Cara Pemasangan Chest Tube FIX - Copy

15
Cara pemasangan chest tube Chest tube dimasukkan ke rongga pleura dengan empat metoda 1. Tube thorachostomy dengan guide wire dan dilator 2. Tube thorachostomy dengan trokar 3. Operative tube thoracostomy 4. Tube thoracoscopy Operative tube thoracostomy (ATLS) 1. Penderita pada posisi ½ duduk, lengan pada sisi yang sama dengan dada yang akan dipasang chest tube diangkat keatas kepala 2. Dipasang kanula intravena caliber besar, monitor vital signs 3. Tentukan tempat insersi, pada ics 5-6, anterior linea midaksilaris pada area yang akan dipasang chest tube 4. Dilakukan tindak aseptic dan antiseptic 5. Lapangan insersi dipersempit dengan doek steril 6. Dilakukan anestesi local di kulit sampai periosteum costae tempat insersi 7. Dilakukan incisi transversal sepanjang 2-3 cm pada tempat yang ditentukan, dilanjutkan diseksi tumpul melalui jaringan subcutan, tepat diatas costa. 8. Dilakukan penusukan pleura parietal dengan ujung klem, lalu masukkan jari ke dalam tempat incisi untuk mencegah melukai organ lain, juga untuk melepaskan perlengketan, bekuan darah, dll.

description

nm

Transcript of Cara Pemasangan Chest Tube FIX - Copy

Cara pemasangan chest tubeChest tube dimasukkan ke rongga pleura dengan empat metoda

1. Tube thorachostomy dengan guide wire dan dilator

2. Tube thorachostomy dengan trokar

3. Operative tube thoracostomy

4. Tube thoracoscopy

Operative tube thoracostomy (ATLS)

1. Penderita pada posisi duduk, lengan pada sisi yang sama dengan dada yang akan dipasang chest tube diangkat keatas kepala

2. Dipasang kanula intravena caliber besar, monitor vital signs3. Tentukan tempat insersi, pada ics 5-6, anterior linea midaksilaris pada area yang akan dipasang chest tube

4. Dilakukan tindak aseptic dan antiseptic 5. Lapangan insersi dipersempit dengan doek steril

6. Dilakukan anestesi local di kulit sampai periosteum costae tempat insersi

7. Dilakukan incisi transversal sepanjang 2-3 cm pada tempat yang ditentukan, dilanjutkan diseksi tumpul melalui jaringan subcutan, tepat diatas costa.

8. Dilakukan penusukan pleura parietal dengan ujung klem, lalu masukkan jari ke dalam tempat incisi untuk mencegah melukai organ lain, juga untuk melepaskan perlengketan, bekuan darah, dll.

9. Klem ujung proximal chest tube, lalu masukkan tube ke rongga pleura, dorong tube ke rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan.

10. Sambungkan ujung tube ke WSD

11. Jahit tube (fiksasi) ke dinding dada dengan benang yang besar

12. Tutup dengan kasa dan diplester

13. Ro thorax

Indikasi pemasangan chest tube

1. Diagnosis : jenis cairan, air bubble

2. Terapi : evakuasi cairan, evakuasi udara, mengembalikan tekanan pleura yang negatif3. Monitoring/preventing : mencegah perburukan (jumlah cairan, ukuran fistel, monitoring adanya on going bleeding)

Indikasi WSD

1. Pneumothorax

2. Hematothorax

3. Pleura efusi

4. Empiema thorax

5. Pasca torakotomi

Kontraindikasi Pemasangan chest tube1. Paru-paru menempel ke dinding dada di seluruh hemithorax

Prinsip WSD 1. Gravitasi

2. Tekanan (-)

3. Suction

4. Water sealed (ujung WSD dipastikan terendam)

Ukuran chest tube1. Disesuaikan

2. Untuk drainase cairan ( no. 28 - 32

Lokasi pemasangan chest tube yang ideal1. Diantara garis axillaris anterior dan posterior

2. Pada ICS 5-6, anterior linea midaxillaris (ATLS)3. Sebenarnya dapat dipasang di area thorax mana saja ( dextra, ICS 7-8 lateral dan sinistra, ICS 8-9 lateral)Komplikasi Pemasangan Chest Tube

1. Laserasi intrathorax/organ abdomen; dapat dicegah dengan teknik memasukkan jari sebelum dilakukan insersi chest tube

2. Empyema

3. Kerusakan N.intercostalis, Arteri dan Vena Intercostalis4. Posisi tube yang salah

5. Pneumothorak persisten misalnya : kebocoran primer yang besar, kebocoran di kulit sekitar insersi6. Emfisema subcutis

7. Reaksi alergi obat anestesi

8. Pneumothorak recurrent pasca remove

9. Paru-paru gagal mengembang misalnya, ada plak bronkus

10. Edema paru dan pleural shock (hipotensi)

Evaluasi chest tube

1. Apakah berfungsi dengan baik ?

Ada undulasi (monitoring bahwa posisi chest tube benar)2. Ada air bubble, ada expiratory bubble?2. Bagaimana produksinya? Tipenya?

3. Bagaimana kondisi klinis dan radiologis?

Fistel besar ( Pada inspirasi dan expirasi ( Keluar Bubble

Fistel sedang ( Waktu expirasi ( Keluar bubble

Perawatan chest tube

1. Perawatan Luka

Ganti balutan

Fiksasi chest tube pada kulit dengan benang yang besar

Cegah infeksi kulit

Cegah tube tidak bergoyang-goyang dengan plester yang besar, agar tidak nyeri

2. Perawatan botol WSD Ganti botol dan cairannya setiap hari

Jaga sterilitasnya dan diisi cairan antiseptic

Remove Chest tube1. Tekanan rongga pleura (-)

2. Paru-paru sudah mengembang ( Ro.thorax

3. Fistel negative ( tidak ada bubble

4. Selang (chest tube) tidak tersumbat atau kingking

5. Produksi kualitatif dan kuantitatif minimal (< 100cc/24 jam)

6. Pasca remove chest tube ( Ro.Thorak control

7. Klinis ( RR (normal)

Hemothorax, diremove jika Pleural drainase; darah dan pus minimal (= 1500 ml

Terapi Penggantian volume darah dilakukkan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura

Insersi chest tube no. 38 pada ics V-VI, anterior linea midaksillaris

Indikasi thorakotomi

Cara pemsangan chest tube

Secara umum, chest tube dimasukkan ke pleural space dengan 4 metode : Tube thoracostomy dengan guidewire dengan dilator

Tube thoracostomy dengan trokar

Operative tube thoracostomy

Tube thoracoscopy

Jika chest tube diapasang untuk mengalirkan darah, pus, atau cairan lainnya dari pleural space, pasien sebaiknya didudukkan ketika dipasang tube untuk menjamin diafragma pada posisi yang paling bergantung dan cairan terkumpul di dada bagian bawah.

Pada pneumothorax, pasien sebaiknya berbaring terlentang jika chest tube dipasang di anterior, dan sebaiknya pada posisi decubitus jika pasang tube di linea axilaris.1. Guidewire tube thoracostomy

a. Buat incisi kecil sedikit lebih besar dari diameter chest tube

b. Masukkan aboket 18 ke pleural space

c. Masukkan wire ke rongga pleura

d. Dengan guidewire di tempat, tract dilebarkan dengan dilator melalui guidewire

e. Masukkan chest tube melalui guidewire

f. Guidewire dan chest tube dilator dicabut

g. Tube difiksasi

2. Trocar tube thoracostomy

a. Kurang direkomendasikan

b. Dilakukan incisi 2-4 cm parallel dengan batas atas costae, melalui kulit dengan jaringan subkutis setelah dianestesi local.

c. Insersi trokar ke rongga pleura

d. Insersi chest tube melalui trocar

3. Operative tube thoracostomy

a. Pasang IVFD dengan caliber besar, monitor vital signs

b. Tentukan tempat insersi, biasanya setinggi ICS 5-6, anterior linea midaksilaris pada area yang terkena

c. Aseptic antiseptik

d. Batasi sekitar insersi dengan doek steril

e. Dilakukan anestesi local di kulit dan periosteum costae

f. Insisi transversal 2-3 cm pada tempat yang ditentukan dan diseksi tumpul melalui jaringan subkutan, tepat di atas iga

g. Tusuk pleura parietal dengan ujung klem dan masukkan jari ke tempat insici untuk mencegah melukai organ lain dan untuk melepaskan perlekatan, bekuan darah, dll

h. Klem ujung proksimal tube thoracostomy dan dorong tube ke dalam rongga pleura sesuai panjang yang diinginkan

i. Sambung ujung tube ke WSD

j. Fiksasi tube pada dinding dada dengan benang yang besark. Tutup dengan kain kasa lalu plester

l. RO thorax

Komplikasi

Laserasi intrathorax/ organ abdomen, dapat dicegah dengan teknik memasukkan jari sebelum dilakukan insersi tube Empyema

Kerusakan syaraf, arteri, vena interkostalis Posisi tube yang keliru

Pneumothorax persisten e.c

Kebocoran primer yang besar

Kebocoran di kulit sekirar chest tube

WSD bocor

Empyema subcutis

Reaksi alergi obat anestesi

Pneumothorax

Paru gagal mengembang e.c. ada plak bronchusKapan chest tube di remove

1. Pneumothorax

a. Di remove jika paru-paru mengembang

b. Tidak ada kebocoran udara

2. Hemothorax dan empyema

a. Pleural drainage; darah & pus minimal ( 1500 ml di dalam rongga pleura

Sering disebabkan luka tembus yang merusak pembuluh darah sistemik atau pembuluh darah hillus paru

Dapat juga disebabkan trauma tumpul

Luka tembus thorax di daerah anterior medial dari garis putting susu dan luka di daerah posterior, medial dari scapula ( mungkin melukai pembuluh darah besar, struktur hillus dan jantung

D/

Syok

Suara nafas menghilang

Perkusi pekak pada hemithorax yang mengalami trauma

Th/

Penggantian volume darah dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura

Chest tube no. 38 ICS V, anterior line midaxillaris

Daerah inisial >1500 ml ( thoracostomy

Produksi 200 cc/jam selama 2-4 jam ( thoracostomy

Luka Tembus Jantung

Evans ( Prinsip-prinsip dasar penanganan luka tembus jantung, sbb : Diagnosis cepat

Atasi tamponade pericardium

Control perdarahan dengan menutup lubang pada jantung

Transfuse darah untuk mengganti darah yang hilang

Diagnosis

Ada luka tembus dinding dada pada daerah jantung

Tamponade pericardium akut

Kehilangan banyak darah secara cepat ( syok

Lokasi yang dicurigai daerah prekordial dengan batas-batas

Batas atas : ICS III kiri

Batas bawah : aarcus costa kiri

Batas kiri : linea midclavicula kiri

Batas kanan : linea parasternal kanan

Tanda klasik tamponade jantung ( Trias Beck : Hipotensi

Distensi vena leher

Bunyi jantung yang melemah atau menjauh

Penderita dengan dugaan luka tembus jantung, tanda vital dan atau kehidupan tidak ada tetapi masih hangat, dilakukan emergency room thoracostomy (ERT) ( resusitasi

Penting pada kasus ini :

Tunda semua pemeriksaan tambahan

Tidak dianjurkan pericardiosentesis sebagai tindakan diagnostic dan atau terapeutik

Dianjurkan untuk melakukan subxyphoid pericardial window dengan local anesthesia untuk mengatasi tamponade dan juga sebagai diagnostic, sementara tindakan operasi dipersiapkan

De genare va ( rata-rata waktunya 21 menit.Ro. Thorax ( syarat ( memenuhi?

ED ( soft tissue tekhnik, berapa vertebrae yang boleh terlihat max?

( Vertebrae thorakal IV ( ada carina