Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

11
Aktivitas Pendanaan (Financing Activity) 1. Sewa Guna Usaha (Lease) Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lessee untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lessee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian mewajibkan lessee membayar selama periode yang ditentukan. Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Diperkirakan hampir sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan utama dalam usaha ritel, penerbangan, dan kereta api. Pendanaan sewa guna popular karena beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usaha untuk meningkatkan penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli. Pendapatan bunga dari sewa guna usaha sering kali menjadi sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut untuk mendanai pembelian aktivanya. a. Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria sebagai berikut : 1. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna usaha. 2. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah . 3. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.

description

Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Transcript of Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Page 1: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Aktivitas Pendanaan (Financing Activity)

1. Sewa Guna Usaha (Lease)

Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri

tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor)

dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lessee untuk menggunakan

aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lessee

membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian

mewajibkan lessee membayar selama periode yang ditentukan.

Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Diperkirakan hampir

sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan utama

dalam usaha ritel, penerbangan, dan kereta api. Pendanaan sewa guna popular karena

beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usaha untuk meningkatkan

penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli. Pendapatan bunga dari sewa guna

usaha sering kali menjadi sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut untuk mendanai

pembelian aktivanya.

a. Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha

Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika

pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria

sebagai berikut :

1. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna

usaha.

2. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah .

3. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.

4. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum

lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak

investasi yang ditahan oleh lessor.

5. Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satu pun

kriteria tersebut terpenuhi.

b. Analisis Sewa Guna Usaha

Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease

terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak

pada laporan keuangan ini adalah :

Page 2: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak

menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.

2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.

3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.

4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan

tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu

tahun dalam neraca.

5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.

Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan dan rasio,

analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum melakukan

analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating lease menjadi capital lease.

c. Konversi Operating lease menjadi Capital lease

Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan

estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasi

tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran

sewa guna usaha. Menentukan tingkat bunga operating lease ini merupakan tantangan .

Untuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating lease, kita dapat

memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease dan mengasumsikan tingkat

bunga yang sama untuk operating lease.

Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,

tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidak melaporkan

rincian capital lease. Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capital lease dan

operating berbeda saat tanggal bunga berbeda.

2. Kontijensi dan Komitmen (Contingencies and Commitments)

Kontijensi

Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya

bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kewajiban kontijen muncul dari

perkara hukum, ancaman pengambilalihan penagihan piutang, klaim atas garansi produk

atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri

dan kerugian properti.

Page 3: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Kewajiban Kontinjen

Kontijensi yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jaminan merupakan estimasi.

Keakuratan analisis atas kewajiban ini bergantung pada keakuratan estimasi tersebut, yang

biasanya berasal dari pengalaman masa lalu dan juga harus menganalisis pengungkapan atas

seluruh kerugian (keuntungan kontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :

Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko

Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihak lain diperlakukan dalam

penentuan risiko

Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.

Komitmen

Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan

kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan

karena peristiwa seperti penandatangan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian bukan

merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen merupakan pengungkapan faktor-

faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk jumlah, kondisi, dan waktu.

Analisis Komitmen :

• Menganalisis komunikasi antar manajemen dan siaran pers.

• Menganalisis catatan tentang komitmen, termasuk Deskripsi komitmen dan besaran.

Jumlah risiko dan bagaimana diperlakukan dalam menilai eksposur risiko Kondisi

kontrak dan waktu.

• Memahami bias yang mungkin terjadi untuk tidak mengungkapkan komitmen.

3. Ekuitas Pemegang Saham (Shareholder’s Equity)

Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas

dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Umumnya terdapat variasi senioritas

klaim pemegang saham atas aset bersih. Pemegang saham dihadapkan pada risiko tertinggi

perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian

maksimum karena mereka berhak atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor

terpenuhi.

Analisis ekuitas pemegang saham harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan

standar ekuitas pemegang saham, analisis ini meliputi :

Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.

Page 4: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan priosritas mereka

dalam likuidasi.

Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.

Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya atas

distribusi laba ditahan.

Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi, opsi saham, dan

kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.

Penting bagi kita untuk membedakan antara instrumen kewajiban dan instrumen

ekuitas mengingat perbedaan risiko dan pengembalian kedua instrumen tersebut.

Pembedaan ini penting terutama jika instrumen keuangan memiliki karakteristik

kewajiban dan karakteristik ekuitas. Beberapa pertanyaan sulit yang harus kita hadapi

adalah :

Apakah instrumen seperti saham preferred yang ditarik kembali atau opsi jual

saham biasa perusahaan (put option) merupakan kewajiban atau instrumen ekuitas?

Apakah instrumen keuangan seperti waran pembelian saham atau opsi saham

pegawai merupakan kewajiban atau instrumen ekuitas?

Apakah hak untuk menerbitkan atau membeli kembali saham perusahaan pada

jumlah tertentu merupakan aset atau instrumen ekuitas?

Apakah instrumen keuangan yang memiliki fitur kewajiban maupun ekuitas apakah

sangat berbeda, sehingga disajikan terpisah? Jika iya, apakah kriteria untuk

menyajikannya?

Modal Saham, pelaporannya meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal.

Modal saham merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai

pembayaran aset dan kas. Terdapat dua jenis modal saham, yaitu saham preferen dan

saham biasa. Sementara itu juga ada Sementara itu juga ada Treasury stock, saham treasuri

adalah saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar

penuh. Akuisisi saham yang diperoleh kembali oleh perusahaan mengurangi aset maupun

ekuitas pemegang saham. Saham yang diperoleh kembali merupakan kontra akun terhadap

ekuitas.

Sumber kenaikan modal saham yang beredar:

Penerbitan saham

Konversi utang dan saham preferen

Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham (stock split)

Page 5: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger

Penerbitan untuk opsi saham dan waran

Sumber penurunan modal saham yang beredar:

Pembelian dan penghentian saham

Pembelian kembali saham

Pemecahan saham terbalik (reverse stock split)

Analisis : akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak memengaruhi

penentuan laba, sehingga tidak banyak memengaruhi analisis laba. Informasi yang lebih

relevan adalah komposisi pos modal dan pembatasan-pembatasan yang berlaku, karena

dapat memengaruhi hak sisa atas saham biasa, serta hak, risiko, dan pengembalian bagi

investor ekuitas. Hak tersebut meliputi hak partisipasi dividen, hak konversi, serta berbagai

opsi dan kondisi yang mencerminkan sekuritas yang kompleks yangs eringkaliditerbitkan

karena kesepakatan merger. Sebagian besar merupakan ekuitas yang dimiliki dampak dilusi.

Perubahan tersebut penting untuk disusun ulang dan dijelaskan dalam akun modal.

Saldo Laba Ditahan, yang merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan,

mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan.

saldo laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.

Dividen tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.

Dividen saham merupakan distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang

saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara

permanen.

Dividen properti yang artinya dibayarkan dalam bentuk asset, tetapi pembagian dividen

dengan cara ini jarang dilakukan.

Dividen dapat dibagikan jika ada pengumuman mengenai pembagian dividen tersebut.

Pengumuman pembayaran dividen yang jumlahnya lebih besar dari dividen tahun lalu

cenderung ditangkap oleh pasar sebagai sinyal positif dan nantinya akan meningkatkan

harga saham. Sebaliknya, jika pengumuman pembayaran dividen yang jumlahnya lebih kecil

dari dividen tahun lalu cenderung ditangkap oleh pasar sebagai sinyal negatif dan dapat

menurunkan harga saham.

Page 6: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Saldo laba yang besar dapat dijadikan dasar untuk membayar dividen. Untuk tujuan

tertentu kadangkala saldo laba ini dibatasi agar tidak dibagi dalam bentuk dividen.

Pembatasan ini dilakukan untuk beberapa tujuan seperti melindungi kreditor jika

perusahaan membeli kembali saham perusahaan. Membeli saham sendiri hakekatnya sama

dengan mengembalikan uang kepada pemilik. Karena yang berkepentingan terhadap harta

perusahaan adalah kreditor dan pemilik, jika perusahaan mengembalikan uang ke pemilik,

kreditor akan terancam kepentingannya. Oleh karena itu pembayaran dividen yang

hakekatnya pengembalian harta ke pemilik perlu dibatasi dengan cara mengikat

(membatasi) saldo laba.

Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment)

Penyesuaian periode lalu terutama merupakan koreksi kesalahan di periode laporan

keungan lalu. Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan

melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atas saldo awal saldo laba

Spin off dan Split off

Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham sebagai

dividen.

Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki perusahaan dengan

saham yang dimiliki oleh para pemegang saham.

Nilai Buku per Lembar Saham

Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada

setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa

semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.

Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed)

walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus

ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli

kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal

saham yang beredar.

Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya

meliputi :

• Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam penilaian

kesepakatan merger.

Page 7: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

• Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuid sangat bergantung pada nilai

buku.

• Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan

aset.

Aplikasi tersebut mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan nilai buku per

lembar saham sebagai berikut :

Nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti properti, pabrik dan

peralatan, biasanya disajikan pada harga perolehan yangd apat sangat berbeda degan

nilai pasar.

Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontijen dengan

kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermin dalam nilai buku.

Pelaporan shareholder equity berdasarkan IFRS, IFRS mengidentifikasi 3 kategori ekuitas

pemegang saham yaitu penanaman modal, cadangan, dan keuntungan/kerugian yang

diakumulasi. Secara umum, berikut ini pola umum sharedholders’ equity, yaitu :

a. Modal saham dilaporkan sebagai item yang terpisah.

b. Kebanyakan perusahaan melaporkan laba ditahan, tetapi beberapa diantaranya

mempertahankan cadangan laba bersih.

c. Cadangan akumulasi pendapatan komprehensif lainnya, pilihan kompensasi, share

premium, dan dalam beberapa kasus bahkan laba ditahan.

d. Hak minoritas (non-controlling interest) disajikan terpisah dari ekuitas pemegang saham

induk perusahaan tetapi termasuk dalam bagian total ekuitas.

e. Beberapa komponen detail laporan perusahaan pada neraca, sementara sebagian

lainnya hanya melaporkan agregat untuk setiap kategori.

4. Appendix 3A : Akuntansi dan Analisis Sewa (Lessor)

Lessor mengkategorikan sewa sebagai operating lease atau capital lease, sama dengan

klasifikasi oleh lessee. Jika dikasifikasikan sebagai operating lease, aset sewa tetap berada

dalam neraca lessor dan pembayaran sewa diperlakukan sebagai pendapatan saat diterima.

Jika diklasifikasikan sebagai capital lease memindahkan aset sewa dari neraca dan mencatat

piutang sebesar jumlah Minimum Lease Payment yang diharapkan. selisih antara piutang

dan aset yang dipindahkan dari neraca disajikan sebagai kewajiban, yaitu pendapatan

diterima dimuka yang berkurang dan dicatat sebagai pendapatan secara periodik sepanjang

masa sewa.

Page 8: Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan

Dua jenis sewa yang penting bagi lessor adalah:

a. Sewa Penjualan (sales-type lease), biaya aset sewa berbeda dari nilai wajar pasarnya

pada tanggal sewa.

b. Sewa Pendanaan langsung (direct financing lease), nilai sewa (nilai sekarang

pembayaran piutang sewa) sama dengan harga perolehan aset yang dibeli dan tidak ada

pencatatan penjualan atau laba kotor.

Implikasi analisis sewa sama dengan implikasi pemberian kredit lainnya.

a. Diperlukan analisis atas ketersediaan cadangan untuk piutang sewa yang tidak dapat

ditagih dibandingkan denga kerugian yang pernah dialami lessor.

b. Piutang sewa akan ditagih selama bertahun-tahun dan bandingkan umur rata-rata

portofolio sewa dengan kewajiban perusahaan.