Chd

8
CARDIOVASCULER / HEART DISEASE 1. HIPERTENSI Hipertensi adalah suatu ketidak normalan (adanya peninggian) tekanan darah yang bisa menyebabkan kefatalan apabila dibiarkan dan tidak dilakukan suatu perawatan / kontrol rutin. Dalam suatu penelitian di Maryland, US Departement of Health and Human Service ditemukan bahwa hipertensi sendiri juga terjadi pada anak-anak, meskipun prevalensi kasus hipertensi semakin meningkatkan seiring dengan bertambahnya usia. Hal yang membedakan hipertensi pada anak-anak dan orang dewasa adalah tinggi tekanan darah sistole/diastole. Pada anak usia 12 tahun dengan tekanan darah 124/81 sudah bisa dikatakan bahwa anak tersebut memiliki gejala hipertensi. Berbeda dengan orang dewasa yang memiliki tekanan darah 140/90 dikatakan menderita hipertensi stage 1 (Little J.W et al, 2008) PENATALAKSANAAN Kelainan sistemik hipertensi dimasukkan ke dalam golongan penyakit yang memerlukan perawatan compromise medis. Hal tersebut dikarenakan pemberian dental treatment ada yang memerlukan waktu kunjungan beberapa kali dan juga perawatan yang memerlukan bedah minor maupun major. Apabila tekanan darah tinggi maka pasien tidak bisa dilakukan perawatan

description

f

Transcript of Chd

Page 1: Chd

CARDIOVASCULER / HEART DISEASE

1. HIPERTENSI

Hipertensi adalah suatu ketidak normalan (adanya peninggian) tekanan darah yang

bisa menyebabkan kefatalan apabila dibiarkan dan tidak dilakukan suatu perawatan /

kontrol rutin. Dalam suatu penelitian di Maryland, US Departement of Health and

Human Service ditemukan bahwa hipertensi sendiri juga terjadi pada anak-anak,

meskipun prevalensi kasus hipertensi semakin meningkatkan seiring dengan

bertambahnya usia. Hal yang membedakan hipertensi pada anak-anak dan orang

dewasa adalah tinggi tekanan darah sistole/diastole. Pada anak usia 12 tahun dengan

tekanan darah 124/81 sudah bisa dikatakan bahwa anak tersebut memiliki gejala

hipertensi. Berbeda dengan orang dewasa yang memiliki tekanan darah 140/90

dikatakan menderita hipertensi stage 1 (Little J.W et al, 2008)

PENATALAKSANAAN

Kelainan sistemik hipertensi dimasukkan ke dalam golongan penyakit yang

memerlukan perawatan compromise medis. Hal tersebut dikarenakan pemberian dental

treatment ada yang memerlukan waktu kunjungan beberapa kali dan juga perawatan yang

memerlukan bedah minor maupun major. Apabila tekanan darah tinggi maka pasien tidak

bisa dilakukan perawatan langsung, melainkan harus di konsulkan terlebih dahulu ke dokter

spesialis penyakit dalam (Little J.W et al, 2008).

Sebelum melakukan perawatan gigi diharuskan seorang dokter gigi melakukan

pengukuran tekanan darah pada anak. Hal ini memerlukan ruang pemeriksaan yang tenang,

serta kondisi anak yang tenang agar tidak mempengaruhi hasil pengukuran. Anak dapat

berbaring telentang dengan tangan lurus di samping badan atau duduk dengan lengan bawah

yang diletakkan di atas meja sehingga lengan atas berada setinggi jantung. Manset yang

digunakan harus sesuai dengan ukuran tubuh anak. Tekanan darah akan terlalu tinggi apabila

manset yang dipakai terlalu kecil dan terlalu rendah bila ukuran manset terlalu besar (Suparta

M et al, 2009).

Page 2: Chd

Penanganan anak dengan hipertensi ditujukan pada penyebab naiknya tekanan darah

dan mengurangi gejala. Kerusakan organ target, kondisi patologi lain , serta faktor risiko juga

mempengaruhi keputusan terapi. Pada anak dengan kondisi prahipertensi atau hipertensi

tingkat 1 dianjurkan terapi berupa perubahan gaya hidup. Terapi ini meliputi pengendalian

berat badan, olahraga yang teratur, diet rendah lemak dan garam, pengurangan kebiasaan

merokok pada anak remaja yang merokok, dan tidak mengkonsumsi alkohol. Korelasi yang

kuat terdapat pada anak yang berat badannya berlebih dengan peningkatan tekanan darah.

Pengurangan berat badan telah terbukti efektif pada anak obese disertai hipertensi.

Pengendalian berat badan tidak hanya menurunkan tekanan darah, tetapi juga menurunkan

sensitivitas tekanan darah terhadap garam, menurunkan risiko kardiovaskular lain seperti

dislipidemia dan tahanan insulin (Lurber Empar et al, 2009).

Penatalaksanaan pasien anak-anak bisa juga dengan menggunakan obat-obatan.

Diantaranya adalah Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitors (ACEI) (kaptopril, enalapril,

lisinopril, ramipril) dan Calcium Channel Blocking Agents (nifedipin, amlodipin, felodipin,

isradipin) adalah antihipertensi yang sering digunakan karena frekuensi efek sampingnya

yang rendah. Diuretika seperti (diuretik tiazid, loop diuretic, diuretik hemat kalium biasanya

digunakan sebagai terapi tambahan (Suparta M et al, 2009).

Dalam penggunaan anastesi (vasokonstriktor) pada pasien hipertensi anak-anak

harus diperhatikan dalam pemilihan jenis vasokontriktornya dan dosis yang diberikan.

Dianjurkan untuk menggunakan anastesi lokal karena penggunaan jenis anastesi tersebut

mampu mengontrol rasa sakit dan kegelisahan pasien anak-anak. Adrenalin bisa digunakan

pada pasien hipertensi dengan ketentuan tidak lebih atau sama dengan 1:100.000. Bisa

dengan menggunakan anastesi lokal mepivacaine 3%, obat tersebut memiliki efek

vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu lagi diberikan campuran vasokonstriksi (Little

J.W et al, 2008)

2. CONGENITAL HEART DISEASE

Kelainan jantung kongenital merupakan bentuk kelainan jantung yang sudah

didapatkan sejak bayi baru lahir. Kelainan jantung kongenital merupakan salah satu

dari kelainan kongenital pertumbuhan jantung pada anak anak yang menyerang 8

hingga 10 dari 1000 kelahiran per tahunnya. Yang termasuk Congenital Heart

Page 3: Chd

Disease pada anak adalah Ventricular septal defect (VSD), Patent Ducus Arteriosus

(PDA) dan Tetralogy Offallot (Syarif W.S, 2011, Bali Dental Sciece & Exhibition).

Pasien anak dengan kelainan jantung kongenital memerlukan perhatian khusus pada

saat mendapatkan perawatan gigi karena adanya beberapa alasan yaitu adanya resiko

terjadinya infeksi endokarditis akibat bakteremia tinggi pada saat melakuka

perawatan. Pasien anak yang menderita kelainan ini memiliki toleransi stress yang

rendah pada saat dilakukan perawatan gigi dan ditakutkan pula adaya komplikasi dari

kelainan jantung kongenital baik pada segi hematologi, respirasi, imunitas, dan

interaksi obat patut diperhatikan pada saat akan melakukan perawatan gigi dan mulut

(Jowet NI and Cabot LB, 2000).

PENATALAKSANAAN

Dalam perawatan gigi ada hal-hal yang harus diperhatikan selama perawatannya, dalam

aspek preventif ataupun kuratif dan rehabilitatif. Dari prosedur preventif yang harus

dilakukan adalah :

1. Pencegahan bakterialis di rumah

Pertimbangan penting dalam merencanakan perawatan gigi adalah mencegah penyakit

gigi dan mulut. Pasien dengan CHD termasuk ke dalam kelompok yang berisiko

terkena karies terutama pada periode gigi sulung. Dokter gigi harus membuat intruksi

home care yang baik pada orang tua dan pasien agar memelihara kesehatan gigi dan

mulutnya dengan baik karena bakteriaemia dapat terjadi/ diperberat oleh kebersihan

mulut yang buruk. Demikian juga pada pemakaian dental floss dan alat bantu

kebersihan gigi harus hati-hati karena pemakaian dental floss, semprot air bertekanan

tinggi dapat berisiko bakteriemia (Syarif W.S, 2011, Bali Dental Sciece &

Exhibition).

2. Prosedur preventif penyakit gigi dan mulut

Yang penting dalam perawatan anak dengan CHD adalah pencegahan penyakit gigi

dan mulut yang meliputi pemberian fluor baik sistemik ataupun lokal, penutupan fisur

yang dalam, yang dilanjutkan dengan melibatkan pemeliharaan kesehatan gigi dan

mulut di rumah (Syarif W.S, 2011, Bali Dental Sciece & Exhibition).

3. Pencegahan endokarditis bakterialis pada perawatan dental

Page 4: Chd

Pencegahan Endokarditis bakterialis meliputi pemberian profilaksis antibiotic pada

prosedur dental yang dapat mengakibatkan perdarahan mukosa, gusi/pulpa seperti

ekstraksi, perawatan pulpa. Sebaiknya perawatan gigi invasiv seperti ekstraksi,

perawatan endodontik dihindari karena dapat menyebabkan bakteriaemia bila tidak

dilakukan dengan hati-hati. Bila diperlukan sekali perawatan ekstraksi ataupun

perawatan endodontic maka harus dilakukan pemberian profilaksis antibiotik dan

pasien sebaiknya kumur dengan mouth wash (Syarif W.S, 2011, Bali Dental Sciece &

Exhibition).

Dalam segi perawatan dental prosedur kuratif dan rehabilitif, beberapa aspek yang

perlu diperhatikan yaitu : Penanganan pasien dengan kelainan jantung hams dilakukan

secara interdiciplinary approach dengan dokter spesialis jantung anak/cardiologist

anak dan spesialis lainnya seperti anesthesis. (Syarif W.S, 2011, Bali Dental Sciece &

Exhibition). Pemeriksaan dan konsultasi yang harus dilakukan adalah :

1. Riwayat medis meliputi riwayat kesehatan lampau dan saat sekarang, obat-obatan

yang dikonsumsi, riwayat opname.

2. Pemeriksaan oral dengan terapi komprehensif.

3. Profilaksis antibiotik. Hal ini dilakukan bila defek belum menutup dan pasien

akan dilakukan perawatan saluran akar gigi, ekstraksi dengan pendekatan

konvensional. Hal ini dapat dilakukan bila defek sudah ditutup atau menutup

spontan, dengan sebelumnya selalu berkonsultasi dengan cardiologist anak.

Amoxicillin merupakan drug of choice antibiotik untuk profilaksis antibiotic

dalam pencegahan endokarditis bakterialis.

4. Pada kasus rampan karies dengan kasus kelainan jantung berat (TOF) maka harus

dilakukan koordinasi perawatan dengan dokter spesialis lain yang terkait

(cardiolog anak, anesthetist, dokter gigi anak ) dan perawatan dental dilakukan

dengan pendekatan farmakologi taitu di bawah anestesi umum, karena perawatan

dapat selesei dalam satu sesi. Dalam hal ini dirujuk ke bagian Special Care

Dentistry dan dirawat secarainterdisiplin. Selalu berkonsultasi dengan dokter

jantung yang merawat, harus diingat bahwa tipe sianosis merupakan kelompok

yang berisiko saat akan dilakukan anestesi umum.

5. Rencana perawatan pada pasien dengan kelainan jantung dibawah anestesi umum

adalah: premedikasi, profilaksis antibiotic, anesthesia, dan pertimbangan bedah.

Page 5: Chd

6. CHD tipe sianosis tertentu berisiko untuk mengalami hipoksia, polisitemia,

koagulasi intravascular, disfungsi hati, oleh karena itu hams hati-hati agar

meminimalisir bahaya.

7. Merupakan kontra indikasi prosedur dental elektif pada pasien gangguan jantung

tertentu seperti infark myocardial, aritmia yang tidak terkontrol, dan congesti

heart failure .

8. Perawatan dental dapat dilakukan balk dengan pendekatan konvensional/non

farmakologi maupun dengan pendekatan farmakologi tergantung berat ringannya

kasus.

SUMBER

1. Anderson et al (2013) Guidance on the dental management of patients with

haemophilia and congenital bleeding disorders. British Dental Journal 215:497-504.

2. Kendall C, Lizabeth R, Julie GW. 2013. Herditary bleeding disorders-general.

PathologyOutlines.com, Inc. University of Mexico

3. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. 2008. Dental Management of the

Medically Compromised Patient, 8th ed. Missouri, USA : Elsevier Mosby

4. Supartha M, Suarta IK, Winaya IBA. 2009. Hipertensi Pada Anak. Bali : Majalah

Kedokteran Indonesia, Volum: 59, Nomor: 5, Mei 2009

5. Lurbe E, Cifkova R et al. 2009. Management of High Blood Pressure in Children and

Adolescents: recommendations of the European Society of Hypertension. Valencia,

Spain : Journal of Hypertension 2009, Vol 27 no 9

6. Syarif WS. 2011. Perawatan Dental pada Anak Kelainan Jantung. Bali : Bali Dental

Science & Exhibition, 17 September 2011