case morbili

16
BAB I TINJAUAN PUSTAKA Definisi Morbili adalah infeksi virus akut yang menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu stadium kataral (prodormal), erupsi dan konvalensi. Epidemiologi Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden terbanyak terjadi di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus campak terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu kekebalan menurun sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah menderita campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan sehingga dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila seorang wanita menderita campak ketika dia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Bila menderita campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga maka mungkin dapat melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Transcript of case morbili

Page 1: case morbili

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

Morbili adalah infeksi virus akut yang menular yang ditandai dengan 3 stadium yaitu

stadium kataral (prodormal), erupsi dan konvalensi.

Epidemiologi

Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya. Insiden terbanyak terjadi

di Afrika. Biasanya penyakit campak ini terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan

kekebalan seumur hidup. Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus campak

terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita campak akan

mendapat kekebalan secara pasif melalui plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu

kekebalan menurun sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah

menderita campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai kekebalan sehingga

dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila seorang wanita menderita campak ketika dia

hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Bila menderita

campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga maka mungkin dapat

melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan, atau seorang anak dengan berat badan

lahir rendah atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.

Etiologi

Penyebab campak adalah measles virus (MV), genus virus morbili, famili

paramyxoviridae yang merupakan virus RNA. Virus ini menjadi tidak aktif bila terkena

panas, sinar, pH asam, ether, dan trypsin dan hanya bertahan kurang dari 2 jam di udara

terbuka. Virus campak ditularkan lewat droplet, menempel dan berbiak pada epitel

nasofaring. Pada masa prodormal virus dapat ditemukan pada nasofaring, darah dan urin.

Virus ini masuk melalui saluran pernafasan terutama bagian atas, juga kemungkinan melalui

kelenjar air mata. Dua sampai tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada

kelenjar limfe regional dan terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem

retikuloendotelial dan menyusul viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya

giant cells dan proses keradangan merupakan dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial

Page 2: case morbili

paru. Juga terdapat edema, bendungan dan perdarahan yang tersebar pada otak. Kolonisasi

dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek, mata merah (3 C : coryza,

cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala panas, batuk,

pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita

kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan. Virus

dapat berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis.

Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam

menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini

disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit

Manifestasi Klinis

1. Inkubasi

Biasanya tanpa gejala dan berlangsung 10-12 hari.

2. Prodromal (Kataral)

Biasanya berlangsung 2-5 hari. Gejala yang utama muncul adalah demam, yang terus

meningkat hingga mencapai puncaknya suhu 39,40– 40,60C pada hari ke- 4 atau 5, yaitu

pada saat ruam muncul. Gejala lain yang juga bisa muncul batuk, koriza, faring

hiperemis, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Menjelang akhir fase stadium

prodormal dan 24 jam sebelum timbulnya enatema, timbul bercak koplik yang

patognomonis untuk morbili. Bercak koplik ini berwarna putih kelabu, sebesar ujung

jarum dikelilingi eritema yang terdapat pada mukosa bukalis yang berhadapan dengan

dengan molar. Jarang ditemukan pada bibir bawah. Bercak Koplik ini menghilang setelah

1-2 hari munculnya rash.

Kadang-kadang, fase prodormal dapat menjadi lebih berat, ditandai oleh adanya

demam tinggi mendadak, kadang-kadang dengan kejang, dan bahkan pneumonia.

Biasanya koriza, batuk dan demam semakin bertambah berat sampai pada waktu ruam

telah merata diseluruh tubuh.

Page 3: case morbili

3. Erupsi (Rash)

Terjadinya eritema berbentuk makula-papula disertai menaiknya suhu badan. Ruam

ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga kemudian

menyebar dengan cepat pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada

sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar ke seluruh punggung,

abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam umumnya saling menyatu sehingga pada muka

dan dada menjadi confluent. Ruam ini bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak

ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 °C. Penderita saat ini mungkin tampak

sangat sakit, tetapi dalam 24 jam sesudah suhu turun mereka pada dasarnya tampak baik.

Selain itu, batuk dan diare menjadi bertambah parah sehingga anak bisa mengalami sesak

nafas atau dehidrasi. Tidak jarang pula disertai muntah dan anoreksia. Otitis media,

bronkopneumonia, dan gejala-gejala saluran cerna, seperti diare dan muntah, lebih sering

pada bayi dan anak kecil. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Terjadi

pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang.

Dapat pula terjadi sedikit splenomegali. Ketika ruam mencapai kaki pada hari ke 2-3,

ruam ini mulai menghilang dari muka. Hilangnya ruam menuju ke bawah pada urutan

yang sama dengan ketika ruam muncul.

4. Konvalensi

. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas (hiperpigmentasi) yang akan

menghilang setelah 1-2 minggu. Hiperpigmentasi merupakan gejala yang patognomonik

untuk morbili. Pada penyakit lain dengan eritema atau eksentema ruam kulit menghilang

tanpa hiperpigmentasi.

Diagnosis

Diagnosis dari morbili dibuat berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis yang khas.

Selain itu diperlukan juga pemeriksaan laboratorium untuk memastikan diagnosis dari

morbili. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau meningkat apabila

ada komplikasi infeksi bakteri. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk

memastikan adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi pada 2

hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah pemeriksaan IgM dilakukan

pada hari ketiga untuk menghindari adanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada

Page 4: case morbili

4 minggu setelah muncul rash. Sedangkan IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash

muncul, terbanyak IgG dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah

onset. IgG masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian. Virus measles dapat

diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang diberi heparin, dan swab tenggorok

selama masa prodromal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif

selama sekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu kamar. Pungsi lumbal pada orang ensefalitis

karena morbili menunjukkan kenaikan protein serta sedikit kenaikan limfosit. Glukosa dalam

batas normal.

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari morbili

a. Eksentema Subitum : pada penyakit ini, ruam baru muncul setelah demam menghilang.

b. Rubella : pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di

daerah suboksipital, servikal bagian posterior, dan belakang telinga.

Komplikasi

Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat terjadi

anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini

mempermudah terjadinya komplikasi sekunder. Campak menjadi berat pada pasien dengan

gizi buruk dan anak yang lebih kecil. Komplikasi yang mungkin muncul, antara lain

gangguan respirasi (bronkopneumoni, otitis media, pneumoni, laringotrakeobronkitis),

komplikasi neurologis (seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optika

dan ensefalitis), juga diare, miokarditis, trombositopeni, malnutrisi pasca serangan campak,

keratitis, hemorragic measles (morbili yang parah dengan perdarahan multiorgan, demam,

dan gejala cerebral) serta kebutaan.

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus morbili atau oleh pneumococcus,

streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi yang

masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun. Sedangkan

ensefalitis timbul pada fase erupsi, dengan angka kematian yang rendah dan sisa defisit

neurologis sedikit

Page 5: case morbili

Penatalaksanan

Terapi pada campak bersifat suportif, terdiri dari:

a. Pemberian cairan yang cukup, misal air putih, jus buah segar, teh, dll untuk

mengembalikan cairan tubuh yang hilang karena panas dan berkeringat karena demam.

b. Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan

adanya komplikasi

c. Suplemen nutrisi

d. Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

e. Anti konvulsi apabila terjadi kejang

f. Anti piretik bila demam

g. Pemberian vitamin A

Terapi vitamin A untuk anak-anak dengan campak di negara-negara berkembang terbukti

berhubungan dengan penurunan angka kejadian morbiditas dan mortalitas.

Dosis 6 bulan – 1 tahun : 100.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

> 1 tahun : 200.000 IU per oral sebagai dosis tunggal

Ulangi dosis hari berikutnya dan minggu ke-4 bila didapatkan keluhan oftalmologi

sehubungan dengan defisiensi vitamin A

h. Antivirus

Antivirus seperti ribavirin (dosis 20-35 mg/kgBB/hari i.v) telah dibuktikan secara

in vitro terbukti bermanfaat untuk penatalaksanaan penderita campak berat dan penderita

dewasa yang immunocompromissed. Namun penggunaan ribavirin ini masih dalam tahap

penelitian dan belum digunakan untuk penderita anak.

i.Pengobatan komplikasi

Page 6: case morbili

Prognosis

Prognosis morbili ini baik apabila anak memiliki keadaan imun yang baik, tetapi

prognosis buruk bila keadaan umum buruk atau anak sedang menderita penyakit kronis atau

bila ada komplikasi.

Pencegahan

Imunisasi Aktif

Termasuk dalam Program Imunisasi Nasional. Dianjurkan pemberian vaksin campak

dengan dosis 1000 TCID50 atau sebanyak 0,5 ml secara subkutan pada usia 9 bulan. Imunisasi

ulangan diberikan pada usia 6-7 tahun melalui program BIAS.

Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)

Indikasi :

- Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien campak mempunyai resiko

yang tinggi untuk berkembangnya komplikasi penyakit ini, maka harus diberikan

imunoglobulin sesegera mungkin dalam waktu 7 hari paparan. Setelah itu vaksin MMR

diberikan sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan interval 3 bulan setelah

pemberian imunoglobulin.

Dosis anak : 0,2 ml/kgBB IM pada anak sehat

0,5 ml/kgBB untuk pasien dengan HIV

maksimal 15 ml/dose IM

Page 7: case morbili

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

KEPANITERAAN KLINIK ROTASI TAHAP II

STATUS PASIEN

1. Identitas Pasien

a. Nama/Kelamin/Umur : Fani / Perempuan / 7,5 tahun

b. Pekerjaan/pendidikan : - / kelas II SD

c. Alamat : Jalan Bandung No. 7 A. Ulak Karang

2. Latar Belakang sosial-ekonomi-demografi-lingkungan keluarga

a. Status Perkawinan : Belum Menikah

b. Jumlah Saudara : 2 orang

c. Status Ekonomi Keluarga : Cukup, penghasilan ayah pasien Rp.2.000.000/bulan,

sebagai seorang wiraswasta

d. KB : Tidak ada

e. Kondisi Rumah :

- Rumah permanen, pekarangan cukup luas, kamar 3 buah

- Lantai rumah dari keramik, ventilasi udara dan sirkulasi udara baik, pencahayaan

cukup, kamar pasien dan adik pasien cukup lapang

- Listrik ada

- Sumber air : air PDAM

- Jamban ada 1 buah, di dalam rumah

- Sampah diangkut petugas

- Jumlah penghuni 5 orang: pasien, orang tua pasien, adik pasien, nenek pasien

- Kesan : higiene dan sanitasi cukup

f. Kondisi Lingkungan Keluarga

- Pasien tinggal di lingkungan perkotaan yang cukup padat penduduk

- Lingkungan sekitar bersih

3. Aspek Psikologis di keluarga

- Pasien disayangi oleh orangtua, nenek, dan adiknya

- Hubungan dengan keluarga baik

Page 8: case morbili

4. Riwayat Penyakit Sekarang :

Ruam-ruam kemerahan di wajah, leher, belakang telinga, punggung, perut,

pantat, kedua lengan, dan kedua tungkai sejak 1 hari yang lalu. Awalnya timbul ruam-

ruam kemerahan di belakang telinga dan leher sejak 2 hari yang lalu dan menyebar ke

seluruh tubuh.

Demam sejak 3 hari sebelum berobat ke puskesmas, hilang timbul, tidak

tinggi, tidak berkeringat malam, tidak mengigil.

Batuk sejak 2 hari sebelum berobat ke puskesmas, tidak berdahak dan tidak

berdarah.

Mata merah tidak ada, mata silau terkena cahaya tidak ada

Pilek tidak ada.

Sesak nafas tidak ada.

Teman bermain pasien ada yang sakit seperti ini

Buang air besar dan kecil biasa.

5. Riwayat Penyakit Dahulu

Anak tidak pernah menderita penyakit seperti ini

6. Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini

7. Riwayat Kehamilan/kelahiran/imunisasi:

Selama hamil ibu tidak pernah menderita penyakit berat, ibu tidak pernah

mengkonsumsi obat-obatan, tidak pernah mendapat penyinaran selama hamil, tidak

ada kebiasaan merokok dan minum alkohol, kontrol ke Puskesmas tidak teratur.

Suntikan imunisasi TT 2X, hamil cukup bulan.

Riwayat Kelahiran:

Lahir spontan ditolong oleh dokter, cukup bulan, saat lahir langsung menangis kuat,

berat badan lahir 2400 gram, panjang badan 49 cm, langsung menangis.

Riwayat Imunisasi:

BCG : 1x, usia 2 bulan, scar ada

DPT : 3x, usia 2,3,4 bulan

Page 9: case morbili

Polio : 3x, usia 2,3,4 bulan

Hepatitis B : 3x, usia 1,2,6 bulan

Campak : 9 bulan

Kesan : imunisasi dasar lengkap menurut umur di posyandu.

Riwayat Tumbuh Kembang:

Perkembangan fisik

Tengkurap : 4 bulan

Duduk : 6 bulan

Berdiri : 8 bulan

Berjalan : 12 bulan

Perkembangan Mental

Isap jempol tidak ada, gigit kuku tidak ada, mengompol tidak ada,

Kesan : Perkembangan fisik dan mental normal.

7. Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : sadar

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Frekuensi nadi : 90 x/mnt

Frekuensi nafas : 18x / menit

Suhu : 37,8 °C

Berat badan : 20 kg

Tinggi badan : 120 cm

Status Gizi BB/U : 83,33%

TB/U : 96%

BB/TB : 90,90%

Kesan : gizi baik

Kulit : Teraba hangat, turgor baik

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter

pupil 2 mm, refleks cahaya +/+

Hidung : Nafas cuping hidung (-)

Tonsil : T1 – T1, tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Page 10: case morbili

Dada : Paru I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada

tidak ada

Pa : fremitus kiri=kanan

Pe : sonor

A : napas vesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Jantung I : Iktus tidak terlihat

Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Pe : batas jantung dalam batas normal

A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen I : tidak membuncit

Pa : supel, hepar dan lien tidak teraba.

Pe: timpani

A: Bising Usus (+) normal

Anus : eritema anatum (-)

Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-

8. Laboratorium Anjuran : Darah rutin

Serologi

9. Diagnosis kerja : Suspect Morbili stadium erupsi

10. Diagnosis Banding: eksantema subitum

rubella

11. Manajemen

a. Preventif :

Istirahat yang cukup minimal 8 jam sehari.

Makan makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh

b. Promotif :

Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa morbili adalah penyakit anak

yang menular sehingga pasien harus diisolasi minimal hingga 5 hari setelah gejala

kulit muncul untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain.

c. Kuratif :

Page 11: case morbili

- Paracetamol 500 mg 3x1/2 tab

- Vitamin A 200.000 IU 1x1 tab untuk hari I dan hari II

- Vitamin C 3x1 tab

d. Rehabilitatif :

- Segera bawa anak ke puskesmas apabila gejala bertambah parah yaitu kejang,

sesak nafas, dan telinga berair.

Dinas Kesehatan Kodya PadangPuskesmas Ulak Karang

Dokter : Ade Nofendra

Tanggal : 4 Januari 2010

R/ Paracetamol tab 500 mg No. VS3 dd tab 1/2 £

R/ Vitamin A 200.000 IU No. IIS1 dd tab 1 £

R/ Vitamin C No XS3 dd tab 1

Pro : FaniUmur : 7,5 tahunAlamat : Jalan Bandung No.7A. Ulak Karang