CERPEN alaala

3
CERPEN tentang KEADILAN dan KTERBUKAAN Keluarga, satu kata yang bermakana dalam hidup ku.aku ada karna keluarga. Di keluarga aku memulai hidup ku, tempat dimana aku mengenal kehidupan ini. Dan terus menjalani hidup ku bersama keluarga, sampai saat ini. Keluarga ku, keluarga yang sederhana. Terdiri dari bapak, mama, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik laki-laki , dan tentunya aku. Ayah ku adalah supermen ku. Ia rajin mecari nafkah untuk sesuap nasi bagi sang keluarga. Dan ibu ku wonder women ku, ia sangat menyayangi suami dan anak-anaknya. Keluarga ku bukan termasuk keluarga harmonis, sampai pada saat ada sebuah kejadian. “halo, mama kapan ngunjungi aku?” “ dua minggu lagi mama ngunjungi. Mau dibawain apa aja?” “ kayak biasane wes mam. Tapi kali ini aku minta dikunjungi sekeluarga ya.. . sekali- sekali oo mam.” “ iyo wes. Mama usahain ya.” “okayy.”, aku menutup telpon pondok ku. Termenung. Aku telah merindukan keluarga ku sejak empat bulan yang lau. Hanya saja kenyataanya aku bisa bertemu mereke setengah tahun sekali. Aku tidak terlalu dekat dengan mereka, karna terpaut jauhnya jarak Sidoarjo – Solo. Oh tidak, aku baru ingat, kalau dua bulan nanti itu telah datang waktu liburan puasa. Yah, itu tandanya aku baru bisa bertemu mereka tidak sesaat seperti waktu kunjungan. Tapi aku akan bertemu mereka dua bulan selama liburan puasa.

description

apalah

Transcript of CERPEN alaala

Page 1: CERPEN alaala

CERPEN tentang KEADILAN dan KTERBUKAAN

Keluarga, satu kata yang bermakana dalam hidup ku.aku ada karna keluarga. Di keluarga aku memulai hidup ku, tempat dimana aku mengenal kehidupan ini. Dan terus menjalani hidup ku bersama keluarga, sampai saat ini. Keluarga ku, keluarga yang sederhana. Terdiri dari bapak, mama, kakak laki-laki, kakak perempuan, adik laki-laki , dan tentunya aku.

Ayah ku adalah supermen ku. Ia rajin mecari nafkah untuk sesuap nasi bagi sang keluarga. Dan ibu ku wonder women ku, ia sangat menyayangi suami dan anak-anaknya. Keluarga ku bukan termasuk keluarga harmonis, sampai pada saat ada sebuah kejadian.

“halo, mama kapan ngunjungi aku?”

“ dua minggu lagi mama ngunjungi. Mau dibawain apa aja?”

“ kayak biasane wes mam. Tapi kali ini aku minta dikunjungi sekeluarga ya.. . sekali- sekali oo mam.”

“ iyo wes. Mama usahain ya.”

“okayy.”, aku menutup telpon pondok ku. Termenung. Aku telah merindukan keluarga ku sejak empat bulan yang lau. Hanya saja kenyataanya aku bisa bertemu mereke setengah tahun sekali. Aku tidak terlalu dekat dengan mereka, karna terpaut jauhnya jarak Sidoarjo – Solo.

Oh tidak, aku baru ingat, kalau dua bulan nanti itu telah datang waktu liburan puasa. Yah, itu tandanya aku baru bisa bertemu mereka tidak sesaat seperti waktu kunjungan. Tapi aku akan bertemu mereka dua bulan selama liburan puasa.

Mentari pagi yang menembus jendela kamar ku membuat aku silau hingga aku terbangun dari tidurku. Langsung terdengar teriakan adik dan kakak laki ku yang tengah bertengkar. Tak tau apa penyebabnya. Aku telah sampai di rumah ku, dan kerinduanku belum sempat terbalas karna aku kemarin kelelahan dan langsung tertidur. Aku merindukan suasana ini, suasana dimana ibu ku menyiapkan makan pagi, bapak bersiap siap berangkat ke kantor, kakak laki ku membersihkan lantai, kakak perempuan ku menyapu halaman rumah, adik laki ku menyiapkan

Page 2: CERPEN alaala

pelajaran, dan aku langsung mengerjakan tugas ku mencuci pakaian. Memang tugas ini telah adil dibagi kepala keluarga ku, bapak ku.

Saat semua sudah menyelesaikan tugas masing-masing, aku dan keluarga ku berkumpul di ruang makan untuk makan pagi bersama. Di tengah asyik makan, kakak laki-laki ku mengutarakan niatnya untuk melanjutkan studi di Austria. Seketika itu bapak ku langsung menghentikan makanya, dan pergi ke kantor. Kakak laki-laki ku merasa bersalah dan hanya bias tersiam.

“tenang saja, nanti dibicarakan bersama saja. Bapak lagi gak enak badan, apalagi kamu mengutarakanya dissat yg tidak tepat”, ucap mama ku. Kami semua mendengar nasihatnya lalu melanjutkan makan.

Seusai shalat magrib, bapak ku mengajak keluarga ku berkumpul, dan membahas tentang niat kakak laki-laki ku yg sempat tertunda tadi. Akhirnya, keputusan telah tercapai yaitu kakak laki ku tidak diijinkan melanjutkan studinya ke Austria, tetapi harus di Indonesia. Bapak ku juga mengatakan mengapa saat sarapan langsung beranjak kseusai laki-laki ku mengutarakan niatnya, ternyata bapak ku tidak suka ketkika salah salu anggota keluarga mengutarakan niatnya saat makan.

Setelah kejadian itu, keluarga ku menjadi lebih harmonis. Karna setiap shalat waktu dikerjakan berjama’ah. Lalu dilanjutkan dengan ngaji bersama, dan sebelum tidur ada saatnya untuk malam kejujuran. Dimana keluarga ku harus menceritakan, mengungkapkan apapun yg ingin diungkapan. Begitu terus sehari-harinya.

Nama: Dimitri Prahesti

No.abs : 13

Kelas : XI P3

Tugas PKN