Cikal Bakal Fisika Modern

2
CIKAL BAKAL FISIKA MODERN Fisika modern muncul akibat ketidak mampuan daripada teori fisika kla dalam menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi khususnya dalam kajian mikroskopis. Adapun yang dianggap menjadi tonggak dari fisika modern yait adalah penemuan Karl Max Planck yang mendapatkan hadiah Nobel pada tahun !". #ampai tahun !$$% &eori klasik menganggap bah'a radiasi elektromagne adalah bersifat kontinu. Namun Max Planck mengajukan gagasan bah'a radias elektromagnet bersifat diskret (suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnet dalam ukuran atau partikel-partikel kecil nilai tertentu). *imana partikel energi tersebut dinamakan dengan kuantum selanjutnya dikenalsebagaiteorikuantum Max Planck.Perkembangan selanjutnya +instein membuktikanteori tersebut dengan menyatakan bah'a radiasi elektromagnet mempunyai sifat partikel% dimana partikel ini dinam foton. Adapun besar energi dalam satu partikel (kuantum ataupun foton) adala bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang radiasinya% hal dengan persamaan yaitu, λ c h E atau f h E × = × = *engan, + radiasi h tetapan Planck ( % / x $ -/0 ) *ari persamaan tersebut% dapat disimpulkan bah'a energi foton berband terbalik dengan panjang gelombang. Adapun aplikasi dari pernyataan yaitu terdapat pada spektrum cahaya% hal ini dapat dilihat pada nyala api memasak. Api yang ber'arna biru lebih panas daripada api yang ber'arna me hal ini karena 'arna biru memiliki nilai λ lebih kecil daripada 'arna merah sehingga api yang ber'arna biru memiliki energi foton yang lebih besar da api yang ber'arna merah.

description

Cikal Bakal Fisika Modern

Transcript of Cikal Bakal Fisika Modern

CIKAL BAKAL FISIKA MODERNFisika modern muncul akibat ketidak mampuan daripada teori fisika klasik dalam menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi khususnya dalam kajian mikroskopis. Adapun yang dianggap menjadi tonggak dari fisika modern yaitu adalah penemuan Karl Max Planck yang mendapatkan hadiah Nobel pada tahun 1918.Sampai tahun 1900, Teori klasik menganggap bahwa radiasi elektromagnet adalah bersifat kontinu. Namun Max Planck mengajukan gagasan bahwa radiasi elektromagnet bersifat diskret (suatu benda hanya dapat memancarkan atau menyerap radiasi elektromagnet dalam ukuran atau partikel-partikel kecil dengan nilai tertentu). Dimana partikel energi tersebut dinamakan dengan kuantum, dan selanjutnya dikenal sebagai teori kuantum Max Planck. Perkembangan selanjutnya Einstein membuktikan teori tersebut dengan menyatakan bahwa radiasi elektromagnet mempunyai sifat partikel, dimana partikel ini dinamakan foton.Adapun besar energi dalam satu partikel (kuantum ataupun foton) adalah bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang radiasinya, hal ini sesuai dengan persamaan yaitu:

Dengan:

E = radiasi

h = tetapan Planck (6,63 x 10-34)Dari persamaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa energi foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang. Adapun aplikasi dari pernyataan tersebut yaitu terdapat pada spektrum cahaya, hal ini dapat dilihat pada nyala api pada saat memasak. Api yang berwarna biru lebih panas daripada api yang berwarna merah, hal ini karena warna biru memiliki nilai lebih kecil daripada warna merah sehingga api yang berwarna biru memiliki energi foton yang lebih besar dari pada api yang berwarna merah.Selain teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck, terdapat pula teori relativitas khusus yang dijelaskan oleh Albert Einstein. Teori ini menggantikan teori relativitas Newton yang berpendapat tentang ruang dan waktu dan memasukan elektromagnetisme pada persamaan Maxwell. Teori ini disebut khusus karena hanya berlaku pada kasus tertentu, yang ditinjau dari kerangka inersia, dimana gaya gravitasi dapat diabaikan. Kerangka inersia yang dimaksudkan adalah kerangka yang diam ataupun yang bergerak relativ terhadap benda yang diamati.Einstein juga menyatakan adanya kesetaraan antara massa dengan energi, dimana hal ini tidak dapat dijelaskan sebelumnya oleh teori klasik. Kesetaraan antara massa dan energi tersebut dirumuskan dengan:

Dengan:

E = energi

m = massa partikel

c = kecepatan cahaya (3 x 108 m/s)

Adapun aplikasi nyata daripada pernyataan adanya kesetaraan antara massa dengan energi tersebut adalah, diciptakannya Bom Atom yang mampu melepaskan energi dari massa._1422643175.unknown

_1422645056.unknown

_1422642905.unknown