Chapter II 27

download Chapter II 27

of 17

Transcript of Chapter II 27

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    1/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Acrylonitrile

    Acrylonitrile juga dinamai sebagai senyawa Propene Nitrile atau Vinyl

    Cyanide dan juga dinamai dengan Acrylic Acid Nitrile, Propylene Nitrile, danPropenoic Acid Nitrile (Yarns and Fiber Exchange, 2007; Kirk & Othmer, 1949).

    Acrylonitrileadalah molekul tak-jenuh yang memiliki ikatan rangkap karbon-karbon

    yang berkonjugasi dengan golongan nitril (Kirk & Othmer, 1949). Senyawa ini

    memiliki rumus molekul C3H3N (H2C = CHCN) (Wikipedia, 2009).

    Acrylonitrilemerupakan senyawa kimia berwujud cair yang tidak berwarnadan berbau tajam (Yarns and Fiber Exchange, 2007). Senyawa ini sangat mudah

    terbakar dengan titik didih 77,3 77,4 C dan titik lebur 84 C, bersifat sangat

    polar karena adanya heteroatom nitrogen, dan dapat larut pada kebanyakan pelarut

    organik (Yarns and Fiber Exchange, 2007; Wikipedia Encyclopedia, 2009; Kirk &

    Othmer 1949) Acrylonitrile dapat diproduksi dari berbagai bahan baku dengan

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    2/17

    ICIS, 2009). Acrylonitrile adalah unsur pokok penting dari resin dengan kuat tekan

    tinggi, seperti ABS dan SAN (Nexant. Inc, 2006). ABS mengandung 25%

    Acrylonitrile dan SAN mengandung 30% Acrylonitrile (Nexant. Inc, 2006). ABS

    digunakan dalam peralatan rumah tangga, mesin-mesin bisnis, telepon, peralatan

    rekreasi dan transportasi, bagasi, dan konstruksi (Nexant. Inc, 2006). SAN juga

    digunakan pada peralatan rumah tangga, plastik pembungkus, perabotan rumah

    tangga, dan otomotif (Nexant. Inc, 2006).

    SeratNitrileterbuat dari co-polimerisasiAcrylonitriledenganButadieneyang

    memiliki daya tahan yang baik terhadap goresan, panas, minyak pelumas, dan bensin

    (Nexant. Inc, 2006). Serat ini terutama sekali digunakan dalam aplikasi otomotif

    (Nexant. Inc, 2006). Hidrolisis katalisisAcrylonitrilemenghasilkanAcrylamideyang

    membentuk beranekaragam homopolimer dan co-polimer (Nexant. Inc, 2006).

    Polimer ini digunakan sebagai flokulan di dalam pengolahan air dan limbah, sebagai

    agent pengontrol perolehan kembali minyak mentah, sebagai zat penstabil saat

    penyimpanan produk pada pembuatan kertas, dan dalam proses flotasi busa (Nexant.

    Inc, 2006).

    P li l it il (PAN) d l h l d l b t t k b

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    3/17

    2.2 Asam Sianida (HCN)

    Asam sianida sering disingkat dengan HCN dan juga dikenal dengan nama

    Hydrocyanic Acid, Prussic Acid, dan Formonitrile (Kirk & Othmer, 1949). HCN

    merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi samping antara propena, ammonia,

    dan oksigen dalam pembuatanAcrylonitrile.

    Reaksi :

    CH2 = CHCH3 + 3NH3 + 3O2 HCN + 6H2O

    Propena Ammonia Oksigen Asam Sianida Air

    HCN merupakan cairan dengan viskositas rendah, bersifat racun, tidak

    berwarna, dan memiliki bau khas yang menyengat (Kirk & Othmer, 1949). Senyawa

    ini dikenal dan digunakan sebagai racun selama beberapa dekade (Kirk & Othmer,

    1949). Di beberapa negara Amerika, HCN digunakan untuk pengasapan penyakit

    pada tanaman hingga tahun 1960 (Kirk & Othmer, 1949). Selanjutnya, pemakaian

    HCN berkembang menjadi bahan baku berbagai senyawa kimia penting (Kirk &

    Othmer, 1949).

    HCN d l h ki i d t lib t d l b b k i t k

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    4/17

    Tabel 2.2 Sifat-sifat Bahan

    Propena

    Rumus molekul C3H6

    Berat molekul 42 g/mol

    Titik lebur 185,2 C

    Titik didih 47,6 C

    Panas laten 18.372,6 J/mol

    Panas standard reaksi pembentukan 4,88 kkal/mol

    Konstanta persamaan Antoine A = 13,8782

    B = 1.875,25

    C = 22,9101

    Konstanta untuk menghitung densitas cairan

    (kmol/m3)

    A = 1,5245

    B = 0,27517

    C = 364,76

    D = 0,302

    Konstanta untuk menghitung viskositas uap

    (Pa.s)

    A = 8,79E-006

    B = 0,232

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    5/17

    Konstanta untuk menghitung densitas cairan

    (kmol/m3)

    A = 3,543

    B = 0,25471

    C = 405,65

    D = 0,2887

    Konstanta untuk menghitung viskositas uap

    (Pa.s)

    A = 4,1855E-008

    B = 0,9806C = 30,8

    Konstanta untuk menghitung viskositas

    cairan (Pa.s)

    A = 6,743

    B = 598,3

    C = 0,7341

    D = 3,69E-027

    E = 10

    Udara

    Rumus molekul

    Oksigen

    Berat molekul

    Titik l b

    O2

    32 g/mol

    182 98 C

    Tabel 2.2 Sifat-sifat Bahan (Lanjutan)

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    6/17

    Konstanta untuk menghitung viskositas uap

    (Pa.s)

    B = 780,26

    C = 4,1758

    A = 7,632E-007

    B = 0,58823

    C = 67,75

    Air

    Rumus molekul H2O

    Berat molekul 18 g/mol

    Titik lebur 0 C

    Titik didih 100 C

    Panas laten 40.656,2 J/mol

    Panas standard reaksi pembentukan 57,8 kkal/mol

    Konstanta Antoine A = 16,5362

    B = 3985,44

    C = 38,9974

    Asam Sulfat

    R l k l H SO

    Tabel 2.2 Sifat-sifat Bahan (Lanjutan)

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    7/17

    C = 24,611

    Acrylonitrile

    Rumus molekul C3H3N

    Berat molekul 53 g/mol

    Titik lebur 84oC

    Titik didih 77oC

    Panas laten 32.630,1 J/mol

    Panas standard reaksi pembentukan 44,2 kkal/mol

    Konstanta Antoine A = 14,2095

    B = 3033,10

    C = 34,9326

    D = 0,28939

    Konstanta untuk menghitung densitas cairan

    (kmol/m3)

    A = 1,0816

    B = 0,2293

    C = 535

    Konstanta untuk menghitung viskositas uap

    (Pa.s)

    A = 4,302E-008

    B = 0,9114

    C 54 3

    Tabel 2.2 Sifat-sifat Bahan (Lanjutan)

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    8/17

    D = 0,28206

    Konstanta untuk menghitung viskositas uap

    (Pa.s)

    A = 1,278E-008

    B = 1,0631

    C = 340

    Konstanta untuk menghitung viskositas

    cairan (Pa.s)

    A = 21,927

    B = 1.266,5

    C = 1,5927Ammonium Sulfat

    Rumus molekul (NH4)2SO4

    Berat molekul 132 g/mol

    Titik lebur 495 oC

    Titik didih -

    Panas laten -

    Panas standard reaksi pembentukan 282,076 kkal/mol

    Konstanta untuk menghitung densitas

    padatan (kmol/m3)

    A = 13,85

    B = 0,0014657

    Dowtherm J

    P ifik d h 80 C 1 584 kJ/k K

    Tabel 2.2 Sifat-sifat Bahan (Lanjutan)

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    9/17

    2.4.1 ProsesAcetylene

    Proses ini berlangsung kontinu dalam fasa uap dengan mereaksikanAcetylene

    dan HCN (15 : 1) menggunakan larutan katalis Cuprous Chloridepada temperatur

    70 100 C.

    Reaksinya adalah :

    HC CH + HCN H2C = CH CN

    Acetylene Asam Sianida Acrylonitrile

    Kelemahan dari process ini adalah katalis Cuprous Chlorideakan dikonversi

    menjadi Cuprous Cyanide dengan adanya HCN, sehingga katalis tersebut menjadi

    tidak aktif. Untuk menghindari hal ini dibutuhkan senyawa tambahan, yaitu dengan

    menambahkan asam klorida (HCl) kedalam larutan katalis untuk mengimbangi efek

    yang dihasilkan oleh HCN yang tidak bereaksi di dalam reaktor (Kremer &

    Rowbottom, 1962).

    Kondisi reaksi pada proses produksi Acrylonitrile ini juga mendukung

    terbentuknya beberapa produk samping yang mudah menguap, seperti reaksi antara

    A l d i HCN d HCl k b k A ld h d L i il

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    10/17

    air, sehingga diperoleh larutan Acrylonitrile-air yang selanjutnya dimurnikan pada

    kolom distilasi (Kremer & Rowbottom, 1962).

    Proses ini memiliki banyak kekurangan, di mana proses pemisahan

    Acrylonitriledari produk sampingnya sangat sulit untuk dilakukan, sehingga produk

    Acrylonitrileyang dihasilkan sangat sulit untuk dimurnikan, dan selama proses reaksi

    banyak produk samping yang tidak diinginkan terbentuk dan menjadi senyawa

    impurities yang akan mengganggu proses berikutnya dalam pemakaian produk

    Acrylonitrile yang dihasilkan dari proses ini (Kremer & Rowbottom, 1962). Dalam

    kasus ini, produk samping yang dihasilkan menjadi masalah utama, karena

    membutuhkan proses tambahan yang rumit dan biaya produksi yang tinggi, selain itu

    konversi yang dihasilkan rendah, yaitu sekitar 64% (Goerg, 1954; Koons, 1956).

    2.4.2 ProsesPropene (Propylene)Ammoxidation

    Proses ini dikomersialkan oleh Sohio Company (BP Chemical) dan disebut

    dengan proses Propene Ammoxidation. Bahan baku berupa propena pada temperatur

    50 C dan tekanan 0,5 bar dan ammonia pada temperatur 40 C dan tekanan 0,5

    b di k hi i i i 25 C b l

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    11/17

    lebih besar, yaitu sekitar 99,8% (Dimian & Bildea, 2008; Kirk dan Othmer, 1949;

    Wu, Wang, & Chen, 2002).

    2.5 Kriteria Pemilihan Proses

    Dari kedua proses pembuatan Acrylonitrile yang ada, maka perbandingan

    antara prosesAcetylenedan proses Propene (Propylene)Ammoxidationdapat dilihat

    sebagai berikut :

    Tabel 2.3 Perbedaan ProsesAcetylenedan proses Propene (Propylene)Ammoxidation

    ProsesAcetyleneProsesPropene (Propylene)

    Ammoxidation

    1)

    Katalis Larutan Cuprous Chloride

    (CuCl) berfasa cair. Katalis ini

    membutuhkan tambahan larutan

    HCl untuk mencegah terjadinya

    reaksi samping yang cukup

    banyak.

    Bismuth-Molybdenum Oxide

    (Bi2O3.MoO3) berfasa padat.

    Tidak membutuhkan perlakuan

    tambahan terhadap katalis,

    karena reaksi samping tidak

    begitu banyak.

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    12/17

    umpan yang akan di-recycledan

    produk yang dihasilkan.

    produk dan impurities cukup

    besar, sehingga lebih mudah

    dipisahkan dan persentase

    impuritiestidak begitu besar.

    (Sumber : Dimian & Bildea, 2008; Goerg, 1954; Koons, 1956; Kirk dan Othmer, 1949;

    Kremer & Rowbottom, 1962; Nexant, Inc, 1998; Wu, Wang, & Chen, 2002)

    Berdasarkan tabel 2.3 di atas, maka proses pembuatan Acrylonitrile yang

    dipilih adalah proses Propene (Propylene) Ammoxidation, karena secara keseluruhan

    proses ini lebih sederhana dibandingkan dengan prosesAcetylene.

    2.6

    Deskripsi Proses

    Pembuatan Acrylonitrile dari propena dengan proses Ammoxidation

    dilakukan dalam beberapa tahap, tahapan tersebut adalah:

    1. Tahap Persiapan Bahan baku

    Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi Acrylonitrileadalah

    Tabel 2.3 Perbedaan ProsesAcetylenedan proses Propene (Propylene)Ammoxidation

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    13/17

    Udara (21% oksigen) pada kondisi temperatur 25 C dan tekanan 1 bar

    dialirkan melewati kompresor (JC-103) dan dipanaskan dengan Heater (E-213)

    hingga udara mencapai tekanan 3,5 bar dan temperatur 250 C.

    2. Tahap Reaksi

    Acrylonitriledihasilkan melalui reaksi oksidasi langsung antara propena,

    ammonia, dan udara (oksigen) dengan katalis Bismuth-Molybdenum Oxide

    (Bi2O3.MoO3). Reaksi berlangsung secara eksotermik pada fasa gas di dalam

    reaktor Fluidized Bedpada temeperatur 450 dan tekanan 3,5 bar C.

    Dalam reaktor (R-201), umpan propena dan ammonia yang berfasa gas,

    masing-masing pada temperatur 25 C dan tekanan 3,5 bar dikontakkan dengan

    udara pada temperatur 250 C dan tekanan 3,5 bar. Reaksi yang terjadi dalam

    reaktor dapat dituliskan sebagai berikut :

    Reaksi Utama :

    C3H6 ( )g + NH3 ( )g + 23 O2 ( )g C3H3N ( )g + 3H2O ( )g

    l l

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    14/17

    3. Tahap Pemisahan dan Pemurnian Produk

    A.

    Kolom Absorbsi (T-301)

    Campuran cairan dan gas hasil reaksi dari ekspander (JE-201)

    selanjutnya dialirkan ke bagian bawah kolom absorbsi (T-301) dan air akan

    dialirkan dari bagian atas kolom absorbsi sebagai absorben. Pada kolom

    absorbsi (T-301), diinginkan pemisahan sebagian besar propena dan nitrogen

    dari Crude Acrylonitrile. Sebagian besar gas Acrylonitrile, ammonia, dan

    HCN akan terlarut dan diserap oleh air, sedangkan gas-gas yang tidak

    terserap oleh air, yaitu nitrogen dan propena akan keluar pada bagian atas

    kolom absorbsi (T-301) dan dialirkan menggunakan Blower (G-301) sebagai

    off-gaspada temperatur 28 C.

    Selanjutnya, produk bottom kolom absorbsi (T-301) dialirkan

    menggunakan pompa (J-301) kedalam reaktor Mixed Flow (R-301) untuk

    mencampurkan produk bottom dari kolom absorbsi (T-301) dengan larutan

    asam sulfat (H2SO4) 40% yang dipompakan dengan pompa (J-302) dari

    tangki penyimpanan H2SO4 40% (TT- 103) pada temperatur 25 C agar

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    15/17

    ditampung padaReflux Drum(D-301). Selanjutnya, distilat dariReflux Drum

    (D-301) dialirkan ke Splitter(SP-301) untuk membagi aliran produk distilat.

    Sebagian produk distilat akan dialirkan ke kolom distilasi (T-312)

    menggunakan pompa (J-305) dan sebagian lagi di-reflux ke kolom distilasi

    (T-311) menggunakan pompa (J-304) dengan reflux ratio1,5. Produk bottom

    dialirkan menggunakan pompa (J-306) ke Reboiler parsial (E-215) untuk

    dididihkan. Sebagian produk bottom akan diumpankan kembali ke kolom

    distilasi (T-311) dan sebagian lagi dialirkan ke Cooler(E-104) menggunakan

    air pendingin 28 C untuk menurunkan temperaturnya menjadi 30 C

    sebelum dialirkan dengan pompa (J-307) ke pengolahan limbah cair.

    C.

    Kolom Distilasi (T-312)

    Distilat dari kolom distilasi (T-311) dialirkan ke kolom distilasi (T-

    312) untuk memurnikan produk samping, yaitu HCN dari Crude Acrylonitrile

    dengan tekanan operasi sebesar 1,1 bar. Gas yang keluar dari bagian atas

    kolom distilasi akan didinginkan dengan kondensor (E-105) menggunakan air

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    16/17

    D. Kolom Distilasi (T-313)

    Produk bottom dari kolom distilasi (T-312), berupa Crude

    Acrylonitrile akan dimurnikan di kolom distilasi (T-313) untuk memisahkan

    Acrylonitriledari heavy impurities-nya dengan tekanan operasi 1,1 bar. Gas

    yang keluar dari bagian atas kolom distilasi akan didinginkan dengan

    kondensor (E-106) menggunakan air pada temperatur 28 C dan ditampung

    padaReflux Drum (D-303). Selanjutnya, distilat dariReflux Drum(D-303)

    dialirkan ke Splitter(SP-303) untuk membagi aliran distilat. Sebagian produk

    distilat, yaitu Acrylonitrile, propena, HCN, dan air dialirkan ke tangki

    penyimpanan produk Acrylonitrile (TT-301) menggunakan pompa (J-313).

    Sebagian lagi di-reflux ke kolom distilasi (T-312) menggunakan pompa (J-

    312) dengan reflux ratio1,5. Produk bottomdialirkan keReboilerparsial (E-

    217) menggunakan pompa (J-314) untuk dididihkan dan diumpankan

    kembali ke kolom distilasi (T-313). Sebagian lagi aliran lagi, dialirkan ke

    Cooler(E-108) menggunakan air 28 C untuk didinginkan hingga temperatur

    25 C sebelum dialirkan ke pengolahan limbah cair dengan pompa (J-315).

  • 7/25/2019 Chapter II 27

    17/17