CATATAN INVESTASI

8
CATATAN KELOMPOK 1-5 INVESTASI KELOMPOK 1 PENYELESAIAN SENGKETE INVESTASI 1. Metode penyelesaian sengketa investasi Pasal 32 ayat (1) dan (2) UU No. 25 tahun 2007 ttg Penanaman Modal : a. Musyawarah mufakat b. Arbitrase atau alternative penyelesaian sengketa c. Pengadilan 2. Metode penyelesaian sengketa investasi berdasarkan para pihak yang terlibat Pasal 32 ayat (3) dan (4) UU No 25 tahun 2007: a. Pemerintah v.s. Investor dalam negeri diselesaikan melalui : 1) Musyawarah mufakat, apabila tidak selesai maka diselesaikan melalui 2) Arbitrase berdasarkan kesepakatan / apabila tidak disepakati maka melaui Pengadilan b. Pemerintah v.s. Investor asing diselesaikan melalui : 1) Musyawarah mufakat, apabila tidak selesai maka diselesaikan melalui 2) Arbitrase internasional 3. Kelemahan penyelesaian melalui musyawarah mufakat (negosiasi) : a. Kedudukan para pihak yang tidak seimbang membuat pihak yang kuat dapat menekan pihak yang lemah; b. Memakan waktu relative lama (tidak ada kejelasan batas waktu penyelesaian); c. Proses negosiasi tidak produktif ketika para pihak masih memiliki ego yang tinggi.

description

k

Transcript of CATATAN INVESTASI

Page 1: CATATAN INVESTASI

CATATAN KELOMPOK 1-5 INVESTASI

KELOMPOK 1PENYELESAIAN SENGKETE INVESTASI

1. Metode penyelesaian sengketa investasi Pasal 32 ayat (1) dan (2) UU No. 25 tahun 2007 ttg Penanaman Modal :a. Musyawarah mufakatb. Arbitrase atau alternative penyelesaian sengketac. Pengadilan

2. Metode penyelesaian sengketa investasi berdasarkan para pihak yang terlibat Pasal 32 ayat (3) dan (4) UU No 25 tahun 2007:a. Pemerintah v.s. Investor dalam negeri diselesaikan melalui :

1) Musyawarah mufakat, apabila tidak selesai maka diselesaikan melalui2) Arbitrase berdasarkan kesepakatan / apabila tidak disepakati maka melaui

Pengadilanb. Pemerintah v.s. Investor asing diselesaikan melalui :

1) Musyawarah mufakat, apabila tidak selesai maka diselesaikan melalui2) Arbitrase internasional

3. Kelemahan penyelesaian melalui musyawarah mufakat (negosiasi) :a. Kedudukan para pihak yang tidak seimbang membuat pihak yang kuat dapat menekan

pihak yang lemah;b. Memakan waktu relative lama (tidak ada kejelasan batas waktu penyelesaian);c. Proses negosiasi tidak produktif ketika para pihak masih memiliki ego yang tinggi.

4. Bentuk kesepakatan penyelesaian sengketa melalui arbitrase :a. Pembuatan Arbitration Agreement Kesepakatan dalam akta terpisah dari perjanjian

yang dibuat setelah terjadinya sengketa;b. Klausula Arbitrase dalam perjanjian Kesepakatan pencantuman klausul penyelesaian

sengketa melalui arbitrase dalam perjanjian (dibuat sebelum terjadinya sengketa)

5. Bentuk alternative penyelesaian sengketa :Mediasi Konsoliasi

Persamaan :1. Penyelesaian melalui pihak ketiga2. Bersifat tunggal / lebih3. Ouput usulan / anjuran4. Anjuran tidak memiliki kekuatan eksekutorial kecuali telah disepakati oleh para pihak

secara sukarela

Page 2: CATATAN INVESTASI

Perbedaan1. Tidak terlembaga 1. Memiliki lembaga komisi konsoliasi2. Tata cara penyelesaian ditentukan para

pihak2. Tata cara penyelesaian lebih formal

6. Bentuk penyelesaian sengketa melalui pengadilan :a. Pengadilan nasional, kelemahan :

1) Dianggap tidak memiliki kapabilitas penguasaan pengetahuan bisnis internasional yang kompleks;

2) Dianggap merupakan bagian dari pemerintahan (fungsi judikatif) dari suatu negara sehingga dianggap oleh investor asing tidak netral dan independen.

b. Pengadilan internasional, bentuk :1) Pengadilan permanen,

Mahkamah Internasional (International Court of justice); badan peradilan ini berada dibawah bendera PBB.

2) Pengadilan ad hocBadan Peradilan Bersama; badan-badan peradilan ini dibentuk khusus dengan kesepakatan para pihak. Contoh : the Iran-United States Claims Tribunal yang dibentuk oleh pemerintah Iran dan Amerika Serikat pada perjanjian the Algeirs Accord 1981.

7. International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID) adalah institusi arbitrase internasional yang memfasilitasi arbitrase dan konsiliasi permasalahan hukum antara investor-investor internasional. ICSID didirikan pada tahun 1966 melalui konvensi ICSID. ICSID bermarkas di Washington D.C.

8. Tujuan didirikannya ICSIDa. Untuk menjembatani jarak antara para pihak yang bersengketa dan mengisi kekosongan

hukum di dalam menyelesaikan kasus-kasus penanaman modal asing.b. Mendorong dan melindungi arus modal dari negara maju kepada negara berkembang

(developing countries) sehingga negara-negara berkembang dapat melindungi pertumbuhan ekonominya.

9. Struktur Organisasi ICSID :a. Dewan Administratif, dengan fungsi :

1) Mengurus administrasi keuangan Centre.2) Mengatur ketentuan (rules) dan tata cara (procedure) institusi konsiliasi dan

arbitrase.3) Menyetujui aturan dari prosedur lembaga konsiliasi dan arbitrase.4) Menetapkan aransemen dengan bank untuk pengunaan jasa dan administratif bank.

Page 3: CATATAN INVESTASI

5) Menetapkan syarat – syarat pelayanan Sekretaris Jenderal dan Deputi Sekretaris Jenderal ICSID.

6) Menetapkan anggaran biaya tahunan ICSID.7) Menyetujui laporan kegiatan tahunan Centre.8) Mengadakan rapat tahunan dan rapat-rapat lain.9) Memindahkan kedudukan Centre ke tempat lain, berdasarkan suara mayoritas

Dewan Administratif, yaitu dua pertiga dari anggota dewan.b. Sekretariat, terdiri atas Sekretaris Jenderal, Deputi Jenderal dan Staf.

Fungsi :1) Mengurus administrasi Centre termasuk pengangkatan staf;2) Registrasi anggota;3) Mengautentifikasi keputusan Arbitrase; dan4) Mengesahkan salinan putusan arbitrase.

c. Panel, dicalonkan oleh negara anggota (max 4 perwakilan) untuk kemudian dipilih 10 orang per panel oleh Ketua Dewan.

10. Kewenangan ICSID dalam menyelesaikan sengketa :a. Yuridiksi ICSID hanya meliputi sengketa hukum (legal dispute) antara penanam modal

dengan negara-negara peserta konvensi atau sub-divisi atau agen dari negara anggota.b. Dasar yuridiksi arbitrase ICSID perjanjian arbitrase (arbitration clause) yang dibuat

secara tertulis oleh para pihak yang menunjuk ICSID sebagai tempat penyelesaian sengketa.

c. Legalitas personal internasional ICSID meliputi :1) Perjanjian;2) Memperoleh dan mengatur atas benda bergerak maupun tidak bergerak;3) Mengadakan proses hukum.

d. Perangkat organisasi ICSID memiliki hak imunitas dan previlage (bebas pajak dan bea cukai)

11. Penentuan hukum yang berlaku dalam menyelesaikan sengketa di ICSID :a. Hukum yang disepakati oleh para pihak; atau b. Hukum dari negara anggota yang sedang bersengketa dan berpedoman pada asas-asas

hukum internasional;c. Dewan Arbiter dilarang menerapkan hukum yang tidak dikenal oleh para pihak;d. Dewan Arbitrase dapat memutus sengketa berdasarkan kepatutan (ex aequo et bono),

sepanjang terhadapnya ada kesepakatan para pihak.

12. Dasar hukum penyelesaian sengketa investasi asing melalui ICSID :a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1968 Tentang Persetujuan Indonesia Atas

Penyelesaian Sengketa Penanaman Modal Asing Antara Pemerintah Republik Indonesia Dengan Investor Asing Ratifikasi konvensi ICSID

Page 4: CATATAN INVESTASI

b. Pasal 32 ayat (4) UU No 25 tahun 2007 sengketa investasi antara Pemerintah v.s Investor Asing diselesaikan melalui arbitrase internasional

13. Pembentukan Dewan Arbitrase ICSID :a. Dibentuk oleh Sekjen ICSID setelah sengketa deregister;b. Jumlah arbiter harus ganjil (dapat satu orang) yang jumlahnya ditentukan para pihak;c. Apabila jumlah arbiter tidak disepakati para pihak, maka penunjukkan dilakukan

dengan berpedoman pada ketentuan :1) Jumlah arbiter 3 orang;2) Masing-masing pihak menunjuk 1 arbiter;3) Arbiter ketiga ditunjuk berdasarkan kesepakatan para pihak yang sekaligus menjadi

ketua Dewan Arbitrase.4) Apabila dalam waktu 90 hari para pihak tidak menunjuk arbiter, Ketua Dewan

Administratif menunjuk seorang atau beberapa arbiter yang berasal bukan dari negara anggota yang bersengketa kecuali para pihak menyetujuinya.

14. Prinsip pengambilan keputusan Arbiter :a. Putusan diambil berdasarkan suara terbanyak;b. Arbiter yang tidak sepakat berhak membuat dissenting opinion yang dicantumkan dalam

putusan;c. Putusan dibuat tertulis dan ditandatangani oleh seluruh arbiter;d. Putusan bersifat tertutup tidak boleh dipublikasikan tanpa persetujuan para pihak

yang besengketa;e. Putusan bersifat final and binding terhitung sejak tanggal pengiriman salinan;f. Salinan putusan dikirimkan oleh Sekjen ICSID kepada para pihak dan dalam waktu 45

hari sejak dikirimkan para pihak dapat mengajukan pertanyaan terkait kesalahan pengetikan, perhitungan, atau kekeliruan yang sejenis;

g. Pelaksanaan atau eksekusi putusan arbitrase harus berdasarkan hukum dari negara dimana putusan tersebut diminta untuk dilaksanakan;

15. Upaya Hukum terhadap putusan arbitrase (pengecualian prinsip final and binding) :a. Adanya perselisihan mengenai perbedaan interpretasi terhadap putusan oleh pihak

bersengketa, penyelesaian :1) Diajukan secara tertulis kepada Sekjen ICSID;2) Penyelesaian diserahkan kepada Dewan Arbiter asal; 3) Apabila tidak berhasil diputuskan oleh Dewan Arbiter asal maka dibentuk Dewan

Arbiter baru untuk menyelesaikan perbedaan interpretasi putusan tersebutb. Adanya pengajuan revisi atau perbaikan putusan oleh pihak yang bersengketa

1) Diajukan secara tertulis kepada Sekjen ICSID maksimal 90 hari sejak tanggal pengiriman salinan putusan;

2) penyelesaian diserahkan kepada Dewan Arbiter asal;

Page 5: CATATAN INVESTASI

3) Apabila Dewan Arbiter asal tidak dapat diberi tugas untuk merevisi maka dibentuk Dewan Arbiter baru untuk menyelesaikan revisi putusan tersebut

c. Adanya proses penyelesaian perbedaan interpretasi putusan dan/atau revisi putusan dapat menangguhkan eksekusi putusan arbitrase.

d. Putusan arbitrase dapat dibatalkan atas pengajuan pihak yang bersengketa. Adapun alasan-alasan pembatalan putusan arbitrase ICSID menurut Konvensi ICSID :1) Dewan Arbitrase yang dibentuk tidak memenuhi syarat konstitusi.2) Dewan Arbitrase tidak mempunyai yurisdiksi dan kekuatan untuk membuat

putusan.3) Salah satu anggota dalam Dewan Arbitrase terlibat korupsi.

16. Case Pemerintah RI V.S. Churcill Mining melalui ICSIDa. Churchill Mining merupakan perusahaan milik Inggris yang bergerak dibidang

pertambangan yang menanamkan modalnya pada PT. Ridlatama Group;b. Gugatan ini berawal dari dicabutnya empat izin kuasa pertambangan PT. Ridlatama

Group oleh Bupati Kutai Timur di Kutai Timur;c. Pencabutan izin kuasa pertambangan berdasarkan rekomendasi Pemerintah Pusat atas

hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada September 2008 saat melakukan audit atas KP (Kuasa Pertambangan) yang dibuat tahun 2006-2008 dan ketentuan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

d. Hasil Audit tersebut BPK menemukan lima Kuasa Pertambangan palsu yang terbit tahun 2006-2008 dilihat dari kode penomoran yang terbalik.

e. Churchill Mining Plc juga belum mendapat izin dari Menteri Kehutanan untuk penambangan di kawasan hutan produksi. Sehingga berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dianggap pelanggaran apabila bekerja tanpa izin Menteri Kehutanan di wilayah hutan yang terlarang.

f. Atas kasus tersebut Churcill mengajukan gugatan TUN yang sampai dengan tingkat MA gugatan Churcill diputus ditolak.

g. Churchill menggugat Indonesia ke International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID), yaitu Indonesia harus mengganti kerugian yang diperoleh Churchill sebesar US$ 2 Milyar (dua milyar dolar Amerika Serikat) atau setara Rp 19 triliun (sembilan belas triliun rupiah).

h. Dasar gugatan yang diajukan Churchill ini adalah perjanjian Billateral Investment Treaty (BIT) antara Indonesia dengan United Kingdom(UK) yang dibuat pada tahun 1976. Perjanjian BIT berisikan berbagai bentuk perlindungan tingkat tinggi untuk investor (penanam modal asing), insentif, fasilitas, nasionalisasi dengan kompensasasi dan mekanisme penyelesaian sengketa (dispute settlement) melalui arbitrase internasional.

i. Pada 24 Februari 2014, Majelis Arbitrase pada International Center for Settlement of Investment Dispute (ICSID) telah membuat putusan. Dalam putusan tersebut dinyatakan bahwa Majelis Arbitrase memiliki kewenangan (jurisdiction) atas sengketa yang diajukan.

j. Putusan ini sebatas kewenangan memeriksa. Bukan kalah menangnya terkait dengan pokok perkara