catatan IUT

8
ILMU UKUR TAMBANG Ilmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang biasanya dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada,gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang),dan kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope. TUJUAN-TUJUAN ILMU UKUR TAMBANG Tujuan-Tujuan Ilmu Ukur Tambang : 1. Menyajikan secara grafis bagian dari rencana pekerjaan tambang bawah tanah, bentuk galian tambang serta struktur yang ada dari permukaan bumi. 2. Memecahkan berbagai permasalahan ukur tambang seperti eksplorasi,konstruksi, dan eksploitasi. HAL-HAL PENTING DALAM ILMU UKUR TAMBANG Hal-Hal Penting Dalam Ilmu Ukur Tambang : 1. Penerangan pada pengukuran bawah tanah sangat diperlukan. Digunakan untuk memberikan cahaya pada ruang bawah tanah dan pada pembacaan benang silang. 2. Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di permukaan sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran. 3. Digunakan Plumbobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan untuk didirikan rambu ukur. 4. Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumen mudah mengembun sehingga perlu perawatan khusus terhadap instrumen. Kelembaban dan aliran air tersebut juga berpengaruh terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur, rambu ukur, dan lainnya. 5. Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets, dan magnetik dari bijih. PERALATAN ILMU UKUR TAMBANG Peralatan Ilmu Ukur Tambang :

description

catatan

Transcript of catatan IUT

ILMU UKUR TAMBANGIlmu ukur tambang (Underground Surveying) adalah suatu kegiatan kerja yang biasanya dilakukan dalam beberapa pekerjaan tambang bawah tanah (undergroung mining) untuk mengetahui dan memperoleh data tentang kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada,gambaran lubang-lubang tambang (peta tambang),dan kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian didalam stope. TUJUAN-TUJUAN ILMU UKUR TAMBANGTujuan-Tujuan Ilmu Ukur Tambang :1. Menyajikan secara grafis bagian dari rencana pekerjaan tambang bawah tanah, bentuk galian tambang serta struktur yang ada dari permukaan bumi.2. Memecahkan berbagai permasalahan ukur tambang seperti eksplorasi,konstruksi, dan eksploitasi. HAL-HAL PENTING DALAM ILMU UKUR TAMBANGHal-Hal Penting Dalam Ilmu Ukur Tambang :1. Penerangan pada pengukuran bawah tanah sangat diperlukan. Digunakan untuk memberikan cahaya pada ruang bawah tanah dan pada pembacaan benang silang.2. Daerah atau ruang pengukuran tak sebebas seperti pengukuran di permukaan sehingga lebih sulit dalam pemasangan instrumen maupun dalam pelaksanaan pengukuran.3. Digunakan Plumbobs jika tinggi lubang bukaan tidak memungkinkan untuk didirikan rambu ukur.4. Kelembaban dan aliran air menyebabkan permukaan lensa instrumen mudah mengembun sehingga perlu perawatan khusus terhadap instrumen. Kelembaban dan aliran air tersebut juga berpengaruh terhadap alat ukur yang lainnya seperti pita ukur, rambu ukur, dan lainnya.5. Adanya pengaruh-pengaruh magnetik seperti dari rel, muck sheets, dan magnetik dari bijih. PERALATAN ILMU UKUR TAMBANGPeralatan Ilmu Ukur Tambang :1. Instrumen Optik : theodolite2. Dumpey level : alat untuk menentukan elevasi di bawah tanah dengan perbedaan ketinggian dengan cara menarik garis ketinggian.3. Rambu4. Kompas : kompas ayun, tali5. Pita ukur/meteran: Untuk setting stasiun ukur dan melakukan pekerjaan dengan teliti digunakan ukuran 200 ft x 3/8 in, skala ukur digulung. Untuk pengukuran dipermukaan digunakan 300-400 ft, skala disetiap 5-10 ft Untuk offset, tinggi instrumen, height of shot digunakan 6-8 ft6. Plumb bob7. PeneranganKeuntungan : Lampu baterai lebih berat dari lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat pinggang extra untuk tempat baterai. Lampu baterai harus diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan lampu karbit saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dari listrik.8. Kaca pembesar9. Stambangtion10. Tempat peralatan yang berisi : plumb bob, tali plumb bob extra, alat untuk menutup sambungan dengan saluran kompressor, tongkat pancang, kotak yang berisi pengait dan material skrup, paku, tali manila, kain katun tipis.11. Peralatan: Penthograph, planimeter, penggaris baja, copy flex, kalkulator, tinta warna. METODE ILMU UKUR TAMBANGMetode Ilmu ukur Tambang :Pembacaan Sudut Horizontal1. Pembacaan LangsungTeleskop disetel di belakang sasaran dengan plat pada nol menggunakan penjepit bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen terbagi dr 0-360 dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam.2. DefleksiTeleskop di set di belakang sasaran dengan posisi jarum pada titik nol menggunakan penjepit bawah kemudian teleskop dibalik ke depan sasaran menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca. Instrumen terbagi dari 0-180 pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan sudut defleksi/deviasi dari titik tembak ke kiri/kanan dari salah satu titik akhir.3. Dengan BearingTeleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan piringan yang telah disetel pada benang terakhir subjek yang terbaca pada stasiun sebelumnya menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalik ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa kuadran seperti sebuah kompas dengan titik 0 pada U-S dan titik 90 pada T-B.

4. Dengan AzimuthTeleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting piringan pada azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station sebelumnya dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek tembakan terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dr 0-360 ke arah kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada dikiri dijepit dan dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa setting ulang kecuali harus melaksanakan pengambilan BS pada station berikutnya.5. Dengan RepetisiTeleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang sasaran dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah, kemudian tanpa loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dari piringan dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan. Pembacaan sudut dapat diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja diinginkan. Vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek sudut terakhir harus sesuai dengan setting pertama. Instrumen terdiri dari 0-360 ke arah kanan.

*Bearing adalah suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara,selatan dengan titik tertentu. Jadi bearing tersebut dapat dibuat dari Kutub Utara geografis ke arah kanan atau kiri, demikian pula sebaliknya dari Kutub Selatan ke arah kanan atau kiri.*Azimuth adalah sudut yang diukur dari titik utara ke suatu titik tertentu menurut arah jarum jam.

Pembacaan Sudut VertikalSudut vertikal didapat dengan menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan jarak horizontal dan vertikal antara pojok-pojok pada akhir pencatatan. Sudut vertikal diukur langsung saat sudut yang ada diatas/bawah garis horizontal diukur hanya sekali.

1. Pengukuran jaraka. Menggunakan rangkaian atau ikatanb. Dengan pembacaan stadiac. Dengan perekaman: - pengukuran singkat antar pancang Pengukuran panjang dengan rentang bebas

2. Ploting a. Dengan sudut dan jarak b. Dengan cara azimuth atau bearing dan jarakc. Dengan cara koordinat Jenis Peta.Jenis-jenis petadapat kita klasifikasikanberdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.1.Peta berdasarkan isinya: Peta hidrografi:merupakan suatu peta yangmemuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran. Peta geologi:merupakan peta yangmemuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahan-bahan pembentuk tanah dan lain-lain. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi. Peta kadaster:adalah peta yangmemuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dan lain-lainnya. Peta irigasi:adalah peta yangmemuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah. Peta jalan:merupakan peta yang memuatinformasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah Peta Kota:adalah peta yang berisiinformasi tentang jaringan transportasi, drainase, sarana kotadan lain-lainnya. Peta Relief:merupakan peta yang memuatinformasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya. Peta Teknis:adalah peta yangmemuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar. Peta Topografi:merupakan peta yangmemuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar. Peta Geografi:adalah peta yangmemuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1 : 100 000.2. Peta berdasarkan skalanya:Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 - 1 : 100 000.Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukkan ketelitian dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih teliti dan lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil.Skala peta bisa dinyatakan dengan: persamaan (engineer's scale), perbandingan atau skala numeris (numerical or fractional scale) atau skala fraksi dan grafis (graphical scale).3. Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan:Peta dasar:merupakan peta yangdigunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasaryangumumnyadigunakan peta topografi.Peta tematik:adalah peta yangdibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tema-tema tertentu.Jenis PengukuranPengukuran untuk pembuatan peta bisa dikelompokkan berdasarkan cakupan elemen alam, tujuan, cara atau alat dan luas cakupan pengukuran.1. Berdasarkan alam:Pengukuran daratan(land surveying): antara lainpengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, danpengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.Pengukuran perairan(marine or hydrographic surveying): antara lain pengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dan lain-lainnya.Pengukuran astronomi(astronomical survey): untuk menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.

2. Berdasarkan tujuan:Pengukuran teknik sipil(engineering survey): untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.Pengukuran untuk keperluan militer(miltary survey).Pengukuran tambang(mining survey).Pengukuran geologi(geological survey).Pengukuran arkeologi(archeological survey).

3. Berdasarkan cara dan alat: Pengukuran triangulasi, Pengukuran trilaterasi, Pengukuran polygon, Pengukuran offset, Pengukuran tachymetri, Pengukuran meja lapangan, Aerial survey, Remote Sensing, dan GPS.

Pengukuran titik titik detailUntuk keperluan pengukuran dan pemetaan selain pengukuran Kerangka Dasar Vertikal yang menghasilkan tinggi titik-titik ikat dan pengukuran Kerangka Dasar Horizontal yang menghasilkan koordinat titik-titik ikat juga perlu dilakukan pengukuran titik-titik detail untuk menghasilkan yang tersebar di permukaan bumi yang menggambarkan situasi daerah pengukuran.Dalam pengukuran titik-titik detail prinsipnya adalah menentukan koordinat dan tinggi titik-titik detail dari titik-titik ikat. Metode yang digunakan dalam pengukuran titik-titik detail adalah metode offset dan metode tachymetri.Metode Offset Pengukuran titik-titik menggunakan alat alat sederhana yaitu pita ukur, dan yalon. Pengukuran untuk pembuatan peta cara offset menggunakan alat utama pita ukur, sehingga cara ini juga biasa disebut cara rantai (chain surveying). Alat alat yang digunakan : jalon, pita ukur rolDari jenis peralatan yang digunakan ini, cara offset biasa digunakan untuk daerah yang relatif datar dan tidak luas, sehingga kerangka dasar untuk pemetaanyapun juga dibuat dengan cara offset. Peta yang diperoleh dengan cara offset tidak akan menyajikan informasi ketinggian rupa bumi yang dipetakan. Cara pengukuran titik detil dengan cara offset ada tiga cara: Cara siku-siku (cara garis tegak lurus), Cara mengikat (cara interpolasi), Cara gabungan keduanya.Metode tachymetriMetode tachymetri adalah pengukuran menggunakan alat-alat optis, elektronis, dan digital. Pengukuran detail cara tachymetri dimulai dengan penyiapan alat ukur di atas titik ikat dan penempatan rambu di titik bidik. Setelah alat siap untuk pengukuran, dimulai dengan perekaman data di tempat alat berdiri, pembidikan ke rambu ukur, pengamatan azimuth dan pencatatan data di rambu BT, BA, BB serta sudut miring . Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding.Kebanyakan pengukuran tachymetri adalah dengan garis bidik miring karena adanya keragaman topografi, tetapi perpotongan benang stadia dibaca pada rambu tegak lurus dan jarak miring "direduksi" menjadi jarak horizontal dan jarak vertikal.

Gambar. Pengukuran titik detail tachymetri