case Luka Bakar grade III

64
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter.. luka bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penangannya pun tinggi. Penyebab luka bakar antara lain terbakar api langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia berupa asam atau basa kuat. 1 Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar membutuhkan tindakan emergensi, dan sekitar 210 penderita luka bakar meninggal dunia. Di Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut semakin meningkat. 1 Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga menimbulkan efek sistemik yang sangat kompleks. Luka bakar biasanya dinyatakan dengan derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Beratnya luka bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan kesehatan

description

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter.. luka bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk penangannya pun tinggi. Penyebab luka bakar antara lain terbakar api langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia berupa asam atau basa kuat.1

Transcript of case Luka Bakar grade III

Page 1: case Luka Bakar grade III

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter.. luka

bakar berat menyebabkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

dibandingkan dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan untuk

penangannya pun tinggi. Penyebab luka bakar antara lain terbakar api langsung,

pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia berupa asam atau

basa kuat.1

Di Amerika Serikat, kurang lebih 250.000 orang mengalami luka bakar

setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 112.000 penderita luka bakar membutuhkan

tindakan emergensi, dan sekitar 210 penderita luka bakar meninggal dunia. Di

Indonesia, belum ada angka pasti mengenai luka bakar, tetapi dengan

bertambahnya jumlah penduduk serta industri, angka luka bakar tersebut semakin

meningkat. 1

Luka bakar menyebabkan hilangnya integritas kulit dan juga menimbulkan

efek sistemik yang sangat kompleks. Luka bakar biasanya dinyatakan dengan

derajat yang ditentukan oleh kedalaman luka bakar. Beratnya luka bergantung

pada dalam, luas, dan letak luka. Selain beratnya luka bakar, umur dan keadaan

kesehatan penderita sebelumnya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi

prognosis. 1

1.2 Tujuan

Laporan ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis ketepatan diagnosis yang ditegakkan pada kasus.

2. Menganalisis ketepatan penatalaksanaan pada kasus.

Page 2: case Luka Bakar grade III

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN HISTOLOGI KULIT

Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai

peranan dalam homeostasis. Kulit merupakan organ terberat dan

terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh,

pada orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9

meter persegi. Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm

tergantung dari letak, umur dan jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada

kelopak mata, penis, labium minus dan kulit bagian medial lengan atas.

Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak kaki,

punggung, bahu dan bokong. Secara embriologis kulit berasal dari dua

lapis yang berbeda, lapisan luar adalah epidermis yang merupakan

lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan lapisan dalam yang

berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang merupakan

suatu lapisan jaringan ikat.2

2.1.1 EPIDERMIS

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri

dari epitel berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit,

Langerhans dan Merkel. Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai

tempat di tubuh, paling tebal pada telapak tangan dan kaki. Ketebalan

epidermis hanya sekitar 5 % dari seluruh ketebalan kulit. Terjadi

regenerasi setiap 4-6 minggu. Fungsi Epidermis : Proteksi barier,

organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan dan

mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel

Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang

paling atas sampai yang terdalam) :

Page 3: case Luka Bakar grade III

3

1. Stratum Korneum : Terdiri dari sel keratinosit yang bisa

mengelupas dan berganti.

2. Stratum Lusidum : Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada

kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit

tipis.

3. Stratum Granulosum : Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng

yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik

kasar yang dinamakan granula keratohialin yang mengandung

protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.

4. Stratum Spinosum : Terdapat berkas-berkas filament yang

dinamakan tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut

memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan

melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus

mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

dengan lebih banyak tonofibril.

5. Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan

Malfigi. Terdapat sel Langerhans. Stratum Basale (Stratum

Germinativum) : Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan

bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara

konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke

permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain.

Merupakan satu lapis sel yang mengandung melanosit.2

2.1.2 DERMIS

Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi,

yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri

dari dua lapisan :

1. Lapisan papiler; tipis : mengandung jaringan ikat jarang.

2. Lapisan retikuler; tebal : terdiri dari jaringan ikat padat.

Page 4: case Luka Bakar grade III

4

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen

berkurang dengan bertambahnya usia. Serabut elastin

jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin

kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam

jumlah besar dan serabut elastin berkurang. Hal ini

menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan

tampak mempunyai banyak keriput. Dermis mempunyai banyak

jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa

derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan

kelenjar keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya

derivat epidermis di dalam dermis. Fungsi Dermis : struktur

penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan

shearing forces dan respon inflamasi.2

2.1.3 SUBKUTIS

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang

terdiri dari lapisan lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat

yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di

bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut

daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi

menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi. Fungsi

Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas,

cadangan kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock

absorber.2

Page 5: case Luka Bakar grade III

5

Gambar 2.1 Anatomi Kulit

2.2 DEFINISI LUKA BAKAR

Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan

permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan

panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan

suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air,

dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa

kuat)1.

2.3 PATOGENESIS

Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget

dan kesakitan. Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi

rusak dan permeabilitas meninggi. Sel darah yang ada di

dalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia.

Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan

menimbulkan bula yang banyak elektrolit. Hal itu

menyebabkan berkurangnya volume cairan intravaskuler.

Kerusakan kulit akibat luka bakar menyebabkan kehilangan

cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan

ke bula yang terbentuk pada luka bakar derajat dua dan

pengeluaran cairan dari keropeng luka bakar derajat tiga.

Page 6: case Luka Bakar grade III

6

Bila luas luka bakar kurang dari 20%, biasanya

mekanisme kompensasi tubuh masih bisa mengatasinya,

tetapi bila lebih dari 20% akan terjadi syok hipovolemik

dengan gejala yang khas, seperti gelisah, pucat, dingin,

berkeringat, nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun,

dan produksi urin berkurang. Pembengkakkan terjadi pelan-

pelan, maksimal terjadi setelah delapan jam.

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka

terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan mukosa jalan

napas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap.

Edema laring yang ditimbulkannya dapat menyebabkan

hambatan jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,

stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap akibat jelaga.

Dapat juga keracunan gas CO dan gas beracun

lainnya. Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin

dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu lagi

mengikat oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas,

bingung, pusing, mual dan muntah. Pada keracunan yang

berat terjadi koma. Bisa lebih dari 60% hemoglobin terikat

CO, penderita dapat meninggal. Setelah 12 – 24 jam,

permeabilitas kapiler mulai membaik dan mobilisasi serta

penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini

di tandai dengan meningkatnya diuresis.3

2.4 PENILAIAN DERAJAT LUKA BAKAR

Luka bakar dibagi menjadi 4 derajat :

1. Luka bakar grade I ·

- Disebut juga luka bakar superficial ·

- Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai

mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai

epidermal burn ·

Page 7: case Luka Bakar grade III

7

- Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa

nyeri. ·

- Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel

(peeling).

2. Luka bakar grade II ·

Superficial partial thickness:

o Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari

dermis

o Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih

berat daripada luka bakar grade I

Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah

terkena luka

o Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna

merah muda yang basah

o Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat

bila terkena tekanan

o Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu

( bila tidak terkena infeksi ), tapi warna kulit tidak akan

sama seperti sebelumnya. ·

Deep partial thickness

o Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari

dermis

o disertai juga dengan bula

o permukaan luka berbecak merah muda dan putih

karena variasi dari vaskularisasi pembuluh

darah( bagian yang putih punya hanya sedikit pembuluh

darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran

darah

o luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

3. Luka bakar grade III ·

- Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen ·

Page 8: case Luka Bakar grade III

8

- Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung

ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur. ·

- Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai

mengenai otot dan tulang.1

4. Luka Bakar grade IV

- Berwarna hitam.

2.5 PENILAIAN LUAS LUKA BAKAR

Beberapa cara penentuan derajat luka bakar.

1. Palmar surface

Luas permukaan pada telapak tangan pasien (termasuk

jari-jari)secara kasar adalah 0,8% dari seluruh luas

permukaan tubuh. Permukaan telapak tangan dapat

digunakan untuk mengukur luka bakar yang kecil

(<15%>85% luas permukaan tubuh). Untuk luka bakar

dengan ukuran sedang, pengukuran dengan cara ini

tidak akurat.

2. Wallace rule of nines

Merupakan cara yang baik dan cepat untuk mengukur

luas luka bakar pada orang dewasa. Tubuh dibagi

menjadi area 9%, dan total daerah yang terkena luka

bakar dapat dihitung. Tetapi cara ini tidak akurat pada

anak-anak. Pada anak dan bayi digunakan rumus lain

karena luas relatif permukaan kepala anak jauh lebih

besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil.

Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh

anak kecil berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi dan

rumus 10-15-20 untuk anak. Untuk anak, kepala dan

leher 15 %, badan depan dan belakang masing-masing

20 %, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10

Page 9: case Luka Bakar grade III

9

%, ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15

%.9

Gambar 2.2 Rule Of Nine

3. Lund and Bowder chart

Tabel ini, apabila digunakan dengan benar, merupakan

cara yang paling akurat. Tabel ini mengkompensasi

variasi bentuk tubuh dengan umur, sehingga dapat

memberikan perhitungan luas luka bakar yang akurat

pada anak-anak.7

LOKASIUSIA (Tahun)

0-1 1-4 5-9 10-15 DEWASAKEPALA 19 17 13 10 7LEHER 2 2 2 2 2DADA & PERUT

13 13 13 13 13

PUNGGUNG 13 13 13 13 13PANTAT KIRI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5PANTAT KANAN

2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

KELAMIN 1 1 1 1 1LENGAN ATAS KA.

4 4 4 4 4

LENGAN ATAS KI.

4 4 4 4 4

LENGAN BAWAH KA

3 3 3 3 3

LENGAN BAWAH KI.

3 3 3 3 3

TANGAN KA 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5

Page 10: case Luka Bakar grade III

10

TANGAN KI 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5PAHA KA. 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5PAHA KI. 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5TUNGKAI BAWAH KA

5 5 5,5 6 7

TUNGKAI BAWAH KI

5 5 5,5 6 7

KAKI KANAN 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5KAKI KIRI 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5

Tabel 2.1. Lund and Bowder Chart

2.6 PENYEBAB LUKA BAKAR

1. Api

2. Luka bakar kontak (terkena rokok, solder atau alat-alat

memasak)

3. Air panas

4. Uap panas

5. Gas panas

6. Listrik

7. Semburan panas

8. Ter4

2.7 PEMERIKSAAN PENUNJANG

Terutama untuk luka bakar yang berat:

Lab darah :

1. Hitung jenis

2. Kimia darah

3. Analisa gas darah dengan carboxyhemoglobin

4. Analisis urin

5. Creatinin Phosphokinase dan myoglobin urin ( Luka

bakar akibat listrik)

6. Pemeriksaan factor pembekuan darah ( BT, CT)

Page 11: case Luka Bakar grade III

11

Radiologi

1. Foto thoraks : untuk mengetahui apakah ada

kerusakan akibat luka bakar inhalasi atau adanya

trauma dan indikasi pemasangan intubasi

2. CT scan : mengetahui adanya trauma Tes lain :

dengan fiberoptic bronchoscopy untuk pasien

dengan luka bakar inhalasi.5

2.8 DAMPAK LUKA BAKAR

Efek lokal

1. Kerusakan jaringan

Pembuluh kapiler yang terpajan suhu tinggi

rusak dan sel darah yang ada di dalamnya ikut

rusak sehingga dapat terjadi anemia. Luka bakar

menyebabkan rupturnya sel atau nekrosis sel.

Sel yang di perifer masih dapat hidup tapi

sebagian ada yang rusak. Akibat rusaknya

mikrosirkulasi perifer lapisan kolagen akan

berubah bentuk dan rusak. Pembuluh kapiler

yang mengalami trombosis, padahal pembuluh

ini membawa sistem pertahanan tubuh atau

antibiotik., permeabilitas kapiler akan

meningkat mengakibatkan kebocoran cairan

intravaskuler sehingga terjadi oedem. Luka

bakar derajat tiga yang dibiarkan sembuh sendiri

akan mengalami kontraktur. Bila ini terjadi di

persendian, fungsi sendi dapat berkurang atau

hilang. ·

Page 12: case Luka Bakar grade III

12

2. Inflamasi

Reakasi infalamasi yang paling awal terlihat

adalah erythema, yang disebabkan karena

respon neurovaskular mengakbibatkan

vasodilatasi pembuluh darah. Makin berat

kerusakan jaringan, respon inflamasi yang

muncul akan makin lama bertahan. Makrofag

akan menghasilkan mediator inflamasi seperti

cytokine dan sel fagosit nekrotik. Netrofil dan

limfosit akan menghalangi terjadinya infeksi. ·

3. Infeksi

Luka bakar merupakan media yang baik untuk

pertumbuhan mikroorganisme, biasanya akan

menyebabkan infeksi dalam 24-48 jam. Dalam

kondisi yang lebih berat akan muncul bakteriemi

atau septikemi yang kemudian akan tejadi

penyebaran infeksi ke tempat yang lain.

Bakteriemi merupakan penyebab kematian

tersering pada luka bakar mulai dari 24 jam

pertama sampai pada luka bakar yang sudah

sembuh. Streptococcus β-hemolitikus dan

pseudomonas memproduksi enzym protease

yang dapat mencegah penempelan dari skin

graft. Infeksi ringan dan noninvasif ditandai

dengan keropeng yang mudah terlepas dengan

nanah yang banyak. Infeksi yang invasive

ditandai dengan keropeng yang mula-mula

kering dengan perubahan jaringan di tepi

Page 13: case Luka Bakar grade III

13

keropeng yang mula-mula sehat menjadi

nekrotik, akibatnya luka bakar yang mula-mula

derajat dua menjadi derajat tiga. Infeksi kuman

menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler

di jaringan yang terbakar dan menimbulkan

trombosis.

Efek regional ·

1. Sirkulasi

Jika terdapat oedem yang luas, maka akan

terjadi pembengkakkan, aliran darah dari

extremitas dapat mengalami obstruksi. Sirkulasi

untuk otot tangan intrinsic dapat terganggu

akibat oedem, dapat terjadi nekrosis yang lama

kelamaan menjadi kontraktur. Akumulasi cairan

interstitial dalam tangan menyebabkan jaringan

kolagen menggembung maksimal sehinggga

terbentuk posisi “claw” ( metacarpalphalangeal

extensi, dan proximal interphalangeal flexi ).

Dapat juga terjadi muscle compartement

syndrome yang mengenai otot flexor dan

extensor extremitas bagian atas maupun bawah.

Efek sistemik ·

1. Kehilangan cairan

Meningkatnya permeabilitas menyebabkan

udem dan menimbulkan bula yang banyak

elektrolit. Hal itu menyebabkan berkurangnya

volume cairan intravaskuler. Kerusakan kulit

akibat luka bakar menyebabkan kehilangan

cairan akibat penguapan yang berlebihan,

masuknya cairan ke bula yang terbentuk pada

luka bakar derajat dua dan pengeluaran cairan

Page 14: case Luka Bakar grade III

14

dari keropeng luka bakar derajat tiga. Bila luas

luka bakar kurang dari 20%, biasanya

mekanisme kompensasi tubuh masih bisa

mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20% akan

terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang

khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat,

nadi kecil, dan cepat, tekanan darah menurun,

dan produksi urin berkurrang. Pembengkakan

terjadi pelan-pelan, maksimal terjadi setelah

delapan jam.

2. Multiple organ failure dan Sepsis

Kegagalan progresif dari ginjal dan hepar di

akibatkan karena kehilangan cairan, toxemia

karena infeksi, sepsis. Ganguan sirkulasi ke

ginjal menyebabkan iskemia ginjal ( tubulus)

berlanjut dengan Akut Tubular Necrosis yang

akhirnya terjadi gagal ginjal (ARF). Gangguan

sirkulasi perifer meneybabkan iskemia otot-otot

dengan dampak pemecahan glikoprotein yang

meningkatkan produksi Nitric Oxide (NO). NO

ini diketau berperan sebagai modulator sepsis.

Ganguan sirkulasi ke kulit dan system integum

menyebabkan gangauan system imun karena

penurunan produksi limfosit dan penurunan

fungsi barier kulit.1 ·

3. Luka bakar inhalasi

Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila

luka terjadi di wajah, dapat terjadi kerusakan

mukosa jalan napas karena gas, asap, atau uap

panas ayang terrisap. Udem laring yang

ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan

Page 15: case Luka Bakar grade III

15

jalan napas dengan gejala sesak napas, takipnea,

stridor, suara serak dan dahak bewarna gelap

akibat jelaga. Luka bakar inhalasi Dapat juga

keracunan gas CO dan gas beracun lainnya.

Karbon monoksida akan mengikat hemoglobin

dengan kuat sehingga hemoglobin tak mampu

lagi mngeikat oksigen. Tanda keracuna ringan

adalah lemas, bingung, pusing, mual dan

muntah. Pada keracunan yang berat terjadi

koma. Bila lebih dari 60% hemoglobin terikat

CO, penderita dapat meninggal.

4. Komplikasi sistemik

Stress atau beban faali yang terjadi pada

penderita luka bakar berat dapat menimbulkan

tukak di mukosa lambung atau duodenum

dengan gejala yang sama dengan tukak peptic.

Kelainan ini disebut tukak Curling. Yang

khawatirkan pada tukak curling ini adalah

penyulit perdarahan yang tampil sebagai

hematemesis dan atau melena. Fase permulaan

luka bakar merupakan fase katabolisme

sehingga keseimbangan protein menjadi negatif.

Protein dalam tubuh banyak hilang karena

eksudasi, metabolisme tinggi, dan infeksi.

Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga

memerlukan kalori tambahan. Tenaga yang

diperlukan pada fase ini terutama didapat dari

pembakaran protein dari otot skelet. Oleh karena

itu penderita menjadi sangat kurus, otot

mengecil dan berat badan menurun.7

Page 16: case Luka Bakar grade III

16

2.9. PERTOLONGAN PERTAMA PADA PASIEN

DENGAN LUKA BAKAR ·

1. Segera hindari sumber api dan mematikan api pada

tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup

bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan

oksigen pada api yang menyala.

2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang

membuat efek Torniket, karena jaringan yang terkena

luka bakar akan segera menjadi oedem.

3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka

bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir

selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses

koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu

tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan

sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat

dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar

dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama

sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Akan

tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang

lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak

seharusnya diberikan langsung pada luka bakar

apapun.9

4. Evaluasi awal Prinsip penanganan pada luka bakar

sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang

lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation)

yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen

spesifik luka bakar pada survey sekunder.

Page 17: case Luka Bakar grade III

17

Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat

luka bakar inhalasi. Biasanya ditemukan sputum

karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong. Luka

bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan

suara, perubahan status mental. Bila benar terdapat luka

bakar inhalasi lakukan intubasi endotracheal, kemudian

beri Oksigen melalui mask face atau endotracheal tube.

Luka bakar biasanya berhubungan dengan luka lain,

biasanya dari luka tumpul akibat kecelakaan sepeda

motor. Evaluasi pada luka bakar harus dikoordinasi

dengan evaluasi pada luka-luka yang lain. Meskipun

perdarahan dan trauma intrakavitas merupakan prioritas

utama dibandingkan luka bakar, perlu dipikirkan untuk

meningkatkan jumlah cairan pengganti.

Anamnesis secara singkat dan cepat harus dilakukan

pertama kali untuk menentukan mekanisme dan waktu

terjadinya trauma. Untuk membantu mengevaluasi

derajat luka bakar karena trauma akibat air mendidih

biasanya hanya mengenai sebagian lapisan kulit (partial

thickness), sementara luka bakar karena api biasa

mengenai seluruh lapisan kulit (full thickness).5,6

2.10 RESUSITASI CAIRAN

Sebagai bagian dari perawatan awal pasien yang terkena

luka bakar, Pemberian cairan intravena yang adekuat harus

dilakukan, akses intravena yang adekuat harus ada, terutama pada

bagian ekstremitas yang tidak terkena luka bakar.

Adanya luka bakar diberikan cairan resusitasi karena

adanya akumulasi cairan edema tidak hanya pada jaringan yang

terbakar, tetapi juga seluruh tubuh. Telah diselidiki bahwa

penyebab permeabilitas cairan ini adalah karena keluarnya sitokin

Page 18: case Luka Bakar grade III

18

dan beberapa mediator, yang menyebabkan disfungsi dari sel,

kebocoran kapiler.

Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga

dan mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.

Kehilangan cairan terbesar adalah pada 4 jam pertama terjadinya

luka dan akumulasi maksimum edema adalah pada 24 jam pertama

setelah luka bakar. Prinsip dari pemberian cairan pertama kali

adalah pemberian garam ekstraseluler dan air yang hilang pada

jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Pemberian cairan paling

popular adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena

luka bakar. Output urin yang adekuat adalah 0.5 sampai

1.5mL/kgBB/jam.

Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah

formula Parkland :

- 24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakar

o contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25 %

o membutuhkan cairan : (25) X (80 kg) X (4 ml) = 8000 ml dalam

24 jam pertama

§ ½ jumlah cairan4000 ml diberikan dalam 8 jam

§ ½ jumlah cairan sisanya4000 ml diberikan dalam 16 jam

berikutnya.

Cara lain adalah cara Evans :

l. luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl /

24 jam

2. luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg =jumah

plasma / 24 jam ( no 1 dan 2 pengganti cairan yang hilang akibat

oedem. Plasma untuk mengganti plasma yang keluar dari

pembuluh dan meninggikan tekanan osmosis hingga mengurangi

perembesan keluar dan menarik kembali cairan yang telah

keluar )

Page 19: case Luka Bakar grade III

19

3. 2000 cc Dextrose 5% / 24 jam (untuk mengganti cairan yang

hilang akibat penguapan )

Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam

pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari

kedua diberikan setengah jumlah cairan pada hari pertama. Dan

hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua.

Cara lain yang banyak dipakai dan lebih sederhana adalah

menggunakan rumus Baxter yaitu :

% x BB x 4 cc. Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8

jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam berikutnya. Hari

pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan RL karena

terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari

pertama. Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka

bakar seluas 20 % permukaan kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4

cc = 4000 cc yang diberikan hari pertama dan 2000 cc pada hari

kedua.9

Kebutuhan kalori pasien dewasa dengan menggunakan formula

Curreri, adalah 25 kcal/kgBB/hari ditambah denga 40 kcal/% luka

bakar/hari.

Petunjuk perubahan cairan:

1. Pemantauan urin output tiap jam ·

2. Tanda-tanda vital, tekanan vena sentral ·

3. Kecukupan sirkulasi perifer ·

4. Tidak adanya asidosis laktat, hipotermi ·

5. Hematokrit, kadar elektrolit serum, pH dan kadar glukosa

2.11.PENGGANTIAN DARAH

Luka bakar pada kulit menyebabkan terjadinya kehilangan

sejumlah sel darah merah sesuai dengan ukuran dan kedalaman

Page 20: case Luka Bakar grade III

20

luka bakar. Sebagai tambahan terhadap suatu kehancuran yang

segera pada sel darah merah yang bersirkulasi melalui kapiler yang

terluka, terdapat kehancuran sebagian sel yang mengurangi waktu

paruh dari sel darah merah yang tersisa. Karena plasma

predominan hilang pada 48 jam pertama setelah terjadinya luka

bakar, tetapi relative polisitemia terjadi pertama kali. Oleh sebab

itu, pemberian sel darah merah dalam 48 jam pertama tidak

dianjurkan, kecuali terdapat kehilangan darah yang banyak dari

tempat luka. Setelah proses eksisi luka bakar dimulai, pemberian

darah biasanya diperlukan.7

2.12.PERAWATAN LUKA BAKAR

Setelah keadaan umum membaik dan telah dilakukan

resusitasi cairan dilakukan perawatan luka. Perawatan tergantung

pada karakteristik dan ukuran dari luka. Tujuan dari semua

perawatan luka bakar agar luka segera sembuh rasa sakit yang

minimal.

Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup.

Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi: pertama dengan

penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel dan

meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur. Kedua, luka

harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi pasien tidak

hipotermi. Ketiga, penutupan luka diusahakan semaksimal

mungkin agar pasien merasa nyaman dan meminimalkan

timbulnya rasa sakit.

Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar:

1. Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan

dengan

sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini

tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep

antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan

kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen,

Page 21: case Luka Bakar grade III

21

Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan

pembengkakan

2. Luka bakar derajat II (superfisial ), perlu

perawatan

luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep

antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan

dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat

ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari

bahan alami (Xenograft (pig skin) atau Allograft

(homograft, cadaver skin) ) atau bahan sintetis (opsite,

biobrane, transcyte, integra)

3. Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III,

perlu

dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision

and grafting ).6,8

2.13 NUTRISI

Penderita luka bakar membutuhkan kuantitas dan

kualitas yang berbeda dari orang normal karena umumnya

penderita luka bakar mengalami keadaan hipermetabolik.

Kondisi yang berpengaruh dan dapat memperberat kondisi

hipermetabolik yang ada adalah:

1. Umur, jenis kelamin, status gizi

penderita,

luas permukaan tubuh, massa bebas lemak.

2. Riwayat penyakit sebelumnya seperti

DM,

penyakit hepar berat, penyakit ginjal dan

Page 22: case Luka Bakar grade III

22

lain-lain.

3. Luas dan derajat luka bakar

4. Suhu dan kelembaban ruangan (

memepengaruhi kehilangan panas melalui

evaporasi)

5. Aktivitas fisik dan fisioterapi

6. Penggantian balutan

7. Rasa sakit dan kecemasan

8. Penggunaan obat-obat tertentu dan

pembedahan.

Dalam menentukan kebutuhan kalori basal pasien

yang paling ideal adalah dengan mengukur kebutuhan

kalori secara langsung menggunakan indirek kalorimetri

karena alat ini telah memperhitungkan beberapa faktor

seperti BB, jenis kelamin, luas luka bakar, luas permukan

tubuh dan adanya infeksi. Untuk menghitung kebutuhan

kalori total harus ditambahkan faktor stress sebesar 20-

30%. Tapi alat ini jarang tersedia di rumah sakit.

Perhitungan kebutuhan kalori pada penderita luka

bakar perlu perhatian khusus karena kurangnya asupan

kalori akan berakibat penyembuhan luka yang lama dan

juga meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas. Disisi

lain, kelebihan asupan kalori dapat menyebabkan

hiperglikemi, perlemakan hati.

Penatalaksanaan nutrisi pada luka bakar dapat

dilakukan dengan beberapa metode yaitu : oral, enteral dan

parenteral.

Untuk menentukan waktu dimualinya pemberian

nutrisi dini pada penderita luka bakar, masih sangat

bervariasi, dimulai sejak 4 jam pascatrauma sampai dengan

48 jam pascatrauma.

Page 23: case Luka Bakar grade III

23

Komposisi Makronutrien ·

1. Karbohidrat

Konsekuensi pasca luka bakar berat adalah

keadaan hiperglikemia. Kadar gula darah yang tinggi

pada fase shock akibat dari menurunnya fungsi

insulin terhadap peningkatan kadar gula darah.

Intoleransi glukosa ini akan tetap bertahan pada fase

flow yang sekarang terutama disebabkan resistensi

insulin di jaringan dan peningkatan

glukoneogenesis. Pada pasien luka bakar berat

sangat diperlukan pemantauan terhadap

hiperglikemia dan glukosuria. Pemberian insulin

kadan dibutuhkan untuk meningkatkan kadar

glukosa serum dan memaksimalkan utilisasi

glukosa. Anjuran pemberian karbohidrat adalah 60-

65% kalori total atau tidak melebihi

4-5mg/kgBB/menit. ·

2.Protein

Pasca luka bakar, metabolisme protein akan

berubah cepat dimana pada fase akut asam amino

akan dijadikan sumber energi. Status protein tubuh

dipengaruhi oleh pelepasan nitrogen melalui

eksudat luka dan urin, kemampuan hati untuk

membentuk protein dan adekuatnya nutrisi. Asam

amino merupakan substrat untuk penyembuhan

luka. Dalam usaha untuk meningkatkan sintesis

protein viseral, menjaga balance nitrogen +, dan

meningkatkan mekanisme pertahahan tubuh, maka

pada luka bakar berat dianjurkan pemberian protein

Page 24: case Luka Bakar grade III

24

sebesar 23-25% kalori total dengan perbandingan

kalori : nitrogen = 80 : 1 atau 2, 5 - 4 g

protein/kgBB. Perlu juga diperhatikan jenis protein

yang diberikan, sebaiknya adalah protein bernilai

biologis tinggi. Pemberian diet protein tinggi dapat

menjadi beban bagi ginjal, oleh karena itu

dibutuhkan pemantauan seperti status cairan, kadar

ureum, dan kreatinin serum. ·

3.Lemak

Pemberian lemak berkontribusi untuk

meminimalkan katabolisme protein endogen

dengan jalan memenuhi kebutuhan energi. Asam

lemak omega-3 khususnya asam ekosapentanoat

(EPA) yang dapat diperoleh dari minyak ikan

merupakan precursor dari ekosanoid

prostaglandin seri 3 (PGE-3) dan leukotrien seri

Keduannya berefek antiinflamasi dan

meningkatkan sistem imunitas tubuh, demikian

pula PGE-3 berperan sebagai vasodilator.

Omega-3 akan berkompetisi dan menginhibisi

pembentukan PGE-1 dan PGE-2 dari asam

linoleat, sehingga omega-3 ini sangat dianjurkan

pada pasien luka bakar. Penelitian menunjukan

dalam usaha untuk meningkatkan sistem

imunitas tubuh, maka pemebrian asam lemak

omega-6 dan omega-3 dalam perbandingan yang

ideal adalah 2-3 : 1 dan akan berefek

mengurangi kondisi imunosupresan pasca luka

bakar. Pemberian lemak pasca trauma sebesar 5-

15% dari total kalori.

Page 25: case Luka Bakar grade III

25

Suplemen Mikronutrien

Mikronutrien diperlukan sebagai koenzim dan

kofaktor untuk reaksi fisiologis dalam sel, metabolisme

makronutrien dan energi. Dengan meningkatnya

kebutuhan energi dan protein, kehilangan melalui luka,

perubahan metabolisme, absorpsi, eskresi, dan utilisasi

maka kebutuhan mikronutrien ini perlu ditingkatkan.

Vitamin berpotensi untuk sintesis protein,

penyembuhan luka, meningkatkan fungsi imunitas dan

anti oksidan pada penderita luka bakar dalam kondisi

sakit berat dan hipermetabolisme, maka kebutuhan

vitamin ini meningkat. Dianjurkan peningkatan

suplementasi 50-100 kali RECOMENDET DAILY

ALLOWANCE (RDA) untuk vitamin larut air dan

vitamin E. Sedangkan dosis aman untuk vitamin larut

lemak dan vitamin B6 sampai 10 kali RDA.

Mineral juga memainkan peranan penting dalam

penyembuhan luka, fungsi imunitas dan anti oksidan.1

2.14 EARLY EXICISION AND GRAFTING (E&G)

Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif

dan kemudian luka ditutup dengan cangkok kulit

(autograft atau allograft ), setelah terjadi penyembuhan,

graft akan terkelupas dengan sendirinya. E&G

dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka, pada umumnya

tiap harinya dilakukan eksisi 20% dari luka bakar

kemudian dilanjutkan pada hari berikutnya. Tapi ada

juga ahli bedah yang sekaligus melakukan eksisi pada

seluruh luka bakar, tapi cara ini memiliki resiko yang

lebih besar yaitu : dapat terjadi hipotermi, atau terjadi

perdarahan masive akibat eksisi.

Page 26: case Luka Bakar grade III

26

Metode ini mempunyai beberapa keuntungan

dengan penutupan luka dini, mencegah terjadinya

infeksi pada luka bila dibiarkan terlalu lama,

mempersingkat durasi sakit dan lama perawatan di

rumah sakit, memperingan biaya perawatan di rumah

sakit, mencegah komplikasi seperti sepsis dan

mengurangi angka mortalitas. Beberapa penelitian

membandingkan teknik E&G dengan teknik

konvensional, hasilnya tidak ada perbedaan dalam hal

kosmetik atau fungsi organ, bahkan lebih baik hasilnya

bila dilakukan pada luka bakar yang terdapat pada

muka, tangan dan kaki.

Pada luka bakar yang luas (>80% TBSA), akan

timbul kesulitan mendapatkan donor kulit. Untuk itu

telah dikembangkan metode baru yaitu dengan kultur

keratinocyte. Keratinocyte didapat dengan cara biopsi

kulit dari kulit pasien sendiri. Tapi kerugian dari

metode ini adalah membuthkan waktu yang cukup

lama (2-3 minggu) sampai kulit (autograft) yang baru

tumbuh dan sering timbul luka parut. Metode ini juga

sangat mahal.6

2.15 ANTIMIKROBA

Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya

barier pertahanan kulit sehingga memudahkan

timbulnya koloni bakteri atau jamur pada luka. Bila

jumlah kuman sudah mencapai 105 organisme jaringan,

kuman tersebut dapat menembus ke dalam jaringan

yang lebih dalam kemudian menginvasi ke pembuluh

darah dan mengakibatkan infeksi sistemik yang dapat

menyebabkan kematian. Pemberian antimikroba ini

Page 27: case Luka Bakar grade III

27

dapat secara topikal atau sistemik. Pemberian secara

topikal dapat dalam bentuk salep atau cairan untuk

merendam. Contoh antibiotik yang sering dipakai :

Salep : Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver

nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk

luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B,

Nysatatin, mupirocin , Mebo. ·

MEBO/MEBT (Moist Exposed Burn Ointment /

Therapy) BROAD SPECTRUM OINTMENT Preparat

herbal, mengungakan zat alami tanpa kimiawi Toxisitas

dan efek samping belum pernah ditemukan Terdiri

dari :1. Komponen Pengobatan : beta sitosterol,

bacailin, berberine Yang mempunyai efek : Analgesik,

anti-inflamasi, anti-infeksi pada luka bakar dan mampu

mengurangi pembentukan jaringan parut. 2. Komponen

Nutrisi : amino acid, fatty acid dan amylose, yg

memberikan nutrisi untuk regenerasi dan perbaikan

kulit yg terbakar. Efek pengobatan : · Menghilangkan

nyeri luka bakar · Mencegah perluasan nekrosis pada

jaringan yg terluka. · Mengeluarkan jaringan nekrotik

dengan mencairkkannya · Membuat lingkungan lembab

pada luka , yg dibutuhkan selama perbaikan jaringan

kulit tersisa. · Kontrol infeksi dengan membuat suasana

yg jelek untuk pertumbuhan kuman. bukan dengan

membunuh kuman. · Merangsang pertumbuhan PRCs

( potential regenerative cell ) dan stem cell untuk

penyembuhan luka dan mengurangi terbentuknya

jaringan parut · Mengurangi kebutuhan untuk skin graft

Prinsip penanganan luka bakar dgn MEBO

• Makin cepat diberi MEBO , hasilnya lebih baik

( dalam 4-12 jam setelah kejadian)

Page 28: case Luka Bakar grade III

28

• Biarkan luka terbuka

• Kelembaban yg optimal pada luka dengan MEBO

• Pemberian salep harus teratur & terus menerus

tiap6-12 jam dibersihkan dengan kain kasa steril jangan

dibiarkan kulit terbuka tanpa salep > 2-3 menit untuk

mencegah penguapan cairan di kulit dan microvascular

menyebabkan thrombosit merusak jaringan dibawahnya

yang masih vital.

• Pada pemberian jangan sampai kesakitan /

berdarah, menimbulkan perlukaan pada jaringan hidup

tersisa

• Luka jangan sampai maserasi maupun kering

• Tidak boleh menggunakan : desinfektan (apapun) ,

saline atau air untuk Wound debridement

2.16 KONTROL RASA SAKIT

Rasa sakit merupakan masalah yang signifikan

untuk pasien yang mengalami luka bakar untuk melalui

masa pengobatan. Pada luka bakar yang mengenai

jaringan epidermis akan menghasilkan rasa sakit dan

perasaan tidak nyaman. Dengan tidak terdapatnya

jaringan epidermis (jaringan pelindung kulit), ujung

saraf bebas akan lebih mudah tersensitasi oleh

rangsangan. Pada luka bakar derajat II yang dirasakan

paling nyeri, sedangkan luka bakar derajat III atau IV

yang lebih dalam, sudah tidak dirasakan nyeri atau

hanya sedikit sekali. Saat timbul rasa nyeri terjadi

peningkatan katekolamin yang mengakibatkan

peningkatan denyut nadi, tekanan darah dan respirasi,

Page 29: case Luka Bakar grade III

29

penurunan saturasi oksigen, tangan menjadi

berkeringat, flush pada wajah dan dilatasi pupil.

Pasien akan mengalami nyeri terutama saat ganti

balut, prosedur operasi, atau saat terapi rehabilitasi.

Dalam kontrol rasa sakit digunakan terapi farmakologi

dan non farmakologi. Terapi farmakologi yang

digunakan biasanya dari golongan opioid dan NSAID.

Preparat anestesi seperti ketamin, N2O (nitrous oxide)

digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit

seperti saat ganti balut. Dapat juga digunakan obat

psikotropik sepeti anxiolitik, tranquilizer dan anti

depresan. Penggunaan benzodiazepin dbersama opioid

dapat menyebabkan ketergantungan dan mengurangi

efek dari opioid.8

2.17 ESCHAROTOMY

Luka bakar grade III yang melingkar pada

ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang

progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi

cairan, dan saat adanya pengerutan keropeng. Iskemi

dapat menyebabkan gangguan vaskuler pada jari-jari

tangan dan kaki. Tanda dini iskemi adalah nyeri,

kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada

ujung-ujung distal. Juga luka bakar menyeluruh pada

bagian thorax atau abdomen dapat menyebabkan

gangguan respirasi, dan hal ini dapat dihilangkan

dengan escharotomy. Dilakukan insisi memanjang yang

membuka keropeng sampai penjepitan bebas.8

2.18 PERMASALAHAN PASCA LUKA BAKAR

Page 30: case Luka Bakar grade III

30

Setelah sembuh dari luka, masalah berikutnya

adalah jaringan parut yang dapat berkembang menjadi

cacat berat. Kontraktur kulit dapat mengganggu fungsi

dan menyebabkan kekakuan sendi atau menimbulkan

cacat estetik yang buruk sekali sehingga diperlukan

juga ahli ilmu jiwa untuk mengembalikan kepercayaan

diri.

Permasalahan-permasalahan yang ditakuti pada luka

bakar:

§ Infeksi dan sepsis

§ Oliguria dan anuria

§ Oedem paru

§ ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome )

§ Anemia

§ Kontraktur

§ Kematian7

2.19 PROGNOSIS

Prognosis pada luka bakar tergantung dari derajat

luka bakar, luas permukaan badan yang terkena luka

bakar, adanya komplikasi seperti infeksi, dan kecepatan

pengobatan medikamentosa. Luka bakar minor dapat

sembuh 5-10 hari tanpa adanya jaringan parut. Luka

bakar moderat dapat sembuh dalam 10-14 hari dan

mungkin menimbulkan luka parut. Luka bakar mayor

membutuhkan lebih dari 14 hari untuk sembuh dan

akan membentuk jaringan parut. Jaringan parut akan

membatasi gerakan dan fungsi. Dalam beberapa kasus,

pembedahan diperlukan untuk membuang jaringan

parut.

Page 31: case Luka Bakar grade III

31

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Laporan kasus

I. IDENTITAS PASIEN

No. Rekam Medik : 11.93.22

Tanggal Masuk : 03 Desember 2014

Nama Pasien : Ny. J

Umur : 27 tahun

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Lorong Keramat RT. 07 RW. 02 No.221 5 ulu.

Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada 04 Desember 2014

II. ANAMNESIS (Autoanamnesis dilakukan pada tanggan 04-12-

2014)

1. Keluhan Utama

Pasien di bawa ke IGD RSUD BARI setelah disiram asam cuka oleh suami

pasien.

Page 32: case Luka Bakar grade III

32

2. Riwayat Perjalanan Penyakit

± Satu jam SMRS os di siram asam cuka oleh suami os setelah mengalami

perkelahian. Os di siram asam cuka sebanyak ± 250 cc (dalam botol

kratingdeng), os di siram dari arah kiri dan mengenai wajah, leher, tangan serta

perut bagian kiri. Setelah disiram os langsung berendam di dalam drum berisi

air selama ± 5 menit kemudian os keluar dari drum dan menyiramkan air ke

tubuh os selama ± 30 menit, lalu os membalurkan susu kental manis, minyak

ular, dan putih telur ke bagian tubuh yang terkena asam cuka dan didiamkan

selama ± 30 menit.

3. Riwayat Penyakit dahulu

Jantung ( - ) Hipertensi ( - )

Ginjal ( - ) Alergi obat ( - )

DM ( - ) Asma ( - )

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Jantung ( - ) DM ( - )

Paru ( - ) Hipertensi ( - )

Hati ( - ) Alergi ( - )

Ginjal ( - )

III. PEMERIKSAAN FISIK (dilakukan pada tanggal 04-12-2014)

1. Status Generalis

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Tanda Vital :

- Tekanan darah : 120/80 mmHg

- Nadi : 82 x/menit

- Pernapasan : 20 x/menit

- Suhu : 36,4 0C

d. Tinggi Badan : 160 cm

Page 33: case Luka Bakar grade III

33

e. Berat badan : 55 kg

f. Mata : Konjungtiva anemis (-) Sklera ikterik ( - / - )

g. Leher : Pembesaran KGB ( - ) JVP : 5-2 mmH2O

h. THT : Mukosa bibir kering ( - ) Sianosis ( - )

Pembesaran tonsil ( -/- ) Faring Hiperemis ( - )

2. Status Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar, nyeri (+), luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak luka bakar, warna kemerahan,

tampak titik perdarahan, nyeri (+), luas luka bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak luka bakar, nyeri (+), luas luka

bakar ± 4%

IV. Pemeriksaan Laboratorium

Darah rutin

1. Hb : 12, 6 g/dl Nilai Normal : 12-14 g/dl

2. Leukosit : 11.500/ ul Nilai Normal : 5.000-10.000/ ul

3. Trombosit : 234.000/ul Nilai Normal : 200.000-400.000/ul

3. HT : 38,1%

4. Hitung Jenis : 0/0/1/79/13/7 Nilai Normal : Basofil : 0-1%

Eusinofil : 1-3%

Batang : 2-6%

Segmen : 50-70%

Limfosit : 20-40%

Monosit : 2-8%

5. Golongan darah : A

Page 34: case Luka Bakar grade III

34

6. Rhesus : (+)

7. BT : 3’

8. CT : 8’

V. Diagnosis Kerja

Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13%

VI. Penatalaksanaan

1. Luka bakar disiram dengan air mengalir atau NaCl

2. Cairan intravena :

Menggunakan rumus Baxter :

Luas luka bakar dalam persen x BB dalam kg x 4 ml larutan Ringer

13 x 55 x 4 = 2.860 ml larutan Ringer

Hari pertama

- Separuh jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama1.430

ml

- Sisanya diberikan dalam 16 jam.

Hari kedua

- Diberikan setengah cairan hari pertama

3. Pasang Kateter

4. Inj. ATS

5. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)

6. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)

7. Kompres Nacl

VII.Prognosis

Bonam

Page 35: case Luka Bakar grade III

35

FOLLOW UP

Kamis, 04 Desember 2014

Pk. 07.00 WIB

S : Nyeri di tempat Luka bakarO : KU : Baik

VS : - TD 120/80 mmHg- Nadi 82 x/menit- RR 22 x/menit- Suhu 36,4 0CStatus Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar, nyeri (+),

luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak luka

bakar, warna kemerahan,

tampak titik perdarahan, nyeri (+), luas

luka bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak luka

bakar, nyeri (+), luas luka

bakar ± 4%

A : Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13%P : 1. IVFD RL gtt 20/menit

2. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)4. Kompres Nacl

Jumat, 05 Desember 2014

Pk. 07.00 WIB

S : Nyeri Luka bakar berkurang, luka terasa gatalO : - Nadi 80 x/menit

- RR 20x/menit- Suhu 36,5 0CStatus Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar, nyeri (+),

Page 36: case Luka Bakar grade III

36

luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak luka

bakar, titik perdarahan (-), nyeri (+), luas luka

bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak luka

bakar, nyeri (+), luas luka

bakar ± 4%

A : Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13%P : 1. IVFD RL gtt 20/menit

2. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)4. Kompres Nacl

Sabtu, 06 Desember 2014

Pk. 07.00

S: Nyeri luka bakar berkurangO: KU : Baik

VS : - TD 120/80 mmHg- Nadi 80 x/menit- RR 20x/menit- Suhu 36,3 0CStatus Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar, nyeri

(+), luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak

luka bakar, titik perdarahan (-), nyeri (+),

luas luka bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak luka

bakar, nyeri (+), luas luka

bakar ± 4%A: Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13%P : 1. IVFD RL gtt 20/menit

2. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)4. Mandi Detol pagi dan sore

Senin, 08 Desember 2014

Pk. 07.00

S: Nyeri luka bakar (-)O: - TD 130/80 mmHg

- Nadi 80 x/menit- RR 20x/menit- Suhu 36,3 0CStatus Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar,

Page 37: case Luka Bakar grade III

37

nyeri (+), luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak

luka bakar, titik perdarahan (-), nyeri

(+), luas luka bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak

luka bakar, nyeri (+), luas luka bakar

± 4%

A: Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13%P: 1. IVFD RL gtt 20/menit

2. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)4. Mandi Detol pagi dan sore

Selasa, 09 Desember 2014

Pk. 07.00

S: Nyeri Luka bakar (-)O: KU : Baik

VS : - TD 120/80 mmHg- Nadi 80 x/menit- RR 20x/menit- Suhu 36,4 0CStatus Lokalis

a. Regio facialis : Tampak luka bakar, nyeri (+),

luas luka bakar ± 4%

b. Ekstremitas superior sinistra : Tampak luka

bakar, titik perdarahan (-), nyeri (+), luas luka

bakar ± 5%

c. Regio abdominalis sinistra : tampak luka

bakar, nyeri (+), luas luka bakar ± 4%

A: Trauma luka bakar bahan kimia derajat I 13 %P: 1. IVFD RL gtt 20/menitaff

2. Inj. Ketorolac 3 x 30 mg (iv)stop3. Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram (iv)stop4. Mandi Detol pagi dan sore5. Boleh pulang

Page 38: case Luka Bakar grade III

38

3.2.Pembahasan

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien disiram dengan asam cuka yaitu

bahan kimia berupa asam kuat, dan dari gejala klinis didapatkan keluhan nyeri

pada daerah yang terkena asam cuka, tidak ada gelembung atau bula yang berisi

cairan eksudat, permukaan kulit tidak lebuh rendah dari jaringan sekeliling yang

masih sehat, kulit tampak kemerahan hal ini menunjukkan bahwa luka bakar

merupakan derajat I.

Dari pemeriksaan fisik tidak di dapatkan tanda-tanda syok hipovolemik

maupun anemia, pada status lokalis didapatkan luka bakar pada regio fasialis ±

4%, pada ekstremitas superior sinistra ± 5%, dan pada regio abdominalis sinistra ±

4% sehingga didapatkan luas luka bakar 13%.

Dari penatalaksanaan awal (di rumah) yaitu pasien berendam di dalam

drum merupakan tindakan yang kurang tepat karena dengan berendam di dalam

drum dapat menyebabkan perluasan dari luka bakar yang disebabkan oleh air yang

terkontaminasi dengan zat kimia (asam cuka), seharusnya tubuh pasien hanya di

siram dengan air mengalir untuk mengurangi konsentrasi dari asam cuka.

Untuk penatalaksanaan awal (di IGD) sudah tepat yaitu di berikan hidrasi

cairan, pemberian antibiotik dan ATS untuk pencegahan infeksi, dan pemberian

analgetik sebagai obat simptomatik.

Page 39: case Luka Bakar grade III

39

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.Kesimpulan Setelah dilakukan pembahasan,dapat diambil

kesimpulan :Diagnosis pada kasus ini sudah tepat.

1. Penatalaksanaan pada kasus ini sudah tepat.

4.2.Saran

1. Perlu dilakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang pertolongan

pertama pada luka bakar

2. Tenaga medis harus tepat menatalaksana dalam meminimalisir komplikasi

luka bakar

Page 40: case Luka Bakar grade III

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Wim de Jong. 2011. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu

Bedah. Edisi 2. EGC. Jakarta. p 66-88

2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.

Dalam : Surabaya Plastic Surgery.

3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Saunders Elsevier.

Philadelphia. p 118-129

4. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment.

Edisi 12. McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259

5. Jerome FX Naradzay. http: // www. emedicine. com/ med/ Burns,

Thermal. December 2014

6. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: //

www.nlm.nih.gov/medlineplus. November 2014

7. Benjamin C. Wedro. First Aid for Burns.

http://www.medicinenet.com. December 2014

8. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in :

Schwartz’s Principles of Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New

York. p.189-216

9. St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book,

Chapter 19. http://en.wikipedia.org/wiki/Burn_%28injury%29.

December 2014

10. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: //

www.mayo.clinic.com.November 2014

11. Ernest B.Hawkins. Burns. http://www.umm.edu/ . December 2014

Page 41: case Luka Bakar grade III

41

Lampiran