Case Paper - Improper Accounting for Sales

5
IMPROPER ACCOUNTING FOR SALES *) 1. Pendahuluan Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya (profit making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakantindakan yang mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri. Belakangan ini etika profesi akuntan menjadi diskusi berkepanjangan di tengah-tengah masyarakat. Menyadari hal demikian, etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi. Di Indonesia sendiri, pendidikan selama ini terlalu menekankan arti penting nilai akademik dan kecerdasan otak saja. Pengajaran integritas, kejujuran, komitmen dan keadilan diabaikan, sehingga terjadilah krisis multi dimensi seperti krisis ekonomi, krisis moral dan krisis kepercayaan. Akhir-akhir ini, akuntan dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis ekonomi. Lebih lanjut dikatakan bahwa akuntan dianggap telah bertindak menyimpang dari peraturan yang ada dan tidak berperilaku etis. Melanggar kepatutan. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya persaingan membuat para akuntan bertindak menyimpang dari peraturan, undangundang dan standar auditing. Tetapi, dilema etika tidak dapat sepihak ditujukan terhadap anggaran dasar akuntan, melainkan yang perlu dipertanyakan apakah para akuntan mampu menyelesaikan standar profesi yang berkualitas tinggi dimana sejumlah faktorfaktor akan tergantung pada standar tersebut seperti pendidikan, kesadaran akan perkembangan dll. Jika kepercayaan terhadap profesi mengalami tekanan maka pengaruh signifikan dari keterlibatan etika budaya dalam organisasi sangat diperlukan. *) Case Paper kelompok 2 (Rizki Hamdani, Sumartono, Aditya Pandu, Mhd. Isrofan & Rivendra) PPs FE UII Yogyakarta, mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Dosen pengampu bapak Drs. Syamsul Hadi, MS, Ak. (2014)

description

Case Paper

Transcript of Case Paper - Improper Accounting for Sales

Page 1: Case Paper - Improper Accounting for Sales

IMPROPER ACCOUNTING FOR SALES *)

1. Pendahuluan

Kemajuan ekonomi suatu negara memacu perkembangan bisnis dan mendorong

munculnya pelaku bisnis baru sehingga menimbulkan persaingan yang cukup tajam di dalam

dunia bisnis. Hampir semua usaha bisnis bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang

sebesarbesarnya (profit making) agar dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku bisnis dan

memperluas jaringan usahanya. Namun terkadang untuk mencapai tujuan itu segala upaya dan

tindakan dilakukan walaupun pelaku bisnis harus melakukan tindakantindakan yang

mengabaikan berbagai dimensi moral dan etika dari bisnis itu sendiri.

Belakangan ini etika profesi akuntan menjadi diskusi berkepanjangan di tengah-tengah

masyarakat. Menyadari hal demikian, etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi. Di

Indonesia sendiri, pendidikan selama ini terlalu menekankan arti penting nilai akademik dan

kecerdasan otak saja. Pengajaran integritas, kejujuran, komitmen dan keadilan diabaikan,

sehingga terjadilah krisis multi dimensi seperti krisis ekonomi, krisis moral dan krisis

kepercayaan. Akhir-akhir ini, akuntan dituduh sebagai penyebab terjadinya krisis ekonomi.

Lebih lanjut dikatakan bahwa akuntan dianggap telah bertindak menyimpang dari peraturan

yang ada dan tidak berperilaku etis. Melanggar kepatutan. Hal ini disebabkan karena semakin

meningkatnya persaingan membuat para akuntan bertindak menyimpang dari peraturan,

undangundang dan standar auditing.

Tetapi, dilema etika tidak dapat sepihak ditujukan terhadap anggaran dasar akuntan,

melainkan yang perlu dipertanyakan apakah para akuntan mampu menyelesaikan standar

profesi yang berkualitas tinggi dimana sejumlah faktorfaktor akan tergantung pada standar

tersebut seperti pendidikan, kesadaran akan perkembangan dll. Jika kepercayaan terhadap

profesi mengalami tekanan maka pengaruh signifikan dari keterlibatan etika budaya dalam

organisasi sangat diperlukan.

*) Case Paper kelompok 2 (Rizki Hamdani, Sumartono, Aditya Pandu, Mhd. Isrofan & Rivendra) PPs FE UII Yogyakarta, mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Dosen pengampu bapak Drs. Syamsul Hadi, MS, Ak. (2014)

Page 2: Case Paper - Improper Accounting for Sales

Masalah etika profesi merupakan suatu isu yang selalu menarik untuk kepentingan riset.

Tanpa etika, profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi

untuk proses pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Para pelaku bisnis ini

diharapkan mempunyai integritas dan kompetensi yang tinggi (Abdullah dan Halim, 2002).

Berbagai pelanggaran etika telah banyak terjadi saat ini dan dilakukan oleh akuntan, misalnya

berupa perekayasaan data akuntansi untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan agar

terlihat lebih baik, ini merupakan pelanggaran akuntan terhadap etika profesinya yang telah

melanggar kode etik akuntan karena akuntan telah memiliki seperangkat kode etik tersendiri

yang disebut sebagai aturan tingkah laku moral bagi akuntan dalam masyarakat.

2. Pembahasan

2.a. Pengertian Etika Bisnis

Etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran Dan

pandangan-pandangan moral (Suseno, 1987; Widaryanti, 2007). Menurut kamus besar bahasa

Indonesia (1995), etika ialah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak

dan kewajiban moral (akhlak).

Bisnis dapat menjadi sebuah profesi etis apabila ditunjang oleh sistem politik ekonomi

yang kondusif (Keraf, 1998), yang berarti untuk menciptakan bisnis sebagai sebuah profesi

yang etis maka dibutuhkan prinsipprinsip etis untuk berbisnis yang baik yang merupakan suatu

aturan hokum yang mengatur kegiatan bisnis semua pihak secara fair dan baik disertai dengan

sebuah sistem pemerintahan yang adil dan efektif dalam menegakkan aturan bisnis tersebut.

Menurut Muslich (1998), mendefinisikan bahwa etika bisnis sebagai pengetahuan mengenai

tata cara yang ideal dalam pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan

moralitas yang berlaku secara ekonomi/sosial, dimana penetapan norma dan moralitas ini dapat

menunjang maksud dan tujuan kegiatan bisnis.

Terdapat beberapa prinsip umum dalam etika bisnis (Keraf, 1998), yaitu :

1. Prinsip otonomi

2. Prinsip kejujuran

3. Prinsip keadilan

4. Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)

5. Prinsip integritas moral

Page 3: Case Paper - Improper Accounting for Sales

2.b. Gambaran Kasus

Sebagai salah satu dari tiga mitra dalam sebuah firma akuntan. Lima tahun lalu

perusahaan ditunjuk sebagai akuntan eksternal pada perusahaan muda, sukses dan tumbuh

cepat, untuk terlibat mempersiapkan rekening laporan keuangan akhir tahun dan laporan pajak.

Bisnis dimulai dengan beberapa karyawan akan tetapi sekarang memiliki 200 orang karyawan,

sementara masih tersisa di bawah ukuran standar perusahaan yang memerlukan audit secara

hukum. Adanya hubungan yang erat antara akuntan dengan klien / direktur perusahaan

(pemilik) dan beberapa stafnya. Dalam perusahaan yang diaudit terdapat ketidakjujuran dimana

staf pembelian barang perusahaan diotorisasi oleh manager poduksi dan diproses diluar sistem

akuntansi. Hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk mendanai pesta Natal di perusahaan.

Dalam kasus ini terdapat prinsip kejujuran (integritas), apakah laporan keuangan dan

return ke otoritas pajak menjadi menyesatkan? Karena adanya praktek tidak jujur, dan apa yang

harus dilakukan dengan keterlibatan anda? Terkait adanya ancaman keakraban, bagaimana cara

menjaga obyektivitas auditor dengan direksi dan staf perusahaan ketika memutuskan suatu

tindakan?

Kompetensi profesional dan kehatihatian sangat diperlukan, harus dipastikan bahwa

informasi keuangan yang dihasilkan atas nama klien sesuai dengan standar teknis dan

profesional (PABU). Dalam hal ini, aspek prilaku profesional juga mengharuskan untuk

bertindak melindungi reputasi sebagai auditor pada kantor akuntan publik dan juga menjunjung

tinggi profesi sebagai auditor independen.

2.c. Pertimbangan-Pertimbangan

Mengidentifikasi fakta yang relevan dengan mepertimbangkan standar akuntansi yang

relevan serta peraturan hukum yang berlaku dan menentukan sistem yang saat ini digunakan

untuk mengendalikan staf penjualan dan pendanaan untuk pesta Natal. Mengidentifikasi pihak

yang terkena dampak yaitu auditor/ kantor akuntan publik, perusahaan klien, direksi dan staf,

serta pengguna rekening perusahaan, termasuk otoritas pajak.

Dalam resolusi ini, reputasi kantor akuntan publik mungkin rentan dan auditor harus

mengungkapkan dilema etika ini kepada klien. Selama proses penyelesaian, auditor harus

menjaga informasi klien dan waspada terhadap setiap persyaratan yang mungkin terjadi untuk

memberitahu jaminan ganti rugi profesional auditor. Hal ini tidak tepat untuk membahas

masalah ini dengan salah satu staf dari perusahaan klien, meskipun direksi harus diberitahu

tentang masalah ini secepat mungkin, dan terlibat dalam resolusi.

Page 4: Case Paper - Improper Accounting for Sales

2.d. Tindakan yang Akan Dilakukan

Setelah auditor membawa masalah tersebut kepada mitra, dan memperoleh rincian

yang relevan atas sistem akuntansi klien untuk staf penjualan, auditor harus meningkatkan

kekhawatiran dengan direktur perusahaan klien. Auditor juga harus menentukan apakah

laporan keuangan tahun-tahun sebelumnya cenderung menyesatkan dan jika demikian,

pertimbangan tanggung jawab auditor (atau klien) untuk menginformasikan kepada otoritas

terkait (termasuk otoritas pajak). Auditor harus menyarankan direksi bahwa kebijakan staf

penjualan harus diperkenalkan atau diketahui untuk memastikan bahwa penjualan tersebut

sepenuhnya tercatat di sistem akuntansi perusahaan di masa depan.

Auditor harus menjelaskan kepada direksi implikasi dari tindakan mereka, dan auditor

harus menjaga kepentingan perusahaan dan stafnya dalam konsultasi bagaimana situasi dapat

diperbaiki. Jika direksi kooperatif, auditor harus memberitahu mereka tentang perubahan yang

disarankan untuk sistem akuntansi dan bagaimana mereka bisa mengungkapkan pendapatan

yang harus diungkapkan pada masa lalu kepada otoritas pajak.

Jika direksi terlihat tidak mengubah sistem dari staf penjualan, auditor berkewajiban

untuk memisahkan diri dari keterlibatan dengan laporan keuangan perusahaan dan ini akan

membutuhkan pengorbanan dimana perusahaan auditor (KAP) lebih baik mengundurkan diri

sebagai akuntan perusahaan. Setiap saat, auditor dapat meminta saran dari badan profesional

(IAPI).

Dalam pandangan perilaku klien tersebut, auditor diwajibkan untuk

mempertimbangkan peringatan sebagai kewajiban, dan mungkin harus melaporkan hal tersebut

kepada satu atau lebih pihak yang berwenang. Auditor harus mendokumentasikan secara detail,

langkah-langkah yang akan diambil dalam menyelesaikan dilema ini, sebagai bahan evaluasi

etika profesional auditor yang menantang di masa depan.

3. Kesimpulan dan Saran

3.a. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan antara lain, yaitu :

1. Menjelaskan kepada direktur implikasi dari tindakan mereka dan menjaga

kepentingan perusahaan dan stafnya dalam memberitahu bagaimana situasi ini

dapat diperbaiki.

Page 5: Case Paper - Improper Accounting for Sales

2. Jika direksi terlihat tidak mengubah sistem dari staf penjualan, auditor

berkewajiban untuk memisahkan diri dari keterlibatan dengan laporan keuangan

perusahaan.

3.b. Saran

Dari kesimpulan diatas ada beberapa saran antara lain, yaitu :

1. Auditor menyatakan dalam manajemen letter bahwa perusahaan (klien) yang

diaudit terdapat ketidakjujuran dimana staf pembelian barang perusahaan

diotorisasi oleh manager poduksi dan diproses tersebut diluar sistem akuntansi.

2. Untuk menjaga integritas dan profesionalisme auditor lebih baik memisahkan diri

dari klien apabila direksi terlihat tidak mengubah sistem dari staf penjualan yang

telah disarankan oleh auditor dalam manjemen letter.

Daftar Pustaka

Abdullah, Syukry dan Abdul Halim, “Pengintegrasian Etika dalam Pendidikan dan Riset Akuntansi”, Kompak, STIE YO, 2002. CCAB. Case Study “Improper accounting for sales”. Professional Accountants in Public Practice. 2011 Keraf, A. Sonny, “Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya”, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1998 Widaryanti, Etika Bisnis Dan Etika Profesi Akuntan. STIE Pelita Nusantara Semarang, 2007.