Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan
-
Upload
usyuluddin -
Category
Documents
-
view
72 -
download
4
description
Transcript of Ch.3 Analisis Aktivitas Pendanaan
Aktivitas Pendanaan (Financing Activity)
1. Sewa Guna Usaha (Lease)
Sewa guna usaha bentuk pendanaan yang popular, khususnya dalam beberapa industri
tertentu. Sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor)
dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak pada lessee untuk menggunakan
aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya, lessee
membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum. Perjanjian
mewajibkan lessee membayar selama periode yang ditentukan.
Sewa guna usaha meningkat frekuensi maupun besarannya. Diperkirakan hampir
sepertiga pendanaan aktiva pabrik. Sewa guna usaha merupakan bentuk pendanaan utama
dalam usaha ritel, penerbangan, dan kereta api. Pendanaan sewa guna popular karena
beberapa hal. Pertama, penjual menggunakan sewa guna usaha untuk meningkatkan
penjualan dengan menyediakan pendanaan bagi pembeli. Pendapatan bunga dari sewa guna
usaha sering kali menjadi sumber pendapatan utama bagi penjual tersebut untuk mendanai
pembelian aktivanya.
a. Klasifikasi dan Pelaporan sewa guna usaha
Lessee mengklasifikasikan dan mencatat sewa guna usaha sebagai capital lease jika
pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi minimal satu dari empat criteria
sebagai berikut :
1. Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lessee pada akhir masa sewa guna
usaha.
2. Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah .
3. Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur ekonomis aktiva.
4. Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa guna usaha minimum
lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak
investasi yang ditahan oleh lessor.
5. Sewa guna usaha dapat diklasifikasikan sebagai operating lease bila tidak satu pun
kriteria tersebut terpenuhi.
b. Analisis Sewa Guna Usaha
Insentif bagi lessee untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai operating lease
terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca dan laporan laba rugi. Dampak
pada laporan keuangan ini adalah :
1. Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari seharusnya dengan tidak
menyajikan pendanaan sewa guna usaha dalam neraca.
2. Operating lease menyediakan aktiva lebih rendah dari seharusnya.
3. Operating lease menunda pengakuan beban disbanding dengan capital lease.
4. Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari seharusnya dengan
tidak menyajikan porsi pembayaran pokok yang jatuh tempo dalam waktu satu
tahun dalam neraca.
5. Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.
Karena klasifikasi sewa guna usaha berdampak pada laporan keuangan dan rasio,
analisis harus membuat penyesuaian terhadap laporan keuangan sebelum melakukan
analisis. Banyak analis mengonversi seluruh operating lease menjadi capital lease.
c. Konversi Operating lease menjadi Capital lease
Untuk mengkonversi operating lease menjadi capital lease, kita memerlukan
estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease. Proses ini dimulai dengan estimasi
tingkat bunga yang akan kita gunakan untuk mendiskontokan proyeksi pembayaran
sewa guna usaha. Menentukan tingkat bunga operating lease ini merupakan tantangan .
Untuk perusahaan yang melaporkan capital lease maupun operating lease, kita dapat
memperkirakan tingkat bunga implicit untuk capital lease dan mengasumsikan tingkat
bunga yang sama untuk operating lease.
Terdapat dua masalah saat mencari tingkat bunga dari capital lease. Pertama,
tidaklah mungkin untuk menggunakan cara ini untuk perusahaan yang tidak melaporkan
rincian capital lease. Masalah kedua timbul jika tingkat bunga capital lease dan
operating berbeda saat tanggal bunga berbeda.
2. Kontijensi dan Komitmen (Contingencies and Commitments)
Kontijensi
Kontijensi merupakan keuntungan dan kerugian potensial yang penyelesaiannya
bergantung pada satu atau lebih peristiwa di masa depan. Kewajiban kontijen muncul dari
perkara hukum, ancaman pengambilalihan penagihan piutang, klaim atas garansi produk
atau kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, risiko yang diasuransikan sendiri
dan kerugian properti.
Analisis Kewajiban Kontinjen
Kontijensi yang dilaporkan seperti garansi jasa dan jaminan merupakan estimasi.
Keakuratan analisis atas kewajiban ini bergantung pada keakuratan estimasi tersebut, yang
biasanya berasal dari pengalaman masa lalu dan juga harus menganalisis pengungkapan atas
seluruh kerugian (keuntungan kontijensi). Pengungkapan kontijensi umumnya meliputi :
Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko
Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipaso pihak lain diperlakukan dalam
penentuan risiko
Pembebanan estimasi kerugian kontinjen, jika ada.
Komitmen
Komitmen merupakan klaim potensial atas sumber daya perusahaan berdasarkan
kinerja di masa depan sesuai kontrak. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan
karena peristiwa seperti penandatangan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian bukan
merupakan transaksi yang lengkap. Semua komitmen merupakan pengungkapan faktor-
faktor penting atas kewajiban komitmen, termasuk jumlah, kondisi, dan waktu.
Analisis Komitmen :
• Menganalisis komunikasi antar manajemen dan siaran pers.
• Menganalisis catatan tentang komitmen, termasuk Deskripsi komitmen dan besaran.
Jumlah risiko dan bagaimana diperlakukan dalam menilai eksposur risiko Kondisi
kontrak dan waktu.
• Memahami bias yang mungkin terjadi untuk tidak mengungkapkan komitmen.
3. Ekuitas Pemegang Saham (Shareholder’s Equity)
Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham) perusahaan. Ekuitas
dipandang klaim pemilik atas aset bersih perusahaan. Umumnya terdapat variasi senioritas
klaim pemegang saham atas aset bersih. Pemegang saham dihadapkan pada risiko tertinggi
perusahaan. Pada saat yang sama, pemegang saham memiliki kemungkinan pengembalian
maksimum karena mereka berhak atas seluruh pengembalian setelah hak kreditor
terpenuhi.
Analisis ekuitas pemegang saham harus mempertimbangkan pengukuran dan pelaporan
standar ekuitas pemegang saham, analisis ini meliputi :
Mengklasifikasikan dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan priosritas mereka
dalam likuidasi.
Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
Menelaah kontrak, ketentuan hukum, dan pembatasan-pembatasan lainnya atas
distribusi laba ditahan.
Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat di konversi, opsi saham, dan
kesepakatan lainnya yang berpotensi menerbitkan saham.
Penting bagi kita untuk membedakan antara instrumen kewajiban dan instrumen
ekuitas mengingat perbedaan risiko dan pengembalian kedua instrumen tersebut.
Pembedaan ini penting terutama jika instrumen keuangan memiliki karakteristik
kewajiban dan karakteristik ekuitas. Beberapa pertanyaan sulit yang harus kita hadapi
adalah :
Apakah instrumen seperti saham preferred yang ditarik kembali atau opsi jual
saham biasa perusahaan (put option) merupakan kewajiban atau instrumen ekuitas?
Apakah instrumen keuangan seperti waran pembelian saham atau opsi saham
pegawai merupakan kewajiban atau instrumen ekuitas?
Apakah hak untuk menerbitkan atau membeli kembali saham perusahaan pada
jumlah tertentu merupakan aset atau instrumen ekuitas?
Apakah instrumen keuangan yang memiliki fitur kewajiban maupun ekuitas apakah
sangat berbeda, sehingga disajikan terpisah? Jika iya, apakah kriteria untuk
menyajikannya?
Modal Saham, pelaporannya meliputi penjelasan atas perubahan jumlah lembar modal.
Modal saham merupakan saham yang diterbitkan kepada pemegang ekuitas sebagai
pembayaran aset dan kas. Terdapat dua jenis modal saham, yaitu saham preferen dan
saham biasa. Sementara itu juga ada Sementara itu juga ada Treasury stock, saham treasuri
adalah saham perusahaan yang dibeli kembali setelah sebelumnya diterbitkan dan dibayar
penuh. Akuisisi saham yang diperoleh kembali oleh perusahaan mengurangi aset maupun
ekuitas pemegang saham. Saham yang diperoleh kembali merupakan kontra akun terhadap
ekuitas.
Sumber kenaikan modal saham yang beredar:
Penerbitan saham
Konversi utang dan saham preferen
Penerbitan dividen saham dan pemecahan saham (stock split)
Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger
Penerbitan untuk opsi saham dan waran
Sumber penurunan modal saham yang beredar:
Pembelian dan penghentian saham
Pembelian kembali saham
Pemecahan saham terbalik (reverse stock split)
Analisis : akun-akun dalam ekuitas pemegang saham umumnya tidak memengaruhi
penentuan laba, sehingga tidak banyak memengaruhi analisis laba. Informasi yang lebih
relevan adalah komposisi pos modal dan pembatasan-pembatasan yang berlaku, karena
dapat memengaruhi hak sisa atas saham biasa, serta hak, risiko, dan pengembalian bagi
investor ekuitas. Hak tersebut meliputi hak partisipasi dividen, hak konversi, serta berbagai
opsi dan kondisi yang mencerminkan sekuritas yang kompleks yangs eringkaliditerbitkan
karena kesepakatan merger. Sebagian besar merupakan ekuitas yang dimiliki dampak dilusi.
Perubahan tersebut penting untuk disusun ulang dan dijelaskan dalam akun modal.
Saldo Laba Ditahan, yang merupakan modal yang dihasilkan sebuah perusahaan,
mencerminkan akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya perusahaan.
saldo laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.
Dividen tunai merupakan distribusi kas kepada pemegang saham.
Dividen saham merupakan distribusi saham perusahaan itu sendiri kepada pemegang
saham secara proporsional. Dividen ini mencerminkan kapitalisasi laba secara
permanen.
Dividen properti yang artinya dibayarkan dalam bentuk asset, tetapi pembagian dividen
dengan cara ini jarang dilakukan.
Dividen dapat dibagikan jika ada pengumuman mengenai pembagian dividen tersebut.
Pengumuman pembayaran dividen yang jumlahnya lebih besar dari dividen tahun lalu
cenderung ditangkap oleh pasar sebagai sinyal positif dan nantinya akan meningkatkan
harga saham. Sebaliknya, jika pengumuman pembayaran dividen yang jumlahnya lebih kecil
dari dividen tahun lalu cenderung ditangkap oleh pasar sebagai sinyal negatif dan dapat
menurunkan harga saham.
Saldo laba yang besar dapat dijadikan dasar untuk membayar dividen. Untuk tujuan
tertentu kadangkala saldo laba ini dibatasi agar tidak dibagi dalam bentuk dividen.
Pembatasan ini dilakukan untuk beberapa tujuan seperti melindungi kreditor jika
perusahaan membeli kembali saham perusahaan. Membeli saham sendiri hakekatnya sama
dengan mengembalikan uang kepada pemilik. Karena yang berkepentingan terhadap harta
perusahaan adalah kreditor dan pemilik, jika perusahaan mengembalikan uang ke pemilik,
kreditor akan terancam kepentingannya. Oleh karena itu pembayaran dividen yang
hakekatnya pengembalian harta ke pemilik perlu dibatasi dengan cara mengikat
(membatasi) saldo laba.
Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment)
Penyesuaian periode lalu terutama merupakan koreksi kesalahan di periode laporan
keungan lalu. Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan
melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atas saldo awal saldo laba
Spin off dan Split off
Spin-off yaitu distribusi saham anak perusahaan kepada pemegang saham sebagai
dividen.
Split-off yaitu pertukaran saham anak perusahaan yang dimiliki perusahaan dengan
saham yang dimiliki oleh para pemegang saham.
Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada
setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa
semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.
Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed)
walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus
ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli
kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal
saham yang beredar.
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan keuangan. Aplikasinya
meliputi :
• Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan dalam penilaian
kesepakatan merger.
• Analisis perusahaan dengan komposisi besar aset likuid sangat bergantung pada nilai
buku.
• Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat memerlukan penutupan
aset.
Aplikasi tersebut mengakui pertimbangan akuntansi dalam perhitungan nilai buku per
lembar saham sebagai berikut :
Nilai tercatat aset, khususnya aset jangka panjang seperti properti, pabrik dan
peralatan, biasanya disajikan pada harga perolehan yangd apat sangat berbeda degan
nilai pasar.
Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset kontijen dengan
kemungkinan terjadi yang tinggi seringkali tidak tercermin dalam nilai buku.
Pelaporan shareholder equity berdasarkan IFRS, IFRS mengidentifikasi 3 kategori ekuitas
pemegang saham yaitu penanaman modal, cadangan, dan keuntungan/kerugian yang
diakumulasi. Secara umum, berikut ini pola umum sharedholders’ equity, yaitu :
a. Modal saham dilaporkan sebagai item yang terpisah.
b. Kebanyakan perusahaan melaporkan laba ditahan, tetapi beberapa diantaranya
mempertahankan cadangan laba bersih.
c. Cadangan akumulasi pendapatan komprehensif lainnya, pilihan kompensasi, share
premium, dan dalam beberapa kasus bahkan laba ditahan.
d. Hak minoritas (non-controlling interest) disajikan terpisah dari ekuitas pemegang saham
induk perusahaan tetapi termasuk dalam bagian total ekuitas.
e. Beberapa komponen detail laporan perusahaan pada neraca, sementara sebagian
lainnya hanya melaporkan agregat untuk setiap kategori.
4. Appendix 3A : Akuntansi dan Analisis Sewa (Lessor)
Lessor mengkategorikan sewa sebagai operating lease atau capital lease, sama dengan
klasifikasi oleh lessee. Jika dikasifikasikan sebagai operating lease, aset sewa tetap berada
dalam neraca lessor dan pembayaran sewa diperlakukan sebagai pendapatan saat diterima.
Jika diklasifikasikan sebagai capital lease memindahkan aset sewa dari neraca dan mencatat
piutang sebesar jumlah Minimum Lease Payment yang diharapkan. selisih antara piutang
dan aset yang dipindahkan dari neraca disajikan sebagai kewajiban, yaitu pendapatan
diterima dimuka yang berkurang dan dicatat sebagai pendapatan secara periodik sepanjang
masa sewa.
Dua jenis sewa yang penting bagi lessor adalah:
a. Sewa Penjualan (sales-type lease), biaya aset sewa berbeda dari nilai wajar pasarnya
pada tanggal sewa.
b. Sewa Pendanaan langsung (direct financing lease), nilai sewa (nilai sekarang
pembayaran piutang sewa) sama dengan harga perolehan aset yang dibeli dan tidak ada
pencatatan penjualan atau laba kotor.
Implikasi analisis sewa sama dengan implikasi pemberian kredit lainnya.
a. Diperlukan analisis atas ketersediaan cadangan untuk piutang sewa yang tidak dapat
ditagih dibandingkan denga kerugian yang pernah dialami lessor.
b. Piutang sewa akan ditagih selama bertahun-tahun dan bandingkan umur rata-rata
portofolio sewa dengan kewajiban perusahaan.