Case Konjungtivitis Bakteria

40
KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL Disusun oleh: -Citra Purnama Pratiwi -Dian Tanjung -Jen Marbun -Nyoman Astri

description

Konjungtivitis

Transcript of Case Konjungtivitis Bakteria

  • KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL

    Disusun oleh:-Citra Purnama Pratiwi-Dian Tanjung-Jen Marbun-Nyoman Astri

  • ANATOMI MATA

  • KONJUKTIVITISDEFINISI : Inflamasi pd selaput konjunktiva.

    ETIOLOGI :Bakteria.Virus.Kecederaan bahan kimia.Obat mata topikal, kosmetik.

  • MANIFESTASI KLINIKAL :Pada kedua mata.Mata gatal, berpasir & tidak sakit.Discharge mukopurulen/purulen, bulu & kelopak mata melekat, berkerak.Konjunktival tarsal & bulbar merah, kemosis akut.Penglihatan normal.Kelopak mata bengkak.Fotofobia jika kornea terlibat.

  • Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakteri tergantung pada agen mikrobiologinya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat memberikan terapi awal dengan antimikrobial topikal.

    Terapi konjungtivitis bakteri hiperakutJika didapatkan hasil diplokokus gram negatif dicurigai agen penyebab adalah Neisseria CDC merekomendasikan terapi konjungtivitis bakteri hiperakut dengan antiobiotik sistemik ceftriaxone 1 gram dosis tunggal injeksi IM dikombinasikan dengan eye lavage menggunakan saline 4 kali sehari sampai sekretnya habis terbuang.Penatalaksanaan

  • Terapi konjungtivitis bakteri akut atau subakut, dan kronisKonjugtivitis bakteri akut atau subakut biasanya sembuh spontan, sembuh sendiri dalam 8 hari.

    Pengobatan dengan antibiotik mempercepat penyembuhan, mengurangi kemungkinan terjadinya komplikasi dan mengurangi penyebaran.

    Terapi yang dianjurkan adalahTetes/salep mata antibiotik spektrum luas: neomisin, polimiksin, ciprofloxasin, ofloxasin, atau levofloxasin selama kurang lebih 4-5 hari.Vitamin C 500 mg 1 x sehari.Antiinflamasi 2x1 sehari bila disertai dengan edema palpebra.Tidak perlu antibiotika sistemik dan analgesik.

    Konjungtivitis bakteri kronis dapat diterapi seperti diatas, namun harus juga dihilangkan fokal infeksi yang menjadi sumber infeksi.

  • Keratitis punctata superfisialis dan Dakriosistitis akut.Blefaritis marginal menahun sering menyertai konjungtivitis stafilokokus kecuali pada pasien sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut konjungtiva dapat terjadi pada konjungtivitis pseudomembranosa dan membranosa dan pada kasus tertentu yang dikuti ulserasi kornea dan perforasi sampai endoftalmos.Ulserasi kornea marginal dapat terjadi pada infeksi N gonorrhoeae, N kochii, N meningitidis, H aegyptius, S aureus, dan M catarrhalis. Jika produk toksik dari N gonorrhoeae berdifusi melalui kornea masuk camera anterior, dapat timbul iritis toksikKomplikasiUlkus kornea dan Perforasi pada Konjungtivitis Hiperakut oleh karena N. Gonorhoeae

  • Prognosis konjungtivitis bakterial akut umumnya baik dan hampir selalu sembuh sendiri.

    Tanpa diobati, infeksi dapat berlangsung selama 10 - 14 hari

    Jika diobati dengan memadai sembuh dalam 1-3 hari, kecuali konjungtivitis bakteri karena stafilokokus (yang dapat berlanjut menjadi blefarokonjungtivitis dan memasuki tahap menahun) dan konjungtivitis bakteri hiperakut (yang bila tidak dapat diobati dapat berakibat perforasi kornea dan endoftalmitis).

    Karena konjungtiva gerbang masuk bagi meningokokus ke dalam darah dan meninges, hasil akhir konjungtivitis meningokokus septikemia dan meningitisPrognosis

  • STATUS PASIEN

  • Keluhan Utama: Mata sebelah kanan dan kiri merah sejak 4 hari yang lalu.

    Keluhan Lain: Mata terasa seperti ada pasir dan sewaktu bangun dipagi hari pasien susah membuka mata.

  • RPSPasien datang ke Puskesmas Pondok Bambu I diantar oleh Ibunya dengan keluhan kedua mata merah yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Kakak pasien mengalami keluhan seperti pasien 6 hari yang lalu dan telah berobat ke puskesmas. Namun tidak begitu lama, saat kakak pasien masih dalam tahap penyembuhan, pasien tertular dan mengalami keluhan yang sama seperti kakak pasien. Pasien mengatakan awalnya mata kiri terlebih dahulu yang merah kemudian karena terasa seperti ada pasir pasien mengucek-ngucek dan tanpa sadar pasien pegang mata sebelah kanan sehingga keesokan harinya mata kanan pasien jadi ikut merah juga. Selain itu pada pagi hari saat pasien bangun tidur menjadi susah untuk membuka mata karena banyaknya kotoran mata yang menutupi kedua mata pasien. Pasien tidak merasakan adanya gatal pada kedua mata. Pasien tidak pernah berobat ke dokter atau ke puskesmas. Untuk keluhan pada pasien, ibu pasien hanya memberikan obat tetes mata yang dibeli diwarung tapi tidak ada perubahan. Pasien sering dijemput tetangganya bersama teman satu sekolahnya dengan motor tanpa pakai pelindung mata. Pasien sangat aktif dan setiap hari pasien senang bermain sepakbola bersama teman-teman sekolah maupun dilingkungan rumah.

  • Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya.Orangtua pasien menyangkal pasien memiliki riwayat alergi.

  • Riwayat Penyakit KeluargaKakak pasien mengalami keluhan seperti pasien 6 hari yang lalu dan telah berobat ke puskesmas.Riwayat alergi didalam keluarga disangkal.

  • Riwayat Kebiasaan dan Kehidupan PribadiPola kebersihan diri pasien kurang yaitu pasien tidak membiasakan mencuci tangan setelah melakukan aktivitas. Setiap hari pasien senang bermain sepakbola bersama teman-teman sekolah maupun dilingkungan rumah.

  • Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal dengan ayah pasien berumur 38 tahun ibu pasien yang berumur 37 tahun serta satu kakak laki-laki yang berumur 13 tahun.Rumah pasien terdiri dari dua kamar tidur, satu kamar mandi, dan satu ruang tamu dan bisa dipakai sebagai ruang keluarga, serta satu dapur kecil di bagian belakang rumah. Sumber air yang digunakan adalah air PAM. Septic tank jaraknya sekitar kurang lebih 7 m dari sumber air.Ayah pasien adalah karyawan di salah satu tempat usaha, sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Penghasilan per bulan ayah pasien Rp 2.500.000,-

  • DATA ANGGOTA KONTAK SERUMAH

  • Pemeriksaan FisikKeadaan Umum dan Tanda-tanda vital termasuk status giziKesadaran: Compos mentisKeadaan Umum: Tampak sakit beratTinggi badan: 115 cmBerat Badan: 22 KgStatus Gizi: NormalTanda Vital:Tekanan Darah: 120/70 mmHgNadi: 120 x / menitPernafasan: 38 x / menitSuhu: 36,2 C

  • Status GeneralisKepala: Normocephali, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabutMata: Palpebra superior/inferior oedem +/+, konjungtiva forniks superior/inferior hiperemis +/+, konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtiva +/+, kornea jernih +/+, reflex cahaya langsung +/+, reflex cahaya tidak langsung +/+, pupil bulat dan isokor.Telinga: Liang telinga lapang/ lapang, tidak ada serumen, sekret -/-Hidung: Tidak ada deformitas, liang hidung lapang/ lapang, sekret -/-, tampak pernafasan cuping hidungTenggorokan: Uvula ditengah, arkus faring simetris, arkus faring tidak hiperemis, tonsil tidak hiperemis, T1-T1

  • Paru-ParuInspeksi : Gerakan dinding dada simetris, iktus cordis tidak terlihatPalpasi: Vokal fremitus teraba simetrisPerkusi: Paru kiri dan kanan sonorAuskultasi: Bronkhial, Rhonkhi -/-, Wheezing +/+ saat ekspirasi

  • JantungInspeksi: Iktus kordis tidak terlihatPalpasi: Iktus kordis teraba di ICS V kiriPerkusi: Batas Paru hati: ICS 6 garis mid klavikula dextra. Batas Paru Lambung: ICS 5 garis axilaris anterior sinistra. Batas Jantung kanan: ICS 5 garis mid klavikula dextra. Batas Jantung kiri: ICS 6 garisaxilaris anterior sinistra. Kesan :Tidak ada pembesaran jantung.Auskultasi: Bunyi jantung I dan II normal, gallop (-), murmur (-)

  • Abdomen Inspeksi: Keadaan perut tampak mendatar.Auskultasi : Bising usus (+) 5x/menit.Perkusi : Timpani pada seluruh lapangan abdomen, nyeri ketok (-).Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (-).

  • Status Lokalis

  • DIAGNOSIS HOLISTIK1. Aspek Personal:Keluhan utama: Mata sebelah kanan dan kiri merah sejak 4 hari yang lalu.Kekhawatiran: Pasien berharap mendapatkan pengobatan yang tepat sehingga dapa sembuh.Harapan: Pasien khawatir jika keluhannya mengganggu kegiatannya dalam bersekolah dan bermain sepakbola.2. Aspek Klinis:Diagnosa kerja: Konjungtivitis akut bacterial ODS.Diagnosa banding: Konjungtivitis akut viral ODS.Status Gizi: Baik.

    3. Aspek Resiko Internala.) Pasien memiliki pola hidup bersih kurang (tidak mau cuci tangan sehabis melakukan aktivitas.b.) Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit konjungtivitis.

    4. Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungana.) Kakak pasien juga mengalami keluhan seperti pasien.b.) Pasien memiliki hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga.c.) Keluarga pasien mendukung pengobatan yang dijalankan oleh pasien dan bersedia membantu dalam mengawasi pasien untuk mengkonsumsi obat.d.) Keadaan rumah pasien kurang bersih dan berada di lingkungan padat penduduk.

    5. Derajat Fungsional:Derajat 1 (Masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa).

  • KESIMPULAN PENATALAKSANAAN PASIEN DALAM BINAAN

    Diagnosa holistik pada saat berakhirnya pembinaan 1. Aspek Personal:Pasien datang dengan keluhan mata kanan dan kiri merah. Pasien berharap agar sakitnya dapat segera disembuhkan karena pasien khawatir jika keluhannya mengganggu aktivitas.2. Aspek Klinis:Diagnosa kerja : Konjungtivitis akut bakterial ODS.Diagnosa banding: Konjungtivitis akut viral ODS.Status Gizi: Baik3. Aspek Risiko Internal : Pasien memiliki faktor resiko dari kakak pasien. Pasien baru sekali menderita keluhan seperti ini. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit konjungtivitis bakterial.4. Aspek Psikososial Keluarga dan Lingkungan: Keluarga pasien sangat mendukung kesembuhan pasien.Pasien memiliki hubungan yang baik dengan semua anggota keluarga.Keluarga pasien mendukung pengobatan yang dijalankan oleh pasien dan bersedia membantu dalam mengawasi pasien untuk pakai obat.Keadaan rumah pasien kurang bersih dan berada di lingkungan padat penduduk.5. Derajat Fungsional:Derajat 1 (Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa).

  • HOME VISIT

  • ****