Case Report Rima Rehab
-
Upload
rimarahmadipta -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Case Report Rima Rehab
CASE REPORTSEORANG PEREMPUAN USIA 58 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRA
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Program Profesi Dokter Stase Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pembimbing:
dr. Harri Haryana, Sp. KFR
Disusun Oleh:
Rima Rahmadipta, S.Ked (J510155087)KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
CASE REPORTSEORANG PEREMPUAN USIA 58 TAHUN DENGAN FROZEN SHOULDER SINISTRAYang diajukan oleh :Rima Rahmadipta, S.Ked
J 510155087
Telah disetujui dan disahkan oleh Bagian Program Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari , tanggal September 2015
Pembimbing :dr. Harri Haryana, Sp.KFR
()
Disahkan Ka. Program Profesi :dr. D. Dewi Nilawati
()
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015I. IDENTITAS PASIENNama pasien
: Ny, SUsia
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: perempuan
Alamat
: Mojosongo, ,SurakartaPekerjaan
: Penjual makanan
Agama
: Islam
Status Pernikahan
: Menikah
Tanggal diperiksa
: 25 September 2015II. ANAMNESIS
a) Anamnesis dilakukan pada tanggal 25 September 2015 di Poliklinik Rehabilitasi Medik RS Ortopedi Surakarta Prof. DR. R Soeharso.b) Keluhan utama : Nyeri pada bahu kiric) Riwayat penyakit sekarang:
Pasien datang ke RSO dengan keluhan nyeri pada bahu sebelah kiri yang hilang timbul serta cenut-cenut, sehingga gerakan pada bahu menjadi terbatas. Keluhan tersebut dirasakannya sejak bulan Januari 2015. Awal keluhan tersebut dirasakan pasien setelah pasien terpeleset dan terjatuh, sehingga pasien langsung memeriksakan ke RSO pada esok harinya. Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci piring, dan mengancingkan baju. Semenjak hal tersebut terjadi, pasien rutin control ke Poliklinik RSO setiap seminggu sekali hingga saat ini. d) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit Serupa: disangkal Riwayat penyakit asma: disangkal
Riwayat Hipertensi
: diakui
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat trauma
: diakui
Riwayat DM
: disangkal
e) Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga pasien yang pernah mengalami sakit serupa.
Riwayat penyakit Asma
: disangkal
Riwayat penyakit Hipertensi: disangkal
Riwayat penyakit Jantung
: disangkal
Riwayat penyakit DM
: disangkalf) Riwayat Pribadi Riwayat alergi
: Alergi (-)
Riwayat aktivitas
: Pasien bekerja sebagai penjual makanan yang menerima pesanan dan waktunya tidak menentu.
Riwayat lingkungan sosial: Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang melakukan aktivitas sehari-harinya dengan memasak dan berjualan makanan. Riwayat Psikiatri
: Tidak ada gangguan mental
Pohon Keluarga
Keterangan :
: Laki-laki
: Pasien
: Perempuan
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga. Pasien memiliki 9 orang anak.
g) Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien berusia 58 tahun dengan pekerjaan sebagai penjual makanan yang menerima pesanan. Pasien merupakan seorang istri dan memiliki 9 orang anak. Penghasilan pasien tidak menentu per bulannya tergantung jumlah pemesan makanan. III. Anamnesis Sistemik
Sistem CerebrospinalGelisah (-), lemah (-), demam (-)
Sistem cardiovaskulerAkral hangat (+), sianosis (-), anemis (-)
Sistem respiratoriusBatuk (-), sesak nafas (-)
Sistem genitourinariusBAK sulit,(-), nyeri saat BAK (-)
Sistem gastrointestinalNyeri perut (-), mual (-), muntah (-), BAB sulit (-)
Sistem musculoskeletalNyeri pada bahu kiri (+), gerakan yang sedikit terbatas (+)
IV. PEMERIKSAAN FISIK
1) Status Generalis Keadaan Umum
: Cukup
Kesadaran
: Compos mentis, GCS E4V5M6Tanda VitalTekanan Darah
: 130/70
Nadi
: 80x/menit, reguler
Suhu Tubuh
: 36.5 (axiller)
Pernapasan
: 20x/menit2) Pemeriksaan Kepala
Kepala : Normocephal, simetris
Mata: conjungtiva anemis (-/-), skleranikterik (-/-)
Hidung: napas cuping hidung (-), secret (-), epistaksis (-)
Mulut: bibir sianosis (-), stomatitis (-)
Telinga: secret (-), gangguan fungsi pendengaran (-)
3) Pemeriksaan Leher
Pembesaran kelenjar getah bening (-)4) Pemeriksaan thorax
Bentuk dada normochest, simetris5) Paru-paru
Paru Depan
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-)
Palpasi: fremitus kanan kiri sama, normal
Perkusi : sonor (+/+), batas paru hepar SIC VI dextra
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Paru Belakang
Inspeksi : Simetris, ketinggalan gerak (-/-), retraksi (-/-)
Palpasi: fremitus kanan kiri sama, normal
Perkusi : sonor (+/+)
Auskultasi: suara dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
6) Jantung
Inspeksi: ictus cordis tidak terlihatPalpasi: ictus cordis teraba di ICS IV linea mid clavicularis Sinistra
Perkusi: dalam batas normal
Kanan atas: SIC II linea sternalis dextra
Kanan bawah: SIC IV linea sternalis dextra
Kiri atas: SIC II linea parasternalis sinistraKiri bawah: SIC V linea midclavicula sinistraAuskultasi: bunyi jantung I/II normal,reguler7) Abdomen
Inspeksi
: distensi (-) , venektasi (-)Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi
: tympani
Palpasi: nyeri tekan (-), masa (-), hepar dan lien tidak teraba
8) Ekstremitas
Superior : atrofi (-/-)Inferior : atrofi (-/-)
9) Pemeriksaan Neuromuskuler
Ekstremitas superiorEkstremitas inferior
DextraSinistraDextraSinistra
Kekuatan5/5/5/53/3/3/35/5/5/55/5/5/5
TonusNormalNormalNormalNormal
Reflek fisiologisNormal Normal Normal Normal
Reflek Patologis----
10) Status Lokalis
Shoulder Joint DekstraShoulder Joint Sinistra
Look
Edema (-), deformitas (-)Edema (-), deformitas (-)
Feel
Nyeri tekan (-), nyeri gerak (-), spasme (-)Nyeri tekan (+), nyeri gerak (+), spasme (+)
Movement Normal Fleksi 0-90, ekstensi 0-30, abduksi 0-160, endorotasi 0-90, apley test (+), drop arm test (-)
V. Usulan Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan X-ray
2. MRI 3. Ultrasound
VI. Diagnosis
Frozen Shoulder SinistraVII. Diagnosis Banding :
1. Robekan rotator cuff
2. Tendinitis SupraspinatusVIII. Problem Rehabilitasi Medik
Impairement: Nyeri pada shoulder joint sinistra
Disability: terdapat keterbatasan dalam lingkup gerak sendi (LGS) bahu kiri
Psikologi: penyesuaian diri terhadap kondisi tersebut
Sosial ekonomi: penyesuaian diri terhadap pendapatan pekerjaanIX. Terapi
Medikamentosa :
Paracetamol 3x500 mg (jika terasa nyeri)
Non medikamentosa :
- Fisioterapi
1. General exercise (GE) : ROM exercise
2. InfraRed
-Okupasi Terapi : Activity Daily Living (ADL)
-Ortotik Prostetik : belum diperlukan
-Terapi bicara : belum diperlukan
-Terapi sosial medic : belum diperlukan
-Terapi Psikologi : belum diperlukanIX. Prognosis
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad bonam
Quo ad sanam: dubia ad bonam
BAB II
PROYEKSI KASUS
Telah diperiksa kasus seorang perempuan berusia 58 tahun dengan diagnosis frozen shoulder sinistra. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan nyeri pada bahu kiri yang hilang timbul, terasa cenut-cenut dan gerakan pada bahu tersebut menjadi terbatas. Keluhan tersebut dirasakan sejak bulan Januari 2015. Pada awalnya, keluhan tersebut dirasakan pasien setelah pasien terpeleset dan terjatuh, sehingga pasien langsung memeriksakan ke RSO pada esok harinya. Pasien mengeluh sulit melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci piring, dan mengancingkan baju. Semenjak hal tersebut terjadi, pasien rutin control ke Poliklinik RSO setiap seminggu sekali hingga saat ini. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum cukup, nyeri tekan serta spasme pada musculus supraspinatus. Selain itu terdapat ROM yang terbatas. Pada saat dilakukan pemeriksaan khusus yaitu Apley test menunjukkan hasil positif pada bahu kiri.
Diagnosis tersebut diatas sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa telah terjadi keterbatasan pada lingkup gerak sendi bahu, sulit untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya seperti memasak, mencuci piring, dan mengancingkan baju. Dan pada saat dilakukan pemeriksaan, ditemukan apley tes positif pada bahu kiri. Diagnosis banding pada penyakit ini adalah robekan otot rotator cuff . gejala klinis pada kasus tersebut hampir sama dengan gejala klinis frozen shoulder. Dapat disingkirkan diagnosis banding ini dikarenakan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya drop arm test. Diagnosa banding yang lainnya yaitu tendinitis supraspinatus. Namun, hal tersebut juga dapat disingkirkan karena pada tendinitis supraspinatus ROM masih bisa bebas digerakkan.
Penatalaksanaan pada pasien ini diberikan terapi medikamentosa yaitu paracetamol 500 mg, tetapi obat tersebut dikonsumsi apabila diperlukan dan apabila pasien sudah tidak bisa menahan rasa nyeri tersebut. Kemudian pasien tersebut juga diberikan terapi fisik berupa fisioterapi dan okupasi terapi yang bertujuan untuk melatih otot-otot yang mengalami nyeri serta terdapat rasa kaku pada bahu kiri tersebut. Selain itu, pasien juga dapat diberkan terapi ADL yang mempunyai tujuan agar pasien dapat beraktivitas seperti biasanya yaitu memasak dan berjualan makanan.
Prognosis pada pasien ini baik, akan tetapi hal tersebut harus diikuti dengan exercise yang dilakukan terus menerus untuk meningkatkan ROM pada pasien dan mencegah terjadinya kontraktur, serta rutin melakukan control ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSO Surakarta.
1