Cara Penulisan Naskah MPI

20
CARA PENULISAN NASKAH PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF PENDAHULUAN Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digita.. Aplikasi teknologi komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal dengan istilah “Computer Asisted Instruction (CAI)”, atau dalam istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai “Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)”. Istilah CAI umumnya merujuk kepada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer di mana pengguna dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer dapat menyajikan serangkaian program pembelajaran kepada peserta didik, baik berupa informasi konsep maupun latihan soal-soal untuk mencapai tujuan tertentu, dan pengguna melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. Sementara dalam kedudukannya dapat dikatakan bahwa CAI adalah penggunaan komputer sebagai bagian integral dari sistem instruksional, di mana biasanya pengguna terikat pada interaksi dua arah dengan komputer. Menurut Kaput dan Thompson (1994), CAI diartikan sebagai bentuk-bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer dalam peran guru. Sedangkan menurut Hinich (dalam Said, 2000), CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan, warna, dan suara. Sementara itu penggunaan CAI sebagai “sarana atau media belajar” lebih diarahkan sebagai media pembelajaran

Transcript of Cara Penulisan Naskah MPI

Page 1: Cara Penulisan Naskah MPI

CARA PENULISAN NASKAH

PROGRAM MULTIMEDIA INTERAKTIF

PENDAHULUAN

Dalam bidang pendidikan, penggunaan teknologi berbasis komputer merupakan cara untuk menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro prosesor, di mana informasi atau materi yang disampaikan disimpan dalam bentuk digita..

Aplikasi teknologi komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal dengan istilah “Computer Asisted Instruction (CAI)”, atau dalam istilah yang sudah diterjemahkan disebut sebagai “Pembelajaran Berbantuan Komputer (PBK)”.

Istilah CAI umumnya merujuk kepada semua software pendidikan yang diakses melalui komputer di mana pengguna dapat berinteraksi dengannya. Sistem komputer dapat menyajikan serangkaian program pembelajaran kepada peserta didik, baik berupa informasi konsep maupun latihan soal-soal untuk mencapai tujuan tertentu, dan pengguna melakukan aktivitas belajar dengan cara berinteraksi dengan sistem komputer. Sementara dalam kedudukannya dapat dikatakan bahwa CAI adalah penggunaan komputer sebagai bagian integral dari sistem instruksional, di mana biasanya pengguna terikat pada interaksi dua arah dengan komputer. Menurut Kaput dan Thompson (1994), CAI diartikan sebagai bentuk-bentuk pembelajaran yang menempatkan komputer dalam peran guru. Sedangkan menurut Hinich (dalam Said, 2000), CAI adalah suatu program pembelajaran yang dibuat dalam sistem komputer, di mana dalam menyampaikan suatu materi sudah diprogramkan langsung kepada pengguna. Materi pelajaran yang sudah terprogram dapat disajikan secara serentak antara komponen gambar, tulisan, warna, dan suara.

Sementara itu penggunaan CAI sebagai “sarana atau media belajar” lebih diarahkan sebagai media pembelajaran mandiri, sehingga dalam pemanfaatannya peran guru sangat minimal. Dalam hal ini peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam mendalami materi-meteri pembelajaran yang mungkin tidak bisa didapatkan hanya dari pembelajaran konvensional (klasikal), sehingga dalam proses pembelajaran yang memanfaatkan multimedia pembelajaran guru lebih berperan sebagai fasilitator. Dengan kelebihannya tersebut maka program pembelajaran berbasis komputer mempunyai kemampuan untuk mengisi kekurangan-kekurangan guru. Namun tentu saja tidak ada satupun media yang mampu menggantikan seluruh peran guru, karena masih banyak hal-hal yang bersifat pedagogi dan humanisme yang tidak bisa digantikan oleh komputer.

Program CAI mempunyai 2 (dua) karakteristik, yaitu : pertama, CAI merupakan integrated multimedia yang dapat menyajikan suatu paket bahan ajar (tutorial) yang berisi komponen visual dan suara secara bersamaan. Kedua CAI mempunyai komponen intelligence yang membuat CAI bersifat interaktif dan mampu memproses data atau jawaban dari sipengguna. Kedua karakteritik inilah yang membedakan antara program pembelajaran yang disajikan lewat CAI dengan program pembelajaran ;yang disajikan

Page 2: Cara Penulisan Naskah MPI

lewat media lainnya. Umumnya program-program pembelajaran yang disajikan lewat CAI terlihat lebih bermakna, karena mampu menyajikan suatu model pembelajaran yang bersiat interaktif.

Prosedur PengembanganPada saat kita menulis naskah multimedia berarti kita sudah melakukan

berbagai tahap yang pertama yaitu perencanaan. Untuk tahap yang kedua yaitu

melaksanakan kegiatan pengembangan produksi multimedia interaktif, dari bentuk

naskah kita urai atau diadakan pembahasan oleh anggota tim produksi untuk membagi-

bagi tugas sesuai keahliannya masing-masing untuk segera dimulai pemrograman.

Setelah melakukan kedua tahap tersebut, maka program telah jadi. Lalu lanjutkan pada

tahap ketiga yaitu mengadakan penilaian atau mengevaluasi (mengujicobakan program

tersebut pada sasaran yang sudah kita tentukan sebelumnya). Guna mengetahui apakah

tujuan yang sudah direncanakan pada tahap sebelumnya ini sudah tercapai atau belum,

dan apabila ternyata ada kekurangan atau kesalahan perlu diadakan revisi atau perbaikan

program. . Adapun prosedur pengembangan CAI dapat di gambarkan pada bagan di

bawah ini

Mengembangkan Peta Kompetensi

(PK) MK

Menyusun GBPP

Mengembangkan Frame

MemilihTopik

Mengembangkan Peta Kompetensi

(PK) Topik

Menyusun GBP CAI

Menyusun Flowchart

Key-in MateriKe dalam

Authorware

Ev. ProgramMedia

Pengembangan RMK

PerancanganPemrograman

Page 3: Cara Penulisan Naskah MPI

tulisan ini hanya membahas tentang teknik penulisan naskah ( frame ) program

multimedia. Karena didalam pembuatan naskah itu sendiri banyak langkah-langkah yang

harus diikuti dan saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, maka kalau hanya

membaca makalah ini saja masih jauh dari ideal seperti apa yang diinginkan oleh calon

penulis. Untuk itu perlu untuk mencoba dan mencoba menulis sehingga jam terbang

dalam penulisan naskah multimedia interaktif itu akan menentukan kehandalan sebagai

penulis program multimedia interaktif yang profesional.

Pentingnya Naskah dalam Pembuatan Multimedia

Banyak orang yang berpendapat tentang pengertian istilah naskah yang

kebanyakan pendapat yang satu dengan lainnya berlainan. Ada orang yang mengatakan

bahwa naskah sama dengan storyboard dan ada juga yang mengatakan blueprint. Padahal

antara pendapat yang satu dengan yang lainnya itu memiliki maksud dan tujuan yang

sama. Naskah merupakan rancangan cerita atau pedoman bagi semua tim multimedia

untuk menetukan urutan kejadian (materi) yang saling berhubungan antara satu kejadian

dengan kejadian lainnya. Dari runtutan kegiatan tersebut yang nantinya akan

diterjemahkan kedalam bentuk tampilan yang ada pada layar komputer.

Naskah merupakan tempat dimana ide-ide maupun imajinasi-imajinasi yang

ditulis dan disusun menurut suatu urutan yang teratur dan sistematis. Naskah merupakan

suatu gambaran kasar tentang apa yang ditampilkan pada layar komputer: tiap lembar

naskah akan mewakili satu tampilan layar komputer. Naskah dikatakan baik apabila dapat

memberikan panduan bagi seluruh tim produksi program multimedia yang nantinya akan

bersama-sama untuk menterjemahkan kedalam bentuk tampilan gambar, foto, audio,

animasi maupun video dan sebagainya.

Syarat-Syarat bagi Penulis Naskah Multimedia

Seorang penulis naskahmultimedia haruslah memenuhi kriteria-kriteria tertentu

agar naskah yang ditulisnya dapat menjadi acuan bagi seluruh tim produksi program

multimedia yang akan akan dibuat.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi antara lain:

1. Penulis harus menguasai bidang yang akan diajarkan

Page 4: Cara Penulisan Naskah MPI

Syarat ini mungkin terdengar klise, tetapi memang demikian adanya.

Apabila penulis memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang materi

yang akan ditulisnya maka penulis nantinya akan lebih mudah didalam

menuangkan ide-idenya atau imajinasinya kedalam bentuk naskah multimedia.

Disamping itu nantinya hasil naskah yang ditulisnya akan lebih mendalam dan

sistematis.

Perlu diketahui bersama bahwa penulis nantinya akan menjadikan pondasi

untuk melakukan kegiatan produksi berikutnya. Dengan demikian, naskah yang

baik dan jelas sistematikanya akan dapat memotivasi anggota tim yang ingin

memproduksi nantinya, khususnya bagi programmer, perancang grafis, maupun

animator yang akan dapat berkreativitas dengan lebih baik. Sebaliknya, naskah

yang buruk akan membuat keseluruhan penampilan program multimedia tidak

akan menarik dan tidak merangsang anggota tim lainnya untuk berkreasi.

2. Penulis harus menguasai media komputer

Setiap media selalu memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan

spesifik. Selain itu, setiap media akan memiliki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Tetapi disini kita tidak mencari perbedaan dari masing-masing

media itu, justru dari berbagai perbedaan itu akan kita ramu untuk dijadikan suatu

kekuatan yang baik sehingga dari berbagai kekuatan masing-masing kita satukan

sehingga saling bersinergi antara satu media dengan media lainnya.

Sejalan dengan kemajuan tekhnologi, saat ini komputer menjadi suatu

media yang kaya akan sajian atau tampilan. Artinya komputer mampu

menampilkan berbagai media seperti teks, audio, gambar, animasi, atau video

dalam suatu kesatuan yang utuh.

Kemampuan ini tentu dapat membuat komputer sebagai suatu media yang

dapat dimanfaatkan dengan berbagai variasi tampilan yang interaktif. Akan tetapi,

kelebihan-kelebihan yang dimiliki komputer tidak serta merta terus menjadikan

proses pembelajaran langsung menjadikan siswa atau mahasiswa bisa dengan

sendiri tanpa adanya usaha, bahkan ada yang mengatakan sekarang untuk belajar

itu tidak perlu adanya kehadiran dosen atau guru, cukup dengan menggunakan

program multimedia yang interaktif saja. Pendapat demikian ini salah dan

Page 5: Cara Penulisan Naskah MPI

berlebihan karena komputer (program multimedia) itu hanya sebuah alat yang

perlu dioperasikan oleh guru atau dosen sehingga kehadiran guru atau dosen

sampai kapan pun akan diperlukan. Kelebihan lain dari belajar dengan komputer

adalah siswa akan lebih betah belajar dibandingkan belajar dengan alat bantu

buku teks. Untuk itu, seorang penulis multimedia haruslah pandai-pandai

memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang ada pada komputer dengan baik.

Misalnya, ia harus tahu kapan harus menampilkan animasi dan materi yang cocok

apabila menggunakan video atau kapan harus menampilkan tampilan dengan teks

atau suara. Tampilan berbagai macam media dalam komputer harus seimbang dan

proporsional. Terlalu dominan menggunakan salah satu media, misalnya: melalui

teks atau video saja akan menjadikan program multimedia membosankan dan

tidak menarik karena kekutan-kekuatan yang terdapat di komputer tidak

dimanfatkan secara maksimal.

3. Mampu menghadirkan materi pembelajran dengan bahasa visual

Tetapi yang perlu diingat oleh penulis bahwa keunggulan dan kemapuan

komputer terletak pada tampilan visual interktif sehingga bagi para penulis harus

pandai-pandai di dalam mengolah bahasa visualnya.

4. Terbuka dalam menerima masukan-masukan dari orang lain

Dalam membuat suatu program multimedia tidak bisa dikerjakan oleh satu

orang saja maka diperlukan kerja tim. Seorang penulis tidak bekerja sendirian,

melainkan seorang penulis harus bekerja sama degan ahli media, walaupun

naskah merupakan karya seorang penulis, tetapi sebagai bagian dari keseluruhan

proses pembuatan program maka seorang penulis haruslah membuka diri terhadap

masukan-masukan dari ahli media maupun dari produksi guna kesempurnaan

yang sudah ditulis. Sekali lagi naskah yang baik akan menentukan bagi hasil akhir

suatu program multimedia.

5. Mau melihat hasil karya orang lain dengan menggali sumber-sumber lain yang

berguna

Page 6: Cara Penulisan Naskah MPI

Dalam hal ini penulis harus sering melihat hasil program multimedia hasil

karya orang lain untuk menambah wawasan bagi penulis. Melihat karya orang

lain adalah suatu masukan yang sangat baik untuk menumbuhkan kreativitas

inovatif bagi seorang penulis.

6. Komitmen terhadap waktu yang telah disepakati

Penulisan naskah multimedia adalah suatu proses kreatif yang menyita

waktu. Tanpa ada komitmen bersama, maka seorang penulis tidak bisa tepat

waktu. Bila hal ini terjadi secara terus-menerus maka akan mengganggu proses

produksi nantinya. Dengan demikian, banyak waktu yang terbuang untuk

menunggu naskah finalnya.

Langkah yang Perlu Dilakukan Sebelum Memulai Penulisan Naskah

Seorang penulis harus mau meluangkan waktu ekstra untuk melakukan langkah-langkah

tertentu sebelum penulisan dimulai, antara lain:

1. Mengidentifikasi sasaran yang akan menggunakan program multimedia

tersebut

Sebelum menulis naskah, penulis hendaknya menetukan sasaran yang akan

menggunakan program multimedia tersebut. Disamping itu, hendaknya penulis

mengidentifikasi kemampuan awal yang telah dikuasai siswa (mahasiswa).

Dengan demikian, materi yang akan ditulis nanti disesuaikan dengan pengguna

program multimedia tersebut.

2. Mengembangkan atau mendeskripsikan tujuan pembelajaran dengan jelas

Dengan mendeskripsikan tujuan pembelajaran dengan baik, secara umum

maupun tujuan khusus dengan jelas, maka siswa atau mahasiswa setelah

menggunakan program multimedia yang kita buat ini akan dapat kita nilai atau

evaluasi sejauh mana efektifitas program multimedia tersebut. Dengan demikian,

kita dapat mengetahui sampai dimana materi yang ada di dalam program tersebut

dapat dapat dikuasai siswa atau mahasiswa. Tanpa dikembangkannya tujuan

pembelajaran dengan jelas, kita akan kesulitan dalam mengevaluasi kemampuan

Page 7: Cara Penulisan Naskah MPI

siswa. Disamping itu, kita akan kesulitan untuk menentukan materi apa saja yang

akan kita tulis nanti.

3. Menyiapkan materi yang relevan dengan apa yang ditulis

Materi atau bahan yang akan ditulis ini hendaknya dipilih yang relevan

dengan tujuan yang telah kita kembangkan. Disamping itu, materi yang akan

ditulis hendaknya materi yang masih baru dan menarik (jangan materi yang sudah

kadaluarsa), bila perlu didukung oleh fakta maupun data hasil penelitian yang

terbaru. Biasanya pekerjaan ini sangat menyita banyak waktu bagi penulis

program multimedia karena tidak mungkin didalam manulis nanti hanya cukup

dengan satu sumber saja. Kalau itu dipaksakan, nantinya penulis kesulitan di

dalam mengembangkan ide-idenya dan programnya setelah jadi terlihat

membosankan dan programnya terlihat dangkal.

4. Identifikasi materi yang sudah terkumpul untuk diseleksi mana yang cocok

dengan teks, gambar, foto, audio, animasi dan video

Setelah semua materi terkumpul, semua penulis dapat memilih dan

mengelompokkan materi yang sesuai atau lebih jelas dipaparkan melalui teks

dikumpulkan jadi satu, materi yang dengan video, jadi satu cocok dengan gambar

atau audio dan sebagainya. Sehingga didalam proses penulisan berikutnya lebih

mudah, misalnya pada saat pembuatan flowchart pada naskah merupakan naskah

penulisan yang nantinya akan lebih mudah.

5. Tentukan navigasi untuk program yang akan dibuat

Pemilihan navigasi dalam penulisan program multimedia ini sangat

diperlukan untuk panduan bagi penulis dalam membuat flowchart. Karena dengan

menggunakan panduan navigasi alur materi yang ditulis akan lebih jelas dan

sistematis sehingga didalam penulisan tidak terjadi pelebaran atau penyempitan di

luar frame yang sedang kita bahas. Disamping itu, navigasi akan mempermudah

dalam pembuatan flowchart karena sudah terlihat lebih terinci.

6. Membuat flowchart sesuai alur materi

Dalam penulisan maupun pemrograman multimedia, flowchart digunakan

sebagai pedoman atau alur bagi penulis maupun pemrograman multimedia. Tanpa

membuat flowchart, penulis maupun pemrogram akan mengalami kesulitan dalam

Page 8: Cara Penulisan Naskah MPI

menelusuri alur materi yang sedang ditulis atau pada saat programmer sedang

memprogram akan mengalami kesulitan dalam membuat alur program yang

sistematis. Dengan demikian, apabila penulis multimedia memaksa tidak

membuat flowchart, programmer akan kesulitan dalam membuat alur

pemrograman dan hasilnya nanti yang berbentuk multimedia yang sudah jadi

terlihat acak-acakan dan kurang sistematis.

7. Melakukan penulisan naskah program multimedia dengan teliti

Kalau semuanya sudah siap, minimal semua langkah-langkah tersebut di

atas, penulis dapat menuangkan materi yang akan ditulis kedalam bentuk naskah

multimedia sesuai urutan pada flowchart yang telah ditulis.

Jenis-jenis navigasi yang perlu diketahui

Berikut ini akan dijelaskan tentang jenis-jenis navigasi yang umumnya digunakan

dalam program multimedia seperti: linier, hierarki, campuran, hyperlink, dll. Tipe linier

merupakan suatu navigasi yang paling sederhana. Tipe multimedia yang menggunakan

pendekatan drill and practice sangat cocok menggunakan navigasi linier. Tipe-tipe yang

paling kompleks dan merupakan navigasi yang paling rumit adalah tipe hyperlink.

Tipe Linier

topik topik topik topik

Tipe Hierarki

Menu Utama

Topik

Page 9: Cara Penulisan Naskah MPI

Sub Topik

Tipe Campuran

Menu Utama

Topik

Sub Topik

Page 10: Cara Penulisan Naskah MPI

Tipe Hyperlink

Menu Utama

Topik

Sub Topik

Jenis-jenis strategi instruksional program multimedia

Presentasi materi yang dilakukan melalui program multimedia pembelajaran

interaktif biasanya mempergunakan strategi instruksional berupa: drill and practice,

tutorial, game, dan simulasi.

1. Drill and Practice (Latihan)

Multimedia pembelajaran interaktif yang mempergunakan strategi ini sangat

cocok untuk melatihkan suatu konsep atau keterampilan baru, tentunya setelah

guru memperkenalkan konsep dan keterampilan baru tersebut. Sebagai media

latihan, komputer memiliki kelebihan-kelebihan dibanding guru. Pertanyaan bisa

diajukan dengan cepat sementara jawabannya bisa diselesaikan sesuai

kesanggupan siswa. Contoh: pelajaran tentang tenis, mula-mula dijelaskan konsep

tenis tersebut secukupnya, setelah itu diberikan latihan penggunaannya.

Presentasi yang mempergunakan strategi latihan ciri-cirinya adalah:

- dilakukan setelah penyajian materi;

- tidak menyajikan materi baru;

- dapat dilakukan sekaligus dengan pemberian balikan;

Page 11: Cara Penulisan Naskah MPI

- dapat menunjang berbagai keterampilan;

- dapat diberikan dalam berbagai tingkatan kesulitan sesuai kebutuhan siswa.

2. Tutorial

Multimedia pembelajaran interaktif yang mempergunakan strategi tutorial

isinya menampilkan informasi dan penjelasan-penjelasan ketika diperlukan,

mengajukan dan menjawab pertanyaan. Kemudian, memberikan penjelasan lebih

lanjut bila ada kesulitan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang tutor.

Presentasi yang mempergunakan strategi tutorial ciri-cirinya adalah:

- dapat mengajar keterampilan tingkat rendah maupun keterampilan tingkat

tinggi;

- dapat berbentuk latihan;

- dapat berbentuk pemecahan dan analisis masalah;

- sering bersifat memberi pengulangan dan pengayaan atas dasar keinginan

siswa;

- bisa berupa testing.

3. Simulasi

Multimedia pembelajaran interaktif yang mempergunakan strategi simulasi

membawa siswa langsung dihadapkan pada lingkungan atau situasi yang

menuntut perannya atau menuntut siswa untuk mengambil tindakan. Situasi atau

lingkungan tersebut bisa berupa siswa seolah-olah berada dalam laboratorium

sehingga ia harus bereksperimen.

Ciri-ciri simulasi yang efektif adalah:

- belajar menjadi relatif lebih singkat dibanding metode lain;

- efektivitas belajar meningkat bila model atau simulasinya benar-benar

mendekati realita;

- belajar menjadi efisien karena tergetnya pada kemajuan dan hasil belajar.

4. Game (Permainan)

Multimedia pembelajaran interaktif yang mempergunakan strategi game

(permainan) seringkali disebut edutainment.

Unsur hiburan dalam program jenis ini lebih menonjol dan dominan

daripada unsur lainnya.

Page 12: Cara Penulisan Naskah MPI

Ciri-cirinya adalah:

- dapat memancing berkembangnya keterampilan tertentu;

- dapat membantu mengajarkan berbagai keterampilan;

- efektif untuk memotivasi;

- membantu belajar menjadi lebih menyenangkan.

Format naskah multimedia

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tidak ada format yang dikatakan baku

dalam pembuatan naskah multimedia. Masing-masing pengembang menggunakan format

yang menurut mereka lebih familiar dan mudah digunakan. Yang jelas, format naskah

harus ringkas dan dapat mudah dimnegerti oleh seluruh anggota tim pengembang. Untuk

itu, sebelum suatu tim bekerja perlu disepakati format seperti apa yang akan digunakan

nantinya. Berikut ini adalah contoh format naskah multimedia.

Judul Program: …………..Nama Frame : ………….. No Frame: ………… No Halaman: ……………..

Keterangan:Tampilan frame layar komputer

Keterangan: Pemrograman

Keterangan untuk:Video dan animasi, foto, dan gambar

Page 13: Cara Penulisan Naskah MPI

Judul Program : ………………..

Frame : ……………….. No Frame: …………… Hal: ………

Keterangan Tampilan:

Keterangan Animasi/Video:

Narasi/Audio:

Page 14: Cara Penulisan Naskah MPI

Karena format naskah multimedia ini tidak ada yang baku, maka sebaiknya format yang

digunakan perlu ada kesepakatan bersama.

Tetapi perlu adanya acuan di dalam menentukan format naskah multimedia:

- menceritakan keseluruhan jalan cerita, dari awal samapai akhir program

multimedia yang akan dibuat;

- Menarik dan jelas;

- Mendetail tetapi tidak terlalu teknis;

- Urut-urutan naskah logis;

- Dapat dimengerti oleh seluruh anggota tim.