Case Report i
-
Upload
xenalevinryansusanto -
Category
Documents
-
view
12 -
download
2
description
Transcript of Case Report i
2 5 5 x x x
2 5 5 x8
x x
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK NO. RM
ANAMNESISNama : An. M
Umur : 7 tahun
Ruang : Anggrek
Kelas : 3
Nama lengkap : An. M
Tempat dan tanggal lahir : Sukoharjo, 25-07- 2007
Nama Ayah : Tn. S
Pekerjaan Ayah : Pedagang
Nama Ibu : Ny. M
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Wonorejo 1/9 Bakalan, Sukoharjo
Masuk RS tanggal : 26 Desember 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 7 tahun
Umur : 34 tahun
Pendidikan Ayah : SD
Umur : 24 tahun
Pendidikan Ibu : SMP
Diagnosis Masuk : Demam hari ke 7
Dokter yang merawat : dr. Isna Nurhayati, Sp.A, M.Kes Ko. Asisten : Agus Siswanto, S.ked
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Tanggal : 26 Desember 2014 (Autoanamnesis dan Alloanamnesis dari Ibu pasien)
KELUHAN UTAMA : Demam 1 minggu
KELUHAN TAMBAHAN : Perut sakit, leher nyeri
1. Riwayat penyakit sekarang
5 HSMRS :
Pasien merasakan badan terasa panas. Keluhan lain yang dirasakan pasien sakit perut. Pasien
tidak bepergian kemana-mana selama 2 minggu terakhir. BAK (+) normal warna kuning jernih.
Saat kencing tidak pernah mengeluh sakit. BAB (+) normal warna coklat dengan konsistensi
lunak tanpa disertai darah maupun lendir. Nafsu makan dan minum baik. Pasien berobat ke
puskemas mendapat obat penurun panas yang diminum selama 5 hari.
2 HMRS :
Demam masih tinggi dan belum turun setelah berobat dari puskesmas. Keluhan sakit perut tidak
berkurang. BAK (+) dan BAB (+) normal, nafsu makan dan minum menjadi berkurang. Selain
itu, pasien mengeluh leher terasa cengeng. Tidak didapatkan keluhan batuk (-), sesak (-), pusing
(-), nyeri menelan (-), nyeri telinga (-), mual (-) dan muntah (-). Obat dari puskesmas habis.
HMRS :
Panas belum berkurang. Pasien masih merasakan sakit perut dan leher cengeng. BAK (+) dan
BAB (+) normal. Keluhan batuk (-), sesak (-), pusing (-), nyeri menelan (-), nyeri telinga (-),
mual (-) dan muntah (-). Nafsu makan dan minum semakin berkurang serta merasakan badan
lemas.
Kesan :
• Panas selama 1 minggu.
• Perut terasa sakit
• Otot leher terasa nyeri
• Badan lemas
• Nafsu makan dan minum berkurang dari biasanya
• Riwayat berobat di puskemas dengan mendapat obat penurun panas selama 5 hari.
2 Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan dan ditularkan
- Riwayat menderita penyakit serupa : Disangkal
- Riwayat demam : Disangkal
- Riwayat batuk lama : Disangkal
- Riwayat asma : Disangkal
- Riwayat alergi makanan dan obat : Disangkal
- Riwayat tekanan darah tinggi : Disangkal
- Riwayat kencing manis : Disangkal
- Riwayat penyakit jantung : Disangkal
Kesan: Tidak ada riwayat penyakit yang diturunkan dan ditularkan pada keluarga yang
berhubungan dengan penyakit sekarang.
Pohon keluarga Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
Kesan : Tidak ada riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan dan ditularkan yang
berhubungan dengan penyakit sekarang
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
RIWAYAT PRIBADI
1. Riwayat kehamilan dan persalinan :
a. Riwayat kehamilan ibu pasien
Ibu G1P0A0 hamil saat usia 17 tahun. Ibu mulai memeriksakan kehamilan ketika usia kehamilan 1
bulan kemudian rutin kontrol kebidan awalnya 2 bulan sekali kemudian 1 bulan sekali dan saat
umur kehamilan 8 bulan, ibu rutin ke bidan 2 minggu sekali. Saat kontrol ibu mendapat vitamin
yang selalu dihabiskan. Selama hamil ibu tidak merasakan mual, muntah dan pusing yang
menggangu aktivitas sehari-hari. Selama kehamilan tidak ada riwayat trauma, perdarahan
maupun infeksi selama kehamilan. Tekanan darah ibu selama kontrol dalam kisaran normal yaitu
sekitar 130/70 mmHg. Berat badan ibu ditimbang dinyatakan normal dan perkembangan
kehamilan dinyatakan normal.
b. Riwayat persalinan ibu pasien
Ibu melahirkan anaknya dibantu oleh bidan. Umur kehamilan 9 bulan 2 hari dan lahir cukup
bulan, dengan berat 3300 gram. Pada saat lahir bayi langsung menangis, tidak ditemukan cacat
bawaan saat lahir.
c. Riwayat paska lahir pasien
Bayi perempuan lahir langsung menangis, gerak aktif, warna kulit merah, tidak biru dan tidak
kuning, mendapat ASI pada hari pertama,. Berak dan kencing kurang dari 24 jam.
Kesan: Riwayat ANC baik, persalinan dan PNC baik.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
2. Riwayat makanan :
- Umur 0-6 bulan : ASI ekslusif.
- Umur 6-8 bulan : Bukan ASI ekslusif + bubur susu (1 mangkuk kecil habis)
- Umur 9-10 bulan : Bukan ASI ekslusif + susu formula, nasi bubur dan buah-buahan seperti
pepaya dan pisang (1 mangkuk kecil habis).
- Umur 10 – 12 bulan : Bukan ASI ekslusif disertai nasi 3x sehari ½ mangkuk kecil dengan lauk
dan sayur (selalu habis).
- Umur 1 – 6 tahun : makanan dewasa 1 piring 3x sehari dengan lauk, dan sayur (selalu habis).
Kesan: ASI ekslusif, kualitas dan kuantitas makanan baik. Makanan sesuai dengan usia.
3. Perkembangan dan kepandaian
Motorik Halus Motorik kasar Bahasa Sosial
Melihat sekitar (1 Melihat sekitar Bersuara (1bulan) Tersenyum ( 1 bulan)
bulan) (1 bulan)
Menggerakkan kepal
kekiri dan kekanan
(3bulan)
Tengkurap dengan
mengangkat kepala
( 3 bulan)
Mengoceh spontan
(3 bulan )
Membalas senyum (3
bulan)
Meraih benda yang
ada disekitarnya
(6bulan )
Berbalik telungkup
(5 bulan )
Menirukan bunyi (6
bulan )
Tersenyum melihat
mainan ( 5 bulan)
Meraih benda sebesar kacang ( 8 bulan)
Merambat (9.5 bulan )
Mengucapkan
mam, ma ( 9 bulan )
Makan biskuit sendiri
( 8 bulan )
Memegang benda kecil ( 12 bulan)
Berdiri dan berjalan (1.5 tahun )
Bicara mama dan
papa 1 tahun
Mengenal anggota
keluarga ( 1.5 tahun)
Mencoret-coret ( 2 tahun
Naik tangga dan berlari-lari (2.5 tahun)
Menyebut kata
yang bermakna ( 3
tahun)
Belajar makan dan
minum sendiri ( 2
tahun)
Menggambar garis lurus dan lingkaran (3.5 tahun)
Mengayuh sepeda roda tiga (3 tahun)
Bicara dengan jelas
(3.5 tahun)
memakai sepatu
sendiri ( 3.5 tahun)
Menggambar orang ( 5 tahun)
Mengayuh sepada roda dua (6 tahun)
Menjawab
pertanyaan dengan
kata-kata yang
benar (5.5 tahun
Memakai pakai
sendiri ( 6 tahun)
Masuk TK usia 4 tahun
Masuk SD usia 7 tahun
Kesan : motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial sesuai usia.
4. Vaksinasi
Jenis
Hepatitis B 3 kali Pada umur : 0, 2, 3, 4 bulan Bidan
BCG 1 kali Pada umur : 1 bulan Bidan
DPT 3 kali Pada umur : 2, 3, 4 bulan Bidan
Polio 4 kali Pada umur : 0, 2, 3,4 bulan Bidan
Campak 1 kali Pada umur : 9 bulan Bidan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia menurut PPI
5. Riwayat penyakit dahulu :
- Riwayat demam : disangkal
- Riwayat modok dengan keluhan yang sama : disangkal
- Riwayat batuk lama : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
- Riwayat alergi obat dan makanan : disangkal
Kesan : Terdapat riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang.
6. Sosial, ekonomi, dan lingkungan:
a. Sosial ekonomi
Ayah seorang pedagang yang gaji tiap bulannya kurang lebih 1.500.000. Sedangkan ibu seorang Ibu
Rumah Tangga yang tidak mempunyai pekerjaan sampingan.
b. Lingkungan
Pasien tinggal bersama orangtua. Rumah memiliki 5 ruang yang terdiri dari ruang tamu, dapur,
kamar mandi dan 2 kamar tidur. kamar mandi menyatu dengan WC, kamar mandi biasanya dikuras
seminggu sekali. Pakaian selalu dicuci 2 minggu sekali. Rumah memiliki atap yang terbuat dari
genteng, dinding dari semen, lantai rumah dari ubin.ventilasi udara dan penerangan cukup. Jarak
antara rumah dengan septi tank kurang lebih 15 meter. Sumber air yang digunakan adalah air sumur
yang dekat dengan rumah. Air sumur yang digunakan untuk mandi, minum dan mencuci pakaian.
Air sumur yang digunakan lumayan jernih dan tidak berbau. Sampah yang digunakan dibuang
didepan rumah dan dibakar. Rumah sedikit jauh dari keramian kota. Pedagang makanan sering
berkeliling setiap sore dilingkungan rumah pasien dan pasien sering membelinya dan disekolah
pasien sering jajan sembarangan. Tidak terdapat tetangga yang sedang menderita demam serupa
disekitar lingkungan rumah.
Kesan : Sosial ekonomi dan lingkungan kurang baik.
7. Anamnesis sistem :
- Serebrospinal : Pusing (-), Demam (+), penurunan kesadaran (-)
- Kardiopulmoner : Kulit kebiruan (-), kuku-kuku jari berwarna biru (-)
- Respiratorius : Batuk (-), pilek (-), sesak (-)
- Gastrointestinal : Nyeri perut (+), mual (-), muntah (-), kembung (-), BAB (+) N, diare (-),
kontipasi (-)
- Urogenital : BAK (+) normal, warna kencing kuning jernih.
- Integumentum : pucat (-), bintik merah (-), kuning (-)
- Muskuloskeletal : Nyeri otot (+), nyeri saat berjalan/bergerak (-), lemas (+)
Kesan : Didapatkan gangguan serebrospinal, gastrointestinal, dan musculoskletal.
KESAN UMUM
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
TD : 90/60 mmHg
Suhu badan : 37,50C
Nadi : 88 x/menit,
Pernapasan : 32 x/menit
Kesan : keadaan umum lemah
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Status Gizi
- Bb : 18 kg - Tb : 120 cm
Index quetelet : BB (kg) /TB (cm) x 100
18/120 x 100 = 15
BMI = BB (kg)/ TB (m)2 = 12.5 kg/m2
BMI // U : < - 2 SD (Kurus)
BB // U : diantara 0 SD sd – 2 SD (Gizi Baik)
TB // U : diantara 0 SD sd + 2SD (Tinggi Seusai usia)
Kesimpulan status gizi : pasien kurus tapi memiliki gizi yang baik
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit : Warna kuning langsat, pucat (-), ikterik (-), sianosis (-), petekie (-)
Kelenjar limfe : Tidak didapatkan pembesaran limfonodi
Otot : Tidak didapatkan kelemahan, atrofi, maupun nyeri otot
Tulang : Tidak didapatkan deformitas tulang
Sendi : Gerakan bebas
Kesan: Kulit, kelenjar limfe, otot, tulang, sendi dalam batas normal
PEMERIKSAAN KHUSUS :
Leher : Tidak ada pembesaran limfonodi leher, tidak teraba massa abnormal, dan tidak ada
peningkatan vena jugularis
Thoraks : Simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Jantung : batas jantung jelaskan :
- Inspeksi : Iktus kordis tak tampak
- Palpasi : Tidak kuat angkat
- Perkusi :
Kanan atas : SIC II LPS dekstra
Kanan bawah : SIC IV LPS dekstra
Kiri atas : SIC II LPS sinistra
Kiri bawah : SIC V LMC sinistra
- Auskultasi : Suara jantung I-II interval reguler, bising jantung (-).
Kesan: leher dan jantung dalam batas normal
2 5 5 x x x
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Paru-paru :
Kanan DEPAN Kiri
Simetris (+), retraksi (-) Inspeksi Simetris (+), retraksi (-)
Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama
(+)
Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama
(+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+/+), Ronkhi (-),
wheezing (-)
Auskultasi SDV (+/+), Ronkhi (-),
wheezing (-)
Kanan BELAKANG Kiri
Simetris (+) Inspeksi Simetris (+)
Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama
(+)
Palpasi Ketinggalan gerak (-),
fremitus kanan kiri sama
(+)
Sonor Perkusi Sonor
SDV (+/+), Ronkhi (-),
wheezing (-)
Auskultasi SDV (+/+), Ronkhi (-),
wheezing (-)
Kesan : Paru-paru dalam batas normal
Abdomen : - Inspeksi : Distensi (-), sikatrik (-), purpura (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) dalam batas normal
- Perkusi : Timpani (+), meteorismus (-)
- Palpasi : Supel, massa abnormal (-), nyeri tekan (-)
Hati : Hepatomegali (-), nyeri tekan (-)
Limpa : Splenomegali (-)
Anogenital : warna kulit coklat, rambut mons pubis (-), vagina (+), bengkak pada labia mayor et
minor (-), eritem pada kulit (-), pus (-).
Kesan : Abdomen dan anogenital dalam batas normal
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Ekstremitas dan status neurologis
Edema (-/-), Sianosis (-/-), akral lembab (-/-), petekie (-/-), a. Dorsalis pedis teraba kuat, capillary refill
time < 2 detik.
Kesan : status neurologis dalam batas normal
Kepala : Normochephal, rambut hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : CA (-/-), SI (-/-), edema palpebra (-/-),reflek cahaya (+/+) isokor (+/+)
Hidung : Sekret (-), epistaksis (-), nafas cuping hidung (-/-)
Telinga : Sekret (-), hiperemis (-)
Mulut : Mukosa bibir kering (-), perdarahan gusi (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tremor
lidah (-)
Gigi : Caries (-), calculus (-)
V IV III II I I II III IV V
V IV III II I I II III IV V
Kesan : Kepala, mata, hidung dan mulut dalam batas normal.
FAKULTAS KEDOKTERAN
Lengan Tungkai
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Bebas Bebas Bebas Bebas
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus - -
Reflek
fisiologis
Biseps(+), triceps (+) Patella (+), achilles (+)
Reflek
patologis
Hoffman (-), tronmer (-) Babinski (-), chaddock (-), gordon (-)
Meningeal sign Kaku kuduk (-),brudzinski I (-), brudzinski II (-), kernig (-)
Sensibilitas Normal
2 5 5\4
x x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Hasil Laboratorium 26 Desember 2014
Nilai Normal
Hemoglobin 12,4 10,8 – 15.6 gr/dl
Hematokrit 35 33 – 45 %
Leukosit 14,8 4.5 – 13.5
103/UL
Trombosit 564 184 – 488
103/UL
Eritrosit 4,7 3.80 – 5.80
106/UL
MCV 88 69 – 93 fl
MCH 25 22 – 34 pg
MCHC 34 32 – 36 g/dL
Kesan : Pemeriksaan darah rutin terdapat leukositosis, trombositosis.
Nilai Normal
MAKROSKOPI
S
Warna Kuning Kuning
Kehernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1.010 1.003 – 1.030
Ph 7.0 4.8 – 7.4
KIMIA
Protein Negatif Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
SEDIMEN
Eritrosit 2-3/lpb 0-1
Leukosit 10-15/lpb 0-6
Silinder Negatif
Kristal Urat
Amorf ++
Epitel Positif Negatif
Lain-lain Bakteri +
Kesan: Pemeriksaan urin rutin terdapat eritrosituria, leukosituria, kristal urat amorf, bakteriuri, epitel positif
Nilai Normal
Widal
S Typhi O Negatif, Negatif
S Para Typhi AO Positif, titer 1:80 Negatif
S Para Typhi BO Negatif, Negatif
S Typhi H Negatif, Negatif
S Para Typhi AH Negatif, Negatif
S Para Typhi BH Positif, titer 1:80 Negatif
Kesan: Pemeriksaan serologi (Widal) negatif.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
RINGKASAN
Daftar masalah (aktif dan inaktif)
Aktif :
- Demam selama 1 minggu
- Sakit perut
- Nyeri otot leher
- Lemah
- Darah Rutin menunjukkan leukositosis, trombositosis.
- Urin Rutin menunjukkan eritrosituria, leukosituria
Inaktif :
- Keadaan sosial ekonomi dan lingkungan kurang baik
Kemungkinan penyebab masalah (bisa berupa diagnosis banding dari masalah yang ada):
- Febris H7 e/c Bacterial infection (Tifoid Fever)
- Gastritis
- Susp. ISK
Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan lab
- Demam selama
1 minggu
- Perut sakit
- Nyeri otot leher
- Lemah
- Nafsu makan dan
minum berkurang
KU : Compos mentis
VS : Nadi : 88x/m, Suhu : 37,50C,
pernapasan : 32x/menit
Kepala: CA(-/-), SI (-/-), lidah kotor
(-), tremor lidah (-).
Thoraks: Jantung: dbn, Pulmo: dbn
Abdomen: hepatomegali (+), 2cm
dibawah arcus costa dengan tepi
tumpul, nyeri tekan (-)
Ekstremitas: Akral atas dan bawah
hangat (+), sianosis (-)
Status gizi baik
Status neurologis: dbn
Pemeriksaan
laboratorium Darah
Rutin menunjukkan
leukositosis dan
trombositosis.
Pemeriksaan
laboratorium Urin Rutin
menunjukkan
Eritrosituria,
Leukosituria, kristal urat
amorf, bakteriuri.
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Rencana pengelolaan
a. Rencana Tindakan
- Bed rest
- Diet bubur
b. Rencana penegakan diagnosis
Pemeriksaan tes widal
c. Rencana Terapi
- Infus RL 16 tpm makro
- Inj. Cefotaxime 500 mg/12 jam
- Paracetamol syr 3x1 1/2 cth k/p jika demam
d. Rencana Edukasi
- Menjelaskan kepada orang tua pasien tentang penyakit yang diderita
- Motivasi untuk memakan makanan yang bergizi tinggi dan mengandung banyak vitamin.
- Jika panas, minum obat penurun panas, dan minum yang banyak serta kompres air hangat
- Menjelaskan tentang higienitas yang baik.
- Meningkatkan perhatian kepada anak
Nama dan tanda tangan Co Ass
Agus Siswanto, S.ked
(J500100102)
Diperiksa dan disahkan oleh : Diperiksa oleh :
Supervisor dari pavilion / ruangan : Dokter pavilion/ ruangan :
Tanggal ……………….. jam……..:. Tanggal…………… jam……….…
Tanda tangan, Tanda tangan,
( ) ( )
Nama lengkap Nama lengkap
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
FOLLOW UP
Tanggal SOAP Tatalaksana
26-12-2014
BB : 18 kg
S/ demam (+), sakit perut dan leher
cengeng. BAK (+) dan BAB (+) normal.
Batuk (-), sesak (-), pusing (-), nyeri
menelan (-), nyeri telinga (-), mual (-)
dan muntah (-). Makan dan minum
berkurang, badan lemas.
O/ KU: CM, sedikit lemah
Vital Sign: TD: 90/60 mmHg, HR: 88
x/mnt, S: 37,5°C, RR: 32 x/mnt
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : PKGB (-)
Thorax : pul=SDV +/+, Ronkhi -/-,
Whezzing -/-
Cor= Bj I.II reguler, bising (-)
Abdomen : Supel(+), peristaltik(+),
nyeri tekan (-)
Ekst : Akral hangat (+), oedema (-)
A/ Febris H7 e/c Bacterial infection
(Tifoid Fever), Gastritis, Susp. ISK
Terapi :
1. Infus RL 16 tpm makro
2. Inj. Cefotaxime 500 mg/12
jam
3. Paracetamol syr 3x1 1/2 cth
k/p jika demam
27-12-2014
BB : 18 kg
S/ demam (+), sakit perut membaik,
leher masih cengeng. BAK (+) dan BAB
(+) normal. Batuk (-), sesak (-), pusing
(-), nyeri menelan (-), nyeri telinga (-),
mual (-) dan muntah (-). Sudah mau
makan dan minum sedikit. Badan masih
lemas
O/ KU: CM, sedikit lemah
Vital Sign: TD: 90/60 mmHg, HR: 88
x/mnt, S: 37,6°C, RR: 32 x/mnt
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : PKGB (-)
Thorax : pul=SDV +/+, Ronkhi -/-,
Whezzing -/-
Cor= Bj I.II reguler, bising (-)
Abdomen : Supel(+), peristaltik(+),
nyeri tekan (-)
Ekst : Akral hangat (+), oedema (-)
A/ Febris H8 e/c Bacterial infection
(Tifoid Fever), Gastritis, Susp. ISK
Terapi :
1. Infus RL 16 tpm makro
2. Inj. Cefotaxime 500 mg/12
jam
3. Paracetamol syr 3x1 1/2 cth
k/p jika demam
28-12-2014
BB : 18 kg
S/ demam (-) berkurang, sakit perut
membaik, leher masih cengeng. BAK
(+) dan BAB (+) normal. Batuk (-),
sesak (-), pusing (-), nyeri menelan (-),
nyeri telinga (-), mual (-) dan muntah
(-). Sudah mau makan dan minum.
Badan masih lemas.
O/ KU: CM, sedikit lemah
Vital Sign: TD: 90/60 mmHg, HR: 116
x/mnt, S: 36,8°C, RR: 32 x/mnt
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : PKGB (-)
Thorax : pul=SDV +/+, Ronkhi -/-,
Whezzing -/-
Cor= Bj I.II reguler, bising (-)
Terapi :
1. Infus RL 16 tpm makro
2. Inj. Cefotaxime 500 mg/12
jam
3. Paracetamol syr 3x1 1/2 cth
k/p jika demam
2 5 57
x x x
Abdomen : Supel(+), peristaltik(+),
nyeri tekan (-)
Ekst : Akral hangat (+), oedema (-)
A/ Febris H9 e/c Bacterial infection
(Tifoid Fever), Gastritis, Susp. ISK
29-12-2014
BB: 18 kg
S/ demam (-), sakit perut (-), leher
cengeng (-). BAK (+) dan BAB (+)
normal. Batuk (-), sesak (-), pusing (-),
nyeri menelan (-), nyeri telinga (-), mual
(-) dan muntah (-). Makan dan minum
masih sedikit.
O/ KU: CM, sedikit lemah
Vital Sign: TD: 90/60 mmHg, HR: 84
x/mnt, S: 35,2°C, RR: 32 x/mnt
Kepala : CA (-/-), SI (-/-)
Leher : PKGB (-)
Thorax : pul=SDV +/+, Ronkhi -/-,
Whezzing -/-
Cor= Bj I.II reguler, bising (-)
Abdomen : Supel(+), peristaltik(+),
nyeri tekan (-)
Ekst : Akral hangat (+), oedema (-)
A/ Febris H10 e/c Bacterial infection
(Tifoid Fever), Gastritis, Susp. ISK
Terapi :
1. Infus RL 16 tpm makro
2. Inj. Cefotaxime 500 mg/12
jam
3. Paracetamol syr 3x1 1/2 cth
k/p jika demam
BLPL
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
BMI berdasarkan Umur atau BMI // U
FAKULTAS KEDOKTERAN
2 5 5 x x x
2 5 5 x x x
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Berat Badan berdasarkan Umur atau BB // U
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAHSURAKARTA
UNIT PENYAKIT ANAK
Tinggi Badan berdasarkan Umur atau TB // U
ANALISA KASUS
Etiologi typhoid adalah salmonella typhi, Salmonella para typhi A B dan CPenularan salmonella thypi dengan 5 F yaitu
a. Food (makanan)b. Fingers (jari tangan / kuku)c. Fomitus (muntah) d. Fly (lalat)e. Feses.
Salmonella thypi masuk melalui mulut Lambung Usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid Aliran darah Sel-sel retikuloendotelial Sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia Limpa, usus halus dan kandung empedu.
Gejala klinisMasa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromalDemam berlangsung 3 mingguMinggu I :Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari, meningkat pada sore dan malam
hari.Minggu II :Demam terus naik.Minggu III :Demam mulai turun secara berangsur – angsur.
DISKUSI
Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella enterica serovar typhi (S typhi).1-3 Salmonella enterica serovar paratyphi A, B, dan C juga dapat menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid.3 Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam demam enterik. Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik adalah demam tifoid. Demam tifoid juga masih menjadi topik yang sering diperbincangkan. Klasifikasi kuman Salmonella sp. sangat kompleks, biasanya diklasifikasikan menurut dasar reaksi biokimia, serotipe yang diidentifikasi menurut struktur antigen O, H dan Vi yang spesifik, menurut reaksi
biokimianya, Salmonella sp. dapat diklasifikasikan menjadi tiga spesies yaitu S. typhi, S. enteritidis, S. cholerasuis, disebut bagan kauffman-white. Berdasarkan serotipenya di klasifikasikan menjadi empat serotipe yaitu S. paratyphi A (Serotipe group A), S. paratyphi B (Serotipe group B), S. paratyphi C (Serotipe group ), dan S. typhi dari Serotipe group D. Perbedaan karakteristik dari masing-masing spesies Salmonella sp. berdasarkan sifat-sifat biokimianya dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Perbedaan Karakteristik Salmonella sp.
Metode Pemeriksaan Demam Tipoid1. Kultur Gal
Diagnosis pasti penyakit demam tipoid yaitu dengan melakukan isolasi bakteri Salmonella typhi, paratyphi A, B dan C dari spesimen yang berasal dari darah, feses, dan urin penderita demam tipoid.
Pengambilan spesimen darah sebaiknya dilakukan pada minggu pertama timbulnya penyakit, karena kemungkinan untuk positif mencapai 80-90%, khususnya pada pasien yang belum mendapat terapi antibiotik. Pada minggu ke-3 kemungkinan untuk positif menjadi 20-25% dan minggu ke-4 hanya 10-15%.
2. WidalPenentuan kadar aglutinasi antibodi terhadap antigen O dan H dalam darah (antigen O
muncul pada hari ke 6-8, dan antibodi H muncul pada hari ke 10-12). Pemeriksaan Widal memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi. Pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik karena akan memberikan hasil positif bila terjadi: infeksi berulang karena bakteri Salmonella sp., imunisasi penyakit tifus sebelumnya, Infeksi lainnya seperti malaria dan lain-lain.
3. TubexRTFPemeriksaan Anti S. typhi IgM dengan reagen TubexRTF sebagai solusi pemeriksaan
yang sensitif, spesifik, praktis untuk mendeteksi penyebab demam akibat infeksi bakteri S. typhi Pemeriksaan Anti S. typhi IgM dengan reagen TubexRTF dilakukan untuk mendeteksi antibody terhadap antigen lipopolisakarida O9 yang sangat spesifikterhadap bakteri S. typhi.
Pemeriksaan ini sangat bermanfaat untuk deteksi infeksi akut lebih dini dan sensitive, karena antibodi IgM muncul paling awal yaitu setelah 3-4 hari terjadinya demam sensitivitasnya > 95%.
4. Metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)Uji Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) dipakai untuk melacak antibodi
IgG, IgM dan IgA terhadap antigen LPS O9, antibodi IgG terhadap antigen flagella d (Hd) dan antibodi terhadap antigen Vi S. typhi. Uji ELISA yang sering dipakai untuk mendeteksi adanya antigen S. typhi dalam spesimen klinis adalah double antibody sandwich ELISA. Sensitivitas uji ini sebesar 95% pada sampel darah, 73% pada sampel feses dan 40% pada sampel sumsum
tulang.5. Pemeriksaan Dipstik
Uji serologis dengan pemeriksaan dipstik dikembangkan di Belanda dimana dapat mendeteksi antibodi IgM spesifik terhadap antigen LPS S. typhi dengan menggunakan membran nitroselulosa yang mengandung antigen S. typhi sebagai pita pendeteksi dan antibodi IgM anti-human immobilized sebagai reagen kontrol. Metode ini mempunyai sensitivitas sebesar 63% bila dibandingkan dengan kultur darah (13.7%) dan uji Widal (35.6%). Kendala yang sering dihadapi pada penggunaan metode PCR ini meliputi risiko kontaminasi yang menyebabkan hasil positif palsu yang terjadi bila prosedur teknis tidak dilakukan secara cermat, adanya bahan-bahan dalam spesimen yang bisa menghambat proses PCR antara lain hemoglobin dan heparin dalam spesimen darah serta bilirubin dan garam empedu dalam spesimen feses, biaya yang cukup tinggi dan teknis yang relatif rumit.
Komplikasi TifidKomplikasi demam tifoid dapat dibagi atas dua bagian, yaitu :
Komplikasi Intestinala. Perdarahan Usus
Sekitar 25% penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan minor yang tidak membutuhkan tranfusi darah. Perdarahan hebat dapat terjadi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis perdarahan akut darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan sebanyak 5 ml/kgBB/jam.
b. Perforasi Usus Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri perut yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian meyebar ke seluruh perut. Tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun dan bahkan sampai syok.
Komplikasi Ekstraintestinala. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (syok, sepsis), miokarditis,
trombosis dan tromboflebitis. b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, koaguolasi intravaskuler
diseminata, dan sindrom uremia hemolitik. c. Komplikasi paru : pneumoni, empiema, dan pleuritis d. Komplikasi hepar dan kandung kemih : hepatitis dan kolelitiasis e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan artritis g. Komplikasi neuropsikiatrik : delirium, meningismus, meningitis, polineuritis perifer,
psikosis, dan sindrom katatonia