Cara

51
Cara- cara Pengolahan Air Limbah Beberapa cara pengolahan air buangan adalah: 1. Pengenceran (dilution) Yakni air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan air. Pada keadaan tertentu kadang-kadang dilakukan proses pengolahan sederhana lebih dahulu seperti pengendapan, penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan industri, maka seringkali jumlah air buangan yang harus dibuang menjadi terlalu banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu dengan cara ini mendatangkan beberapa kerugian antara lain : bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan air, oksigen terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organisme dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat pendangkalan sehingga mempercepat pedangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan mulai timbul banjir. 2. Irigasi Luas Cara ini umumnya digunakan di daerah-daerah di luar kota atau di pedasaan karena memerlukan tanah yang cukup luas dan tidak dengan pemukiman penduduk. Air buangan dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding dari parit-parit tersebut. Pada keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk perairan

description

Cara

Transcript of Cara

Cara- cara Pengolahan Air Limbah Beberapa cara pengolahan air buangan adalah: 1. Pengenceran (dilution) Yakni air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan air. Pada keadaan tertentu kadang-kadang dilakukan proses pengolahan sederhana lebih dahulu seperti pengendapan, penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan industri, maka seringkali jumlah air buangan yang harus dibuang menjadi terlalu banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu dengan cara ini mendatangkan beberapa kerugian antara lain : bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan air, oksigen terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organisme dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat pendangkalan sehingga mempercepat pedangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan mulai timbul banjir.2. Irigasi Luas Cara ini umumnya digunakan di daerah-daerah di luar kota atau di pedasaan karena memerlukan tanah yang cukup luas dan tidak dengan pemukiman penduduk. Air buangan dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding dari parit-parit tersebut. Pada keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk perairan ladang, pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dilakukan untuk membuang air buangan yang berasal dari perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, perusahaan makanan kaleng dan sebagainya. Dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi dan diperlukan oleh tanaman. 3. Kolam Oksidasi (oxidation ponds/waste stabilizationponds lagoon) Merupakan suatu pengolahan air buangan untuk sekelompok masyarakat kecil, dan cara ini terutama dianjurkan untuk daerah pedesaan. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan pengaruh sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air buangan dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk empat persegi panjang kedalaman antara 1 1.5 meter. Dinding dan lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Luas kolam tergantung pada jumlah air buangan yang akan diolah, biasanya digunakan luas 1 acre (= 4072 m) untuk 100 orang. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman minimal berjarak 500 meter ditempatkan di daerah terbuka yang memungkinkan adanya sirkulasi angin.4. Pengolahan air buangan primer dan sekunder/ primary and secondary treatment plant Merupakan cara pengolahan air buangan yang lebih kompleks dan lebih lengkap, yaitu pengolahan secara fisis dan mekanis (primer) dan secara biologis (sekunder) terutama di daerah perkotaan dan umumnya air buangan dari segala jenis, baik yang berasal dari rumah tangga, kota praja maupun industri.Beberapa cara pengolahan air buangan adalah: 1. Pengenceran (dilution) Yakni air buangan diencerkan terlebih dahulu sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan air. Pada keadaan tertentu kadang-kadang dilakukan proses pengolahan sederhana lebih dahulu seperti pengendapan, penyaringan dan sebagainya. Akan tetapi dengan bertambahnya penduduk dan perkembangan industri, maka seringkali jumlah air buangan yang harus dibuang menjadi terlalu banyak karena diperlukan derajat pengenceran yang cukup besar, hal ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu dengan cara ini mendatangkan beberapa kerugian antara lain : bahaya kontaminasi terhadap bahan-bahan air, oksigen terlarut dalam badan air cepat habis sehingga mengganggu kehidupan organisme dalam air, serta meningkatkan pengendapan zat-zat padat sehingga mempercepat pendangkalan sehingga mempercepat pedangkalan sehingga terjadi penyumbatan dan mulai timbul banjir.2. Irigasi Luas Cara ini umumnya digunakan di daerah-daerah di luar kota atau di pedasaan karena memerlukan tanah yang cukup luas dan tidak dengan pemukiman penduduk. Air buangan dialirkan ke parit-parit terbuka yang digali pada sebidang tanah, dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding dari parit-parit tersebut. Pada keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk perairan ladang, pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dilakukan untuk membuang air buangan yang berasal dari perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, perusahaan makanan kaleng dan sebagainya. Dimana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi dan diperlukan oleh tanaman. 3. Kolam Oksidasi (oxidation ponds/waste stabilizationponds lagoon) Merupakan suatu pengolahan air buangan untuk sekelompok masyarakat kecil, dan cara ini terutama dianjurkan untuk daerah pedesaan. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan pengaruh sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air buangan dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk empat persegi panjang kedalaman antara 1 1.5 meter. Dinding dan lapisan kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Luas kolam tergantung pada jumlah air buangan yang akan diolah, biasanya digunakan luas 1 acre (= 4072 m) untuk 100 orang. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman minimal berjarak 500 meter ditempatkan di daerah terbuka yang memungkinkan adanya sirkulasi angin.4. Pengolahan air buangan primer dan sekunder/ primary and secondary treatment plant Merupakan cara pengolahan air buangan yang lebih kompleks dan lebih lengkap, yaitu pengolahan secara fisis dan mekanis (primer) dan secara biologis (sekunder) terutama di daerah perkotaan dan umumnya air buangan dari segala jenis, baik yang berasal dari rumah tangga, kota praja maupun industri.

Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.

Diantara dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air limbah menurut beberapa pendapat antara lain:

1. Menurut Azwar (1989), air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.

2. Sedangkan menurut Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.

3. Pengertian lain menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.

4. Menurut Sugiharto (1987), air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah tangga serta berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.

Studi Pustaka

Lingkungan hidup dapat dilindungi dari pencemaran dengan pengolahan air limbah yang baik. Secara ilmiah lingkungan mempunyai daya dukung yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara sederhana pengolahan air buangan antara lain:

1. Pengenceran atau DilutionAir limbah diencerkan sampai mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain, diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada, pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air, seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.

2. Kolam Oksidasi atau Oxidation PondsPada prinsipnya cara pengolahan ini adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation Ponds adalah sebagai berikut:

a) Empat unsur yang berperan dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri, dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.

b) Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh sinar matahari terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan disamping itu terjadi pengendapan.

c) Sebagai hasilnya nilai BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang ke dalam badan-badan air seperti kali, danau, sungai.

3. Irigasi

Air limbah dialirkan ke dalam parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang diperlukan oleh tanam-tanaman.

Studi KasusSebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan. Dari 274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54 perusahaan yang melakukan pengelolaan pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. Tragisnya, jumlah libah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau Batam yang mencapai 3 juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.

Salah satu industri berat dan terbesar di Pulau Batam penghasil limbah B3 yang tak punya pengolahan limbah adalah McDermot. Berdasarkan fakta dilapangan dari 24 kawasan industri, hanya 4 yang memiliki AMDAL dan hanya 1 yang mempunyai unit pengolahan limbah (UPL) secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning, Batamindo Investment Cakrawala. Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan Kawasan Industri Kabil. Semua terjadi karena pembangunan di Pulau Batam yang dikelola otorita Batam selama 32 tahun, tidak pernah mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial kemasyarakatan.

Seolah-olah investasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya. Sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka pengelolan sebuah kawasan industri tanpa mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. Semenjak Pemerintah Kota Batam dan Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam ternyata kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parahAnalisis dari persoalan diatas antara lain:

1. Dampak dari tidak adanya Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk setiap perusahaan yang akan membangun usahanya disuatu daerah akan mengakibatkan rusaknya ekosistem alam dari daerah itu sendiri.

2. Menjaga lingkungan itu penting, karena apabila lingkungan disekitar kita rusak dampaknya akan berimbas ke pada kita sendiri. Contohnya seperti banjir yang belum lama terjadi belakangan ini, hal tersebut diakibatkan ketidakdisiplinan masyarakat dalam membuang sampah ke aliran sungai yang mengakibatkan saluran air menyempit dan tersumbat sehingga air meluap ke jalanan dan rumah-rumah penduduk.

3. Pemerintah seharusnya ikut menjaga dan mengatur dari lingkungan hidup yang ada disekitar kita. Salah satu caranya dengan membuat perundang-undangan tentang lingkungan hidup dan mengontrol apabila ada pelanggaran yang terjadi.

Pengelolaan Air Minum

Pengelolaan Air Minum

I. PENDAHULUAN1.1. Latar BelakangAir memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis dan radioaktif. Air yang tidak tercemar, didefinisikan sebagai air yang tidak mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat dipergunakan secara normal. Air yang memenuhi syarat, diharapkan dampak negatif penularan penyakit melalui air bisa diturunkan.Pemenuhan kebutuhan air minum sendiri sangat tergantung pada faktor cakupan layanan air minum dan kondisi sanitasi pada masyarakat, baik pedesaan atau perkotaan. Standar kebutuhan air di Indonesia untuk masyarakat pedesaan adalah 60 lt/org/hr, sedangkan untuk masyarakat perkotaan 150 lt/org/hr. Sanitasi juga sangat berperan dalam proses pengelolaan, pendistribusian dan konsumsi air minum pada masyarakat.Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.1.2. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan air minum?2. Apa tujuan dari Sistem Penyediaan Air Minum?3. Apa saja unsur-unsur Sistem Penyediaan Air minum?4. Bagaimana proses penyediaan air minum?

1.3. Tujuan1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan air minum.2. Untuk mengetahui tujuan dari Sistem Penyediaan Air minum. 3. Untuk mengetahui unsur-unsur Sistem Penyediaan Air Minum.4. Untuk mengetahui proses penyediaan air minum.1.4. Metode PenulisanPada pembuatan tugas besar ini metode penulisan yang digunakan adalah dengan mengumpulkan data data dari internet. Apabila dalam penulisan tugas besar ini terdapat kata-kata atau kalimat yang hampir sama dari sumber atau penulisan lain harap dimaklumi dan merupakan unsur ketidak sengajaan.II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pengertian Air Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (UU RI No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Air Minum).Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/Menkes/SK/VII/2002). Sedangkan yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Dalam peraturan perundang-undangan nomor 16 tahun 2005 tentang pengelolaan air minum, dijelaskan bahwa istilah air bersih tidak digunakan lagi dan digantikan dengan istilah air minum.-Beberapa jenis air minum, antara lain :1. Air kemasan2. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga3. Air yang didistribusikan melalui tangki air4. Air yang digunakan untuk bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat, dimana harus memenui syarat kualitas air minum.2.2. Syarat Air Minum Persyaratan kualitas air minum sebagaimana yang ditetapkan melalui kepmenkes RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum, meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan fisik. 2.2.1. Syarat Air Minum Secara BakteriologisSyarat kualitas air minum secara bakteriologis terdapat pada tabel 1 di bawah ini.Tabel 1. Syarat kualitas air minum secara bakteriologis.-NoParameterKadar maksimal yang diperbolehkan (jumlah per 100 ml sample)

1Air minumE. Coli atau fecal coli0

2Air yang masuk sistem distribusiE. Coli atau fecal coliTotal bakteri coliform00

3Air pada sistem distribusiE. Coli atau fecal coliTotal bakteri coliform00

Escherichia Coli merupakan bakteri yang dapat menghasilkan toksin sehingga menyebabkan diare. Pada saat ini dikenal 3 macam strain E.Coli yang dianggap patogen terhadap manusia, yaitu Enteropathogenic E.Coli (EPEC), Enterotoxigenic E.Coli (ETEC), Enteroinvasive E.Coli (EIEC).1) Koliform TinjaStandar : Setiap 100 ml sampel air, koliform tinja harus nol2) Total Koliforma) Standar Air Minum : Setiap 100 ml sampel air, total koliform harus nol Toleransi : 95% dari sampel yang diperiksa selama setahun, kadang-kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel, tetapi tidak berturut-turut.b) Air Bersih : Setiap 100 ml sampel air, total koliform harus nol. Bukan air pipaan.3) Koliform Tinja Belum DiperiksaStandar : Setiap 100 ml sampel air, total koliform harus nol. Bukan air pipaan.

Sumber-sumber air di alam pada umumnya mengandung bakteri, baik air angkasa, air permukaan, maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri, protozoa dan metazoa. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus bebas dari bakteri patogen. Bakteri golongan Coli (Coliform bakteri) tidak merupakan bakteri patogen, tetapi bakteri ini merupakan indikator dari pencemaran air oleh bakteri pathogen.Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi (berhubungan) dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologik, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli. Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Bakteri pathogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah : Bakteri typoid, Vibrio colerae, Bakteri dysentriae, Bakteri anteritis (penyakit perut).2.2.2. Syarat Air Minum Secara KimiawiSyarat kualitas air minum secara kimiawi terdapat pada tabel 2 di bawah ini.Tabel 2. Syarat kualitas air minum secara kimiawi.NoParameterKadar maksimum yang diperbolehkan (mg/liter)

1Antimon0,005

2Air raksa0,001

3Arsen0,01

4Barium0,7

5Boron0,3

6Kadmium0,003

7Kromium0,05

8Tembaga2

9Sianida0,07

10Florida1,5

11Timbal0,01

12Molybdenum0,07

13Nikel0,02

14Nitrat (sebagai NO3)50

15Nitrit (sebagai NO2)3

16Selenium0,01

17Ammonium1,5

18Aluminium0,2

19Klorida250

20Tembaga1

21Kesadahan500

22Hidrogen sulfide0,05

23Besi0,3

24Mangan0,1

25PH6,5-8,5

26Sodium200

27Sulfat250

28Total zat padat terlarut1000

29Seng3

Beberapa zat kimia yang bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan dan sebagainya.1) NitratNitrat yang biasa ditemukan dalam kegiatan pertanian. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah pertanian mengandung senyawa nitrat akibat penggunaan pupuk nitrogen (urea). Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga darah kekurangan oksigen.2) Flourida (F) Flourida adalah senyawa kimia yang alami pada air di berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan bermanfaat pada kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih dari 2 mg/l) menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak). Bila kadarnya lebih besar (3-6 mg/l), menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/l.3) Air raksa (merkurium, Hg) Unsur berbahaya lainnya adalah adalah logam berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata Jepang, 1950.4) Kadmium (Cd)Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum biasanya mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar Cd dalam air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemsifat progresif, lambat derintah No 20/1990 kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l. Berbagai organ tubuh dapat terpengaruh setelah terpapar jangka lama terhadap Kadmium. Organ yang paling sering terkena adalah ginjal. Secara klasik, gangguan fungsional melibatkan tubulus proksimal yang nantinya akan menimbulkan suatu proteinuria tipe tubular. Proteinuri dan disfungsi ginjal berkaitan dengan kadmium biasanya bersifat progresif, lambat dan mengakibatkan gagal ginjal.5) SeleniumZat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di daerah seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang diperbolehkan 0,01 mg/l.6) Mangan Mangan merupakan logam rapuh berwarna kelabu keputihan. Mangan dapat masuk ke dalam saluran cerna bersama makanan dan air. Mangan yang diabsorbsi didistribusikan terutama ke hati. Zat ini dapat menembus sawar darh otak dan plasenta. Paparan jangka panjang terhadap mangan menyebabkan kerusakan sistem saraf pusat dan paru-paru. Tanda pertama keracunan mangan adalah gangguan kapasitas mental.7) Timbal Timbal merupakn logam berat berwarna kelabu kebiruan. Sekitar 95% timbal dalam darah diikat oleh sel darah merah. Timbal dapat memberikan efek-efek toksik pada saluran cerna, hematopoetik, saraf perifer, sentral dan juga ginjal. Spasme usus halus adalah manifestasi klinis tersering dari keracunan timbal lanjut. Gejala ini biasanya didahului oleh konstipasi berat. Nyeri terlokalisir disekitar atau bawah umbilikus. Tanda paparan timbal ain adalah pigmentasi kelabu pada gusi.8) ArsenikArsen merupakan logam rapuh berwarna kelabu. Efek akut terhadap kesehatan berupa nyeri kepala, nyeri perut, mencret, muntah sampai syok. Sedangkan efek kronik biasanya terjadi gejala gastrointestinal, neuropati perifer, terutama sensorik, kerusakan hati, perubahan karsinogenik di paru dan kulit.9) Chromium (Cr)Chromium bersifat logam keras, berwarna kelabu. Efek kesehatan yang muncul berupa karsinoma paru, yang diperkirakan karena senyawaan chromium heksavalen dengan strontium, kalsium dan zinc.10) Timbal (Pb)Merupakan logam lunak berwarna kelabu kebiruan, berat, mudah ditempa. Tidak mudah diserap melalui saluran pencernaan, tetapibergantung kadar besi dan kalsium dalam makanan. Ekskresi terutama melalui urine. Efek kesehatan akut tidak spesifik dengan gejala kelesuan, kejang perut, sembelit, nyeri otot dan tidak nafsu makan. Efek kronik berupa neuropati motorik perifer, anemia, kerusakan ginjal dan ensepalopati.11) Zinc (Zn)Zinc bersifat sangat tahan korosi. Efek kesehatan akut berupa demam uap logam. Gejala berupa influenza. Pemulihan terjadi cepat tanpa cacat.

2.2.3. Syarat Air Minum Secara RadioaktifSyarat kualitas air minum secara radioaktif terdapat pada tabel 3 di bawah ini.Tabel 3. Syarat kualitas air minum secara radioaktif.NoParameterKadar maksimum yang diperbolehkan (Bq/liter)

1Gross alpha activity0,1

2Gross beta activity1

Efek pada sel yang dilintasi oleh sebuah partikel alpha masih kontroversial. Didua sebagian besar sel yang dilintasi oleh sebuah partikel alpha akan mati akibat deposit energi yang besar dalam inti sel dan kerusakan pada Deoxyribonucleat Acid (DNA). Efek ini dapat bersifat tidak letal dan pada sebagian sel yang terpajan yang dapat bertahan hidup akan mengalami kejadian mutagenik. 1) Aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity)Standar : 0,1 Bq/l (Beguerel/liter)Sinar ini merupakan sinar radioaktif yang tidak mempunyai daya tembus, efek yang terjadi lokal. Apabila terdapat sinar ini di lingkungan sekitar, maka dapat menimbulkan kontaminasi radioaktif pada lingkungan, yang dapat mengakibatkan rusaknya sel-sel tubuh manusia yang terkenanya.Radiasi Alpha biasanya ada di mana-mana: dalam tanah, di udara, dan juga di air. Karena batuan dasar bumi mengandung jumlah bervariasi dari unsur radioaktif, jumlah radiasi alpha di dalam air juga bervariasi. Sebagai peluruhan unsur radioaktif, radiasi alpha terus dilepaskan ke air tanah. Air tanah merupakan sumber air minum umum. Radiasi alfa dalam air minum dapat berupa mineral terlarut atau dalam kasus radon, sebagai gas.2) Aktivitas Beta (Gross Beta Activity) Standar : 1,0 Bq/lSinar beta dapat menembus kulit, dalamnya tergantung pada aktifitasnya. Kerusakan yang terjadi dapat lebih luas dan lebih mendalam daripada sinar alpha. Besar sinar ini paling tinggi di dalam air adalah sebesar 1,0 mg/L. Apabila melebihi kadar tersebut efeknya tidak berbeda dengan sinar alfa yaitu menimbulkan kerusakan pada sel-sel tubuh. Jika tubuh banyak menerima sinar beta maka akan menyebabkan luka bakar yang parah. Sinar beta juga menimbulkan kerusakan pada jaringan atau organ tubuh jika unsur yang memancarkan sinar beta berada dalam tubuh dalam waktu yang cukup lama.2.2.4. Syarat Air Minum Secara FisikSyarat kualitas air minum secara fisik terdapat pada tabel 4 di bawah ini.Tabel 4. Syarat kualitas air Minum secara fisik.NoParameterSatuanKadar maksimm yang diperbolehkan

1WarnaTCU15

2Rasa dan bau--

3Temperatur0CSuhu udara 30C

4KekeruhanNTU5

1) Suhu atau temperaturStandar : 3o CelciusTemperatur air mempengaruhi penerimaan masyarakat akan air dan dapat pula mempengaruhi reaksi kimia dalam pengolahannya terutama apabila temperatur sangat tinggi. Temperatur yang diinginkan adalah 30C suhu udara disekitarnya yang dapat memberikan rasa segar, tetapi iklim setempat atau jenis dari sumber-sumber air akan mempengaruhi temperatur air. Disamping itu, temperatur pada air mempengaruhi secara langsung toksisitas banyaknya bahan kimia pencemar, pertumbuhan mikroorganisme dan virus. Oleh karena itu, suhu menjadi salah satu standar kualitas air dengan tujuan untuk menjaga penerimaan masyarakat terhadap air minum yang dibutuhkannya, menjaga derajat toksisitas dan kelarutan bahan-bahan pencemar yang mungkin terdapat dalam air, serendah mungkin dan menjaga adanya temperatur air yang sedapat mungkin tidak menguntungkan bagi pertumbuhan mikroorganisme dan virus dalam air (Wulan, 2005).

Penyimpangan terhadap standar suhu ini, apabila suhu air minum lebih tinggi dari suhu udara, jelas akan mengakibatkan tidak tercapainya maksud-maksud tersebut diatas, yaitu akan menurunnya penerimaan masyarakat, meningkatkan toksisitas kelarutan bahan-bahan pencemar dan dapat manimbulkan suhu yang sesuai bagi kehidupan mikroorganisme dan virus tertentu dalam air. Temperatur atau suhu air diukur dengan menggunakan termometer air (Awaluddin, 2007).Kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi di sekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung (Wulan, 2005).Air yang secara mencolok mempunyai temperatur di atas atau di bawah temperatur udara berarti mengandung zat-zat tertentu (misalnya fenol yang terlarut di dalam air cukup banyak) atau sedang terjadi proses tertentu (proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme yang menghasilkan energi) yang mengeluarkan atau menyerap energi dalam air (Hartanto, 2007).2) Rasa dan BauStandar : Tidak berasa dan tidak berbauBau dan rasa dapat dirasakan langsung oleh indera penciuman dan pengecap. Biasanya, bau dan rasa saling berhubungan. Bau dan rasa biasanya terjadi secara bersamaan dan biasanya disebabkan oleh adanya bahan-bahan organik yang membusuk serta persenyawaan-persenyawaan kimia seperti fenol. Intensitas bau dan rasa dapat meningkat bila terhadap air dilakukan klorinasi.Bau air memberikan gambaran tentang kondisi air tersebut. Air yang berbau busuk, kemungkinan disebabkan karena campuran dari nitrogen, sulfur dan pospor. Bau tersebut tercium disebabkan karena terbentuk asam sulfur (H2S) dan amoniak (NH4). Bau dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri oleh mikroorganisme air serta kemungkinan akibat tidak langsung dari pencemaran lingkungan, terutama sistem sanitasi (Matahelumual, 2008). Air yang berbau busuk memiliki rasa kurang (tidak) enak. Dilihat dari segi estetika, air berbau busuk tidak layak dikonsumsi.Rasa dapat ditimbulkan karena adanya zat organik atau bakteri / unsur lain yang masuk ke badan air. Secara fisika, air bisa dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit, atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik (Hartanto, 2007).3) WarnaStandar : tidak berwarna; 15 TCUAir yang berwarna akan mengurangi segi estetika dan tidak diterima oleh masyarakat. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan. Warna pada air dapat disebabkan oleh kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk sehingga menghasilkan senyawa yang larut, unsur Fe dan Mn dengan kadar yang tinggi, senyawa-senyawa lainnya seperti zat warna yang digunakan dalam pencelupan, atau adanya tannin, lignin dan humus serta adanya bahan kimia atau mikroorganik (plankton) yang terlarut di dalam air. Warna yang disebabkan bahan-bahan kimia disebut apparent color yang berbahaya bagi tubuh manusia. Warna yang disebabkan oleh mikroorganisme disebut true color yang tidak berbahaya bagi kesehatan (Awaluddin, 2007).Warna air adalah ciri yang dipakai untuk mengkaji kondisi umum dari air limbah. Warna pada air menunjukkan kekuatannya, semakin pekat warna air berarti semakin jelek pula kondisi airnya. Warna ini dipengaruhi oleh pembusukan limbah organik maupun anorganik. Air yang mengandung bahan-bahan pewarna alamiah yang berasal dari rawa dan hutan, dianggap tidak mempunyai sifat-sifat yang membahayakan atau toksis. Meskipun demikian, adanya bahan-bahan tersebut memberikan warna kuning-kecoklatan pada air, yang menjadikan air tersebut tidak disukai oleh sebagian konsumen air (Matahelumual, 2008).4) KekeruhanStandar : 5 NTU (Nepelometric Turbidity Unit).Kekeruhan (turbiditas) adalah ukuran yang menggunakan efek cahaya sebagai dasar untuk mengukur keadaan air. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahanbahan yang terdapat dalam air (Matahelumual, 2008). Kekeruhan terjadi disebabkan oleh adanya zat-zat koloid, yaitu zat yang terapung serta terurai secara halus sekali. Hal itu disebabkan oleh kehadiran zat organik, jasad renik, lumpur, tanah liat dan benda terapung yang tidak mengendap dengan segera. Semakin banyak kandungan koloid maka air semakin keruh. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna buangan yang memasuki badan air, menyulitkan dalam usaha penyaringan dan akan mengurangi efektivitas usaha desinfeksi. Tingkat kekeruhan air dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium dengan metode Turbidimeter (Wulan, 2005).5) TDS atau Jumlah Zat Padat Terlarut (total dissolved solids)Standar : 1000 mg/lTDS biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik. Efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (Hartanto, 2007). Air yang baik dan layak untuk diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi batas maksimal yang diperbolehkan yaitu 1000 mg/l. Padatan yang terlarut di dalam air berupa bahan-bahan kimia anorganik dan gas-gas yang terlarut. Air yang mengandung jumlah padatan melebihi batas menyebabkan rasa yang tidak enak, menyebabkan mual, rasa tidak enak pada lidah, penyebab serangan jantung (cardiacdisease) dan tixaemia pada wanita hamil (Awaluddin, 2007).2.3. Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM)Unsur-unsur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) ada 4 yaitu; (Ir. Tri Joko,M.Si)

2.3.1. Unit Air BakuUnit Air baku adalah sarana dan prasarana pengambilan dan /atau penyedia air baku, meliputi bangunan penampungan air, bangunan pengambil/penyadap air, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.1) BroncapteringMerupakan bangunan penangkap mata air artesis -/+ yang muncul ke permukaan tanah secara alami2) IntakeSuatu konstruksi yang berguna untuk mengambil air dari sumber air di permukaan tanah seperti waduk, sungai, danau atau kanal. Konstruksi intake disesuaikan menurut konstruksi bangunan air dan umumnya secara kualitas airnya kurang baik namun biasanya secara kuantitas airnya cukup banyak.3) Bangunan Penampungan Air Baku/Instalasi Pengolahan Air MinumPembubuhan chlor sebagai bahan desinfektan

Tempat proses penyaringan butir-butir yang tidak ikut terendapkan

Proses pengendapan lumpur berikutnya

Tempat terbentuknya flok-flok

Tempat pencampuran koagulan dengan air baku

Proses pengendapan pendahuluan

4) PompaMerupakan mesin pendorong air yang ditempatkan di bawah air, maupun di atas air. Gunanya untuk menaikkan air dari sumber ke bangunan pengolahan air (treatment) maupun untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat melalui reservoir. Jenis pompa yang digunakan umumnya terdiri dari :a) Pompa Sentrifugal : ditempatkan di atas permukaan airb) Pompa Submersible : ditempatkan di bawah permukaan airc) Pompa Dozing : pompa untuk pembubuhan bahan koagulan5) ReservoirBangunan yang digunakan untuk menyeimbangkan debit pengaliran antara produksi dengan kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, sebagai penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instansi, mempertahankan tekanan dan mengatasi keadaan darurat.2.3.2. Unit ProduksiUnit Produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi, dan/atau biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan serta bangunan penampungan air minum.1) Bak PrasedimentasiTempat atau bangunan pra kondisi. Tempat proses penambahan bahan koagulan, proses aerasi (penambahan , pembuangan , dan minyak), proses koreksi pH, proses adsorpsi, penghilangan bau, rasa, warna dan penurunan kesadahan.2) Bak KoagulasiTempat penambahan koagulan ke dalam air baku diikuti dengan pengadukan cepat yang bertujuan untuk mencampur antara koagulan dengan koloid. Faktor-faktor yang mempengaruhi koagulasi adalah sumber air baku, suhu, air anaerobik, zat padat tersuspensi, pH, bahan koagulan, flokulasi pembantu dan pengurangan energi.Bentuk pengaduk cepat/koagulator dapat terdiri dari :a) Tipe Hidrolis Dalam pipa, dengan menggunakan kecepatan pengaliran sebagai sumber energi untuk pengadukan. Stated mixer, merupakan peralatan khusus yang dipasang pada pipa untuk mempercepat proses pengadukan. Terjunan memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi terjunan air.b) Tipe Mekanis : di dalam mencampurkan koagulan dengan air, alat ini menggunakan padel yang digerakkan oleh motor penggerak. Pengaduk cepat tipe mekanis terdiri dari : Impeller Turbin Impeller paddle Impeller propeller3) Bak FlokulasiBangunan yang berfungsi untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel yang tidak stabil sehingga terbentuk flok yang mudah mengendap. Tipe bak flokulasi yaitu pengaduk mekanis dan bak bersekat (horisontal dan vertikal).4) Bak SedimentasiBangunan tempat terjadinya proses pengendapan, dimana akibat gaya gravitasi, partikel yang mempunyai berat jenis lebih besar dari berat jenis air akan mengendap ke bawah dan yang lebih kecil berat jenisnya akan mengapung. Kecepatan pengendapan partikel akan bertambah sesuai dengan pertambahan ukuran partikel dan berat jenisnya. Prinsip yang digunakan adalah menyaring flok-flok yang telah mengendap. Jenis pengendapan ada 2 yaitu : a) Pengendapan partikel discrete : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai kecepatan pengendapan yang relatif konstan tanpa dipengaruhi oleh adanya perubahan ukuran partikel dan berat jenis.b) Pengendapan partikel flocculants : pengendapan yang terjadi akibat gaya gravitasi dan mempunyai percepatan pengendapan persatuan waktu sesuai dengan pertambahan ukuran partikel flocculant.Zona Bak sedimentasi5) Bak FiltrasiBangunan tempat terjadinya proses penyaringan partikel secara fisik, kimia dan biologi untuk memisahkan atau menyaring partikel yang tidak terendapkan di sedimentasi melalui media berpori. Fungsi dari bak filtrasi adalah menyempurnakan penurunan kadar kontaminan sperti bakteri, warna, rasa, bau dan Fe sehingga diperoleh air yang bersih memenuhi standar kualitas air minum. Jenis saringan ada dua yaitu saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat.Proses Filtrasi6) DesinfeksiProses untuk mematikan mikroorganisme yang masih tersisa dalam proses, terutama ditujukan kepada pathogen. Fungsi proses desinfeksi adalah menghilangkan bau, mematikan alga, mengoksidasi Fe(II) menjadi Fe(III), mengoksidasi Mn, mengoksidasi menjadi , mengoksidasi nitrit menjadi nitrat, mengoksidasi amonia menjadi senyawa amin, mengoksidasi phenol menjadi senyawa phenolat yang tidak berbahaya.

Faktor yang mempengaruhi efisiensi desinfeksi adalah :a) Waktu kontakb) Jumlah mikroorganismec) Konsentrasi desinfeksid) Suhu aire) pHf) adanya senyawa lain dalam air.7) ReservoirBangunan penampungan air minum sebelum dilakukan pendistribusian ke pelanggan/masyarakat, yang dapat ditempatkan di atas permukaan tanah maupun di bawah permukaan tanah.

Fungsi reservoir adalah penampungan terakhir air yang telah diolah dan memenuhi syarat kualitas air minum, keseimbangan antara kebutuhan dan pasokan air, meningkatkan kemudahan operasi, mengurangi pemakaian pompa, cadangan air pada saat darurat, tempat penyimpanan air saat desinfektan dan lain-lain.2.3.3. Unit DistribusiUnit Distribusi adalah sarana dan prasarana penyaluran/pengaliran air minum dari unit produksi ke unit pelayanan, meliputi sistem pengaliran, jaringan perpipaan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.1) Sistem PendistribusianSistem yang langsung berhubungan dengan konsumen, yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah pelayanan. Hal yang harus dijaga selama pendistribusian adalah kontinuitas pelayanan dan kualitas air. Pembagian air dilakukan melalui pipa-pipa disribusi, seperti :a) Pipa primer, tidak diperkenankan untuk dilakukan tappingb) Pipa sekunder, diperkenankan tapping untuk keperluan tertentu, seperti: fire hidran, bandara, pelabuhan dan lain-lain.c) Pipa tersier,diperkenankan tapping untuk kepentingan pendistribusian air ke masyarakat melalui pipa sekunder.2) Sistem Pengalirana) Cara GravitasiCara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan. Cara ini lebih ekonomis karena memanfaatkan beda tinggib) Cara PemompaanCara ini digunakan jika daerah pelayanan merupakan daerah yang datar dan tidak ada daerah yang berbukit.c) Cara GabunganPada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi.3) Jaringan Distribusia) Sistem Cabang (branch)Kelebihan : Sistem ini sederhana dan desain jaringan perpipaannya juga sederhana. Cocok untuk daerah yang sedang berkembang. Pengambilan dan tekanan pada titik manapun dapat dihitung dengan mudah. Pipa dapat ditambahkan bila diperlukan (pengembangan kota). Dimensi pipa lebih kecil karena hanya melayani populasi yang terbatas. Membutuhkan beberapa katup untuk mengoperasikan sistem.Kekurangan : Saat terjadi kerusakan, air tidak tersedia untuk sementara waktu Tidak cukup air untuk memadamkan kebakaran karena suplai hanya dari pipa tunggal. Pada jalur buntu, mungkin terjadi pencemaran dan sedimentasi jika tidak ada penggelontoran. Tekanan tidak mencukupi ketika dilakukan penambahan areal ke dalam sistem penyediaan air minum.b) Sistem GridironKelebihan : Air dalam sistem mengalir bebas ke beberapa arah dan tidak terjadi stagnasi seperti bentuk cabang. Ketika ada perbaikan pipa, air yang tersambung dengan pipa tersebut tetap mendapat air dari bagian yang lain. Ketika terjadi kebakaran, air tersedia dari semua arah. Kehilangan tekanan pada semua titik dalam sistem minimumKekurangan : Perhitungan ukuran pipa lebih rumit. Membutuhkan lebih banyak pipa dan sambungan pipa sehingga lebih mahal.c) Sistem Melingkar (loop)Kelebihan : Setiap titik mendapat suplai dari dua arah. Saat terjadi kerusakan pipa, air dapat disediakan dari arah lain. Untuk memadamkan kebakaran, air tersedia dari segala arah. Desain pipa mudah.Kekurangan : Membutuhkan lebih banyak pipa.2.3.4. Unit PelayananUnit Pelayanan adalah sarana dan prasarana penyaluran/pengaliran air minum dari unit distribusi ke unit pelayanan/ke penampungan (reservoir) masyarakat atau pelanggan dengan volume tertentu dan secara kontinuitas.

III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN3.1. Sejarah Berdirinya PerusahaanPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau adalah Badan Usaha Milik Daerah (BUMN) yang bergerak dibidang penyaluran air bersih untuk masyarakat umum yang berada di kawasan Kota Bandarlampung. Perusahaan ini pada awalnya didirikan oleh pemerintahan Belanda dengan nama Waterleideng.Sumber air yang diusahakan pada waktu itu adalah sumber Air Egaharap 1 dan 2 pada tahun 1915, air tersebut dialirkan ke Tanjung Karang. Tahun 1930 perusahaan diperluas dengan sumber Air Pengajaran. Menurut penyelidikan airnya tidak memenuhi syarat kesehatan, sehingga air tersebut tidak diperkenankan untuk diminum. Tahun 1937 sumber air Way Rilau diusahakan dan jaringannya diperuntukkan bagi pelanggan di Teluk Betung.Tahun 1942 sumber Air Pahoman dibangun pada zaman penjajahan Jepang (1942-1945) perusahaan ini berganti nama menjadi Sui To. Sejak tahun 1964 perusahaan ini dikelola oleh Pemerintahan Kotamadya Bandarlampung Bagian seksi air minum Pemerintahan daerah tingkat II Tanjung Karang, Teluk Betung. Status perubahan ini belum memenuhi pertumbuhan dan perkembangan seksi air minum, mengingat status kelembagaan belum mendukung untuk menambah modal kerja guna perluasan dan pengembangan jaringan akibat keterbatasan APBD tingkat II, namun dengan dikeluarkannya UU No. 5 tahun 1962 tentang perusahaan daerah, maka segala bentuk perusahaan daerah dengan peraturan daerah tersendiri. Pada tanggal 11 Maret 1976 dikeluarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 02 tahun 1976, yang mengatur tentang pendirian Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) way Rilau Kotamadya tingkat II Tanjung Karang, Teluk Betung.Dengan adanya perubahan nama Kotamadya Daerah tingkat II Tanjung karang, Teluk Betung menjadi Daerah tingkat II Bandarlampung sesuai dengan peraturan Daerah No. 24 tahun 1983, maka nama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung.Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau ini disahkan oleh Gubernur provinsi Lampung tanggal 26 Juni 1976 dengan SK/No.G/095/B.III/HK/1976. Kemudian, pada tahun 1980 tentang pemakaian air minum Way Rilau Kota Bandarlampung.Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung menjadi salah satu perusahaan milik daerah yang mempunyai tugas melaksanakan, mengelola, sarana dan prasarana dibidang penyediaan air bersih dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih secara adil dan terus menerus, di samping mempunyai fungsi ganda yaitu fungsi sosial dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan.3.2. Kedudukan, Fungsi dan Peranan Perusahaana. KedudukanDengan dikeluarkannya UU No. 5 tahun1962 darurat 1969 tentang perusahaan daerah, maka pengelola air minum di Kota Bandarlampung dibentuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau melalui Perda No. 2/1976 tanggal 11 Maret 1976 tentang pendirian PDAM Way Rilau Tanjung karang, Teluk Betung di mana modal perusahaan merupakan kekayaan pemerintahan daerah yang dipisahkan yaitu aset yang selama ini dikelola oleh seksi air minum Dinas PU Kotamadya Daerah Tingkat II Tangung Karang.b. FungsiPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung mempunyai fungsi sosial dan profit :a) Sosial yaitu pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat dan memberlakukan subsidi silang untuk masyarakat yang rendah.b) Profit yaitu perusahaan yang mengharapkan keuntungan dan memberlakukan tarif.c. PerananBerdasarkan SK Menteri PU No. 269/KPTS/1984 tanggal 8 Agustus yaitu melaksanakan, mengelola sarana dan prasarana penyediaan air bersih dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat secara adil, merata dan terus-menerus.3.3. Visi, Misi dan Motto Perusahaan1) VisiMewujudkan pelayanan yang baik, efisien dalam pengelolaana) Mewujudkan pelayanan yang baikAdalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat secara tepat waktu (cepat), tepat jumlah (profesional), tepat harga (layak) dan tepat produk (bermutu).b) Efisien dalam pengelolaanAdalah mengatur pengeluaran sehemat mungkin dengan tetap menjaga kualitas, kuantitas dan kontinyuitas yang diberikan oleh PDAM terhadap pelanggan.2) MisiDalam rangka mencapai Visi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandarlampung maka Misi yang akan ditempuh yaitu :a) Menyediakan air bersih dan standar kesehatan secara kontinue merata sesuai dengan tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Bandarlampung sebagaimana tertuang dalam SK Menteri PU No. 269/KPTS/1684 tanggal 8 Agustus 1984, yaitu melaksanakan, mengelola sarana dan prasarana penyediaan air bersih dengan tujuan memberikan pelayanan air bersih bagi seluruh masyarakat secara adil, merata dan terus-menerus.b) Mewujudkan profesionalisme dalam pengelolaanSebagai perusahaan air minum milik pemerintahan kota dan prasarananya, teknologi dan tuntutan yang maju perusahaan dikelola secara profesionalisme.c) Meningkatkan pendapatanTarget pengelolaan dan pendapatan perusahaan ditingkatkan guna kesejahteraan pegawai menunjang instansi pengembangan serta memberikan porsi setoran sebagai penambah pendapatan hasil daerah (PAD).d) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakatPelayanan kepada masyarakat perlu ditingkatkan terus-menerus dalam rangka memenuhi kepuasan pelanggan baik pada aspek kualitas, kuantitas dan kontinyuitas pengaliran air.3) MottoPelanggan adalah mitra Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).3.4. Kebijakan MutuPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung memproduksi air bersih dan air minum. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.3.5. Lokasi dan Tata Letak PerusahaanPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau terletak di jalan Pangeran Emir M. Noer No. 11A, Pengajaran, Teluk Betung Utara Kota Bandarlampung. Berada di ketinggian 37 M di atas permukaan laut, dengan letak geografis LU dan LS.Secara administratif perusahaan ini berbatasan dengan :1) Sebelah Utara dengan Kec. Tanjung Karang Pusat dan Tanjung Karang Barat.2) Sebelah Selatan dengan Kec. Teluk Betung Selatan.3) Sebelah Barat dengan Kec. Padang Cermin.4) Sebelah Timur dengan Kec. Panjang dan Tanjung Karang Timur.Wilayah kerja usaha pemantapan kualitas PDAM Way Rilau mulai dari intake Way Kuripan hingga ke reservoir Sumur Putri.IV. HASIL DAN PEMBAHASANPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Way Rilau Kota Bandarlampung memproduksi dari air baku menjadi air bersih yang didistribusikan ke pelanggan dengan sistem pengelolaan air melalui sistem pemompaan dan gravitasi dari air baku, intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, desinfeksi atau klorinasi dan reservoir.4.1. Sistem Pengolahan AirAir yang diambil dari aliran sungai (baku) sebaiknya dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dimanfaatkan atau digunakan untuk kebutuhan air minum atau keperluan sehari-hari, dengan tujuan agar memenuhi syarat serta layak dikonsumsi.4.1.1. IntakeIntake merupakan tempat penampungan sementara air baku yang berasal dari aliran sungai yang akan dialirkan ke bak koagulasi melalui pipa.4.1.2. KoagulasiKoagulasi dilakukan dengan pengadukan cepat (Rapid Mixing) dengan cara menambahkan atau memasukkan koagulan ke dalam air baku pada saat pengaliran air baku dari intake ke receiping well, sehingga koagulan dapat bercampur dengan air secara baik, cepat, dan sempurna.Koagulan yang dipakai adalah Polyalumunium Chloride (PAC) 12%, bahan koagulan ini digunakan karena lebih efisien untuk menurunkan kadar karbonat dan membantu proses pengendapan partikel-partikel kecil yang tidak dapat mengendap dengan sendirinya. Penambahan koagulan pada PDAM Way Rilau dilakukan dengan menggunakan pompa yang disebut dengan Dosering Pump. Penentuan banyaknya dosis koagulan ditentukan melalui dengan jar-test di laboratorium dan dilakukan setiap hari untuk mengontrol perubahan kualitas air yang mungkin terjadi.4.1.3. FlokulasiFlokulasi dilakukan secara hidrolisis dengan menggunakan tipe flokulator Up and Down yang terdiri dari 5 unit, yang masing-masing unit mempunyai kapasitas 45 liter/detik yang dihubungkan secara paralel. Penyekat (buffle) yang digunakan terbuat dari kayu dan beton, dengan ketebalan kayu 5 cm. Penggunaan tipe ini bertujuan untuk memberikan waktu agar flok yang terbentuk menjadi lebih besar dan mudah mengendap.4.1.4. SedimentasiPada PDAM Way Rilau proses pengendapan dilakukan dengan cara mengalirkan air yang berasal dari bak flokulator secara lambat ke dalam bak sedimentasi sehingga dihasilkan air jernih dilapisan dan lapisan yang masih keruh di bagian bawahnya. Pada masing- masing unit sedimentasi terdapat dua gutter yang berfungsi untuk memperlambat laju air sehingga flok-flok mudah turun kebawah dan mengendap. Bak sedimentasi yang digunakan adalah tipe plate setter with lamella seperators. Plate setter yang digunakan berukuran 1,0x1,0 m dengan sudut kemiringan . Dan jarak antara plate 25 mm yang berfungsi untuk memperluas bidang pengendapan lebih cepat. Pada titik jenuh flok-flok dibuang.4.1.5. FiltrasiSistem pengolahan yang menggunakan bahan koagulan untuk filtrasi yang baik digunakan adalah saringan pasir cepat karena penambahan koagulan akan menyebabkan mikrobiologi yang harus ada di saringan pasir lambat akan mati. Air yang keluar dari bak sedimentasi mengalir ke bak filter, sedangkan gumpalan-gumpalan dan lumpur (flok) akan tertahan pada lapisan atas filter.4.1.6. KlorinasiProses desinfeksi dilakukan pada IPA (Instalasi Pengolahan Air) menggunakan gar klor, yang diberikan sebanyak 2 kali yaitu pre klorinasi dan post klorinasi.a) Pre KlorinasiProses pemberian gas klor yang dilakukan dengan cara ditambahkan pada aliran air menuju bak flokulasi yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas air baku berkenaan dengan bau, rasa, warna yang terdapat di dalam air serta menghambat pertumbuhan alga dan lumut.b) Post KlorinasiPost klorinasi dilakukan pada bak penampungan air akhir (reservoir). Pada proses ini dilakukan penambahan gas klor yang terkandung dalam air poduksi menjadi kurang lebih 4 ppm. Proses ini berfungsi membunuh kuman pada saat pengaliran air menuju konsumen. Gas klor yang diberikan diharapkan sampai pada konsumen dalam jumlah yang cukup, tidak lebih dari 0,2 mg/l, sehingga tidak membahayakan konsumen.4.1.7. ReservoirAir yang ditampung dalam reservoir mengandung sisa gas klor yang dibatasi lebih kurang 0,5 mg/l sehingga air yang didistribusikan ke pelanggan sisa gas klor yang diharapkan sebesar 0,2 mg/l agar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan kesehatan pelanggan. Pada reservoir PDAM Way Rilau berkapasitas 4000 penempatan reservoirnya adalah di bawah permukaan tanah (ground reservoar)Resevoir

Klorinasi

Filtrasi

Sedimentasi

Flokulasi

Koagulasi

Intake

Sungai

Diagram alir pengolahan air

4.2. Pengendalian Kualitas Air4.2.1. Uji Jar testTujuan dari pengujian jar test yaitu untuk menentukan besarnya dosis optimum PAC 12 % yang dibutuhkan dalam proses penjernihan air.4.2.2. Pemeriksaan KekeruhanPemeriksaan kekeruhan menggunakan alat turbidimeter, pengukuran kekeruhan dalam air berdasarkan pengukuran intensitas cahaya yang dipancarkan oleh suspensi dalam air.4.2.3. Pemeriksaan pHPemeriksaan pH menggunakan alat komparator disk dari produk HACH dengan perbandingan warna.4.2.4. Pemeriksaan KesadahanPrinsip pemeriksaan kesadahan adalah Ca dan Mg dalam air dapat membentuk senyawa kompleks dengan etilen diamin tetra asetat (EDTA) pada suasana pH tertentu untuk mengetahui titik akhir titrasi digunakan indikator logam (EBT da murexida).4.2.5. Pemeriksaan Zat OrganikPrinsip pemeriksaan zat organik yaitu zat organik dioksidasi oleh berlebihan dalam suasana asam dan panas. Kelebihan direduksi oleh asam oksalat berlebih, kelebihan asam oksalat dititrasi kembali oleh larutan .V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan1) Sistem pengolahan air bersih pada PDAM Way Rilau telah memenuhi kriteria sistem pengolahan air bersih.2) Jenis koagulan yang digunakan oleh PDAM Way Rilau adalah Polyalumunium Chloride (PAC) 12%.3) Tipe flokulator yang digunakan oleh PDAM Way Rilau adalah tipe flokulator Up and Down.4) Bak sedimentasi yang digunakan oleh PDAM Way Rilau adalah tipe plate setter with lamella seperators.5) Penambahan bahan klor sebanyak 2 kali yaitu pre klorinasi dan post klorinasi.6) Kapasitas reservoir PDAM Way Rilau adalah 4000 5.2. Saran1) PDAM Way Rilau Bandarlampung harus lebih teliti lagi dalam pemberian atau pembubuhan klor sehingga tidak berlebihan maupun kekurangan yang dapat berdampak pada kesehatan manusia (pelanggan).VI. LAMPIRAN 6.1. Gambar-Gambar Hasil Penelitian Gambar 1. Air baku Gambar 2. Penyaring sampah (Bar screen) Gambar 3. Mesin pompa 1

Gambar 4. Mesin pompa 2 Gambar 5. Mesin pompa 3

Gambar 6. Ruangan mesin pompa intake Gambar 7. Bak pengaduk Gambar 8. Bak koagulasi dan Flokulasi Gambar 9. Bak koagulasi dan Flokulasi Gambar 10. Bak sedimentasi Gambar 11. Bak sedimentasi Gambar 12. Bak sedimentasi Gambar 13. Gutter Gambar 14. Bak filtrasiGambar 15. Bak Pelimpah dari Sedimentasi Gambar 16. Bak Klorinasi Ke Bak Filtrasi Gambar 17. Reservoir Gambar 18. Bangunan Reservoir yang

Dimanfaatkan Menjadi Lapangan Bermain Gambar 19. Alat Uji Kekeruhan Gambar 20. Jar Test Gambar 21. Mobil PDAM Gambar 22. ManholeDAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011. Makalah Pengelolaan Air minum. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/07/makalah-pengelolaan-air-minum.html.Joko,Tri. Sistem Penyediaan Air Minum. Jakarta.Marini, Ria. 2011. Laporan Praktek Kerja Lapangan di PDAM Way Rilau Bandarlampung. Bandarlampung.Yayanakhyar. 2008. Pengawasan Kualitas Air minum Isi Ulang oleh Diknas. Pekanbaru. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012http://yayanakhyar.wordpress.com/2008/09/05/pengawasan-kualitas-air-minum-isi-ulang-oleh-dinkes-kota-pekanbaru-tahun-2008/