China

16
PAPER REFORMASI SISTEM EKONOMI DI CINA MELALUI SOSIALISME PASAR (Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Politik Pemerintahan China-Jepang Bpk. Agung Purwanto ) Abdiah Murtaqi 110910101042 JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

description

China

Transcript of China

PAPER REFORMASI SISTEM EKONOMI DI CINA MELALUI SOSIALISME PASAR (Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Politik

Pemerintahan China-Jepang Bpk. Agung Purwanto )

Abdiah Murtaqi

110910101042

JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER2013BAB 1. PENDAHULUAN

Sosialisme meyakini bahwa kapital milik bersama seluruh masyarakat atau milik negara sebagai alat penggerak kesejahteraan manusia. Pemikiran sosialisme dipicu oleh adalah Karl Marx dengan teorinya Materialisme Dialektika dan Materialisme Historis. Di luar itu, Marx juga menulis buku Das Kapital yang meletakkan pemikiran komunisme dengan wujud sistem ekonominya adalah sosialisme. Pemikir-pemikir tersebut tidak hanya membahas mengenai urgensi ekonomi, melainkan juga soal kebudayaan meskipun pada dasarnya pemikiran mereka adalah bermuara pada ide pembebasan manusia dari belenggu penindasan (termasuk penindasan dari kaum pemodal). Bahkan Adorno dengan teori Kritisnya yang anti-dogma memberi catatan khusus bahwa Marxisme tidak boleh dijadikan dogma dan perlu diadakannya suatu revisi sehingga lebih adaptif tidak membelenggu manusia.Modal seluruh masyarakat/negara diharapkan dikelola oleh negara dan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Campur tangan negara di sini adalah sebuah keniscayaan.Mekanisme kerja sosialisme diwujudkan dengan pola sistem kerja sama, hasilnya untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama, dan distribusi hasil kerja berdasar prestasi kerja yang telah diberikan. Ideologi sosialisme substansinya adalah menghadang keserakahan kapitalisme. Pemilikan Lichtheim menilai bahwa Sosialisme pada umumnya diasosiasikan dengan sekularisme dalam revolusi Prancis. Sebenarnya sosialisme di Prancis, Belgia, Irlandia, India, Spanyol dan dalam budaya Luso-Hispanik Amerika Latin secara historis telah diasosiasikan dengan militan ateis.

Dalam sistem sosialisme pasar (market socialism), ciri-cirinya adalah kepemilikan faktor produksi oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yangh arus diproduksikan sudah dibebaskan dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Motivasi para pelaku ekonomi adalah insentif material dan sistem upah dianggap sebagai sumber kejahatan, keadilan tidak dapat diberikan kepada si miskin tanpa adanya sosialisasi terhadap kepemilikan pribadi dalam berbagai tingkatan. Menurut penulis, meskipun demokrasi mencoba untuk melakukan sosialisasi masih tetap tidak dapat dijalankan secara efektif, selama masih ada ketidakmerataan dan ketimpangan sosial. Berbagai kritik yang demikian bukan tanpa tujuan melainkan penuh harapan agar masa depan masyarakat dapat, baik secara paksa maupun demokratis, memegang kendali pemerintahan dari kaum kapitalis dan menciptakan suatu masyarakat yang egaliter dan demokratis, bebas dari konflik kelas dan didasarkan pada perencanaan menyeluruh dan penguasaan publik atas sarana-sarana produksi.Dalam pasar saham di China, China Negara ini sendiri mengalami kebangkitan pada tahun 1990 . Selama lebih dari 30 tahun setelah 1949 Cina memiliki sistem ekonomi yang direncanakan terpusat di mana hampir semua perusahaan yang milik negara atau milik bersama secaara kolektif. Investasi yang terpusat direncanakan dan didanai oleh hibah fiskal pemerintah maupun oleh pinjaman dari sistem monobank milik negara sebagaimana ditentukan oleh rencana kredit pusat pemerintahan. Sentralisasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan suatu desentralisasi menyeluruh dari mesin pengambilan keputusan dalam ekonomi dengan membolehkan sinyal-sinyal pasar dan inisiatif pribadi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam alokasi dan distribusi keuntungan. Perusahaan-perusahaan negara harus diberi otonomi lebih besar dalam merencanakan operasi, pengamanan input, dan penetapan harga output mereka. Kebanyakan kendali atas perusahaan-perusahaan ini harus dilonggarkan untuk mendukung terbentuknya manajemen mandiri. Harga-harga pasar, gaji dan kurs harus ditetapkan dan subsidi harus dipotong untuk menurunkan defisit anggaran. Dalam perjalanannya, sentralisasi ini mengarah kepada sistem ekonomi yang berorientasi pada pasar dan berhasil membawa China menuju pertumbuhan ekonomi yang pesat.Pertumbuhan yang telah dicapai China diperoleh dari sebuah modernisasi sistem pemerintahan industri yang jauh berbeda dengan barat. Sistem pemerintahan China perlu diidentifikasi dengan sifat kelembagaan yang luas dan khas dalam rangka kodifikasi informasi dan difusi. Fitur munculnya tatanan ekonomi cina dianalisis dengan referensi ke sistem bisnis berkembang di sana, khususnya sifat pengaturan pasar, bentuk kapitalisme, dan peran pemerintah terbatas dari kodifikasi informasi di China dan properti komunal kanan dan transaksi organisasi ekonomi menunjukkan bahwa desentralisasi dari sistem perintah negara yang sebelumnya juga menimbulkan bentuk kelembagaan yang khas berdasarkan jaringan kapitalisme.

BAB 2. PEMBAHASAN2.1 Sekilas Sejarah China

Bila ditelusur ke belakang keberhasilan ekonomi Cina sekarang ini tidak dapat dilepaskan dari sejarah panjang masyarakat Cina dalam berevolusi dd bidang ekonomi. Kehebatan Cina di bidang ekonomi maupun non ekonomi telah lama terekam dalam sejarah. Cina memiliki sumber-sumber filsafat yang baik dalam membangun perdamaian dunia melalui Konfusianisme, Daoism, dan Buddhism. Sejauh pemahaman penulis, RRC merupakan suatu negara komunis karena ia memang merupakan negara komunis pada kebanyakan abad ke-20 yang lalu. Secara resmi ia masih dikenal sebagai negara komunis, meskipun sejumlah ilmuwan politik kini tidak mendefinisikannya sebagai negara komunis.

Tidak ada definisi yang tepat yang dapat diberikan kepada jenis pemerintahan yang yang benar-benar digunakan oleh negara ini, karena strukturnya tidak dikenal pasti. Salah satu sebabnya adalah karena sejarahnya, Cina merupakan negara yang diperintah oleh para kaisar selama 2000 tahun dengan sebuah pemerintahan pusat yang kuat dengan pengaruhKong Hu Cu. Setelah tahun 1911, Cina diperintah secara otokratis oleh Kuomintang dan beberapa panglima perang, dan setelah 1949 didobrak partai komunis Cina yang dimotori oleh Mao Zedong.Pasca Perang Dunia II, Perang Saudara Cina antara Partai Komunis Cina dan Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak komunis menguasai Cina Daratan dan Kuomintang menguasai Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Cina dan mendirikan sebuah negara komunis. Para pendukung Era Maoisme, yangterdiri dari kebanyakan rakyat Cina miskin dan lebih tradisional atau nasionalis dan pemerhati asing yang percaya kepada komunisme, mengatakan bahwa di bawah Mao tercipta adanya persatuan dan kedaulatan Cina yang dapat dipastikan terdapat perkembangan infrastruktur, industri, kesehatan, dan pendidikan, yang mereka percayai telah membantu meningkatkan standar hidup rakyat. Mereka juga yakin bahwa berbagai kampanye yang dilakukan menjanjikan suatu Lompatan Jauh ke Depan, dan Revolusi Kebudayaan menjadi sesuatu yang penting dalam mempercepat perkembangan Cina serta membawa dampak baik bagi peradaban China.Namun anggapan dunia terhadap Mao adalah salah karena dibuktikan dengan kegagalan ekonomi yang dramatis pada awal 1960-an dan menyebabkan Mao mundur dari jabatannya sebagai ketua umum Partai Komunis Cina. Sebagai gantinya, Kongres Rakyat Nasional melantik Liu Shaoqi sebagai pengganti Mao. Mao tetap menjadi ketua partai namun dilepas dari tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan. Pada 1966 Mao meluncurkan Revolusi Kebudayaan, yang dilihat lawannya (termasuk analis Barat dan banyak remaja Cina kala itu) sebagai balasan terhadap rival-rivalnya dengan memobilisasi para remaja untuk mendukung pemikirannya dan menyingkirkan kepemimpinan yang lunak pada saat itu, namun oleh pendukungnya dipandang sebagai sebuah percobaan demokrasi langsung dan sebuah langkah asli dalam menghilangkan korupsi dan pengaruh buruk lainnya dari masyarakat Cina. Kekacauan pun timbul namun hal ini segera berkurang di bawah kepemimpinan Zhou Enlai di mana para kekuatan moderat kembali memperoleh pengaruhnya. Setelah kematian Mao, Deng Xiaoping berhasil memperoleh kekuasaan dan janda Mao, Jiang Qing beserta rekan-rekannya, Kelompok Empat, yang telah mengambil alih kekuasaan negara, ditangkap dan dibawa ke pengadilan. Sejak saat itu, pihak pemerintah telah secara bertahap (dan telah banyak) melunakkan kontrol pemerintah terhadap kehidupan sehari-hari rakyatnya, serta telah memulai perpindahan ekonomi Cina menuju sistem berbasiskan pasar. Para pendukung reformasi keuanganbiasanya rakyat kelas menengah dan pemerhati Barat berhaluan kiri-tengah dan kananmenunjukkan bukti terjadinya perkembangan pesat pada ekonomi di sektor konsumen dan ekspor, terciptanya kelas menengah (khususnya di kota pesisir di mana sebagian besar perkembangan industri dipusatkan) yang kini merupakan 15% dari populasi, standar hidup yang kian tinggi (diperlihatkan melalui peningkatan pesat pada GDP per kapita, belanja konsumen, perkiraan umur, persentase baca-tulis, dan jumlah produksi beras) dan hak dan kebebasan pribadi yang lebih luas untuk masyarakat biasa.

Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri Cina. Sejak akhir 1978, kepemimpinan Cina telah memperharui ekonomi dariekonomi terencana Soviet ke ekonomi yang berorientasi-pasar tapi masih dalam kerangka kerja politik yang kaku dari Partai Komunis dengan istilah sosialisme dengan karakteristik Cina. Karakteristik Cina adalah suatu tema umum yang digunakan dalam upaya negara melakukan adaptasi terhadap dunia modern. Setelah Cina mendapat predikat the sick man of Asia sebagai hasil dari agresi imperialisme orang-orang Eropa dan Jepang, kekuatan revolusioner bergerak dan

kemudian memordenisasi filsafat Marxisme untuk mempertahankan Negara mereka.9 Untuk itu para pejabat meningkatkan kekuasaan pejabat lokal dan memasang manajer dalam industri, mengijinkan perusahaan skala-kecil dalam jasa dan produksi ringan, dan membuka ekonomi terhadap perdagangan asing dan investasi. Pemerintah terus berupaya menambah pegawai pada wilayah setempat dan pengurus kilang dalam industri, membolehkan pelbagai usahawan dalam layanan dan perkilangan ringan, membuka ekonomi perdagangan dan membuka pelabuhan bagi pihak asing. 2.2 Terbentuknya Zona Ekonomi Khusus di China

Dengan pengawasan yang telah dilonggarkan, ini mengakibatkan Cina daratan berubah dari ekonomi terpimpin menjadi ekonomi campuran. Pemerintah RRC tidak lagi menekankan pemerataan dalam pembangunan ekonominya, namun sebaliknya pemerintah menekankan peningkatan pendapatan pribadi dan konsumsi serta memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas dimana Pemerintah China memfokuskan diri dalam perdagangan asing sebagai kendaraan utama untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk itu mereka mendirikan lebih dari 2000 Zona Ekonomi Khusus (Special Economic Zones, SEZ) di mana hukum investasi diregulasi untuk menarik modal asing. Terkait dengan wilayah penopang kegiatan ekonomi nasional, Republik Rakyat Cina mempunyai kontrol administratif terhadap 22 provinsi. Pemerintah RRC menganggap Taiwan sebagai provinsi ke 23. Pihak pemerintah juga mengklaim Kepulauan Laut Cina Selatan yang kini masih diperebutkan. Selain dari provinsi-provinsi tersebut, terdapat juga 5 daerah otonomi yang berisi banyak etnis minoritas; 4 munisipaliti untuk kota-kota terbesar Cina dan 2 Daerah Administratif Khusus (SAR) yang diperintah RRC.

Dengan demikian di Tiongkok terbentuklah suatu pengaturan keterbukaan terhadap dunia luar yang multipolar, dimana berlingkup luas di daerah pesisir, sepanjang sungai, perbatasan dan pedalaman. Berkat pelaksanaan kebijakan preferensial yang berlainan , daerah terbuka memainkan peran percontohan dan pendorong terhadap daerah di Pedalaman lainnya dalam bidang pengembangan ekonomi berorientasi ekspor dan penyerapan teknologi maju. Hasilnya adalah PDB yang berlipat empat sejak 1978. Pada 1999 dengan jumlah populasi 1,25 milyar orang dan PDB hanya $3.800 per kapita, Cina menjadi ekonomi ke enam terbesar di dunia dari segi nilai tukar, dan ketiga terbesar di dunia setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam daya beli. Pendapatan tahunan rata-rata pekerja Cina adalah $1.300. Sementara itu bila dilihat dari sisi pendapatan masyarakat, ternyata menciptakan jurang kesenjangan kekayaan masyarakat di antara pesisiran pantai dan kawasan pendalaman Cina yang amat. Untuk mengatasi keadaan yang berpotensi mengundang bahaya ini, pemerintah China haru menciptakan suatu kebijakaan pemerataan pendapatan yang pada akhirnya dilaksanakanlah strategi Pembangunan Cina Barat pada tahun 2000, Pembangunan Kembali Cina Timur Laut pada tahun 2003, dan Kebangkitan Kawasan Cina Tengah pada tahun 2004. Semuanya itu bertujuan untuk membantu kawasan pedalaman Cina dapat turut membangun China bersama-sama.

2.3 Runtuhnya Uni Soviet dan Terciptanya Ekonomi Pasar Sosialis

Keruntuhan Uni Soviet tidak serta merta diikuti melemahnya ideologi sosialisme. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya Cina. China merubah sistem perekonomiannya ke arah yang lebih baik lagi, tidak ada lagi pengekangan terhadap pers, memberi kebebasan kepada warga negara untuk mengatur perekonomiannya sendiri, menambah kuasa pegawai tempatan dan pengurus kilang dalam indrustri, dan membenarkan berbagai pengusahawanan dalam servis dan perkilangan ringan, dan membuka ekonomi kepada perdagangan dan pelabuhan liar. Kawalan harga juga telah dilonggarkan. Ini telah mewujudkan penukaran sistem ekonomi berasaskan komunis menjadi sistem ekonomi campuran komunis dan kapitalisme.Pada beberapa tahun terakhir, China telah menegaskan lebih lanjut target dan tugas penyempurnaan sistem ekonomi pasar sosialis yaitu suatu pasar ekonomi dimana kepemilikan publik merupakan arus utama, sebagai bukti bahwa antara tahun 1989 sampai 2001, jumlah perusahaan negara anjlok dari 102.300 buah menjadi 46.800. sedangkan jumlah perusahaan swasta meledak dari 90.000 buah menjadi 2 juta buah. Hal ini sesuai dengan tuntutan mempertimbangkan secara menyeluruh perkembangan kota dan desa, perkembangan regional, perkembangan sosial ekonomi, perkembangan harmonis antara manusia dan alam, serta perkembangan di dalam negeri dan keterbukaan terhadap dunia luar, mengembangkan peranan dasar pasar dalam alokasi sumber daya, meningkatkan fitalitas dan fungsi pemerintah di bidang pengelolaan sosial dan layanan umum, dan memberikan jaminan sistem yang kuat kepada pembangunan masyarakat cukup sejahtera secara menyeluruh. Bersamaan dengan langkah seperti itu, pemerintah mempertahankan kepemilikan oleh pemerintah dalam industri-industri tertentu, kendati tidak dijelaskan bagaimana persisnya porsi pemerintah dalam ekonomi tersebut. Jumlah perusahaan yang dijalankan negara akan terus berkurang, sedangkan perusahaan-perusahaan yang masih ditangani negara akan meningkatkan kualitasnya.

Kemudian China berusaha menyempurnakan sistem pokok ekonomi di mana ekonomi milik negara merupakan bagian utama dan ekonomi multi kepemilikan berkembang bersama, mendirikan sitem yang menguntungkan untuk mengubah struktur ekonomi dualis antara kota dan desa, membentuk mekanisme yang mendorong perkembangan harmonis ekonomi regional, membangun sistem pasar modern yang seragam, terbuka dan bersaing secara tertib, menyempurnakan sistem pengontrolan makro, sistem pengelolaan administrasi dan sistem hukum ekonomi, menyempurnakan sistem penempatan kerja, distribusi pendapatan dan jaminan sosial, dan mendirikan mekanisme yang mendorong perkembangan yang berkelanjutan di bidang ekonomi dan sosial. Dengan adanya data seperti yang di atas, maka China dapat digolongkan ke dalam negara yang menganut sistem perekonomian sosialis.Dengan munculnya sistem baru China, pada akhirnya China sukses menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia. Produk-produk Cina mulai bermunculan menjadi kompetitor produk ekonomi Asia atau pabrikan Barat lainnya. Barang elektronik dan otomotif dari Cina telah merambah ke berbagai penjuru dunia. Ini adalah contoh bahwa Cina mulai menunjukkan kekuatan ekonominya di dunia. Rezim Cina juga barangkali akan terlempar andaikan ia tidak menggunakan kekuatan brutal untuk menekan gerakan kebebasan yang menemukan ekspresinya di lapangan Tiananmen tahun 1989. Kehadiran Deng Xiaoping, sebagai perintis reformasi Cina mengawinkan sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi sebagai produk perkawinan yang dikenal sebagai sosialisme dengan karakteristik Cina adalah sistem ekonomi sosialisme dan kental dengan perencanaan sentralistik menuju sistem ekonomi pasar. Cina, yang pada akhirnya satu-satunya Negara raksasa komunis terakhir, dalam kenyataannya tidak lagi sepenuhnya komunis. Memang kekuasaan tunggal masih di tangan satu partai, Partai Komunis, tetapi realitas Cina lebih menampilkan sebuah variasi yang mengisyaratkan secara nyata bahwa Cina sudah mengalami berbagai perubahan. Perusahaan-perusahaan milik Negara memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat. Akibatnya, wajah Cina tampil sebagai campuran sosialisme dan kapitalisme.

Cina membangun sebuah ekonomi pasar sosialis, sebuah sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus utama, disamping itu perusahaan perusahaan negara yang ada dikembangkan agar mendapat untung dan berjalan efisien seperti perusahaan-perusahaan swasta. Dalam jangka panjang, Cina dengan jumlah investasi asing dan campur tangan Negara telah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi Cina.

Pemikiran Deng Xioping yang dikenal dengan Deng Xioping Theory kemudian dinyatakan sebagai Sosialisme dengan Karakteristik Cina. Konsepsi ini terus dipertahankan dalam kepemimpinan Jiang Zemin. Posisi Jiang Zemin, sebagai pemimpin ideologi pengganti Deng Xioping, mampu mengantarkan Cina menuju kemajuan abad 21. Kegagalan kedua pendahulunya, yaitu; Hu Yaobang (1987) dan Zhao Ziyang (1989) yang dipecat dari kedudukannya sebagai Sekjen PKC karena genggaman atas peradaban materi

terlalu ketat, sedangkan peradaban spiritual terlepas. Kata-katanya di depan Asosiasi Pengarang Cina janganlah menyebut-nyebut lagi tentang pemberantasan polusi spiritual maupun liberalisasi borjuis. Dalam memperhatikan sosialisme sebagai ideologi, terdapat dua kelompok besar yang mempunyai pendekatan yang berbeda. Golongan konservatif senantiasa berusaha agar sosialisme tidak memudar sebagai akibat kemajuan yang dicapai oleh kebijakan keterbukaan dan reformasi. BAB 3 KESIMPULAN

Sistem sosialisme pasar adalah suatu sistem dimana kepemilikan faktor produksi adalah oleh negara dan atau kepemilikan secara kolektif oleh publik. Keputusan apa yang harus diproduksikan sudah didesentralisasi dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang bekerja berdasarkan mekanisme pasar. Pasca Runtuhnya Uni Soviet, China mampu bertahan dan menjadika China sebagai Negara raksasa tebesar dengan kehadiran sistem ekonomi yang baru dan unik dari tokoh Deng Xiaoping. Dia memiliki visi yang inovatif dimana terjadi perkawinan antara sosialisme yang sudah mendarah daging dengan sisi positif kapitalisme. Sistem ekonomi hasil perkawinan ini kemudian dikenal dengan sistem sosialisme pasar, yaitu sosialisme yang khas ala China. Dalam sistem soialisme di Cina, perusahaan-perusahaan milik negara memang tetap menjadi pemain inti bagi ekonomi Cina, tetapi investasi asing mengalir masuk dengan lancar, dan perusahaan-perusahaan swasta tumbuh pesat. Akibatnya, wajah Cina tampil sebagai sebuah ekonomi pasar sosialis yang membangun sebuah sistem ekonomi di mana kepemilikan publik merupakan arus utama.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Boison, Max; John Child. 1996. Administrative Science Quartelrly. Penerbit: ProQuest

Dellios, Rosita. 2004. The Rise of China as a Global Power The Culture Mandala ( Rosita

Copyright,) Gittings, John. 2005. The Changing Face of China from Mao to Market. New york:

Magisterial Daily Telegraph.E-bookMorangos, John. 2006. International Journal of Political Economy. Publisher: periodicals.comPerkins , Dwight H.. 1988. Reforming Cinas Economic System, Publisher:

http://www.jstor.orgInternet

ABC, China. 2011. Zona Ekonomi Khusus dan Kota-kota Terbuka di Daerah Pantai.http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter3/chapter30503.htm diakses pada tanggal 10-22-2013

Prasetyo, Deni. 2012. Perbandingan ekonomi indonesia dengan china. http://maulidione.blogspot.com/2012/01/sistem-ekonomi-di-cina-amerika.html. Diakses pada tanggal 10-20-2013 John Morangos, International Journal of Political Economy (vol. 35, no. 3 2006), h. 67.

Max Boison; John Child. Administrative Science Quartelrly (ProQuest,1996) h.600.

Rosita Dellios. The Rise of China as a Global Power The Culture Mandala ( Rosita Copyright, 2004) h.325

China ABC. Zona Ekonomi Khusus dan Kota-kota Terbuka di Daerah Pantai. HYPERLINK "http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter3/chapter30503.htm" http://indonesian.cri.cn/chinaabc/chapter3/chapter30503.htm diakses pada tanggal 10-22-2013

Deni Prasetyo. Perbandingan ekonomi indonesia dengan china. HYPERLINK "http://maulidione.blogspot.com/2012/01/sistem-ekonomi-di-cina-amerika.html" http://maulidione.blogspot.com/2012/01/sistem-ekonomi-di-cina-amerika.html. Diakses pada tanggal 10-20-2013

Dwight H. Perkins.Reforming Cinas Economic System, ( Journal of Economic Literature June

1988) h.625