Cara Bermain Forex | Cara menggunakan moving average

145
Perlu Anda ketahui bahwa indikator teknikal bukanlah alat yang bisa menjadikan Anda seperti cenayang

description

Cara Bermain Forex - Coba demo AKUN GRATIS : http://www.foreximf.com/goto/demo Belajar Bisnis, Berita Forex, Berita Forex Hari Ini, Cara Bermain Forex Valas, Forex Factory, Valas, Dapatkan analisa PREMIUM harian forex sebagi pembanding entry point Anda secara GRATIS di : http://www.foreximf.com/goto/subscribe-analisa Artikel ini diambil dari : http://carabermainforexvalas.blogspot.com/

Transcript of Cara Bermain Forex | Cara menggunakan moving average

Perlu Anda ketahui bahwa indikator teknikal bukanlah alat yang bisa menjadikan Anda

seperti cenayang

Indikator teknikal hanya membantu Anda untuk mengenali potensi pergerakan harga.

Kali ini Anda akan mempelajari indikator teknikal yang bernama Moving Average

Moving average (selanjutnya akan kita sebut sebagai MA) merupakan salah satu indikator

tren yang cukup populer

Indikator ini “memperhalus” pergerakan harga dalam rentang waktu tertentu, sehingga Anda dipermudah untuk mengenali tren atau arah pergerakan harga secara umum

Mari kita lihat gambar berikut ini.

Gambar di atas adalah grafik 1 jam-an AUD/USD

Garis berwarna merah yang terlihat grafik tersebut adalah salah satu contoh indikator

moving average yang memiliki periode 50 (MA 50)

Artinya, indikator tersebut mengambil data harga dari 50 candlestick terakhir, lalu menggambarkannya

sebagai garis yang Anda lihat itu

Standar harga yang digunakan biasanya adalah harga penutupan (close), namun ada beberapa metode

yang menggunakan harga open, high, atau low

Namun kita tidak akan membahas hal tersebut kali ini.

Kembali ke gambar di atas, Anda bisa melihat bahwa MA bisa memperlihatkan kepada Anda

tren yang sedang berlangsung

Jika harga pada umumnya berada di bawah MA, maka tren saat itu adalah downtrend.

Sebaliknya, jika harga secara umum bergerak di atas MA, maka tren saat itu adalah uptrend

Dari contoh di atas terlihat bahwa trend untuk AUD/USD pada grafik 1 jam-an (hourly) adalah

turun (downtrend)

Semakin curam kemiringan MA tersebut, maka itu artinya tren yang terjadi semakin kuat

Dengan demikian, Anda bisa lebih mudah memperkirakan potensi arah pergerakan

selanjutnya.

MA juga bisa berfungsi sebagai support dan resistance

Istilahnya adalah support dan resistance dinamis (dynamic support and resistance)

Dinamakan demikian karena ia bergerak sesuai dengan pergerakan harga.

Pada saat uptrend, MA berfungsi sebagai support

Sebaliknya pada saat downtrend, MA berfungsi sebagai resistance.

Oke, mungkin Anda sudah tidak sabar ingin segera mencicipi resep trading menggunakan

MA ini

Sabar"¦ bahkan Utut Adianto juga belajar dasar-dasar catur dulu kok sebelum menjadi

Grand Master

Baiklah, kita akan segera melangkah lebih jauh lagi.

Dalam pembelajaran mengenai MA ini, Anda hanya akan membahas dua jenis MA yang

populer saja, yaitu:

1. Simple Moving Average (SMA)

2. Exponential Moving Average ( EMA)

Anda akan mempelajari dasar-dasarnya dulu, baru nanti Anda akan pelajari strateginya

Oke, ini dia

Simple Moving Average (SMA)

Simple Moving Average (SMA) ini merupakan MA yang paling sederhana

Ya, sesuai dengan namanya: simple

Tapi jangan remehkan kemampuan si SMA yang sederhana ini, karena dengan penggunaan yang tepat ia pun bisa menuntun Anda untuk mengenali pergerakan harga.

Jika Anda menggunakan SMA 50 di grafik 1 jam-an, maka SMA 50 yang Anda lihat adalah hasil dari penjumlahan 50 harga penutupan terakhir, lalu hasil penjumlahan itu dibagi lagi

dengan 50

Dari perhitungan itulah Anda bisa memperoleh nilai rata-rata dari harga penutupan dalam 50

jam terakhir.

Sudah dapat gambarannya kan? Oke, kita lanjutkan.

Seperti yang pernah disampaikan, pada prakteknya Anda tidak perlu susah-susah lagi menghitung SMA ini, platform

trading yang Anda gunakan sudah menyediakan alatnya

Lho, lalu mengapa repot-repot mempelajari perhitungannya? Tujuannya hanya agar Anda

memiliki gambaan mengenai apa sebenarnya SMA ini

Juga agar Anda memiliki dasar jika nanti Anda ingin memodifikasi SMA ini sesuai dengan

strategi Anda nantinya.

Seperti yang telah disampaikan di awal tadi: MA “memperhalus”pergerakan harga

Semakin besar periode yang digunakan maka semakin “halus” pula MA yang dihasilkan�

Semakin halus MA yang dihasilkan maka akan semakin lambat ia bereaksi terhadap

pergerakan harga.

Mari kita lihat perbandingan antara SMA 20 dengan SMA 50 berikut ini.

Nah, kelihatan kan? SMA 20 yang berwarna biru memiliki liukan-liukan yang lebih agresif

dibandingkan dengan SMA 50 yang berwarna merah

Ini menunjukkan bahwa SMA 20 yang memiliki periode lebih pendek lebih cepat bereaksi terhadap pergerakan harga,

sedangkan SMA 50 cenderung lebih lambat daripada SMA 20

SMA 50 terlihat lebih "kalem", �tidak se-"liar" SMA 20.�

Dengan mengamati kedua SMA di atas Anda bisa melihat bahwa pasar tengah dalam

keadaan trending

Kedua SMA yang Anda lihat pada grafik di atas menggambarkan arah tren secara umum, yaitu

downtrend.

Pada topik yang lebih lanjut Anda akan mempelajari strategi penggunaan SMA ini, kelemahannya serta

cara mengantisipasi kelemahan SMA tersebut.

Exponential Moving Average (EMA)

Perhitungan EMA tidaklah sesederhana SMA

EMA memberikan bobot yang lebih dalam perhitungan harga rata-rata dalam rentang

waktu tertentu

Efeknya adalah EMA cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan harga , sehingga EMA bergerak sedikit lebih agresif daripada SMA.

EMA & SMA Sample

Gambar di atas memperlihatkan SMA dan EMA yang diplot pada grafik yang sama

Periode yang digunakan juga sama-sama 50 namun metode perhitungannya berbeda

MA yang berwarna biru adalah EMA, sedangkan MA yang berwarna merah adalah

SMA

Anda bisa melihat bahwa EMA 50 selalu lebih dekat kepada SMA 50

Ini artinya EMA lebih merepresentasikan pergerakan harga (price action) daripada SMA

Dengan kata lain, EMA lebih menggambarkan apa yang terjadi di pasar saat ini.

SMA atau EMA?

Mungkin sekarang Anda akan berteriak, "Jadi yang mana yang harus saya pakai? SMA atau

EMA?" Hehe"¦ jangan bingung ya�

EMA maupun SMA memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri

Kita bahas satu per satu.

Kalau Anda adalah trader yang agresif dan ingin menggunakan MA yang bereaksi cepat terhadap

pergerakan harga, maka EMA merupakan pilihan yang tepat

EMA bisa membantu Anda menangkap peluang lebih cepat dibandingkan SMA

Dengan demikian profit yang bisa Anda dapatkan tentunya akan lebih besar pula

Namun kekurangannya adalah Anda bisa saja terjebak oleh fake signal (sinyal palsu) yang

diberikan oleh EMA.

Nah, SMA sendiri adalah kebalikan dari EMA

SMA bereaksi lebih lamban pada pergerakan harga daripada EMA

Dengan demikian, peluang yang diberikan pun akan lebih lambat muncul

Artinya, profit yang dihasilkan pun akan lebih kecil

Namun kemungkinan terjebak oleh fake signal lebih kecil.

Jadi pilih yang mana? Terserah Anda

Ya, benar-benar terserah Anda

Anda sudah tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing MA

Pilih yang sesuai dengan karakter Anda.

Penggunaan Moving Average

Ingat selalu kalimat ini:

"JIKA HARGA SECARA UMUM BERGERAK DI ATAS MA, MAKA TREN YANG BERLANGSUNG

ADALAH UPTREND

SEBALIKNYA JIKA HARGA SECARA UMUM BERGERAK DI BAWAH MA, MAKA TREN YANG

BERLANGSUNG ADALAH DOWNTREND." �

Mudah kan? Inilah prinsip dasar penggunaan MA

Dengan demikian, berhati-hatilah jika harga bergerak menembus MA (terjadi breakout), karena hal tersebut

merupakan indikasi awal (bukan kepastian) bahwa tren akan berubah arah.

Ingat juga bahwa pada saat uptrend strategi yang terbaik adalah Buy

Sebaliknya, pada saat downtrend strategi yang terbaik adalah Sell.

Pada saat uptrend, MA bisa Anda pergunakan sebagai area referensi untuk buy

Sebaliknya, pada saat downtrend, MA bisa Anda pergunakan sebagai area referensi untuk

melakukan sell

Strategi yang biasanya diterapkan adalah bounce trading.

Mari kita cermati gambar berikut ini:

Dalam gambar di atas terlihat indikator SMA 50 yang diplot pada grafik 1 jam-an

Terlihat bahwa harga terkoreksi dan mendekati SMA 50 dan memantul

Dengan demikian Anda memperoleh konfirmasi bahwa terjadi pantulan

Level stop loss yang terlihat di gambar adalah exit point berdasarkan support yang terdekat

Level target yang diambil adalah resistance yang terdekat

Perlu diingat bahwa jika Anda akan melakukan buy menggunakan MA, maka pastikan bahwa

garis MA sedang menanjak (naik).

Kita lihat apa yang terjadi kemudian.

Ternyata bounce yang terjadi valid dan target Anda tercapai.

Pada strategi sell, yang dilakukan sebenarnya hanya kebalikan dari strategi buy

Ketika harga mengalami pullback ke area MA, yang Anda lakukan adalah menunggu

konfirmasi bounce untuk melakukan sell

Perhatikan gambar di bawah ini.

Contoh di atas juga mempergunakan SMA 50

Yang pertama kali harus Anda perhatikan adalah apakah garis SMA tersebut sedang

turun

Ketika harga mengalami pullback ke area SMA, pastikan bahwa kemiringannya SMA tetap ke

bawah (turun)

Dalam gambar di atas, kita melihat bahwa harga persis menyentuh garis SMA

Memang ada false break, namun segera harga bergerak turun dan bergerak di bawah SMA

Keadaan ini menggambarkan bahwa tekanan bearish lebih besar daripada bullish

Pada saat ini Anda boleh langsung mengambil posisi sell dengan target di support terdekat dan

stop loss di resistance terdekat.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Ya"¦ ya"¦ sederhana memang, tapi ingat: tidak selamanya skenarionya seperti ini

Terkadang bounce yang terjadi gagal dan harga malah berbalik dan menembus MA dengan

sadisnya

Itulah sebabnya Anda perlu menempatkan stop loss

Nantinya, dengan strategi ditambah manajemen resiko yang baik (akan dipelajari nanti pada level yang lebih tinggi),

strategi yang sederhana pun bisa menghasilkan profit yang konsisten.

Nah, ada pengembangan dari penggunaan MA sebagai entry point

Salah satu pengembangan yang populer adalah mengkombinasikan dua buah MA di dalam satu

grafik

Kombinasi yang cukup populer adalah kombinasi SMA 20 dan SMA 50

Strategi ini kita sebut sebagai "double MA".�

Idenya adalah memanfaatkan celah yang merupakan area di antara dua MA (apakah nanti Anda akan

menggunakan SMA ataupun SMA, sama saja

Hanya saja dalam contoh ini kami menggunakan SMA)

Dari gambar di atas Anda bisa melihat bahwa sell dilakukan ketika harga masuk ke dalam area

yang dimaksud.

Kalau Anda akan melakukan transaksi dengan strategi double MA maka minimal dua kondisi

berikut harus terpenuhi:

1. Kedua MA harus memiliki arah kemiringan yang sama

Jika akan BUY, maka kemiringan kedua MA harus ke atas (naik)

Sebaliknya, jika akan SELL, maka kemiringan kedua MA harus ke bawah (turun).

2. Harga sudah berada di dalam celah yang merupakan area di antara dua MA.

Contoh di bawah ini adalah menggunakan strategi double MA untuk melakukan Buy.

Oke, Anda sudah tahu bahwa celah MA tersebut bisa Anda manfaatkan untuk entry

Pertanyaannya kemudian adalah: kapan persisnya Anda bisa buy atau sell?

Untuk sementara, Anda gunakan saja dulu area tersebut

Jadi ketika harga masuk dan candlestick ditutup di area tersebut, maka pada saat itulah Anda

melakukan transaksi

Nantinya, akan ada alat bantu tambahan yang bisa membantu Anda untuk menentukan

timing kapan harus melakukan aksi

Itu akan dipelajari di tingkat yang lebih lanjut

Stay tune!

Double MA Crossover

Perpotongan antara dua MA bisa Anda jadikan sinyal atau indikasi awal bahwa tren akan

berubah arah

Hal tersebut juga bisa Anda pergunakan sebagai sinyal untuk entry.

Gambar di atas memperlihatkan SMA yang diplot di grafik 1 jam-an untuk currency pair

GBP/USD

Pergerakan dari tanggal 27 Mei 2011 hingga lebih kurang 31 Mei 2011 adalah naik

Sekitar tanggal 1 Juni 2011, terjadi crossover (perpotongan) antara SMA 20 dan SMA 50

Setelah terjadi pullback sedikit, terlihat GBP/USD meluncur turun mulai tanggal 1 Juni

2011 hingga 2 Juni 2011.

Jika Anda melakukan sell ketika kedua SMA itu berpotongan, maka pada tanggal 2 Juni Anda

sudah memperoleh setidaknya 100 pips

Yummy!

Kalau buy bagaimana? Sederhana saja, perpotongan dari bawah ke atas merupakan

sinyalnya.

Perpotongan dua MA tersebut juga bisa Anda manfaatkan sebagai exit point jika Anda seandainya telah melakukan

Buy berdasarkan strategi double MA sebelumnya

Jadi, selain sebagai entry point, perpotongan dua MA juga bisa digunakan sebagai exit point.