Chapter II 5
-
Upload
biyandd-ntuu-akkuu -
Category
Documents
-
view
22 -
download
2
Transcript of Chapter II 5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Perangkat Lunak Metode Elemen Hingga
Aplikasi Metode Elemen Hingga sebagai salah satu metode numerik untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan rekayasa tentu saja tidak terlepas dari
perkembangan komputer dengan berbagai bidang terkait lainnya seperti Computer
Aided Design (CAD) dan Computer Aided Engineering (CAE) terus menerus
menjadi konsentrasi yang diminati bidang rekayasa. Hal ini dapat dibuktikan dari
makin ramainya penawaran berbagai perangkat lunak metode elemen hingga
dengan beragam kemampuan rekayasa yang berkemampuan tinggi untuk
memenuhi tantangan dan permintaan dari kalangan industri dalam membantu
menyelesaikan masalah-masalah aktual mereka.
Pada penggunaannya, secara umum perangkat lunak metode elemen
hingga memiliki tiga tahapan utama, yakni :
1. Prepocessing,
Pada tahap ini pengguna membuat model yang menjadi bagian untuk
dianalisis yang mana geometri tersebut dibagi-bagi menjadi sub-bagian-sub-
bagian yang terdiskritisasi atau disebut “elemen”, dihubungkan pada titik
diskritisasi yang disebut “node”. Node tertentu akan ditetapkan sebagai bagian
melekat yang kaku (fix displacement) dan bagian lain ditentukan sebagai
bagian kena beban (load).
2. Analysis
Pada tahap ini data-data yang dimasukkan pada tahap preprocessing
sebelumnya akan digunakan sebagai input pada code elemen hingga untuk
membangun dan menyelesaikan sistem persamaan aljabar linier atau non
linier.
Universitas Sumatera Utara
k . (x) = F (2.1)
dimana x dan F merupakan displacements dan gaya luar yang diberikan pada
suatu titik. Informasi matrix k tergantung pada tipe persoalan yang sedang
terjadi, dan modul akan mengarah pada pendekatan analisis truss dan tegangan
linier elastis. Perangkat lunak berbayar sudah memiliki kemampuan lebih yang
mampu menyelesaikan banyak tipe persoalan.
3. Post-processing
Menampilkan hasil akhir setelah penganalisisan oleh modul penganalisis
dengan menampilkan data displacements dan tegangan pada posisi bagian
yang terdiskritisasi pada model geometri. Post-processor biasanya
menampilkan grafis dengan kontur warna yang menggambarkan tingkatan
tegangan yang ternjadi pada model geometri. (Saeed Moaveni, 1999)
Perangkat lunak metode elemen hingga ada yang merupakan perangkat
lunak berbayar (commercial FEA software) dan ada pula perangkat lunak yang
tidak berbayar (free FEA software).
2.1.1 Perangkat Lunak Metode Elemen Hingga Berbayar
Analisis elemen hingga (FEA) kini sudah banyak diminati oleh berbagai
industri dikarenakan kehandalan dan kecepatan dalam hal optimalisasi pada dunia
desain dan analisis. Untuk itu, selain perangkat keras dengan performa tinggi
harus ada pula perangkat lunak untuk analisis elemen hingga yang canggih.
Perangkat lunak elemen hingga yang memiliki kemampuan lebih baik
sering dikatakan dengan istilah general purpose FEA software atau perangkat
lunak pilihan yang umum untuk analisis elemen hingga. Prangkat lunak ini
biasanya memiliki kapabilitas yang tinggi untuk hal analisis elemen hingga seperti
mampu menganalisis linier statis, non linier statis, analisis dinamis, analisis
modal, distribusi temperatur dan kemampuan analisis lainnya yang terpadu dalam
Universitas Sumatera Utara
satu perangkat lunak, kebanyakan dari perangkat lunak ini adalah berbayar.
Perangkat lunak elemen hingga yang mengerjakan permasalah khusus
disebut spesial purpose FEA software seperti khusus menyelesaikan masalah
perpindahan panas, atau khusus menyelesaikan permasalahan liner struktur
maupun yang khusus menyelesaikan masalah dinamik.
Terdapat banyak perangkat lunak elemen hingga yang berbayar dan ada
pula yang tidak berbayar. Adapun beberapa perangkat lunak berbayar yang dapat
dilihat dari wikipedia diantaranya adalah Abaqus, Nastran, Ansys, CosmosWork,
LS-Dyna, Pro-Mecanica, SAP2000 dan banyak lagi yang hampir semua perangkat
lunak tersebut sangat baik perfroma dan kemudahan bagi penggunanya.
Sedangkan untuk perangkat lunak yang tidak berbayar antara lain adalah Calculix,
Code Aster, Salome Meca, Elmer, Felt, FEMM, freeFEM, Impact, OpenFoam,
TOGHNOG dan banyak lagi. (www.wikipedia.com)
Perangkat lunak elemen hingga yang berbayar, yakni perangkat lunak yang
memiliki kemampuan yang baik dalam hal ketepatan dan kemudahan penggunaan.
Adapun kelebihan dari perangkat lunak elemen hingga berbayar adalah praktis
dan mudah digunakan, memiliki perusahaan khusus yang bertanggung jawab
penuh terhadap pengguna (konsumen). Salah satu perangkat lunak elemen hingga
sangat baik adalah Microsoft Visual Nastran.
2.1.2 Microsoft Visual Nastran 2004
Microsoft Visual Nastran adalah salah satu perangkat lunak berbayar yang
merupakan general purpose FEA software yang artinya merupakan perangkat
lunak yang memiliki banyak kemampuan analisis permasalahan baik itu
permasalahan-permasalahan satis linier/nonlinier, perpindahan panas, vibrasi,
analisis truss, maupun impact dinamis.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Microsoft Visual Nastran 2004
2.2 Perangkat Lunak Sumber Terbuka (Open Source Software)
Open source adalah semua listing program dari kode sumber sistem
operasi (operating system) tersebut dapat dilihat, dimodifikasi, dan didistribusikan
tanpa ada larangan dari siapa pun dengan syarat kode sumber asli tetap disertakan
dalam distribusi tersebut (Azikin, 2004).
Konsep open source software (OSS) pada intinya adalah membuka source
code dari suatu software. Dengan mengetahui logika yang ada di kode sumber,
maka orang lain dapat membuat perangkat lunak yang sama fungsinya. Setiap
orang dibolehkan membuat perangkat lunak, membuka kode sumbernya,
mempatenkan algoritmanya, medaftarkan hak ciptanya, dan dapat pula menjual
perangkat lunak tersebut. (www.wikipedia.com/open_osurce)
Sistem Operasi Linux merupakan salah satu sistem operasi yang open
source. Linux diperkenalkan secara umum oleh Linus Trovalds di tahun 1991,
sifat Linux yang open source membuat terknologi perangkat lunak maju dengan
pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan bermunculannya distro Linux dan berbagai
macam aplikasi (Azikin, 2004).
Distro linux adalah distribusi linux yang dilengkapi program-program lain
seperti compiler, editor, desktop manager, dan dilengkapi sejumlah paket aplikasi
Universitas Sumatera Utara
mulai dari aplikasi perkantoran, desain grafis, akuntansi dan pembukuan, hiburan,
dan internet. Beberapa distro Linux populer diantaranya Debian Linux, Ubuntu,
Sabily, Red Hat, SuSE Linux,Mandrake, Kubuntu, dan sebagainya (Azikin, 2004).
2.2.1 Perangkat Lunak Metode Elemen Hingga Berbasis Open Source
Perangkat lunak open source untuk analisis metode elemen hingga dapat
diunduh secara langsung dan gratis melalui situs www.sourceforge.net dan situs
lainnya, perangkat lunak tersebut antara lain Code Aster, Salome Meca, CalculiX,
Toghnog, freefem++, OpenFoam, Code Saturne, Elmer, FELT, Code Aster, Code
Saturne, Salome, Salome Meca, FreeFem, ELFE - ELektromagnetische
FEldberechnung (ELectromagnetic FiEld computation using java), OFELI (Object
Finite Element LIbrary), CALFEM, MyFEM, FELT, Impact dan lain sebagainya.
Adapun alasan menggunakan perangkat lunak elemen hingga yang
berbasis sumber terbuka (open source) adalah :
1. Mudah diperoleh karena tersedia di internet untuk diunduh langsung
2. Lisensi tidak berbayar sehingga menjadi solusi untuk lingkungan
akademik
3. Bebas untuk disalin, didistribusikan ulang dan dimodifikasi sesuai
keinginan
4. Insinyur dan para peneliti bisa berkreasi tanpa batas dikarenakan kode
sumber yang disertakan dan dapat dimodifikasi tanpa ada yang
melarang.
2.2.2 Salome
Salome adalah perangkat lunak gratis yang menyediakan menu utama
untuk pre-processing dan post-processing untuk simulasi numerik. Salome
memiliki arsitektur terbuka dan fleksibel yang terbuat dari komponen yang dapat
digunakan ulang sebagai perangkat lunak bebas. Salome menawarkan simulasi
Universitas Sumatera Utara
yang baik mengenai perilaku struktural. (www.salome-platform.com)
Salome sendiri menggabungkan beberapa komponen perangkat lunak,
yang dibangun sedemikian rupa sehingga memungkinkan untuk mengintegrasikan
pemecah (solver) dan algoritma meshing yang ada bersama dengan spesifikasi
sifat fisik untuk domain yang diberikan. Berbagai komponen ini harus bekerja
sama secara dinamis dan terkonfigurasi.
Salome merupakan sebuah aplikasi CAD/CAE dengan menu yang
terintegrasi yang terdiri dari modul-modul, yakni :
a. Modul Geometry
Modul geometry berfungsi untuk melakukan pemodelan geometri
dan dapat juga melakukan proses import/export arsip (file) geometri dalam
format iges, step dan brep.
b. Modul Mesh
Modul mesh berfungsi untuk melakukan meshing pada geometry
dari modul geometry dan pengecekan kualitas meshing, bisa juga untuk
melakukan proses export/import arsip geometri yang sudah dilakukan
mesh ke dalam format med, unv, ascii.
c. Modul Post-Pro,
Salah satu kelebihan dari salome Meca adalah bahwa Salome Meca
memiliki tampilan post-processing dengan berbagai jenis tampilan yang
sangat menarik seperti yang ada pada perangkat lunak berbayar lainnya.
Modul post-pro berfungsi untuk melakukan post-processing dan analisis
hasil simulasi baik dengan skalar maupun vektor.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Modul post-processing pada Salome
Penyelesaian analisis (solving) dilakukan oleh satu paket aplikasi
khusus yang terpisah dengan salome yang bernama Code Aster.
2.2.3 Code Aster
Code Aster adalah paket perangkat lunak open source untuk analisis
struktur teknik dengan elemen hingga dan simulasi numerik dalam mekanika
struktural yang awalnya dikembangkan sebagai aplikasi rumahan oleh perusahaan
Perancis EDF pada bulan Oktober 2001 sebagai perangkat lunak bebas di bawah
ketentuan GNU Lisensi Publik Umum. (www.wikipedia.com/code_aster)
Code Aster terdiri dari 1.500.000 baris kode program Fortran dan Python,
dan sedang terus dikembangkan, diperbaharui dan ditingkatkan. Code aster ini
dibangun oleh perusahaan Nuklir Perancis bernama Electric De France (EDF).
Electric de France (EDF) memfokuskan perangkat lunak ini sebagai alat bantu
dalam industri nuklir, sebagian besar bidang perangkat lunak telah divalidasi oleh
perbandingan independen dengan hasil analisis atau percobaan dan perbandingan
terhadap kode-kode lain.
Perangkat lunak ini dilengkapi dengan sekitar 2.000 pengetesan.
Universitas Sumatera Utara
Dokumentasi Code Aster mewakili lebih dari 14.000 halaman buku pedoman
pengguna, teori kompilasi dalam mekanika, contoh soal, manual verifikasi yang
sebagian besar dokumentasi tersebut adalah berbahasa Prancis.
2.2.4 Salome Meca
Salah satu perangkat lunak metode elemen hingga yang mempunyai
kemampuan analisis setara dengan perangkat lunak metode elemen hingga
berbayar adalah Salome Meca. Salome Meca adalah gabungan dari Salome dan
Code Aster. Salome digunakan sebagai pre-processing (pemodel solid dan
meshing) dan post-processing sedangkan Code Aster sebagai pemecah (solver)
elemen hingga.
Salome meca adalah perangkat lunak elemen hingga berbasis open source
yang digunakan untuk melakukan analisis mekanik statis linier dan non-linier,
dinamika, analisis thermal dan struktur mekanik, dan analisis modal. Salome meca
merupakan kompilasi dari salome dan Code Aster yang dibuat khusus untuk dapat
melakukan analisis mekanika dengan cara yang lebih mudah.
Salome Meca berbeda dengan Salome. Salome hanya merupakan
perangkat lunak untuk pemodelan, meshing dan post-processing sementara untuk
penyelesaian (solver) pada salome tidak ada. Untuk itu Salome Meca dibuat
sebagai gabungan dari Salome dan Code Aster. Skema penyelesaian studi elemen
hingga dengan salome meca dapat dilihat pada gambar 2.3.
Salome Meca yang digunakan dalam penelitian ini adalah Salome Meca
2009 yang di dalamnya merupakan integrasi dari beberapa paket aplikasi sebagai
berikut :
• Salome versi 4.1.4 GUI
• Code aster versi 9.4
• Manager study ASTK versi 1.8.0
• Editor command file EFICAS versi 1.17
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Skema penyelesaian elemen hingga dengan salome dan Code Aster.
www.caelinux.com
2.3 Metode Elemen Hingga
Metode Elemen Hingga (Finite Element Method) adalah salah satu metode
numerik untuk menyelesaikan berbagai problem rekayasa, seperti mekanika
struktur, mekanika tanah, mekanika batuan, mekanika fluida, hidrodinamik,
aerodinamik, medan magnet, perpindahan panas, dinamika struktur, mekanika
nuklir, aeronautika, akustik, mekanika kedokteran dan sebagainya. (Katili, Irwan.
2008).
Gambar 2.4 Struktur rangka batang Indrakto, Rifky. (2007)
Struktur rangka batang dimana batang-batang antara dua titik hubung yang
membentuk elemen rangka secara otomatis diperlakukan sebagai elemen hingga
seperti yang terlihat pada gambar 2.3, sedang gambar 2.4 menunjukan diskretisasi
benda pejal umum yang keduanya dianalisis dengan metode elemen hingga.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5 Diskrtisasi benda pejal umum
Tujuan utama analisis dengan menggunakan metode elemen hingga adalah untuk
memperoleh pendekatan tegangan dan peralihan (displacement) yang terjadi pada
suatu struktur (Indrakto, Rifky. 2007)
2.3.1 Matriks Kekakuan Elemen
Memodelkan suatu elemen dan memberikan beban, diperlukan persamaan
yang menghubungkan antara beban berupa gaya dan momen yang diberikan pada
nodal elemen dengan perpindahan berupa translasi dan rotasi pada nodal tersebut.
Hubungan tersebut dapat diberikan dengan persamaan:
[ ] }{}{ uKF = (2.2)
Di mana :
{F} = Matriks kolom gaya dan momen pada nodal elemen.
[K] = Matriks kekakuan elemen.
{u} = Matriks kolom berisi perpindahan translalasi dan rotasi nodal elemen.
Moaveni, Saeed. (1999)
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Tipe – Tipe Elemen Dalam Metode Elemen Hingga
Terdapat berbagai tipe bentuk elemen dalam metode elemen hingga yang
dapat digunakan untuk memodelkan kasus yang akan dianalisis, yaitu :
a. Elemen satu dimensi
Elemen satu dimensi terdiri dari garis (line). Tipe elemen ini yang paling
sederhana, yakni memiliki dua titik nodal, masing-masing pada ujungnya, disebut
elemen garis linier. Dua elemen lainnya dengan orde yang lebih tinggi, yang
umum digunakan adalah elemen garis kuadratik dengan tiga titik nodal dan
elemen garis kubik dengan empat buah titik nodal.
a. Kubik b. Kuadratik c. Linier
Gambar 2.6 Elemen 1 dimensi Susatio, Yerri. (2004)
b. Elemen dua dimensi
Elemen dua dimensi terdiri dari elemen segitiga (triangle) dan
elemen segiempat (quadrilateral). Elemen orde linier pada masing-masing
tipe ini memiliki sisi berupa garis lurus, sedangkan untuk elemen dengan
orde yang lebih tinggi dapat memiliki sisi berupa garis lurus, sisi yang
berbentuk kurva ataupun dapat pula berupa kedua-duanya.
Gambar 2.7 Elemen 2 dimensi segitiga dan segiempat
Susatio, Yerri. (2004)
c. Elemen tiga dimensi
Universitas Sumatera Utara
Elemen tiga dimensi terdiri dari elemen tetrahedron, dan elemen
balok.
Gambar 2.8 Elemen 3 dimensi tetrahedra dan balok Susatio, Yerri. (2004)
Adapun elemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah elemen
tetrahedron.
2.3.3 Penerapan Metode Elemen Hingga pada kasus linier statis
Pemahaman mengenai metode elemen hingga untuk kasus solid
mekanik pada aplikasi linier statis memerlukan pemahaman mengenai dasar
dari pengetahuan mekanika teknik. Metode elemen hingga akan menggantikan
kemampuan analisis manual dengan analisis menggunakan kompuer yang
tentunya diharapkan akan memiliki kemampuan yang jauh lebih teliti. Untuk
itu, sebagai dasar pemahaman analisis dengan metode elemen hingga pada
komputer harus dipahami terlebih dahulu mengenai pengetahuan mekanika
teknik.
2.3.3.1 Konsep Tegangan – Regangan
Konsep mengenai tegangan dan regangan yang terjadi pada elemen
tiga dimensi akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Konsep Tegangan
Tegangan didefinisikan sebagai besaran gaya yang bekerja pada
suatu satuan luas. Secara matematis definisi tersebut dapat ditulis
sebagai :
AF
=σ (2.3)
Universitas Sumatera Utara
Dimana :
σ = tegangan normal (N/m2)
F = gaya yang bekerja tegak lurus terhadap potongan (N)
A = luas bidang (m2)
Shigley, Joseph E. (2004)
Pada suatu bidang yang dikenal suatu gaya akan terdapat dua
jenis tegangan yang mempengaruhi bidang tersebut, yaitu
sebagaimana terlihat pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Tegangan yang berkerja pada suatu bidang
Gere, Timoshenko.(2000)
Keterangan :
σ x= tegangan normal yang bekerja pada bidang x
σ y= tegangan normal yang bekerja pada bidang y
σ z= tegangan normal yang bekerja pada bidang z
τ xy= tegangan geser yang bekerja pada bidang normal x dalam arah y
τ xz= tegangan geser yang bekerja pada bidang normal x dalam arah z
τ yx= tegangan geser yang bekerja pada bidang normal y dalam arah x
τ yz= tegangan geser yang bekerja pada bidang normal y dalam arah z
Universitas Sumatera Utara
Adapun persamaan tegangan normal untuk untuk bidang tiga dimensi
adalah sebagai berikut :
[ ])ε+υ(ε+υ)(ε)v)(+(
E=σ zyx −−
12v11x
[ ])ε+υ(ε+υ)(ε)v)(+(
E=σ zxy −−
12v11y (2.4)
[ ])ε+υ(ε+υ)(ε)v)(+(
E=σ yxz −−
12v11z
Allaire, Paul E.(1985)
Analisis perangkat lunak elemen hingga biasanya memiliki
kelebihan untuk dapat menghasilkan nilai tegangan von mises atau
tegangan ekivalen, yakni jenis tegangan yang mengakibatkan kegagalan
pada struktur material yang dirumuskan oleh penemunya yang bernama
Von Mises. Untuk menentukan tegangan von Mises terlebih dahulu
dihitung tegangan utama yang bekerja pada sturktur dengan persamaan
(2.4) diatas, Setelah tegangan-tegangan utama ditemukan maka tegangan
Von Mises bisa didapat dengan persamaan :
[ ] [ ] [ ] 2/1213
232
221'
2
−+−+−
=σσσσσσσ (2.5)
Shigley, Joseph E. (2004)
Komponen lain dari intensitas gaya yang bekerja sejajar dengan
bidang dari luas elemen adalah seperti terlihat pada gambar (2.9) di atas
adalah tegangan geser yang dilambangkan dengan τ , yang secara
matematis didefinisikan sebagai :
AV
=τ (2.6)
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
τ : tegangan geser (N/m2)
V : komponen gaya yang sejajar dengan bidang elementer (N)
A : luas bidang (m2)
Shigley, Joseph E. (2004)
Adapun persamaan tegangan geser untuk persoalan tiga dimensi
adalah c sebagai berikut :
τxy = xyxy γG=γv)+(
E .12
τxz = xzxz γG=γv)+(
E .12
(2.7)
τyz = yzyz γG=γv)+(
E .12
Allaire, Paul E.(1985)
2. Konsep Regangan
Regangan dinyatakan sebagai pertambahan panjang per satuan
panjang. Hukum Hooke menyatakan bahwa dalam batas-batas tertentu,
tegangan pada suatu bahan adalah berbanding lurus dengan regangan.
Regangan dapat ditulis sebagai :
(2.8)
Dimana :
ε : regangan
δ : pertambahan panjang total (m)
L : panjang mula – mula (m)
Shigley, Joseph E. (2004)
Universitas Sumatera Utara
Hubungan regangan peralihan untuk benda elastis menurut Paul E
Allaire (1985) dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut :
{ε}= [d]{u} (2.9)
Dimana :
{ε} = matrik kolom regangan
[d] = matrik operator dengan peralihan
{u} = matrik kolom peralihan
Dengan matrik kolom peralihan (displacement):
{ }
=
wvu
u (2.10)
Dimana : u, v, w berturut – turut merupakan fungsi peralihan
(displacement) elemen terhadap x, y, z dan matrik regangannya adalah :
{ }
=
xz
yz
xy
z
y
x
γ
γ
γε
εε
ε (2.11)
Dimana : zyx εεε ,, berturut – turut merupakan regangan normal arah x,
y, dan z yang besarnya:
zw
yv
xu
zyx ∂∂
=∂∂
=∂∂
= εεε ,, (2.12)
Sedangkan xzyzxy γγγ ,, berturut – turut merupakan regangan geser arah
bidang xy, yz, xz yang besarnya :
Universitas Sumatera Utara
(2.13)
Operator regangan peralihan [d] dalam persamaan (2.9) adalah
(2.14)
3. Hubungan Tegangan dan Regangan
Hubungan tegangan – regangan untuk material isotropis secara
umum menurut Paul E Allaire (1985) dapat ditulis sebagai berikut :
{σ }= [E] {ε} (2.15)
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
{σ} = vektor tegangan
[E] = matriks elastisitas elemen
{ε} =vektor regangan
Dengan vektor tegangan :
{ }
=
xz
yz
xy
z
y
x
τ
τ
τσ
σσ
σ (2.16)
zyx σσσ ,, berturut – turut merupakan tegangan normal arah x, y, z,
sedangkan xzyzxy τττ ,, berturut – turut merupakan tegangan geser arah
bidang xy, yz, xz seperti pada persamaan (2.4) dan (2.7).
Bentuk matriks [E] untuk bahan isotropis yang sederhana adalah :
(2.17)
Material ini memiliki dua konstanta bebas, yaitu E (modulus elastisitas
bahan)dan v (poisson ratio), parameter e1, e2 dan e3 yang digunakan dalam
persamaan ini sama dengan regangan bidang, yaitu :
(2.18)
Poisson ratio (v)
Universitas Sumatera Utara
adalah perbandingan dari kontraksi regangan transversal terhadap
regangan perluasan longitudinal searah sumbu gaya, dimana perubahan
bentuk tarik bernilai positif dan perubahan bentuk tekan bernilai negatif.
aksialregangan lateralregangan
−=υ (2.19)
Nilai Poisson ratio berbeda-beda untuk setiap bahan sesuai
karakteristik bahan tersebut.
2.3.3.2. Pemilihan Elemen
Struktur crane hook terbuat dari baja dengan sedemikian rupa
sehingga membentuk sistem struktur pejal (solid). Struktur pejal tersebut
akan menerima beban aksial maupun lentur, sehingga elemen tersebut
dapat diberlakukan sebagai elemen hingga. Pada Salome Meca, semua
benda yang dimodelkan didalamnya akan dianalisis dengan tiga dimensi
(elemen heksahedron, elemen tetrahedron) sebagai subregionnya atau
elemen hingganya. Elemen heksahedron hanya digunakan pada benda
pejal yang mempunyai bentuk geometri sederhana, oleh karena strktur
Crane hook ini mempunyai bentuk yang rumit maka untuk mencapai
bentuk geometri yang maksimal digunakan elemen tetrahedron. Elemen
tetrahedron sendiri mempunyai dua model elemen, yaitu:
1. Elemen TET-4,
Elemen TET-4 yaitu elemen tetrahedron yang mempunyai empat
titik nodal di keempat titik sudutnya. Elemen ini adalah bentuk tiga
dimensi dari elemen segitiga. Elemen ini sering juga disebut elemen
tetrahedron regangan konstan yang analog dengan segitiga regangan
konstan (constan strain three angle-CST)
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10 Elemen Tetrahedron 4 titik nodal
Indrakto, Rifky. (2007)
2. Elemen TET-10,
Elemen TET-10 yaitu elemen tetrahedron yang mempunyai
sepuluh titik nodal dengan 4 titik nodal sudut dan 6 titik nodal tengah
sisi yang merupakan bentuk elemen tiga dimensi dari elemen segitiga.
Elemen ini disebut juga tetrahedron regangan linear yang analog
dengan elemen segitiga regangan linier (linear strain three angle-
LST).
Gambar 2.11 Elemen Tetrahedron 10 titik nodal
Indrakto, Rifky. (2007)
Universitas Sumatera Utara
Kapasitas kemampuan komputer yang digunakan untuk
menganalisis elemen TET-10 adalah sangat tinggi dikarenakan tingginya
derajat dan iterasi perhitungan, sehingga menggunakan elemen TET-4
adalah merupakan pemilihan elemen yang lazim digunakan agar analisa
dapat berhasil pada spesifikasi komputer biasa.
2.3.3.3 Sifat Mekanik Bahan
Material crane hook merupakan material baja yang memiliki sifat
mekanik tertentu, dengan mengetahui sifat mekanik suatu bahan, maka
dapat diketahui beberapa parameter untuk menentukan material yang tepat
untuk kasus pembebanan tertentu sehingga bisa diperoleh perancangan
yang aman dan produksi yang ekonomis.
1. Elastisitas
Pemilihan material logam untuk pembuatan crane hook, harus
diperhatikan sifat-sifat material logam terebut terlebih dahulu, antara lain
seperti kekuatan (strength), keliatan (ductility), maupun kekerasan
(hardness). Sifat mekanik material didefinisikan sebagai ukuran
kemampuan material untuk menahan gaya atau tegangan. Pada saat
menahan beban, struktur molekul berada dalam keseimbangan. Gaya luar
pada proses penarikan tekanan, pemotongan,penempaan, pengecoran dan
pembengkokan mengakibatkan material mengalami tegangan.
Hampir semua benda teknik memiliki sifat elastisitas. Suatu sistem
struktur diperuntukan mengemban fungsi tertentu, sekaligus menahan
pengaruh gaya luar yang ada. Suatu spesimen yang dikenai gaya luar akan
mengakibatkannya berubah bentuk dan elastisitas bahan akan terlihat
apabila spesimen dapat kembali kebentuk semula ketika gaya luar tersebut
dilepas.
Universitas Sumatera Utara
Struktur unit crane hook yang akan dianalisis memiliki sifat
elastisitas, yang dibatasi dengan anggapan bahwa bahan rangka isotropis,
yaitu sifat elastisitasnya sama kesemua arah dengan bahan rangka yang
akan dianalisis berada pada daerah elastis linier.
2. Deformasi
Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Selama deformasi,
bahan menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja. Sekecil
apapun gaya yang bekerja, maka benda akan mengalami perubahan bentuk
dan ukuran. Perubahan ukuran secara fisik ini disebut sebagai deformasi.
Deformasi ada dua macam, yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah deformasi yang terjadi akibat adanya beban yang
jika beban ditiadakan, maka material akan kembali seperti ukuran dan
bentuk semula, sedangkan deformasi plastis adalah deformasi yang
bersifat permanen jika bebannya dilepas.
Secara umum kekuatan suatu material diuji melalui uji tarik dengan
memberi gaya tarik pada bahan hingga bahan tersebut putus. Mesin uji
akan mencetak kurva dari besarnya tegangan terhadap regangan yang
timbul selama proses penarikan hingga putus. Diagram (kurva) tegangan-
regangan seperti pada gambar 2.12 memperlihatkan antara 0 ke σy disebut
daerah elastis, sedangkan titik σy adalah batas luluh (yield). Titik σu
merupakan tegangan maksimal dimana bila beban dilepas maka bahan
tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula. Bila diberi beban sampai
melebihi titik σpatah, maka bahan akan menjadi putus. Dari titik σy ke titik σu
bahan tersebut mengalami deformasi plastis sempurna. Sedangkan σu
sampai σpatah terjadi deformasi plastis tak sempurna dimana batang mulai
mengecil dan akhirnya patah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.12 Diagram tegangan-regangan Indrakto, Rifky. (2007)
a. Batas proporsional
Batas proporsional merupakan garis lurus dari origin 0 (nol) hingga
titik batas proporsional seperti yang terlihat pada gambar 2.12. Hal ini
sesuai dengan hukum Hooke bahwa tegangan sebanding dengan
regangan. Dalil ini berlaku sampai batas proporsional saja, di luar titik
tersebut tegangan akan tidak sebanding dengan regangan. Hal ini bisa
sebagai petunjuk pertama bahwa batas proporsional (bukan kekuatan
batas) merupakan kekuatan maksimal yang bisa dialami bahan.
b. Batas Elastisitas
Beban yang ditingkatkan akan mengakibatkan garis lurus (garis
modulus) beralih menjadi melengkung. Titik dimana garis itu mulai
melengkung disebut batas elastisitas, pada gambar 2.12 ditandai dengan
tanda. σe.
Offset
σ
ε
uσ
Universitas Sumatera Utara
c. Yield Poin (Kekuatan luluh)
Sifat elastis pada kenyataannya masih terjadi sedikit di atas batas
proporsional, namun hubungan antara tegangan dan regangan tidak
linear dan umumnya batas daerah elastis dan daerah plastis sulit untuk
ditentukan. Karena itu didefinisikan kekuatan luluh (yield point).
Kekuatan luluh adalah harga tegangan terendah dimana material mulai
mengalami deformasi plastis. Pada gambar 2.12 menunjukan titik σyatas
adalah titik luluh atas dan titik σybawah adalah titik luluh bawah yang
ditandai dengan terjadinya peningkatan atau pertambahan regangan.
3. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan beban menahan atau menerima
beban atau tegangan tarik sampai putus. Kekuatan tarik suatu bahan
dapat ditetapkan dengan membagi gaya maksimal dengan luas
penampang mula.
4. Keuletan
Menyatakan energi yang diserap oleh suatu bahan sampai titik
patah.
5. Kekerasan
Daya tahan suatu bahan (permukaan bahan) terhadap
penetras/identasi (pemasukan dan penusukan) bahan lain yang lebih
keras dengan bentuk tertentu dibawah pengaruh gaya tertentu.
2.3.4 Penyelesaian Metode Elemen Hingga dengan Code Aster
Code Aster secara umum berfungsi untuk memecahkan masalah mekanika,
berdasarkan teori elemen Hingga, mencakup berbagai macam aplikasi dasar
seperti analisis thermal dan analisis mekanik dalam linier statis dan non-linier
Universitas Sumatera Utara
statis, dinamika dan struktur. Code aster merupakan modul aster yang
diintegrasikan ke dalam perangkat lunak Salome Meca. Perangkat lunak Salome
Meca merupakan gabungan dari Salome dan Code Aster, dimana Salome adalah
sebagai pre-processing dan post-processing sedangkan untuk melakukan analisis
elemen hingganya dilakukan oleh Code Aster.
Secara teknis Code Aster dibuat unuk dapat membaca dan menjalankan
kode yang telah dimasukkan (input) pada suatu arsip (file) yang dinamakan file
comm. Penyelesaian metode elemen hingga dengan Code Aster dilakukan dengan
menggunakan suatu file comm tersebut, pada file comm berisi perintah-perintah
dan pendefinisian untuk analisis elemen hingga seperti terlihat pada gambar 2.13.
Adapun tahapan penyelesaian yang umum pada Code Aster adalah :
• Membaca Mesh. Mesh yang dibaca bisa merupakan mesh tetrahedron
maupun mesh hexahedron. Mesh tetrahedron seperti yang akan digunakan
pada penelitian ini.
• Mendefinisikan elemen hingga yang akan digunakan (AFFE_MODELE ).
Elemen hingga yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penomena
mekanik.
• Menggunakan group element mesh yang telah dibuat saat proses mesh
(MODI_MAILLAGE)
• Mendefinisikan dan menetapkan material (DEFI_MATERIAU dan
(AFFE_MATERIAU ).Mendefinisikan properti material, dan menentukan
group sebagai kondisi batas.
• Karakteristik mekanik untuk struktur serupa adalah sama.
• Menentukan karakteristik untuk elemen shell (AFFE_CARA_ELEM )
termasuk ketebalan dan vektor yang mendefinisikan sistem koordinat lokal
untuk analisis hasil (key word ANGL_REP ). Sebagai contoh, V=Oz.
• Mendefinisikan kondisi batas dan beban (AFFE_CHAR_MECA ).
• Memecahkan ulang permasalahan elsatis untuk tiap-tiap kasus
pembebanan (MECA_STATIQUE ).
Universitas Sumatera Utara
• Menghitung luasan tahanan pada node-node untuk tiap kasus pembebanan.
('SIGM_ELNO_DEPL ' option).
• Mencetak hasil (IMPR_RESU ).
Teknik penyelesaian (solution) pada aplikasi code aster seperti yang
dijelaskan tersebut di atas adalah dilakukan dengan menggunakan arsip (file)
comm. Isi dari file comm dapat dilihat pada gambar 2.13
Gambar 2.13 Isi pada file comm
Universitas Sumatera Utara
Arsip (file) comm akan disusun sedemikian rupa sesuai dengan tahapan
proses penyelesaian di atas dan dengan merujuk dari panduan dari pembuatnya
sehingga file comm ini sesuai dengan metode dari pembuatnya terebut agar
kemudian dapat dijalankan untuk menyelesaikan persoalan. Pada file comm
terdapat beberapa statement baris perintah-perintah yang memiliki fungsi
tertentu, adapun isi dari statement baris perintah yang terdapat pada file comm
tersebut seperti terlihat pada gambar 2.13.
Arsip (file) comm yang berisi perintah-perintah yang telah diedit sesuai
pola yang ada pada manual, selanjutnya perintah akan dijalankan oleh aster
sesuai yang diperintahkan dalam file comm tersebut. Seperti yang terlihat pada
gambar (2.15) isi file comm inilah yang menjadi inti dari penyelesaian
persoalan elemen hingga pada salome meca. Mulai dari pemberian definisi
material, kondisi batas, pembebanan, kasus metode elemen hingga yang
keseluruhannya dikemas code aster di dalam file comm tersebut.
Arsip (file) comm dapat dibuat dan diedit dengan mudah menggunakan
suatu aplikasi khusus, maka pada Salome Meca terdapat suatu modul aplikasi
khusus yang bisa mempermudah membangun file comm tersebut, yakni
melalui paket aplikasi EFICAS.
Gambar 2.14 Antarmuka EFICAS
Universitas Sumatera Utara
EFICAS merupakan suatu paket khusus pada modul aster pada salome
meca yang berfungsi sebagai editor file comm dengan antar muka yang mudah
digunakan (user interface). Gambar 2.15 memperlihatkan integrasi antara
format EFICAS dengan format pada file comm.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 215 Format Eficas dan Format File Comm.
FORMAT EFICAS
FORMAT FILE COMM
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kait (Crane hook)
Proses produksi maupun proses konstruksi bangunan dibutuhkan suatu alat
yang bisa memindah atau mengangkut barang-barang produksi yang disebut
Crane. Salah satu komponen utama pada crane adalah kait (hook) yang biasa
disebut dengan crane hook. Crane hook adalah bagian penunjang pada crane
untuk mengangkat atau memindahkan beban. Pada konstruksi crane, hook (kait
kren) berfungsi sebagai pengait yang menghubungkan beban pada crane.
Kait (hook) berfungsi sebagai alat dimana beban dapat bergantung atau
alat untuk menggantung beban. Terdapat dua pengait yang dapat dinaikkan
muapun diturunkan oleh tali baja yang digulung pada dua buah drum melalui
sistem puli. Pengangkatan kait dapat dilakukan secara serentak (bersama-sama)
ataupun secara terpisah (sendiri-sendiri). Drum diputar oleh motor listrik yang
digerakkan dengan sistem transmisi daya. Untuk menghentikan putaran motor
listrik dan menjaga beban tetap pada ketinggian tertentu maka unit katrol ini
dilengkapi dengan sistem pengereman elektris. Gambar 2.16 memperlihatkan unit
crane hook yang sedang bekerja.
Gambar 2.16 Crane hook
www.stockphoto.com
Universitas Sumatera Utara
Perancangan hook harus diperhitungkan secara detail mengenai faktor
keamanannya. Pemakaian hook harus dirangcang berdasarkan fungsi dan kondisi
yang akan diterima atau dibebankan. Hook yang dirancang kurang baik akan
berakibat fatal pada penggunaan di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan analisis
kekuatan crane hook tersebut dengan simulasi elemen hingga menggunakan
perangkat lunak elemen hingga untuk merancang hook dengan bentuk penampang
dan material yang tepat agar menghasilkan hook yang aman dan efisien. Gambar
2.17 memperlihatkan kontur analisis elemen hingga pada crane hook.
Gambar 2.17 Analisis elemen hingga pada crane hook
http://www.tech.plym.ac.uk
Rancangan crane hook yang baik adalah ketika crane hook dibebani beban
kerja tidak mengakibatkan konstruksi tersebut gagal dengan kata lain tegangan
reaksi dari beban yang dialami crane hook harus berada di bawah kekuatan tarik
material crane hook tersebut.
2.4.1 Tipe Crane hook (Tipe Kait)
Adapun tipe-tipe crane hook adalah terdiri atas beberapa jenis, yaitu :
1. Kait Tunggal (Single Hook) / Kait Standar
Kait ini merupakan kait standar dengan kapasitas angkat sampai
50 ton dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata atau tertutup.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.18 Single hook/kait tunggal www.alibaba.com
Crane hook tipe single hook adalah crane hook yang akan
disimulasikan dalam proses penelitian ini.
2. Kait Ganda (Double Hook)
Kait ini dapat mengangkat mulai dari 25-100 ton. Kait ganda
didesain dengan dudukan yang lebih kecil dari kait tungal dengan
kapasitas angkat yang sama, dibuat dengan cara ditempa pada cetakan rata
atau tertutup.
Gambar 2.19 Double hook/kait ganda www.alibaba.com
3. Kait mata segitiga
Universitas Sumatera Utara
Kait mata segitiga digunakan pada crane untuk mengangkat
muatan di atas 10 ton. Kelemahan kait ini adalah anduh yang mengangkat
muatan harus dilewatkan ke dalam lubang kait tersebut seperti yang
terlihat pada gambar 2.20.
Gambar 2.20 Kait mata segitiga Rudenko, N. (1996)
Adapun tipe crane hook yang dignakan dalam penelitian ini adalah
tipe crane hook tunggal (single hook).
2.4.2 Tegangan pada Crane hook
Struktur Crane hook akan menimbulkan tegangan reaksi ketika Crane
hook diberi beban 8 ton. Adapun tegangan yang terjadi pada crane hook adalah
merupakan aplikasi dari tegangan pada beam lengkung seperti yang terlihat pada
gambar 2.21 .
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.21 Tegangan bengkok pada beam lengkung Khurmi, R S (2005)
Persamaan tegangan bending pada beam legkung dapat dirumuskan :
(2.19)
Dimana :
M = Momen bengkok pada sumbu penampang
A = Luas penampang
e = jarak titik berat ke pusat sumbu penampang
R = jari-jari lengkungan ke garis titik berat penampang
Rn = jari-jari lengkungan ke garis sumbu penampang
y = jarak dari sumbu penampang ke serat dalam. Akan bertanda positif jika
mendekati titik pusat kelengkungan dan negatif jika jaraknya menjauhi
titip pusat kelengkungan.
Tegangan bending maksimum pada bagian dalam hook adalah :
(2.20)
yi = Jarak dari sumbu netral ke bagian dalam hook = Rn - Ri
Universitas Sumatera Utara
Ri = Jari-jari kelengkungan dalam hook.
Tegangan bending maksimum pada bagian luar hook adalah :
(2.21)
yo = Jarak dari sumbu netral ke bagian luar hook = Ro - Rn
Ro = Jari-jari kelengkungan luar hook.
Tegangan bending pada hook bagian dalam adalah tarik (tensile) sedangkan
tegangan bending pada hook bagian luar adalah tekan (compresive).
Universitas Sumatera Utara