Cegah-Kongkalingkong

5
Cegah Kongkalingk ong, BUMN akan IPO Harus Diperiksa Rencana pemerintah yang akan melepas penawaran saham perdana delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke pasar modal mendapatkan respon positif dari pelaku pasar. Namun upaya untuk tidak mengulang kesalahan pada Initial Public Offering (IPO) i  Krakatau Steel dan Garuda Indonesia yang penuh masalah, pemerintah diusulkan untuk melakukan Pemeriksaan Investigatif ii  terhadap BUMN yang bakal IPO. Merespon hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia Haryajid Ramelan mengatakan, Pemeriksaan investigatif IPO BUMN dinilai langkah yang sah. Namun risikonya akan menghambat rencana pemerintah untuk menargetkan IPO, Haryajid sendiri menyatakan bahwa IPO BUMN memiliki nilai tambah tersendiri, tapi bila dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan menghambat IPO. Menurut Haryajid, usulan Pemeriksaan Investigasi tidak akan mempengaruhi saham iii  BUMN di pasar. Sebaliknya, jika harga BUMN yang diawal sudah bagus tentunya akan menjadi rebutan pelaku pasar untuk membeli. Sementara pengamat pasar modal iv  Budi Frensidy melihat, Pemeriksaan BPK terhadap BUMN yang IPO, ditunjukkan untuk lebih transparan. Karena dalam penetapan harga IPO, diakuinya banyak unsur kongkalingkong, Budi mengatakan bahwa kejadian IPO Krakatau Steel dan Garuda kemarin menjadi pelajaran berharga. Sebelum perusahaan melakukan IPO, terlebih dahulu melakukan due diligence v , dimana disini dapat terlihat kinerja perusahaan yang akan IPO. Karena, semua akan diperiksa dengan teliti sehingga harga yang dipatok sesuai dengan BUMN yang akan IPO. Kemudian, usulan penjamin emisi vi swasta bisa terlibat dalam IPO BUMN, baik Haryajid dan Budi, keduanya menilai langkah maju. Pasalnya, selama ini para penjamin emisi dari swasta juga banyak yang bagus dari segi penjaminan dan pendanaan. Oleh karena itu, adanya keterlibatan penjamin emisi swasta akan menyemarakkan pelaksanaan IPO BUMN. Hal senada juga disampaikan Lektor Kepala Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Pancasila, Dr. Agus S. Irfani menjelaskan, jika ingin IPO BUMN terlaksana dengan baik maka penjamin emisi (underwriter ) juga harus diseleksi dengan baik pula. Pasalnya, berkaca pada IPO PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Februari 2011 lalu, ketiga underwriter  BUMN, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Securities, dan PT Bahana Sekuritas, harus menanggung beban besar dengan membeli kembali saham perusahaan Seksi Informasi Hukum   Ditama Binbangkum 

description

accounting

Transcript of Cegah-Kongkalingkong

7/14/2019 Cegah-Kongkalingkong

http://slidepdf.com/reader/full/cegah-kongkalingkong 1/5

Cegah Kongkalingkong,

BUMN akan IPO Harus Diperiksa

Rencana pemerintah yang akan melepas penawaran saham perdana delapan

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke pasar modal mendapatkan respon positif dari

pelaku pasar. Namun upaya untuk tidak mengulang kesalahan pada Initial Public 

Offering (IPO)i Krakatau Steel dan Garuda Indonesia yang penuh masalah, pemerintah

diusulkan untuk melakukan Pemeriksaan Investigatif ii terhadap BUMN yang bakal IPO.

Merespon hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Analis Efek Indonesia Haryajid

Ramelan mengatakan, Pemeriksaan investigatif IPO BUMN dinilai langkah yang sah.

Namun risikonya akan menghambat rencana pemerintah untuk menargetkan IPO,

Haryajid sendiri menyatakan bahwa IPO BUMN memiliki nilai tambah tersendiri, tapi bila

dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan

menghambat IPO. Menurut Haryajid, usulan Pemeriksaan Investigasi tidak akan

mempengaruhi sahamiii BUMN di pasar. Sebaliknya, jika harga BUMN yang diawal sudah

bagus tentunya akan menjadi rebutan pelaku pasar untuk membeli.

Sementara pengamat pasar modaliv Budi Frensidy melihat, Pemeriksaan BPK

terhadap BUMN yang IPO, ditunjukkan untuk lebih transparan. Karena dalam penetapan

harga IPO, diakuinya banyak unsur kongkalingkong, Budi mengatakan bahwa kejadian

IPO Krakatau Steel dan Garuda kemarin menjadi pelajaran berharga. Sebelum

perusahaan melakukan IPO, terlebih dahulu melakukan due diligencev, dimana disini

dapat terlihat kinerja perusahaan yang akan IPO. Karena, semua akan diperiksa dengan

teliti sehingga harga yang dipatok sesuai dengan BUMN yang akan IPO.

Kemudian, usulan penjamin emisivi

swasta bisa terlibat dalam IPO BUMN, baikHaryajid dan Budi, keduanya menilai langkah maju. Pasalnya, selama ini para penjamin

emisi dari swasta juga banyak yang bagus dari segi penjaminan dan pendanaan. Oleh

karena itu, adanya keterlibatan penjamin emisi swasta akan menyemarakkan

pelaksanaan IPO BUMN.

Hal senada juga disampaikan Lektor Kepala Fakultas Ekonomi (FE) Universitas

Pancasila, Dr. Agus S. Irfani menjelaskan, jika ingin IPO BUMN terlaksana dengan baik

maka penjamin emisi (underwriter ) juga harus diseleksi dengan baik pula. Pasalnya,

berkaca pada IPO PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) Februari 2011 lalu, ketiga

underwriter BUMN, yakni PT Mandiri Sekuritas, PT Danareksa Securities, dan PT Bahana

Sekuritas, harus menanggung beban besar dengan membeli kembali saham perusahaan

Seksi Informasi Hukum  – Ditama Binbangkum 

7/14/2019 Cegah-Kongkalingkong

http://slidepdf.com/reader/full/cegah-kongkalingkong 2/5

Seksi Informasi Hukum  – Ditama Binbangkum 

penerbangan plat merah itu. Agus menjelaskan bahwa sampai sekarang, Garuda masih

merugi karena IPO mereka gagal, sehingga tiga underwriter harus menanggung beban.

Padahal sudah jelas. Satu tahun sebelum IPO, Garuda masih merugi.

Oleh karena itu, Agus menyarankan agar IPO BUMN tahun depan tidak hanya

underwriter pelat merah tetapi juga underwriter swasta, baik lokal maupun asing. Selain

itu, harus diperhatikan pula bahwa perusahaan BUMN yang ingin IPO harus sehat dan

memiliki kapitalisasi pasarvii besar. Tujuannya untuk menggaet investorviii asing lebih

besar lagi.

Meski demikian, hal tersebut harus diseleksi juga. Pasalnya, investor asing yang

diinginkan adalah yang sifatnya jangka panjang (investasi), bukan  profit takingix atau

 jangka pendek. Karena investor jangka pendek bakal membuat pasar cenderung volatile 

(tidak stabil). Sebaliknya, investasi jangka panjang bisa meredam volatile. Agus

memaparkan apabila dana asing tersebut ikut memperkuat nilai IPO maka dana itu akan

dapat tertahan lebih lama dan dapat berdampak positif ke sektor riilx.

Kemudian untuk meredam profit taking, dia menyoroti kinerja Bapepam-LK supaya

harus lebih bekerja keras dalam membuat peraturan. Sebab, selama ini hal mendasar

yang dialami pasar modal Indonesia adalah lemahnya kepastian hukum. Seperti

diketahui, di tengah membanjirnya modal asing ke BEI nilai penyerapan dana IPO di

Indonesia tahun 2011 justru dilaporkan anjlok 55,47% dari Rp 29,68 triliun di 2010

menjadi hanya Rp 19,09 triliun pada akhir Desember 2011.

Selain itu dukungan juga disampaikan analis pasar modal dari Managing Research

Indosurya, Reza Priyambada soal perlunya Pemeriksaan BPK terhadap IPO BUMN.

Menurutnya, Pemeriksaan BPK dimaksudkan untuk memastikan BUMN yang bakal IPO

bersih, karena peran BPK dinilai penting dalam Pemeriksaan BUMN yang akan IPO,dengan tujuan untuk menghindari spekulasi di dalam BUMN yang telah masuk tahap

IPO.

Reza memaparkan, efektif atau tidaknya peran BPK dalam proses IPO sangat

bergantung pada pihak yang melakukan pemeriksaan. Namun yang pasti, langkah ini

dimaksudkan agar dalam penentuan harga saham antara penjamin emisi dan

perusahaan benar-benar murni tanpa ada intervensi.

Tentunya, impian tersebut juga harus didukung dari penjamin emisi yang kredibel

dan benar-benar dalam posisi independent . Pasalnya, dalam menetapkan harga tentu

tidak bisa dipungkiri adanya perbedaan pendapat antara pemilik dari sebuah perusahaan

kepada penjaminnya yang telah melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan tersebut,

sebab, pihak penjamin telah memutuskan harga saham sesuai dengan apa yang

dihitungkan dan tentunya realistis. Karena itu, otoritas yang telah didapatkan oleh

penjamin tidak boleh disalahgunakan. Untuk itu, dpandang perlu suatu komitmen dari

penjamin.

7/14/2019 Cegah-Kongkalingkong

http://slidepdf.com/reader/full/cegah-kongkalingkong 3/5

Dia juga mengakui, dalam penetapan harga saham IPO terkadang permintaan klien

dan pihak penjamin tidak selalu mencapai kata sepakat. Dimana klien cenderung

meminta harga yang ditetapkan lebih tinggi dari penawaran penjamin.

Namun terlepas dari itu, penjamin atau (underwriter ), perlu menanamkan komitmen

dalam menciptakan BUMN IPO yang berkualitas dan sehat sehingga nantinya di masa

mendatang dapat bersaing dengan perusahaan internasional IPO yang telah melantai di

Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan menyatakan bahwa, BUMN sebelum

melakukan IPO harus terlebih dahulu dilakukan peringkat agar layak jual di pasar dan

hal ini juga diperuntukkan agar tidak terlulang kegagalan IPO Krakatau Steel dan Garuda

Indonesia. Terlebih, Presiden pernah meminta BUMN yang akan IPO harus kredibel dan

bersih.

Maka merespon hal itu, Indonesian Pemeriksaan Watch (IAW) meminta

Kementerian BUMN dan BPK untuk melakukan pemeriksaan kinerjaxi dan investigatif 

pada beberapa perusahaan pelat merah terkait rencana IPO, yaitu PT Semen Baturaja,

PT Pegadaian (Persero), dan PT Waskita Karya. Hal ini agar menghindari terjadinya

kegagalan seperti pada IPO Krakatau Stell dan Garuda. Sekretaris Pendiri IAW Iskandar

Sitorus menyatakan bahwa langkah Kementerian BUMN menargetkan IPO kurang lebih

tiga BUMN pada 2012 pada prinsipnya bisa saja lancar, apalagi dengan gaya

kepemimpinan Pak Dahlan di BUMN. Namun, yang harus diperhatikan yaitu, selama

proses administrasi dan penentuan harga. Hal ini dipandang penting karena, biasanya di

wilayah inilah oknum-oknum yang ingin mengambil keuntungan sepihak bermain.

Banyaknya pihak yang bermain dalam setiap IPO BUMN, disebutkan Iskandar,

lantaran dalam proses tersebut ada kue besar yang biasa menjadi bancakan paraoknum, terlebih mereka (para oknum) tersebut, sudah sangat paham peta

permainannya. Terbukti, IPO yang membuat PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) pada

2011, dan PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) pada 2011 jeblok.

Sumber:

Neraca.com

¾  Pemeriksaan investigatif merupakan bagian dari akuntansi forensik, yaitu aplikasi

keterampilan/keahlian keuangan/akuntansi dan cara berpikir investigatif untuk

memecahkan masalah-masalah hukum. Hal ini memiliki makna bahwa hasil

akuntansi forensik dapat dijadikan alat bukti untuk suatu tuntutan di pengadilanatau layak untuk menjadi perdebatan publik.

i.  IPO (Initial Public Offering) juga dikenal dengan istilah Go Public adalah kegiatan penawaran

saham atau efek yang dilakukan oleh Emiten (Perusahaan yang akan Go-Public) untuk

menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-

undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

ii.  Pemeriksaan Investigatif adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk menyimpulkan secara

akurat dan kuat adanya petunjuk penyimpangan mengenai suatu permasalahan yang

ditemukan.

Seksi Informasi Hukum  – Ditama Binbangkum 

7/14/2019 Cegah-Kongkalingkong

http://slidepdf.com/reader/full/cegah-kongkalingkong 4/5

Seksi Informasi Hukum  – Ditama Binbangkum 

iii.  Saham adalah surat bukti kepemilikan atau bagian modal suatu perseroan terbatas yang

dapat diperjualbelikan, baik di dalam maupun di luar pasar modal yang merupakan klaim atas

penghasilan dan aktiva perusahaan; memberikan hak atas deviden sesual dengan bagian

modal disetor seperti yang ditentukan dalam anggaran dasar perusahaan (stock).

iv.  Pasar modal adalah pasar yang merupakan sarana bagi perusahaan dan pemerintah untuk

memperoleh dana jangka panjang dengan cara menjual saham atau obligasi (capital market).

v.  Due deligence adalah Pemeriksaan langsung terhadap bank yang memberikan hak kepada

pemeriksa untuk meminta konfirmasi kepada manajemen bank mengenai kebenaran laporang

keuangan. Dalam kaitan dengan pemeriksaan bank di Indonesia, istilah ini diartikan sebagai

audit keuangan terhadap bank dalam rangka pelaksanaan program rekapitalisasi bank.

vi.  Emisi adalah penerbitan surat berharga untuk dijual oleh suatu perusahaan kepada umum.

Penjamin Emisi adalah Pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan

penawaran umum bagi kepentingan Emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa

surat berharga yang tidak dijual.

vii.  Kapitalisasi Pasar adalah nilai wajar suatu perusahaan yang diukur dengan nilai pasar dari

saham yang beredar.

viii.  Investor adalah penanam  modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva

tetap atau pihak yang melakukan pembelian saham-saham dan surat berharga lain untuk

memperoleh keuntungan (investment).

ix.  Profit taking (ambil untung) adalah tindakan investor dengan menjual aset/surat berharga

pada saat harga tinggi untuk mendapatkan keuntungan.

x.  Sektor riil adalah kegiatan produktif yang menghasilkan barang/jasa.

¾  Tujuan utama IPO adalah untuk mendapatkan untuk mendapatkan dana

segar, apakah itu untuk melakukan ekspansi, pembayaran hutang, akuisisi,

dll.

¾  Manfaat IPO bagi emiten:

7/14/2019 Cegah-Kongkalingkong

http://slidepdf.com/reader/full/cegah-kongkalingkong 5/5

Seksi Informasi Hukum  – Ditama Binbangkum 

1. IPO memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk menjadi

pemilik sekaligus pengawas dari jalannya perusahaan sesuai dengan

ketentuan UU

2 . D e n g a n I P O p e r u s a h a a n m e n j a d i l e b i h

t r a n s p a r a n d a n t e r b u k a3. Konflik internal bisa lebih diminimalisasi

4 . P e r u s a h a a n a k a n m e n d a p a t k a n d a n a s e g a r y a n g

r e l a t i f c e p a t