catet catet

8
1. fraktur terbuka disertai dengan kerusakan jar.lunak disekitarnya seperti otot,tendon,ligament, dan pembuluh darah. Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berta ringannya patah tulang. I. Laserasi <2 cm Sederhana, dislokasi fragmen minimal II. Laserasi >2 cm, kontusi otot disekitarnya Dislokasi fragmen jelas III. Luka lebar, rusak hebat, atau hilangnya jaringan di sekitarnya Kominutif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang Klasifikasi Fraktur terbuka menurut Gustillo dan Anderson ( 1976 ) I. Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm II. Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat III. Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi, fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskuler dan fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian. Menurut Lewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut:

description

dyviuol

Transcript of catet catet

1. fraktur terbukadisertai dengan kerusakan jar.lunak disekitarnya seperti otot,tendon,ligament, dan pembuluh darah.Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berta ringannya patah tulang. I. Laserasi 2 cm, kontusi otot disekitarnya Dislokasi fragmen jelas III. Luka lebar, rusak hebat, atau hilangnya jaringan di sekitarnya Kominutif, segmental, fragmen tulang ada yang hilang

Klasifikasi Fraktur terbuka menurut Gustillo dan Anderson ( 1976 ) I. Luka bersih dengan panjang luka < 1 cm II. Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat III. Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental terbuka, trauma amputasi, luka tembak dengan kecepatan tinggi, fraktur terbuka di pertanian, fraktur yang perlu repair vaskuler dan fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian. Menurut Lewis (2006) menyampaikan manifestasi klinik fraktur adalah sebagai berikut:A.NyeriNyeri dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.B.Bengkak / edema.Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa (protein plasma) yang terlokalisir pada daerah fraktur dan extravasi daerah di jaringan sekitarnya.C.Memar / ekimosisMerupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari extravasi daerah di jaringan sekitarnya.D.Spame ototMerupakan kontraksi otot involunter yang terjadi disekitar fraktur.E.Penurunan sensasiTerjadi karena kerusakan syaraf, tertekannya syaraf karena edema.F.Gangguan fungsiTerjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeri atau spasme otot, paralysis dapat terjadi karena kerusakan syaraf.G.Mobilitas abnormalAdalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pergerakan. Ini terjadi pada fraktur tulang panjang.H.KrepitasiMerupakan rasa gemeretak yang terjadi jika bagian-bagaian tulang digerakkan.I.DeformitasAbnormalnya posisi dari tulang sebagai hasil dari kecelakaan atau trauma dan pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, akan menyebabkan tulang kehilangan bentuk normalnya.

KOMPLIKASIKomplikasi fraktur dapat diakibatkan oleh trauma itu sendiri atau akibat penanganan fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik a. Komplikasi umum Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan gangguan fungsi pernafasan. Ketiga macam komplikasi tersebut diatas dapat terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma dan setelah beberapa hari atau minggu akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatan katabolisme. Komplikasi umum lain dapat berupa emboli lemak, trombosis vena dalam (DVT), tetanus atau gas gangren b. Komplikasi Lokal Komplikasi dini adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma, sedangkan apabila kejadiannya sesudah satu minggu pasca trauma disebut komplikasi lanjut. Komplikasi lanjut Pada tulang dapat berupa malunion, delayed union atau non union. Pada pemeriksaan terlihat deformitas berupa angulasi, rotasi, perpendekan atau perpanjangan. Komplikasi akibat fraktur yang mungkin terjadi menurut Doenges (2000) antara lain:A.Shock NeurogenikPada fraktur sering terjadi nyeri yang sangat hebat terutama apabila penanganan awal dilakukan dengan cara yang kurang benar ( cara mengangkat, pembidaian dan pengangkutan ). Shock bisa juga terjadi sebagai kompensasi jika terjadi perdarahan hebat.B.InfeksiBiasanya terjadi pada fraktur akibat trauma dan berupa fraktur terbuka. Kerusakan jaringan lunak akan memudahkan timbulnya infeksi baik pada jaringan lunak itu sendiri maupun sampai di jaringan tulang itu sendiri ( osteomyelitis ).C.Nekrosis divaskulerJaringan nekrosis bila masuk ke pembuluh darah vaskuler akan menjadi emboli dan dapat mengganggu system peredaran darah dibawahnya.D.Cedera vaskuler dan sarafCedera vaskuler dan saraf pada kondisi fraktur dapat terjadi baik secara langsung oleh trauma bersamaan dengan terjadinya fraktur, ataupun secara tidak langsung karena tertusuk fragmen tulang atau tertekan edem disekitar fraktur.E.Mal unionMal union dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain interposisi jaringan lunak, fraktur communited, fraktur tulang dengan vaskulerisasi kurang baik, reposisi kurang baik, immobilisasi yang salah dan infeksi.F.Luka akibat tekananLuka ini biasanya timbul pada fase immobilisasi karena pasien tidur dengan posisi menetap dalam jangka waktu yang lama.G.Kaku sendiHal ini terjadi apabila sendi sendi disekitar fraktur tidak / kurang digerakkan sehingga terjadi perubahan synovial sendi, penyusutan kapsul, inextensibility otot, pengendapan callus dipermukaan sendi dan timbulnya jaringan fibrous pada ligament.KOMPLIKASI FRAKTUR1. Komplikasi umum Syok karena pendarahan Koagulasi difus Gangguan pernapasan

2. Komplikasi localA. Komplikasi Dini: kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma Pada tulang infeksi terutama pada fraktur terbuka. Pada jaringan lunak lepuhan akibat dari elevasi kulit superficial karena edem Dekubitus terjadi karena penekanan jaringan tulang oleh gips. Pada otot terputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan otot tersebut terganggu hari ini terjadi karena serabut otot yang robek akan melekat pada serabut otot. Pada pembuluh darah arteri dapat terputus, robek, tertekan akibat cedera awal atau sesudahnya akibat fragmen tulang yang lancip. Sindroma kompartemen terjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupun tungkai bawah sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya.

3. Komplikasi lanjuta) Pada tulang Delayed Union proses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal Non Union secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan Mal Union terjadi proses penyambungan fraktur yang tidak normal sehingga menimbulkan deformitasb) Pada Sendi Ketidakstabilan sendi karena 1. Longgarnya ligament2. Kelemahan otot3. Kehilangan tulang Kekakuan sendi akibat imobilisasi lama sehingga terjadi perlengketan peri artikuler

PENATALAKSANAAN Prinsip penatalaksanaan fraktur terdiri dari 4R yaitu :recognition berupa diagnosis dan penilaian fraktur, reduction, retention dengan imobilisasi, dan rehabilitation yaitu mengembalikan aktifitas fungsional semaksimal mungkin. Penatalaksanaan awal fraktur meliputi reposisi dan imobilisasi fraktur dengan splint. Status neurologis dan vaskuler di bagian distal harus diperiksa baik sebelum maupun sesudah reposisi dan imobilisasi. Pada pasien dengan multiple trauma, sebaiknya dilakukan stabilisasi awal fraktur tulang panjang setelah hemodinamis pasien stabil. Sedangkan penatalaksanaan definitif fraktur adalah dengan menggunakan gips atau dilakukan operasi dengan ORIF maupun OREF. Tujuan pengobatan fraktur : a. REPOSISI dengan tujuan mengembalikan fragmen keposisi anatomi. Tehnik reposisi terdiri dari reposisi tertutup dan terbuka. Reposisi tertutup dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau traksi kulit dan skeletal. Cara lain yaitu dengan reposisi terbuka yang dilakukan padapasien yang telah mengalami gagal reposisi tertutup, fragmen bergeser, mobilisasi dini, fraktur multiple, dan fraktur patologis. b. IMOBILISASI / FIKSASI dengan tujuan mempertahankan posisi fragmen post reposisi sampai Union. Indikasi dilakukannya fiksasi yaitu pada pemendekan (shortening), fraktur unstabel serta kerusakan hebat pada kulit dan jaringan sekitar Jenis Fiksasi : Ekternal / OREF (Open Reduction External Fixation) Gips ( plester cast) Traksi Jenis traksi : Traksi Gravitasi : U- Slab pada fraktur humerus Skin traksi Tujuan menarik otot dari jaringan sekitar fraktur sehingga fragmen akan kembali ke posisi semula. Beban maksimal 4-5 kg karena bila kelebihan kulit akan lepas Sekeletal traksi : K-wire, Steinmann pin atau Denham pin. Traksi ini dipasang pada distal tuberositas tibia (trauma sendi koksea, femur, lutut), pada tibia atau kalkaneus ( fraktur kruris). Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada pemasangan traksi yaitu gangguan sirkulasi darah pada beban > 12 kg, trauma saraf peroneus (kruris), sindroma kompartemen, infeksi tempat masuknya pin.