Ch 2 RMK Andi Muhammad Novian Nurtanio
-
Upload
iand-novian-nurtanio -
Category
Documents
-
view
23 -
download
7
Transcript of Ch 2 RMK Andi Muhammad Novian Nurtanio
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
1. PROSES TRANSAKSI
Siklus Transaksi
Terdapat tiga siklus transaksi yang memproses sebagian besar aktivitas ekonomi perusahaan,
yaitu pengeluaran, siklus konversi, dan siklus pendapatan.
Siklus Pengeluaran
Terdapat subsistem utama dari siklus pengeluaran :
1. Sistem Pembelian/Utang Dagang (membeli bahan mentah, dimana ketika barang diterima
akan mempengaruhi dagang).
2. Sistem Pengeluaran Kas (apabila tanggal jatuh tempo pada utang dagang telah
ditiba maka akan dilakukan pengeluran kas untuk memenuhi kewajiban).
3. Sistem Gaji (pengumpulan data pemakaian tenaga kerja dari setiap pegawai –
menghitung gaji – mengeluarkan cek pembayaran)
4. Sistem Aktiva Tetap (sistem yang berkaitan dengan transaksi – transaksi akuisasi,
pemeliharaan dan penghentian aktifa tetap / tanah,gedung dan perabotan) persediaan
dan utang
Siklus Konversi
Siklus Konversi ; menyediakan nilai tambah pada barang atau jasa. Dibentuk oleh 2 subsistem
utama :
- Sistem Produksi, melibatkan perencanaan, penjadwalan dan control (penetapan
kebutuhan bahan mentah, otorisasi kerja yang harus dilakukan).
- Sistem Akuntansi Biaya, memonitor arus informasi biaya yang berkaitan dengan produksi
(anggaran, kontrol biaya, pelaporan kinerja).
Siklus Pendapatan
Memiliki 2 subsistem utama, yaitu : pemrosesan pesanan penjualan dan penerimaan kas.
A. Pencatatan Akuntansi
Siklus Manual
Bagian ini mendeskripsikan tujuan setiap jenis catatan akuntansi yang digunakan
dalam siklus transaksi. Pembahasan akan dimulai dengan pencatatan tradisional yang
digunakan dalam sistem manual (dokumen, jurnal dan buku besar)
a. Dokumen, menyediakan bukti dari kegiatan ekonomi dan dapat digunakan
untuk memulai pemrosesan transaksi. Tiga jenis dokumen yaitu:
Dokumen sumber, digunakan untuk menangkap dan memformalisasi
data transaksi yang diperlukan untuk memproses siklus transaksi
Dokumen produk, merupakan hasil dari pemrosesan transaksi, bukan
dokumen yang memicu mekanisme proses
Dokumen perputaran, adalah dokumen produk dari satu sistem yang
menjadi dokumen sumber dari sistem lainnya
b. Jurnal, catatan ayat - ayat secara kronologis. Terdapat dua jenis jurnal :
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
Jurnal khusus, digunakan untuk mencatat kelas transaksi khusu yang
muncul dalam volume besar
Jurnal umum. Perusahaan menggunakan jurnal umum untuk memcatat
transaksi yang jarang terjadi atau yang tidak sama.
c. Buku besar, adalah buku akun keuangan, yang mencerminkan pengaruh
keuangan dari transaksi setelah dibukukan dari berbagai jurnal. Terdapat
dua jenis buku besar: (1) buku besar umum, yang berisi informasi akun
perusahaan dalam bentuk rangkuman dari akun pengendali, dan (2) buku
besar pembantu, yang berisi perincian akun individual yang membentuk
akun pengendali tertentu.
.
Jejak Audit
Untuk menelusuri transaksi dari dokumen sumber ke laporan keuangan. Di antara berbagai
tujuan dari jejak audit, yang paling penting bagi akuntan adalah audit akhir tahun. Jejak audit
bereperan penting dalam proses pengujian akun dan transaksi utama perusahaan untuk sampai
pada opini keseluruhan tentang kelayakan penyajian laporan keuangan.
B. Sistem Berbasis Komputer
Untuk merecord akuntansi dalam sistem dapat disajikan dalam 4 jenis file magnetis:
1. File Master, nilai data – data dalam file induk diperbaharui dari transaksi, contohnya buku
besar umum dan buku besar pembantu.
2. File Transaksi, file sementara yang menyimpan record transaksi yang akan digunakan
untuk merubah atau memperbarui data dalam file induk.
3. File Referensi, menyimpan data yang digunakan sebagai standar untuk memproses
transaksi, misalnya program pembayaran gaji, yang dijadikan standar untuk penghitungan
pajak.
4. File Arsip, dipertahankan untuk referensi akan datang. berisi record – record tentang
transaksi masa lalu yang
Jejak Audit Digital
Sama dengan jejak kertas, jejak audit digital memungkinkan penelusuran transaksi. Auditor
yang berusaha untuk mengevaluasi akurasin dari angka piutang yang dipublikasikan dalam neraca,
dapat melakukannya melalui langkah-langkah berikut ini :
1. Membandingkan saldo akun transaksi pada neraca dengan saldo akun control di file
induk.
2. Rekonsiliasikan angka kontrol dengan total akun pembantu.
3. Pilih sampel dari jurnal – jurnal yang diperbaharui dengan akun – akun di buku besar
pembantu dan telesuri transaksi dalam file arsip.
4. Verifikasi dan konfirmasi akurasi dan ketepatan dokumen.
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
C. Teknik Dokumentasi
Ada lima teknik dokumentasi dasar yang diperkenalkan dalam bagian ini, yaitu: diagram
arus data, diagram relasi entitas, bagan alir sistem, bagan alir program, dan diagram tata letak
record.
1. Diagram arus data, menggunakan symbol untuk menyajikan entitas, proses, arus data,
dan penyimpanan data yang berkaitan dengan suatu sistem.
2. Diagram relasi entitas, teknik dokumentasi yang digunakan untuk menyajikan relasi antara
entitas.
3. Bagan alir sistem, adalah representasi grafis dari sistem yang mendeskripsikan relasi
fisik. Elemen yang termasuk departemen organisasional, sistem manual, catatan
akuntansi (dokumen, jurnal, buku besar, dan file)
4. Bagan alir program, menyediakan perincian yang penting untuk melakukan audit teknologi
informasi .
5. Diagram tata letak record, digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record yang
membentuk file atau tabel basis data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan nama,
jenis data, dan panjang setiap atribut (atau field) dalam record.
C. Sistem Akuntansi Berbasis Komputer
Bagian terakhir dari bab ini membahas model pemrosesan transaksi alternatif yang
berbasis computer. Sistem akuntansi berbasis computer dibagi menjadi dua kelompok besar:
sistem batch dan sistem real-time.
Perbedaan antara sistem batch dan real-time
Informasi Jeda waktu. Sistem batch menyusun transaksi ke dalam kelompok untuk
pemrosesan. Sistem real-time memproses transaksi secara individual pada saat peristiwa
muncul.
Sumber daya. Secara umum sistem batch memerlukan lebih sedikit sumber daya (seperti
biaya pemrograman, waktu computer, dan pelatihan bagi pengguna) daripada sistem real-
time. Sistem real-time menggunakan file akses langsung memerlukan peralatan
penyimpanannya yang lebih mahal, seperti cakram magnetis.
Efisiensi Operasional. Sistem pemrosesan real-time yang menangani sejumlah besar
transaksi setiap hari dapat menciptakan ketidakefisienan operasional. Namun demikian,
pemrosesan batch dari akun yang nonkritis memperbaiki efisiensi operasional dengan
mengeliminasi aktivitas yang tidak diperlukan pada saat-saat penting dalam pemrosesan.
Pendekatan Pemrosesan Data Alternatif
Sistem Warisan Versus Sistem Modern
Tidak semua organisasi menggunakan sistem informasi modern. Dalam bab 1,
dijelaskan bahwa sistem warisan umumnya memiliki fitur berikut ini: memiliki aplikasi
berbasis mainframe, berorientasi pada batch, sistem warisan yang awal menggunakan file
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
datar untuk pentimpanan data, namun basis data hierarkis dan jaringan sering berkaitan
dengan era sistem warisan yang lebih maju.
Sistem modern cenderung berbasis klien-server (jaringan) dan memproses transaksi
secara real-time. Meskipun ini merupakan tren di banyak organisasi, pembaca perlu
menyadari bahwa banyak sistem modern yang berbasis mainframe dan menggunakan
pemrosesan batch
Pembaruan File Master dari Transaksi
Baik pemrosesan batch maupun pemrosesan real-time yang digunakan, pembaruan
record file utama mencakup perubahan nilai dari satu beberapa field untuk mereflsikan
pengaruh dari suatu transaksi.
Pemrosesan Batch Dengan Menggunakan Pengumpulan Data Secara Real-Time
Pendekatan pemrosesan data yang popular, khususnya untuk perusahaan besar
adalah menangkap secara elektronik data transaksi pada sumbernya ketika terjadi.
Dengan mendistribusikan kemampuan input data ke pengguna, kesalahan transaksi
tertentu bisa dicegah atau dideteksi dan dikoreksi pada sumbernya. Hasilnya adalah file
transaksi yang bebas dari kebanyakan kesalahan yang sering terjadi pada sistem warisan
lama. File transaksi kemudian diproses dengan cara batch untuk mencapai efisiensi
operasional
Pemrosesan Real - Time
Sistem real-time memproses seluruh transaksi pada saat terjadi. Sistem semacam ini
memiliki banyak potensi keuntungan, termasuk perbaikan produktivitas, pengurangan
persediaan, peningkatan perputaran persediaan, pengurangan jeda dalam penagihan
pelanggan, dan perbaikan keputusan pelanggan. Pemrosesan real-time sesuai dengan
sistem yang memproses volume transaksi yang rendah dan yang tidak saling berbagi
record umum. Sistem ini menggunakan teknologi local are network (LAN) dan wide are
network (WAN).
Diagram Tata Letak Record
Digunakan untuk mengungkapkan struktur internal record yang membentuk file atau tabel
basis data. Diagram tata letak biasanya menunjukkan nama, jenis data, dan panjang setiap atribut
dalam record. Informasi struktur data yang terperinci diperlukan untuk tugas-tugas seperti
identifikasi jenis-jenis tertentu kegagalan sistem, analisis laporan kesalahan, dan desain uji logika
komputer untuk tujuan audit dan debugging.
D. Skema pengkodean data
Sebuah Sistem Dengan Kode
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
Masalah ini dipecahkan, atau setidaknya sangat berkurang, dengan menggunakan kode
untuk mewakili setiap item dalam persediaan dan rekening pemasok. Kegunaan lain dari data
coding di SIA adalah untuk:
1. Mewakili sejumlah besar informasi kompleks yang seharusnya dapat diatur.
2. Menyediakan sarana pertanggungjawaban atas kelengkapan transaksi diproses.
3. Mengidentifikasi transaksi yang unik dan rekening dalam kehidupan.
4. Mendukung fungsi audit dengan menyediakan jejak audit yang efektif.
Skema Kode Numeric dan Abjak
Kode Sekuensial, merupakan item dalam beberapa berurutan (menaik atau menurun).
Sebuah aplikasi umum dari sekuensial numerik adalah prenumbering dokumen sumber.
Keuntungan. Kode sekuensial mendukung rekonsiliasi batch transaksi, seperti pesanan
penjualan, pada akhir pengolahan.
Kekurangan. Kode sekuensial tidak membawa kandungan informasi di luar pesanan
mereka dalam urutan. Juga, skema pengkodean berurutan yang sulit untuk berubah.
Kode Block. Sebuah blok kode numerik adalah variasi pada pengkodean berurutan yang
sebagian obat kelemahan baru saja dijelaskan. Pendekatan ini dapat digunakan untuk
mewakili kelas seluruh item dengan membatasi setiap kelas untuk rentang tertentu dalam
kode skema.
Keuntungan. Blok coding memungkinkan untuk penyisipan kode baru di dalam blok tanpa
harus merombak struktur coding keseluruhan.
Kekurangan. seperti dengan kode sekuensial, isi informasi jika kode blok adalah tidak
mudah terlihat.
Grup Kode. Kode kelompok numerik digunakan untuk mewakili item kompleks atau
peristiwa yang melibatkan dua atau lebih lembar data terkait.
Keuntungan.Kode kelompok memfasilitasi representasi dari sejumlah besar data yang
beragam. dan memungkinkan struktur data yang kompleks untuk diwakili dalam bentuk
hirarki yang logis dan lebih mudah diingat oleh manusia.
Abjad Kode. Kode abjad digunakan untuk banyak tujuan yang sama dengan kode
numerik. karakter abjad dapat diberikan secara berurutan atau dapat digunakan dalam
teknik blok dan kelompok coding.
Keuntungan. kapasitas untuk mewakili angka besar item meningkat secara dramatis
melalui penggunaan kode abjad murni atau abjad tertanam dalam kode numerik.
Kekurangan. kelemahan utama dengan coding abjad adalah
1. Sebagai dengan kode numerik, ada sulit merasionalisasi arti kode-kode yang telah
ditugaskan secara berurutan
2. Pengguna cenderung memiliki catatan menyortir sulit yang dikodekan berdasarkan
abjad
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
Kode Mnemonic. adalah karakter abjad dalam bentuk akronim dan kombinasi lainnya
yang menyampaikan makna.
Keuntungan. skema coding mnemonic tidak memerlukan pengguna untuk menghafal arti;
kode itu sendiri menyampaikan tingkat tinggi informasi tentang mereka yang diwakili.
Kekurangan. meskipun kode mnemonic berguna untuk mewakili kelas jika item, mereka
memiliki kemampuan terbatas untuk mewakili item dalam kelas.
2. KONSEP DAN PROSEDUR PENGENDALIAN INTERNAL.
Pembuatan dan pemeliharaan sistem pengendalian internal adalah kewajiban pihak manajemen
yang penting. Aspek mendasarkan dari tanggung jawab penyediaan informasi pihak
manajemen adalah untuk memberikan jaminan yang wajar bagi pemegang saham bahwa
perusahaan dikendalikan dengan baik. Selain itu, pihak manajemen memiliki tanggung jawab
untuk melengkapi pemegang saham serta calon investor dengan informasi keuangan yang
andal secara tepat waktu, sistem pengendalian internal yang memadai penting bagi pihak
manajemen untuk melakukan kewajiban ini.
C.1 Konsep Pengendalian Internal (Internal control system) terdiri atas berbagai kebijakan,
praktik, dan prosedur yang ditetapkan oleh perusahaan untuk mencapai empat tujuan
umumnya:
1. Menjaga aktiva perusahaan.
2. Memastikan akurasi dan keandalan catatan serta informasi akuntansi.
3. Mendorong efisiensi dalam operasional.
4. Mengukur kesesuaian dengan kebijakan serta prosedur yang ditetapkan oleh pihak manajemen.
Memodifikasi Asumsi.
Hal yang terdapat berbagai tujuan pengendalian ini adalah empat asumsi dasar tambahan yang
membimbing para desainer serta auditor sistem pengendalian internal.
• Tanggung Jawab Manajemen. Konsep ini meyakini bahwa pembuatan dan pemeliharaan sistem
pengendalian internal adalah tanggung jawab pihak manajemen (management responsibilty).
• Jaminan yang wajar. Sistem pengendalian internal harus menyediakan jaminan yang wajar
(reasonable assurance) bahwa keempat tujuan umum pengendalian internal terpenuhi secara
efektif dari segi biaya. Ini berarti bahwa tidak ada sistem pengendalian internal yang sempurna
dan bahwa biaya untuk mencapai pengendalian yang lebih baik tidak boleh melebihi
manfaatnya.
• Metode keterbatasan dalam efektivitasnya. Hal ini meliputi (1) kemungkinan kesalahan tidak ada
sistem yang sempurna, (2) pelanggaran-personel dapat melanggar sistem melalui kolusi atau
cara lain, (3) pelanggaran manajemen-pihak manajemen berada dalam posisi melanggar
prosedur pengendalian dengan secara pribadi menyimpangkan transaksi atau dengan
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
mengarahkan bawahan, untuk melakukan hal tersebut, dan (4) berubahnya kondisi-kondisi
dapat berubah dengan berjalannya waktu hingga pengendalian yang ada menjadi tidak
berjalan.
Eksposur dan Risiko
Sistem pengendalian internal sebagai pelindung yang melindungi aktiva perusahaan dari
banyaknya peristiwa yang tidak diinginkan yang menyerangkan perusahaan. Ini semua
meliputi usaha untuk akses secara tidak sah ke Aktiva perusahaan (termasuk informasi):
penipuan yang dilakukan oleh orang dalam dan luar perusahan; kesalahan karena karyawan
tidak kompeten, program komputer salah, dan data input yang rusak; serta tindakan yang
salah,seperti akses tidak sah oleh backer komputer, serta ancaman virus komputer yang
menghancurkan progran dan basis data.
Model Pengendalian Internal untuk Pencegahan Pendeteksian Perbaikan.
a. Pengendalian Pencegahan (preventive control) adalah teknik pasif yang didesain untuk
mengurangi frekuensi terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan.
b. Pengendalian Pemeriksaan (detective control) adalah berbagai alat, teknik, dan prosedur yang
didesain untuk mengidentifikasi serta mengekspos berbagai peristiwa yang tidak diinginkan
dan yang lepas dari pengendalian pencegahan.
c. Pengendalian Perbaikan (corrective control) adalah tindakan yang diambil untuk membalik
berbagai pengaruh kesalahan yang terdeteksi dalam tahap sebelumnya.
Komponen Pengendalian Internal.
Pengendalian internal yang dijelaskan dalam SAS 78 terdiri sebagai berikut:
a. Lingkungan pengendalian (control environment) adalah dasar dari empat komponen
pengendalian lainnya.lingkungan pengendalian menentukan arah perusahaan dan
memengaruhi kesadaran pengendalian pihak manajemen dan karyawan, berbagai elemen
penting dari lingkungan pengendalian adalah:
• Integritas dan nilai etika manajemen.
• Struktur organisasi.
• Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit, jika ada
• Filosofi manajemen dan siklus operassionalnya.
• Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan otoritas.
• Metode manajemen untuk menilai kinerja.
• Pengaruh eksternal.
• Kebijakan dan praktik perusahaan dalam mengelola sumber daya manusianya.
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009
Chapter 2 Introduction to transaction processing and chapter 3 Internal control
b. Pengawasan (monitoring) adalah proses yang memungkinkan kualitas desain pengendalian
internal serta operasinya berjalan.
c. Aktivitas Pengendalian (control activities) adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang
digunakan untuk memastikan bahwa tindakan yang tepat telah diambil untuk mengatasi risiko
perusahaan yang telah diidentifikasi.
Aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
• Pengendalian Komputer adalah yang secara khusus berhubungan dengan lingkungan TI
dan Audit TI.
• Pengendalian Fisik adalah yang berhubungan dengan aktivitas manusia yang digunakan
dalam sistem akuntansi.
Ada enam kategori aktivitas pengendalian fisik:
• otorisasi transaksi,
• pemisahan fungsi,
• supervisi,
• pencatatan akuntansi,
• pengendalian akses,
• verifikasi independen.
ANDI MUHAMMAD NOVIAN NURTANIO A31111009