Catatan Akhir Pesantren

24
Catatan akhir pesantren.. Ginan Aulia Rahman

description

this is my 9th book..

Transcript of Catatan Akhir Pesantren

Page 1: Catatan Akhir Pesantren

Catatan akhir pesantren..Ginan Aulia Rahman

Page 2: Catatan Akhir Pesantren

2 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Catatan akhir pesantren..

Page 3: Catatan Akhir Pesantren

3 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

o 1. 19 Juni 2009

Seperti sungai waktu mengalir, deras berliku, menyeret diri pada muara..

Bagaimana ini? Diri berpegang, dari derasnya pada yang sama hanyaut terbawa arus..

Hidup adalah waktu yang tersisa, diisi sebelum kalah. Bagaimana ini inginkembali? Diri sudah terlanjur ada…

Hanya padaMu aku akan kembali…

o 2. Diriku bantar gebang mini…

Dari dulu, saya bersahabat dengan sampah. Sampah sampah menggunung tinggi dari perbuatan salahku. Dosa dosa ini memenuhi tempat pembuangan terakhir. Ya, itu adalah diriku..

Diriku sering buang sampah sembarangan, diriku suka acuh dengan kekotoran, diriku suka jauh dengan kesucian entah kenapa memang cenderung diri ini untuk berendam dilumpur. Walau Pemilikku berfirman “qad aflaha man tazakka..”. sungguh beruntung orang yang senantiasa mensucikan diri. Tapi aku melakukan sebaliknya. Ku kotor kotori terus diri ini!!

Sudah ku kavling diri ini, hati ini berhektar hektar diperuntukan untuk pembuangan sampah. Sampah organic dan anorganik dan sampah. Ya, baik itu nafsu aku yang melampaui batas. Larangan yang aku tabrak saja tanpa sadar, bahkan secara sadar. Perintah perintah Allah ya aku tutup telinga, kalau pun terdengar aku pura pura tak dengar dan acuh saja. Harta orang aku makan dengan lahap. Saudara sendiri aku jahati, sering pula aku bilang keburukan dan aibnya dibelakang.

Bohong sudah fasih aku lantunkan. Kelas kakap malah. Dihati dan pikiran sudah didominasi oleh berhala yang aku sembah. Dewa hawa nafsu! Na’udzubillah min dzalik..

Itu semua sampah sampah yang mengotori diriku. Menggunduk hingga aku jadi bantar gebang mini.

Tak syukur adalah yang paling banyak menghabiskan tempat, mengeluh sudah menyamudra.

Lepas setelah aku baligh, resmilah aku jadi bantar gebang. Selalu buang dosa. Selalu buang kekejian tiap detik hati selalu kabur sari keimanan. Hampura gusti. Abdi..

Page 4: Catatan Akhir Pesantren

4 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

o 3. Angin gelebug lebih sejuk daripada air conditioner

Duduk aku sendiri dipinggir pantai ditemani semilir angin. Sejuk sepoi sepoi. Sesuatu yang gratis sering lebih indah dan terasa mewah, istimewa. Sayangnya kita selalu lupa. Sayangnya kita jarang menikmatinya dengan penuh rasa syukur.

Sesuatu pemberian Tuhan selalu apa yang kitabutuhkan dan membahagiakan. Air yang turun dari langitlalu basahi bumi, kita minum dan membuat kita segar, kita mandi jadi bersih.

Angin semilir lebih indah dan sejuk disbanding sejuk buatan manusia melalui air conditioner. walau harus keluar biaya yang mahal, tetap saja pemberian Allah yang gratis selalu jadi nomor satu.

Inbi supaya kita sadar, bahwa kebahagiaan itu ada dari sesuatu yang sederhana dan tidak dibuat buat.

Sehat alami, angin, udara, air, hewan, cahaya, matahari, terang bulan, gemerlap bintang, gelap malam, indah pelangi, teduh pepohonan, luas dan lapangnya langit biru. Dan semua gratis gratis yang lain yang sangat membahagiakan.

Menikmati yang gratis untuk menikmati hidup, bukan ide yang buruk bukan?>

o 4. Kalau ingin jangan lupa akan bosan

Satu hari, kita akan banyak menelurkan keinginan. Ingin miliki ini, itu. Hape baru, baju baru, mobil baru, karena kita bosan dengan apa yang kita miliki sekarang. Apabila keinginan terpenuhi. Maka kita ingin lagi yang lain. Keinginan sering jadi hal yang banyajk menyita waktu kita. Dimana waktu kita gadaikan habis untuk yang kita ingin, berusaha untuk meraihnya. Sampai sering juga apa yang diingin tak tercapai, kita keluh kesah. Apakah kamu piker bahagia itu terletak dari keinginan yang tercapai? Aku kira tak begitu. Justru malah jadi tersiksa dan menguras segala yang berarti di diri kita.

Manusia yang selalu cenderung untuk cepat bosan, tak pernah betah lama dengan apa yang dimilikinya, akhirnya kita mencari sesuatu yang baru tanpa sadar bahwa sebenarnya toh akhirnya akan bosan juga.

Bosan, bosan dan bosan lagi. Hidup ini bisa digambarkan dengan siklus

memiliki

bosanganti

Page 5: Catatan Akhir Pesantren

5 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Intinya, hidup bukan terus memburu apa yang diinginkan nafsu kita, tapi mensyukuri apa yang ada! Karena mencari membuatmu gila! Bosan diakhir kisah..

o 5. Jangan salahkan aku yang rindu masa lalu, karena tak ada yang namanya rindu masa depan.

Aku mohon pahamilah, jangan kau paksakan aku untuk melupakan masa lalu. Karena sungguh aku rindu dengan gemerlap kenangan kenangan indah. Momen momen yang ku jalani dan menempel dihati. Klo orang inggris berkata unforgettable moment!

Tak ada yang bisa aku rindyukan lagi kecuali masa laluku, karena disitulah “peti berharga” disimpan. Memori yang merekam sebuah masa. Disaat kita bersama.

Aku tak bisa merindukan masa depan, karena aku tak memiliki apa apa disana, masa depan amat gelap bagiku, tak ada kepastian. Aku ingin bersama kamu untuk itu..

Kalau diteliti mana yang lebih nyata antara masa lalu dengan masa depan, tentu tak ada. Tapi jelas klo hanya masa lalu lah yang bisa dirindukan.

Haruskah kubuang saja rinduku? Kuleburkan masa lalu?

o 6. Berubah seperi power rangers..

Waktu kecil saya suka nonton power rangers. Maklum budak.. power rangers adalah pembela kebenaran dan pembasmi kejahatan (ceunah).

Banyak musuh dan monster yang dilawan. Tentu saja kuat sekali musuhnya, tapi power rangers selalu menang.

Tadinya power rangers itu manusia biasa, tapi dia selalu “berubah”, akhirnya jadi warna warni dan tambah kuat.

Tahukah kamu? Dan sadarkah kamu? Bahwa ada hikmah yang besar dari tontonan ini.

Jadi berubahlah, merubah diri sendiri terlebih dahulu, barulah melawan musuh musuh yang mesti dihadapi. Maka seberat apapun musuh yang akan dilawan, kita kan bisa menghadapinya.

Memperkuat diri dengan cara merubah diri lebih baik, baru merubah hal hal lain diluar kita, itulah cara yang ampuh.

Quu anfusakum wa ahlikum naaraa. Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. Pertama kamu jaga dulu dirimu, ibda bi nafsi, mulailah dari diri sendiri.

Page 6: Catatan Akhir Pesantren

6 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Perubahan sekecil apapun, apabila dirimu sungguh sungguh dan terus melakukan perubahan, maka tidak akan mustahil kamu akan menjadi pembela kebenaran dan pembasmi kejahatan seperti power rangers!

o 7. Aku memiliki harta sebesar 280 quintilion. 280 000 000 000 000 000 000 0.

ini adalah kapasitas otak saya, sebanyak itulah byte yang ada untuk menampung segala informasi yang ada. Dan sampai sekarang, kekayaan otak manusia belum ada yang mampu mempergunakannya seutuhnya.

Otakmu akan bisa menanpung apa saja, jutaan buku, ribuan enslikopedi dan semua informasi yang ada di dunia ini bisa masuk kedalamnya, dahsyat bukan?

Kamu adalah makhluq paling kaya di dunia, dengan asset otakmu itu. Klo kita hitung dan konversikan ke flashdisk seukuran 4 giga, maka akan berapa juta buah yang mesti dimiliki untuk mengimbangi memori otak kita.

Maka jangan sia siakan kekayaan kita ini.masih potensial dan jadikanlah actual, serap informasi yang dibutuhkan sebanyak banyaknya, jangan takut untuk kehabisan space untuk informasi. Otak kita masih kosong sekali, masih memiliki tempat untuk milyaran informasi lainnya.

Take it or leave it? Pergunakan atau buang saja. Itualh pilihannya. Maka banyaklah baca buku, sebanyak banyaknya. Hafalkan segala yang penting. Alqur’an, hadits seluruhnya. Sekali lagi saya ingatkan. Memori otakmu jangan di sia siakan!

Hardisk nomor wahid adalah otak kita!

o 8. Mataku kelilipan dunia

mataku kelilipan dunia, hingga buta bahwa ia fana. Hingga pandanganku kabur menuju surge.. kelilipan debu nafsu, kelilipan harta, kelilipan nikmat sesaat. Butuh air iman untuk membersihkan mata, agar ia kembali melihat kilau jalan cahayaNya

butuh air ketaqwaan yang bening untuk menyiram hati yang kering. Membasuh mata dari dosa dosa, menyejukan jiwa yang hampa

o 9. Tubuhmu berat tapi pikiranmu membuatmu terbang!

Page 7: Catatan Akhir Pesantren

7 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Dibalik bangku yang dingin, terus begitu selam 12 tahun ini, aku tetap berada di Indonesia dan tak kemana mana. Tubuhku terperangkap dan sulit pindah tempat. Sepertinya tubuhku berat.

Ingin keliling dunia, tapi situasi kondisi dan keadaan tak memungkinkan. Uang belum punya, ada kesempatan pun tidak saat ini aku harus bersekolah.

Secara pisik memang saat ini tak memungkinkan aku terbang menjelajah dunia, tapi pikiranku bisa, jiwaku bisa. Berkendaraan dan berpesawatkan buku buku yang menumpuk diperpustakaan itu, dengan imajinasi dan tulisanku. Terbanglah Ginan!!

o 10. Taqwa baja, taqwa batu karang

Ya Allah.. keraskan ketaqwaanku selayaknya kau keraskan sebuah baja. Agar tak lebur dipanasi api setan tapi malah memuai ketaqwaanku.

Ya Allah, jangan lemahkan ketaqwaanku seperti lemahnya lilin, agar tak leleh oleh hawa nafsu dan panasnya bisikan setan! Dan lilin menjadi hitam.

Ya Allah, kuatkan ketaqwaanku setingkat batu karang, agar tak hancur diterjang ombak bujukan setan, abadi dilautan ridhoMu

Ya Allah, berikanlah padaku, aku mohon sekali padaMu wahai yang Maha kuasa dan Maha mendengar. Ketaqwaan yang unbreakable, antivirus, irreversible, undamageable. Kokoh tak terdingi oeleh kesesatan.

Anugrahkan ya Allah. Taqwa baja, taqwa batu karang padaku.

o 11. Tami say “aku gak pingin terkenal”.

Tami itu seseorang makhluq halus, segolongan dengan siti hawa. Singkat kata ia itu wanita. Putrid alias santri wati yang sekolah ditempat yang sama denganku, tapi ia setaun dibawah aku. Angkatan 16 putri, clever namanya.

Waktu aku kebetulan nelpon dia, dia menolaknya, kata dia, “aku gak mau terkenal”

Ini terdengar sangat aneh, kok ada ya orang yang ga mau terkenal? Disaat orang lain saling mati matian biar nge-hit, dikenal sama orang lain, dikenal oleh orang orang se-Darul Arqam, tami malah sebaliknya. Ia ga mau terkenal.

Manusia itu memang sangat haus dikenal, sangat ingin banyak yang suka dan tertarik padanya. Ini kecenderungan yang telah jadi tabiatnya manusia. Aku rasa semua orang juga seperti itu.

Ingin disebut, ingin dikenal namanya, ingin dipuja. Kita mewarisi sifat Allah. Itu semua hak Allah. Tapi manusia ingin seperti itu.itulah yang harus dilebur dalam

Page 8: Catatan Akhir Pesantren

8 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

diri kita. Keinginan untuk popular. Karena banyak sebuah kejadian, kepopuleran itu menimbulkan kesombongan. Sombong ituhanya milik Allah, Allah lah yang berhak untuk sombong.

Jad manusia gila yang ingin dipuja. Naudzubillah min dzalik.. tami, kamu jadi guruku dalam masalah ini. Aku doakan semoga kamu mendapat kebaikan dan keberkahan dari Allah.

o 12. Door duisternis tot licht

habis gelap terbitlah terang, itu judul buku hasil himpunan surat surat tulisan raden ajeng kartini. Wanita hebat asal jepara, putrid Indonesia. Yang merubah adat feudal jawa. Saat itu wanita tidak diperkenalkan bersekolah, dipingit, harus diam did lam rumah. Dan tidak dapat kebebasan meniti karir, tak dapat pula pendidikan. Wanita “terjajah” adat feudal jawa.

Bisa dibilang saat itu amat mustahil untuk merubah adat yang sudah mengakar itu, tapi dengan tekad dan semangat yang membara. RA kartini berjuang dengan menulis suart surat curhatannya kepada temannya orang belanda dan lainnya. Banyak orang yang pesisimis nakan perjuangannya RA Kartini menjawab..

“memang melakukan sesuatu yang seolah olah mustahil itu dapat dilakukan!! Siapa tak berani, maka ia tak akan menang! Itulah semboyanku! Jadi ayo maju! Bertekad untuk mencoba segala hal. Siap nekad maka ia akan mendapat 3/4 dunia!

Jawaban yang sangat luarbiasa, letupan optimism dan semangat campur tekad yang kuat! Akhir cerita kartini mampu merubah adat feudal jawa. Wanita jawa kini bisa mengeyam pendidikan disekolah.

o 13. Be a hero

Jadi pahlawan itu sulit, harus memiliki keberanian segudang untuk menjadi seorang pahlawan. Harus memiliki perasaan seakan akan memiliki 9 nyawa. Karena seorang pahlawan tidak lagi memikirkan nyawanya sendiri. Yang ia pikirkan hanya perjuangan! Hanya itu. Mati sudah bukan hitungan lagi.

Berdiri penuh ancaman, hidup banyak terror, harus bisa berkorban segala sesuatunya, memilih jalan menjadi pahlawan pastilah penuh rintangan. Tak enak, menderita, jalan pahlawan dihiasi itu semua.

Perjuangan keras, tak ada waktu yang sia sia. Tekad baja, pengorbanan tiada pamrih. Itu unsure kepahlawanan.

Page 9: Catatan Akhir Pesantren

9 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Nan! Kamu siap jadi pahlawan? Coba bayangkan jika kamu diminta sebuah pilihan. Kamu disiksa dengan turihan silet dikulitmu lalu dibubuhi garam. Atau mempertahankan tekadmu. Kamu akan pilih yang mana, nan?

stand like hero an die bravely.

Malas malasan tak akan menjadikanmu pahlawan. Waktumu yang kau buang percuma tak akan membawamu pula padanya, hidup dengan kedisiplinan dan jkeras.

Teringat dengan kata kata sudirman.

“robek robeklah tubuhku atau potong potonglah jasadku! Tapi jiwaku yang berlindung dibenteng merah putih akan menuntut bela dari orang yang aku hadapi!!!”

Kepahlawanan tidak akan muncul sekali jadi, tentu saja butuh perjuangan panjang! Mulailah dari sekarang!

o 14. Song of the road..

Now I see the secret of the making of the best person. It’s to grow in the open air and eat and sleep with the earth..

o 15. Love and belove

Cinta dan dicintai. Manis seperti gulali. Cinta tanpa respon, pait sepaitnya. Begitulah cinta saudara saudara.

Sedih juga setelah mendapat kenyataan bahwa orang yang kita harapkan keberadaanya disamping kita. Ternyata orang tersebut lebih mengharapkan kita meninggalkannya. Tak ada sedih sesedih itu. Samapi air mata enggan mengalir.

Suka pada seseorang, orang yang kita suka lebih suka bila kita tidak suka pada dia. Perih. Bathin menangis.

Sudahlah, jangan dibahas panjang lebar, jadi sedih.

o 16. Mohon jangan belokkan aku dikala akhir, Tuhan…

raga ini milikMu

nafas ini, pikiran ini, rasa manis dari gula yang aku kulum ini milikmu. Sungguh Engkau pemilik segalanya, bahkan imanku ini.

Page 10: Catatan Akhir Pesantren

10 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Satu permintaanku YA Allah, jangan belokkan aku kala akhir, setelah aku berada dijalan yang lurus. Naudzubillah min dzalik.

Sungguh seluruhnya atas perkenanmu, engkaulah pemilik Taqdir. Janganbelokan aku, aku mohon tolonglah aku. Sungguh sangat aku butuh pertolongan dariMu

o 17. Musuhmu ada di depan cermin

Jangan jauh jauh dulu kau cari musuhmu. Karena musuh yang paling nyata dan paling tangguh itu ada dekat sekali dengan kamu. Bawalah cermin. Lalu bercerminlah. Nah itulah muka jelek di depan cermin adalah musuh kamu.

Ialah musuhmu, ialah dirimu. Yang selama iniu selalu menghambat kemajuanmu, yang selama ini selalu memarginalkan kehebatanmu, yang selalu membuatmu malas. Dirimu adalah musuh sekaligus sainganmu. Dirimu sekarang adalah batu yang mesti dilompati. Harus kamu lebih baik darinya.

Siapa yang bisa mengalahkan secara berturut turut. Maka ia akan menjadi pemenang yang nyata. Pemenang tidak menjatuhkan orang lain melainkan menjatuhkan diri sendiri. Maksdunya, mengalahkan nafsunya, syahwatnya, keburukan keburukannnya. Dan segala yang mesti dikalahkan dari dirimu. Kalahkanlah olehmu.

Musuhmu ada di depan cermin! Kalahkan ia! Lebih baiklah dari ia. Selangakh dan selangkah hingga akhirnya kamu menjadi makhluq yang luar biasa!

o 18. Banyak ilmu justru membuatmu bingung, apabila…..

Banyaknya ilmu tanpa pengamalan akan membuatmu seperti dilabirin, bingung sendiri dengan ilmumu itu.

Ilmu menuntut sebuah pemikiran, lalu terbit kesadaran untuk bergera! Jika saat ini berjibun sekali ilmumu tapi tidak satu pun bisa kamu aplikasiakn dalam kehidupanmu, maka yang tersisa hanyalah kesia siaan, kematian hati..

Ilmu yang tidak diamalkan Mungkin bisa diumpamakan bagini, seperti halnya kita minum dengan banyak, tapi kita tidak mengeluarkannya menjadi air seni. Minum bukannya menjadi sehat, air bukannya menjadikan kita segar, malah membuat penyakit. Maka klo minum, jangan lupa untuk buar air kecil. (aneh sekali pemikiranmu nan!)

Ilmu itu alat untuk bertindak… ( teh nisma said )..

Ilmu itu untuk beramal, into itu untuk disebarkan, ilmu menajdikan hidup kita lebih baik, lebih bermakna. Serap semua ilmu dan jadikan sebuah akhlaq yang

Page 11: Catatan Akhir Pesantren

11 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

baik. Ilmu yang banyak akan membuat kita menjalani hidup ini lebih hati hati, cermat dan hebat.

Ada sebuah hadits..

An-naasu kulluhum maata illa ulamaa’I. wa ulama’ mutahayaruuna illa amiliin. Wa amiilin ‘alaa wajalin illa mukhlisin..

Manusia semuanya mati, kecuali seorang ulama ( orang yang berilmu). Dan orang yang berilmu dalam kebingungan kecuali orang yang mengamalkannya. Dan orang yang mengamalkan ilmu dalam kecelakaan kecuali yang ikhlas dalanm mengamalkannya..

Berilmulah yang banyak dan mengamalkannya dengan gigih dan ikhlas.. insya Allah kamu akan hidup selamanya..

o 19. Terlalu banyak yang mesti diingat

Ilmu itu banyak, kebenaran itu banyak. dan itu semua mesti diingat dalam setiap waktu agar bisa diaplikasikan setiap detiknya. Tapi klo caranya seperti ini, diri kita akan kewalahan dengan mengingat banyak hal dalam satu waktu. Pham tidak maksud saya?

Ilmu harus diikat! Mengkristalkannya menjadi karakter dan sikap! Segala nilai nilai yang kita ketahui kebenarannya, kit ataman dalam diri dan hati kita. Masukan kedalam alam bawah sadar kita. Hingga berbuah akhlaq dan amal shaleh.

Menjadikan pengetahuan dan ilmu yang baik menjadi sebuah kebiasaan, ilmu tak hanya disimpan diotak, teori tidak hanya dihafal. Tapi diimplementasikan dalam kehidupan!

Ilmu yang baik itu seperti buah yang masak, klo kita terus terus memetik ilmu, dan menimbunnya. Nanti ilmu itu akan membusuk. Dan tak bisa dimakan lagi, tak bisa jadi manfaat bagi yang memilkinya.

Contohnya, kita tahu klo senyum itu baik untuk kita dan baik untuk orang lain. Orang lain jadi senang meilhat kita. Dan kita menjadi karab dengan semua orang. Itulah yang kiat ketahui tentang senyum. Maka jangan jadikan itu tentang pengetahuan saja. Klo senyum itu baik, maka amalkan langsung dan jadikan itu menjadi sebuah kebiasaan, karakter dan sikap kita.

Sama halnya dengan rajin, kita dahulu sudah tahu jika rajin itu pangkal pandai. Tapi percuma klo kita tidak mengikat pengetahuan “rajin pangkal pandai” itu menjadi sebuah karakter yang kita miliki.

Page 12: Catatan Akhir Pesantren

12 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Masih banyak lagi ilmu. Tentang sabar, tentang ilkhlas, tawadhu, tasamuh, semangat. Dan lain sebagainya. Sungguh banyak sekali. Akan tercerai semua ilmu kita semua apabial tidak menngikatnya menajdi sebuah kebiasaan dan karakter.

Klo kita sudah mengikatnya, ilmu itu akan secara otomatis keluar saat kita butuhkan dan kita memakainya dalam kehidupan. Itu sangat menguntungkan bagi kita. Kita menjadi baik dalam menjalani hidup. Tak kewalahanuntuk mengingat semua kebaikan. Karena kebaikan itu sudah built-in dengan diri kita. Sudah tertanam menjadi kebiasaan dan karakter.

Ikatlah ilmu menjadi karakter!

o 20. Mungkinkah?

Mungkinkah aku menjadi orang hebat? Padahal aku sudah 18 tahun dan belum bisa melakukan sesuatu yang luarbiasa. Mungkinkah aku menjadi seorang ulama yang sungguh dalam ilmunya? Melihat ulama ulama terdahulu, mereka itu ilmunya sedalam samudra setinggi langit diangkasa. Kebersihan dirinya menjadikan mereka berkilau. Aku sungguh berdebu dan kotor. Mungkinkah aku menjadi seperti mereka?

Berjuanglah agar kau tahu jawabannya, nan!

o 21. Tiada lagi toleransi..

Klo ada keburukan maka rubahlah oleh tanganmu.. tak perlu jauh jauh. Amati dirimu sendiri. Apakah masih banyak keburukan didalamnya? Klo ada, maka rubahlah segera. Lakuakn yang baik untuk melunasi semua keburukan dan kekurangan yang kam miliki.

Tiada lagi toleransi kepada keburukan. Yang ada padamu, basmilah oleh kesungguhan tekad untuk menjadi hambaNya yang terbaik. Bercrmin pada keburukan orang lain, dan tatap diri sendiri. Adakah kekurangan orang lain yang ada juga pada diri kita. Dan rubahlah diri, untuk merubah orang lain juga. Jangan toleransi kesalahan dan keburukan sedikit pun. Klo kita terus toleran, nanti ia menggunung dan melongsori kita dengan keburukan. Dan kita tertimbun olehnya.

Keburukan yang ada di sekelilingmu jangan di tolerir,

Wattaquu fitnatan laa tushiibanna alladzina dzalamuu minkum khassah! Innallah syadidul ‘iiqaab…

Page 13: Catatan Akhir Pesantren

13 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Takutlah terhadap bencana yang tidak hanya ditimpakan pada orang dzalim diantaramu saja.. sungguh Allah amat 0pedih azabNya..

Apabila ada keburukan pada orang lain, kedzaliman. Sungguh jangan sibiarkan, sebab yang nantinya akan menerima adzab adalah kita juga. Walau kita tidak melakukannya tapi kit akan terciprat oleh adzam yang seharusnya milik mereka. Maka menyeru pada kebaikan, amar ma’ruf dan nahyi munkar mesti ditegakkan!

Kamu juga punya mimpi yang ingin diwujudkan. Jangan tolerir kemalasan masuk dalam hidupmu. Jangan tolerir keburukan yang jadi penghambat dan pembatal terwujudnya mimpimu. Kamu harus membasmi itu semua..

Tiada lagi toleransi kepada keburukan…

o 22. Aqidah

Klo kita adalah sebuah bangunan. Maka yang akan menjadi pondasinya adalah keyakinan dan kepercayaan kita terhadap sesuatu. Ideology, asas, mindset, paradigma, kerangak berpikir, prinsip hidup. Itulah yang nyaris sama dengan aqidah, atau bisa dibilang itu semua adalah anasir dari Aqidah.

Nabi Muhammad. Ketika dahulu beliau berda’wah, yang pertama ditanamkan pada assabiqunal awalun adalah masalah aqidah. Pandangan berpikir, mindset dan keyakinan pada Allah semata.

Keyakinan itu diperoleh dari hasil kognisi kita dan apa yang kita rasakan. Kita berpikir, kita menelaah fenomena yang ada disekeliling kita. Maka timbullah pemahaman. Yang tadinya kita memiliki keraguan, setelah kita buktikan kebenarannya dengan proses kognisi, mediatasi, kontemplasi akan kebenaran. Maka sampailah keraguan pada keyakinan. Itulah aqidah. Kita apabila memikirkan segala sesuatunya yang ada dialam raya ini, pasti akan kembali pada pertanyaan asasi. Siapakah yang menciptakan ini semua? Darimana ini semua berasal? Maka kita tak akan menemukan jawaban yang lain selain Allah Ta’ala.

Ilmu itu bibit keyakinan. Bibitnya aqidah adalah ilmu. Ilmu itu bisa didapat dari dua jalan. Yang pertama itu ilmu yang diturunkan. Ini disebut wahyu. Alqur,an beserta kitab kitan yang lain. Itu sumber ilmu yang diturunkan oleh Allah.

Yang kedua adalah ilmu yang diamati. Kita mengamati kehidupan kita. Dari mulai mengamati diri sendiri, lingkungan sekitar, sejarah manusia dan semuanya yang bisa diamati.

Dengan menelaah itu. Ilmu yang diturunkan dan ilmu yang diamati. Kita akan sampai pada keyakinan asasi. Bahwa laa ilaaha illa Allah..

Allah berfirman.. fa’lam bianna Allah laa ilaaha illa Allah.. berilmulah kamu (untuk mengetahui) bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah!

Hidup ini kita memiliki misi seperti itu. Mencari ilmu sebanyak banyaknya hingga mencapai pemahaman tertinggi bahwa Allah lah Tuhan satu satunya. Yang wajib

Page 14: Catatan Akhir Pesantren

14 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

kita cintai melebihi apapun di dunia ini, kita ta’ati, kita nomor satukan dari segala hal, kita jadikan raja mutlak yang absolute dalam kehidupan.

Aqidah yang kuat, itulah yang menyelamatkan kita nanti menghadapi pengadilan akhirat yang adil, sangat sangat adil.

Aqidah menurut yang saya baca.. ifradul ma’buud bil ibaadah ma’a al-I’tiqaadi biwahdatihi dzaatan wa shifaatan wa fi’alan.

Mengesakan Allah, hanya satu maksud ibadah kepada Allah beserta keyakinan bahwa Ia esa akan dzatNya, sifatNya dan perbuatanNya. Tiada yang serupa dan sebanding denganNya.

Apabila aqidah sudah kita dapatkan dan terbenam dalam hati sanubari yang dalam, maka kehidupan kita hanya memilki satu visi, satu misi. 1 to have dan 1 to be. Hanya ridho Allah yang kita perjuangkan dan sangat ingin kita miliki. Tiada yang lain! Menjadi orang taqwa adalah hasrat tunggal akan dirinya.

Apapun yang ia lakukan Allah oriented. Hanya bertujuan untuk Allah. Ia percaya bahwa Hidupnya itu dari Allah. Oleh Allah dan untuk Allah, semata. Itulah ketinggian aqidah yang paling tinggi dari yang paling tinggi. orang beraqidah ia akan mengembangkan dirinya dengan sungguh sungguh. Karena ia percaya bahwa Allah menciptakan dirinya untuk itu. Mensyukuri nikmat dan menjadikan dirinya hebat!

Capailah Aqidah yang luhur. Dengan ilmumu, dengan kesungguhan tekadmu untuk mereguk kebenenaran murni yang menjawab teka teki tentang kehidupan. Niscaya kamu akan mendapat kebahagian meliputi zaman ruang dan waktu. Dunia dan akhirat!

o 23. Hanya 1 to be, hanya 1 to have..

Jangan mengaku iman apabila apa yang kita inginkan melulu masalah materi. Melulu masalah kenikmatan saat, nafsu dan syahwat. Hidup hanya memilki satu tujuan. Penuntasan kepuasaan. Ckckc. Naudzubillah..

Manusia itu lebih baik dari hewan, secara motif hidupnya. Mungkin hewan hidup hanya digerakan oleh nafsu dan basic instingnya. Ia tak punya kendali. Nafsu saja. Sesuatu dorongan seksual dan lain. Aku tak tahu apa namanya.

Jika dalam hatimu hanya timbul bayangan materi. Ada penyakit pastinya. Ilmu itu tempat bersemayamnya ilmu dan pemahaman. Ilmu akan menarik ilmu lagi untu bergabung kedalamnya. Pemahaman juga sama. Nah, ketika hatimu malah merindukan sesuatu selain itu. Kamu patut curiga dengan hatimu. Ada apa dengan ia? Apa ia terkena penyakit sehingga disfungsi, atau fungsi aslinya tertutup oleh sesuatu yang lain.

Hidup juga kita memiliki cita cita, apa yang kamu cita citakan? Memang sudah menjadi kecenderungan manusia untuk menjadi kaya, ingin memiliki perhiasan,

Page 15: Catatan Akhir Pesantren

15 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

suka kepada wanita, ingin harta, kendaraan yang baik, popularitas. Al-qur’an mengatakan itu. Tapi masalahnya, apakah itu motif termulia hidup yang bisa dimiliki manusia?

Manusia yang mengerti, manusia yang paham akan kebenaran. Pasti ia menjadikan hidupnya hanya satu yang dituju, dan hanya satu yang ingin dimiliki. Yang ia hendak ia tuju ialah menjadi orang yang taqwa sebenar-benarnya. Dan satu yang ingin ia miliki adalah ridho Allah ta’ala.

1 to be.. be a muttaqien.. 1 to have.. have ridhollah Ta’ala.

Semua berangkat dari pengalaman. Karena ternyata apa yang kita cita citakan selama ini hanyalah hal yang sepele.

Ingin jadi presiden. Klo sudah jadi presiden, lalu apa?

Ingin jadi orang kaya dan membeli semuanya, lalu sudah itu apa?

Ingin berkuasa di dunia, banyak pengikut dan popular, klo sudah itu, lalu apa?

Manusia tidak akan puas. Semakin diladeni keinginan nafsu kita, semakin besar ia akan memberikan lubang di dalam hati, yang menarik kita untuk terus menggali dan menyiksa diri dengan keinginan yang tiada henti itu. Hidup klo ukurannya adalah kepuasan. Tak akan menemui garis akhir dan happy ending.

Hidup bahagia, hanya bisa diraih dengan ketaqwaan dan ridho Allah. Kita damai dengan hati kita. Dengan mengingat Allah hati akan menjadi damai dan tenang. Memang dari segi ilmiah atau psikologis ini tak bisa dijelaskan. Betapa hal spiritual itu amat penting dan amat menentramkan hidup.

Kita makluq spiritual. Penuhi kebutuhannya. Dengan 1 to be.. 1 to have.. menjadi muttaqien dan meraih ridhollah..

o 24. Dar’ul mafasid muqaddamun ‘alaa jaibil mashalih..

Keburukan benar benar hal yang mesti dijauhi berjuta kilometer dari hidup kita, jauh sejauh jauhnya. Kita sering meminta Allah untuk menjauhkannya sebagaimana Allah menjauhkan barat dan timur yang tak pernah bertemu sampai kapanpun.

Dalam memilih dan menentukan sesuatu hal pun, kita harus mendahulukan menjauhi keburukan disbanding meraih kebaikan. Ckckckck. Itu adalah kaidah ushul fiqh. Apakah makna dari kaidah itu?

Betapa islam itu sangat cinta kepada kebersihan. Bersih dari segala kotoran. Baik itu fisik, psikis, hati, perbuatan, hati, pikiran, perasaan, prasangka. Dan segalanya. Islam hadir untuk melenyapkan kejelekan dan keburukan di muka bumi ini.

Page 16: Catatan Akhir Pesantren

16 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Nabi di utus untuk menyempurnakan akhlaq manusia, dengan kata lain, untuk menebarkan kebaikan dan melenyapkan keburukan.

Menyeru kebaikan, amar ma’ruf nahyi munkar pun tujuannya itu. Membersihkan bumi dan semua penduduknya dari kesalahan dan kemadharatan.

Sabda rasul pun bersabda

“lakukanlah kebiakan semampunya, dan apa yang dilarang tinggalkanlah!”

Meninggalkan keburukan dan yang dilarang adalah sebuah keharusn mutlaq, tak ada tawar menawar lagi. Kita bisa tahu dari redaksi hadits itu. Dalam melakukan kebaikan, kita ditolerir untuk melakukan semampunya. Tapi untuk keburukan, nabi tak mentolerirnya. Mampu atau tidak mampu, kita harus meninggalkan apa yang dilarang Allah tanpa alasan, tanpa bantahan, tanpa unek unek. Pokonya tinggalkan!

Innallah yuhibbu tawabina wa yuhibbu mutathohirin…

Sungguh Allah mencintai orang yang senantiasa bertaubat, dan mencintai orang yang selalu membersihkan diri.

Taubat berarti menyesal akan apa yang diperbuat, meminta maaf dengan kesungguhan dan hati yang penuh penyesalan, dan bertekad tidak melakukan keburukan lagi. Orang yang menuyikan dirinya, ialah orang yang mengganti keburukan yang telah ia lakukan dengan kebaikan yang tulus dan banyak. ia menimbuni lubang yang dibuat oleh keburukannya, ia tutupi penuh dengan kebaikan.

Ia jadikan dirinya bersih dari dosa, dari keburukan, bersih dari itri dengki dan segala penyakit hati.. bersih sebersihnya.. dengan taubat dan berlaku baik, menelurkan amal amal shaleh.

Maka apabila ada sebuah pekara, pikirkanlah sebelum perkara itu dilakukan, diambil tindakan atau dieksekusi oleh dirimu. Pikirkan lagi, pertimbangkan lagi. Adakah keburukan didalamnya, adakah sesuatu yang sia sia di dalamnya? Klo ada, tinggalkan saja jauh jauh. Walaupun terdapat kebaikan didalamnya. Ingat kaidah ushul tadi. Bahwa meninggalakan keburukan itu lebih diutamakan disbanding mengambil kebaikan…

Perbanyak istigfar, taubatlah setiap keburyukan yang dilakukan, perhatikan apa yang dilarang oleh Allah dan jauhi tanpa banyak alasan. Perbanyak perbuatan amal untuk membersihkan hidup kita. Dan akhirnya kita menjadi hambaNya yang dicintai olehNya..

o 25. Aku menolak untuk menyerah..

walau sulit menghadang dan mengejek aku, aku tak perduli, hai tukang baso, tolong sampaikan pada si sulit, aku menolak untuk meyerah.

Page 17: Catatan Akhir Pesantren

17 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Masalah besar, sebesar apapun yang akan datang, aku akan pecahkan dan jadi pahlawan, hai tukang bajigur, katakana pada ia, si masalah itu, aku menolak untuk meyerah dan menjadi lemah.

Belajar sampai mati, menulis sampai mati. Aku taka kan menyerah, seburuk apapun yang terjadi. Aku tak akan menyerah. Aku katakana pada semua, bahwa aku sudah meyerah untuk menyerah!!

Aku tak akan menyerah pada buruk sangka, aku akan berusha untuk berbaik sangka pada semua keadaan, pada semua yang terjadi, pada semua orang yang aku kenal, pada apa yang aku ketemui, semuanya. Hidup ini serba baik, aku berpikir dan berprasangka seperti itu sekarang. Aku tak akan meyerah melakukan itu, seberapa sulit apa pun!

Menolak menyerah pada kemalasan, aku tak mau lagi kamu perdaya dengan tipu jasmani. Aku tak percaya jika tubuhku ngatuk, tak percaya bahwa ia lelah terlalu cepat. Itu hanya malas yang mengajak perang pada potensi suksesku. Aku akan membalas perang dengan bom rajin dan rudal semangat. Aku bombardier rasa malas. Sekarang aku sedikit tidur. Sekarang aku sedikit istirahat dan berleha leha. Aku melakuakn yang berguna dan tak melakukan yang sia sia sekarang. Karena aku ingin mengharumkan namaku demiNya, dan demi orang terdekat yang mencintaiku. Aku memiliki visi dan misi dalam hidup, dan tak mau jauh jauh darinya. Malas bukan lagi halangan untuk masa depan yang cerah!

Aku menolak pada kegagalan, mau gagal seribu kalipun aku akan tetap bertahan. Aku kan pemenang, masa aku tak bisa menahan perih ini semua? Aku hebat, aku pasti meraih sebuah hal yang indah, ya mungkin itu akan mendapat kegagalan terlebih dahulu, tapi aku memandang kegagalan itu sebagai latihan supaya kita lebih hebat lagi, dan lebih siap untuk meraih dan mempertahankan kesuksesan. Aku menolak menyerah, aku akan terus berdiri disini, menatap dengan wajah optimis. Aku akan jadi orang hebat ya Allah!

o 26. Mengasah gergaji

Klo aku memiliki waktu yang cukup untuk memotong pohon, aku akan menyempatkan terlebih dahulu untuk mengasah gergajinya.

Mengasah gergaji? Menambah kemampuan yang kita miliki untuk lebih mempermudah lagi menjalani hidup. Mengasah kemampuan dengan belajar, dengan mencari ilmu dan cari tahu bagaimana caranya melakukan sesuatu. Itu semua dapat mengefisienkan waktu. Menambah kinerja yang dihasilkan, dan meringankan apa yang harus kita perbuat!

Apabial kita menghadapi suatu yang sulit, kita harus pikirkan caranya. Adakah jalan supaya kita mengerjakan hal ini dengan lebih mudah tanpa mengurang kuyalitas hasil yang diperoleh? Pasti ada, cara itu pasti ada! Setiap masalah, pasti ada solusi yang mudah untuk dipakai. Itulah yang dinamakan kerja cerdas.

Page 18: Catatan Akhir Pesantren

18 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Kita, dalam bekerja. Kerja keras saja tak cukup, tapi perlu juga kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Kerja keras, tentu fungsinya mengistiqomahkan dalam perjuangan, kita kuat secara tenaga dalam melakukan apa yang kita kerjakan.

Kerja cerdas, dengan itu kita bisa melakukan sesuatu dengan lebih mudah, mengakalinya agar tenaga yang dipakai cukup sedikit saja, tapi menghasilkan tenaga yang kuat. Itu bisa dilakukan kerja cerdas. Tentu kerja cerdas itu kita peroleh melalui pemikiran dan hasil belajar kita. Kita bisa membaut suatu cara atau system yang mepermudah pekerjaan. Untuk itu kita perlu ilmu. Ilmu adalah alat bertindak agar hidup kita baik, senang dan mudah.. kerja keras yang dibarengi oleh kerja cerdas, akan melipat gandakan out put sangat besar sekali!

Kerja ikhlas, inilah yang terpenting, kita melakukan apa yang dikerjakan akan lebih ringan secara perasaan, kita akan senang hati melakukannya. Pekerjaan kita kan lebih berkualitas, karena dilakukan oleh perasaan dan hati yang ikhlas. Ikhlas itu sungguh powerful. Maka ini penting kita miliki. Penggabungan antara kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, mejadikan kita individu yang hebat dan banyak karya yang fenomenal, magnum opus. Master piece!

Mengasah gergaji, berarti mengasah kedua kerja tersebut, mengasah kecerdasan dan mengasah keihlasan dalam bekerja. Kecerdasan, amak belajarlah dengan hebat, banyak banyak membaca. Membaca apa saja yang ada dan menyirat dan menyuratkan ilmu. Kamu pelajari itu, dengan itu bisa mendapat ide untuk mendapat jalan lain untuk menyelasaikan apa yang harus dilakukan agar lebih mudah.

Mengasah kerja ikhlas, dengan tak ada rasa pamrih dalam hati. Tak ingin dipuji, tak ingi dbanggakan orang lain, pokonya ia bekerja dengan tulus danpersembahan demi cinta. Maka kerja ikhlas sebenarnya memberikan rasa lebih terhadap apa yang dilakukan, ketenangan, kedamaian, dan keringan hati. Hingga kita tertarik untuk beramal lagi dan beramal lagi.

Asahlah gergajimu, alat untuk menyelesaikan masalah itu. Agar hidup lebih ringan, lebih menyenangkan. Hanya perlu sedikit tenaga tapi luar biasa! Kamu pasti bisa melakukannya, pasti bisa!!

Page 19: Catatan Akhir Pesantren

19 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman

Page 20: Catatan Akhir Pesantren

20 Catatan akhir pesantren..

Ginan Aulia Rahman