cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Kesadaran dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian impuls eferen dan aferen. Semua impuls aferen disebut input dan semua impuls eferen dapat disebut output susunan saraf pusat. Untuk mempertahankan fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu interaksi yang konstan dan efektif antara hemisfer serebri dan formasio retikularis di batang otak yang intak. 1 Gangguan pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat menimbulkan gangguan kesadaran. Kesadaran yang sehat dan adekuat dikenal dengan istilah compos mentis, di mana aksi dan reaksi terhadap apa yang dilihat, didengar, dihidu, dikecap, dialami, serta perasaan keseimbangan, nyeri, suhu, raba, gerak, getar, tekan, dan sifat, bersifat adekuat (tepat dan sesuai). Pada kondisi penyakit neurologis maupun non neurologis, dapat terjadi gangguan kesadaran. 1 Penilaian derajat kesadaran dapat dinilai secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Penilaian gangguan kesadaran secara kualitatif 1

description

cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Transcript of cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Page 1: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesadaran merupakan fungsi utama susunan saraf pusat. Kesadaran

dapat didefinisikan sebagai keadaan yang mencerminkan pengintegrasian

impuls eferen dan aferen. Semua impuls aferen disebut input dan semua

impuls eferen dapat disebut output susunan saraf pusat. Untuk

mempertahankan fungsi kesadaran yang baik, perlu suatu interaksi yang

konstan dan efektif antara hemisfer serebri dan formasio retikularis di

batang otak yang intak.1

Gangguan pada hemisfer serebri atau formasio retikularis dapat

menimbulkan gangguan kesadaran. Kesadaran yang sehat dan adekuat

dikenal dengan istilah compos mentis, di mana aksi dan reaksi terhadap apa

yang dilihat, didengar, dihidu, dikecap, dialami, serta perasaan

keseimbangan, nyeri, suhu, raba, gerak, getar, tekan, dan sifat, bersifat

adekuat (tepat dan sesuai). Pada kondisi penyakit neurologis maupun non

neurologis, dapat terjadi gangguan kesadaran.1

Penilaian derajat kesadaran dapat dinilai secara kualitatif maupun

secara kuantitatif. Penilaian gangguan kesadaran secara kualitatif antara lain

mulai dari apatis, somnolen, sopor, delirium, bahkan koma. Sedangkan

penilaian derajat kesadaran secara kuantitatif menggunakan Glasgow Coma

Scale (GCS). Penilaian derajat kesadaran ini sangat penting dikuasai karena

mempunyai harga praktis, yaitu untuk dapat memberikan penanganan,

menentukan perbaikan, kemunduran, dan prognosis.1

Sedangkan tanda-tanda meningeal timbul karena tertariknya radiks-

radiks saraf tepi yang hipersensitif karena adanya rangsangan atau

peradangan pada selaput otak meninges (meningitis) akibat infeksi, kimiawi

maupun karsinomatosis. Perangsangan meningeal bisa terjadi juga akibat

perdarahan subarachnoid.

1

Page 2: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Ada banyak tes untuk menguji ada tidaknya tanda meningeal. Variasi

tes pertama dikenalkan oleh Vladimir Kernig pada tahun 1884. Dokter ahli

penyakit dalam dari Rusia ini memperhatikan adanya keterbatasan ekstensi

pasif sendi lutut pada pasien meningitis dalam posisi duduk maupun

berbaring.

Selanjutnya Josep Brudzinski seorang ilmuwan Polandia pada tahun

1909 mengenalkan tanda lain dalam mendeteksi adanya tanda meningeal.

Tanda yang diperkenalkan adalah gerakan fleksi bilateral di sendi lutut dan

panggul yang timbul secara reflektorik akibat difleksikannya kepala pasien

ke depan sampai menyentuh dada. Tanda ini dikenal sebagai tanda

Brudzinski I.

Sebelumnya Brudzinski juga telah memperkenalkan adanya tanda

tungkai kontralateral sebagai tanda perangsangan meningeal, yaitu gerakan

fleksi di sendi panggul dengan tungkai pada posisi lurus disendi lutut akan

membangkitkan secara reflektorik gerak fleksi sendi lutut dan panggul

kontralateral. Tanda ini dikenal sebagai tanda Brudzinski II. Urutan I dan II

hanya menunjukkan urutan pemeriksaannya saja, bukan urutan

penemuannya.

Selain tanda-tanda yang sudah dideskripsikan di atas masih ada

beberapa tanda meningeal yang lain, seperti kaku kuduk, tanda lasegue, dan

tanda kenig.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PEMERIKSAAN NEUROLOGIS TINGKAT KESADARAN

2

Page 3: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Dalam memeriksa tingkat kesadaran, seorang dokter melakukan

inspeksi, konversasi dan bila perlu memberikan rangsangan nyeri.2

1. Inspeksi. Perhatikan apakah pasien berespon secara wajar terhadap

stimulus visual, auditoar dan taktil yang ada di sekitarnya.2

2. Konversi. Apakah pasien memeberikan reaksi wajar terhadap suara

konservasi, atau dapat dibangunkan oleh suruhan atau pertanyaan yang

disampaikan dengan suara yang kuat? 2

3. Nyeri. Bagaimana respons pasien terhadap rangsangan nyeri? 2

Tingkat kesadaran secara kualitatif dapat dibagi menjadi kompos

mentis, apatis, somnolen, stupor, dan koma.3

Cara pemeriksaan kesadaran secara kualitatif adalah:

Kompos mentis berarti keadaan seseorang sadar penuh dan keadaan

sistim sensorik utuh serta dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya

dan lingkungannya.3

Apatis berarti keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan

segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya.3

Somnolen berarti seseorang dalam keadaan mengantuk dan cenderung

tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan suara dan

mampu memberikan jawaban secara verbal, namun mudah tertidur

kembali.3

Sopor/stupor berarti kesadaran hilang, hanya berbaring dengan mata

tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan, kecuali dengan

rangsang nyeri.3

Koma berarti kesadaran hilang, tidak memberikan reaksi walaupun

dengan semua rangsangan (verbal, taktil, dan nyeri) dari luar.

Karakteristik koma adalah tidak adanya arousal dan awareness

terhadap diri sendiri dan lingkungannya. Pada pasien koma terlihat

mata tertutup, tidak berbicara, dan tidak ada pergerakan sebagai

respons terhadap rangsangan auditori, taktil, dan nyeri.3

3

Page 4: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Penilaian kesadaran secara kuantitatif antara lain dengan Glasgow

Coma Scale (GCS)3 yang meliputi; pemeriksaan fungsi membuka mata,

respon verbal dan respon motorik terhadap rangsangan yang diberikan.

Rangsangan berupa suara atau rangsangan nyeri. Rangsangan nyeri dapat

diberikan pada supra orbita, ujung kuku, manubrium sternum, prosesus

stilomastoideus dan papilla mamae.

Cara pemeriksaan tingkat kesadaran secara kuantitatif adalah:

Tabel 1. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran dengan GCS. 2

Parameter yang dinilai Nilai/Skor

1. Eye (E) / Membuka Mata Spontan Terhadap suara

(suruh pasien membuka mata) Dengan rangsangan nyeri

(berikan rangsangan nyeri, misal: tekan pada saraf supraorbita atau kuku jari)

Tidak ada reaksi (dengan rangsangan nyeri pasien tidak membuka mata)

43

2

1

2. Verbal (V) / Respon bicara Baik dan tidak ada disorientasi

(dapat menjawab dengan kalimat yang baik dan tau dimana ia berada, tau waktu, hari dan bulan)

Kacau (“confused”)(dapat bicara dalam kalimat, namun ada disorientasi waktu dan tempat)

Tidak tepat/ kata-kata tidak dapat dimengerti/ tidak bermakna)(dapat mengucapkan kata-kata, namun tidak berupa kalimat dan tidak tepat)

Mengerang(tidak mengucapkan kata, hanya suara mengerang)

Tida ada jawaban

5

4

3

2

1

3. Motorik (M) / Respon gerakan Melakukan gerakan sesuai perintah

(misalnya, suruh: “Angkat tangan”) Melokalisir nyeri/ mengetahui lokasi nyeri

(berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan dengan jari pada suptraorbita. Bila oleh rasa nyeri pasien mengangkat tangannya sampai melewati dagu untuk maksud menapis rangsang tersebut

6

5

4

Page 5: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

berarti ia mengetahui nyeri tersebut) Menghindari sumber nyeri Gerakan fleksi abnormal (dekortikasi)

(berikan rangsangan nyeri, misalnya menekan dengan objek keras, seperti ballpoint, pada jari kuku. Pasien akan bereaksi dengan memfleksikan siku)

Gerakan ekstensi abnormal (deserebrasi)(dengan rangsangan nyeri seperti di atas, reaksi pasien adalah ekstensi pada siku. Ini selalu disertai fleksi spastik pada pergelangan tangan)

Tidak ada reaksi terhadap rangsangan nyeri (yang adekuat)

43

2

1

Gambar 1. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran dengan GCS

2.2 PEMERIKSAAN NEUROLOGIS RANGSANGAN MENINGEAL

A Kaku kuduk

Cara pemeriksaan : Pasien tidur telentang tanpa bantal. Tangan

pemeriksa ditempatkan dibawah kepala pasien yang sedang berbaring,

kemudian kepala ditekukan (fleksi) dan diusahakan agar dagu mencapai

5

Page 6: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

dada. Selama penekukan diperhatikan adanya tahanan. Bila terdapat

kaku kuduk kita dapatkan tahanan dan dagu tidak dapat mencapai dada.

Kaku kuduk dapat bersifat ringan atau berat.2

Hasil pemeriksaan : Leher dapat bergerak dengan mudah, dagu dapat

menyentuh sternum, atau fleksi leher normal.2

Adanya rigiditas leher dan keterbatasan gerakan fleksi leher kaku

kuduk.2

Gambar 2. Pemeriksaan kaku kudukA.Sewaktu mengangkat kepala, badan ikut terangkat; B.Gerakan leher ke kanan

atau kiri tidak ada gangguan; C.Gerakan dorsofleksi tidak ada tahanan

B Lasegue sign

Cara memeriksa dapat dilakukan : pada pasien yang berbaring kedua

tungkai diluruskan (diekstensikan), kemudian satu tungkai diangkat

lurus, difleksikan persendian panggulnya. Tungkai yang satu lagi harus

berada dalam keadaan ekstensi. Pada keadaan normal dapat mencapai

6

Page 7: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

sudut 70 derajat sebelum timbul rasa sakit dan tahanan. Bila sudah

timbul rasa sakit dan tahanan sebelum mencapai 70 derajat maka disebut

tanda laseque positif. Namun pada pasien yang sudah usia lanjut diambil

patokan 60 derajat.2

Gambar 3. Pemeriksaan Lasegue sign

C Kernig sign

Cara memeriksa dapat dilakukan : pasien yang sedang berbaring

difleksikan pahanya pada persendian panggul sampai membuat sudut 90

derajat. Setelah itu tungkai bawah diekstensikan pada persendian lutut

sampai membentuk sudut lebih dari 135 derajat terhadap paha. Bila

terdapat tahanan dan rasa nyeri sebelum atau kurang dari sudut 135

derajat, maka dikatakan tanda kerniq positif.2

Gambar 4. Pemeriksaan Kernig sign

D Tanda brudzinski I dan II

Cara memeriksa brudzinski I : pada pasien yang sedang berbaring,

letakkan satu tangan dibawah kepala pasien dan tangan lainnya

diletakkan di dada untuk mencegah badan terangkat. Selanjutnya kepala

7

Page 8: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

difleksikan ke dada, adanya rangsang meningeal apabila kedua tungkai

bawah terangkat (fleksi) pada sendi panggul dan lutut.2

Cara memeriksa brudzinski II : pada pasien yang sedang berbaring, satu

tungkai difleksikan pada persendian panggul, sedang tungkai yang satu

lagi berada dalam kadaan ekstensi (lurus). Bila tungkai yang satu ini ikut

pula terfleksi, maka disebut tanda brudzinski I positif.2

Gambar 5. Pemeriksaan Brudzinski’s sign I atau Brudzinski’s neck sign

Gambar 6. Pemeriksaan Brudzinski’s sign II atau Brudzinski’s contralateral leg sign

BAB III

KESIMPULAN

8

Page 9: cara pemeriksaan tingkat kesadaran dan meningeal sign

Penilaian derajat kesadaran dapat dinilai secara kualitatif maupun kuantitatif.

Penilaian tingkat kesadaran secara kualitatif antara lain mulai dari komposmentis,

apatis, somnolen, sopor/stupor, bahkan koma. Sedangkan penilaian derajat

kesadaran secara kuantitatif umumnya menggunakan Glasgow Coma Scale

(GCS). Penilaian derajat kesadaran penting sebagai tolak ukur dalam memberikan

penanganan, menentukan perbaikan, kemunduran, dan prognosis.

Sedangkan pemeriksaan untuk tanda meningeal penting untuk membuktikan

ada atau tidaknya rangsang meningeal, yang mana tanda meningeal ini timbul

akibat tertariknya radiks-radiks saraf tepi yang hipersensitif oleh karena adanya

rangsangan atau peradangan pada selaput otak meninges (meningitis) akibat

infeksi, kimiawi maupun karsinomatosis. Bahkan perangsangan meningeal bisa

terjadi juga akibat perdarahan subarachnoid.

Ada banyak tes untuk menguji ada tidaknya tanda meningeal, seperti kaku

kuduk, Kernig sign, Brudzinski I sign, Brudzinski II sign, Lasegue sign, dan

Kenig sign.

9