Case Dimensia

download Case Dimensia

If you can't read please download the document

description

kasus dimensia

Transcript of Case Dimensia

5

Kasus 1Kabur dari Rumah Sudah 5 hari Nona X menghilang dari rumah dan tidak ada kabar. Nona X siswi kelas 2 SMA Bandung, anak tunggal dari pasangan suami istri yang sibuk bekerja di Jakarta. Tinggal bersama neneknya di bandung dan 1 minggu sekali orang tuanya rutin menjenguk. Ia adalah pribadi yang pendian dan mempunyai sedikit kawan. Ia termasuk siswi berprestasi di sekolahnya. Hobinya membaca buku novel remaja dan berinternet merupakan salah satu media untuk menghabiskan waktu sehari-harinya, terutama mengakses jejaring sosial.7 JUMPSTEP 1: CLARIFY UNFAMILIAR TERMSPribadi PendiamSalah satu sifat seseorang yang tidak mudah bersosialisasi, tertutup dan tidak mudah berekspresi.Sedikit KawanMemiliki jumlah teman/kawan yang sedikit.

Siswa BerprestasiSeseorang siswa yang memiliki kemampuan yang menonjol dalam bidang tertentu yang lebih dari orang lain.

Hobi Membaca NovelSuatu kegemaran seseorang dalam membaca novel.

Hobi InternetanSuatu kegemaran seseorang untuk mengakses internet atau mencari hal-hal baru di dunia maya.

Menghilang dari RumahKeluar dari rumah tanpa izin. STEP 2: DEFINE THE PROBLEM (S)Mengapa Nona X menghilang dari rumah?Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap?Perkembangan psikologi dari bayi sampai dewasa (menurut Margareth Mahler, John Bowlby, Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget)?Mengapa sedikit kawan padahal dia siswi yang berprestasi?Apa pengaruh dari hobinya?Apa saja kewajiban anak SMA kelas 2?Apa saja perkembangan anak SMA kelas 2 dari psikologi (moral, kognitif, psikososial dan psikoseksual)?Penatalaksanaan?

STEP 3: BRAINSTROM POSSIBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATIONMengapa Nona X menghilang dari rumah?Jawaban:Kesepian, mencari perhatian, labil, masih mudah terpengaruh dengan lingkungan dan pencarian jati diri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap?Jawaban:Lingkungan keluarga, lingkungan social, dan lingkungan sekolah. (Sasaran Belajar)Perkembangan psikologi dari bayi sampai dewasa (menurut Margareth Mahler, John Bowlby, Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget)?Jawaban:(Sasaran Belajar)

Mengapa sedikit kawan padahal dia siswi yang berprestasi?Jawaban:

Karena Nona X memiliki sikap yang pendiam dan terlalu asik dalam dunianya.Apa pengaruh dari hobinya?Jawaban:

Karena hobinya yang sifatnya tidak bersosialisasi, terlalu asik dalam dunianya, berimajinasi, tak sanggup menerima kenyataan.Apa saja kewajiban anak SMA kelas 2?Jawaban:

(Sasaran Belajar)Apa saja perkembangan anak SMA kelas 2 dari psikologi (moral, kognitif, psikososial dan psikoseksual)?Jawaban:

(Sasaran Belajar)Penatalaksanaan?Jawaban:

(Sasaran Belajar)Tinggal bersama nenekSTEP 4: ARRANGE EXPLANATIONS INTO TENTATIVE SOLUTIONSHobi membaca novelAnak tunggal

Pendiam

Psikologi Perkembangan Remaja

Hobi berinternetanSedikit Kawan5 hari menghilang dari rumah

STEP 5 : DEFINE LEARNING OBJECTIVES2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap?3.Perkembangan psikologi dari bayi sampai dewasa (menurut Margareth Mahler, John Bowlby, Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget)?6. Apa saja kewajiban anak SMA kelas 2?7. Apa saja perkembangan anak SMA kelas 2 dari psikologi (moral, kognitif, psikososial dan psikoseksual)?8. Penatalaksanaan?STEP 6: INFORMATION GATHERING (PRIVATE STUDY)STEP 7: SYNTHESIZE AND TEST ACQUIRED INFORMATIONPsikologi Perkembangan RemajaMenjawab Sasaran Belajar :2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan sikap?Jawaban:Faktor EksternalFaktor Lingkungan masyarakatFaktor lingkungan keluargaFaktor lingkungan sekolah

Faktor InternalFaktor Genetik (faktor keturunan)Faktor GiziFaktor variasi Individu

Sumber : Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan bagi Dokter PUSKESMAS)3.Perkembangan psikologi dari bayi sampai dewasa (menurut Margareth Mahler, John Bowlby, Sigmund Freud, Erik Erikson dan Jean Piaget)?Jawaban:

6. Apa saja kewajiban anak SMA kelas 2?Jawaban: Mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya, Mencapai peran sosial maskulin dan feminism Menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakan secara efektif Mencapai kepastian untuk mandiri secara ekonomi Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya, Menginginkan dan mencapai prilaku yang dapat di pertanggung jawabkan.

Sumber : (Retnowati, Sofia.2010)Tugas-Tugas Perkembangan Menurut Havig Hurst :Masa Bayi dan Anak-AnakBelajar berjalanBelajar berbicaraBelajar memakan makanan padatBelajar mengendalikan pembuangan kotoran tubuh

Masa Anak SekolahBelajar ketangkasan fisik untuk bermainPembentukkan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organisme yang sedang tumbuhBelajar bergaul yang bersahabat dengan anak sebayaBelajar peranan jenis kelaminMengembang kata hati moralitas dan skala nilaiBelajar membebaskan ketergantungan diriMasa RemajaMenerima keadaan jasmaniah dan menggunakan secara efektifMenerima peranan sosial jenis kelaminMempersiapkan perkawinan dan keluargaMasa Dewasa AwalMulai bekerjaMemilih pasangan hidupBelajar hidup dengan suami/istriMengasuh anakMenemukan kelompok sosial yang menyenangkanMasa Setengah Baya atau Usia Madya / Dewasa MadyaMenerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisikMengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggangMencapai dan mempertahankan prestasi yang memuakan dalam karir pekerjaan.

Masa Tua

Menerima penurunan kekuatan fisik dan kesehatanMenerima pensiun dan penurunan pendapatanMenerima kematian pasanganMembangun hubungan ekplisit dengan kelompok seusia dan kegiatan sosial.

Sumber : (Hurlock, Elizabeth.2010)7. Apa saja perkembangan anak SMA kelas 2 dari psikologi (moral, kognitif, psikososial dan psikoseksual)?Jawaban:Perkembangan PsikoseksualMenurut Sigmund Freud ada 5 stadium pada perkembangan psikoseksual:

Perkembangan -oralPerkembangan analPerkembangan falikLatensiGenital (diturunkan dari analisis terhadap orang dewasa dengan berbagai jenis psikopatologi)

Perkembangan PsikososialPerkembangan Psikososial(10-14 tahun)Tahap PerkembanganDampak terhadap AnakEfek terhadap Orang TuaCemas terhadap penampilan badan/fisik

Kesadaran diri meningkat (self consciousness)Orang tua mungkin menganggap anak terfokus pada dirinyaPerubahan hormonal-----Pemarah, anak laiki-laki yang tadinya baik dapat menjadi lebih agresif mungkin pula timbul jerawat baik pada anak perempuan / laki-lakiOrang tua mungkin menemukan kesulitan dalam hubungan dengan remaja.--Menyatakan kebebasan dan merasa sebagai seorang individu, tidak hanya sebagai seorang anggota keluarga.Berekspresi dengan cara berpakaian, berbicara dan cara penampilan diri sebagai suatu usaha.-Orang tua merasa ditolak dan sulit menerima keinginan anak yang berbeda dari mereka.Perilaku memberontak dan melawan----Kasar---Menuntut memperoleh kebebasanOrang tua perlu menangani anak secara hati-hati, bila ingin mempertahankan hubungan baik. Orang tua merasa tidak mudah membuat keseimbangan antara pesimisif dan over protectiveKawan menjadi lebih penting---Ingin tampak sama dengan teman dalam cara berpakaian, gaya rambut, mendengarkan musik dan lain-lainOrang tua mungkin terganggu oleh tuntunan finansial dan gaya hidup anak.Perasaan memiliki terhadap teman sebaya anak laki-laki : membentuk gang, kelompok.Anak perempuan : mempunyai sahabat.Pengaruh teman dan orang tua teman menjadi sangat besar. Remaja tidak mau berbeda dari teman sebaya.--Orang tua merasa kurang enak karena dikritik oleh anaknya sendiri.----Sangat menuntut keadilan tetapi cenderung melihat sebagai hitam-putih.-Tampak lebih toleransi dan sulit berkompromi, timbul iri hati terhadap saudara kandung.-Kadang-kadang terjadi bentrok dengan peraturan keluarga. Orang tua harus meninjau sikapnya.

Perkembangan Psikososial(15-16 tahun)Tahap PerkembanganDampak terhadap AnakEfek terhadap Orang TuaLebih mampu untuk berkompromi.----Lebih tenang, sabar dan lebih toleransi, dapat menerima pendapat orang lain, meskipun berbeda dengan pendapatnya.Orang tua bertahap merasakan semakin mudah berhubungan dengan anaknya.--Tidak lagi terfokus pada diri sendiri.----Belajar berfikir secara independent dan membuat keputusan sendiri.--Menolak campur tangan orang tua untuk mengendalikannya kurang dapat dipengaruhi dan teman tidak lagi berpengaruh.Orang tua harus untuk memberikan kepercayaan kepada anak dan tidak terlalu mengendalikannya.-Merasa perlu mengumpulkan pengalaman baru, mengujinya walaupun berisiko.-Mulai bereksperimen dengan rokok, alkohol dan NAPZA.-Cemas terhadap resiko ini sehingga orang tua cenderung membatasi dan menetapkan aturan.-Mulai membutuhkan lebih banyak teman dan setia kawanIngin menghabiskan waktu lebih banyak dengan teman.Orang tua cemas akan pengaruh teman.-

Perkembangan Psikososial(15-16 tahun)Tahap PerkembanganDampak terhadap AnakEfek terhadap Orang TuaIdeal ---Cenderung menggeluti masalah sospol. Dapat pula menggeluti nila-nilai keagamaan dan bahkan pindah negara.Orang tua menjadi tegang dan distress karena penolakan anak terhadap agama dan kepercayaan sendiriTerlibat dalam kehidupan, pekerjaan dan hubungan di luar keluarga.--Mulai belajar mengatasi stress yang dihadapinya, mungkin lebih senang pergi dengan teman dari pada berlibur dengan keluarga.Keinginan orang tua untuk melindungi anaknya dapat menimbulkan bentrokan.--Harus belajar untuk mencapai kemandirian baik dalam bidang finansial maupun emosional.--Kecemasan dan ketidakpastian masa depan dapat merusak harga diri dan keyakinan diri.--Orang tua mungkin masih memberikan finansial terhadap remaja yang secara emosional tidak lagi tergantung kepada mereka.Lebih mampu membuat hubungan yang stabil dengan lawan jenis.----Mempunyai pasangan yang lebih serius dan banyak menghabiskan waktunya dengan mereka.--Orang tua cenderung cemas terhadap hubungan yang terlalu serius dan terlalu dini. Mereka takut sekolah/pekerjaan akan terabaikan.Merasa sebagai orang dewasa yang setara dengan anggota keluarga lainnya.Cenderung merasa pengalamannya berbeda dengan orang tuanya.-Orang tua mungkin berkecil hati menghadapi keadaan ini.-Sumber : Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan bagi Dokter PUSKESMAS)Perkembangan MoralPerkembangan Moral menurut Lawrence Kohlberg :

Berdasarkan penelitian empiris yang dilakukan Kohlberg pada tahun 1958, sekaligus menjadi disertasi doktornya dengan judul The Developmental of Model of Moral Think and Choice in the Years 10 to 16. Tahap-tahap perkembangan moral dibagi sebagai berikut :Tingkat Pra konvensionalAnak tanggap terhadap aturan-aturan budaya dan terhadap ungkapan-ungkapan budaya mengenai bail dan buruk, benar dan salah. Tingkatan dapat dibagi menjadi 2 tahap:

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan

Anak hanya semata-mata menghindarkan hukuman dan tunduk kepada kekuasan tanpa mempersoalkannya.Tahap 2: Orientasi Relativis-Instrumental

Perbuatan yang benar adalah perbuatan yang merupakan cara atau alat untuk memuaskan kebutuhannya sendiri dan kadang-kadang juga kebutuhan orang lain. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Tingkat KonvensionalAnak hanya menuruti harapan keluarga, kelompok atau bangsa. Anak memandang bahwa hal tersebut bernilai bagi dirinya sendiri, tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata.

Tahap 3: Orientasi Kesepakatan antara Pribadi atau Orientasi Anak Manis

Perilaku yang baik adalah yang menyenangkan dan membantu orang lain serta disetujui oleh mereka.Tahap 4: Orientasi Hukuman dan Ketertiban

Terdapat orientasi terhadap otoritas, aturan yang tetap dan penjagaan tata tertib atau norma-norma sosial. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Tingkat pasca konvensionalAnak dapat merumuskan nilai-nilai dan prinsip moral yang memiliki keabsahan dan dapat diterapkan, terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegangan pada prinsip-prinsip itu dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri. ada 2 tahap pada tingkatan ini:

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial Legalitas

Perbuatan yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran individual umum yang telah diuji secara kritis.Tahap 6 : Orientasi prinsip Etika Universal

Hak ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai dengan prinsip-prinsip etis yang dipilih sendiri dan yang mengacu pada komprehensivitas logis, universalitas, konsistensi logis. Prinsip-prinsip yang bersifat abstrak dan etis. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Perkembangan KognitifPertumbuhan dan perkembangan fisikPada stadium operasional konkrit terdapat 3 tahapan menurut Jean Piaget:

Realism dan simbolisme : usia 2-4 tahun (anak belajar tentang model, gambar dan kadang-kadang tentang kata-kata dengan symbol dari kehidupan yang sebenarnya)Berpikir intuitif : usia 4-7 tahun bahasa berkembang dengan cepat dan hubungan social dengan anak-anak lain mulai berkembang (terutama di sekolah).Operasional konkrit : usia 7-12 tahun, anak mulai mengerti tentang urutan-urutan perbandingan dan proses. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)

Masa remaja menengah menurut Tanner (11-14 tahun)Lanjutan dari masa remaja awal dimana diharapkan telah tercapai stadium operasional formal (piaget). Perkembangan moral berkembang mencapai tahap dimana terjadi hubungan intrapersonal yang mutualistic dan kebenaran ditinjau dari sudut berbagai perasaan dan kesepakatan melebihi kepentingan pribadi. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)

Masa remaja akhirPada masa ini remaja telah mencapai stadium berfikir secara operasional formal. Flavell, merevisi teori piaget remaja pada masa ini dikatakan telah mempunyai kemampuan untuk memproses informasi. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)

8. Penatalaksanaan?Jawaban:Penatalaksanaan dari kasus adalah:Psikoterapi suportif bimbingan, saran, cara hidup yang benar, mengikuti organisasi berinteraksi sesama manusia. (Hurlock, Elizabeth.2010)

Gangguan Psikologi pada RemajaPengertian Masalah Psikologis

Masalah psikologis atau biasa disebut gangguan kesehatan jiwa dalam taraf ringan mungkin pernah kita alami dikehidupan kita. Mungkin kita tidak menyadari dan tidak berusaha untuk mengatasinya karena menganggap ringan. Memang masalah psikologis yang tarafnya masih ringan seperti : rendah diri, rasa kuatir yang berlebihan, merasa bersalah, kurang percaya diri, mudah marah-marah, mudah tersinggung, putus asa, hendaknya jangan dianggap ringan, sebaliknya harus segera diatasi sebelum menjadi berlarut-larut dan kompleks yang mengakibatkan kondisi kesehatan jiwa terganggu. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010) Remaja yang mengalami masalah psikologis atau gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) tidak menunjukkan gejala yang aneh. Ia masih dapat berfikir, berkata-kata dan bertindak, berkomunikasi dengan orang lain secara baik dan normal, sebaliknya remaja yang mengalami gangguan jiwa (psychose) atau gangguan jiwa yang berat kepribadiannya jauh dari realitas, segi tanggapan, perasaan, emosi sangat terganggu, tidak ada integritas dan ia hidup dari alam kenyataan. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Dalam makalah ini tidak dibicarakan tentang gangguan dan penyakit jiwa secara terperinci, cukup sekedar mengenal beberapa macam saja yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Gangguan kesehatan jiwa pada taraf ringan (neurose) seperti yang disebutkan diatas, semuanya itu mengganggu ketenangan hidup, misalnya tidak bisa tudur nyenyak, tidak nafsu makan dan sebagainya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Macam-macam Masalah Psikologis

Masalah psikologis dijeniskan antara lain sebagai berikut :Neurose atau gangguan jiwa pada taraf yang ringan seperti :

Ketegangan batin, rendah diri, rasa kuatir yang berlebihan, gelisah/cemas, takut yang tidak beralasan, mudah tersinggung, putus asa, pikiran-pikiran buruk, mudah marah, merasa bersalah dan sebagainya.Psychose atau gangguan jiwa pada taraf yang berat seperti :

Histeria, kepribadian dari segala segi, seperti tanggapan perasaan/emosi terganggu, tidak ada integritas, hidup jauh dari alam kenyataan. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Sebab-sebab Remaja Mengalami Masalah Psikologis

Kebutuhan Pokok Kejiwaan Yang Tidak Terpenuhi

Dalam kehidupan manusia memerlukan kebutuhan-kebutuhan pokok tertentu agar manusia tetap hidup dengan sejahtera dan bahagia, sehat dan kuat phisik dan psikis. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010) Kebutuhan phisik dapat terpenuhi melalui makan, minum, sex, olah raga dan bekerja. Kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui hal-hal yang bersifat kejiwaan, yaitu berupa kasih sayang, rasa aman, penghargaan (pujian), rasa diterima oleh kelompoknya atau orang lain, rasa disukai dan disenangi oleh orang lain. Kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut sangat diperlukan oleh setiap orang pada setiap fase perkembangan kehidupan orang setiap hari.Diantara bermacam-macam kebutuhan psikis atau kejiwaan tersebut kebutuhan akan kasih sayang merupakan kebutuhan yang terpenting bagi perkembangan kehidupan seseorang, baik anak remaja maupun orang tua.Bayi memerlukan kasih sayang sejati dari ibunya, anak yang dibesarkan dengan timangan dan kasih buaian yang penuh dengan perasaan kasih sayang akan berkembang dengan sempurna sesuai dengan harapan. Kebutuhan psikis atau kejiwaan itu harus dipenuhi sedini mungkin yaitu sejak bayi, dan apabila kebutuhan pokok kejiwaan seseorang anak tidak terpenuhi maka mungkin akan dapat mengakibatkan timbulnya masalah psikologis dalam diri anak itu. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok phisik anak, peranan orang tua sangat menentukan. Orang tua harus senantiasa ingat bahwa Tuhan telah memberikan anugerah dan rahmat berupa anak sekaligus memberikan mandat kepada orang tua untuk membesarkannya, mengajar dan mendidik anak dengan baik. Oleh karena itu orang tua harus senantiasa menyadari akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan keluarga yang antara lain demi kebahagiaan dan kesejahteraan anak. Salah satu hak anak adalah dikasihi dan disayangi oleh orang tua ataupun pengganti orang tua. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Apabila dalam keluarga salah satu atau kedua orang tua sudah tidak ada lagi yang disebabkan oleh kematian, perpisahan, perceraian, maka akan seringkali timbul berbagai masalah yang dapat mempengaruhi kehidupan anak/remaja. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Keluarga yang tanpa orang tua, baik salah satu atau keduanya umumnya disebut keluarga yang pecah dan ini akan menimbulkan masalah-masalah psikologis pada diri anak-anak. Anak dari keluarga yang telah pecah lebih banyak mempunyai masalah dibandingkan dengan anak/remaja yang berasal dari keluarga yang tidak pecah. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Masalah yang dialami anak-anak/remaja dari keluarga yang pecah antara lain, rasa tegang, mudah marah, kurang dapat mengontrol diri, putus asa, kurang berani dalam bergaul (rendah diri), masalah lainnya adalah kurang terpenuhinya kebutuhan pokok kejiwaannya yaitu kasih saya dan perhatian. Karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua maka akibatnya anak-anak/remaja mempunyai kecendrungan mengalami masalah psikologis seperti rendah diri, merasa tidak aman, merasa cemas, merasa takut, frustasi dan sebagainya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Pengaruh Proses Pertumbuhan dan Perkembangan

Masa remaja bertepatan pada masa usia sekolah menengah yaitu SMTP-SMU/SMK dimulai ketika anak menginjak umur 13 tahun ketika masuk SMTP dan diakhiri pada umur 18 tahun ketika keluar dari SMU/SMK. Telah kita ketahui bahwa masa remaja dimulai sejak berumur 12 tahun dan berakhir pada umur 21 tahun. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian, karena sifat-sifat khasnya dan karena peranannya yang menentukan kehidupannya dalam masyarakat orang dewasa. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Masa remaja merupakan masa yang cukup sulit di dalam periode kehidupan manusia, masa remaja digambarkan sebagai angin topan dan tekanan, gambaran ini menunjukkan bahwa dimasa ini timbul banyak masalah pada diri remaja. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Setiap masa dalam kehidupan manusia mempunyai masalah tetapi masalah yang terjadi dalam masa remaja lebih banyak dari masa-masa yang lain. Timbulnya banyak masalah merupakan akibat dari erubahan-perubahan pada tubuh dan perkembangan psikis yang terjadi selama masa remaja.Perubahan tersebut tentunya membawa dampak positif ataupun negatif, sehingga menimbulkan berbagai persoalan yang khusus pada para remaja. Dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja baik pisik maupun psikis, apabila negatif misal : tubuh tumbuh kurang baik, wajah kurang menarik, sikap kurang luwes maka akan muncul masalah-masalah psikologis bagi para remaja yang mengalaminya. Hal-hal tersebut merupakan penyebab remaja mengalami masalah-masalah psikologis walaupun tidak kentara gejalanya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Pencegahannya

Dalam mencegah agar jangan sampai anak atau remaja itu mengalami gangguan atau masalah psikologis tentunya ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian yang serius. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Seperti yang telah diuraikan diatas faktor kasih sayang dan perhatian adalah faktor utama dalam membimbing anak/remaja agar terbebas dari pengaruh/masalah psikologis.Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan Jiwa

Pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anak terutama pendidikan waktu kecil banyak menentukan hari depan seseorang, apakah ia akan bahagia atau menderita, apakah ia akan menjadi orang baik atau tidak, apakah ia akan menjadi orang yang cinta damai atau penghiatan. Demikian pula tentang ketentuan agama seseorang ditentukan pula oleh macam pendidikan yang dilaluinya sejak kecil. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Oleh karena itu hubungan antara pendidikan dan kesehatan jiwa sangat erat. Yang dimaksud dengan pendidikan dalam hal ini ialah yang diterima oleh anak/remaja di rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Akan kita lihat begitu besar pengaruh pendidikan itu atas kelakuan anak-anak, ada yang jadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Dalam hal ini akan terlihat pula betapa pentingnya pendidikan agama dalam pembinaan kepribadian si anak.Masalah anak-anak dan pendidikan adalah suatu persoalan yang amat menarik perhatian, terutama bagi ibu-ibu yang setiap hari menghadapi anak-anak yang membutuhkan didikan. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Semua mengakui bahwa setiap orang tua ingin agar anaknya sehat, pandai, sopan dan menjadi orang yang baik nantinya. pada kenyataannya masih banyak anak-anak yang merasa dirinya tidak disayangi oleh orang tuanya, perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan itulah yang sering mempengaruhi kelakuan, perasaan serta kesehatan mereka dan ini oleh karena orang tua dipandang sebagai kesukaran-kesukaran yang harus diatasi.Pengalaman-pengalaman pahit maupun manis yang dilalui anak sewaktu kecil mempengaruhi dalam kehidupannya nanti. Kepribadian remaja (kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pandangan hidup) terbentuk dari pengalaman sejak kecil.Pengalaman itu termasuk pendidikan, perlakuan orang tua, sikap orang tua terhadap dirinya. Pengalaman-pengalaman itulah yang menentukan kesehatan jiwa remaja, bahagia atau tidaknya ia dikemudian hari. Kesehatan jiwa mempunyai pengaruh atas keseluruhan hidup remaja, oleh karena itu unsur yang berkaitan dengan kesehatan jiwa yaitu perasaan, fikiran, kelakuan dan kesehatan harus selalu dijaga agar terjamin ketentramnan hidup seseorang. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Pendidikan adalah penanaman sifat-sifat yang baik kepada anak seperti sopan santun, budi pekerti, tata tertib, agama yang kesemuanya ditujukan kepada anak. Dalam pendidikan terutama pendidikan dalam rumah tangga yang terpenting adalah keadaan dan suasana rumah tangga, keadaaan jiwa ibu dan bapak, hubungan antara anak-anak ini harus diperhatikan karena segala persoalan orang tua itu akan mempengaruhi anak, sbab apa yang sedang ibu dan bapak rasakan akan mencerminkan tindakan-tindakan mereka. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Mendidik Anak Dalam Rumah Tangga

Kesiapan orang tua dalam mendidik anak dalam rumah tangga perlu menjadi perhatian, sebab sikap jiwa orang tua berpengaruh dalam menyambut kelahiran anak, yang natinya mempengaruhi kesehatan jiwa anak.Hubungan antara ibu dan bapak hendaknya senantiasa baik yang mana saling pengertian, saling menghargai dan cinta mencintai dalam arti yang sesungguhnya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Kasih sayang yang selalu nampak dari orang tua dalam mendidik anak akan membuat anak merasa aman tentram dan damai. Kondisi yang diciptakan itu apabila terpelihara akan membuat anak yang tumbuh dewasa akan mempunyai perilaku yang baik untuk seterusnya.Anak yang tumbuh dan berkembang dalam kasih sayang yang cukup dari orang tuanya kelak akan menjadi manusia dewasa yang berbudi pekerti yang baik pula. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Pendidikan Anak di Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi anak-anak dalam berlatih dan menumbuhkan kepribadiannya. Anak disamping mendapat transfer ilmu pengetahua juga mendapatkan pendidikan dan pembinaan kepribadian. Pada dasarnya pendidikan yang diperoleh anak melalui sekolah kelak akan berguna bagi dirinya, terutama didalam menghadapi kesukaran-kesukaran dalam hidupnya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Pendidikan serta pembinaan kepribadian anak yang dimulai dari rumah tangga, harus dilanjutkan dan disempurnakan oleh sekolah, dengan demikian maka anak akan menjadi terpimpin dengan baik, tentunya dalam proses itu perlu adanya kasih sayang serta perhatian dari berbagai pihak.Apabila hal itu selalu dilaksanakan baik oleh orang tua maupun guru-guru di sekolah, maka sikap dan perilaku anak selalu berada pada norma-norma hidup, baik norma keluarga maupun norma masyarakat. Remaja dalam masa pertumbuhannya disamping mendapatkan kasih sayang yang cukup hendaknya selalu diingatkan melalui peraturan-peraturan yang harus dipatuhi agar tingkah laku mereka selalu terkontrol. Sekolah dan keluarga sangat berperan dalam mengarahkan para remaja agar terhindar dari perilaku-perilaku yang iseng, karena justru melalui perbuatan yang iseng itu para remaja akan terbiasa untuk berbuat iseng yang akhirnya timbul menjadi kenakalan-kenakalan itu kalau sampai berlarut-larut dilakukan akan menjadi masalah yang merugikan baik pada diri remaja itu sendiri maupun terhadap lingkungan. Melalui pendidikan di sekolah dan adanya kerjasama antara orang tua dan sekolah diharapkan dapat membantu pencegahan masalah-masalah yang timbul, baik masalah-masalah psikologis maupun masalah-masalah kenakalan. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Masalah atau gangguan psikologis yang sering dialami oleh para remaja timbul karena kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak, juga dimungkinkan karena orang tua terlalu memberikan proteksi/ perlingungan yang berlebihan dalam membimbing anak. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Hal ini terlihat dari sikap-sikap para remaja yang mengalami masalah gangguan psikologis, yaitu antara lain : rasa kuatir yang tidak beralasan, rasa takut yang berlebihan, minder/rendah diri, mudah marah, susah bergaul, pemalu, selalu ragu-ragu dalam bertinsdak, kurang percaya diri, sulit menyesuaikan diri dalam pergaulan, murung, merasa bersalah dan sebagainya. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)Langkah-langkah PencegahanMenekankan pengaruh pendidikan terhadap jiwa

Pendidikan dan bimbingan anak diberikan sedini mungkin, terutama pendidikan waktu kecil, karena pendidikan itulah yang banyak menentukan hari depan seseorang. Melalui pendidikan dapat tertanam dihati anak sikap-sikap yang baik seperti sopan santun, budi pekerti yang baik, tata tertib, agama dan sebagainya.Memberikan Pendidikan Dalam Rumah Tangga

Dalam memberikan pendidikan serta bimbingan kepada anak, suasana keluarga yang harmonis hendaknya tercipta, karena dengan adanya kedamaian dalam rumah tangga itu akan menimbulkan ketentraman hati anak. Unsur kasih sayang dan perhatian harus diberikan kepada remaja, sehingga remaja yang sedang tumbuh dan berkembang dapat berjalan normal.Remaja harus diberikan kepercayaan dalam berbuat dan bersikap, tentunya perbuatan dan sikap tersebut harus dilandasi norma-norma dan agama. Orang tua selalu memberikan contoh perilaku yang baik misalnya saling menyayangi, saling mencintai, perhatian terhadap anggota keluarga, memberikan kesempatan kepada anak yang sedang tumbuh remaja untuk bertukar pikiran/pendapat tentang masalah-masalah apapun kepada ibu dan bapaknya.Mengembangkan Pendidikan Anak di Sekolah

Sekolah yang disebut juga sebagai lingkungan kedua bagi anak dalam mengembangkanb kemampuannya, maka sekolah sangat membantu didalam pembinaan dan pembimbingan anak. Disamping itu sekolah juga membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan intelektual mereka sehingga mereka menjadi anak yang pandai dan cerdas. Hal lain adalah sekolah juga membina kepribadian anak sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan harapan orang tua, sekolah dan masyarakat. Melalui pengembangan pendidikan di sekolah diharapkan anak/remaja dapat menyalurkan serta mengembangkan minat, bakat dan kemampuannya. Remaja yang sedang tumbuh, disamping mendapatkan kasih sayang serta perhatian yang cukup perlu adanya kegiatan-kegiatan yang menyibukkan untuk mengarahkan minat, bakat dan kemampuannya. Hal ini agar mereka terhindar dari perilaku yang iseng dan pikiran-pikiran serta kahayalan yang tidak menentu.Dengan langkah-langkah pencegahan yang telah disebutkan maka diharapkan remaja yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan akan terhindar oleh gangguan atau masalah psikologis yang pada umumnya dialami oleh para remaja. (Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010)

DAFTAR PUSATAKAHurlock, Elizabeth.2010.Psikologi Perkembangan Edisi 5.Jakarta: Erlangga. Halaman:Narendra, B Moersintowarti, dkk.2010.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama IDAI. Jakata : Sagung Seto. Halaman : 138-168Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja (Pegangan bagi Dokter PUSKESMAS)Retnowati, Sofia.2010.Remaja dan Permasalahannya. Yogjakarta: FK-UGMSaddock, Benjamin, dkk.2010.Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi 2. Jakarta: EGC. Halaman: 40-51.