Cattleya Park

4
ANALISA KESESUAIAN PERENCANAAN TAMAN KOTA DI DKI JAKARTA Hendy Satrio Aji Mahasiswa Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Perkembangan kota Jakarta yang semakin pesat diiringi dengan meningkatnya penggunaan lahan untuk pembangunan fasilitas perkantoran, perumahan dan berbagai sarana fisik bagi warganya. Di tengah kebutuhan lahan yang tinggi tersebut, pembangunan sebuah taman kota merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Sebagai fasilitas sosial, taman kota harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan usernya yaitu warga kota. Taman kota yang dijadikan lokasi untuk pengamatan adalah Taman Cattleya, Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer (pengamatan langsung) dan data sekunder (pustaka dan referensi lainnya). Analisa data menggunakan teori Kevin Lynch tentang “Good City Formdengan menggunakan 5 parameter yaitu vitality, sense, fit, access dan control. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan warga. Hal ini penting untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan kota terhadap warganya. Dengan begitu kota menjadi sebuah tempat yang manusiawi dan ideal untuk ditinggali. Abstracts As a city, the development of Jakarta is growing rapidly accompanied by the increased use of land for construction of office facilities, housing and a variety of physical facilities for its residents. In the midst of the high land requirement, the construction of an urban park is one of the important things that are needed to meet the social needs of the community and preserving the environment. As a social facilities, city parks should be planned according to the needs of the citizens.The observation about City Park was located in Cattleya Park, West Jakarta. Data collected by the primary data (direct observation) and secondary data (literature and other reference). Data were analyzed using the theory of Kevin Lynch on "Good City Form" by using five parameters: vitality, sense, fit, access and control. The purpose of this paper is to determine the suitability of planning with the needs of residents. It is important to increase the satisfaction level of municipal services to its citizens. With so the city became a human and an ideal place to live. Key words : City Park, Cattleya Park, Good City Form 1. PENDAHULUAN Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai 10 Juta jiwa menghadapi gejala pembangunan yang pesat.. Bangunan fisik perkantoran, penginapan dan pusat perbelanjaan berdiri di sejumlah lokasi. Olmsted (1870) mengatakan bahwa warga kota membutuhkan suatu ruang rekreasi dan sosialisasi yang dapat mereka kunjungi setiap waktu, yaitu taman. Lalu bagaimana dengan pembangunan taman kota? Sudah cukup baikkah taman kota yang tersedia saat ini?Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan analisa terhadap kondisi taman yang tersedia di Jakarta. 2. PEMBAHASAN Taman yang akan dianalisa dalam tulisan ini adalah Taman Cattleya di Jakarta Barat. Alasan dipilihnya taman ini adalah taman ini merupakan salah satu taman dengan luasan yang cukup besar di Jakarta, namun terdapat sejumlah masalah terkait taman ini. Fungsi taman ditinjau dari aspek keruangan dalam suatu kota akan dianalisis dengan menggunakan teori “Good City Form” Kevin Lynch. Lynch (1981) menjelaskan bahwa untuk melihat bentuk suatu kota yang ideal diperlukan tolok ukur suatu kota yang baik melalui sejumlah parameter yaitu vitality,sense,fit,access dan control.

description

City Park

Transcript of Cattleya Park

  • ANALISA KESESUAIAN PERENCANAAN TAMAN KOTA DI DKI JAKARTA

    Hendy Satrio Aji

    Mahasiswa Program Studi Kajian Pengembangan Perkotaan, Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia, Jakarta 10430, Indonesia

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Perkembangan kota Jakarta yang semakin pesat diiringi dengan meningkatnya penggunaan lahan untuk pembangunan fasilitas perkantoran, perumahan dan berbagai sarana fisik bagi warganya. Di tengah kebutuhan lahan yang tinggi tersebut, pembangunan sebuah taman kota merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sosial masyarakat dan menjaga kelestarian lingkungan. Sebagai fasilitas sosial, taman kota harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan usernya yaitu warga kota. Taman kota yang dijadikan lokasi untuk pengamatan adalah Taman Cattleya, Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan data primer (pengamatan langsung) dan data sekunder (pustaka dan referensi lainnya). Analisa data menggunakan teori Kevin Lynch tentang Good City Form dengan menggunakan 5 parameter yaitu vitality, sense, fit, access dan control. Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan kebutuhan warga. Hal ini penting untuk meningkatkan tingkat kepuasan pelayanan kota terhadap warganya. Dengan begitu kota menjadi sebuah tempat yang manusiawi dan ideal untuk ditinggali.

    Abstracts

    As a city, the development of Jakarta is growing rapidly accompanied by the increased use of land for construction of office facilities, housing and a variety of physical facilities for its residents. In the midst of the high land requirement, the construction of an urban park is one of the important things that are needed to meet the social needs of the community and preserving the environment. As a social facilities, city parks should be planned according to the needs of the citizens.The observation about City Park was located in Cattleya Park, West Jakarta. Data collected by the primary data (direct observation) and secondary data (literature and other reference). Data were analyzed using the theory of Kevin Lynch on "Good City Form" by using five parameters: vitality, sense, fit, access and control. The purpose of this paper is to determine the suitability of planning with the needs of residents. It is important to increase the satisfaction level of municipal services to its citizens. With so the city became a human and an ideal place to live. Key words : City Park, Cattleya Park, Good City Form

    1. PENDAHULUAN Jakarta, dengan jumlah penduduk mencapai 10 Juta jiwa menghadapi gejala pembangunan yang pesat.. Bangunan fisik perkantoran, penginapan dan pusat perbelanjaan berdiri di sejumlah lokasi. Olmsted (1870) mengatakan bahwa warga kota membutuhkan suatu ruang rekreasi dan sosialisasi yang dapat mereka kunjungi setiap waktu, yaitu taman. Lalu bagaimana dengan pembangunan taman kota? Sudah cukup baikkah taman kota yang tersedia saat ini?Untuk menjawab pertanyaan ini perlu dilakukan analisa terhadap kondisi taman yang tersedia di Jakarta.

    2. PEMBAHASAN Taman yang akan dianalisa dalam tulisan ini adalah Taman Cattleya di Jakarta Barat. Alasan dipilihnya taman ini adalah taman ini merupakan salah satu taman dengan luasan yang cukup besar di Jakarta, namun terdapat sejumlah masalah terkait taman ini. Fungsi taman ditinjau dari aspek keruangan dalam suatu kota akan dianalisis dengan menggunakan teori Good City Form Kevin Lynch. Lynch (1981) menjelaskan bahwa untuk melihat bentuk suatu kota yang ideal diperlukan tolok ukur suatu kota yang baik melalui sejumlah parameter yaitu vitality,sense,fit,access dan control.

  • 1. Vitality Pengertian Vitality dalam hal ini terkait dengan prinsip ketahanan. Ditinjau dari penerapan dalam suatu kota, kota dapat dikatakan vital atau memenuhi standar untuk hidup dan berkehidupan didalamnya.

    Penerapan aspek vitality dalam penilaian taman kota di Jakarta dapat dilihat dari fungsi ekologi yang diberikan dengan keberadaan taman. Di Taman Cattleya, Jakarta Barat. Taman seluas 33.408,73 m2 ini awalnya adalah sebuah permukiman liar. Namun sejak diresmikan Desember 2007, taman ini menjadi salah satu ruang terbuka hijau di Jakarta. (sumber: http://citizen6.liputan6.com/read/2059077/taman-cattleya-tempat-alternatif-refreshing-di-jakbar). Hal ini menunjukkan bahwa perencanaan yang dilakukan bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan untuk mencegah munculnya berbagai permasalahan sosial dari adanya permukiman liar.

    Sejumlah pohon peneduh di Taman Cattleya, khususnya Trembesi, dapat menciptakan iklim mikro yang lebih rendah 4 derajat apabila berlindung di bawahnya. (sumber: http://life.viva.co.id/news/read/489505-menikmati-kesunyian-di-keriuhan-kota-jakarta). Berdasarkan data ini, taman berperan dalam aspek vitality yaitu dengan meningkatkan kualitas lingkungan yang berpengaruh terhadap kenyamanan dan keamanan masyarakat sekitarnya.

    2. Sense

    Kepekaan rasa (sense) sangat bergantung kepada kualitas dan bentuk ruang, namun selain itu juga bergantung kepada budaya, sifat, kedudukan, pengalaman, dan tujuan tertentu dari individu yang mengamatinya. Aspek sense terkait dengan keberadaan Taman Cattleya dapat dilihat dalam hubungannya dengan kondisi taman yang ada. Negara tropis seperti Indonesia memiliki intensitas sinar matahari yang cukup terik khususnya pada siang hari.

    Taman Cattleya memiliki sejumlah pohon besar yang dapat dijadikan tempat berteduh bagi pengunjungnya. Di beberapa spot juga disediakan tempat duduk untuk beristirahat. Namun sayangnya, dari pintu masuk menuju ke area utama taman tidak ada pohon peneduh yang dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung berjalan kaki di siang hari. Dari aspek sense, sebagian besar taman ini telah didesain sesuai dengan kebutuhan orang Indonesia yang tinggal di negara tropis, namun masih ada kekurangan di sejumlah area.

    Gambar 1. (a)Area parkir dan welcome area yang kurang tanaman peneduh. (b), (c), (d) beberapa spot di Taman Cattleya yang dapat digunakan untuk berteduh. (sumber: foto pribadi, 2015)

    3. Fit

    Fit dalam hal ini berarti kesesuaian. Ukuran yang dapat dipakai untuk menentukan fit atau tidaknya suatu kondisi adalah bergantung pada tingkat kesesuaian dan keserasian antara prilaku/aktivitas sehari-hari dengan situasi dan kondisi ruang yang mewadahi aktivitas tersebut.

    Dilihat dari lokasinya, Taman Cattleya merupakan salah satu taman yang berada di lokasi yang sesuai. Hal ini dikarenakan Taman Cattleya terletak di sekitar kawasan Tomang yang memiliki kepadatan arus kendaraan yang tinggi. Tingginya lalu lintas kendaraan berbanding lurus dengan tingginya tingkat polusi udara yang dihasilkan. Selain itu, kawasan sekitar Taman Cattleya merupakan kawasan campuran yang terdiri dari kawasan permukiman (Jl. Anggrek Neli Murni dan sekitarnya, sejumlah Apartemen di Grogol Petamburan), kawasan perkantoran (sepanjang Jl. S.Parman), dan kawasan pendidikan (Universitas Trisakti, Universitas Tarumanegara, Universitas Krida Wacana). Taman Cattleya berada tepat di tengah dari sejumlah fungsi tersebut.

    Hal ini memperlihatkan bahwa Taman Cattleya merupakan center dari suatu kawasan mix-use. Ini dapat dikaitkan dengan konsep Garden City yang dikemukakan Ebenezer Howard (1898) dimana taman merupakan pusat dari suatu kota. Berdasarkan analisa aspek Fit, perencanaan Taman Cattleya sudah sesuai karena direncakan untuk

    (a) (b)

    (c) (d)

  • memfasilitasi kebutuhan akan ruang publik masyarakat dari sejumlah fungsi yang ada di sekitarnya.

    Gambar 2. Ilustrasi konsep Garden City yang dikemukakan Ebenezer Howard (1898), yang menjadikan taman sebagai pusat dari suatu kota. (sumber: The City Reader, 2000)

    4. Access

    Akses dalam teori Good City Form menggambarkan kemudahan akses seseorang menuju untuk mendapatkan fasilitas yang dibutuhkannya.

    Taman Cattleya memiliki lokasi yang strategis, tetapi pada kenyataannya taman ini sering luput dari perhatian masyarakat. Hal ini dikarenakan lokasi Taman Cattleya yang berada di ujung jalan menuju Tol Jakarta-Tangerang. Berada di sudut jalan yang berbelok ke arah tol membuat sejumlah orang tidak menyadari keberadaan taman ini. Selain itu adanya pagar taman yang cukup tinggi juga membuat batasan pandangan orang yang melintasinya untuk melihat ke dalam taman.

    Berdasarkan pengamatan di lapangan, pengunjung taman ini sebagian besar didominasi para pengguna kendaraan bermotor, baik itu sepeda motor maupun mobil pribadi. Pengguna taman yang datang dengan berjalan kaki berasal dari masyarakat yang tinggal di sekitar taman. Kunjungan paling ramai terjadi pada hari minggu pagi. Masyarakat sekitar banyak yang memanfaatkan taman untuk berjoging, mengajak anaknya bermain, bersepeda dan bermain. Melihat kawasan sekitar taman yang memiliki fungsi campuran (mix-use), seharusnya taman ini dapat dikunjungi oleh lebih banyak orang. Namun pada kenyataannya hanya masyarakat yang tinggal di dekat taman saja yang sering datang mengunjungi taman ini.

    5. Control

    Pengontrolan atau pengendalian adalah aspek yang harus dilakukan secara cermat & efektif dalam menentukan suatu penegasan, penyesuaian, toleransi & adaptasi. Taman Cattleya merupakan salah satu taman di Jakarta yang sering menjadi berita karena banyak ditemukan pengunjung yang tidak bertanggung jawab dalam menyalahgunakan fungsi taman. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, lokasi taman ini yang jarang diketahui masyarakat membuat sejumlah oknum memanfaatkannya khususnya pada waktu malam hari. Kawasan taman yang cukup luas ditambah suasana yang sepi memberikan situasi yang kondusif bagi para pelaku. Kasus yang banyak ditemukan adalah kasus asusila yang dilakukan di taman. Sejumlah oknum pengguna taman telah beberapa kali diamankan petugas (sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/02/09401351/Taman.Cattleya.Favorit.Tempat.Mesum) . Banyaknya alat kontrasepsi yang ditemukan di sekitar taman juga menjadi suatu indikasi kurangnya fungsi kontrol atau pengendalian terhadap pemakaian taman.

    Gambar 3. Ilustrasi lokasi Taman Cattleya yang diapit berbagai fasilitas (sumber: Google maps, diolah pribadi, 2015)

  • Taman Cattleya merupakan satu dari sejumlah taman di Jakarta yang memiliki satuan pengamanan khusus. Dengan banyaknya kasus asusila di taman ini, maka satuan pengamanan harus bekerja ekstra keras dalam mengendalikan penggunaan taman sesuai dengan fungsinya. Dalam kasus penyalahgunaan fungsi taman ini, Pemprov DKI Jakarta harus melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan penggunaan taman sebagaimana mestinya. Bukan hanya dengan menangkap para pelaku, tetapi juga perlu ada semacam sosialisasi atau penyuluhan mengenai fungsi taman yang bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan sense of belonging dari user taman sehingga dapat menjaga taman dari hal-hal yang tidak semestinya.

    3. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan teori Good City Form, Taman Cattleya sebagai salah satu taman kota di Jakarta belum memenuhi kriteria sebuah taman yang baik. Sejak awal keberadaan taman ini telah meningkatkan kualitas lahan yang ada. Fungsi ekologis dan sosial dapat difasilitasi oleh taman ini dengan sejumlah sarana yang tersedia. Keberadaan taman ini sangat diperlukan melihat lokasi taman yang berada di kawasan dengan intensitas kepadatan lalu lintas yang tinggi dan pembangunan sejumlah bangunan fisik di sekelilingnya. Namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mencari solusi bagaimana agar taman ini dapat lebih terbuka, bagaimana agar masyarakat mengetahui keberadaan taman ini dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat sebagaimana mestinya. Peran pemerintah juga diperlukan dalam melakukan kontrol terhadap penggunaan taman dari tindakan oknum yang tidak bertanggung jawab.

    3.2 Rekomendasi

    Ada beberapa rekomendasi yang dapat ditawarkan kepada pemerintah untuk dapat memaksimalkan fungsi taman ini. Secara desain, pemerintah dapat mencari alternatif desain dari pagar yang menutupi taman sehingga taman ini lebih terlihat oleh masyarakat. Selain itu, warga Jakarta umumnya belum mengetahui informasi mengenai sejumlah taman yang berada di Jakarta. Perlu adanya promosi untuk memperkenalkan taman kepada seluruh warga Jakarta dan mengajak mereka untuk memanfaatkan taman sesuai dengan fungsinya. Kegiatan promosi ini dapat dilakukan melalui kerjasama antara

    pemerintah dengan sejumlah komunitas di masyarakat yang peduli terhadap lingkungan. Dengan adanya partisipasi dari masyarakat ini diharapkan meningkatkan sense of belonging masyarakat terhadap taman yang ada di kotanya sehingga secara sadar mereka akan ikut memelihara dan menjaga dari perbuatan yang tidak bertanggung jawab.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lynch, K. 1981. Good City Form. MIT Press. Cambridge, MA

    Howard, E. 2000. The Town-Country Magnet from City Reader. p 314-320. London: Routledege.

    Olmsted, F.L. 2000. Public Parks and the Enlargement of Towns from City Reader. p 321-329. London: Routledege.

    REFERENSI LAINNYA

    http://megapolitan.kompas.com/read/2014/10/02/09401351/Taman.Cattleya.Favorit.Tempat.Mesum

    http://citizen6.liputan6.com/read/2059077/taman-cattleya-tempat-alternatif-refreshing-di-jakbar

    http://life.viva.co.id/news/read/489505-menikmati-kesunyian-di-keriuhan-kota-jakarta