Cindelaras Drama b.indo

9
CINDELARAS Dahulu kala di sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Jenggala hiduplah seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri. Selir : Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Sudah tahu aku lebih cantik, lebih smart, lebih okey lah. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri. (Pikirnya dengan raut wajah penuh kebencian) Tidak lama, ia kemudian menemui tabib istana. Selir : Engkau harus membantuku? (Dengan memaksa, selir meminta bantuan Tabib) Tabib : Apa yang bisa saya bantu Selir? (Sembari menundukkan wajah) Selir : Aku mempunyai rencana untuk menyingkirkan permaisuri dari kerajaan ini. (Dengan suara yang lirih dan bernada kebencian) Tabib :Apakah selir yakin ingin melakukannya? (Raut muka penuh tanya) Selir : Iya, aku yakin. (Jawab selir dengan penuh keyakinan) Tabib : Lalu apa yang bisa saya lakukan? (Dengan raut muka penasaran)

description

drama

Transcript of Cindelaras Drama b.indo

Page 1: Cindelaras Drama b.indo

CINDELARAS

Dahulu kala di sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Jenggala hiduplah seorang raja yang bernama Raden Putra. Ia didampingi seorang permaisuri yang baik hati dan seorang selir yang cantik jelita. Tetapi, selir Raja Raden Putra memiliki sifat iri dan dengki terhadap sang permaisuri. Ia merencanakan suatu yang buruk kepada permaisuri.

Selir : Seharusnya, akulah yang menjadi permaisuri. Sudah tahu aku lebih cantik, lebih smart, lebih okey lah. Aku harus mencari akal untuk menyingkirkan permaisuri.

(Pikirnya dengan raut wajah penuh kebencian)

Tidak lama, ia kemudian menemui tabib istana.

Selir : Engkau harus membantuku?

(Dengan memaksa, selir meminta bantuan Tabib)

Tabib : Apa yang bisa saya bantu Selir?

(Sembari menundukkan wajah)

Selir : Aku mempunyai rencana untuk menyingkirkan permaisuri dari kerajaan ini.

(Dengan suara yang lirih dan bernada kebencian)

Tabib :Apakah selir yakin ingin melakukannya?

(Raut muka penuh tanya)

Selir : Iya, aku yakin.

(Jawab selir dengan penuh keyakinan)

Tabib : Lalu apa yang bisa saya lakukan?

(Dengan raut muka penasaran)

Selir : Aku akan berpura-pura sakit parah kemudian aku akan memanggilmu dan engkau harus mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh racun dalam minumanku yaitu permaisuri.

(Sembari berbisik, Selir menyampaikan rencana jahatnya)

Tabib : Baiklah, saya akan membantu Selir.

(Tabib menundukkan kepala sebagai tanda sedia untuk membantu selir)

Page 2: Cindelaras Drama b.indo

Tidak lama kemudian, Selir menjalankan rencana jahatnya.

Selir : Raja, badanku terasa tidak enak. Enggan rasanya tubuh ini untuk bangkit dari tempat tidur.

Aduh……

(Selir berbaring dan berpura-pura meringih kesakitan)

Raja : Apa yang terjadi padamu Selir? Mukamu juga terlihat pucat sekali.

(Dengan raut wajah penuh kasihan)

Selir : Aku tidak tahu, tapi rasanya sakit sekali.

(Selir masih berbaring dan berpura-pura meringih kesakitan)

Raja : Pengawal, panggil tabib istana!

(Dengan suara lantang, Raja memerintah pengawal)

Pengawal 1 : Baik raja.

(Dengan menundukkan kepala)

Tidak lama, tabib istana datang dan memeriksa keadaan Selir.

Raja : Tabib, apa yang terjadi pada Selir?

(Raut muka khawatir mengiringi pertanyaan raja)

Tabib : Ada seseorang yang telah meracuni minuman Selir. Orang itu tak lain adalah permaisuri Baginda sendiri, Dewi Limaran.

(Dengan wajah yakin untuk mempengaruhi Raja)

Raja : Apa….? Tidak kusangka permaisuriku mempunyai perangai yang keji.

(Raja berteriak heran)

Tidak lama kemudian raja memerintahkan patihnya untuk membuang permaisuri ke hutan.

Raja : Patih, buang permaisuri jahat ini ke hutan!

(Dengan raut wajah penuh kebencian)

Page 3: Cindelaras Drama b.indo

Patih : Siap Baginda.

(Sembari menundukkan kepala)

Permaisuri : Jangan baginda, hamba tidak tahu apa-apa. Hamba tidak pernah berusaha meracuni Selir.

(Permaisuri diseret oleh patih, dan memohon kepada Raja dengan suara memelas)

Raja : Dasar permaisuri tidak tahu diri, enyahkau dari kerajaanku.

(Sembari mengacungkan jarinya)

Sang patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung itu ke hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau membunuhnya. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat jahat selir baginda.

Patih :Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh

Patih kemudian kembali ke istana dan menemui Raja.

Permaisuri : Terima kasih Patih.

(sembari tersedu-sedu)

Raja : Patih, apakah engkau telah melaksanakan apa yang aku perintahkan?

(Kedua tangan di pinggang)

Patih :Iya Baginda Raja, saya telah menjalankan tugas dari Baginda.

(Berlutut di hadapan raja)

Raja : Bagus…bagus…

(Raut wajah puas dari raja)

Setelah beberapa bulan berada di hutan, lahirlah anak sang permaisuri. Bayi itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Suatu hari, ketika sedang asyik bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur.

Cinde Laras : Hmm, rajawali itu baik sekali. Ia sengaja memberikan telur itu kepadaku.

(Dengan raut wajah bahagia)

Setelah 3 minggu, telur itu menetas tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang bagus dan kuat. Tapi ada satu keanehan. Bunyi kokok ayam jantan itu sungguh menakjubkan

Page 4: Cindelaras Drama b.indo

Ayam : Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…

(Dengan suara yang nyaring dan indah)

Cinde Laras :Apa…. Ayam ini berkokok aneh sekali.

(Raut wajah heran dan merasa takjub)

Cinde Laras : Ibu, ayamku berkokok aneh sekali. Ia mengatakan bahwa kau adalah putra dari Raden Putra. Apakah benar yang dikatakan ayamku?

(dengan wajah penuh tanya)

Permaisuri : Benar anakku, kau adalah putra dari Raden Putra, Raja Kerajaan Jenggala.

(Sembari memeluk Cindelaras)

Raja : Kalau begitu, ijinkanlah aku pergi ke istana untuk menemui ayah.

(Cindelaras memohon pada ibunya)

Permaisuri : Baiklah anakku, ibu memberi ijin padamu. Hati-hati di jalan.

Cindelaras pergi ke istana ditemani oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para penyabung ayam.

Penyabung : Ayamku, hari ini kau sudah kuberi nutrisi lengkap empat sehat lima sempurna. Jadi kamu jangan malu-maluin aku ya. Kamu harus menang melawan ayam lain ya.

Ayam : Kukuruyuk. Ok Tuanku…siap melaksanakan perintah.

Tiba-tiba datanglah Cindelaras dengan ayanmnya.

Penyabung : Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan ayamku.

(Sembari melambaikan tangan memanggil Cindelaras)

Cinde Laras : Baiklah

(berjalan menghampiri para penyabung ayam)

Rakyat 1 & 2 : Ayo…ayo…ayo….

Rakyat 1 : Bagaimana klo kita taruhan?

Page 5: Cindelaras Drama b.indo

Rakyat 2 : Ayo… siapa takut! Aku pilih ayam Cindelaras. Pasti dia yang menang. Lihatlah… ayamnya besar dan kelihatan tangguh.

Rakyat 1 : Oke… Aku pilih lawannya. Jangan remehkan yang kecil. Biar kecil, besar tenaganya. Kecil-kecil cabe rawut. Eh maksud saya cabe rawit.

Ketika diadu, ternyata ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat, ia dapat mengalahkan lawannya. Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat. Raden Putra pun mendengar berita itu. Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras.

Cinde Laras : Hamba menghadap paduka.

(Sembari berlutut memberi hormat)

Raja : Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat jelata

(Pikir raja dengan perasaan penuh tanda tanya)

Raja : Aku dengar ayammu sangat tangguh, sekarang aku akan mengujinya sendiri.

(Kedua tangan ada di pinggang)

Cinde Laras : Baiklah kalau baginda menghendaki seperti itu, tapi saya mengajukan satu syarat. Jika ayamku kalah maka aku bersedia kepalaku dipancung, tetapi jika ayamku menang maka setengah kekayaan Baginda menjadi milikku.

(Dengan suara penuh keyakinan)

Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani.

Penyabung Rakyat 1& 2 : Ayo…Ayo…Ayo….

Rakyat 2 : Pasti ayam cindelaras menang.

Rakyai 1 : Oh tidak! Ayam cindelaras sudah capek. Sudah melakukan perjalanan jauh

Penyabung : Lihat sajalah ayam siapa nanti yang menang

Dan akhirnya secara singkat ayam cindelaras mengalahkan ayam dari Raja.

Raja : Baiklah aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau sebenarnya, anak muda?

(Perasaan kecewa dan penuh tanda tanya)

Cinde Laras : Ayo ayamku berkokoklah!

(membungkuk dan membisikkan sesuatu pada ayamnya)

Page 6: Cindelaras Drama b.indo

Ayam : Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…

(Dengan suara yang nyaring)

Raja : Benarkah itu?

(Kaget dan tidak percaya)

Cinde Laras : Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah permaisuri Baginda

(Dengan suara yang halus)

Raja : Apa benar dia anakku?

Pengawal 2 : Ampun baginda, dulu sewaktu baginda memerintahkan hamba untuk membunuh permaisuri yang sedang hamil, hamba tidak tega karena hamba tahu kalau permaisuri hanya difitnah oleh selir yang ingin menjadi permaisuri

Raja : Apa? Pengawal, apakah yang kau katakan itu adalah kebenarannya?

Pengawal 2 : Benar baginda

Mendengar semua itu Raden Putra sangat marah

Raja : Pengawal! Ayo tunjukkan sekarang juga dimana permaisuri sekarang berada

Pengawal 1 : Baik baginda. Perintah baginda akan segera hamba laksanakan

Raja : Ayo cindelaras, kau ikut bersamaku juga tunjukkan dimana tempat tinggalmu

Dan tak lama kemudian, sampaiah raja, pengawal dan cindelaras di hutan. Begitu sampai di depan gubug, raja melihat permaisuri yang sedang menyapu dihalaman dan langsung memanggilnya

Raja : Dinda! Dinda maafkan aku!

Permaisuri : (terkejut) Hah? Kanda? Kenapa bisa tahu hamba berada disini?

Raja : Aku kesini bersama pengawal dan putramu. Dinda maafkan aku, aku sudah mendengar dari pengawal tentang kebenarannya. Aku sangat menyesal karena tidak mendengarkan penjelasanmu. Dinda ayo pulang lagi ke istana bersama putra kita Cindelaras

Permaisuri sangat terkejut dan hanya bisa terdiam terhadap apa yang sedang terjadi. Dan pengawal maupun Cindelaras merasakan haru terhadap perjumpaan raja dan permaisurinya

Permaisuri : Baiklah kanda, dinda juga sudah lama memaafkan kanda. Mari kita memulai kehidupan kita yang baru lagi

Page 7: Cindelaras Drama b.indo

Raja : Terimakasih dinda. Sungguh kau wanita yang sangat baik hati. Aku sangat menyesal telah menyia-nyiakanmu

Akhirnya raja dan permaisuri bersama putranya Cindelaras diiringi pengawal kembali ke istana. Raja mengukuhkan kembali kedudukan permaisuri dan menghukum selir yang jahat itu. Sejak saat itu Raden Putra, Permaisuri dan cindelaras hidup bahagia di istana.