Chairul Tanjung

12
Chairul Tanjung Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Chairul Tanjung Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ke- 14 Masa jabatan 19 Mei 2014 27 Oktober 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Didahului oleh Hatta Rajasa Digantikan oleh Sofyan Djalil Menteri Kehutanan Republik Indonesia Pelaksana Tugas Masa jabatan 1 Oktober 2014 27 Oktober 2014 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Didahului oleh Zulkifli Hasan Digantikan oleh Siti Nurbaya Bakar

description

Biografi

Transcript of Chairul Tanjung

Chairul TanjungDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasChairul Tanjung

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia ke-14

Masa jabatan19 Mei 2014 27 Oktober 2014

PresidenSusilo Bambang Yudhoyono

Didahului olehHatta Rajasa

Digantikan olehSofyan Djalil

Menteri Kehutanan Republik IndonesiaPelaksana Tugas

Masa jabatan1 Oktober 2014 27 Oktober 2014

PresidenSusilo Bambang Yudhoyono

Didahului olehZulkifli Hasan

Digantikan olehSiti Nurbaya Bakar

Menteri Energi dan Sumber Daya MineralPelaksana Tugas

Masa jabatan11 September 2014 27 Oktober 2014

PresidenSusilo Bambang Yudhoyono

Didahului olehJero Wacik

Digantikan olehSudirman Said

Informasi pribadi

Lahir16 Juni 1962 (umur52)Jakarta, Indonesia

Suami/istriAnita Ratnasari Tanjung

AnakPutri IndahsariRahmat Dwiputra

Alma materUniversitas IndonesiaInstitut Pendidikan dan Pembinaan Manajemen

PekerjaanPemilik (CEO) utama CT Corp

AgamaIslam

Tanda tangan

Ini adalah nama Suku Batak Mandailing; Marga tokoh ini adalah "Tanjung".Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 52 tahun[1]) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 27 Oktober 2014. Namanya dikenal luas sebagai usahawan sukses bersama perusahaan yang dipimpinnya, Para Group[2].Chairul telah memulai berbisnis ketika ia kuliah dari Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia[2]. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya[3]. Perusahaan konglomerasi miliknya, Para Group menjadi sebuah perusahaan bisnis membawahi beberapa perusahaan lain seperti Trans TV dan Bank Mega[3].Daftar isi 1 Karier dan kehidupan 2 Latar belakang pendidikan 3 Pemikiran 4 Menko Perekonomian 5 Referensi 6 Pranala luarKarier dan kehidupanChairul dilahirkan di Jakarta dalam keluarga yang Kurang mampu. Ayahnya A.G. Tanjung adalah wartawan zaman orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil[1]. Ayahnya, yang berdarah Batak, berasal dari Tapanuli Tengah. Sedangkan ibunya, Halimah, yang berdarah Sunda berasal dari Cibadak, Sukabumi. Chairul berada dalam keluarga bersama enam saudara lainya. Ketika Tiba pada zaman Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu[1]. Keadaan tersebut memaksa orangtuanya menjual rumah dan berpindah tinggal di kamar losmen yang sempit[1].Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Boedi Oetomo pada 1981, Chairul masuk Jurusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia[4] (lulus 1987[1]). Ketika kuliah inilah ia mulai masuk dunia bisnis. Dan ketika kuliah juga, ia mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional 1984-1985[1].Demi memenuhi kebutuhan kuliah, Ia mulai berbisnis dari awal yakni berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan lainnya di kampusnya. Ia juga membuka usaha foto kopi di kampusnya. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, tetapi bangkrut[3].Selepas kuliah, Chairul pernah mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya pada 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor[5]. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi, karena perbedaan visi tentang ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri[5].Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha membuat bisnisnya semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman yang kini bernama Bank Mega[3].Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan Konglomerasi ini mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti)[1].Di bawah grup Para, Chairul Tanjung memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial antara lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega Tbk, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah dan Mega Finance. Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, Mega Indah Propertindo[6]. Dan di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio[6].Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall[3]. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana 99 miliar rupiah. Para Group meluncurkan Bandung Supermall sebagai Central Business District pada 1999[1]. Sementara di bidang investasi, Pada awal 2010, Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp., membeli sebagian besar saham Carefour, yakni sejumlah 40 persen. Mengenai proses pembelian Carrefour, MoU (memorandum of understanding) pembelian saham Carrefour ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Perancis[7].Majalah ternama Forbes merilis daftar orang terkaya dunia 2010[8]. Sebagai sebuah pencapaian, menurut majalah tersebut, Chairul Tanjung termasuk salah satu orang terkaya dunia asal Indonesia. Forbes menyatakan bahwa Chairul Tanjung berada di urutan ke 937 dunia dengan total kekayaan US$ 1 miliar[8]. Tahun 2011, menurut Forbes Chairul Tanjung menduduki peringkat 11 orang terkaya di Indonesia, dengan total kekayaan US$ 2,1 miliar [9]. tahun 2014, Chairul Tanjung memiliki kekayaan sebesar $4 Miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 berdasarkan majala Forbes.Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam [10].Latar belakang pendidikanBerikut selengkapnya latar belakang pendidikan seorang Chairul Tanjung[1]. SD Van Lith, Jakarta (1975) SMP Van Lith, Jakarta (1978) SMA Negeri I Boedi Oetomo, Jakarta (1981) Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987) Executive IPPM (MBA; 1993)PemikiranChairul menyatakan bahwa dalam membangun bisnis, mengembangkan jaringan (network) adalah penting. Memiliki rekanan (partner) dengan baik diperlukan[11]. Membangun relasi pun bukan hanya kepada perusahaan yang sudah ternama, tetapi juga pada yang belum terkenal sekalipun. Bagi Chairul, pertemanan yang baik akan membantu proses berkembang bisnis yang dikerjakan. Ketika bisnis pada kondisi tidak bagus (baca: sepi pelanggan) maka jejaring bisa diandalkan. Bagi Chairul, bahkan berteman dengan petugas pengantar surat pun adalah penting[11].Dalam hal investasi, Chairul memiliki idealisme bahwa perusahaan lokal pun bisa menjadi perusahaan yang bisa bersinergi dengan perusahaan-perusahaan multinasional[7]. Ia tidak menutup diri untuk bekerja sama dengan perusahaan multinasional dari luar negeri. Baginya, ini bukan upaya menjual negara. Akan tetapi, ini merupakan upaya perusahaan nasional Indonesia bisa berdiri sendiri, dan jadi tuan rumah di negeri sendiri[7].Menurut Chairul, modal memang penting dalam membangun dan mengembangkan bisnis. Baginya, kemauan dan kerja keras harus dimiliki seseorang yang ingin sukses berbisnis[4]. Namun mendapatkan mitra kerja yang handal adalah segalanya. Baginya, membangun kepercayaan sama halnya dengan membangun integritas. Di sinilah pentingnya berjejaring (networking) dalam menjalankan bisnis[11].Dalam bisnis, Chairul menyatakan bahwa generasi muda bisnis sudah seharusnya sabar, dan mau menapaki tangga usaha satu persatu[6]. Menurutnya, membangun sebuah bisnis tidak seperti membalikkan telapak tangan[6]. Dibutuhkan sebuah kesabaran, dan tak pernah menyerah. Jangan sampai banyak yang mengambil jalan seketika (instant), karena dalam dunia usaha kesabaran adalah salah satu kunci utama dalam mencuri hati pasar[6]. Membangun integritas adalah penting bagi Chairul. Adalah manusiawi ketika berusaha,seseorang ingin segera mendapatkan hasilnya. Tidak semua hasil bisa diterima secara langsung[6].Menko PerekonomianPada 16 Mei 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian. Ia menggantikan Hatta Rajasa yang telah resmi mengundurkan diri. "Saya telah mengambil kesimpulan untuk mengangkat saudara Chairul Tanjung sebagai Menko Perekonomian yang baru," kata SBY di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta[12][13]. Pelantikan Chairul Tanjung dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Senin, 19 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 41 Tahun 2014.Hatta Rajasa mengundurkan diri karena akan maju menjadi cawapres menemani Prabowo Subianto. Prabowo-Hatta akan maju dalam pilpres 2014 dengan dukungan dari Partai Gerindra, PPP,Golkar dan PAN.[14]

Chairul TanjungPROFIL BERITA FOTO

Nama Lengkap : Chairul TanjungProfesi : -Agama : IslamTempat Lahir : JakartaTanggal Lahir : Sabtu, 16 Juni 1962 Zodiac : GeminiWarga Negara : Indonesia

BIOGRAFI Chirul Tanjung (CT) adalah konglomerat Indonesia yang namanya berada di urutan 937 dari 1000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes dengan total kekayaan senilai USD 1 miliar. Ayah CT adalah A.G. Tanjung, wartawan Orde Lama yang dulu pernah menerbitkan lima surat kabar beroplah kecil.

Pekerjaan yang dilakukan CT berbeda jauh dengan disiplin ilmu yang ditekuninya di bangku kuliah. Ketika menuntut ilmu di Fakultas Kedokteran Gigi UI tahun 1981, CT mengalami kesulitan finansial untuk biaya kuliah. Saat itulah kemampuannya berbisnis diasah. Ia mulai berbisnis kecil-kecilan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya. Kemudian ia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan.

Setelah itu ia mencoba membuka usaha kontraktor tetapi kurang berhasil sehingga ia bekerja di perusahaan baja. Lalu, ia pindah ke perusahaan rotan di mana ia bertemu dengan tiga orang rekan dan mendirikan PT. Pariarti Shindutama. Perusahaan ini memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor, dan CT beruntung usahanya kali ini menuai untung besar karena perusahaannya mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu anak-anak dari Italia. Seiring berjalannya waktu, akhirnya CT memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya.

Lepas dari bisnis sepatu ekspor, CT mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media. Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang sekarang menjadi Bank Mega yang kini merangkak naik menjadi bank kelas atas. Ia juga merambah ke bisnis sekuritas, asuransi jiwa, dan asuransi kerugian. Pada sektor sekuritas, CT memiliki perusahaan real estate dan membangun Bandung Supermall pada 1999.

Saat ini, CT berkecimpung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV dan Trans 7. Walaupun persaingan di industri pertelevisian semakin ketat, namun CT yakin Trans TV bisa terus berkembang melihat bahwa belanja TV nasional telah mencapai angka 6 triliun setahun dan 70% di antaranya akan diambil oleh televisi.Selain Trans Corp., CT memiliki Para Group yang mengayomi 5.000 karyawan dengan Para Inti Holdindo sebagai kepala industri yang memiliki tiga anak perusahaan, yaitu Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo (media dan investasi) dan Para Inti Propertindo (properti).

CT melebarkan sayapnya di dunia bisnis dengan menggunakan Trans Corp untuk mengakuisi 40% saham PT Carrefour Indonesia senilai Rp 3 triliun melalui PT Trans Ritel. Setelah memiliki 40% saham Carrefour, ia kini menjadi komisaris utama PT Carrefour Indonesia didampingi oleh AM Hendropriyono (mantan Kepala BIN) dan S.Bimantoro (mantan petinggi Polri) sebagai komisaris.Setelah akuisisi oleh Trans Corp, komposisi pemegang saham PT Carrefour Indonesia adalah Trans Ritel (40%), Carrefour SA 39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV 11,5%. Dengan gurita bisnis seperti ini, CT menduduki posisi ke-13 dari total 40 orang terkaya di Indonesia pada tahun 2009 versi majalah Forbes.

CT mengaku lebih suka mengakuisisi dibandingkan membangun bisnis karena akusisi perusahaan membuat sinergi memperluas ladang usaha. Waktu saya memulai banyak waktu tapi enggak punya uang. Mulai dari nol. Lama-lama jadi besar punya uang, tidak punya waktu. Maka yang dilakukan tidak perlu bangun tapi mengakusisi.

Riset dan analisa oleh Almas AdibahPENDIDIKAN SD Van Lith, Jakarta (1975) SMP Van Lith, Jakarta (1978) SMA Negeri I Boedi oetomo, Jakarta (1981) Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987) Executive IPPM (MBA; 1993)KARIR Pendiri PT. Pariarti Shindutama Pemilik Bandung Supermal Pemilik Trans Corp. Pemilik Para Group Komisaris Utama PT Carrefour IndonesiaBuku: Si Anak Singkong PENGHARGAAN Urutan 937 dari 1.000 orang terkaya di dunia versi majalah Forbes Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional (1984-1985) - Penghargaan sebagai anggota civitas akademika yang berjasa kepada fakultas dan universitas Eksekutif Muda Berprestasi 1992-1993 dari Studio Seven Production, Jakarta (23 Mei 1993) Soegeng Sarjadi Award

Chairul Tanjung Si Anak Singkong QuotesTop of FormBottom of FormTop of FormBottom of FormRate this book1 of 5 stars2 of 5 stars3 of 5 stars4 of 5 stars5 of 5 starsChairul Tanjung Si Anak Singkong by Tjahja Gunawan Diredja681 ratings, 3.87 average rating, 88 reviews Chairul Tanjung Si Anak Singkong Quotes (showing 1-6 of 6) Saya masih terlalu muda, masih sangat idealis, polos lebih tepatnya. Namun, dari situ saya petik pelajaran yang sangat berharga yang tidak akan lupa sampai kapan pun. Betapa jahatnya politik. Ini baru tingkat kampus, bagaimana tingkat negara? Bagaimana selanjutnya politik tingkat dunia? Chairul Tanjung (page 29) Tjahja Gunawan Diredja, Chairul Tanjung Si Anak Singkong 5 likes like Kemenangan bukanlah prioritas utama dalam suatu perlombaan, tapi juga dapat menjadi pengalaman dan motivasi diri. Chairul Tanjung (Page: 261) Tjahja Gunawan Diredja, Chairul Tanjung Si Anak Singkong tags: motivation 5 likes like Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikkan telapak tangan. Tidak ada keberhasilan tanpa Kerja Keras, Keuletan, Kegigihan, dan Kedisiplinan. Hal itu juga harus dibarengi dengan sikap Pantang Menyerah dan Tidak Cepat Putus Asa. Semua cita-cita dan ambisi hanya bisa direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal, di mana pun dan kepada siapa pun. Chairul Tanjung (Page: 347) Tjahja Gunawan Diredja, Chairul Tanjung Si Anak Singkong tags: motivation 4 likes like Kebijaksanaan sejak dari hati dan pikiran, tidak hanya dari ucapan. Rasakan, Pikirkan, Ucapkan, baru Tindakan. Bila kita bijaksana dalam berpikir maka tindakan tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga untuk oran lain. Chairul Tanjung (page: 93) Tjahja Gunawan Diredja, Chairul Tanjung Si Anak Singkong 3 likes like Kehormatan kita adalah Kepribadian Kita. Saat Kepribadian saja tidak punya, tak akan mungkin punya Kehormatan. Chairul Tanjung (page: 102) Tjahja Gunawan Diredja, Chairul Tanjung Si Anak Singkong

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung enggan menjawab pertanyaan wartawan yang telah menunggunya di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng Timur, Nomor 2-4, Jakarta.

"Saya sudah mantan menteri, sudah basi," ujarnya, Senin, 27 Oktober 2014. Menurut dia, seharusnya wartawan bertanya pada Menteri Koordinator Perekonomian yang baru, Sofyan Djalil.

Sofyan tiba lebih dahulu di Kementerian Koordinator Perekonomian tanpa pengawalan voorijder. Dia pun datang menggunakan mobil pribadinya Toyota Camry warna hitam dengan nomor polisi B-1993-PAC. (Baca: Ekonom: Sofyan Dajlil Agak Diragukan Pasar)

Sedangkan bos Trans Corp, Chairul Tanjung, datang dengan dikawal oleh voorijder. Chairul Tanjung yang akrab disapa CT itu datang pada pukul 16.45 WIB dengan menggunakan mobil pribadinya, Toyota Lexus warna hitam dengan nomor polisi B-171-QN. (Baca: Sofyan Djalil Mundur sebagai Bos di Lima Perusahaan)

Saat serah-terima jabatan, Sofyan Djalil memuji kinerja Chairul Tanjung. "Pak Chairul merupakan Menko Perekonomian dengan jabatan tersingkat namun prestasinya baik," ujarnya.

Menurut dia, Chairul Tanjung bisa mengeksekusi berbagai macam program. Banyak pekerjaan rumah Mantan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang bisa diselesaikan oleh bos Trans Corp itu.

Chairul Tanjung, kata Sofyan, bisa terus ikut membangun ekonomi dengan kembali pada bisnisnya. "Bisnis Pak CT ini menghidupi ribuan orang," ujarnya.

Ia menjelaskan jika tugas Menteri Koordinator Perekonomian cukup berat. Namun dengan dukungan semua maka tugas-tugas itu bisa dilaksanakan dengan baik.

Dia menambahkan jika Presiden Joko Widodo mengamanatkan kepada semua menterinya untuk bekerja cepat. "Saya akan segera menjalankan transformasi ini sehingga target-target presiden bisa tercapai," ujarnya.