case report Efusi Pleura
-
Upload
rizka-utami -
Category
Documents
-
view
51 -
download
1
description
Transcript of case report Efusi Pleura
CASE REPORTEFUSI PLEURA DEXTRA E.C TB PARU
Disusun Oleh:
Rizka Utami 1102010251
Pembimbing:
dr. Yanti Widamayanti, Sp.Pd
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSIRSUD DR. SLAMET GARUTJANUARI 2014
STATUS PASIENI. IDENTITASNama: Tn AUmur: 23 thJenis kelamin: Laki-lakiStatus: Belum MenikahAlamat: BanjarwangiPekerjaan: PelajarSuku: SundaAgama: IslamNo. CM: 7327XXRuangan: ZambrudTanggal masuk RS: 5 Januari 2015
II. ANAMNESISDilakukan secara: Autoanamnesis pada tanggal 6 januari 2015 pukul 12.00 WIB di bangsal Zambrud RSUD dr. Slamet Garut.Keluhan UtamaNyeri dada kanan sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke RSUD dr. Slamet Garut dengan keluhan nyeri dada kanan sejak kurang lebih 2 bulan sebelum masuk rumah sakit yang dirasakan memberat sepanjang hari. Keluhan disertai rasa sesak nafas yang semakin memberat sepanjang hari. Pasien mengeluh batuk kering yang dirasakan setiap hari dan tidak berkurang,Nyeri perut kanan atas disertai rasa mual. Keluhan tersebut dirasakan pasien sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit.Muntah, demam disangkal pasien. Keringat saat malam hari dirasakan pasien sudah sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Berat badan turun diakui pasien sebanyak 5kg. Buang air besar dan buang air kecil lancar setiap hari. Sebelumnya pasien bekum pernah mengalami hal seperti ini.Riwayat Penyakit DahuluTidak ada riwayat penyakit khusus, hipertensi, diabetes mellitus, asma , jantung, paru disangkal.Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama.Riwayat AlergiAlergi terhadap makanan, minuman, obat-obatan dan lain lain disangkal.Sosial EkonomiPasien tinggal bersama kedua orang tuanya dan keluarga yang lainnya Pasien adalah seorang pelajar. Biaya kehidupan sehari hari pasien ditanggung oleh kedua orang tua dan anggota keluarga yang lainnya.III. PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis Keadaan Umum: Tampak sakit sedangKesadaran: Compos mentisStatus gizi: Cukup Tandi vital: Tekanan Darah 110/60mmHg Nadi 72 x/menit Respirasi 20 x/menit Suhu 36,5 oCTinggi badan: 163 cmBerat Badan: 45 kgKepala Bentuk: Oval, simetris, normochephal. Rambut berwarna hitam dan tidak mudah dicabut.Mata: Konjungtiva Anemis -/- Sklera ikterik -/- Refleks pupil +/+ , pupil bulat isokhor. Pergerakan ke segala arah baik, eksoftalmus -/-, endoftalmus -/- Edema palpebra -/-Hidung: Epistaksis -/- Deviasi septum (-) Krepitasi (-) PCH (-)Mulut: Sianosis peri oral (-), faring tidak hiperemisLeher: Trakea ditengah, pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkatThoraks PulmoInspeksi: Hemitorax simetris kanan dan kiri dalam keadaan statis dan dinamisPalpasi: Fremitus vokal dan taktil asimetris kanan lebih lemaH dibandingkan kiri.Perkusi : Sonor pada paru kiri, redup pada paru kanan.Auskultasi: vesikuler kanan lebih lemah dibandingkan kiri, ronki -/-,wheezing -/-.CorInspeksi: iktus kordis tidak terlihat.Palpasi: iktus kordis teraba.Perkusi : Batas jantung dalam batas normalBatas kanan atas: SIC II linea parasternalis dextraBatas kanan bawah: SIC IV linea parasternalis dextraBatas Kiri Atas: SIC II linea parasternalis sinistraBatas kiri bawah: SIC IV linea medial clavicularis sinistraAuskultasi: Bunyi jantung 1 dan 2 murni reguler Gallop (-), Murmur (-)AbdomenInspeksi: Datar, tidak ada sikatriks.Auskultasi : Bising usus (+) normal.Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen.Palpasi: Hepar tidak teraba membesar. Lien tidak teraba membesar. Nyeri tekan pada abdomen kanan atas (-) Tidak teraba massaEkstremitas Superior dex. dan sin. : Tonus otot: baik Gerakan: aktif / aktifEdema: -/-Massa: -/-Kekuatan: 5/5 Inferior dex. dan sin. : Tonus otot: baik Gerakan: aktif/ aktif Edema: -/- Massa: -/- Kekuatan: 5/5
Pemeriksaan lab Tanggal 6-1-2015
AST (SGOT): 27 U/L ALT (SGPT) : 32 U/L Ureum: 14 mg/dl Kreatinin : 1,0 mg/dl GDS : 124 mg/dl
IV. DIAGNOSA KERJA
Efusi Pleura Dextra e.c TB paru
V. DIAGNOSA BANDING
Efusi Pleura Dextra e.c keganasan VI. USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah lengkap Foto polos thorax
VII. PENATALAKSANAAN
Infus RL 500 cc 20 tpm. Ceftriaxon 1 X II (iv) Ranitidin 2 x 1 (iv) Paracetamol 3 x 500mg (po) Codein 3 x 10mg (po)
R/ Pungsi PleuraVIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam: ad bonamQuo ad sanationam: ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam
IX. FOLLOW UP RUANGANTanggalSOAP
7 / 01 / 2015-Nyeri Kepala
-Batuk
-DemamKU : SSKS : CMT : 110 / 60 mmHgN : 112 x / menitR : 20 x / menitS : 37,2 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT +
Edema : - / --Efusi Pleura e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd : -Cek lab hematologi
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
R/ Pungsi Pleura
TanggalSOAP
8 / 01 / 2015-Batuk
-Muntah 3x
KU : SSKS : CMT : 100 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 20 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT +
Edema : - / -
-Efusi Pleura e.c TB Paru
Dd keganasan
Pd : -Cek lab hematologi
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
Dilakukan pungsi pleura dextra namun tidak ditemukan cairan
R/ -USG marker-Co bedah utk WSD
Pemeriksaan Laboratorium 08 Januari 2014Darah Rutin Hemoglobin: 10,3 g/dl Hematokrit: 32 % Leukosit: 6,840 /mm3 Trombosit: 370.000 /mm3 Eritrosit: 4.10 juta/mm3
Hitung jenis leukosit Basofil : 0 % Eosinofil: 0 % Batang: 0 % Netrofil : 75 % Limfosit : 13 % Monosit : 12 %
Hasil pemeriksaan USG Thorax
Scan thorax lateral dextra :Tampak penebalan pleura dextra disertai bayangan anekhoik bebas lemak di hemithorax lateral dextra di dalamnyaKesan :Penebalan pleura disertai efusi pleura dextra dengan septa-septa di dalamnya
Co bedahACC Insersi CTT dectra
TanggalSOAP
9 / 01 / 2015-Batuk
KU : SSKS : CMT : 110 / 60 mmHgN : 80 x / menitR : 20 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd :
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
TanggalSOAP
10 / 01 / 2015-nyeri di luka post operasi
KU : SSKS : CMT : 120 / 70 mmHgN : 76 x / menitR : 24 x / menitS : 37,4 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd : -Cek lab hematologi
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
-Ketorolac 3 x 20 mg (iv)
TanggalSOAP
12 / 01 / 2015KU : SSKS : CM tidak adekuatT : 120 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 24 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd :
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
-Ketorolac 3 x 20 mg (iv)
TanggalSOAP
13 / 01 / 2015-Sulit Tidur
KU : SSKS : CMT : 120 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 20 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
-post CTT
Pd : -foto torax
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Paracetamol 3 x 500mg (po)
-Codein 3 x 10mg (po)
-Ketorolac 2 x 1 iv
-Rimstar 1 x 3 po
TanggalSOAP
14 / 01 / 2015Sesak (-)KU : SSKS : CM tidak adekuatT : 120 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 24 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka = ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd : Foto Thorax
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Codein 3 x 10mg (po)
-Ketorolac 3 x 20 mg (iv)-Rimstar 1 x 3 (po)
-CPZ 100mg 2 x (po)
-Dexamethason 3 x 2 amp (iv)
R/ Co neuro
TanggalSOAP
15 / 01 / 2015-Sulit komunikasi
-Nyeri kepala (-)
-Demam (-)KU : SSKS : CM tidak adekuatT : 120 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 24 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
Kaku Kuduk (+)
-Efusi Pleura dextra e.c TB Paru
-dd keganasan
Pd :
Pt :-Infus RL 500 cc 20 tpm.
-Ceftriaxon 1 X II (iv)
-Ranitidin 2 x 1 (iv)
-Ketorolac 3 x 20 mg (iv)
-CPZ 100mg 2 x (po)
-Dexamethason 3 x 2 amp (iv)
-Levofolxacin 1 x 500 mg (iv)
-Ondansentron 3 x 1 (iv)
Co NeuroDx : Ensefalopati ec ? Meningitis grade I e.c suspect TBTanggalSOAP
16 / 01 / 2015-Sesak (-)
KU : SSKS : CMT : 120 / 80 mmHgN : 80 x / menitR : 24 x / menitS : 36,5 o C
Mata: CA - / - : SI - / -
Hidung : PCH -
Mulut : SPO -
Cardio :BJ I II reg. M - G -
Pulmo :VBs ka < ki Ro -/- Wh -/-
Abdomen :BU + NT -
Edema : - / -
WSD produksi 25 % Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilatorKontraindikasi pemasangan WSD: Infeksi pada tempat pemasangan Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol
b) Pleurodesis Tujuan utama tindakan ini adalah melekatkan pleura viseral dengan pleura parietalis, dengan jalan memasukkan suatu bahan kimia atau kuman ke dalam rongga pleura sehingga terjadi keadaan pleuritis obliteratif.Pleurodesis merupakan penanganan terpilih pada efusi keganasan.Bahan kimia yang lazim digunakan adalah sitostatika seperti kedtiotepa, bleomisin, nitrogen mustard, 5-fluorourasil, adriamisin dan doksorubisin.Setelah cairan efusi dapat dikeluarkan sebanyak-banyaknya, obat sitostatika (misalnya tiotepa 45 mg) diberikan dengan selang waktu 710 hari; pemberian obat tidak perlu disertai pemasangan WSD. Setelah 13 hari, jika berhasil, akan terjadi pleuritis obliteratif yang menghilangkan rongga pleura sehingga mencegah penimbunan kembali cairan didalam rongga tersebut. Obat lain yang murah dan mudah didapatkan adalah tetrasiklin. Pada pemberian obat ini, WSD harus dipasang dan paru sudah dalam keadaan mengembang. Tetrasiklin 500 mg dilarutkan kedalam 3050 ml larutan garam faal, kemudian dimasukkan kedalam rongga pleura melalui selang toraks, ditambah dengan larutan garam faal, kemudian ditambah dengan larutan garam faal 1030 ml untuk membilas selang serta 10 ml lidokain 2% untuk mengurangi rasa nyeri yang ditimbulkan oleh obat ini. Analgesik narkotik yang diberikan 11.5 jam sebelum pemberian tetrasiklin juga berguna juga untuk mengurangi rasa nyeri tersebut. Selang toraks diklem selama sekitar 6 jam dan posisi penderita diubah-ubah agar penyebaran tetrasiklin merata diseluruh bagian rongga pleura. Apabila dalam waktu 24-48 jam cairan tidak keluar lagi, selang toraks dapat dicabut.10
c) Pembedahan Pleurektomi jarang dikerjakan pada efusi pleura keganasan, oleh karena efusi pleura keganasan pada umumnya merupakan stadium lanjut dari suatu keganasan dan pembedahan menimbulkan resiko yang besar. Bentuk operasi yang lain adalah ligasi duktus toraksikus dan pintas pleuroperitonium, kedua pembedahan ini terutama dilakukan pada efusi pleura keganasan akibat limfoma atau keganasan lain pada kelenjar limfe hilus dan mediastinum, dimana cairan pleura tetap terbentuk setelah dilakukan pleurodesis.10
PERTANYAAN KASUS
3. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?Quo ad vitam: ad bonamQuo ad sanationam: ad bonamQuo ad functionam: dubia ad bonam
PEMBAHASAN KASUSPrognosisPrognosis efusi pleura bervariasi tergantung pada penyakit yang mendasari.Morbiditas dan mortalitas pada pasien efusi pleura berhubungan langsung dengan etiologi, stadium penyakit, dan hasil pemeriksaan biokimia cairan pleura.Pasien dengan efusi pleura maligna biasanya memiliki prognosis yang buruk.10
KESIMPULAN
Efusi pleura terjadi karena tertimbunnya cairan pleura secara berlebihan sebagai akibat transudasi (perubahan tekanan hidrostatik dan onkotik) dan eksudasi (perubahan permeabilita membran) pada permukaan pleura seperti terjadi pada proses infeksi dan neoplasma. Pada keadaan normal ruangan interpleura terisi sedikit cairan untuk sekedar melicinkan permukaan kedua pleura yang saling bergerak karena pernapasan. Sedangkan pada efusi pleura tuberkulosis terjadinya disertai pecahnya granuloma di subpleura yang diteruskan ke rongga pleura. Pada kebanyakan penderita umumnya asimtomatis atau memberikan gejala demam, berat badan yang menurun, nyeri dada terutama pada waktu bernapas dalam, sehingga pernapasan penderita menjadi dangkal dan cepat dan pergerakan pernapasan pada hemitoraks yang sakit menjadi tertinggal. Sesak napas terjadi pada waktu permulaan pleuritis, disebabkan karena nyeri dadanya dan apabila jumlah cairan meningkat, terutama kalau cairannya penuh. Batuk pada umumnya nonproduktif dan ringan, terutama apabila disertai dengan proses tuberkulosis di parunya. Pada dasarnya pengobatan efusi pleura tuberkulosis sama dengan efusi pleura pada umumnya, yaitu dengan melakukan torakosintesis agar keluhan sesak penderita menjadi berkurang, terutama untuk efusi plaura yang berisi penuh. Sedangkan tuberkulosisnya diterapi dengan OAT seperti tuberkulosis paru, dengan syarat terus menerus, waktu lama dan kombinasi obat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, SA. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta : EGC;2005.) 2. Herryanto, dkk. 2004. Riwayat Pengobatan Penderita TB Paru Meninggal di Kabupaten Bandung. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 No 1. hlm:1-6.3. Light RW, et al. Pleural Disease, 5th Ed. Ch.1, Anatomy of the Pleura. Tennessee:4. Lippincott Williams & Wilkins, 20075. Light RW, et al. Pleural Disease, 5th Ed. Ch.2, Physiology of the Pleural Space. Tennessee : Lippincott Williams & Wilkins, 20076. Halim, Hadi. Penyakit-Penyakit Pleura. Dalam : Sudoyo, Aru W Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Hal 2329 - 2336. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 20097. Carolyn J. Hildreth,et.al. Pleural Effusion. The Journal of the American Medical Association. JAMA, January 21, 2009Vol 301, No. 38. Halim, Hadi. Penyakit-Penyakit Pleura. Dalam : Sudoyo, Aru W Dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi V. Hal 2329 - 2336. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 20099. Kasper, Braunwald, Et Al. Harrisons Principles Of Internal Medicine Vol II. 16th Ed. 2005. Mcgraw-Hill: New York 10. Steven A. Sahn. The Pathophysiology of Pleural Effusions. Department of Medicine,Division of Pulmonary and Critical Care Medicine, Medical University of South Carolina, Charleston, South Carolina 29425
36