Chapter l

download Chapter l

of 5

description

ec

Transcript of Chapter l

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Jumlah penduduk dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini

    merupakan masalah yang cukup serius, tidak saja bagi negara-negara yang berkembang

    seperti Indonesia tetapi juga negara-negara lain di dunia ini. Pertumbuhan penduduk

    yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah yang rumit bagi pemerintah dalam usaha

    mengembangkan dan meningkatkan taraf hidup warga negaranya. Untuk mengendalikan

    jumlah penduduk yang besar dengan laju pertumbuhan penduduk yang relatif masih

    tinggi, pemerintah mencanangkan suatu Program Keluarga Berencana (KB) Nasional

    (BKKBN, 2008).

    Keluarga berencana merupakan upaya peningkatan kepedulian dan peran serta

    masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan

    ketahanaan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

    Sedangkan kesehatan reproduksi merupakan kesehatan secara fisik, mental, dan

    kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan

    fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan

    kecacatan (BKKBN, 2006).

    Program KB Nasional merupakan program pembangunan sosial dasar yang sangat

    penting artinya pembangunan nasional dan kemajuan bangsa. Undang-Undang RI

    Nomor 10 tahun 1992 Pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa KB adalah upaya peningkatan

    kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

    1 Universitas Sumatera Utara

  • pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan

    keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (BKKBN, 2008).

    Program KB sebagai salah satu kebijakan pemerintah dalam bidang

    kependudukan, memiliki implikasi yang tinggi terhadap pembangunan kesehatan, oleh

    karena itu program KB memiliki posisi strategis dalam upaya pengendalian laju

    pertumbuhan penduduk melalui kelahiran dan pendewasaan usia perkawinan, maupun

    pembinaan ketahanan dan peningkatan kesejahteraan keluarga dalam mewujudkan

    keluarga kecil bahagia dan sejahtera, sehingga memungkinkan program dan gerakan KB

    diposisikan sebagai bagian penting dari strategi pembangunan ekonomi (Suratun dkk,

    2008).

    Dari data yang ada di BKKBN Sumatera Utara untuk Kota Medan pada bulan

    Agustus 2009 diperoleh 317.084 Pasangan Usia Subur, dimana 209.337 (66,02%)

    pasangan merupakan peserta Akseptor KB aktif, sedangkan 107.747 (33.98%) pasangan

    tidak merupakan Akseptor KB. Data pemakaian kontrasepsi menunjukkan bahwa jumlah

    peserta KB perempuan lebih tinggi dibandingkan pria. Dari akseptor KB yang ada

    200.920 orang (95,81%) adalah wanita yang berKB, sedangkan pria yang menjadi

    akseptor KB sebanyak 8.417 orang (4,19%). Padahal selayaknya pria juga diharapkan

    berperan aktif, karena pria mempunyai hak-hak reproduksi yang sama dengan

    perempuan, pria juga bertanggung jawab secara sosial, moral dan ekonomi dalam

    membangun keluarga. Dari akseptor KB pria yang ada pada bulan Agustus 2009, 7.973

    orang (94,72%)menggunakan kondom sedangkan 444 orang (5,28%) menggunakan

    metode Medis Operasi Pria (MOP) (BKKBN SUMUT, 2008).

    2 Universitas Sumatera Utara

  • Rumor dan fakta tentang vasektomi di masyarakat seperti vasektomi sama dengan

    kebiri, dapat membuat pria impotensi, dapat menurunkan libido, membuat pria tidak bisa

    ejakulasi, tindakan operasi yang menyeramkan pria/suami dapat dengan mudah untuk

    selingkuh, dan beberapa pria cemas terhadap prosedur pelaksanaan Vasektomi. Ternyata

    turut mempengaruhi rendahnya keikutsertaan pria dalam melakukan Vasektomi (Everet,

    2005).

    Dari hasil survey pendahuluan data yang diperoleh dari Kecamatan Teluk Nibung

    Kelurahan Sei Merbau, jumlah penduduknya sebesar 5.730 orang dengan jumlah PUS

    nya 1700 pasang, jumlah Akseptor KB 917 orang, jumlah peserta KB yang

    menggunakan metode kontrasepsi Vasektomi pada tahun 2012 sangat sedikit hanya 5

    orang dan 50 Akseptor kondom.

    Maka dari hasil data survey diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi di

    Kelurahan Sei Merbau Kecamatan Teluk Nibung.

    2. Pertanyaan Penelitian

    2.1.Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi

    di Kelurahan Sei Merbau Kecamatan Teluk Nibung?

    3. Tujuan Penelitian

    3.1. Tujuan Umum

    Menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat akseptor

    vasektomi di Kelurahan Sei Merbau Kecamatan Teluk Nibung.

    3 Universitas Sumatera Utara

  • 3.2. Tujuan Khusus

    a. Menggambarkan faktor umur responden sebagai faktor yang mempengaruhi

    rendahnya minat akseptor Vasektomi

    b. Menggambarkan faktor tingkat pendidikan responden sebagai faktor yang

    mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi

    c. Menggambarkan faktor ekonomi responden sebagai faktor yang

    mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi

    d. Menggambarkan faktor Suku responden sebagai faktor yang mempengaruhi

    rendahnya minat akseptor Vasektomi

    e. Menggambarkan faktor agama responden sebagai faktor yang mempengaruhi

    rendahnya minat akseptor Vasektomi

    f. Menggambarkan faktor tingkat pengetahuan responden sebagai faktor yang

    mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi

    g. Menggambarkan faktor sikap responden sebagai faktor yang mempengaruhi

    rendahnya minat akseptor Vasektomi

    h. Menggambarkan faktor dukungan petugas KB sebagai faktor yang

    mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi

    4. Manfaat Penelitian

    4.1. Bagi Institusi Pendidikan

    Sebagai informasi tambahan terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

    rendahnya minat akseptor Vasektomi yang berkontribusi terhadap mata kuliah

    maternitas.

    4 Universitas Sumatera Utara

  • 4.2. Petugas Kesehatan

    Sebagai bahan masukan bagi petugas (provider) kesehatan dalam rangka

    meningkatkan pelayanan KB khususnya pelayanan kontrasepsi Vasektomi demi

    terciptanya metode kontrasepsi efektif dan berjangka panjang.

    4.3. Bagi penelitian Selanjutnya

    Sebagai sumber data atau masukan bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan

    dengan faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat akseptor Vasektomi.

    5 Universitas Sumatera Utara