cerdas interpesnal

6
DIII KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI BEKERJASAMA DENGAN PUSKESMAS DLANGGU Tahun 2007 / 2008 Kepercayaan kepada lingkungan merupakan kunci untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal di usia ini. Tanpa adanya rasa percaya, sulit bagi si kecil untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Untuk itu, orang tua harus menunbuhkan rasa aman bagi si bayi. Peka terhadap kondisi bayi Salah satunya dengan memberi respon yang tepat sesuai dengan keinginan /kebutuhan bayi. Saat bayi menangis, misal peran orang tua hendaknya bisa membedakan jenis tangisan bayi, apakah dia lapar, haus, kedinginan, kepanasan, atau ,merasa tak nyaman dengan lingkungannya. Selanjutnya, penuhilah kebutuhan si kecil. Jika orang tua tidak peka atau salah merespon, bayi akan menganggap lingkungan di sekitarnya tidak bisa untuk dipercaya. Akibatnya, si kecil akan menghindari dari orang-orang yang disekelilingnya. Lebih jauh lagi, keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasinya akan

description

cerdas interpesnal

Transcript of cerdas interpesnal

DIII KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

BEKERJASAMA DENGAN PUSKESMAS DLANGGU

Tahun 2007 / 2008

Kepercayaan kepada lingkungan merupakan kunci untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal di usia ini. Tanpa adanya rasa percaya, sulit bagi si kecil untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Untuk itu, orang tua harus menunbuhkan rasa aman bagi si bayi.Peka terhadap kondisi bayiSalah satunya dengan memberi respon yang tepat sesuai dengan keinginan /kebutuhan bayi. Saat bayi menangis, misal peran orang tua hendaknya bisa membedakan jenis tangisan bayi, apakah dia lapar, haus, kedinginan, kepanasan, atau ,merasa tak nyaman dengan lingkungannya. Selanjutnya, penuhilah kebutuhan si kecil.Jika orang tua tidak peka atau salah merespon, bayi akan menganggap lingkungan di sekitarnya tidak bisa untuk dipercaya. Akibatnya, si kecil akan menghindari dari orang-orang yang disekelilingnya. Lebih jauh lagi, keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasinya akan terganggu. Si mungil pun akan memiliki kecerdasan interpersonal yang buruk.

Ajak komunikai dan interaksi

Sering-seringlah mengajak bayi untuk berkomunikasi. Berbicaralah seolah-olah si kecil sudah bisa menagkap isi pembicaraan. Jelaskan bahwa keluarga dengan kehadiran si kecil. Terangkan juga aktivitas yang sedang dijalani. Saat mandi, contoh, beritahukan benda apa saja yang dipakai si kecil, seperti sabun, sampo, handuk, dan sebagainya. Dengan begitu, keterampilan komunikasinya bisa terasah, hingga ia pun mudah berinteraksi setelah besar nanti.

Bersosialisasi dengan bayi lain

Kebiasaan nenangga merupakan akitivitas yang bisa mengasah kecerdasan interpersonal. Jalan-jalan bersama si kecil di pagi hari bisa menjadi alternative. Ini bisa dilakukan sejak bayi berumur 3 bulan. Dengan menggunakan keretanya, bayi bisa menikmati sejuknya udara di pagi hari dan berkenalan dengan bayi-bayi lain.

Dari sini, si kecil bisa melihat sosok lain yang secara fisik tak jauh berbeda dengannya. Kenalkan bayi dengan sosok baru tersebut. Anggap saja bayi sebagai sosok yang sudah bisa berbicara, misalnya dengan mengatakan adek,, ini namanya bibi Santi dan ini teman kamu namanya Ovi. Jangan hiraukan sikap bayi yang seolah tidak merespon bahkan terkesan cuek. Sebab, secara alam bawah sadar dia sebenarnya merekam semua percakapan itu. Selanjutnya, mulailah percakapan seolah-olah si bayi sedang berbicara dengan temannya.

Hal yang perlu di ingat, esensi dari aktivitas ini adalah interaksi dan komunikasi antara si kecil dengan sosok lain. Jadi, sungguh sia-sia bila si bayi diajak ke tempat arisan, misal hanya karena si ibu yag sibuk mengobrol sementara bayinya tdak dilibatkan.Masuk sekolah bayi

Bagi orang tua yang sulit membagi waktu mendidik anak dan mempunyai uang lebih, memasukkan bayinya ke sekolah bayi atau day care bisa menjadi pilihan.

Si mungil jadi bisa bersosialisasi dengan teman-temannya sebaya, hingga komunikasi dan interaksi terjadi secara intensif. Agar manfaat bersekolah itu bisa maksimal, pilihlah sekolah atau day care yang benar-benar bekualitas.Meski begitu, orang tua maupun pengasuh bisa di arahkan agar dapat memberikan stimulasi terbaik buat bayi. Perbanyaklah wawasan dengan membaca buku, majalah, atau tabloid tentang tumbuh kembang anak. Sehingga kecerdasan si bayi bisa lebih banyak dipupuk dirumah.

DIII KEPERAWATAN

STIKES BINA SEHAT PPNI

BEKERJASAMA DENGAN PUSKESMAS DLANGGU

Tahun 2007 / 2008

Berdasarkan kemampuan perkembangan spasial usia 0-12 bulan, berikut ini stimulasi yang dapat diberikan pada bayi :

Usahakan kontak mata dengan bayi. Biarkan si bayi untuk meraba-raba wajah kita agar pikirannya lebih fokus. Sambil sebutkan , ini mata, ini hidung, inj mulut .. untuk menambah kosakatanya. Di usia 7-8 bulan kenalkan dengan foto-foto walau dia belum mengerti. Misalnya beritahukan bahwa ini foto mama sayang..!!!!.

Tujuannya agar si kecil berusaha untuk mengenal mamanya yang asli dengan foto. Kenalkan juga dengan orang lain. Kalau misalnya dengan melihat foto orang lain dia takut, berarti pengenalannya sudah berkembang terhadap ibu dan ayahnya.

Kenalkan seperti arah kiri dan kanan, depan-belakang, dan lainnya. Lakukan dalam berbagai aktivitas. Saat ganti celana, misalnya dengan mengatakan : ini kaki kiri adek,, ayo kakinya sekarang dimasukkan dalam lubang celana ya!!!!! Nah sekarang ganti kaki yang sebelah kanan ya.ini kaki kanan adek..

Di usia 5-7 bulan, bayi sudah bias memindahkan benda yang dipegangnya dari tangan kiri ke tangan kanan atau sebaliknya. Kemudian mulai usia 8-9 bulan, bayi senang sekali memasukkan benda ke dalam sebuah wadah dan mengeluarkannya lagi. Disamping dengan melatih kemampuan motoriknya, agar semakin terampil kenalkan juga pada si kecil pada berbagai bentuk geometris sederhana seperti kotak, bulat, dan segitiga. Pengenalan bentuk-bentuk geometris juga bisa dilakukan dengan bermain pasel. Untuk bayi, paselnya masih sangat sederhana, terdiri hanya 1 keping ukuran besar bentuk segitiga, misal dan sebaiknya mempunyai stick untuk mempermudah si kecil mengangkat dan memasang pasel. Tentunya stick-nya yang cukup mudah digenggam si bayi. Ragam bentuk yang diperkenalkan hendaknya juga memiliki ragam tekstur, seperti licin-kasar, keras-lembut, berbulu dan sebagainya. Dengan begitu, kita sekaligus menstimulasi taktil si kecil. Begitu juga untuk ukuran, semisal besar-kecil dan panjang-pendek, sudah bisa diperkenalkan. Contoh : Bola merah yang ini lebih kecil daripada yang itu adek.!!!!!.

Dengan begitu, kita sekaligus mengenalkan warna kepadanya.

Untuk pengenalan warna, hendaknya warna primer atau dasar dulu yaitu warana merah, biru dan kuning. Pengenalannya pun satu persatu, baru kemudian kombinasi dua warna dan seterusnya kombinasi tiga warna. Di usia 8-9 bulan, bayi juga senang menjatuhkan benda. Ia tertarik dengan suara yang ditimbulkan benda jatuh tersebut, entah suara gemerincing mainan, kaleng, atau bahkan suara barang pecah. Selain mengasah kepekaan indra pendengarannya, dari aktivitas ini, si kecil belajar mengenal posisi atas dan bawah. Karena itu, saat si ibu mengambilkan benda yang dijatuhkan si kecil, sertai juga dengan komentar semisal, Ya.bolanya jatuh ke lantai dehhh..!!!!!

Kemampuan Spasial

Bisa membedakan wajah ibunya dengan wajah orang lain. Biasanya terjadi di usia 1-2 bulan. Usia 5-6 bulan dapat mengenali orang-orang terdekatnya seperti ayah, ibunya, dan pengasuh. Biasanya di usia ini si kecil akan rewel bila berhadapan dengan orang asing, karena dia susah merasa nyaman dengan orang-orang yang dikenalnya.

Di usia 7-9 bulan mulai mengenal warna-warna yang berbeda. Walau dia belum tahu itu warna apa, tetapi dia sudah tahu bahwa warna merah berbeda dengan warna hijau. Dia juga tahu, bentuk bola kalau di pegang lebih halus daripada bentuk kotak. Tetapi apa nama bentuk tersebut, dia belum tahu.

Sampai usia 1 tahun, dia belajar bahwa makin lama ada yang lebih tinggi, lebih besar, lebih banyak, dan seterusnya.