chtorou et al., 2001; Klein,

Page 22: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2002; Ebrahim, 2007; Jaggi et al., 2007; Johari et al, 2008;). Penelitian empiris

mengenai pengaruh corporate governance terhadap kualitas laba tidak dapat

dipisahkan dari manajemen laba. Manajemen laba merupakan salah satu bentuk

perilaku oportunistik manajemen dalam memanipulasi accruals yang dapat

mengakibatkan penurunan kualitas laba. Namun demikian, hasil-hasil penelitian

empiris tersebut masih sangat bervariasi dan bertolak belakang.

Beberapa peneliti menemukan bukti adanya hubungan negatif keberadaan

komisaris independen dengan tindakan manajemen laba oleh pihak manajemen

(Dechow et al., 1996; Klein, 2002; Xie et al., 2003; Ebrahim, 2007; Mashayekhi,

2008). Bukti penelitian empiris tersebut di atas memberikan arti bahwa

keberadaan komisaris independen dapat membatasi praktik manajemen laba yang

dilakukan oleh pihak manajemen, sehingga kualitas labanya meningkat. Namun

beberapa peneliti yang lain memberikan bukti yang bertolak belakang, yaitu

komisaris independen tidak berhubungan signifikan dengan manajemen laba

(Park dan Shin, 2004; Boediono, 2005; Siregar dan Utama, 2008; Sriwedari,

2009; Sefiana, 2010; Fitriannasari, 2010; Ismail et al., 2010).

Pengalaman merupakan salah satu faktor internal pada diri komisaris

independen yang mampu meningkatkan keefektifan fungsi pengawasan yang

dilakukannya. Pengalaman merujuk pada pengalaman yang dimiliki oleh seorang

komisaris independen pada posisi sama, di suatu perusahaan. Pengalaman

memungkinkan seorang komisaris independen untuk mengetahui dan memahami

kegiatan operasional beserta jajaran manajemen yang mengelola perusahaan

(Bedard et al, 2004).

Page 23: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Penelitian Beasley (1996) menemukan adanya hubungan negatif

signifikan antara lamanya jabatan seorang anggota dewan komisaris dengan

kemungkinan terjadinya penipuan pelaporan keuangan. Hal ini dikarenakan

adanya peningkatan kemampuan yang dimiliki dewan komisaris independen

dalam melakukan pengawasan terhadap tindakan manajemen perusahaan seiring

dengan meningkatnya umur jabatannya. Akan tetapi hasil penelitian Peasnell et

al. (1999) dan Xie et al. (2003) menemukan bukti bahwa lamanya jabatan

komisaris independen pada perusahaan yang sama akan menurunkan keefektifan

proses pengawasan yang dijalankannya.

Jabatan yang terlalu lama menyebabkan hubungan personal yang terjalin

antara komisaris independen dengan direktur perusahaan sebagai badan yang

menjadi obyek pengawasan menjadi dekat sehingga mempengaruhi sifat

independensi. Untuk perusahaan di Indonesia, penelitian banyak difokuskan pada

ukuran dan independensi yang dimiliki oleh seorang komisaris (Midiastuty dan

Macfoedz, 2003; Rachmawati dan Triatmoko, 2007; Siregar dan Utama, 2008;

Fitriannasari, 2010) dan belum diperluas pada permasalahan umur jabatan

komisaris maupun kompetensi yang dimiliki oleh komisaris independen.

Ukuran atau jumlah anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh suatu

perusahaan juga dapat mempengaruhi kualitas laba. Hasil penelitian empiris

menunjukkan bahwa jumlah dewan komisaris yang besar berhubungan positif

signifikan dengan kualitas laba (Zahra dan Pierce II, 1989; Ismail et al., 2010).

Namun ada beberapa penelitian empiris lain yang menemukan bukti jumlah

Page 24: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dewan komisaris yang kecil berhubungan negatif dengan manajemen laba

sehingga berdampak pada peningkatan kualitas laba (Dechow et al., 1996).

Alasannya adalah dengan ukuran yang kecil, proses komunikasi dan

koordinasi di antara para anggota dewan komisaris tersebut dapat berjalan dengan

efektif dan berkualitas sehingga berdampak signifikan terhadap kinerjanya. Hal

ini konsisten dengan pernyataan Sarkar et al. (2006) bahwa keefektifan

komunikasi dan koordinasi yang diukur dari banyaknya pertemuan yang

dilakukan oleh para anggota dewan komisaris memberikan dampak penurunan

manajemen laba. Mashayekhi (2008) memberikan bukti hubungan yang tidak

signifikan antara jumlah pertemuan yang diselenggarakan dewan komisaris

dengan aktivititas manajemen laba.

Perbedaan hasil-hasil penelitian empiris mengenai pengaruh mekanisme

corporate governance terhadap kualitas laba secara langsung maupun melalui

manajemen laba yang bervariasi dan bertolak belakang seperti telah diuraikan di

atas memberikan sebuah tanda bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi

keefektifan peran pengawasan oleh dewan komisaris.

Kompetensi merupakan karakteristik penunjang lain yang sangat

berpengaruh terhadap keefektifan proses pengawasan yang dilakukan komisaris

independen. Kompetensi pada uraian di atas merujuk pada keahlian yang

dimiliki komisaris independen di bidang akuntansi atau keuangan. Beberapa

peneliti menemukan bukti adanya penurunan praktik manipulasi laba pada

perusahaan yang mempunyai dewan komisaris dengan keahlian di bidang

akuntansi dan keuangan (Agrawal dan Chada, 2005; Xie et al., 2003).

Page 25: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Hasim (2009) menemukan hubungan signifikan antara keahlian dewan

komisaris di bidang governance, akuntansi dan keuangan dengan kualitas laba.

Oleh karena itu, merujuk pada hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai

kompetensi komisaris independen (Agrawal dan Chada, 2005; Xie et al., 2003;

Hasim, 2009), maka penelitian ini melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya

dengan menambahkan kompetensi komisaris independen sebagai variabel

pemoderasi.

Kompetensi diharapkan dapat berpengaruh terhadap hubungan antara

komisaris independen dan faktor pengalamannya dengan kualitas laba melalui

meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi praktik-praktik manipulasi yang

dilakukan manajemen, terutama pada saat proses penyusunan laporan keuangan

(Chtorou et al., 2001; Johari et al., 2008) sehingga dapat membatasi keinginan

manajemen untuk melakukan manipulasi accruals. Dengan demikian, penelitian

ini diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih comprehensive mengenai

pengaruh antara corporate governance dan kualitas laba.

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari hasil-hasil penelitian empiris mengenai penerapan mekanisme

corporate governance seperti yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan

belum mencapai satu kesepakatan hasil penelitian. Jika ditinjau lebih jauh,

khususnya terhadap penelitian yang dilakukan di Indonesia, terdapat satu

permasalahan penelitian yaitu menguji pengaruh penerapan mekanisme corporate

governance terhadap kualitas laba secara individual tanpa mempertimbangkan

penggunaan variabel pemoderasi.

Page 26: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Dengan adanya penambahan variabel pemoderasi, faktor lain yang

berdampak pada pengaruh masing-masing mekanisme corporate governance

terhadap kualitas laba tersebut dapat dijelaskan dengan lebih mendetail serta jelas

dan kemungkinan dapat memperkecil gab hasil penelitian yang ada dengan

memberikan bukti penelitian yang lebih comprehensive. Penelitian ini menguji

pengaruh salah satu mekanisme corporate governance yaitu karakteristik dewan

komisaris yang ditinjau dari aspek independensi, pengalaman, dan jumlah dewan

komisaris dengan penambahan variabel pemoderasi kompetensi komisaris

independen.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh komisaris independen secara langsung maupun

dimoderasi oleh adanya kompetensi terhadap kualitas laba perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh pengalaman yang dimiliki komisaris perusahaan

terhadap kualitas laba?

3. Bagaimana pengaruh ukuran dewan komisaris yang dimiliki perusahan

terhadap kualitas laba perusahaan?

C. TUJUAN PENELITIAN

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat

diuraiakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh komisaris independen baik langsung maupun

dimoderasi oleh kompetensi terhadap kualitas laba.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

2. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman komisaris independen terhadap

kualitas laba.

3. Untuk mengetahui pengaruh ukuran dewan komisaris yang dimiliki

perusahaan terhadap kualitas laba.

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang melengkapi

penelitian sebelumnya mengenai pengaruh mekanisme corporate governance

yaitu dewan komisaris yang ditinjau dari faktor independensi, pengalaman

dan ukuran atau jumlah anggota dewan komisaris dalam sebuah perusahaan

terhadap kualitas laba yang dilaporkan perusahaan.

2. Bukti-bukti yang diperoleh dalam penelitian ini dapat dijadikan masukan

bagi perusahaan maupun pemerintah dalam merumuskan mekanisme good

corporate governance yang sesuai dengan lingkungan institusional di

Indonesia sehingga secara efektif dapat meningkatkan kualitas pelaporan

keuangan serta memberikan perlindungan yang memadai terhadap

kepentingan para pemegang saham. Dengan demikian dapat mendorong

peningkatan investasi di negara Indonesia.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN LITERATUR dan REVIEW

PENELITIAN SEBELUMNYA

A.1 Tinjauan literatur

A.1.1 Teori keagenan dan masalah keagenan.

Pembahasan mengenai corporate governance tidak dapat dipisahkan dari

masalah keagenan. Agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai

pentingnya penerapan corporate governance, pada sub bab ini akan dijabarkan

terlebih dahulu mengenai teori keagenan dan masalah keagenan.

Pada dasarnya teori keagenan membahas hubungan kontraktual antar

anggota-anggota dalam organisasi, yaitu antara pemegang saham atau principal

dengan manajemen perusahaan atau dikenal dengan nama agent (Husnan, 2001;

Arifin, 2005). Jensen dan Meckling (1976) memberikan definisi yang lebih jelas

mengenai hubungan keagenan dan biaya keagenan. Hubungan keagenan menurut

Jensen dan Meckling (1976: 5) adalah:

A contract under which one or more persons (the principal’s) engage another person (the agent) to perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority to the agent.

Menurut definisi di atas, principal memberikan wewenang kepada agent

bertindak atas nama principal untuk mengelola perusahaan. Secara periodik,

agent harus mempertanggungjawabkan amanah yang diberikan principal

kepadanya (Arifin, 2005).

Page 29: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Dalam tata kelola perusahaan, aplikasi teori keagenan dapat dilihat dari

kontrak kerja yang disepakati antara pemegang saham dengan manajemen selaku

pengelola perusahaan.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa sebenarnya inti dari teori

keagenan adalah proses penyusunan kontrak yang tepat untuk menselaraskan

kepentingan antara principal dan agent apabila terjadi conflict of interest (Scott,

2006).

Eisenhard (1989) mengungkapkan asumsi yang melandasi teori keagenan

yaitu: (a) asumsi sifat manusia, (b) asumsi keorganisasian, (c) asumsi informasi.

Asumsi sifat manusia menekankan pada sifat manusia yang mementingkan diri

sendiri (self interest), memiliki keterbatasan rasionalitas (bounded rationality),

dan tidak menyukai risiko (risk averse). Asumsi keorganisasian menekankan

pada timbulnya konflik antar anggota dalam sebuah organisasi, efisiensi, serta

adanya asymmetry information antara principal dan agent. Selanjutnya asumsi

informasi memandang bahwasanya informasi merupakan sebuah komoditi yang

dapat diperjualbelikan.

Principal sebagai pemilik modal memiliki hak akses atas informasi

internal perusahaan serta bertindak sebagai pengambil keputusan-keputusan

strategis jangka panjang dan global. Agent, di sisi yang lain mempunyai informasi

riil dan lengkap mengenai kegiatan operasional perusahaan namun tidak

mempunyai kewenangan untuk melakukan pengambilan keputusan strategis

perusahaan (Arifin, 2005). Adanya posisi, fungsi, kepentingan dan latar belakang

antara principal dan agent yang berbeda namun saling membutuhkan dapat

Page 30: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

menimbulkan masalah perbedaan kepentingan yang berpotensi kepada agency

problems.

Menurut Arifin (2005) masalah keagenan yang fundamental timbul karena

adanya pemisahan antara pemilik dan pengelola. Pemisahan antara pemilik dan

pengelola dapat menyebabkan timbulnya asymmetry information. Asymmetry

information adalah ketidakseimbangan informasi yang disebabkan adanya

distribusi informasi yang tidak sama antara principal dan agent (Arifin, 2005).

Artinya agent tidak menyajikan informasi yang digunakan principal sebagai

dasar pengambilan keputusan secara transparan. Akibatnya, informasi yang

diperoleh principal kurang lengkap sehingga tidak dapat menjelaskan kinerja

agent yang sesungguhnya dalam hal mengelola kekayaan yang diamanahkan

kepadanya. Asymmetry information merupakan salah satu faktor yang

mendorong terciptanya agency problems. Faktor asymmetry information dapat

merangsang perilaku oportunistik pihak manajemen perusahaan (agent) untuk

memaksimalkan keuntungan pribadi sehingga dapat merugikan pihak lain,

khususnya pemegang saham (principal).

A.1.2 Corporate governance.

Munculnya isu corporate governance sangat berkaitan dengan terpisahnya

pemilik dan pengelola perusahaan. Terpisahnya fungsi pemilik dan pengelola

perusahaan menyebabkan perlunya mekanisme pengawasan yang spesifik untuk

memastikan bahwa tindakan manajemen perusahaan sejalan dengan kepentingan

pemiliknya.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Perkembangan teori keagenan dan implikasinya terhadap corporate

governance dapat dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 1 Perkembangan Agency Theory dan Implikasinya terhadap Corporate

Governance Teori korporasi

klasik Teori korporasi

modern Teori korporasi post

modern Karakteristik 1. Perusahaan dengan

single majority shareholder.

2. Principal merangkap sebagai agent

3. Keseimbangan kepentingan antara principal dan agent tidak penting.

1. Perusahaan dengan banyak pemegang saham namun terdapat pemegang saham mayoritas.

2. Fungsi principal dan agent mulai terpisah.

3. Meskipun pemilik mayoritas masih memiliki otoritas yang besar, kepentingan pemegang saham minoritas sudah mulai diperhatikan.

1. Perusahaan dengan banyak pemegang saham tanpa ada pemegang saham mayoritas.

2. Sulit mengidentifikasi the true principal.

3. Principal umumnya kurang atau tidak memahami bisnis.

4. Agent mempunyai pengaruh yang besar dalam menjalankan perusahaan.

5. Terjadi ketidakseimbangan kepentingan antara principal dan agent

Implikasi penerapan good corporate governance

Aspek good corporate governance belum diperlukan

Aspek good corporate governance mulai diperlukan

Aspek good corporate governance sangat diperlukan.

Sumber: Arifin, 2005.

Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa kebutuhan akan implementasi

corporate governance dapat berbeda-beda menyesuaikan tahap perkembangan

perusahaan, terutama berkaitan dengan struktur kepemilikan. Aspek corporate

governance akan semakin diperlukan pada perusahaan yang mempunyai struktur

kepemilikan yang menyebar (dispear ownership).

A.1.2.1 Definisi corporate governance.

Konsep corporate governance muncul bersamaan dengan konsep

korporasi (Maksum, 2005). Namun banyak yang berpendapat bahwa konsep ini

belum diketahui dan dipahami oleh berbagai pihak (Alijoyo dan Zaini, 2004).

Page 32: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Faktor inilah yang menyebabkan masih banyak perusahaan sekalipun

telah beroperasi di pasar modal yang menganggap good corporate governance

sebagai formalitas saja. Lahirnya teori keagenan telah memberikan kontribusi

yang besar terhadap konsep corporate governance khususnya corporate

governance (Maksum, 2005). Oleh karena itu, untuk mendapatkan pemahaman

yang mendalam mengenai konsep corporate governance perlu diketahui terlebih

dahulu pengertian atau definisi dari corporate governance tersebut.

Secara sederhana, corporate governance diartikan sebagai seperangkat

tindakan untuk melindungi kepentingan para pemegang saham (Hasim, 2009).

Definisi lain dari corporate governance yang dinyatakan dalam

The Cadbury Report (1992: 15) adalah sebagai berikut:

The system by which companies are directed and controlled. Boards of directors are responsible for the governance of their companies. The Shareholders’ role governance is to appoint the directors and the auditor and to satisfy themselves that an appropriate governance structure is in place. The responsibilities of the Board include setting the strategies aims, providing the leadership to put them into effect, supervising the management of the business and reporting to shareholders on their stewardship. The board’s actions are subject to laws, regulations and the shareholders in general meeting.

Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG: 21)

mendefinisikan corporate governance sebagai berikut:

Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak dan kewajiban mereka. Atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Parkinson (1993) memberikan definisi yang lebih praktis, yaitu proses

supervisi dan pengendalian yang dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa

Page 33: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

manajemen perusahaan bertindak sejalan dengan kepentingan para pemegang

saham.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa corporate

governance merupakan suatu sistem yang disusun dalam rangka mengarahkan

dan mengendalikan perusahaan demi tercapainya keselarasan kepentingan

berbagai pihak yang berhubungan dengan perusahaan.

A.1.2.2 Asas corporate governance.

Banyak pihak yang menduga bahwa terjadinya krisis perekonomian global

yang melanda negara-negara Asia Tenggara tahun 1998 disebabkan adanya

penerapan mekanisme corporate governance yang buruk, khususnya pada

perusahaan – perusahaan di Indonesia (Husnan, 2001; Maksum, 2005; Arifin,

2005). Oleh karena itu, sejak tahun 1999 Komite nasional kebijakan corporate

governance (KNKCG) telah mengeluarkan pedoman good corporate governance

yang telah mengalami perbaikan tahun 2001. Menurut KNKCG (2006) yang

tertuang dalam pedoman good corporate governance Indonesia mengenai asas-

asas good corporate governance, agar tercipta pelaksanaan corporate

governance yang baik diperlukan asas-asas fundamental yang menjadi dasar bagi

setiap tindakan berbagai pihak dalam perusahaan dan kerjasama yang baik di

antara organ-organ perusahaan. Asas–asas fundamental tersebut meliputi

transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness.

Asas transparency mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan

semua informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan

dipahami oleh para pemangku kepentingan. Accountability berhubungan dengan

Page 34: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pemegang saham berkaitan

dengan kinerjanya secara transparan dan wajar. Responsibility berkaitan dengan

kepatuhan perusahaan terhadap hukum dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Selain itu, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga tidak

ada dominasi di antara organ-organ perusahaan (independency) dan senantiasa

memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan (fairness).

A.1.2.3 Organ – organ perusahaan.

Organ perusahaan yang terdiri dari rapat umum pemegang saham (RUPS),

dewan komisaris dan direksi mempunyai peran penting dalam pelaksanaan

corporate governance yang efektif. Selanjutnya akan diuraikan wewenang

masing-masing organ tersebut di atas dalam perusahaan.

A.1.2.3.1 RUPS.

RUPS bertanggungjawab dalam pengangkatan, pemberhentian, pemberian

bonus dan insentif bagi dewan komisaris dan direksi. Pengangkatan dewan

komisaris dan direksi harus memperhatikan kualitas dan melalui proses fit and

proper test.

A.1.2.3.2 Dewan komisaris.

Dewan komisaris bertanggungjawab melakukan pengawasan dan

memberikan nasihat kepada dewan direksi serta memastikan bahwa good

corporate governance (GCG) telah dilaksanakan dengan baik. Dewan komisaris

tidak boleh melakukan tugas yang berhubungan dengan pengambilan keputusan

operasional. Agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, perlu dipenuhi

prinsip-prinsip sebagai berikut:

Page 35: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

- Komposisi dewan komisaris harus dibuat sedemikian rupa sehingga

mendorong terciptanya independensi dan pengambilan keputusan yang

efektif, tepat dan jelas.

- Seorang komisaris harus professional dalam arti mempunyai integritas

dan kemampuan yang memadai dalam menjalankan tugasnya.

- Dewan komisaris dapat terdiri dari komisaris independen dan

komisaris terafiliasi. Salah satu anggota dewan komisaris independen

harus mempunyai keahlian di bidang akuntansi atau keuangan.

A.1.2.3.3 Direksi.

Agar pelaksanaan tugas direksi dapat berjalan secara efektif, perlu

dipenuhi prinsip-prinsip berikut KNKCG (2006: 19):

Komposisi direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen. Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha (sustainability) perusahaan. Direksi mempertanggung jawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sistem corporate governance yang baik harus dapat memberikan

perlindungan kepada pemegang saham dan kreditur melalui mekanisme internal

maupun eksternal. Perlindungan melalui mekanisme internal dapat dilakukan

dengan melibatkan unsur auditor internal dan dewan komisaris sedangkan

perlindungan mekanisme eksternal dapat diwakili oleh peran auditor eksternal

(Sulistyanto, 2008). Agar tercapai perlindungan maksimal, diperlukan kerja yang

sinergis antara mekanisme eksternal dan internal.

Page 36: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

A.1.3 Kualitas laba.

A.1.3.1 Definisi kualitas laba.

Informasi keuangan yang berkualitas merupakan informasi yang sangat

penting bagi pengambilan keputusan bisnis dan investasi. Agar bermanfaat,

laporan keuangan perlu mempunyai karakteristik sebagai laporan keuangan yang

berkualitas (Sutopo, 2009). Laporan laba merupakan salah satu komponen

laporan keuangan yang harus mempunyai kualitas tinggi karena berbagai pihak

sangat menaruh perhatian pada unsur ini. Kualitas laba yang rendah merupakan

permasalahan tersendiri karena dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan

tersebut (Ismail et al., 2010)

Dalam literatur penelitian, tidak ada konsensus yang seragam mengenai

definisi kualitas laba. Schipper dan Vincent (2003: 4) melakukan benchmark

untuk mendefinisikan kualitas laba, yaitu:

Earning quality is the extent to which reported earnings correspond to economic income as defined by Hicks (1939): The Amount that the firm can pay out in dividends (that is, the amount that can be consumed) during a period, while leaving the firm equally well off at the beginning and the end of period.

Akan tetapi definisi kualitas laba di atas sangat sulit diobservasi baik

secara praktis maupun secara operasional sehingga muncul definisi kualitas laba

dari benchmark yang ke dua yaitu:

Earnings quality is the function of decision usefulness based on the FASB’s conceptual framework and on direct observation of the function of earnings capital allocation: (Schipper dan Vincent, 2003: 6) 1. Financial reporting should provide information that is useful to

present and potential investors and creditors and other users in making rational investment , credit and similar decisions (concepts statement #1).

2. Decision usefulnessis the overriding criterion for judging accounting choices (concept statement #2).

Page 37: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Menurut Soewardjono (2005), kualitas laba akuntansi ditunjukkan oleh

korelasi antara laba akuntansi dan laba ekonomi. Berdasarkan dua definisi yang

dinyatakan oleh Schipper dan Vincent (2003) serta Soewardjono (2005), dapat

disimpulkan bahwa definisi kualitas laba secara garis besar dapat dikategorikan

ke dalam dua kelompok, yaitu definisi kualitas laba yang dilihat dari sisi core

earnings dan definisi kualitas laba yang dilihat dari kegunaan laba dalam konteks

pengambilan keputusan bisnis.

Kategori kualitas laba yang ke dua ini lebih observable baik secara

operasional maupun praktis sehingga menyediakan topik penelitian empiris yang

banyak. Oleh karena itu, kualitas laba yang ada dalam penelitian-penelitian

empiris terdahulu mendasarkan pada definisi kualitas laba dalam konteks

kegunaannya dalam pengambilan keputusan bisnis para pemakainya.

A.1.3.2 Pengukuran kualitas laba.

Ada berbagai pendekatan untuk menentukan tingkat kualitas laba.

Dechow et al. (2009) mengelompokkan ukuran kualitas laba ke dalam tiga

aspek, yaitu: statistical properties of earnings, investor responsiveness to

earnings, dan external indicators of financial reporting quality.

Statistical properties of earnings meliputi persistensi dan accruals,

earnings smoothness, asymmetric timeliness dan timely loss recognition, serta

benchmarking.

Investor responsiveness meliputi penggunaan earnings response

coefficient (ERC) sebagai ukuran kualitas laba, sedangkan external indicators

melihat kualitas laba dari dimensi standar akuntansi dan auditing, restatement,

dan prosedur pengendalian internal perusahaan.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Schipper dan Vincent (2003) mengkategorikan ukuran kualitas laba

sebagai berikut:

a. Properties earnings.

Kualitas laba dari properties of earnings dilihat berdasarkan time series

properties of earnings yaitu tingkat persistensi, predictive ability, dan variability

yang merupakan standar deviasi dari realisasi laba terhadap arus kas. Selain itu

kualitas laba dari sisi ini dapat juga dinilai melalui hubungan antara laba, kas dan

accruals. Kualitas laba dikatakan baik jika nilainya semakin mendekati nilai kas

atau tingkat accruals yang rendah. Model accruals yang paling sering

dipergunakan untuk menentukan kualitas laba adalah discretionary accruals

(Hasim, 2009). Keberadaan discretionary accruals berarti terdapat praktek

manajemen dan mengindikasikan kualitas laba yang rendah.

b. Nilai relevansi earnings terhadap harga saham sepanjang waktu.

Nilai relevansi laba dapat diperoleh melalui regresi antara laba dengan nilai buku

saham pada saat tertentu. Nilai relevansi yang semakin turun dapat memberikan

sinyal bahwa kualitas laba juga menurun.

c. Hubungan earnings dengan karakteristik ekonomi yang lain.

Kualitas laba dari aspek ini biasanya dihubungkan dengan cost of capital dan

strategi pembiayaan modal perusahaan.

d. Kualitas laba yang dinilai dari standar pelaporan keuangan.

Kualitas laba dihubungkan dengan FASB (1980) mengenai karakteristik kualitatif

laporan keuangan yang dituangkan dalam conceptual framework SFAC nomer 2

mengenai laba yang berkualitas, yaitu meliputi relevansi, reliabilitas dan

komparabilitas.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

A.1.3.3 Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laba.

Jun (2009) menyatakan bahwa kualitas laba dipengaruhi oleh beberapa

faktor sebagai berikut:

a. Standar akuntansi.

Perbedaan standar akuntansi yang dipergunakan di suatu perusahaan dapat

menyebabkan perbedaan kualitas laba. Webster dan Thornton (2005) menemukan

perbedaan kualitas laba yang dilihat dari nilai discretionary accruals pada

perusahaan US yang menganut GAAP dan perusahaan US yang menganut IAS.

b. Karakteristik perusahaan.

Karakteristik perusahaan yang dapat berpengaruh terhadap kualitas laba adalah

komposisi pemegang saham, keberadaan pemegang saham pengendali dan

ukuran perusahaan. Beberapa peneliti menemukan berkurangnya tindakan

manajemen laba pada perusahaan dengan komposisi pemegang saham

institusional yang lebih besar (Lee et al., 2007; Velury dan Jenkins, 2006).

Penelitian Wang dan Tong (2006) menemukan bukti bahwa kualitas laba

berhubungan negatif dengan keberadaan pemegang saham pengendali dan akan

meningkat seiring dengan menurunnya persentase kepemilikan saham oleh

pemegang saham pengendali.

c. Karakteristik komisaris dan komite audit.

Fungsi pengawasan yang melekat pada dewan komisaris terbukti mampu

meningkatkan kualitas laba dengan cara membatasi tindakan manajemen laba

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Keberadaan komisaris independen

mampu menurunkan praktik manajemen laba di suatu perusahaan (Beasley, 1996;

Page 40: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Dechow et al., 1995). Vafeas (2005) mengungkapkan bukti bahwa jumlah

pertemuan komite audit berhubungan positif dengan kualitas laba.

d. Karakteristik manajerial.

Karakteristik manajerial yang berpengaruh terhadap kualitas laba misalnya

kompensasi, reputasi, gender, tingkat perputaran, usia, dan sebagainya. Healy

(1985), Balsam (1998), serta Kalyta dan Magnan (2008) mengungkapkan bahwa

adanya kompensasi yang berbentuk tunai, rencana bonus maupun program

pensiun perusahaan dapat menjadi dorongan para manajer untuk melakukan

manajemen laba.

A.1.3.4 Manfaat kualitas laba.

Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan merupakan

sumber informasi utama bagi dasar pengambilan keputusan pihak eksternal.

Laporan keuangan diterbitkan dengan tujuan menyediakan informasi keuangan

perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan penanaman modal

investor, pihak kreditur maupun keputusan-keputusan lain yang berhubungan

dengan bisnis perusahaan (FASB, 1978) dalam conceptual framework SFAC

nomer 1.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa informasi keuangan merupakan

informasi penting yang berpengaruh bagi berbagai pihak. Oleh karena itu

informasi keuangan yang dilaporkan harus berkualitas tinggi. Wild (1996)

menekankan pentingnya memastikan bahwa laporan keuangan melaporkan

informasi keuangan yang berkualitas tinggi. Informasi keuangan yang berkualitas

tinggi akan meminimalkan adanya kesenjangan asimetri informasi antara pihak

Page 41: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

manajemen perusahaan dan para pemegang saham (Karamanou dan Vafeas,

2005).

Informasi laba merupakan salah satu komponen yang paling menarik

perhatian pihak eksternal karena menjadi dasar bagi penilaian investasi dan

keputusan kerjasama bisnis (Lev, 1989; Schipper dan Vincent, 2003; Francis et

al., 2005). Para analis keuangan menggunakan informasi laba untuk meramalkan

nilai pengembalian investasi di masa datang (Siegel, 1982). Komisaris

perusahaan dan pemilik institusional menggunakan informasi laba untuk menilai

kinerja perusahaan dan kualitas manajemen perusahaan (Lev, 2003). Peasnell et

al. (2000) menyatakan bahwa pemegang saham memerlukan informasi laba untuk

menentukan bonus berbasis laba sekaligus sebagai dasar dalam memberikan

penghargaan kepada para eksekutif perusahaan.

FASB (2000) dalam conceptual framework SFAC nomer 7 secara tegas

menyatakan bahwa tujuan laba adalah untuk memberikan acuan bagi investor

meramalkan cash flow perusahaan atau tingkat pengembalian saham. Isu

mengenai kualitas laba menjadi penting seiring kebutuhan para pengguna akan

informasi laba yang berkualitas tinggi sehingga meningkatkan nilai

kebermanfaatannya dalam pengambilan keputusan.

A.1.4 Manajemen laba.

Pembahasan tentang kualitas laba tidak dapat dipisahkan dari manajemen

laba. Terdapat hubungan yang sangat erat antara manajemen laba dengan kualitas

laba. Hal ini dikarenakan keberadaan praktik manajemen laba dapat

menginterpretasikan tingkat kualitas laba (Hasim, 2009).

Page 42: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keberadaan manajemen laba

berpengaruh negatif terhadap kualitas laba (Dechow et al., 1995; Beasley, 1996;

Xie et al., 2003).

A.1.4.1 Definisi manajemen laba.

Dalam literatur penelitian, terdapat beberapa definisi mengenai

manajemen laba. Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai

tindakan intervensi yang penuh arti terhadap proses pembuatan laporan keuangan

kepada pihak eskternal dengan maksud mendapatkan beberapa keuntungan

pribadi.

Hampir sama dengan Schipper (1989), Asih dan Gudono (2000)

mengartikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan

sengaja dalam batasan General Accepted Accounting Principles (GAAP).

Berbeda dengan kedua definisi di atas, Scott (2006) mengartikan

manajemen laba sebagai pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer untuk

tujuan tertentu.

A.1.4.2 Faktor – faktor penyebab manajemen laba.

Ada beberapa faktor pendorong terjadinya manajemen laba. Dalam positif

accounting theory terdapat tiga hipotesis yang dapat menjelaskan motivasi

praktik manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986):

a. Bonus Plan Hypothesis.

Standar akuntansi memberikan kelonggaran bagi manajemen untuk memilih

berbagai metode pengukuran dan pencatatan (Fayoumi et al., 2010). Menurut

hipotesis ini, manajemen perusahaan cenderung memilih metode akuntansi untuk

Page 43: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

memaksimalkan keuntungan pribadi, yaitu penerimaan bonus yang tinggi.

Perusahaan yang memberikan apresiasi kinerja manajemen dalam bentuk bonus

menyebabkan para manajer cenderung memilih metode akuntansi yang dapat

digunakan untuk meningkatkan laba. Terdapat dua istilah yang berkaitan dengan

bonus, yaitu bogey dan cap. Bogey merupakan tingkat laba terendah untuk

mendapatkan bonus, sedangkan cap merupakan tingkat laba tertinggi untuk

pembagian bonus. Bonus akan tersedia jika perusahaan berhasil memperoleh

tingkat laba di antara bogey dan cap.

b. Debt covenant hypothesis.

Manajer di sebuah perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity yang cukup

tinggi cenderung melakukan manajemen laba dengan cara memilih metode

akuntansi yang dapat mencerminkan angka laba yang lebih tinggi. Tujuannya

adalah untuk menjaga reputasi perusahaan di mata pihak eksternal. Rasio debt to

equity yang tinggi dapat menyebabkan perusahaan kesulitan mencari sumber

dana eksternal.

c. Political cost hypothesis.

Profitabilitas yang tinggi dapat menciptakan political cost yang tinggi pula.

Profitabilitas tinggi akan menarik perhatian banyak pihak. Pemerintah tertarik

pada perusahaan dengan profitabilitas tinggi karena berhubungan dengan

pembayaran pajak yang tinggi. Oleh karena itu, manajer pada perusahaan dengan

tingkat profitabilitas tinggi cenderung memilih metode akuntansi menangguhkan

laba pada periode mendatang sehingga angka laba yang dilaporkan kecil.

Konsisten dengan Watt dan Simmerman (1986), Dechow dan Skinner (2000)

Page 44: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

mengungkapkan beberapa motivasi yang mendorong manajemen mempraktikkan

manajemen laba yaitu: motivasi kontraktual, motivasi peraturan, dan motivasi

pasar.

Motivasi kontraktual berhubungan dengan hal-hal yang bertujuan untuk

memperoleh hasil yang memuaskan yang berkaitan dengan perjanjian kredit,

kompensasi manajemen, keamanan pekerjaan dan kesepakatan kerja antar

perusahaan (Hasim, 2009). Praktek manajemen laba dilakukan dalam rangka

mendapatkan hasil yang memuaskan dalam pembagian bonus karena laba

menjadi salah satu komponen yang banyak dipakai untuk menghitung

penghargaan atas prestasi seseorang (Peasnell et al., 2000; Healy, 1985).

Faktor lain yang menjadi latar belakang dilakukannya manajemen laba

oleh manajer adalah untuk menghindari penurunan laba dan kerugian yang

disebabkan hasil transaksi keuangan perusahaan dengan pihak lain (Burgstahler

dan Dichev, 1997). Besarnya rangsangan yang dimiliki manajer untuk

mempraktikkan manajemen laba akan berpengaruh terhadap keinformatifan laba

yang diumumkan perusahaan. Tingkat rangsangan yang semakin besar akan

menyebabkan berkurangnya keinformatifan laba yang dilaporkan perusahaan

(Marquadt dan Wiedman, 2004).

A.1.4.3 Pengukuran manajemen laba.

Literatur penelitian mengungkapkan beberapa metode yang biasa dipakai

para peneliti untuk mengukur praktik manajemen laba, yaitu agregate accruals

model, specific accruals model dan distribution of earnings after management

model (McNichols, 2002). Dari ketiga model tersebut, aggregate accruals model

Page 45: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Jones (1991) adalah metode yang paling banyak digunakan untuk mengukur

manajemen laba (McNichols, 2002).

Total accruals dibedakan menjadi dua komponen, yaitu komponen non

discretionary dan komponen discretionary. Komponen non discretionary

merupakan komponen yang timbul secara alami dari aktivitas ekonomi

perusahaan sedangkan komponen discretionary accruals yaitu bagian yang

mencerminkan manajemen laba (Hasim, 2009). Model Jones (1991) mengukur

tingkat non discretionary accruals dengan menggunakan model regresi linier

antara total accruals dan perubahan dalam penjualan serta property, plant dan

equipment (Dechow et al., 1995). Dechow et al. (1995) memperkenalkan model

Modified Jones dengan menambahkan rekening piutang sebagai penyesuaian

perubahan pendapatan sehingga dapat mendeteksi keberadaan manajemen laba

dengan lebih baik. Aggregate accruals modified model Jones oleh Dechow et al.

(1995) dapat dituliskan dalam bentuk persamaan matematis sebagai berikut:

Dalam hal ini :

NDA : Non discretionary accruals,

A : Asset perusahaan pada tahun t-1,

REV : Pendapatan perusahaan tahun t,

NDAt : a1 ( 1 ) + a2 (Δ REVt – Δ RECt) + a3 (PPEt) ……. (1)

At-1 At-1 At-1

DA : TA - NDA

Page 46: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

REC : Piutang perusahaan tahun t,

PPE : Property, plant dan equipment perusahaan tahun t,

TA : Total accruals,

DA : Discretionary accruals.

Tingkat discretionary accruals dapat dipakai sebagai ukuran keberadaan

manajemen laba maupun tingkat kualitas laba yang dilaporkan perusahaan.

Tingkat discretionary accruals yang tinggi mencerminkan praktik manajemen

laba yang tinggi. Semakin tinggi manajemen laba yang diterapkan perusahaan,

maka kualitas labanya semakin rendah.

A.1.4.4 Teknik-teknik manajemen laba.

Teknik manajemen accruals yang biasa dilakukan manajemen yaitu:

(McNichols dan Wilson, 1988; Schipper, 1989; Fayoumi et al., 2010)

- Mengakui pendapatan yang terlalu cepat.

- Mencatat transaksi pendapatan fiktif.

- Melakukan mark-up terhadap pendapatan pada periode tertentu.

- Menangguhkan pencatatan biaya dan pendapatan pada periode berikutnya.

A.1.5 Hubungan kualitas laba dengan mekanisme pengawasan.

Salah satu faktor timbulnya keberanian para manajer melakukan

manajemen accruals dalam bentuk manajemen laba karena standar akuntansi

memberikan kelonggaran untuk menggunakan kebijakan akuntansi accruals

(Fayoumi et al., 2010). Manajemen accruals biasanya dilakukan pada saat proses

penyusunan laporan keuangan oleh pihak manajemen.

Kualitas laba sangat tergantung dari tingkat manajemen accruals yang

dilakukan oleh manajemen. Semakin banyak praktik manajemen accruals yang

Page 47: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

diterapkan manajemen, maka akan semakin rendah kualitas laba yang dilaporkan

perusahaan.

Dalam kondisi semacam ini, peran dewan komisaris adalah

menyelenggarakan fungsi pengawasan untuk membatasi diterapkannya

manajemen accruals yang berdampak pada penurunan kualitas laba. Mekanisme

pengawasan yang baik, yang mengutamakan kepentingan seluruh stakeholders

perusahaan sangat dibutuhkan. Corporate governance merupakan salah satu

alternatif mekanisme pengawasan yang telah didesain sedemikian rupa sehingga

dapat mengakomodasi kepentingan semua pemangku kepentingan. Corporate

governance merupakan seperangkat mekanisme pengawasan yang dapat berperan

penting dalam rangka peningkatan kualitas informasi keuangan (Cohen et al.,

2004).

Krisis keuangan Asia tahun 1997-1998 dan terjadinya skandal korporasi

perusahaan besar seperti Enron, Tycon, dan Kimia Farma semakin mengukuhkan

pentingnya implementasi mekanisme corporate governance dengan baik dalam

rangka meningkatkan kualitas informasi keuangan. Kualitas informasi keuangan

harus selalu ditingkatkan karena menjadi dasar penilaian investasi dan keyakinan

investor.

Friday et al. (2006) melaporkan nilai relevansi laba di Indonesia selama

krisis keuangan mengalami penurunan signifikan dan hal ini terjadi di hampir

semua negara yang mempunyai mekanisme corporate governance yang lemah

seperti Korea Selatan, Malaysia dan Thailand. Hasil survei McKinsey dan

Company’s (2002) mengenai corporate governance menyatakan bahwa sebagian

Page 48: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

besar investor sangat menaruh perhatian pada corporate governance dan

peningkatan kualitas pengungkapan akuntansi. Mayoritas responden menyatakan

bahwa pengungkapan akuntansi adalah faktor utama yang menjadi dasar

pengambilan keputusan investasi.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa implementasi corporate

governance yang baik dapat mendorong terciptanya kualitas informasi keuangan

yang baik sehingga memadai untuk dijadikan dasar pembuatan keputusan bisnis

bagi para pemakainya.

A.2 Review penelitian sebelumnya

Uraian dibawah ini akan membahas penelitian-penelitian sebelumnya

mengenai pengaruh penerapan mekanisme corporate governance, terutama

menyangkut fungsi pengawasan oleh dewan komisaris terhadap kualitas laba

yang dilaporkan perusahaan. Peran dewan komisaris sebagai alat pengawasan

merupakan elemen yang sangat penting bagi terciptanya kualitas laporan

keuangan (Cadbury report, 1992). Teori Fama dan Jensen (1983)

mengatakan bahwa dewan komisaris merupakan mekanisme pengendalian

internal yang paling penting yang berperan melakukan pengawasan terhadap

tindakan manajemen. Pemisahan antara pemilik dan pengendali perusahaan

semakin mengukuhkan pentingnya peran dewan komisaris sebagai mekanisme

penting yang harus ada untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan

para pemegang saham. Dalam hal ini menjalankan fungsi pengawasan terhadap

tindakan manajemen merupakan tugas utama bagi dewan komisaris. Ada

beberapa karakteristik penting dari dewan komisaris yang harus diperhatikan agar

Page 49: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, misalnya komposisi, ukuran,

kompetensi dan pengalaman.

Komposisi dewan komisaris sangat berpengaruh terhadap keefektifan

fungsi pengawasan yang diselenggarakannya (Fama dan Jensen, 1983). Beberapa

tahun ini, negara-negara di Asia Tenggara telah melakukan perubahan pedoman

corporate governance khususnya mengenai masalah karakteristik dewan

komisaris yang meliputi komisaris independen, bidang keahlian yang dimiliki

maupun jumlah dewan komisaris yang harus dimiliki oleh sebuah perusahaan

(Hasim, 2009).

Anggota dewan komisaris dapat diangkat dari senior manajer dari internal

perusahaan sehingga dapat memanfaatkan keahlian manajemen yang dimilikinya.

Kelemahannya adalah anggota dewan komisaris ini tidak independen sehingga

kurang efektif dalam menjalankan fungsi pengawasan (Ismail et al., 2010). Untuk

mengatasi permasalahan ini salah satu solusinya adalah mengangkat dewan

komisaris dari pihak eksternal yang independen sehingga dapat memastikan

bahwa manajemen bertindak dalam koridor kepentingan pemegang saham (Fama

dan Jensen, 1983).

Menurut Fama dan Jensen (1983) adanya anggota dewan komisaris dari

pihak eksternal dapat meningkatkan kemampuan dewan komisaris dalam

menjalankan fungsi pengawasan terhadap tindakan manajemen secara lebih

efisien. Dewan komisaris eksternal yang berpengalaman, independen, objektif

dan mempunyai kekuasaan hukum dapat menjadi sebuah mekanisme corporate

Page 50: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

governance yang mampu membatasi biaya keagenan dan memberikan

perlindungan terhadap kemakmuran pemegang saham (Li, 1994).

Beasley (1996: 448) mengelompokkan komisaris ke dalam dua kelompok

yaitu komisaris independen dan komisaris “grey”:

An independent director is an outside director who has no affiliation with the firm other than the affiliation from being on the board of directors. In contrast, grey directors are a potential source of violation of board independence because of their other affiliations with management.

Dari uraian di atas dapat digarisbawahi bahwa seorang komisaris

independen harus berasal dari pihak eksternal perusahaan yang tidak mempunyai

hubungan apapun dengan perusahaan kecuali sebagai anggota dewan komisaris.

Beasley (1996) menyatakan bahwa keberadaan komisaris ”grey” yang

mempunyai hubungan dengan manajemen dalam keanggotaan dewan komisaris

dapat merusak independensi dewan komisaris.

A.2.1 Pengaruh komisaris independen terhadap kualitas laba.

Beberapa penelitian empiris telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh

karakteristik dewan komisaris tersebut terhadap tindakan manipulasi accruals

dalam bentuk manajemen laba (Beasley, 1996; Dechow et al., 1996; Peasnell et

al., 2000; Klein, 2002; Xie et al., 2003; Park dan Shin, 2004; Sarkar et al., 2006;

Ebrahim, 2007; Mashayekhi, 2008; Shah et al., 2009; Abdolmohammadi, 2010).

Beberapa peneliti menemukan bahwa keberadaan komisaris independen

dalam keanggotaan dewan komisaris dapat membatasi praktik manajemen laba

(Dechow et al., 1996; Beasley, 1996; Klein, 2002; Xie et al., 2003; Peasnel et al.,

2003; Ebrahim, 2007; Mashayekhi, 2008; Johari et al., 2008; Jaggi et al., 2009;

Yang et al., 2009). Proporsi komisaris independen yang semakin besar

Page 51: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

berhubungan dengan pengawasan yang lebih efektif sehingga dapat membatasi

manajemen laba (Ismail et al., 2010). Jaggi et al., (2009) menemukan kualitas

laba yang lebih tinggi pada perusahaan dengan jumlah komisaris independen

yang lebih besar.

Niu (2006) menemukan hubungan negatif antara proporsi komisaris

independen dengan manajemen laba. Penelitian Ujiantho dan Pramuka (2007)

menemukan bukti mekanisme corporate governance yang diwakili oleh

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris, dan

jumlah dewan komisaris berpengaruh signifikan dalam membatasi praktik

manajemen laba. Beberapa bukti empiris di atas semakin mendukung teori agensi

Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa tingkat independensi

anggota komisaris yang tinggi akan memperlihatkan kinerja pengawasan yang

lebih baik pula sehingga menciptakan kualitas laba yang tinggi. Uzun et al.

(2004) dan Dechow et al. (1996) menemukan bukti bahwa perusahaan yang

terkena kasus penipuan umumnya memiliki karakteristik dewan komisaris

sebagai berikut: ukuran dewan komisaris banyak dan persentase dewan komisaris

non independen yang lebih banyak.

Namun sebaliknya hasil penelitian lain menemukan bukti yang bertolak

belakang yaitu komisaris independen tidak berhubungan signifikan dengan

manajemen laba (Park dan Shin, 2004; Boediono, 2005; Rachmawati dan

Triatmoko, 2007; Siregar dan Utama, 2008; Sriwedari, 2009; Sefiana, 2010;

Fitriannasari, 2010; Ismail et al., 2010). Siallagan dan Machfoedz (2006)

Page 52: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

menemukan bukti hubungan negatif antara komisaris independen dengan kualitas

laba.

A.2.2 Pengaruh kompetensi komisaris independen terhadap kualitas laba.

Kompetensi merupakan faktor internal dalam diri seorang dewan

komisaris yang menentukan kemampuannya melaksanakan pengawasan terhadap

manipulasi accruals. Dalam hal ini, keahlian di bidang akuntansi atau keuangan

adalah kompetensi yang paling berpengaruh terhadap kemampuan dewan

komisaris dalam mendeteksi adanya manipulasi accruals dalam proses

penyusunan laporan keuangan perusahaan. Semakin banyak jumlah dewan

komisaris, terutama komisaris independen yang memiliki keahlian di bidang

akuntansi atau keuangan maka akan semakin dapat membatasi perilaku

manajemen melakukan manipulasi accruals.

The Cadbury Report (1992) menekankan bahwa kompetensi dewan

komisaris eksternal merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap

keefektifan pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris. Chtorou et al.

(2001) mengatakan bahwa di antara para anggota dewan komisaris harus ada

anggota yang mempunyai pengetahuan pengelolaan perusahaan dan proses

corporate governance sehingga dapat memahami implikasi manajemen laba.

Selain memahami proses governance, anggota dewan komisaris harus

mempunyai keahlian di bidang akuntansi atau keuangan.

Komisaris independen yang memiliki latar belakang di bidang akuntansi

atau keuangan dapat mendeteksi berbagai bentuk manipulasi accruals yang

mungkin dilakukan oleh manajemen dengan lebih baik dibanding komisaris yang

memiliki latar belakang keahlian lain (Xie et al., 2003; Park dan Shin, 2004).

Page 53: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Beberapa penelitian mengungkapkan bukti adanya hubungan negatif

antara kompetensi akuntansi atau keuangan yang dimiliki komisaris independen

dengan manajemen laba (Peasnell et al., 2003; Klein., 2002; Ismail et al., 2010).

Hasim (2009). Namun Johari et al. (2008) mengungkapkan bukti bahwa

kompetensi akuntansi atau keuangan komisaris independen tidak berhubungan

signifikan dengan kualitas laba. Hasim (2009) menemukan faktor kepemimpinan

yang diukur dari crossdirector mempunyai hubungan signifikan dengan kualitas

laba.

Agrawal dan Chada (2005) menemukan indikasi bahwa probabilitas

manipulasi laba pada perusahaan yang mempunyai dewan komisaris berlatar

belakang pendidikan akuntansi dan keuangan adalah rendah. Chtorou et al.

(2001) menemukan bukti penurunan tingkat manajemen laba pada perusahaan

dengan dewan komisaris yang mempunyai keahlian keuangan dan corporate

governance. Xie et al. (2003) menemukan hubungan negatif antara dewan

komisaris yang mempunyai keahlian di bidang investasi atau manajemen dengan

tingkat manajemen laba. Namun dari sisi komisaris independen faktor yang

paling menentukan keefektifan peran pengawasan adalah kemampuannya dalam

mendeteksi adanya manajemen laba.

Dengan demikian, keahlian di bidang akuntansi atau keuangan merupakan

kompetensi penting yang harus ada dalam diri komisaris independen (Xie et al.,

2003). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Bedard et al. (2004) yang

menemukan hubungan signifikan adanya tenaga ahli di bidang keuangan sebagai

anggota komite audit dengan kemungkinan tindakan manajemen laba yang

agresif.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

A.2.3 Ukuran dewan komisaris.

Ukuran atau jumlah anggota dewan komisaris dapat berpengaruh terhadap

proses pengawasan yang dilakukannya. Jumlah anggota dewan komisaris yang

besar sangat berpengaruh terhadap efektivitas pengawasan yang dijalankannya

(Ismail et al., 2010). Hal ini didukung oleh penemuan penelitian Ismail et al.

(2010) dan Pujiastuti (2010) yang menemukan hubungan positif signifikan antara

ukuran dewan komisaris dengan kualitas laba. Hasil penelitian ini konsisten

dengan pernyataan Zahra dan Pearce II (1989) yang mengatakan bahwa jumlah

dewan komisaris yang banyak dapat melindungi kepentingan pemegang saham

dengan lebih baik.

Akan tetapi Dechow et al. (1995) dalam penelitiannya menemukan

hubungan sebaliknya, yaitu ukuran dewan komisaris yang kecil berhubungan

negatif dengan manajemen laba. Konsisten dengan Dechow et al. (1995), Vafeas

(2000) mengungkapkan laporan laba yang lebih informatif pada perusahaan yang

mempunyai ukuran komisaris yang lebih kecil. Penjelasannya adalah dengan

ukuran yang kecil, proses komunikasi dan koordinasi di antara para anggota

dewan komisaris tersebut dapat berjalan dengan efektif dan berkualitas sehingga

berdampak signifikan terhadap kinerjanya. Berbeda dengan hasil penelitian

sebelumnya, penelitian Sefiana (2010) mengungkapkan tidak adanya hubungan

yang signifikan antara ukuran komisaris dengan tingkat manajemen laba.

A.2.4 Pengalaman dewan komisaris.

Pengalaman merupakan salah satu sumber ilmu yang sangat berharga.

Artinya, proses pembelajaran secara langsung dari pengalaman akan mendorong

kompetensi seseorang di bidangnya. Komisaris yang berpengalaman adalah

Page 55: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

komisaris yang pernah duduk dalam posisi yang sama selama beberapa tahun

(Beasley, 1996). Peningkatan pengalaman menyebabkan seorang komisaris

mempunyai pemahaman yang memadai mengenai kegiatan operasi perusahaan

beserta manajemen perusahaan (Bedard et al., 2004) sehingga dapat melakukan

proses pengawasan dengan lebih efektif (Beasley, 1996).

Beasley (1996) menemukan hubungan negatif signifikan antara

bertambahnya umur jabatan seorang komisaris independen dengan kemungkinan

terjadinya penipuan pelaporan keuangan. Konsisten dengan Beasley (1996),

Hasim (2009) menemukan hubungan positif signifikan antara pengalaman

komisaris independen dengan kualitas laba. Namun Peasnell et al. (1999) dan Xie

et al. (2003) mengungkapkan bukti hubungan positif antara umur jabatan dewan

komisaris dengan manajemen laba yang ditunjukkan oleh tingkat discretionary

accruals.

Hasil-hasil penelitian yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang erat antara penerapan mekanisme corporate governance

dengan usaha-usaha peningkatan kualitas informasi keuangan. Seiring dengan

perkembangan entitas bisnis, masalah ini selalu mendorong minat para peneliti

melakukan penelitian lanjutan.

B. PERUMUSAN HIPOTESIS

B.1 Kerangka konseptual

Kerangka konseptual sangat diperlukan untuk memecahkan sebuah kasus

penelitian. Kerangka konseptual dapat memberikan guidelines mengenai

variabel-variabel yang terkait dalam penelitian beserta metode analisa data yang

paling tepat.

Page 56: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Dalam penelitian ini digunakan kerangka konseptual sebagai berikut:

Gambar 1

Kerangka teoritis pengujian hipotesis

B.2 Perumusan hipotesis

Pada penjelasan sebelumnya telah diuraikan berbagai hasil penelitian

terdahulu mengenai pengaruh mekanisme corporate governance terhadap

kualitas laba. Mengacu pada penelitian tersebut, maka akan dirumuskan berbagai

hipotesis yang menjadi dasar keyakinan awal untuk diteliti kebenarannya.

B.2. 1 Komisaris independen.

Hasil-hasil penelitian sebelumnya mengenai keberadaan komisaris

independen dan pengaruhnya terhadap kualitas laba mengungkapkan hasil yang

bervariasi. Beasley (1996) dan Dechow et al. (1996) mengadakan penelitian pada

sampel perusahaan yang terkena kasus fraud dan perusahaan dalam pengawasan

SEC. Hasil penelitian mengungkapkan bukti bahwa untuk perusahaan yang

terkena fraud dan perusahaan dalam pengawasan SEC ternyata mempunyai

Komisaris Independen

Kualitas

Laba

Pengalaman Komisaris

independen

Ukuran Dewan Komisaris

Kompetensi komisaris independen

Page 57: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

proporsi dewan komisaris dari eksternal yang lebih sedikit. Hasil penelitian ini

konsisten dengan penemuan Uzun et al. (2004), Xie et al. (2003), dan Klein

(2002) yang menyatakan bahwa komisaris independen berhubungan signifikan

dengan penurunan abnormal accruals. Penurunan abnormal accruals menjadi

tanda meningkatnya kualitas laba. Abdolmohammadi (2010) maupun Ujiantho

dan Pramuka (2007) menemukan bukti bahwa komisaris independen dapat

membatasi praktek manajemen laba.

Akan tetapi terdapat hasil-hasil penelitian yang bertolak belakang dengan

penelitian diatas. Ismail et al. (2010), Hasim (2009), Yang et al. (2009),

Rachmawati dan Triatmoko (2007), Sefiana (2010), dan Shah et al. (2009) tidak

menemukan hubungan yang signifikan antara proporsi komisaris independen

dengan manajemen laba maupun kualitas laba. Di samping itu, ada penelitian lain

yang mengungkapkan bukti yang berbeda. Fitriannasari (2010) menemukan

hubungan positif namun tidak signifikan antara porporsi komisaris independen

dengan discretionary accruals sebagai ukuran kualitas laba. Siallagan dan

Machfoedz (2006) membuktikan hubungan yang negatif antara komisaris

independen dengan kualitas laba. Boediono (2005) juga menemukan hubungan

yang negatif tapi lemah antara komisaris independen dengan kualitas laba, namun

terdapat hubungan yang kuat jika digabungkan dengan mekanisme corporate

governance yang lain seperti kepemilikan institusional dan kepemilikan

manajerial.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa hasil-hasil penelitian

mengungkapkan bukti yang belum seragam. Jika ditinjau dari konteks

independensinya seharusnya keberadaan komisaris independen dapat berperan

Page 58: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

penting dalam mekanisme pengawasan sehingga dapat membatasi perilaku

oportunistik manajemen dalam bentuk manajemen accruals. Oleh karena itu

dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Komisaris independen berpengaruh terhadap kualitas laba.

B.2.2 Pengalaman komisaris

Pengalaman merupakan faktor yang ikut menentukan kemampuan seorang

komisaris dalam menjalankan tugas-tugasnya. Penelitian-penelitian empiris telah

mengungkapkan berbagai macam bukti mengenai pengaruh pengalaman

komisaris dengan tugas pengawasan yang dibebankan kepadanya. Beasley (1996)

menemukan bukti pengaruh negatif signifikan antara bertambahnya umur jabatan

seorang komisaris dengan kemungkinan fraud dalam perusahaan tersebut. Hasim

(2009) menemukan hasil hubungan positif signifikan antara bertambahnya umur

jabatan dengan kualitas laba. Namun penelitian Peasnell et al. (1999) dan Xie et

al. (2003) mengungkapkan bukti positif signifikan antara bertambahnya umur

jabatan dewan komisaris dengan tingkat discretionary accruals.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pengalaman merupakan salah

satu cara yang dapat dipakai seseorang untuk mendapatkan ilmu. Proses

pembelajaran dari sebuah pengalaman akan mendorong peningkatan kompetensi

seseorang di bidangnya. Banyaknya pengalaman dalam diri seorang dewan

komisaris dapat menciptakan kemampuan untuk memahami kegiatan operasional

perusahaan maupun karakteristik manajemen perusahaan. Dengan demikian akan

mudah baginya untuk mendeteksi adanya praktik-praktik manipulasi yang

mungkin dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Berdasarkan uraian di

atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Page 59: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

H2 : Pengalaman komisaris berpengaruh terhadap kualitas laba.

B.2.3 Ukuran komisaris.

Ukuran atau jumlah anggota dewan komisaris sangat menentukan

keefektifan peran pengawasan yang menjadi tugas utama komisaris perusahaan.

Ukuran komisaris sangat berpengaruh pada keefektifan proses komunikasi dan

koordinasi di antara anggota komisaris yang menyebabkan proses pengawasan

yang diperankannya menjadi optimal.

Penelitian-penelitian empiris terdahulu telah dilakukan untuk mengetahui

pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap keefektifan pengawasan yang

dilakukannya. Ismail et al. (2010) dan Pujiastuti (2010) menemukan bukti bahwa

ukuran komisaris yang besar berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas

laba. Namun Dechow et al. (1995) dan Vafeas (2000) menemukan bukti yang

sebaliknya yaitu ukuran komisaris yang kecil berpengaruh negative terhadap

discretionary accruals. Berbeda dengan hasil-hasil penelitian di atas,

Fitriannasari (2010) dan Sefiana (2010) mengungkapkan bukti bahwa ukuran

komisaris tidak berpengaruh terhadap kualitas laba.

Ukuran menentukan keefektifan proses komunikasi dan koordinasi di

antara para anggota dewan komisaris. Terciptanya proses koordinasi dan

komunikasi yang efektif menyebabkan fungsi pengawasan dapat dilakukan secara

optimal sehingga mampu membatasi keinginan pihak manajemen perusahaan

melakukan manipulasi accruals. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam

penelitian ini dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : Ukuran komisaris berpengaruh terhadap kualitas laba.

Page 60: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

B.2.4 Kompetensi komisaris independen sebagai moderator hubungan antara

komisaris independen dengan kualitas laba.

Penelitian Xie et al. (2003), Park dan Shin (2004), Bedard et al. (2004),

serta Agrawal dan Chadha (2005) membuktikan adanya hubungan negatif antara

keberadaan komisaris independen yang mempunyai keahlian di bidang akuntansi

atau keuangan dengan manajemen laba. Sebaliknya Hasim (2009) dan Johari et

al. (2008) tidak menemukan hubungan yang signifikan keahlian akuntansi

komisaris independen dengan nilai discretionary accruals maupun dengan

kualitas laba.

Walaupun bukti penelitian empiris mengenai kompetensi masih sangat

beragam, terdapat indikasi bahwa kompetensi di bidang akuntansi dan keuangan

dapat menjadi salah satu karakteristik dewan komisaris independen yang

berpengaruh dalam peningkatan kualitas laba. Hal ini dikarenakan dengan

kompetensi tersebut, para komisaris independen akan lebih mampu mendeteksi

praktik-praktik manajemen accruals yang mungkin dilakukan oleh manajemen

perusahaan pada saat proses penyusunan laporan keuangan. Fungsi seorang

komisaris independen sebagai alat pengawasan terhadap tindakan manajemen

akan semakin nyata jika mempunyai kompetensi di bidang akuntansi atau

keuangan. Oleh karena itu dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

H4 : Kompetensi komisaris independen memoderasi pengaruh komisaris

independen terhadap kualitas laba.

Page 61: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh karakteristik dewan

komisaris yang diwakili oleh komisaris independen, ukuran dan pengalaman

dengan menggunakan kompetensi komisaris independen sebagai variabel

pemoderasi. Penelitian ini merupakan tipe penelitian penjelasan (explanatory

research), yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain melalui pengujian hipotesis. Pengujian

hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode regresi berganda yang

diperluas dengan uji selisih nilai mutlak untuk mendeteksi adanya efek moderasi

kompetensi komisaris independen terhadap hubungan antara komisaris

independen dengan kualitas laba.

Untuk ketepatan perhitungan dan efisiensi waktu dipergunakan alat

pengolahan data statistik berbantuan komputer yaitu SPSS 17, dengan tingkat

signifikansi pada confidence level 95% atau alpha (α) 0,05.

B. PEMILIHAN SAMPEL dan PENGUMPULAN DATA

B.1 Pemilihan sampel

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia sejak

tahun2008-2009 dengan pertimbangan bahwa setiap perusahaan telah

Page 62: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

menerapkan mekanisme corporate governance yang mulai dipersyaratkan oleh

Bapepam sejak tahun 2000.

Page 63: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Perusahaan dalam populasi akan dijadikan

sampel jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan sampel adalah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan

teraudit pada rentang waktu antara tahun 2007-2009 sehingga tersedia data

untuk menghitung tingkat discretionary accruals.

b. Perusahaan yang menjadi sampel harus dalam kondisi laba positif untuk

tahun 2008-2009 karena penelitian ini menguji tingkat kualitas laba yang

dilaporkan perusahaan untuk tahun pengamatan tersebut.

c. Perusahaan memiliki informasi yang lengkap mengenai komposisi dewan

komisaris, kompetensi komisaris independen, jumlah dan pengalaman

anggota dewan komisaris di tahun 2008-2009.

d. Perusahaan sampel tidak termasuk ke dalam kelompok industri perbankan,

lembaga pembiayaan, asuransi, real estate dan perhotelan.

Sesuai dengan kriteria di atas, maka jumlah sampel perusahaan yang

terpilih adalah sebanyak 73 perusahaan. Tahun pengamatan yang digunakan

adalah tahun 2008 dan 2009, sehingga jumlah sampel yang diteliti adalah

sebanyak 120 sampel.

B.2 Data dan pengumpulan data

Dalam penelitian ini, data diambil dari sumber-sumber relevan yang

tersedia secara online, yaitu: Website BEI, Annual Report perusahaan sampel,

dan Indonesia Capital Market Directory. Periode pengamatan adalah tahun 2008

Page 64: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

53

dan 2009. Penyajian data berupa cross sectional. Secara spesifik data yang

dibutuhkan adalah: laporan keuangan tahun 2007-2009, laporan tahunan

perusahaan tahun 2008 dan 2009, serta data yang berhubungan dengan

mekanisme corporate governance komisaris perusahaan meliputi informasi

komisaris independen, jumlah komisaris yang dimiliki oleh perusahaan, masa

jabatan, dan kompetensi yang dimiliki komisaris independen tahun 2008 dan

2009.

C. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL

Penelitian ini menggunakan tiga variabel bebas, satu variabel pemoderasi,

dan satu variabel tergantung. Variabel bebas meliputi: komisaris independen,

pengalaman dan ukuran dewan komisaris. Variabel pemoderasi pada penelitian

ini adalah kompetensi komisaris independen, serta variabel tergantung adalah

kualitas laba. Definisi dan pengukuran masing-masing variabel tersebut di atas

adalah sebagai berikut:

1. Kualitas laba (Discretionary Accruals)

Penelitian ini menggunakan definisi kualitas laba yang dilihat dari perspektif

kebermanfaatan informasi laba dalam pengambilan keputusan bisnis bagi para

pemakainya. Oleh karena itu, kualitas laba dalam penelitian ini diukur dari

keberadaan praktik manipulasi accruals dalam bentuk manajemen laba. Adanya

manajemen laba mengindikasikan kualitas laba yang dilaporkan perusahaan

rendah. Manajemen laba diukur dari nilai discretionary accruals. Penelitian ini

menggunakan discretionary accruals modified Jones model oleh Dechow et al.

Page 65: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

54

(1995) yang juga dipakai dalam beberapa penelitian (Johari et al., 2008; Ismail et

al. 2010; Hasim, 2009). Persamaan regresi model modified Jones oleh Dechow et

al. (1995) adalah sebagai berikut:

TACC = β1(1) + β2(DREVit - DRECit) + β3PPEit + eit (1)

Assetsit-1 Assetsit-1 Assetsit-1

Dalam hal ini :

TACC = total accruals perusahaan i tahun t, diperoleh dari (NIit-CFOit),

DREV it = selisih pendapatan tahun t dengan pendapatan tahunt-1 perusahaan

i,

DREC it = selisih total piutang tahun t dengan total piutang tahunt-1,

PPE it = property, plant, dan equipment tahun t untuk perusahaan i,

e it = error tahun t untuk perusahaan i.

Dengan menggunakan koefisien hasil persamaan regresi di atas, maka nilai non

discretionary accruals dapat diketahui. Selanjutnya nilai discretionary accruals

dihitung dengan rumus:

DACit = TACCit - NDACit

Dalam hal ini :

DAC : discretionary accruals,

TACC : total accruals,

NDAC : non discretionary accruals,

2. Komisaris independen (KOMIND)

Komisaris independen merupakan anggota komisaris independen yang berasal

dari pihak eskternal perusahaan. Nilainya ditentukan berdasarkan persentase

Page 66: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

jumlah anggota komisaris independen terhadap total jumlah anggota dewan

komisaris (Klein, 2002; Jaggi et al., 2007; Hasim, 2009).

3. Pengalaman (EXPERT)

Pengalaman merupakan keahlian spesifik di bidang pengawasan yang dimiliki

oleh seorang komisaris dalam perusahaan. Pengalaman ditentukan dari rata-rata

lamanya jabatan yang dimiliki oleh dewan komisaris dalam sebuah perusahaan

(Hasim, 2009; Johari et al., 2008).

4. Ukuran dewan komisaris (KOMSIZE)

Sesuai dengan penelitian Hasim (2009) dan Ismail et al. (2010), ukuran dewan

komisaris merupakan total anggota dewan komisaris yang dimiliki oleh

perusahaan dalam periode pengamatan. Jumlah tertentu dari dewan komisaris

diduga berpengaruh positif terhadap kualitas laba.

5. Kompetensi (KOMPETEN)

Bidang keahlian yang berpengaruh terhadap keefektifan proses pengawasan

adalah keahlian di bidang akuntansi atau keuangan. Kompetensi merupakan

proporsi anggota komisaris independen yang mempunyai keahlian di bidang

akuntansi atau keuangan terhadap total anggota dewan komisaris independen

(Johari et al., 2008, Hasim, 2009).

D. ANALISIS DATA

D.1 Uji asumsi klasik

Pengujian data merupakan langkah yang harus ditempuh sebelum

melakukan pengujian hipotesis. Pengujian data ini bertujuan untuk mengetahui

apakah model estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrik, dalam arti tidak

terjadi penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang diperlukan

Page 67: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

56

dalam metode ordinary least square (Ghozali, 2009). Pengujian yang dimaksud

adalah pengujian asumsi klasik yang terdiri atas: (Priyatno, 2009)

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan

normal. Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam teknik regresi adalah data

harus berdistribusi normal (Ghozali, 2009). Jika asumsi ini dilanggar, maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Jika nilai

signifikansi Asym. Sig > 0,05 maka dapat diartikan bahwa data berdistribusi

normal.

2. Uji multikolinearitas

Multikolinearitas dapat diartikan bahwa antar variabel independen dalam model

regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna

(Priyatno, 2009). Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel-variabel independennya.

Multikolinearitas dapat menyebabkan koefisien korelasi variabel tidak dapat

ditentukan dan kesalahan menjadi sangat besar atau tidak terhingga. Penelitian ini

melakukan pengujian multikolinearitas dengan cara melihat nilai tolerance dan

inflation factor (VIF) pada model regresi. Variabel yang menyebabkan

multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau

nilai VIF yang lebih besar dari 10.

3. Uji autokorelasi

Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang menurut waktu

atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi.

Page 68: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

57

Penelitian ini menggunakan uji durbin-watson test untuk mengetahui ada

tidaknya masalah autokorelasi dalam model regresi (Ghozali, 2009). Pengambilan

keputusan ada tidaknya autokorelasi didasarkan pada kondisi sebagai berikut:

Tabel 2

Pengambilan Keputusan Durbin Watson Test

Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan dL ≤ d ≤ dU Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dL < d < 4 Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada keputusan 4-dU ≤ d ≤ 4-dL Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Diterima dU < d < 4-dU

Sumber: Ghozali, 2009.

4. Uji heterokedastisitas

Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua

pengamatan di dalam model regresi (Ghozali, 2009). Regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Ada beberapa macam cara

untuk mendeteksi adanya masalah heterokedastisitas, yaitu dengan uji koefisien

korelasi Spearman’s rho, melihat pola titik-titik pada grafik regresi, uji park dan

uji Glejser. Metode uji koefisien korelasi Spearman’s Rho digunakan untuk

menguji keberadaan masalah heterokedastisitas dalam penelitian ini. Pengujian

heterokedastisitas menurut metode ini dilakukan dengan mengkorelasikan

variabel independen dengan residualnya. Tingkat signifikansi yang dipergunakan

adalah 0,05 dengan uji 2 sisi. Jika korelasi antara variabel independen dengan

residualnya memberikan signifikansi lebih dari 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

Page 69: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

58

D.2 Uji hipotesis

Pengujian hipotesis 1, 2, 3 dan 4 dilakukan dengan menggunakan metode

regresi berganda yang diperluas dengan uji nilai selisih mutlak. Uji nilai selisih

mutlak dilakukan untuk mengetahui efek moderasi dari variabel kompetensi

komisaris independen terhadap hubungan antara komisaris independen dengan

discretionary accruals. Agar dapat melakukan pengujian nilai selisih mutlak

harus dibuat terlebih dahulu variabel selisih mutlak. Nilai variabel selisih mutlak

diperoleh dari selisih antara nilai variabel X1 (komind) dengan nilai variabel X2

(kompeten). Menurut Frucot dan Shearon (1991) dalam Ghozali (2009), model

interaksi seperti ini lebih disukai untuk menguji efek moderasi karena dapat

diketahui kombinasi dari nilai X1 dan X2 serta pengaruhnya terhadap variabel Y

(discretionary accruals). Efek moderasi terjadi jika nilai t pada uji nilai selisih

mutlak mempunyai nilai signifikansi < 0,05 (Ghozali, 2009). Persamaan regresi

berganda dengan perluasan uji nilai selisih mutlak yang dipergunakan untuk

menguji hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya adalah sebagai berikut:

DAC : a + β1Komind + β2Expert + β3Komsize + β4Kompeten +

β5|Komind-Kompeten| + e (2)

Dalam hal ini:

DAC : discretionary accruals,

Komind : Komisaris independen,

Komsize : Ukuran dewan komisaris,

Expert : Pengalaman dewan komisaris,

Page 70: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

59

|Komind-Kompeten| : Nilai selisih mutlak antara komisaris independen dengan

kompetensi komisaris independ

Page 71: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

60

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. STATISTIK DESKRIPTIF

A.1 Populasi dan sampel

Obyek penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia selama periode 2007 sampai

dengan 2009. Perusahaan dari industri perbankan, asuransi, real estate dan

perhotelan tidak dimasukkan dalam obyek penelitian karena jenis operasional

perusahaan yang berbeda. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode

purposive sampling. Artinya populasi dapat menjadi sampel apabila memenuhi

kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Penentuan sampel dapat

dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3 Jumlah Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Total perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2009 789 Perusahaan kelompok perbankan, asuransi, real estate, utilities dan perhotelan (362) Perusahaan sampel yang tidak mengeluarkan laporan keuangan tahun 2008 dan 2009

(77)

Perusahaan sampel yang tidak mempunyai informasi lengkap mengenai komisaris independen, pengalaman, ukuran dan kompetensi.

(175)

Perusahaan sampel yang mempunyai laba negatif (55)

Jumlah sampel akhir 120

Sumber: ICMD, 2008-2009.

Setelah dilakukan pemilihan, jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan

sebanyak 120 perusahaan. Klasifikasi sampel berdasarkan karakteristik industri

ditampilkan dalam tabel berikut ini:

Page 72: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tabel 4 Klasifikasi Sampel berdasarkan Karakteristik Industri

No Bidang Industri Jumlah Persentase 1 Manufaktur 80 67% 2 Konstruksi 10 8% 3 Pertambangan 4 3% 4 Jasa transportasi 6 5% 5 Telekomunikasi 5 4% 6 Wholesale 15 13%

Total 120 100%

Sumber: ICMD, 2008-2009.

A.2 Deskripsi variabel

Deskripsi variabel memberikan gambaran suatu data. Data variabel

digambarkan dalam bentuk statistik deskriptif. Variabel dalam penelitian ini

meliputi komisaris independen sebagai X1, pengalaman komisaris sebagai X2,

ukuran komisaris sebagai X3, kompetensi komisaris independen sebagai X4

(variabel pemoderasi), dan discretionary accruals sebagai Y. Secara lengkap,

data statistik deskriptif disajikan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 5

Deskripsi Statistik

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviastion Komind 120 .00 .80 .3848 .12810 Expert 120 .58 18.67 5.2237 3.88358 Komsize 120 2.00 10.00 4.7333 2.15271 Kompeten 120 .00 1.00 .2987 .25122 Valid N (listwise) 120

Sumber: Data sekunder yang diolah

Hasil statistik deskriptif pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa jumlah

sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 120. Jumlah komisaris

independen terbanyak yang dimiliki perusahaan sampel adalah sebesar 80% dari

Page 73: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

total anggota komisaris, namun masih ada perusahaan yang tidak memiliki

komisaris independen.

Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia sudah memenuhi

peraturan mengenai komposisi dewan komisaris 1 berbanding 3 yang ditetapkan

dalam pedoman good corporate governance. Rata-rata proporsi komisaris

independen terhadap total anggota komisaris yang dimiliki perusahaan adalah

sebesar 38,48%. Artinya komposisi komisaris perusahaan di Indonesia masih

didominasi oleh komisaris dari internal perusahaan. Standar deviasi untuk

komisaris independen sebesar 0,12810.

Pengalaman yang ditunjukkan oleh masa kerja komisaris paling sedikit

adalah lima sampai enam bulan, sedangkan masa kerja paling lama yang dimiliki

komisaris adalah 18 sampai 19 tahun. Rata-rata masa kerja komisaris adalah lima

tahun dua bulan, dan standar deviasi untuk pengalaman sebesar 3,88358. Data

mengenai ukuran komisaris menunjukkan bahwa jumlah komisaris paling sedikit

yang dimiliki perusahaan adalah dua orang, dan paling banyak 10 orang. Akan

tetapi rata-rata perusahaan memiliki jumlah komisaris yang berkisar antara empat

sampai lima orang. Standar deviasi untuk ukuran komisaris adalah sebesar

2,15271.

Kompetensi berkaitan dengan jumlah anggota komisaris independen yang

mempunyai bidang keahlian akuntansi atau keuangan. Ada perusahaan yang tidak

memiliki komisaris independen yang kompeten, sebaliknya jumlah komisaris

Page 74: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

independen kompeten terbanyak yang dimiliki perusahaan adalah 100%. Standar

deviasi kompetensi komisaris independen sebesar 0,25122.

B. HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Untuk memastikan bahwa data memenuhi syarat ekonometrik, maka

harus dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik diterapkan untuk setiap

model regresi yang dipakai untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya.

B.1 Uji normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel penganggu atau residual mempunyai distribusi normal (Ghozali, 2009).

Penelitian ini menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov test untuk

menguji normalitas data. Hasil statistik untuk uji normalitas disajikan dalam tabel

berikut:

Tabel 6 Uji normalitas data

Keterangan Nilai Unstandardized

Residual N 120 Normal Parameters(a,b) Mean ,000 Std. Deviation ,074 Most Extreme Differences Absolute ,131 Positive ,131 Negative -,115 Kolmogorov-Smirnov Z 1,437 Asymp. Sig. (2-tailed) ,082

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Page 75: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa signifikansi (Asym Sig) adalah 0,82 dan

asym sig > 0,05 sehingga H0 diterima. Jadi, dapat disimpulkan bahwa data

berdistribusi normal.

B.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam

model regresi memiliki hubungan linear yang sempurna atau mendekati

sempurna. Model regresi yang baik tidak boleh mengandung multikolinearitas

yang dapat menyebabkan koefisien korelasi variabel tidak tentu dan kesalahan

menjadi sangat besar atau tidak terhingga (Priyatno, 2009). Penelitian ini

mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dengan melihat nilai tolerance dan

inflation factor (VIF) pada model regresi. Hasil uji statistik mengenai

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7 Hasil uji multikolinearitas

Variabel Nilai

Tolerance Nilai VIF Keputusan

Komind .794 1.259 Tidak terjadi multikolinearitas Expert .930 1.075 Tidak terjadi multikolinearitas Komsize .932 1.073 Tidak terjadi multikolinearitas Kompeten .976 1.024 Tidak terjadi multikolinearitas |X1 - X4| .799 1.251 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

tolerance yang lebih kecil daripada 0,1 atau nilai VIF yang lebih besar daripada

10. Pada tabel 7 di atas, nilai tolerance semua variabel > 0,1 dan nilai VIF

Page 76: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

sebesar < 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi di atas tidak

terdapat masalah multikolinearitas.

B.3 Uji autokorelasi

Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode sebelumnya (Ghozali, 2009). Deteksi adanya autokorelasi

dilakukan dengan uji Durbin Watson. Jika nilai Durbin Watson di atas dl maka

dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi. Tabel 8

Uji autokorelasi

R Square Change F Change df1 df2 df2 Durbin-Watson .486 21.583 5 114 .000 1.865

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Pada hasil perhitungan statistik tabel 8 diperoleh angka Durbin Watson

sebesar 1,865 sedangkan nilai batas atas (du) menurut tabel statistik adalah 1,625.

Artinya angka Durbin Watson berada di atas nilai batas atas (du) sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah autokorelasi.

B.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan dengan uji Spearman’s Rho. Hasil uji

Spearman’s Rho dapat diuraikan dalam tabel berikut: Tabel 9

Uji Heterokedastisitas

Variabel Signifikansi Keputusan Komind 0,408 Tidak terjadi heterokedastisitas Expert 0,150 Tidak terjadi heterokedastisitas Komsize 0,115 Tidak terjadi heterokedastisitas Kompeten 0,532 Tidak terjadi heterokedastisitas |X1-X2| 0,442 Tidak terjadi heterokedastisitas

Page 77: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Pengujian statistik dengan uji Spearman’s Rho pada tabel 9 menunjukkan

bahwa nilai signifikansi semua variabel bebas lebih besar dari 0,05. Artinya

dalam model regresi tidak terjadi masalah heterokedastisitas.

C. PENGUJIAN HIPOTESIS

C.1 Pengujian goodness of fit

Ketepatan fungsi regresi suatu sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

diukur dari goodness of fit (Ghozali, 2009). Hasil statistik untuk pengujian

kelayakan model dijabarkan dalam tabel berikut:

Tabel 10 Pengujian kelayakan model regresi

R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate .697(a) .486 .464 ,076

Sumber: Data sekunder yang diolah.

Penentuan kelayakan model dapat dilihat dari koefisien determinansi (R2).

Koefisien determinasi merupakan ukuran kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel independen. Akan tetapi penggunaan koefisien determinasi dapat

menimbulkan bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke

dalam model. Oleh karena itu para peneliti menganjurkan untuk menggunakan

nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi (Ghozali, 2009). Nilai

adjusted R2 pada tabel 10 di atas adalah 0,464. Hal ini berarti 46,4% variasi

discretionary accruals dapat dijelaskan oleh variasi dari t variabel komisaris

independen, pengalaman komisaris, ukuran komisaris, kompetensi komisaris

Page 78: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

independen dan nilai selisih mutlak antara komisaris independen dengan

kompetensi komisaris independen. Sisanya sebesar 53,6% dijelaskan oleh faktor

lain di luar model penelitian.

Standar error of estimate (SEE) bernilai kecil yaitu sebesar 0,076.

Semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel independen (Ghozali, 2009).

C.2 Pengujian hipotesis

Pengujian hipotesis 1,2,3 dan 4 dilakukan menggunakan metode regresi

berganda yang diperluas dengan teknik uji nilai selisih mutlak untuk mendeteksi

adanya moderasi kompetensi komisaris independen terhadap hubungan komisaris

independen dan discretionary accruals. Hasil perhitungan statistik untuk uji

hipotesis adalah sebagai berikut: Tabel 11

Hasil uji signifikansi partial (Uji t)

Variabel Nilai Beta Nilai t Signifikansi

Komind -.456 -7.513 .000

Expert .001 .674 .502

Komsize .004 1.127 .262

Kompeten -.111 -3.992 .000

Selisih mutlak .408 8.435 .000 Sumber: Data sekunder yang diolah.

Hasil pengolahan data secara statistik pada tabel 11 di atas menunjukkan

bahwa variabel komisaris independen dan kompetensi komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap discretionary accruals dengan nilai koefisien

masing-masing sebesar (0,456) dan (0,111). Artinya setiap ada penambahan

proporsi komisaris independen dan kompetensi sebesar 1% akan menurunkan

Page 79: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

nilai discretionary accruals sebesar 0,456 dan 0,111. Dengan demikian H1

diterima. Hasil statistik untuk variabel pengalaman dan ukuran komisaris tidak

terbukti berpengaruh signifikan terhadap nilai discretionary accruals sehingga H2

dan H3 tidak mendapatkan dukungan bukti empiris.

Hasil perhitungan nilai selisih mutlak untuk mendeteksi adanya moderasi

kompetensi komisaris independen terhadap hubungan komisaris independen

dengan discretionary accruals menunjukkan nilai koefisien beta sebesar 0,408

dengan tingkat signifikansi 0,000. Menurut Ghozali (2009), suatu variabel

dikatakan memoderasi hubungan variabel yang satu dengan lainnya jika hasil

pengujian nilai selisih mutlak menunjukkan hasil signifikan < 0,05. Pada tabel 11,

hasil perhitungan nilai selisih mutlak menunjukkan nilai koefisien beta sebesar

0,408 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini dapat diartikan bahwa variabel

kompetensi komisaris independen memoderasi hubungan antara komisaris

independen dengan discretionary accruals sehingga H4 diterima. Jika proporsi

tinggi komisaris independen berinteraksi dengan proporsi rendah kompetensi

komisaris independen atau sebaliknya akan menyebabkan perbedaan nilai absolut

yang besar sehingga berpengaruh terhadap discretionary accruals. Nilai koefisien

beta 0,408 dapat diartikan bahwa setiap perubahan nilai absolut sebesar 1% akan

menyebabkan perubahan discretionary accruals sebesar 0,408. Moderasi ini

memberikan pengaruh positif signifikan terhadap discretionary accruals.

Interaksi antara nilai ekstrim antar persentase komisaris independen dengan

persentase kompetensi komisaris independen akan memberikan kenaikan

signifikan terhadap discretionary accruals. Untuk meminimalkan kenaikan nilai

Page 80: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

discretionary accruals maka dapat dipilih kombinasi nilai yang hampir sama atau

sama besar antara persentase komisaris independen dengan persentase komisaris

independen yang mempunyai kompetensi akuntansi atau keuangan.

D. PEMBAHASAN

Hasil penelitian empiris pada tabel 11 menyatakan bahwa nilai

discretionary accruals dipengaruhi secara signifikan oleh keberadaan komisaris

independen. Pengaruh negatif yang diperlihatkan dari hasil analisis data

menunjukkan bahwa peningkatan proporsi komisaris independen terhadap total

anggota komisaris secara keseluruhan akan menurunkan nilai discretionary

accruals. Penurunan discretionary accruals memberikan sinyal adanya

penurunan praktik manajemen laba, yang pada akhirnya dapat meningkatkan

kualitas laba yang dilaporkan perusahaan. Hasil penelitian ini memberikan

dukungan terhadap hasil penelitian Dechow et al. (1995), Ebrahim (2007),

Mashayekhi (2008), Klein (2002), Xie et al. (2003), Peasnel et al. (2003), Jaggi

et al. (2009), Johari et al. (2008) dan Niu (2006). Selain itu hasil penelitian ini

konsisten dengan penemuan Beasley (1996) dan Uzun et al (2004) mengenai

adanya penurunan tindakan fraud yang dilakukan manajemen pada perusahaan

dengan jumlah komisaris independen banyak.

Hasil penelitian empiris ini menegaskan bahwa keberadaan komisaris

independen dalam jajaran anggota dewan komisaris dapat meningkatkan

keefektifan fungsi pengawasan terutama pada saat proses penyusunan laporan

keuangan. Proses pengawasan yang efektif ini mampu membatasi keinginan

pihak manajemen untuk melakukan praktik-praktik manipulasi accruals,

Page 81: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

misalnya dalam bentuk manajemen laba. Seiring dengan menurunnya praktik-

praktik manipulasi accruals maka kualitas laba yang dilaporkan perusahaan juga

akan semakin baik. Penemuan penelitian ini sejalan dengan teori keagenan Jensen

dan Meckling (1976) maupun Fama dan Jensen (1983) yang menyatakan bahwa

tingkat independensi anggota komisaris yang tinggi akan memperlihatkan kinerja

pengawasan yang lebih baik. Namun begitu hasil penelitian ini bertolak belakang

dengan penemuan Park dan Shin (2004) yaitu komisaris independen tidak mampu

menurunkan tingkat abnormal accruals yang mengindikasikan manajemen laba

maupun Ismail et al. (2010) dan Hasim (2009) yang tidak berhasil menemukan

hubungan apapun antara discretionary accruals dengan komisaris independen.

Untuk penelitian yang dilakukan di Indonesia, hasil ini mendukung bukti

yang diperoleh Ujiantho dan Pramuka (2007), namun bertolak belakang dengan

hasil penelitian Siallagan dan machfoedz (2006) dan Fitriannasari (2010). Selain

itu, hasil ini juga tidak konsisten dengan temuan Sefiana (2010), Sriwedari

(2009), dan Rachmawati dan Triatmoko (2007). Perbedaan hasil penelitian ini

kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan sampel yang dipergunakan

maupun pengukuran operasional variabel yang dipergunakan. Sampel penelitian

yang dipergunakan oleh Ismail et al. (2010) maupun Hasim (2009) adalah

perusahaan yang terdaftar di bursa efek Malaysia dengan data perusahaan berupa

time series. Selain faktor sampel yang berbeda, perbedaan hasil dengan para

peneliti di Indonesia juga dapat disebabkan karena perbedaan model yang

dipergunakan dalam penelitian.

Page 82: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Pengalaman kerja yang dimiliki seorang anggota dewan komisaris

berpengaruh terhadap kemampuannya dalam mengawasi tindakan manajemen

perusahaan. Semakin lama masa jabatan anggota dewan komisaris menyebabkan

peningkatan pengalaman kerja yang dimiliknya sehingga lebih efektif dalam

melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan manajemen perusahaan.

Penemuan ini berbeda dengan hasil penelitian Beasley (1996) maupun Hasim

(2009) yang mengungkapkan bukti pengaruh signifikan pengalaman kerja dengan

manajemen laba. Penyebab perbedaan ini kemungkinan adalah perbedaan

pengukuran variabel. Pada penelitian ini pengalaman merujuk pada lama jabatan

yang dimiliki oleh rata-rata anggota dewan komisaris secara keseluruhan tanpa

memandang faktor independen maupun insider boards of commissioner. Bukti

empiris ini juga tidak konsisten dengan pernyataan Bedard et al. (2004) dan

Beasley (1996) yang menyatakan bahwa peningkatan pengalaman menyebabkan

seorang komisaris mempunyai pemahaman yang memadai mengenai kegiatan

operasi perusahaan beserta manajemen perusahaan sehingga dapat melakukan

proses pengawasan dengan lebih efektif. Selain permasalahan sampel, faktor

karakteristik komisaris yang berbeda juga dapat menimbulkan perbedaan hasil

penelitian. Sebagian besar anggota komisaris non independen untuk perusahaan

di Indonesia bersifat affiliated dengan pemilik maupun perusahaan sehingga

kedudukannya sebagai anggota dewan komisaris hanya bersifat formalitas untuk

mentaati ketentuan yang berlaku (Maksum, 2005). Proses koordinasi dan

komunikasi yang seyogyanya digunakan untuk melancarkan tugas-tugas

pengawasan juga tidak dapat berfungsi secara optimal. Pada sebagian perusahaan

Page 83: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

yang terdaftar di BEI, anggota dewan komisaris juga merangkap sebagai anggota

komite audit. Dengan demikian hasil penelitian ini dapat dikaitkan dengan

penelitian Abdul Rahman dan Mohamed Ali (2006) yang juga tidak berhasil

mengungkapkan pengaruh signifikan antara pengalaman anggota komite audit

dengan aktivitas manajemen laba.

Bukti penelitian mengenai ukuran dewan komisaris yang dimiliki

perusahaan juga tidak berhasil mengungkapkan bukti pengaruh yang signifikan

terhadap nilai discretionary accruals. Jumlah dewan komisaris yang besar

ataupun sebaliknya tidak terbukti mempengaruhi nilai discretionary accruals.

Hasil penelitian empiris ini tidak mendukung bukti yang ditemukan oleh Ismail et

al. (2010), Pujiastuti (2010) dan Ujiantho dan Pramuka (2007) yang menemukan

bukti bahwa ukuran dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap

kualitas laba. Hasil yang berbeda, khususnya dengan para peneliti di Indonesia

kemungkinan disebabkan adanya perbedaan model deteksi manipulasi accruals

dan penggunaan sampel. Penelitian Pujiastuti menggunakan working capital

accruals sebagai deteksi manipulasi accruals, sedangkan penelitian ini

mempergunakan model modified Jones oleh Dehow et al. (1995). Namun begitu

bukti penelitian ini sejalan dengan bukti penelitian yang ditemukan oleh Sefiana

(2010).

Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab ukuran komisaris tidak

berpengaruh terhadap nilai discretionary accruals karena sebagian besar

perusahaan yang terdaftar di BEI mempunyai struktur kepemilikan terkonsentrasi

di tangan keluarga (Claessens, 2002; Husnan, 2001) sehingga kemungkinan

Page 84: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

adanya anggota komisaris yang terafiliasi dengan pihak manajemen sangat

terbuka lebar. Hal ini menyebabkan berapapun jumlah anggota komisaris yang

dimiliki perusahaan tidak berpengaruh terhadap discretionary accruals.

Hasil pengujian terhadap kompetensi secara partial menunjukkan

pengaruh negatif signifikan terhadap discretionary accruals. Artinya peningkatan

jumlah anggota komisaris independen yang mempunyai kompetensi di bidang

akuntansi atau keuangan menyebabkan penurunan nilai discretionary accruals.

Penelitian ini juga berhasil mengungkapkan bukti adanya moderasi kompetensi

komisaris independen terhadap hubungan komisaris independen dan nilai

discretionary accruals.

Jika persentase komisaris independen yang besar berinteraksi dengan

persentase komisaris independen yang mempunyai kompentesi di bidang

akuntansi atau keuangan yang kecil, maka akan menyebabkan peningkatan nilai

discretionary accruals yang signifikan. Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa

kompetensi di bidang akuntansi atau keuangan menyebabkan seorang anggota

komisaris mengetahui proses pembuatan laporan keuangan dengan lebih baik

sehingga mempunyai kemampuan lebih baik dalam mendeteksi adanya

manajemen laba jika dibandingkan dengan anggota dewan komisaris yang

mempunyai keahlian di bidang lain. Jika kompetensi ini dimiliki oleh komisaris

independen, maka keefektifan proses pengawasan terhadap tindakan manajemen,

khususnya yang menyangkut tindakan manipulasi akan lebih optimal. Pada

akhirnya, keberadaan komisaris independen yang mempunyai kompetensi di

Page 85: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

bidang akuntansi atau keuangan akan lebih berarti dalam upaya menurunkan nilai

discretionary accruals.

Hasil ini memperkuat hasil penelitian yang diperoleh Park dan Shin

(2004) yang menemukan keberadaan financial intermediaries cenderung

menurunkan discretionary accruals. Akan tetapi, bukti penelitian ini bertolak

belakang dengan penelitian Johari et al. (2008) yang tidak berhasil menemukan

bukti adanya moderasi kompetensi komisaris independen terhadap hubungan

komisaris independen dengan discretionary accruals. Perbedaan ini dapat

dikarenakan adanya perbedaan sampel dan model regresi moderasi yang

dipergunakan dalam ke dua penelitian.

Page 86: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian empiris yang telah dilakukan peneliti berhasil mengungkapkan

bukti-bukti bahwa tidak semua mekanisme corporate governance berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan kualitas informasi keuangan, terutama informasi

laba. Berdasarkan hasil penelitian ini, hanya komisaris independen yang

berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai discretionary accruals. Akan tetapi

penelitian ini tidak berhasil menemukan bukti pengaruh yang signifikan antara

mekanisme corporate governance yang lain, yaitu pengalaman dan ukuran

komisaris terhadap nilai discretionary accruals. Dengan demikian mekanisme

corporate governance yang paling berpengaruh terhadap peningkatan kualitas

laba adalah proporsi dewan komisaris. Proporsi komisaris independen yang

semakin besar akan semakin mampu menurunkan nilai discretionary accruals

sehingga kualitas laba juga mengalami peningkatan.

Penelitian ini juga berhasil menemukan adanya moderasi dari mekanisme

corporate governance yaitu kompetensi komisaris independen di bidang

akuntansi atau keuangan terhadap hubungan antara komisaris independen dan

discretionary accruals. Interaksi antara persentase komisaris independen yang

kecil dengan persentase kompetensi komisaris independen yang besar

menyebabkan penurunan nilai discretionary accruals yang signifikan. Hasil ini

sekaligus menandakan bahwa komisaris independen yang mampu membatasi

Page 87: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

praktik manipulasi accruals adalah komisaris independen yang mempunyai

kompetensi akuntansi atau keuangan.

B. KETERBATASAN

Penelitian ini telah mengungkap bukti pengaruh yang signifikan antara

keberadaan komisaris indepedenden terhadap kualitas laba maupun moderasi

kompetensi komisaris independen terhadap hubungan keberadaan komisaris

dengan kualitas laba. Namun begitu penelitian ini mengandung beberapa

kelemahan:

1. Data corporate governance yang digunakan dalam penelitian meliputi tahun

2008 dan 2009 sehingga perlu kehati-hatian di dalam menggeneralisasikan

hasil-hasil penelitian ini untuk sampel yang berbeda.

2. Teknik pemilihan sampel tidak dapat dilakukan secara acak, melainkan

dengan metode purposive sampling. Penyebabnya adalah ada kriteria-kriteria

tertentu yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat menjadi

sampel penelitian. Hal ini mengakibatkan hasil penelitian kemungkinan

hanya relevan diaplikasikan untuk jenis perusahaan yang sesuai.

3. Penelitian empiris sebelumnya menyatakan bahwa mekanisme corporate

governance yang diterapkan di sebuah perusahaan harus mempertimbangkan

struktur kepemilikannya (Klein et al., 2002). Penelitian ini belum

membedakan praktik corporate governance untuk jenis struktur kepemilikan

yang berbeda karena tujuan utamanya adalah menguji pengaruh corporate

governance di perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia terhadap

kualitas laba. Terdapat kemungkinan bahwa adopsi corporate governance

Page 88: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

yang efektif akan berbeda-beda sesuai dengan karakteristik struktur

kepemilikannya.

C. SARAN

Sebagai efek simultan, penelitian ini dapat diperbaiki untuk hal-hal

sebagai berikut:

1. Sesuai pernyataan Klein et al. (2002) bahwa adopsi corporate governance di

sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur kepemilikannya, maka

penelitian selanjutnya dapat diperluas pada pengujian variabel struktur

kepemilikan, khususnya kepemilikan terkonsentrasi yang banyak dimiliki

oleh sebagian besar perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia

(Husnan, 2001).

2. Agar hasil penelitian ini dapat diimplementasikan secara menyeluruh,

penelitian dengan topik yang sama namun melibatkan sampel yang lebih

besar perlu dilakukan.

3. Penelitian ini hanya menguji efek moderasi kompetensi komisaris

independen dengan hubungan antara komisaris independen dan discretionary

accruals. Namun begitu, peran komisaris independen sangat tergantung juga

dengan anggota komisaris non independen. Penelitian mengenai pengaruh

komisaris non independen beserta interaksinya dengan komisaris independen

sangat relevan untuk dipelajari lebih lanjut.

D. IMPLIKASI

Penemuan penelitian mengenai komisaris independen mendukung

pernyataan teori agency Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa

Page 89: PENGARUH PENERAPAN MEKANISME CORPORATE …eprints.uns.ac.id/9569/1/193231611201101251.pdf · Dengan menggunakan 120 perusahaan ... keuangan yang semakin besar terbukti mampu menurunkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

tingkat independensi anggota komisaris yang tinggi akan memperlihatkan kinerja

pengawasan yang lebih baik pula sehingga menciptakan kualitas laba yang tinggi.

Adanya faktor kompetensi di bidang akuntansi atau keuangan dalam diri

komisaris independen juga terbukti mampu meningkatkan keefektifan proses

pengawasan yang dijalankan dewan komisaris sehingga mampu membatasi

perilaku manipulasi accruals dalam bentuk manajemen laba. Hal ini konsisten

dengan pernyataan Park dan Shin (2004) yaitu komisaris independen yang

mempunyai keahlian akuntansi atau keuangan akan lebih mampu memahami

proses penyusunan laporan keuangan sehingga dapat mendeteksi adanya praktik-

praktik manipulasi bila dibandingkan dengan komisaris independen yang tidak

mempunyai keahlian di bidang akuntansi atau keuangan.

Penelitian ini juga mendukung pernyataan Arifin (2005) bahwa penerapan

mekanisme corporate governance mulai diperlukan untuk perusahaan-perusahaan

di Indonesia yang sebagian besar mempunyai struktur kepemilikan

terkonsentrasi. Namun begitu hanya mekanisme corporate governance tertentu

seperti komisaris independen dan kompetensinya yang terbukti efektif

meningkatkan kualitas laporan keuangan.

Bagi pemerintah dan praktisi perusahaan, hasil penelitian ini dapat

dipertimbangkan sebagai bahan masukan dalam mengembangkan petunjuk teknis

mengenai praktik corporate governance di Indonesia.