Cerita Masuk Aka
-
Upload
adi-pujianto -
Category
Documents
-
view
60 -
download
1
Transcript of Cerita Masuk Aka
![Page 1: Cerita Masuk Aka](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/55721087497959fc0b8d4ebc/html5/thumbnails/1.jpg)
AUTOBIOGRAFI
Sebelum saya berhasil masuk AKA, saya memiliki 1001 kisah tentang
kegagalan, kisah haru, senang, sedih, segala macam kisah pengalaman berharga
yang saya dapat.
Berawal dari sebelum ujian nasional, datang tawaran dari sekolah untuk
mengikuti SNMPTN undangan, saya tertarik untuk mengikutinya, karna apa???
Konon ceritanya sih saya dapat berbagai bisikan membangun dari orang sekitar,
saya sih percaya saja kalau saja bisa masuk PTN Favorit waktu itu, karna memang
belum tahu bagaimana ketatnya seleksi nilai di SNMPTN undangan.
Tapi seiringnya berjalannya waktu saya mulai menyadari hal itu, kalau
saja dulu saya tidak terlalu bernafsu memilih PTN favorit, hal itu yang terus
menjadi fikiran sampai menjelang ujian nasional, tapi setelah difikir fikir lagi,
buat apa kita terlalu memikirkan itu, ujian nasional saja belum tentu, akhirnya
saya pun fokus untuk Ujian nasional terlebih dahulu, masalah SNMPTN
undangan saya serahkan semuanya kepada Yang Maha Kuasa.
Setelah Ujian Nasional berjalan lancar, tibalah saat pengumuman ujian
nasional, disitu aku mendapat hasil dari perjuanganku bersama temanku, tapi
bukan hanya sekedar kata teman, dia sahabatku terbaikku, kami bangga menerima
hasil LULUS Ujian Nasional, itu hasil perjuangan kami, belajar tengah malam
haru.
Namun selang 2 hari setelah pengumuman Ujian Nasional, tibalah saatnya
untuk pengumuman SNMPTN Undangan, awalnya saya sudah mengikhlaskan,
karna saya sendiri yakin saya tidak akan diterima di SNMPTN Undangan ini, tapi
rasa penasaran terus memaksaku untuk membuka hasilnya, akhirnya aku pun
bergegas membuka pengumumannya di internet dan benar saja, setelah saya
memasukkan No Pin dan Kode milik saya, di dalamnya tertera Nama : Agus Adi
Pujianto , Hasil : dinyatakan belum LULUS SNMPTN.
![Page 2: Cerita Masuk Aka](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/55721087497959fc0b8d4ebc/html5/thumbnails/2.jpg)
Aneh, entah kenapa setelah pengumuman itu saya merasa menyesal,
kenapa saya tidak memilih PTN biasa saja bukan yang luar biasa, padahal
sebelumnya saya pasrah akan semua yang terjadi. Tapi memang begitulah
kenyataannya, penyesalan selalu ada di akhir, dan dari sinilah perjuangan saya
akan dimulai, saya mulai memotivasi diri sendiri, mulai bersiap kembali untuk
mengikuti tes-tes berikutnya.
Setelah SNMPTN Undaangan berakhir, masih ada SNMPTN tulis, masih
banyak harapan saya fikir, dan disitulah mulai muncul rasa percaya diri kembali,
saya pasti bisa lulus di SNMPTN Tulis ini, tapi saya sadar ini tes tulis bukan nilai
raport,maka dari itu saya berinisiatif untuk mengikuti sebuah bimbingan belajar
selama 1 bulan sebelum SNMPTN Tulis tiba. Banyak sekali perjuangan bersama
teman temanku yang kebetulan satu tempat bimbingan belajar. Mulai dari bulak
balik naik motor, sampai hujan-hujanan demi sebuah cita-cita ingin kuliah, ya cita
cita ku cuma satu, ingin kuliah. Jujur, perjuangan untuk persiapan menghadapi
SNMPTN ini sulit sekali, terutama melawan malas untuk belajar, sulit sekali,
bahkan saya sering terlena untuk bermalas malasan.
Setelah 1 bulan terlewati, hari tes SNMPTN Tulispun tiba, saya cuma bisa
gugup saat itu dan berdo’a, semoga saja kemalasan saya waktu itu tidak berakibat
buruk, tapi Alhamdulillah ada banyak tips tips yang saya ketahui sehingga bisa
mengerjakannya dengan percaya diri, yakin se yakinnya saya pasti lulus.
Selang 1 bulan, tiba waktunya untuk pengumuman SNMPTN Tulis,
rasanya campur aduk, penasaran dan takut terutama, akhirnya saya berangkat ke
warnet untuk melihat Hasil perjuangan yang terbilang setengah setengah itu,
ketika saya tulis nomer tes dan tanggal dan menekan tombol enter, ternyata yang
keluar hanya tulisan “Maaf Anda Belum Beruntung”. Semangat yang dulunya
membara, tiba tiba langsung hilang seperti tertiup angin lembut. Hanya bisa
menanngisi hasil perjuangan saya yang setengah setengah itu, sesal kembali
datang, tapi yang membuat saya bangkit kembali adalah sahabat dan teman-teman
yang menyemangati aku, sms sms mereka membanjiri kotak masuk, kata kata
semangat, terus mengalir.
![Page 3: Cerita Masuk Aka](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/55721087497959fc0b8d4ebc/html5/thumbnails/3.jpg)
Ada sebuah pesan dari teman saya yang paling saya ingat, “Yaudah nyesel
dulu, nangis dulu, tapi cukup 5 menit, karna waktu kita tidak mungkin seluruhnya
untuk penyesalan”. Dari kata kata itu saya mulai bangkit kembali, dan mulai
membulatkan tekad dengan kesungguhan. Setelah termotivasi dari pesan itu tiba
tiba saya melihat brosur AKA yang terpajang di meja belajar, yang saya dapatkan
ketika dosen dari AKA mlakukan promosi di sekolah saya untuk yang pertama
kali. Akhirnya malam itu juga saya putuskan untuk mendaftar masuk di AKA,
saya langsung laporan ke ayah, dan ayahpun bilang “yasudah ayah antar besok
untuk pendaftaran”. Wah ternyata ayah yang selama ini saya tahu respect sekali,
saya kira hanya akan menjawab “ yasudah” tapi dia kini perhatian, saya yang
awalnya kurang dekat dengan keluarga, tiba tiba jadi terbuka, dan jadi merasakan
kehangatan, rasa kekeluargaan yang bebeda, orang tua saya terus-terusan
memotivasi dan menyiapkan rencana-rencana mereka, saya hanya bisa mengikuti
keputusan mereka.
Setelah semalam saya menangis 5 menit, tiba waktunya saya berangkat ke
bogor dengan ayah, setelah solat subuh kami langsung berangkat menggunakan
mobil pribadi, saya was-was waktu itu, karna takut kalau tiba tiba nanti terdengar
berita tanggal pendaftaran dimajukan dan sudah di tutup, namun perasaan itu
mencair ketika saya sudah sampai di Kampus AKA di jl.Pangeran Sogiri-Tanah
Baru dan mendapatkan nomer tes “1912”, walaupun sebelumnya kami tersesat
kemana mana, mencari alamat kampus AKA.
Setelah pendaftaran, ayah tiba tiba menawarkan ke bandung, untuk daftar
di Universitas Swasta, dia bilang untuk cadangan, akhirnya kami kebandung,
untungnya kami disana memiliki keluarga jadi tak usah pusing-pusing mencari
alamat, saya dan ayah menginap 1 malam di bandung. Esoknya kami melakukan
pendaftaran lagi di UNISBA. Untungnya tanggal tes tidak berbentrokan hanya
berbeda 2 hari setelah tes AKA.
Sebenarnya bukan sampai situ saya berjuang untuk bisa kuliah, saya juga
mendaftarkan diri sebagai peserta UMB Nusantara, UNDIP, UNSOED,dan Univ.
Pancasila menjadi pilihan saya, dan prodi yang saya ambil sama yaitu jurusan
Farmasi.
![Page 4: Cerita Masuk Aka](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/55721087497959fc0b8d4ebc/html5/thumbnails/4.jpg)
Saya tidak peduli berapa uang yang saya keluarkan, yang penting saya bisa
kuliah, hanya itu yang ada dalam fikiran saya waktu itu. Dan dimulai dari waktu
itu lah saya terus berusaha belajar- belajar dan belajar, walaupun waktu yang
tersisa untuk tes di AKA waktu itu hanya tinggal 3 hari lagi.
Satu hari sebelum tiba saatnya untuk tes masuk AKA, sore harinya, kira
kira jam 4 dari rumah saya berangkat diantar ayah untuk yang pertama kalinya
menggunakan bus, entah Allah tidak meridhoi atau menguji kami, setelah tiba di
stasiun ternbyata bis terakhir ke bogor sudah berangkat, tapi tiba tiba seorang
pedaganng menyarankan ke kami untuk menaiki bus jurusan Kp.Rambutan dan
menaiki bus jurusan bogor dari Terminal Kp.Rambutan.
Di perjalanan saya hanya bisa membaca buku saku pelajaran kimia,
dengan harapan saya bisa masuk AKA atau Univ. lainnya. Tiba di terminal Kp.
Rambutan sekitar jam 20.30, ayah bilang, sudah santai saja, disini bus 24 jam ko,
saya hanya mengangguk saja karna memang tidak tahu, kami pun istirahat dulu
sejenak dan melakukan sholat isya, tapi setelah sholat isya, ternyata kami
tertinggal bus yang terakhir yang menuju ke bogor, sungguh cuma pasrah yang
bisa saya lakukan waktu itu, tapi ayah melihat wajahku yang pasrah ini tidak
tinggal diam, dia menanyaklkan ke orang sekitar jika buss ke bogor ja,m berapa
atau adakah bus lain yang satu jurusan ke bogor. Alhamdulillah masih ada bus
ekonomi jurusan ciawi, yasudahlah saya hanya ikuti ayah, karna saya sudah tekad
untuk tetap maju mengerjakan tes, apapun hasilnya nanti.
Setelah tiba di Ciawi kami langsung menuju ke kampus AKA dan
menginap di masjid kampus, waktu itu kami sampai pada jam 1.30 pagi kira kira,
Istirahat yang saya fikirkan waktu itu, sambil berfikir bisakah saya mengerjakan
soal-soal tes nanti.
Pagi datang, tiba waktunya untuk tes, kerumunan orang sudah memadati
kampus aka waktu itu tapi saya tidak tes di AKA, saya tes di SMK 2, saya ber
sama ayah berangkat kesana, deg-degan, gugup, nerves, segala macam keraguan
datang waktu itu, tapi setelah bel berbunyi dan tiba waktunya menngerjakan soal,
saya hanya berdo’a “ya ALLAH berikan saya yang terbaik”.
![Page 5: Cerita Masuk Aka](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082703/55721087497959fc0b8d4ebc/html5/thumbnails/5.jpg)
Setelah tes selesai, Alhamdulillah ternyata sulit-sulit gampang soal yang
saya kerjakan, walaupun pesimis tapi saya tetap yakin, saya pasti bisa kuliah
sesuai dengan pilihan terbaik dari Allah.
Setelah tes masuk AKA berlangsung, berurutan satu demi satu saya
mengerjakan tes masuk universitas lainnya, dimulai tes dari unisba kemudian
UMB Nusantara.
Sekitar satu minggu berlalu setelah tes, saya langsung mengecek hasil tes
di Internet, awalnya saya pesimis dengan hasilnya, tapi tetpa saya percaya diri,
untuk penguman yang pertama dari AKA, saya kaget karna saya diterima disini,
kemudian dihari berikutnya saya diterima juga di Unisba prodi Farmasi, dan
dihari berikutnya saat pengumuman UMB Nusantara saya kembali diterima di
Univ. Pancasila prodi Farmasi.
Sungguh senang saya waktu itu, perrjuangan saya untuk kuliah begitu
Indah, begitu bermakna, dari mulai menyesal, Frustasi, ketinggalan bis, dan
mendapat semangat ataupun dukungan dari teman teman saya. Saya mendapat
banyak sekali pelajaran, saya jadi mengerti seperti apa itu perjuangan orang-orang
yang kurang mampu di luar sana untuk hidup, pengalaman berharga ini tak akan
pernah terlupakan.
Namun bukan hanya sampai situ, saya kebingungan memlih univv. Mana
yang terbaik untuk saya. Saya bingung sekali waktu itu,